Anda di halaman 1dari 8

RESPIRATORY SISTEM

Disususn Oleh :

Nabila Septa Kirana (2211011154)

Dosen Pengampu :

Ns. Luh Titi Handayani S.kep

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI S1-KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2022
A. ANATOMI
Letak anatomi tubuh manusia :
 Anterior : Depan
 Medial : Tengah
 Superior : Atas
 Dextra : Kanan
 Ventra : Bagian depan
 Interna : Dalam
 Proximal : Pangkal
 Central : Pusat
 Parietal : Lapisan luar
 Superfisial : Dangkal
 Horizontal : Bidang datar
 Transversal : Potingan melintang
 Posterior : Belakang
 Lateral : Samping
 Inferior : Bawah
 Sinistra : Kiri
 Dorsal : Bagian belakang
 Externa : Luar
 Distal : Ujung
 Perifer : Pinggir (tepi)
 Visceral : Lapisan dalam
 Profunda : Dalam
 Vertikal : Bidang tegak
 Longitudinal : Potongan memanjang

B. FISIOLOGI
 Fungsi Respirasi
Sistem respirasi adalah sistem yang memiliki fungsi utama untuk melakukan respirasi dimana
respirasi merupakan proses mengumpulkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Fungsi
utama sistem respirasi adalah untuk memastikan bahwa tubuh mengekstrak oksigen dalam
jumlah yang cukup untuk metabolisme sel dan melepaskan karbondioksida.

 Metabolisme sel
berbagai macam enzim. Metabolisme sel sendiri terdiri dari 2 proses:Metabolisme sel
adalah reaksi-reaksi kimiawi di dalam sel yang terjadi untuk menjaga agar sel tersebut
tetap hidup. Berlangsungnya metabolisme di dalam sel diatur oleh
1. Anabolisme, yaitu proses penyusunan molekul-molekul kompleks yang esensial
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan sel. Proses ini adalah proses yang
membutuhkan energi.
2. Katabolisme, yaitu proses pembongkaran molekul-molekul kompleks menjadi
molekul yang lebih sederhana. Proses ini akan menghasilkan energi yang dibutuhkan
untuk menunjang terjadinya anabolisme

C. Organ Penyusun Sistem Pernapasan


Sistem pernafasan dibagi menjadi dua yaitu sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan
bawa, untuk sistem pernafasan atas terdiri dari hidung,faring,laring . sedangkan untuk
sistem pernafsan bawah terdiri dari trekea,bronkus dan paru
-paru
1. Hidung
Berfungsi untuk menarik dan menghembuskan napas. Rambut
pada lubang hidung yang kecil dikenal sebagai silia. Rambut
yang digunakan untuk menyaring partikel asing seperti debu
yang hadir pada udara. Mereka melindungi rongga hidung dan
daerah saluran pernapasan lainnya.
2. Faring (Tenggorokan)
Faring berfungsi sebagai jalur masuk udara dan makanan, ruang
resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada
reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing. Tempat
persimpangan antara saluran pernapasan pada bagian depan dan
saluran pencernaan pada bagian belakang.
3. Laring (Pangkal Tenggorokan)
Organ ini adalah saluran pernapasan yang membawa udara menuju ke trakea.
Fungsi utamanya adalah untuk melindungi saluran pernapasan di bawahnya
dengan cara menutup serta cepat pada stimulasi mekanik. Sehingga mencegah
masuknya benda asing ke dalam saluran napas.
Organ Penyusun Sistem Pernafasan Manusia
4. Trakea
Hal ini juga disebut dengan tenggorokan. Trakea memiliki panjang sekitar 10-12
cm dengan lebar 2 cm. Dindingnya tersusun dari cincin-cincin tulang rawan yang
terdiri dari epitelium bersilia. Fungsi silia pada dinding trakea adalah menyaring
benda-benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
5. Bronkus
Pada bagian paling dasar dari trakea, trakea bercabang menjadi dua. Percabangan
trakea disebut dengan bronkus. Struktur bronkus hampir sama dengan trakea,
tetapi lebih sempit. Bentuk tulang rawan bronkus tidak teratur. Bronkiolus
Jawaban jelaskan organ penyusun sistem pernapasan manusia beserta fungsinya
selanjutnya adalah bronkiolus.
Dalam bagian bronkus terdapat cabang lagi, yaitu bronkiolus. Pada ujung
bronkiolus terdapat gelombang-gelombang yang sangat kecil dan berdinding tipis
yang disebut alveolus. Paru-paru Paru-paru berfungsi menerima oksigen dan
membuang karbon dioksida. Sel darah merah yang hadir dalam darah mengambil
oksigen ke sel-sel tubuh yang mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh yang
membutuhkan oksigen.
6. Paru

