Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan
kemudahan dalam membuat dan menyelesaikan makalah anatomi kepala dan leher “Sistem
Pernapasan” tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebagaimana mestinya. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan berkontribusi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
mohon kritik dan saran dari pembaca yang membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang baik dan benar. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca.
1
Daftar Isi
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Bernafas merupakan salah satu dari ciri makhluk hidup. Makhluk hidup
bernafas dengan memasukkan udara beroksigen ke dalam paru-paru dan
mengeluarkan karbondioksida dari paru-paru. Jumlah pengambilan nafas antara
bayi, anak-anak, dan orang dewasa berbeda-beda. Biasanya anak-anak cenderung
memiliki pernafasan yang lebih cepat. Kalau bayi yang baru lahir lebih sering
bernafas dengan jumlah sekitar 30 hingga 60 kali permenit. Sedangkan orang
dewasa umumnya bernafas sekitar 12-20 kali permenit Artinya rata-rata manusia
bernafas sekitar 17 ribu samapi 30 ribu kali perhari dan terjadi secara terus
menerus. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan, maka akan semakin banyak
pula pengambilan nafas yang dilakukan.
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh sangat dibutuhkan oleh setiap sel-sel
dalam tubuh dalam menunjang keberlangsungan hidup dan untuk mengahasilkan
energi bagi manusia. Proses pernafasan tentu saja didukung dengan sistem
pernafasan yang terdiri dari beberapa organ.
1.3 Tujuan
Tujuan yang diperoleh dalam mempelajari sistem pernapasan antara lain:
3
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Menyediakan permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan sistem aliran darah.
2. Sebagai jalur keluar masuknya udara dari luar ke paru-paru.
3. Melindungi permukaan respirasi dari dehidrasi, perubahan temperatur dan berbagai
keadaan lingkungan yang merugikan atau melindungi sistem respirasi itu sendiri dan
jaringan lain dari patogen.
4. Sumber produksi suara termasuk untuk berbicara, menyanyi, daan bentuk komunikasi
lainnya.
5. Memfasilitasi deteksi stimulus olfactory dengan adanya reseptor olfactory di superior
portion pada rongga hidung.
2.4.1 Hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga
berperan dalam resonansi suara.
Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang lubang didepan untuk masuk
udara, disebut nares; dan sepasang lubang di belakang untuk menyalurkan udara yang
dihirup masuk ke tenggorokan, disebut choanae. Rongga hidung sepasang kiri kanan,
dibatasi di tengah oleh sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang.
Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di depan
terdiri dari tulang langit-langit, di belakang berupa langit-langit lunak. Atap juga
ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap dinding
ada tiga tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae.
2.4.2 Faring
Faring adalah saluran berbentuk seperti tabung kerucut yang dimulai dari
bagian belakang hidung dan rongga mulut sampai dengan bagian sebelum
trakea( batang tenggorokan ) dan esophagus ( tabung yang terhubung ke lambung).
5
Bagian faring semakin menyempit dari awal ke akhir sehingga menyerupai corong.
Faring umumnya memiliki panjang sekitar 12-15cm.
Dalam sistem pencernaan,faring berfungsi sebagai penyalur makanan dari
mulut ke kerongkongan. Ketika makanan didorong ke belakang oleh lidah, maka
saluran pernapasan akan menutup dan makanan akan masuk ke kerongkongan.
Dalam sistem pernapasan,faring berfungsi sebagai penyaring,pengatur tekanan
dan juga dapat mengatur kelembaban udara yang masuk. Udara ini akan diteruskan ke
batang tenggorokan (trakea).
Dalam proses pengeluaran suara,faring yang merupakan jalur masuknya udara
dapat berperan signifikan. Udara harus terlebih dahulu melewati faring kemudian
laring, barulah udara tersebut menggetarkan pita suara sehingga kita dapat berbicara.
