DRAF SKRIPSI
DRAF SKRIPSI
i
PERNYATAAN ORISINIL SKRIPSI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iv
MOTTO
“If you constantly mind how others look at you, you will never truly improve your
own strength and techniques. You don’t have to care how others look a you. It is
enough as long as you advance on the path that you wish to take. Only with that
can you become a true expert.”
(Shi Feng, Chap.167)
v
RINGKASAN
vi
SUMMARY
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia dan nikmat yang tiada henti bagi hamba-Nya. Tak lupa pula
penulis kirimkan shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala peneliti menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis
Perhitungan Harga Pokok Dan Harga Jual Pada Usaha Roti Toko Global Di Sudu
Kabupaten Enrekang. Skripsi ini diajukan dalam rangka menyelesaikan studi
Strata Satu untuk mencapai gelar S.Ak.
Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjaun
Pustaka dan Kerangka Konseptual, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil dan
Pembahasan, Bab V Penutup. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak
Mukhammad Idrus, SE., M.Si., Ak., CA. sebagai Pembimbing 1 sekaligus sebagai
Ketua Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Negeri Makassar, dan Bapak Drs. H. Abdul Rijal, M.Si. sebagai pembimbing 2.
Peneliti juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng. sebagai Rektor
Universitas Negeri Makassar.
2. Prof. Dr. H. Thamrin Tahir, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Negeri Makassar.
3. Dra. Hariany Idris, M.Si. Sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Makassar.
4. Segenap Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri
Makassar.
5. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Negeri Makassar angkatan 2016, terkhusus untuk
ESPD (Surya, Okimack, Ongkimack, Ilul, Aris, Faiz) dan Kpopers (Ririn,
Novi, Ica, Nining, Daya, Ningrum, Fia, Indri, Anggie, Firah, Herlina,
viii
Reni) atas kerjasama serta bantuannya sejak awal kuliah sampai saat ini
khususnya pada saat proses penelitian.
Penulis secara istimewa menyampaikan terima kasih kepada kedua orang
tua tercinta, Ayahanda Tamsil dan Ibunda Rosmiati yang telah mengasuh,
mendidik, menasehati, serta memberi dukungan do’a yang tiada hentinya
mengiringi setiap langkah peneliti serta kedua Adik yang selama ini telah
memberikan semangat dan dukungan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat adanya.
Makassar, 7 April 2022
Penulis,
Faried Muhammad
Tamsil
ix
DAFTAR ISI
x
2. Analisis Break Even Point...............................................................49
3. Harga Jual........................................................................................52
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan..................................................................................
BAB V PENUTUP..................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................................
RIWAYAT HIDUP..................................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bisnis di dalam dan luar negeri semakin ketat. Persaingan yang ketat ini menuntut
para pengusaha untuk mencari cara agar usahanya tetap berjalan. Oleh karena itu,
daya saing perusahaan serta memiliki strategi bersaing yang tepat dan cermat.
harus merencanakan dan mengendalikan dua faktor penentu laba yaitu pendapatan
“Harga pokok produksi adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses
sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan.” (Dewi,
Kristanto, & Dermawan, 2015). Harga pokok produksi yang tepat adalah harga
pokok produksi yang tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Oleh karena itu,
harga pokok produksi harus dihitung dan ditetapkan agar harga jualnya tepat.
2
Harga pokok produksi sering diterapkan pada perusahaan yang bergerak di bidang
dari hasil penjualan produk yang diolah sendiri. Oleh karena itu untuk
dengan tepat.
konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi di tambah biaya
2008:145)”. Menentukan harga jual yang dapat bersaing bukanlah suatu hal
mudah dilakukan, harga jual yang terlalu tinggi dapat berakibat kalahnya
Salah satu usaha yang bergerak di bidang manufaktur adalah toko roti
Global yang terletak di Sudu Kabupaten Enrekang. Toko roti ini cukup populer di
jumlah konsumen yang semakin bertambah setiap saat, maka jumlah pegawai
sebanyak 18 orang yang terbagi kedalam tiga bagian yaitu 9 orang bagian
produksi, 5 orang bagian pengemasan dan 4 orang bagian pengantaran. Selain itu,
toko ini mempunyai 13 mesin yang terdiri dari tiga mixer, dua mesin pembulat
adonan, lima lemari pengembang adonan, dan tiga oven. Kapasitas dari setiap
mesin dapat dikatakan cukup banyak seperti mixer yang dapat menampung 6kg
3
talang roti, dan oven dapat menampung hingga 6 talang roti yang mana setiap satu
talang roti terdapat 12 biji adonan roti. Rata-rata toko ini dapat memproduksi
berbagai toko-toko yang bekerja sama. Saat ini, toko roti Global menyuplai
begitu maka pihak perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat pada saat
penentuan harga jual. Jika harga jual terlalu tinggi akan mengakibatkan harga
tidak bersaing di pasaran dan apabila harga jual terlalu rendah maka akan
Harga Jual Pada Usaha Roti Toko Global di Sudu Kabupaten Enrekang”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah perhitungan harga pokok produksi dan harga jual di Toko Roti
2. Berapa penjualan Toko Roti Global untuk mencapai titik impas atau bep.
C. Tujuan Penelitian
jual di Toko Roti Global telah memakai teori akuntansi yang berlaku.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari aspek
praktis maupun aspek teoritis, serta dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
1. Manfaat Praktis
yang efisien.
produksi.