Paru-paru merupakan struktur elastis yang dapat mengembang dan mengempis


seperti balon dan mengeluarkan udara di dalamnya melalui trakea ketika tidak ada
gaya untuk menjaganya tetap mengembang. (Guyton, 2006). Paru-paru kanan
memiliki 3 lobus, sedangkan paru-paru kiri memiliki 2 lobus. Paru-paru kiri lebih
kecil, karena jantung membutuhkan ruang yang lebih pada sisi tubuh ini. Lapisan
di sekitar paru-paru disebut pleura, membantu melindungi paruparu dan
memungkinkan mereka untuk bergerak saat bernafas. Batang tenggorokan
(trakea) membawa udara ke dalam paru-paru. Trakea terbagi ke dalam tabung
yang disebut bronkus, yang kemudian terbagi lagi menjadi cabang lebih kecil
yang disebut bronkiol. Pada akhir dari cabang-cabang kecil inilah terdapat
kantung udara kecil yang disebut alveoli. Di bawah paru-paru, terdapat otot
diafragma yang memisahkan dada dari perut (abdomen).

Paru kanan, total 10 segmen


 Lobus superior
 Segmen anterior
 Segmen apical
 Segmen posterior
 Lobus medial
 Segmen medial
 Segmen lateral
 Lobus Inferior
 Segmen anterior basal
 Segmen posterior basal
 Segmen Superior
 Segmen Lateral basal
 Segmen Medial basal
Paru kiri, total 8 segmen
 Lobus superior
 Segmen anterior
 Segmen apico posterior
 Lingula superior
 Lingula inferior
 Lobus Inferior
 Segmen anterior medial basal
 Segmen posterior basal
 Segmen Superior
 Segmen Lateral basal

D. Proses utama dalam sistem respirasi


Terdapat empat proses utama dalam proses respirasi ini yatu:
 Ventilasi pulmonar – bagaimana udara masuk dan keluar di paru.
 Respirasi eksternal – bagaimana oksigen berdifusidari paru ke sirkulasi darah dan
karbondioksida berdifusi dari darah ke paru.
 Transpot gas – bagaimana oksigen dan karbondioksida idbawa dari paru ke
jaringan tubuh atau sebaliknya .
 Respirasi internal – bagaimana oksigen dikirim ke sel tubuh dan karbondioksidadi
ambil dari sel tubuh .
E. Jenis dan mekanisme pernapasan
a.Pernafasan dada Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar
tulang rusuk. Otot tulangrusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk
luar yang berperandalammengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam
yang berfungsi menurunkanataumengembalikan tulang rusuk ke posisi semula.
 Bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat
sehingga volume dada bertanbah besar. Bertambahbesarnya akan menybabkan
tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari pada tekananronggadada luar. Karena
tekanan uada kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalirdari luar
tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses ’inspirasi’
 Sedangkan pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam,
tulangrusukkembali ke posisi semuladan menyebabkan tekanan udara
didalamtubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga
dada, dan aliran udara terdorongkeluar tubuh, proses ini disebut ’espirasi’.
b. Pernafasan perut Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma
dan otot dindingrongga perut.
 Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal itu
menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya
semakinkecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-
paru, sehingga udaramengalir masuk ke paru- paru(inspirasi).
 Otot perut relaksasi ,diafragma melengkung rongga dada mengecil ,paru-paru
mengempis tekanan besar,volume mengecil dan udara keluar.

F. Frekuensi dan gangguan pernafasan


 Frekuensi pernapasan
a) Bayi (0-1 tahun): 30-60 napas per menit.
b) Batita (1-3 tahun): 24-40 napas per menit.
c) Anak usia prasekolah (3-6 tahun): 22-34 napas per menit.
d) Anak usia sekolah (6-12 tahun): 18-30 napas per menit.
e) Remaja (12-18 tahun): 12-16 napas per menit.
f) Dewasa (19-59 tahun): 12-20 napas per menit.
g) Lansia (usia 60 tahun ke atas): 28 napas per menit.
 Gangguan pernapasan
1. Flu
Flu adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza. Penyakit ini dapat
menyerang sistem pernapasan Anda, termasuk hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Bagi kebanyakan orang, flu dianggap sebagai penyakit yang ringan. Gejalanya bisa
menghilang sendiri dalam beberapa hari. Namun, terkadang flu juga bisa menimbulkan
kondisi yang serius, terutama pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah.Penularan flu sangat mudah terjadi. Virus influenza menyebar melalui udara dan
dapat menginfeksi bila Anda menghirup percikan cairan dari orang sakit yang batuk atau
bersin.

2. Asma

Asma termasuk salah satu gangguan pernapasan yang paling umum. Menurut data Badan
Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2019, terhitung sekitar 262 juta orang di seluruh dunia
memiliki penyakit asma.Pengidap asma kerap mengalami gejala berupa sesak napas atau
mengeluarkan suara napas yang nyaring (mengi). Ada pula serangan asma yang disebut
eksaserbasi atau flare up. Ini merupakan kondisi ketika serangan asma tidak terkontrol.

Asma bersifat kronis, yang artinya penyakit ini tidak akan menghilang. Belum ada obat
yang bisa menyembuhkan asma. Oleh karena itu, pasien membutuhkan penanganan
medis yang berkelanjutan supaya gejala asma tetap terkendali.