Faring juga dapat mengatur tekanan udara di telinga. Pada bagian awal faring
terdapat saluran yang berhubungan langsung dengan telinga yang disebut tuba
eustachius. Saluran ini berfungsi untuk mengatur tekanan udara antara lingkungan
luar tubuh dengan lingkungan dalam telinga.
A. Bagian-Bagian Faring
1. Nasofaring
Nasofaring adalah bagian faring yang terletak pada bagian
belakang rongga hidung dan merupakan satu – satunya bagian faring yang
hanya dapat dilalui oleh udara saja. Nasofaring memiliku ukuran lebar dan
panjang masing – masing berkisar antara 2 – 4 cm.
Pada nasofaring terdapat 2 struktur penting lainnya yaitu :
a. Tuba Eustachius,
6
Struktur yang menghubungkan telinga tengah dengan
nasofaring dan berfungsi untuk mengatur tekanan udara antara
lingkungan luar tubuh dengan bagian telinga. Tabung ini hanya akan
terbuka ketika menelan, bersin, menguap, atau menggerakkan rahang
pada posisi tertentu
b. Tonsil Adenoid (Faringeal)
Merupakan massa berlobus berupa jaringan limfoid yang
terletak di bagian langit-langit mulut dan berfungsi untuk melawan
bakteri atau organisme berbahaya masuk melalui hidung dan
mulut,serta dapat menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi.
2. Orofaring
Terletak di belakang rongga mulut serta dapat dilewati udara dan
makanan sehingga berperan dalam sistem pernapasan dan sistem
pencernaan. Selain itu orofaring memiliki klep yang berfungsi mengatur
makanan agar tidak masuk ke saluran pernapasan yang disebut epiglotis.
Pada bagian dinding lateral (kiri dan kanan) terdapat tonsil palatina yang
merupakan massa jaringan limfatik dan berfungsi untuk melindungi dari
infeksi.
3. Laringofaring
Laringofaring adalah bagian paling akhir dari faring. Bagian ini
juga dapat dilewati oleh udara dan makanan. Laringofaring dilapisi oleh
sel epitel skuamosa berlapis. Laringofaring sering juga disebut dengan
hipofaring. Laringofaring merupakan tempat pertemuan antara saluran
pernapasan dengan saluran pencernaan.
A. Fungsi Trakea:
7
Jaringan epitel yang melapisi pada bagian dalam trakea
menghasilkan lendir yang mampu menangkap debu dan partikel kecil.
Epitel ini juga bersilia. Fungsi silia yaitu untuk mendorong benda asing
supaya bisa keluar dari trakea berupa dahak dan masuk ke sistem
pencernaan atau keluar dari mulut.
2.4.4 Laring
1. Epiglotis
Merupakan salah satu bagian dari laring yang menjulur ke arah faring.
Epiglotis tersusun dari tulang rawan yang elastis, dengan sel-sel pipih dan
silindris, dan berbatasan dengan trakea.
2. Pita Suara
Merupakan bagian dari laring yang tersusun dari tulang rawan hialin
yang berada di bawah epiglotis. Ligamen vokal tersusun dari jalinan serat
elastin dan tegangannya diatur oleh otot lurik. Ketika udara melewati
tegangan ligamen, terbentuklah getaran yang akhirnya menghasilkan
suara. Pita suara terdiri dari dua bagian, yaitu:
8
b. Pita suara asli, sedangkan pita suara sejati, yang dapat memproduksi
suara, terbentuk oleh pasangan tulang bagian bawah.
A. Fungsi Laring
1. Menghasilkan Suara
Dalam laring terdapat pita suara yang berperan utama dalam
pembentukan suara manusia. Untuk menghasilkan suara, ada beberapa
organ yang terlibat. Alat-alat pernapasan pada manusia yang terlibat dalam
produksi suara adalah: paru-paru, faring, laring, tenggorokan, rongga
hidung dan rongga mulut.