2. Manfaat Teoritis
E. Sistematika Penulisan
Pada sampul depan proposal penelitian, judul yang diambil oleh peneliti
adalah “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Pada Usaha
Bab kedua. Bab ini merupakan bab tinjauan pustaka yang berisi penjelasan
mengenai harga pokok produksi, analisis break even point, harga jual, dan
kerangka konseptual. Yang mana subbab harga pokok produksi terdiri dari
definisi harga pokok produksi, tujuan dan fungsi harga pokok produksi, dan
metode penetapan harga pokok produksi. Sedangkan subbab harga jual terdiri dari
definisi harga jual, tujuan penetapan harga jual, komponen harga jual, dan metode
Bab ketiga. Bab ini merupakan bab metode penelitian yang mana berisi
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Tinjauan Pustaka
baku menjadi produk jadi. Kemudian dapat digunakan untuk menghitung harga
pokok produk jadi dan harga pokok produk akhir periode yang masih dalam
proses.
satuan uang yang telah terjadi untuk memperoleh aktiva atau secara tidak
Pokok Produksi adalah mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada
periode tertentu, (Sukrisno & Trisnawati, 2017)”. Berdasarkan definisi para ahli
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah semua biaya
produksi yang diserap atau melekat pada produk yang dihasilkan, mulai dari
persediaan bahan baku, sampai bahan baku tersebut menjadi barang jadi dan siap
untuk dijual.
“Biaya persediaan adalah semua biaya produk yang dicatat sebagai aset di
neraca pada saat terjadinya dan kemudian diubah menjadi harga pokok penjualan
saat produk itu dijual, (Dewi, Kristanto, & Dermawan, 2015)”. Harga pokok
7
penjualan mencakup semua biaya produksi yang terjadi dalam pembuatan barang
Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada
akhirnya akan menjadi bagian dari unit biaya dan yang dapat ditelusuri kembali
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjuk pekerja
yang terlibat langsung dalam pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi.
Biaya tenaga kerja langsung mencakup kompensasi untuk semua tenaga kerja
biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya namun tidak dapat ditelusuri ke
objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang
kepada suatu produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara
memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya memasukan unsur biaya produksi
variabel saja, (Bastian & Nurlela, 2007:48)”. Selain dari itu “Sesuai dengan
konsep biaya yang telah dibahas, biaya produksi merupakan biaya yang
demikian, menentukan berapa harga pokok suatu produk sama halnya dengan
produk tersebut.
Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (untuk selanjutnya
hanya akan disebut dengan biaya biaya bahan dan biaya tenaga kerja) merupakan
biaya langsung terhadap produk. Biaya langsung dapat ditelusuri secara mudah
dan akurat pada produk. Besarnya biaya langsung dengan produk, memiliki
hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu biaya bahan dan biaya tenaga kerja
Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
tujuan penentuan harga pokok produksi menurut (Akbar, 2011), sebagai berikut:
yaitu:
biaya kerja dalam harga pokok produksi. Dalam menghitung unsur- unsur biaya
pada harga pokok produksi terdapat dua pendekatan yaitu metode full costing dan
menggunakan pendekatan full costing hal ini dikarenakan dapat mewakili keadaan
sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual, (Sampurno &
Meilani, 2009:10)”. Jadi biaya overhead pabrik yang terjadi baik tetap maupun
menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
Selain dari itu “Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok
produksi yang membebankan semua biaya produksi baik biaya variabel maupun
Olehnya itu timbullah konsep lain yang tidak memperhitungkan semua biaya
pokok produksi ini hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja dalam
penentuan harga pokok produksi dan disebut sebagai metode variabel costing atau
produk (Indrayati, 2017)”. Dengan metode variabel costing harga pokok produksi
adalah:
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Metode
12
industrinya.
sebagai berikut:
“Titik impas atau Break even point merupakan tingkat aktivitas di mana
suatu organisasi tidak mendapat laba dan juga tidak menderita rugi, (Harmono,
2018)”.
Titik impas atau break even point dapat diartikan sebagai titik dimana
perusahaan tidak mendapatkan laba dan tidak juga mendapatkan rugi. Hal ini bisa
saja terjadi jika volume penjualan perusahaan hanya mampu untuk menutup biaya
tetap dan biaya variabel. Jika volume penjualan perusahaan hanya dapat menutup
biaya variabel dan sebagian biaya tetap maka dapat dipastikan perusahaan itu
melebihi biaya yang dikeluarkan untuk menutup biaya variabel dan biaya tetap
Metode break even point pada umumnya dapat digunakan sebagai dasar
informasi bagi para pimpinan untuk mengetahui berapa biaya yang digunakan,
berapa volume penjualan yang dikeluarkan, dan juga tingkat keuntungan yang
Harga pokok penjualan berasal dari harga pokok produksi barang yang
meliputi jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan baik langsung maupun tidak
langsung dan setelah ditambahkan dengan mark up yang dapat ditentukan dari
persediaan awal produk jadi ditambah dengan jumlah biaya produk kemudian
“Harga pokok penjualan terdiri dari nilai persediaan barang dagangan yang
sudah laku terjual, (Samryn, 2015)”. Nilai yang dicatat dalam akun ini adalah nilai
persediaan.
Harga jual produk yang ditetapkan oleh suatu perusahaan ialah harga
jual yang dapat bersaing dipasaran. Menentukan harga jual yang dapat bersaing
bukanlah suatu hal mudah dilakukan, harga jual yang terlalu tinggi dapat
rendah dapat berakibat tidak tercapainya tujuan perusahaan yaitu laba yang
dikehendaki.
konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi di tambah biaya
barang atau jasa yang dihasilkan memiliki sejumlah tujuan yang akan dicapai dari
analisa dan evaluasi terhadap setiap kebijakan yang diambil, sehingga berdasarkan
Menurut (Tjiptono, 2014) tujuan penetapan harga ada beberapa jenis yaitu:
depan, namun tujuan ini tidak mempunyai unsur mendesak yang akan membantu
memastikan bahwa perusahaan akan sampai di sana. Oleh karena itu, perusahaan
menentukan harga untuk pertama kali. Hal ini terjadi ketika perusahaan
menetapkan harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap
perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi
kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk,
Menurut (Mulyati, Yunita, Satria, Indrayani, & Yusra, 2017) harga jual
Normal pricing seringkali disebut dengan istilah cost plus pricing yaitu
penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan diatas
biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.
17
(Kamaruddin, 2014:148)”.
Harga jual berdasarkan cost plus pricing dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Pada penetapan harga jual produk terdapat dua pendekatan; full costing
dan variabel costing. Jika pendekatan full costing yang digunakan maka harga jual
produk harus dapat menutup biaya penuh yang merupakan jumlah biaya produksi
dan biaya non produksi, ditambah dengan laba wajar. Untuk dapat menutup biaya
penuh suatu produk atau jasa, penentuan harga jual dalam keadaan normal
memerlukan biaya penuh dan aktiva penuh masa yang akan datang sebagai dasar.
sebagai berikut:
produk harus dapat menutup taksiran biaya penuh, yang merupakan jumlah biaya
variabel (biaya produksi variabel dan biaya non produksi variabel) dan biaya tetap
(biaya produksi tetap dan biaya non produksi tetap) yang akan dikeluarkan,
ditambah dengan laba wajar. Laba wajar ditentukan sebesar tarif kembalian
investasi yang diharapkan, yang dihitung sebesar persentase tertentu dari aktiva
penuh. Pada prinsipnya rumus penentuan harga jual adalah sebagai berikut:
diharapkan
Biaya variabel:
Biaya Tetap:
Pricing)
Cost-type Contract adalah pembuatan produk dan jasa yang pihak pembeli
setuju membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya
ini meminta harga di bawah harga jual normal, bahkan seringkali harga yang
diminta oleh customer berada di bawah biaya penuh, karena biasanya pesanan
B. Kerangka Konseptual
metode full costing yang merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
Proses Produksi
Harga Jual
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu Harga Pokok Produksi dan
Harga Jual.
2. Desain Penelitian
mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri)
tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel
Penelitian ini dilakukan di Toko Roti Global. Adapun Harga pokok dan
Harga Jual di penelitian ini sebagai varibel independen yang diukur dengan
metode full costing bagi harga pokok dan normal pricing dengan pendekatan full
Populasi dari penelitian ini adalah data mengenai biaya bahan baku, biaya
dalam penelitian ini yaitu analisis perhitungan harga pokok produksi dan harga
jual.
Adapun cara untuk menentukan harga pokok produksi menggunakan metode full
barang tersebut. Untuk menentukan variabel harga jual, metode yang digunakan
adalah metode normal pricing dengan pendekatan full costing yang mana
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini adalah data mengenai biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik untuk tahun 2020.
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul
adalah data mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
langsung pemilik dari toko roti yang terkait dengan penelitian ini.
