KHAERUNNISA
N011 22 1104
KELOMPOK III
GOLONGAN JUMAT SIANG
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya penetapan standar mutu dan
mutu yang tertera dalam monografi simplisia antara lain susut pengeringan,
kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut etanol, kadar
sari larut air dan kandungan kimia simplisia meliputi kadar minyak atsiri.
Persyaratan mutu ini berlaku bagi simplisia yang digunakan dengan tujuan
I.2 Tujuan
menentukan tetapan fisis suatu simplisia berupa penetapan kadar sari larut
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnolipsida
Gambar 1. Tanaman lada
Ordo : Piperales (Piper nigrum L. )
(Nurhayati dan Yusoff,
2022)
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
atas permukaan tanah. Tanaman lada memiliki akar tunggang, akar yang
terdapat di atas tanah disebut akar utama. Panjang akar lada bisa mencapai
2-4 m. Tetapi pada umumnya sistem perakaran lada cukup dangkal, hanya
hijau muda, hijau tua, atau hijau keabu-abuan. Batang yang sudah tua
tua, beruas-ruas dan lekas berkayu serta berakar lekat (Mustikarini, 2019).
pada berlahan bawah berwarna hijau pucat dan tak mengkilat. Panjang
tangkai 2-4 cm, panjang daun 12-18 cm, dan lebarnya 5-10 cm serta berurat
bunga. Bunga lada masuk kategori hermafrodit. Tiap tanaman terdapat satu
bunga jantan dan satu bunga betina, kedua bagian tersebut saling
berdekatan dalm satu malai bunga. Susunan bunga terdiri atas tajuk,
mahkota, benang sari dan putik dalam satu kesatuan (Mustikarini, 2019).
Buah lada berbentuk bulat dengan biji keras dan berkulit lunak,
berwarna hijau tua pada waktu muda dan beransur-ansur kekuningan lalu
berwarna kemerahan bila buah tersebut telah masak. Diameter biji 3-4 mm
dan dilindungi oleh daging buah yang tebalnya 2 cm. Tipe buah lada yaitu
buah normal, berwarna hijau tua dan akan berubah menjadi merah
kehitaman. Buah yang masih muda kulitnya keras, sedangkan pada buah
masak kulitnya lunak berair, berwarna merah jingga dan mudah terkelupas
(Mustikarini, 2019).
II.1.3 Kandungan tanaman
kecil mineral, saponin, flavonoid, minyak asiri, kavisin, resin, zat putih telur,
pada buah dan minyak lada, beberapa penyakit yang dapat disembuhkan,
yaitu demam, masuk angin dan rematik dengan mengolah buah lada
menjadi air rebusan. Buah lada juga yang diolah dan diseduh menggunakan
sakit kepala, sakit perut, panas dalam serta mengatasi asam urat. Untuk
II.2 Standarisasi
bau, rasa, dan bentuk, identitas simplisia, senyawa terlarut dalam pelarut
tertentu, dan uji kandungan kimia simplisia. Aspek ini digunakan dalam
pemberian efek farmakologis pada obat guna mengetahui adanya senyawa
air, bobot jenis, sisa pelarut organik, cemaran logam berat, dan cemaran
mikroba. Aspek ini digunakan untuk mengetahui aspek secara kimiawi, fisik,
METODE KERJA
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, ayakan 4/18,
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, air jenuh
kloroform, air panas, etanol, HCl encer, kertas saring, dan simplisia berupa
pada suhu 500oC. Abu hasil pemijaran didinginkan dalam desikator hingga
Pada penetapan kadar abu tidak larut asam, abu hasil pemijaran
yang tidak larut asam dan disaring melalui kertas saring bebas abu. Abu
hasil saring dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 500 oC. Setelah
dipijarkan maka ditimbang hingga mencapai bobot tetap lalu dihitung kadar
Pada penetapan kadar sari larut air, serbuk simplisia kering diayak
kloroform dan air sebanyak 100 ml. Gojok labu bersumbat selama beberapa
kering dalam cawan yang telah ditara lalu dipanaskan sisanya pada suhu
105oC hingga bobot tetap. Kemudian dihitung persen kadar sari larut air.
diayak dengan nomor ayakan 4/18 lalu sampel ditimbang sebanyak 5 gram
etanol sebanyak 100 ml. Gojok labu bersumbat selama beberapa menit.
dalam cawan yang telah ditara lalu dipanaskan sisanya pada suhu 105oC
hingga bobot tetap. Kemudian dihitung persen kadar sari larut air.