Proses pembentukan suara harus meliputi tiga hal berikut, yaitu:
a. Sumber Suara
Sumber suara berasal dari udara yang dihembuskan. Saat kita
menghirup udara, tulang rusuk dan fungsi diafragma bagian bawah
mengembang dan mendorong udara tersebut masuk ke paru-paru. Saat
kita mengembuskan napas, udara keluar dari paru-paru dan
menciptakan aliran udara di trakea. Aliran udara tersebut
menggetarkan berkas-berkas ligamen pada pita suara dalam laring.
Getaran berkas-berkas ligamen tersebut menghasilkan suara atau
bunyi. Semakin kuat udara yang dihembuskan dari paru-paru, maka
semakin keras pula suara yang dihasilkan. Jadi jika kita ingin
mendapatkan suara yang keras, maka kita harus menarik napas
sedalam-dalamnya dan mendorongnya dengan kuat. Bernapas dengan
baik juga akan menghasilkan suara yang stabil dan cukup kuat.
b. Vibrator
Pita suara, terdiri dari berkas-berkas ligamen yang elastis. Pita
suara terletak di dalam faring yang membuka saat bernafas dan tertutup
saat menelan dan proses pembuatan suara. Saat kita memproduksi
suara, aliran udara melewati pita suara dan menggetarkan berkas-
berkas ligamen yang cukup elastis. Pita suara ini bergetar sangat cepat
antara 100 – 1000 kali per detik, bergantung pada nada yang akan kita
keluarkan. Nada yang dihasilakn ditentukan oleh seberapa panjang dan
seberapa tegang pita suara, yang dikontrol oleh otot-otot pada laring.
(Baca juga : cara kerja paru-paru)
c. Resonator
Suara yang dihasilkan pita suara itu sendiri adalah berupa
dengungan, hampir seperti suara yang dihasilkan oleh mulut terompet,
tak bernada. Organ tubuh yang berperan penting dalam pembentukan
suara adalah tenggorokan, hidung, dan mulut, yang merupakan bagian
dari sistem resonansi suara. Suara yang dihasilkan getaran pita suara
berbeda tergantung bentuk resonatornya, yang menjadikan suara
manusia berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Jika kita sehat,
9
maka ketiga hal tersebut di atas akan bekerja secara harmonis sehingga
dapat menghasilkan suara saat berbicara dan bernyanyi tanpa
hambatan. (Baca juga: bagian-bagian lidah)
Epligotis membuka saat kita bernapas. Saat kita makan dan minum,
epligotis menutup trakea sehingga makanan dan minuman tidak masuk ke
saluran pernapasan. Jika epligotis terbuka atau tidak menutup sempurna
dapat menyebabkan makan dan minuman masuk ke trakea, sehingga
akhirnya kita tersedak. Tersedak merupakan sebuah alarm bahwa ada
benda asing masuk ke dalam saluran pernapasan. Saat tersedak, kita akan
secara refleks berusaha mengeluarkan benda tersebut dengan batuk atau
gerakan reflek lainnya.
10
d. Tidak memberi makanan atau minuman saat anak menangis atau
tertawa.
Jika hal tersebut dilanggar yaitu saat anda sedang makan atau
sedang minum tidak boleh sambil berbicara karena makanan atau
11
minuman yang sedang dimakan akan masuk ke dalam trakea. Hal ini akan
mengakibatkan anda tersedak, tersedak juga merupakan gerakan yang
timbul secara refleks yang sudah diatur yang akan mengeluarkan makanan
atau minuman yang di makan tersebut.