24
mengenai biaya bahan baku, biaya overhead pabrik, biaya tenaga kerja
dengan harga pokok dan harga jual dari sumber buku maupun literatur
yang relevan.
biaya variabel.
digunakan, biaya tenaga kerja yang terkait dengan produksi dan kemudian
semua biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan juga biaya
costing, dimana biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
5. Menarik kesimpulan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Toko Roti Global Di Sudu Kabupaten Enrekang adalah usaha yang terkait
dengan pengolahan makanan berbasis tepung terigu yang berdiri pada tanggal 19
Oktober 2011 oleh Bapak Bahar. Bentuk dari usaha ini adalah perseorangan yang
mana dulunya merupakan usaha kecil yang terus berkembang hingga saat ini.
Toko Roti Global adalah perusahaan yang yang memproduksi roti dengan
berbagai macam rasa dan bentuk seperti roti cokelat, keju, pizza mini, sosis, abon,
dan masih banyak varian yang lain. Bahkan saat ini Toko Roti Global sedang
mencoba memasarkan varian roti mereka yang baru yaitu roti tawar.
Saat awal memulai usaha Roti Global alat yang digunakan masih memakai
alat yang sederhana dan karyawannya pun masih dari keluarga sendiri. Tetapi
dengan seiring berjalannya waktu dan berkembangnya usaha, Toko Roti Global
mulai memakai mesin yang mana dapat memudahkan dalam pembuatan roti dan
juga karyawannya mulai bertambah. Hingga saat ini Toko Roti Global sudah
memasarkan produknya sampai tiga kabupaten yang mana target pasarnya yaitu
semua kalangan.
bertanggung jawab sesuai dengan tugas yang diberikan. Dengan adanya organisasi
dilaksanakan.
Oleh karena itu maka pemilik sekaligus manajer produksi Toko Roti
Global membuat struktur organisasi perusahaan yang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Manajer Produksi
a. Manajer Produksi
Tugas dan tanggung jawab kepala bagian produksi adalah sebagai berikut:
tugasnya masing-masing
Tugas dan tanggung jawab kepala bagian keuangan dan pemasaran adalah
sebagai berikut:
pasar
d. Karyawan Produksi
e. Karyawan Pembungkus
B. Penyajian Data
Penelitian ini dilakukan pada Toko Roti Global yang berlokasi di Sudu
langsung di lokasi produksi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Biaya Tetap
“Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang muncul tidak tergantung dari
jumlah volume produksi, (Harmono, 2018)”. Pada Toko Roti Global yang
Pada Toko Roti Global terdapat total 18 karyawan tetap yang terdiri dari
tiga divisi yaitu divisi produksi, divisi pengemas, dan divisi pengantar. Jumlah
berikut:
1) Divisi Produksi
menjadi produk jadi yang mana dalam hal ini mengolah bahan baku hingga
menjadi roti yang siap konsumsi. Di divisi ini terdapat 9 orang karyawan dengan
upah Rp2.000.000/karyawan.
2) Divisi Pengemas
Setelah roti diproduksi dan suhunya tidak panas lagi maka akan
karyawan mengemas roti yang siap dipasarkan dan dikemas sesuai dengan rasa
atau varian roti tersebut. Pada divisi ini jumlah karyawannya sebanyak 5 orang
3) Divisi Pengantar
Divisi ini bertugas mengantar roti ke berbagai toko yang bekerja sama
dengan perusahaan ini. Untuk saat ini roti hasil produksi Toko Roti Global
dipasarkan hingga tiga kabupaten. Total karyawan divisi ini adalah 4 orang
b. Biaya Listrik
mixer dan mesin pembulat. Untuk biaya listrik, perusahaan mengeluarkan biaya
sebesar Rp1.500.000. Biaya tersebut merupakan total dari biaya listrik gedung
Gedung ini berada tepat di belakang Toko Roti Global. Luas gedung ini 600m 2
dengan lebar 12m dan panjang 50m. Untuk penentuan biaya sewa gedung, penulis
mengasumsikan biayanya dengan melihat beberapa harga sewa yang ada pada
pasar dan mengambil harga sewa Rp540.000/m2 untuk satu tahun. Jadi total biaya
mesin dengan ukuran dan daya tampung yang berbeda-beda. Adapun mesin
1) Mesin Mixer
Mesin ini berguna untuk mencampur semua bahan adonan untuk membuat
roti. Mesin mixer yang dimiliki perusahaan ada tiga mesin. Mesin ini dibeli pada
Adapun biaya penyusutan untuk tiga mesin mixer yang dihitung dengan
Rp937.500/bulan.
yang kecil kemudian menggulungnya menjadi bentuk yang bulat. Mesin pembulat
yang dimiliki perusahaan ada dua mesin. Mesin ini dibeli pada tahun 2019 dengan
Rp1.250.000/bulan.
3) Mesin Oven
memanggang adonan roti di dalam oven maka adonan akan matang secara merata
dan sempurna. Mesin oven atau pemanggang yang dimiliki perusahaan ada tiga
mesin. Mesin ini dibeli pada tahun 2019 dengan harga Rp25.000.000/mesin.