3. Tuberkulosis (TB)

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis. Serupa dengan flu, seseorang bisa
tertular TB bila menghirup udara yang mengandung percikan batuk atau bersin orang-
orang yang terinfeksi.Meski demikian, penularan TB tidaklah semudah itu. Butuh kontak
yang lama dan dekat dengan pasien sampai Anda turut terinfeksi. Terkadang, bakteri juga
bisa menginfeksi tanpa menimbulkan gejala. Kondisi ini disebut TB laten.

Terlepas dari fakta tersebut, tuberkulosis bisa menjadi gangguan pernapasan yang
berbahaya. Menurut Kementerian Kesehatan RI, penyakit ini bahkan diperkirakan telah
menyebabkan 93 ribu kematian per tahunnya di Indonesia.

4. Pneumonia
Gangguan pernapasan ini berupa infeksi yang membuat kantong udara di paru-paru terisi
oleh nanah atau cairan. Karena kondisi ini, pasien mengalami berbagai gejala seperti
batuk berdahak atau bernanah, demam, menggigil, dan sesak napas.Pneumonia dapat
mengancam jiwa, terutama pada bayi dan anak kecil, lansia di atas 65 tahun, dan orang-
orang dengan kekebalan tubuh yang lemah.
Berdasarkan penyebabnya, terdapat beberapa jenis pneumonia, yakni pneumonia bakteri,
pneumonia virus, pneumonia mikoplasma, dan pneumonia fungal.

5. PPOK
PPOK (penyakit paru obstruktif kronis) merupakan penyakit radang paru-paru kronis
yang menyebabkan terhambatnya aliran udara dari paru-paru. Jenis penyakitnya yang
paling umum adalah emfisema dan bronkitis kronis.
Kemunculan gejala PPOK terjadi secara progresif. Pada awal kemunculan penyakit,
pasien mungkin tidak merasakan gejala apa pun. Gejalanya baru mengganggu jika
penyakitnya sudah berada lama di tubuh Anda.
Beberapa gejala yang akan muncul antara lain batuk kronis, batuk berdahak, sesak napas,
mengi, dan kelelahan.
 Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernafasan
o Usia
Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah usia. Menurut Charilaos
Chorpiliadis dan Abhishek Bhardwaj dalam jurnal Physiologi: Respiratory Rate (2021), anak-
anak memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Makin muda
usia seseorang, maka makin tinggi frekuensi pernapasannya. Misalnya, seorang anak
berusia satu tahun memiliki frekuensi pernapasan sekitar 24 hingga 40 napas per menit (dua
kali lipa frekuensi pernapasan dewasa yang normal).

o Jenis kelamin
Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan selanjutnya adalah jenis kelamin.
Perbedaan frekuensi pernapasan laki-laki dan perempuan disebabkan laki-laki memiliki
kapasitas paru-paru yang lebih besar dari perempuan. Hal tersebut menyebabkan laki-laki
menghirup lebih banyak volume udara daripada perempuan. Namun, perempuan memiliki
frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada laki-laki.

o Suhu tubuh
Suhu tubuh yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan pernapasan. Hal tersebut
dikarenakan tubuh mencoba untuk mendinginkan diri.

o Penyakit

Penyakit juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan. Beberapa
pernyakit menurunkan frekuensi pernapasan, namun beberapa lainnya menaikkan frekuensi
pernapasan. Penyakit seperti cedera kepala, penyumbatan saluran pernapasan, apnea tidur,
masalah metabolisme, stroke dapat menurunkan frekuensi pernapasan. Adapun penyakit
seperti demam, dehidrasi, serangan panik, efusi pleura, radang paru-paru, kelainan jantung,
infeksi saluran pernapasan, dan keracunan karbon monoksida dapat meningkatkan
frekuensi pernapasan.

o Posisi tubuh
Dilansir dari Biology Libretexts, paru-paru sangat rentan terhadap perubahan besar dan
arah gaya gravitasi. Akibatnya, posisi tubuh seseorang akan memengaruhi frekuensi
penapasan yang dilakukan paru-paru. Misalnya, posisi berdiri akan menaikkan frekuensi
pernapasan. Sedangkan, posisi berbaring akan menurunkan frekuensi pernapasan.

o Keadaan emosi
Keadaan emosi seseorang juga dapat memengaruhi frekuensi pernapasannya. Keadaan
emosi seperti takut, cemas, dan marah dapat meningkatkan frekuensi pernapasan.
Perasaan senang yang besar juga dapat menaikkan hormon adrenalin dan memicu
peningkatan frekuensi pernapasan.

 Penyebab frekuensi napas kurang dari normal


1. Konsumsi alkohol berlebihan
2. Mengonsumsi obat obata terlaran
3. Cedera otak
4. Apnea tidur
5. Hipotirodisme
 Penyebab frekuensi napas lebih dari normal
1. Demam
2. Asma
3. Dehidrasi
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Infeksi
6. Hiperventilasi
7. Asidosis
8. Overdosis obat
9. Ganggguan pru lainnya

Anda mungkin juga menyukai