B. Anatomi Laring
1. Jaringan Ikat
Jaringan ikat penyusun laring adalah:
a. Ligamen
Terdiri atas berkas-berkas jaringan ikat padat yang merupakan
penghubung antara otot dan tulang. Berkas-berkas ligamen yang
membentuk pita suara berperan sebagai penghasil nada atau bunyi. Suara
atau bunyi ini dihasilkan oleh getaran yang timbul akibat bertemunya
udara yang keluar masuk laring dengan berkas-berkas ligamen.
b. Tulang rawan
Penyusun laring adalah tulanga rawan hialin. Pada epiglotis, tulang rawan
penyusunnya merupakan tulang rawan yang elastis. Tulang rawan pada
laring berfungsi sebagai pendukung struktur dan fungsi laring.
c. Lamina propia
Merupakan membran basal yang merupakan bagian dari jaringan epitel.
Lamina propia merupakan penghubung antara lapisan epidermis dan
jaringan lainnya. Tulang rawan pada lamina propia merupakan tulang
rawan laringeal.
2. Jaringan Epitel
Jenis epitel penyusun laring bervariasi, yaitu berbentuk tabung dan
bersilia yang banyak terdapat pada lumen laring, dan menghasilkan mukus
atau lendir, sedangkan epitel berbentuk pipih banyak terdapat pada bagian
ujung epiglotis.
3. Jaringan Otot
Jaringan otot penyusun laring adalah otot lurik, yang juga merupakan
penyusun pita suara pada ligamen. Getaran pada jaringan otot ini
menghasilkan suara atau bunyi.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan laring tidak berfungsi dengan
baik. Beberapa gejalanya adalah kesulitan bernafas, suara parau, kehilangan suara,
dan sakit di tenggorokan atau telinga. Gangguan fungsi tersebut adalah sebagai
berikut:
12
a. Laringitis akut adalah peradangan dan pembengkakan pada laring. Hal ini
disebabkan oleh flu dan terlalu banyak berteriak.
d. Ulcers atau luka pada laring akibat penggunaan kateter pada trakea yang
cukup lama.
e. Polip dan nodul merupakan benjolan kecil pada pita suara akibat asap rokok
dan penggunaan suara yang tidak wajar.
f. Kanker laring yang sangat kuat dugaannya terkait dengan seringnya terpapar
asap rokok dan alkohol.
g. Paresis pita suara adalah lemahnya salah satu atau kedua pita suara
i. Laryngomalacia adalah kondisi yang biasanya terjadi pada bayi baru lahir.
Disebabkan oleh luruhnya laring bagian atas karena kurang matangnya tulang
rawan dan menyebabkan hambatan pada saluran pernapasan.
e. Bronkus
Bronkus merupakan saluran pernafasan setelah trakea pada tenggorokan yang
berfungsi sebagai jalan masukknya udara dari hidung untuk disalurkan ke paru-paru.
13
Bronkus yang terdiri dari dua cabang yaitu kanan dan kiri. Cabang dari bronkus
tersebut kemudian bercabang lagi menjadi bronkiolus yaitu bronkus yang lebih kecil.
Bronkus pada bagian sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronkiolus dan
bronkus bagian sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronkiolus. Bronkiolus dengan
cabang-cabang yang lebih kecil akan masuk dalam paru-paru. Bronkus mempunyai
struktur yang tidak berbeda jauh dengan trakea.
Namun, bronkus memiliki dinding yang lebih halus. Umumnya, bronkus
kanan lebih mudah terserang penyakit karena kedudukan bronkus kiri lebih mendatar
daripada bronkus kanan.
A. Fungsi Bronkus
14
udara yang dihirup bebas dari luar tubuh yang kemudian masuk hingga ke
dalam paru-paru mengalami pertukaran udara dalam alveolus.
Alveoli (kumpulan alveolus) merupakan bagian ujung dari bronkiolus
yang lebih kecil dan bagian terkecil dari paru-paru sebagai kantong pertukaran
udara oksigen yang dihirup dari luar tubuh diganti dengan karbon oksida hasil
eksresi sel.
Oksigen kemudian disalurkan ke seluruh tubuh sedangkan karbon
dioksida akan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung maupun mulut.
B. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan ujung dari percabangan bronkus yang sudah tidak mengandung tulang
rawan. Ujung dari bronkiolus merupakan alveolus yaitu berupa kantong gelembung-
gelembug udara yang digunakan sebagai tempat pertukaran udara oksigen yang dihirup
dengan karbon oksida.
15
kemudian dibawa melalui pembuluh kapiler dan dikeluarkan dengan
menghembuskan udara melalui hidung atau mulut.
Bronkiolus mempunyai fungsi utama untuk membantu proses
pernafasan yang terjadi di dalam paru-paru.
C. Fungsi Bronkiolus
f. Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ respirasi (pernapasan) yang berhubungan dengan
sistem pernapasan dan sirkulasi (peredaran darah) dalam tubuh vertebrata yang
bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon
dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas.Paru-
paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi.Untuk anatomi, paru-paru kanan memiliki
tiga bagian (lobus) yang berbeda. Sementara paru-paru bagian kiri memiliki dua
bagian lobus. Berdasarkan hal itu, paru-paru kanan memiliki ukuran dan berat yang
lebih besar dibanding paru-paru kiri.
Manusia mempunyai dua paru-paru — paru-paru kanan dan kiri. Keduanya
terletak di dalam rongga dada. Paru-paru kanan lebih besar daripada yang kiri, karena
paru-paru kiri terletak dekat jantung. Kedua paru-paru beratnya sama-sama sekitar 1,3
kg, tetapi paru-paru kanan lebih berat. Paru-paru termasuk bagian saluran pernapasan
bawah yang dimulai di trakea dan bercabang ke dalam bronkus dan bronkiolus.
Saluran ini menerima udara yang dihirup melalui zona konduksi. Zona konduksi
berakhir di bronkiolus terminal.
16
Pleura merupakan membran tipis berlapis ganda yang melapisi paru-
paru. Lapisan ini mengeluarkan cairan (pleural fluid) yang disebut dengan
cairan serous yang berfungsi untuk melumasi bagian dalam rongga paru agar
tidak mengiritasi paru saat mengembang dan berkontraksi saat bernapas.
2. Bronkus
Bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah
tenggorokan (trakhea) sebelum paru-paru. Sebagai saluran udara, bronkus
memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus. Bagian ini
berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri penyebab penyakit.
3. Bronkiolus
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus yang berfungsi untuk
menyalurkan udara dari bronkus ke alveoli. Fungsi lain dari bonkiolus adalah
mengontrol jumlah udara yang masuk dan keluar ketika proses bernapas
berlangsung.
4. Alveoli
Alveoli merupakan rongga cekung yang dikelilingi oleh kapiler kecil.
Alveoli memiliki peran sebagai tempat oksigen dan karbon dioksida saling
bertukar. Setelah oksigen diserap, darah akan mengalirkan karbon dioksida
menuju alveoli untuk dihembuskan keluar. Karbon dioksida sendiri dianggap
sebagai limbah dalam tubuh. Pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida
tersebut terjadi pada dinding alveoli dan kapiler yang sangat tipis.
5. Jaringan Interstisial Paru
Jaringan interstisial paru, yaitu jaringan diluar saluran udara (bronkus-
bronkhiolus-alveoli) lebih baik lagi jika ada gambarnya, agar lebih mengerti
beda jaringan interstisial dan saluran udara dalam paru.
17
e. Kapasitas vital (vital capacity)
Kapasitas vital adalah volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal
mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya lebih
kurang 3.500 cc (cm3) atau 3.500 mL. Jadi :
kapasitas vital adalah jumlah dari volume tidal + volume cadangan inspirasi +
volume cadangan ekspirasi.
a. ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran
pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA
sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan
lansia.
Sesuai dengan namanya, ISPA akan menimbulkan peradangan pada saluran
pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Kebanyakan ISPA disebabkan
oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus
dan antibiotik.
Walaupun demikian, seseorang perlu waspada dan mengetahui kapan saatnya
perlu berkonsultasi dengan dokter, serta cara mencegah penyakit ini.
Penyebab ISPA
Penyebab ISPA adalah virus atau bakteri, yang mudah sekali menular.
Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak
dengan percikan air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam
percikan liur akan menyebar melalui udara, masuk ke hidung atau mulut orang
lain.
Selain kontak langsung dengan percikan liur penderita, virus juga
dapat menyebar melalui sentuhan dengan benda yang terkontaminasi, atau
berjabat tangan dengan penderita.
18
2. Orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh lemah
Sistem kekebalan tubuh sangat berpengaruh dalam melawan infeksi
virus maupun bakteri. Ketika kekebalan tubuh menurun, maka risiko
terinfeksi akan semakin meningkat. Salah satunya adalah penderita AIDS
atau kanker.
3. Penderita gangguan jantung dan paru-paru
ISPA lebih sering terjadi pada orang yang sudah memiliki penyakit
jantung atau gangguan pada paru-paru sebelumnya.
4. Perokok aktif
Perokok lebih berisiko mengalami gangguan fungsi paru dan saluran
pernapasan, sehingga rentan mengalami ISPA dan cenderung lebih sulit
untuk pulih.
Gejala ISPA
Gejala dari infeksi saluran pernapasan akut berlangsung antara 1-2
minggu. Sebagian besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah
minggu pertama. Gejala tersebut adalah:
Batuk
Bersin
Pilek
Hidung tersumbat
Nyeri tenggorokan
Sesak napas
Demam
Sakit kepala
Nyeri otot
19
Sulit bernapas, bisa terlihat dari tulang iga yang nampak jelas saat
bernapas (retraksi).
Muntah-muntah.
Menjadi malas bermain.
Menjadi lebih diam dibandingkan
Muncul suara bengek saat menghembuskan napas.
Pengobatan ISPA
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ISPA paling sering disebabkan
oleh virus, sehingga akan sembuh sendiri tanpa perlu penanganan khusus.
Beberapa tindakan untuk meredakan gejala dapat dilakukan secara mandiri di
rumah, yaitu dengan:
Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan
dahak, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu
meredakan batuk.
Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit
tenggorokan.
Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan
minyak kayu putih atau mentol untuk meredakan hidung yang
tersumbat
Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan
bantal tambahan, untuk melancarkan pernapasan.
Komplikasi ISPA
Jika infeksi terjadi di paru-paru dan tidak ditangani dengan baik, dapat
terjadi komplikasi yang serius dan dapat berakibat fatal. Komplikasi yang sering
terjadi akibat ISPA adalah gagal napas akibat paru-paru berhenti berfungsi,
peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah, serta gagal jantung.
Pencegahan ISPA
Tindakan pencegahan utama ISPA adalah menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata, untuk
menghindari penularan virus dan bakteri.
Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau batuk.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain.
Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
Olahraga secara teratur.
20
Berhenti merokok.
Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau pneumonia. Diskusikan
dengan dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko dari vaksinasi ini.
b. TB
TBC atau tuberculosis adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis
yang menyerang dan merusak jaringan tubuh manusia. Bakteri tersebut dapat
ditularkan melalui saluran udara. TBC biasanya menyerang paru-paru, namun bisa
juga menyebar ke tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, jantung, dan organ
Manifestasi Klinis
Saat masa inkubasi TBC, penderita biasanya tidak menunjukkan gejala
apapun dan penyakit belum menular. Ketika tuberkulosis sudah berkembang,
gejala-gejala pun mulai terlihat.
Tergantung pada organ mana yang diserang, gejala TBC bisa berupa
batuk yang berlangsung 2 minggu atau lebih, dahak atau batuk darah, sesak
napas, demam atau meriang, berkeringat di malam hari tanpa ada aktivitas
fisik, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, lelah dan lemah.
Penyebab
TBC disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang dapat
menyebar melalui udara. Bakteri ini dapat terhirup jika terjadi kontak dengan
penderita tuberculosis atau melalui udara yang sudah dicemari penyakit TBC
melalui batuk.