Mesin ini tergolong ke dalam golongan dua yang mana umur ekonomisnya
delapan tahun.
Adapun biaya penyusutan untuk tiga mesin oven yang dihitung dengan
Rp781.250/bulan.
Lemari pengembang adonan yang dimiliki perusahaan ada lima. Lemari ini dibeli
Rp52.083/bulan.
Rak ini digunakan sebagai tempat mendinginkan roti yang telah matang
sebelum dikemas. Rak roti yang dimiliki perusahaan ada sembilan. Rak ini dibeli
pada tahun 2018 dengan harga Rp800.000/rak. Rak ini tergolong ke dalam
Adapun biaya penyusutan untuk sembilan rak roti yang dihitung dengan
telah terbagi menjadi beberapa adonan kecil di bawa ke meja ini untuk diberi isian
yang berupa cokelat ataupun keju lalu dibentuk sesuai dengan bentuk yang telah
ditetapkan. Meja produksi yang dimiliki perusahaan ada sepuluh. Meja ini dibeli
pada tahun 2018 dengan harga Rp500.000/meja. Meja ini tergolong ke dalam
Rp52.083/bulan.
dengan merk Suzuki Carry 1.5 dengan box. Kendaraan mobil tergolong ke dalam
Adapun biaya penyusutan untuk mobil ini yang dihitung dengan menggunakan
Adapun biaya penyusutan untuk mobil ini yang dihitung dengan menggunakan
2. Biaya Variabel
mengikuti volume penjualan, (Harmono, 2018)”. Pada Toko Roti Global yang
Untuk membuat roti, maka diperlukan beberapa bahan yang nantinya akan
dicampur dan dijadikan adonan untuk membuat sebuah roti. Pada Toko Roti
35
Global ada total delapan bahan baku yang digunakan untuk membuat rotinya,
1) Terigu
roti. Tepung berfungsi sebagai pembentuk struktur roti sehingga roti dapat
dibentuk sesuai keinginan. Selain itu, tepung juga berfungsi sebagai pengering roti
tepung yang mana berat per saknya adalah 25 kg. Adapun untuk membuat sebuah
roti, perusahaan ini membutuhkan 38 gram tepung. Untuk biaya pembelian terigu,
pembelian 400 sak per bulannya maka total biaya untuk pembelian terigu
sebanyak Rp70.000.000.
2) Gula
Selain memberikan rasa manis, gula juga dapat membuat roti menjadi
empuk. Pemilihan jenis gula juga berperan dalam hasil akhir dari roti yang dibuat,
misalnya jika menggunakan gula halus maka remah roti dapat mudah hancur
gula yang mana berat per saknya adalah 50 kg. Adapun untuk membuat sebuah
roti, perusahaan ini membutuhkan 8 gram gula. Untuk biaya pembelian gula,
pembelian 40 sak per bulannya maka total biaya untuk pembelian gula sebanyak
Rp23.400.000.
3) Mentega
gluten yang terdapat pada tepung. Mentega juga dapat menghaluskan tekstur roti
mentega yang mana dalam satu kartonnya terdapat beberapa bungkus mentega
dengan berat 15 kg. Adapun untuk membuat sebuah roti, perusahaan ini
pembelian 20 karton per bulannya maka total biaya untuk pembelian mentega
sebanyak Rp3.240.000.
4) Minyak
Minyak dalam pembuatan roti berguna untuk menjaga tekstur roti lebih
lembut dan tidak kering. Terutama jika digunakan pada roti yang berbahan cokelat
minyak yang mana dalam satu kartonnya terdapat beberapa minyak dengan
ukuran 2 liter. Adapun untuk membuat sebuah roti, perusahaan ini membutuhkan
5) Ragi
Ragi berfungsi sebagai pengembang pada adonan roti dan juga sebagai
pengawet yang aman dikonsumsi sehingga waktu simpan roti tahan lama. Selain
itu, ragi juga berfungsi sebagai pembangkit aroma pada roti dan juga
ragi yang mana dalam satu kartonnya terdapat 20 bungkus mentega dengan berat
500 gram. Adapun untuk membuat sebuah roti, perusahaan ini membutuhkan 8
gram ragi. Untuk biaya pembelian ragi, perusahaan membelinya dengan harga
6) Cokelat
cokelat banyak digemari oleh berbagai kalangan mulai dari muda maupun tua.
cokelat yang mana berat per saknya adalah 25 kg. Adapun untuk membuat sebuah
roti, perusahaan ini membutuhkan 3 gram cokelat. Untuk biaya pembelian cokelat,
pembelian 30 sak per bulannya maka total biaya untuk pembelian gula sebanyak
Rp10.650.000.
38
7) Keju
Keju merupakan produk susu olahan. Dari rasanya yang gurih, keju sering
digunakan sebagai tambahan dalam berbagai olahan makanan, misalnya roti. Roti
dengan varian rasa keju merupakan produksi kedua terbesar di Toko Roti Global.
yang mana berat per saknya adalah 25 kg. Adapun untuk membuat sebuah roti,
pembelian 10 sak per bulannya maka total biaya untuk pembelian keju sebanyak
Rp3.500.000.
8) Telur
telur sebagai pelembab dan kuning telur berperan sebagai pengempuk roti
telur yang mana dalam satu rak terdapat 30 butir. Untuk sembilan butir telur dapat
dengan harga Rp40.000/rak yang jika ditotalkan dengan pembelian 80 rak per
ada tulisan atau brand dari perusahaan. Dalam satu bulan, perusahaan biasanya
membeli 200kg plastik pembungkus yang mana terdapat 1.365 pcs/kg plastik
39
c. Biaya Gas
Perlu diketahui bahwa Toko Roti Global mempunyai dua mobil yang
beroperasi untuk mengantar rotinya ke berbagai toko yang ada di tiga kabupaten.
Seiring bertambahnya konsumen dan bertambah luas pula pasar produk roti dari
perusahaan ini, maka biaya untuk bahan bakar mobil (bensin) pasti akan
bertambah juga. Untuk saat ini, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk bahan
3. Harga Jual
Penentuan harga jual oleh Toko Roti Global tidak menggunakan harga
pokok produksi dalam penentuan harga jualnya tetapi perusahaan mengikuti harga
yang ada pada pasaran. Hal ini dikarenakan sebagian besar produknya dijual ke
Patokan harga pasaran Toko Roti Global berasal dari pasar Makassar yang
merupakan ibukota dari Provinsi Sulawesi Selatan. Harga pasarannya yaitu Rp800
40
per buah dan lalu dijual kembali oleh toko yang telah bekerja sama denga Toko
C. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelititan ini adalah analisis data
kuantitatif. Analisis data kuantitatif merupakan analisis data yang diukur dalam
skala angka, analisis kuantitatif yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
merupakan biaya yang berasal dari jumlah pengadukan tiap harinya. Misalnya hari
ini jumlah pengadukan mencapai 180 kg maka dari situ perusahaan menghitung
dikarenakan harga pokok produksi merupakan salah satu unsur penentu dalam
buah. Untuk lebih jelasnya biaya yang dikeluarkan selama produksi dapat
41
dikelompokkan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
yang mana akan diolah dengan bantuan tenaga kerja dan faktor produksi lain
menjadi suatu produk jadi. Adapun daftar harga bahan baku Toko Roti Global
sebagai berikut:
Total Rp 132.840.000
Data yang diuraikan diatas adalah data mengenai pemakaian bahan baku
Toko Roti Global selama satu bulan, total biaya pemakaian bahan baku Toko Roti
Global selama satu bulan adalah Rp132.840.000. Dapat dilihat pada tabel diatas
pengklasifikasian biaya bahan baku dari Toko Roti Global sudah benar.
Biaya tenaga kerja meliputi gaji atau upah dan macam-macam tunjangan
Oleh karena itu untuk tujuan penentuan harga pokok produksi, maka biaya tenaga
kerja digolongkan menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung. Yang termasuk dalam biaya tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja
yang langsung terlibat langsung dalam kegiatan pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi.
Pada saat kegiatan produksi roti hingga pengemasan produk, Toko Roti
terbagi menjadi dua yaitu divisi produksi dan divisi pengemasan. Adapun biaya
tenaga kerja per bulan divisi produksi sebesar Rp2.000.000/orang dan untuk biaya
Tabel 2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Bulan Toko Roti Global
No Divisi Upah Jumlah Karyawan Jumlah
Total Rp 25.500.000
langsung yang dikeluarkan Toko Roti Global selama sebulan yang totalnya
Rp25.500.000.
Selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung elemen lain dari
biaya produksi merupakan biaya overhead pabrik yang terdiri dari berbagai
macam biaya yang tidak tergolong ke dalam biaya bahan baku maupun biaya
tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik Toko Roti Global ditentukan
produksi.