BAB IV
IV.2 Pembahasan
pada buah dan minyak lada, beberapa penyakit yang dapat disembuhkan,
yaitu demam, masuk angin dan rematik (Hariana, 2008). Sehingga perlu
obat, perlu dilakukan penetapan standar mutu spesifik dan non spesifik agar
terdapat dalam simplisia yang terjadi pada saat pengolahan ataupun dalam
mengandung silikat yang berasal dari tanah atau pasir (Handayani dkk.,
2018).
parameter standar yang berlaku terkait kadar abu total adalah tidak lebih
dari 16,6% (Depkes RI, 2008). Ini menunjukkan bahwa kadar abu pada
simplisia yang diperoleh tidak memenuhi syarat standar kadar abu total.
Kandungan abu total yang tinggi dalam bahan dan produk pangan
berarti tinggi pula kandungan unsur-unsur logam dalam bahan atau produk
mineral atau logam yang tidak larut asam dalam suatu produk (Utami dkk.,
dijelaskan Farmakope Herbal Indonesia, kadar abu tidak larut asam tidak
boleh lebih dari 0,7%. Dari hasil yang didapatkan tersebut menunjukkan
kandungan silikat yang berasal dari tanah atau pasir, tanah dan unsur
logam perak, timbal dan merkuri (Guntarti dkk., 2015). Namun, bisa saja
besarnya kadar abu tidak larut asam, mungkin disebabkan oleh adanya
pasir atau pengotor lain yang masih ada, kemungkinan karena proses
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
dilakukan berupa penetapan kadar abu total, dan kadar abu tidak larut
asam. Adapun hasil yang diperoleh, untuk kadar abu total sebanyak 22,63%
yang tidak sesuai dengan parameter umum sebanyak 16,6 %. Serta untuk
kadar abu tidak larut asam diperoleh sebanyak 2,24 % yang juga tidak
V.2 Saran
alat dan bahan untuk proses praktikum dapat memadai sehingga dapat
lebih mengarahkan praktikan dengan jelas pada saat pengerjaan agar tidak
Azizah, B., dan Nina, S. 2013. Standarisasi Parameter Non Spesifik dan
Perbandingan Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan Ekstrak
Terpurifikasi Rimpang Kunyit. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 3 (11): 1-22.
Nurhayati, D.R., dan Yusoff, S.F. 2022. Herbal dan Rempah. Surabaya:
Scopindo Media Pustaka.
Handayani, S., Kadir, A., dan Masdiana. 2018. Profil Fitokimia dan
Pemeriksaan Farmakognostik Daun Anting-Anting (Acalypha Indica.
L). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 5(1): 258-265.
Utami, Y.P., Umar, A.H., Syahruni, R., dan Kadullah, I. 2017. Standardisasi
Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Leilem (Clerodendrum
minahassae Teisjm. & Binn.). Journal of Pharmaceutical and Medical
Scienses, 2(1): 32-39.
Guntarti, A., Sholehah, K., Irna, N., dan Fistianingrum, W. 2015. Penentuan
Parameter Non Spesifik Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana) Pada Variasi Asal Daerah. Yogyakarta: Ahmad Dahlan
Press.
(48,5600) − (47,3448)
%𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟1 = 𝑥 100% = 24,264%
5,0081
(48,4777) − (47,3441)
%𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟2 = 𝑥 100% = 22,638%
5,0074
(48,4772) − (47,3442)
%𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟3 = 𝑥 100% = 22,626%
5,0073
(47,5121) − (47,3448)
%𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟1 = 𝑥 100% = 3,340%
5,0081
(47,4562) − (47,3441)
%𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟1 = 𝑥 100% = 2,238%
5,0074
(47,4562) − (47,3442)
%𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟1 = 𝑥 100% = 2,236%
5,0073
Maka, nilai rata-rata dari penetapan kadar abu tidak larut asam yaitu: