b. Faring
udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga hidung masuk ke faring.
Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan
mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara
dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring)
pada bagian belakang.
c. Laring
Dari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut
juga laring. Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk
jakun. Jakun tersebut tersusun oleh tulang lidah, katup tulang rawan, perisai
tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.
Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan
(epiglotis). Jika udara menuju tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah, dan
ketemu dengan katup pangkal tenggorokan sehingga membuka jalan udara ke
tenggorokan. Saat menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal
tenggorokan dan saat bernapas katup tersebut akan membuka.
Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara
melaluinya. Misalnya saja saat kita berbicara.
d. Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher
dan sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi
oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
e. Bronkus
Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak
bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada
kiri. Karena strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan
benda asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan
seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis.
Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi
sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih
banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan
mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini
akan tersumbat oleh lendir. Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 20–25
kali percabangan membentuk bronkiolus. Pada ujung bronkiolus inilah tersusun
alveolus yang berbentuk seperti buah anggur.
f. Paru-paru
Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-
paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas
sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga
dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan
paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir yang berukuran lebih
besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura.
Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil
yang disebut alveolus. Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta
buah. Adanya alveolus ini menjadikan permukaan paru-paru lebih luas.
Diperkirakan, luas permukaan paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-
paru memiliki luas permukaan sekitar 100 kali lebih luas daripada luas
permukaan tubuh.
Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada
alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menem bus dinding kapiler
darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah
dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga
terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke
seluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan
sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan
untuk oksidasi.
Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah
melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2
menembus dinding pembuluh darah dan din ding
alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk
dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus.
1. Pernafasan Dada
Apabila kita menghirup dan menghempaskan udara menggunakan
pernapasan dada, otot yang digunakan yaitu otot antartulang rusuk. Otot ini
terbagi dalam dua bentuk, yakni otot antartulang rusuk luar dan otot antartulang
rusuk dalam.
Saat terjadi inspirasi, otot antartulang rusuk luar berkontraksi, sehingga
tulang rusuk menjadi terangkat. Akibatnya, volume rongga dada membesar.
Membesarnya volume rongga dada menjadikan tekanan udara dalam rongga
dada menjadi kecil/berkurang, padahal tekanan udara bebas tetap. Dengan
demikian, udara bebas akan mengalir menuju paru-paru melewati saluran
pernapasan.
Sementara saat terjadi ekspirasi, otot antartulang rusuk dalam berkontraksi
(mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi
semula. Akibatnya, rongga dada mengecil. Oleh karena rongga dada mengecil,
tekanan dalam rongga dada menjadi
meningkat, sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara
yang berada dalam rongga paru-paru menjadi terdorong keluar.
2. Pernafasan Perut
Pada proses pernapasan ini, fase inspirasi terjadi apabila otot diafragma (sekat
rongga dada) mendatar dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan
udara di dalam rongga dada lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara
masuk. Adapun fase ekspirasi terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut
(berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar. Akibatnya udara dari
dalam terdorong ke luar.
a. Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk
ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan
diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung
karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan
pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian
besar CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3) . Dengan bantuan
enzim karbonat anhidrase, karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit
dalam darah akan segera berdifusi keluar. Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut.
Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan HHb) melepaskan
ion-ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas.
Kemudian, hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi
oksihemoglobin (disingkat HbO2).
Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena adaperbedaan
tekanan parsial antara udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial
membuat konsentrasi oksigen dan karbondioksida pada darah dan udara
berbeda.
Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan
parsial oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen
pada udara lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena
itu, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru.
Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar
dibandingkan tekanan parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi
karbondioksida pada darah akan lebih kecil di bandingkan konsentrasi
karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida pada darah berdifusi
menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.
b. Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada
pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran
oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi
seluler.
Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan
lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan
digunakan dalam proses metabolisme sel. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut.
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses
difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen
dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen
dalam cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam
darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh
karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada
cairan jaringan. Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel
tubuh berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah,
sebagian kecilnya akan berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi
hemoglobin (HbCO2). Reaksinya sebagai berikut.
Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma
darah dan bergabung dengan air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim
anhidrase, asam karbonat akan segera terurai menjadi dua ion, yakni ion
hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO- Persamaan reaksinya sebagai berikut.
CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh
paru-paru, akan tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion
bikarbonat yang tetap berada dalam darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah
berfungsi sebagai bu. er atau larutan penyangga.\ Lebih tepatnya, ion tersebut
berperan penting dalam menjaga stabilitas pH (derajat keasaman) darah.
(fino)
Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih
kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara
tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa
ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
karbon dioksida keluar.
Hidung
1. Lubang hidung
2. Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
3. Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan
media dan diantara concha media dan inferior
4. Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
5. Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior.
Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui
appertura nasalis posterior.
Faring (tekak)
Laring (tenggorok)
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula
tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas
esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1. cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2
cartilago arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os.
Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica
vokalis
Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai
jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat
melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil
tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.
Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os
hyoideum.
Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas bawah dengan cartilago
cricoidea.
Epiglottis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah.
Epiglottis ini melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum.
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju
cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring
Cartilago cricoidea
Cartilago arytenoidea
Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago
cricoidea. Plica vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid
yang menonjol kedepan
Membrana mukosa
Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel
silinder yang bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
Plica vokalis
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas
ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam
cartilago thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian
belakang.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica
vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.
Otot
Respirasi
Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara
dapat keluar-masuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.
Fonasi
Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang
dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan
resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.
Gambaran klinis
Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm.
trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan
dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut
manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata
torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).
Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang
rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran
disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
Bronchus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira
vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan
dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan
kesamping ke arah tampuk paru.
Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang
kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang
utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri
pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus
atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris
dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus
menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi
bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung
alveoli (kantong udara).
Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus
tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos
sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai
tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi
utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus
alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut
lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali
percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan
oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
Paru-Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru
memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4. dan basis terletak pada diafragma
Paru-paru juga dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di
dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi.
Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior
sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap
lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe,
arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga
mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran
gas.
Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Pernapasan/Respirasi Manusia
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami
gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu
seperti :
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
a. Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis
disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan
asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran
pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
b. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
d. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang
mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut
untuk bernapas.
e. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau
disebut pleura.
f. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
a. Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia
yang menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.
b. Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil
yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
c. Masuknya air ke alveolus.
3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
a. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
b. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga
menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
VENTILASI ALVEOLAR
Hal yang sangat penting dari sistem ventilasi pulmonal adalah untuk
memperbarui udara di arkade pertukaran di paru secara kontinu. Area ini
termasuk alveoli, alveolar sacs, duktus alveolar, dan bronkiolus respiratorik.
Ukuran dimana udara baru mencapai area ini dinamakan ventilasi alveolar.
Anehnya, selama respirasi normal, volume udara di udara tidal hanya cukup
untuk mengisi jalur turun respiratorik sampai bronkiolus terminal, dengan hanya
porsi kecil dari udara inspirasi yang benar-benar mengalir ke alveoli. Meskipun
demikian, bagaimana udara bergerak melewati jarak kecil dari bronkiolus
terminal ke dalam alveoli? Jawabannya adalah dengan difusi. Difusi disebabkan
oleh pergerakan kinetik molekul, setiap molekul gas bergerak pada kecepatan
tinggi diantara molekul lain. Kecepatan pergerakan molekul pada udara
respiratorik sangat hebat dan jaraknya sanagt pendek dari bronkiolus terminal
ke alveoli dimana gas bergerak melewati jarak ini hanya dalam hitungan fraksi
detik.1
KONTROL PERNAPASAN
Pusat pernapasan di batang otak menentukan pola bernapas ritmis
Bernapas harus berlangsung dalam pola siklik dan kontinu. Pola ritmis bernapas
diciptakan oleh aktivitas saraf siklis ke otot-otot pernapasan. Dengan kata lain,
aktivitas pemacu yang menciptakan ritmisitas bernapas terletak di pusat kontrol
pernapasan di otak. Persarafan ke sistem pernapasan merupakan kebutuhan
mutlak untuk mempertahankan pernapasan dan untuk secara refleks
menyesuaikan tingkat ventilasi untuk memenuhi kebutuhan penyerapan O2 dan
pengeluaran CO2 yang terus berubah-ubah. Aktivitas pernapasan juga dapat
dimodifikasi secara sengaja untuk berbicara, bernyanyi, bersiul, memainkan
instrumen tiup, atau menahan napas ketika berenang.2
Kontrol saraf atas pernapasan melibatkan 3 komponen terpisah, yaitu:2
1. Faktor-faktor yang bertanggung jawab untuk menghasilkan irama
inspirasi/ekspirasi bergantian
2. Faktor-faktor yang mengatur kekuatan ventilasi (kecepatan dan kedalaman
bernapas) agar sesuai dengan kebutuhan tubuh
3. Faktor-faktor yang memodifikasi aktivitas pernapasan untuk memenuhi
tujuan lain. Modifikasi ini dapat bersifat volunter, misalnya kontrol pernapasan
saat berbicara, atau involunter, misalnya manuver pernapasan yang terjadi pada
saat batuk atau bersin.
Pusat kontrol pernapasan yang terletak di batang otak bertanggung jawab untuk
menghasilkan pola bernapas yang berirama. Pusat kontrol pernapasan primer,
pusat pernapasan medulla (medullary respiratory center), terdiri dari beberapa
agregat badan sel saraf di dalam medulla yang menghasilkan keluaran ke otot
pernapasan. Selain itu, terdapat dua pusat pernapasan lain yang lebih tinggi di
batang otak, di pons, yaitu pusat apnustik dan pusat pneumotaksik. Pusat-pusat
di pons ini mempengaruhi keluaran dari pusat pernapasan medula. Bagaimana
pastinya berbagai daerah ini berinteraksi untuk menciptakan ritmisitas bernapas
masih belum jelas, tetapi faktor-faktor berikut diduga berperan.2
Volume paru-paru bagian kiri terdiri atas 4 volume yang berbeda dan bila
dijumlahkan semuanya sama dengan volume maksimum paru-paru yang masih
dapat diharapkan
1.Volume tidal (tidal volume = TV)
adalah volume udara pada waktu inspirasi atau ekspirasi normal, dan
volumenya kira-kira 500 ml.
4. Volume residu (residual volume = RV) adalah volume udara yang masih
tinggal di dalam paru-paru setelah melakukan respirasi maksimum. Volume
residu ini rata-rata 1200 ml.
Kapasitas paru-paru sebagai berikut:
1.Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity/IC) = volume tidal (TV) + volume
cadangan inspirasi (IRV).
Ini adalah sejumlah udara (kira-kira 3500 ml) yang berarti seseorang bernafas
mulai dengan tingkat ekspirasi normal dan memperbesar paru-parunya hingga
maksimum.