Adapun rincian biaya overhead pabrik Toko Roti Global yang sudah
1 Plastik Rp 8.600.000
2 Gas Rp 2.000.000
Total Rp 50.247.917
Toko Roti Global mempunyai tiga mesin mixer yang dibeli pada tahun
Rp30.000.000 x 3 = Rp90.000.000
Rp 11.250 .000
=Rp 937.500/ bulan
12
Toko Roti Global mempunyai dua mesin pembulat yang dibeli pada tahun
Rp60.000.000 x 2 = Rp120.000.000
Rp 15.000 .000
=Rp1.250 .000 /bulan
12
Toko Roti Global mempunyai tiga mesin oven yang dibeli pada tahun
Rp25.000.000 x 3 = Rp75.000.000
Rp 9.375 .000
=Rp 781.250/bulan
12
Toko Roti Global mempunyai lima lemari pengembang yang dibeli pada
Rp1.000.000 x 5 = Rp5.000.000
Rp 625.000
=Rp 52.083/bulan
12
Toko Roti Global mempunyai sembilan rak roti yang dibeli pada tahun
Rp800.000 x 9 = Rp7.200.000
Rp 900.000
=Rp 75.000/bulan
12
Toko Roti Global mempunyai sepuluh meja produksi yang dibeli pada
Rp500.000 x 10 = Rp5.000.000
Rp 625.000
=Rp 52.083/bulan
12
Dari rincian data diatas dapat dilihat bahwa besarnya biaya overhead
pabrik pada satu bulan yang diperlukan untuk memproduksi roti sebanyak
Tabel 4 Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Bulan Toko Roti Global
No Jenis Biaya Total Biaya
Total Rp 208.587.917
menghitungnya dengan cara menambah total biaya dalam satu bulan dibagi
dengan jumlah produk yang dihasilkan. Untuk perhitungan harga produksi, Toko
Roti Global tidak menambahkan biaya penyusutan mesin dan peralatan. Dengan
Dari uraian data diatas menunjukkan bahwa total biaya produksi pada
Toko Roti Global yang dibebankan setiap bulan produksi sebesar Rp205.440.000
dengan jumlah produk yang dihasilkan sebanyak 273.000 buah, dan harga pokok
Dari uraian data diatas menunjukkan bahwa total biaya produksi pada
Toko Roti Global yang dibebankan setiap bulan produksi sebesar Rp208.587.917
dengan jumlah produk yang dihasilkan sebanyak 273.000 buah, dan harga pokok
perhitungan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sudah dilakukan
dengan benar, namun untuk perhitungan biaya overhead pabrik masih kurang
Oleh karena itu jumlah harga pokok produksi yang disajikan penulis lebih
besar dari jumlah harga pokok produksi yang dihitung menurut perusahaan.
Baku Baku
Produksi Produksi
Pengembang
Produksi
Rp 208.587.917
= Rp 753 = Rp 764
biaya produksi dan menghitung kembali harga pokok produksi sesuai dengan teori
tersebut.
harga pokok produksi sebesar Rp764. Maka selisih harga pokok produksi antara
kerugian akibat penetuan harga pokok produksi yang kurang tepat. Semakin kecil
biaya produksi maka semakin besar laba yang akan didapat perusahaan.
51
“Titik impas atau Break even point merupakan tingkat aktivitas di mana
suatu organisasi tidak mendapat laba dan juga tidak menderita rugi, (Harmono,
2018)”. Berikut adalah tabel klasifikasi pembagian biaya tetap dan biaya variabel
Dari uraian data di atas dapat diketahui bahwa total dari biaya tetap Toko
Roti Global selama satu bulan sebesar Rp65.147.916, sedangkan untuk total biaya
Untuk dapat menghitung titik impasnya atau break even point digunakan
Rumus ini digunakan untuk mencari berapa total unit yang harus
Biaya Tetap
BEP=
Harga Jual−Biaya Variabel PerUnit
65.147 .916
BEP=
800−525
65.147 .916
B EP=
275
BE P=237.265 Roti
Rumus ini digunakan untuk mencari berapa total penjualan produk yang
harus dijual untuk mencapai titik impas. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Biaya Tetap
BEP=
Biaya Variabel PerUnit
1−
Harga Jual
65.147 .916
BEP=
525
1−
800
53
65.147 .916
BEP=
1−0,66
65.147 .916
BEP=
0,35
BEP=Rp186.136 .903
Rp186.136.903.
3. Harga Jual
Penetuan harga jual normal (normal pricing) disebut juga dengan cost plus
pricing yaitu pentuan harga jual dengan menambahkan laba yang diharapkan ke
dalam biaya produksi. Total biaya produksi dibawah ini telah ditambahkan
= Rp 268.922.300
Rp 268.922 .300
Harga Jual Per Buah =
273.000
= Rp 985
54
Dari uraian data diatas menunjukkan bahwa total harga jual Toko Roti
Global jika menambahkan persentase laba pada total biaya produksinya sebesar
persentase laba yang diharapkan. Harga jual yang diterapkan Toko Roti Global
ada dua yaitu jika langsung dijual kepada konsumen maka harga jualnya sebesar
partnership maka harga jualnya sebesar Rp800 yang mana toko tersebut akan
penjualan perusahaan selama satu bulan yaitu sebesar Rp218.400.000 dari jumlah
per buah dan harga pokok produksi menurut penulis sebesar Rp764 per buah
sedangkan harga jual yang di pasaran sebesar Rp800 per buah. Dapat dilihat
bahwa selisih antara harga pokok produksi dan harga jual tidak terlalu besar yang
mana harga pokoknya lebih kecil dari pada harga jualnya sehingga kondisi
produksinya lebih besar dari pada harga jual yang ada pada pasaran maka
collapse.