Setelah memasuki tubuh, bakteri masih belum aktif melainkan akan
“tidur” selama beberapa waktu. Periode ini disebut masa inkubasi. Karena
bakteri tidak aktif, maka tidak akan ada gejala dan tidak pula menular. Jika
pasien mengikuti tes bakteri MTB, hasilnya akan positif meskipun tidak ada
tanda-tanda sama sekali. Risiko TBC dapat dikurangi secara signifikan jika
terdeteksi dini dalam periode inkubasi.
c. Sinusitis
Sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus
merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam
tulang tengkorak. Sinus terletak di bagian belakang tulang dahi, bagian dalam
struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata. Sinus
menghasilkan lendir atau mukus yang berfungsi untuk menyaring dan
membersihkan bakteri atau partikel lain dalam udara yang dihirup. Selain itu,
sinus juga berfungsi untuk membantu mengendalikan suhu dan kelembapan udara
yang masuk ke paru.
Masih ada banyak orang yang belum bisa membedakan sinusitis dan flu serta
dengan rhinitis. Flu biasanya dimulai dengan sakit tenggorokan, yang biasanya
akan hilang setelah 1-2 hari. Suara sengau, hidung berair, hidung tersumbat, dan
21
bersin-bersin atau batuk-batuk biasanya akan hilang setelah 4-5 hari. Pada orang
dewasa, demam yang menyertai flu biasanya jarang terjadi. Lain ceritanya dengan
anak-anak, biasanya anak-anak terkena demam yang disertai pilek. Saat pilek,
hidung Anda akan berair dipenuhi oleh cairan yang berasal dari sekresi rongga
hidung hanya untuk beberapa hari. Setelah itu, cairan ini akan mengental dan
warnanya menjadi lebih gelap. Ingus kental ini terjadi secara natural. Perlu
diingat, ingus yang mengental tak selalu berarti terkena sinusitis. Pada ada
umumnya, pilek atau flu akan sembuh sendirinya setelah sepuluh hari atau bahkan
kurang dari waktu tersebut. Tanda atau gejala saat terkena flu diantaranya adalah,
sakit tenggorokan, batuk-batuk, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin,
hidung beringus, demam, bengkak pada rongga hidung, dan badan terasa lemas.
Hubungan rhinitis dan sinusitis adalah seperti adanya hubungan sebab-akibat.
Tersumbatnya saluran pernapasan yang terjadi ketika seseorang memiliki rhinitis,
sering kali menyebabkan terjadinya infeksi, dan salah satu penyebab sinusitis
adalah adanya infeksi pada jalur pernapasan Anda. Beberapa gejala yang
ditunjukkan sinus dan rhinitis memiliki kemiripan, seperti hidung tersumbat,
lemas, hingga terasa adanya tekanan pada kepala Anda. Selain itu, baik rhinitis
maupun sinus sama-sama terjadi akibat adanya sebuah peradangan.Bedanya,
peradangan rhinitis terjadi dalam rongga hidung Anda, sedangkan peradangan
sinusitis adalah terjadi pada rongga udara yang terletak di belakang tulang pipi
dan dahi (sinus).
Rhinitis adalah peradangan yang terjadi pada dinding hidung. Rhinitis terbagi
menjadi rhinitis yang disebabkan oleh alergen (hay fever atau allergic rhinitis) dan
rhinitis yang bukan disebabkan oleh alergen (non-allergic rhinitis). Rhinitis alergi
disebabkan oleh adanya alergen seperti debu dan serbuk sari bunga yang terbawa
udara lalu terhirup oleh organ pernapasan. Sedangkan rhinitis non-alergi terjadi
karena adanya paparan dari polutan yang menyumbat hidung, seperti asap rokok,
aroma yang terlalu menyengat, hingga suhu yang terlalu dingin. Gejala sinusitis
dan rhinitis hampir sama, tapi tetap berbeda meskipun ada beberapa kemiripan
gejala sinusitis dan gejala, namun gejala rhinitis (baik yang allergic maupun
yang non-allergic) biasanya dapat dikenali dengan timbulnya gejala seperti sering
bersin, hidung yang terasa gatal, dan hidung memerah yang disebabkan
penyumbatan pada hidung hingga akhirnya mengalami iritasi.