55
harga jual produknya karena hal ini sangat berpengaruh terhadap laba yang akan
diperoleh perusahaan walaupun untuk saat ini harga pasar dapat dikatakan
memberi keuntungan yang lumayan besar terhadap perusahaan. Oleh karena itu,
yaitu harga jual yang ada pada pasar = biaya produksi + laba
= Rp 268.922.300
Rp 268.922 .300
=
273.000
= Rp 985
harga yang ada pada pasar. Sedangkan penulis menghitung harga jual berdasarkan
teori yang berlaku yaitu total biaya produksi ditambah laba yang diinginkan.
suatu bisnis adalah karena kurang tepatnya pengusaha tersebut dalam menentukan
harga jualnya yang kadang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi. Tetapi hal
tersebut dapat dihindari jika pebisnis tersebut dapat menghitung titik impas dari
menentukan harga jualnya, maka harga dari produk tersebut tidak akan terlalu
rendah maupun tinggi. Berikut adalah rincian perhitungan harga jual jika
= Rp 223.364.284
Rp 223.364 .284
Harga Jual Per Buah =
273.000
= Rp 818
Dari uraian data diatas menunjukkan bahwa total harga jual Toko Roti
HPP maupun berdasarkan BEP terdapat selisih sebesar Rp167 per buahnya.
57
Walaupun terdapat selisih akan tetapi kedua cara diatas sudah mengikuti teori
akuntansi. Maka dari itu disinilah peran manajer dalam menentukan cara harga
jual sangat dibutuhkan karena dengan menentukan harga jual yang tepat maka
pembuatan suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. Perhitungan harga
pokok produksi yang dilakukan perusahaan masih sederhana dan belum merinci
seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Adapun biaya-biaya yang
diakui perusahaan dalam perhitungannya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Perusahaan tidak menhgitung biaya
overhead pabrik secara lengkap, seperti biaya penyusutan mesin dan biaya
penyusutan peralatan tidak diakui oleh perusahaan pada saat menghitung harga
pokok produksi.
produksi per buah sebesar Rp753. Sedangkan harga pokok produksi menurut
penulis sebesar Rp208.587.917, dengan harga pokok produksi per buah sebesar
Rp764.
menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Hal ini dapat
58
dapat dengan mudah menentukan harga jual dan mengetahui besarnya laba yang
didapat perusahaan.
menentukan harga jual produknya dengan tepat. Harga jual merupakan total biaya
harga jual produknya berdasarkan harga yang ada pada pasar. Sedangkan penulis
menghitung harga jual berdasarkan teori yang berlaku yaitu total biaya produksi
perusahaan dan harga jual menurut penulis terdapat sedikit perbedaan. Harga jual
menurut perusahaan berdasar dari harga yang ada pasaran yaitu sebesar Rp800 per
buah. Sedangkan harga jual menurut penulis berdasar dari teori akuntansi dimana
total dari biaya produksi perusahaan ditambah dengan persentase laba yang
akuntansi yang berlaku, penulis mendapat harga jual roti sebesar Rp985 per buah.
Perhitungan harga jual menurut penulis lebih tinggi dari harga jual yang
ada pada pasar. Walaupun selisih nilai dari harga jual menurut penulis dan
menurut perusahaan dapat dikatakan kecil tetapi hal ini dapat mengakibatkan
Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang telah dijelaskan pada
penentuan harga jual. Jadi dalam penentuan harga pokok produksi dan
2. Dalam perhitungan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
yang ada pada pasar walaupun untuk harga yang ada pada pasar saat ini
B. Saran
harga pokok produksi dengan metode full costing yang sesuai dengan
harga jual.
4.
61
DAFTAR PUSTAKA
Akbar. (2011). Peran Harga Sebagai Indikator Kualitas Jasa Persepsi dan
Pengaruh Terhadap Kemungkinan Membeli Konsumen. Vol.2, No.2, 101-
120.
Bastian, B., & Nurlela. (2007:48). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dewi, S. P., Kristanto, S. B., & Dermawan, E. S. (2015). Akuntansi Biaya (2 ed.).
Bogor: In Media.
Mulyadi. (2010). Akuntansi Biaya, Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mulyati, S., Yunita, N. A., Satria, D. I., Indrayani, & Yusra, M. (2017). Akuntansi
Biaya. Aceh: Sefa Bumi Persada.
LAMPIRAN
64
Usulan Judul
65
RIWAYAT HIDUP
FARIED MUHAMMAD TAMSIL. Lahir di Ujung
Pada tahun yang sama, peneliti melanjutkan pendidikan di SMPS Rahmatul Asri
dan tamat pada tahun 2013. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di SMAN
Pengetahuan Sosial dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016, peneliti
Universitas Negeri Makassar dengan lulus jalur SBMPTN. Pada tahun 2020