Sedangkan pada sinusitis, setelah hidung mengalami penyumbatan, hidung
menjadi wadah yang sesuai bagi kuman untuk tumbuh dan berkembang. Gejala
berlanjut dengan munculnya rasa sakit kepala dan keluarnya cairan berwarna
kuning kehijauan dari hidung. Hidung yang tersumbat membut Anda kesulitan
dalam bernapas dan menghirup aroma seperti biasanya, hingga timbulnya rasa
sakit dan pembengkakan pada area mata, pipi dan kening.
Sinusitis yang belum sampai tahap kronis mungkin bisa diobati sendiri di
rumah dengan berbagai cara, termasuk penggunaan obat. Beberapa pengobatan di
rumah untuk sinusitis adalah:
Menghirup uap. Anda bisa menyiapkan air panas di mangkuk besar dan
hiruplah uap yang keluar dari air panas tersebut. Hal ini akan memberi
sedikit kelegaan untuk jalan napas Anda. Cara ini belum terbukti secara
23
ilmiah dapat menyembuhkan sinusitis, tetapi mungkin bisa sedikit
membantu Anda.
Kompres air hangat. Anda bisa mengompres bagian hidung dan sekitar
hidung Anda dengan air hangat. Hal ini dapat meringankan beberapa
gejala dan menjadi obat sinusitis sederhana.
Tidur dengan kepala diangkat. Anda bisa memakai beberapa bantal untuk
menopang kepala Anda lebih tinggi dari biasanya saat tidur. Hal ini dapat
mengurangi jumlah tekanan di sekitar sinus dan mengurangi
ketidaknyamanan akibat rasa sakit.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah radang sinus
Anda kambuh kembali.
24
tertular infeksi virus. Selain itu, memperbanyak konsumsi air di saat pasien
sedang flu dapat membantu pasien untuk lebih cepat sembuh.
4. Hindari stress
Secara medis, ketika Anda sedang stres, antibodi Anda akan siap
bereaksi. Semakin lama stres bertahan, maka antibodi akan semakin
melemah. Dan biasanya, ketika stres beberapa orang akan menggosok
hidung lebih sering dari biasanya. Hal tersebut dapat menyebabkan iritasi
pada daerah hidung, sehingga menjadi pintu masuk untuk peradangan
sinus. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencegah sinusitis adalah
menghindari stres dengan melakukan hal-hal yang senangi seperti pergi ke
bioskop, jalan-jalan, dan berolahraga.
25
Orang yang menderita sinusitis kronis harus menghindari daerah-
daerah dan kegiatan yang dapat memperburuk kondisi mereka. Hal yang
bisa dialkukan untuk mencegah gejala sinusitis adalah dengan
menghindari asap rokok,cerutu, dan pipa asap yang dapat mengganggu
peradangan lanjut membran dalam hidung dan sinus. Pasien tidak perlu
menjauhi orang yang pilek dan yang memiliki infeksi saluran pernapasan
atas, namun, setelah melakukan kontak dengan mereka, cucilah tangan
Anda dengan sabun.
26
melemah. Dan biasanya, ketika stres beberapa orang akan menggosok
hidung lebih sering dari biasanya. Hal tersebut dapat menyebabkan iritasi
pada daerah hidung, sehingga menjadi pintu masuk untuk peradangan
sinus. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencegah sinusitis adalah
menghindari stres dengan melakukan hal-hal yang senangi seperti pergi ke
bioskop, jalan-jalan, dan berolahraga.
27