Anda di halaman 1dari 79

ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING DALAM

PERENCANAAN BIAYA PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN


LABA PADA CV. MANDIRI TAS TAHUN 2018

Skripsi

Diajukan Oleh:

Restu Tri Yuliani

022116031

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

AGUSTUS 2020
ABSTRAK

Restu Tri Yuliani. 022116031. Analisis Penerapan Target Costing dalam Perencanaan Biaya Produksi
untuk Peningkatan Laba pada CV. Mandiri Tas Tahun 2018.
Pembimbing: Ahmad Burhanudin Taufiq dan Amelia Rahmi. 2020.

Pada era globalisasi, persaingan terjadi hampir disemua lini usaha. Persaingan yang terjadi di
semua lini usaha pada era perdagangan bebas juga membawa berbagai macam dampak bagi
perekonomian Indonesia. Perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak bertahan hidup harus
mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas yang baik. Oleh karena itu, para akuntan
manajemen perlu tanggap terhadap perubahan baik itu dalam ruang lingkup internal maupun eksternal
serta meningkatkan kualitas profesi. Salah satu tujuan yang paling utama adalah optimalisai laba atau
keuntungan. Agar dapat memperoleh laba yang maksimal dalam persaingan yang ketat antar lini
usaha, perusahaan harus dapet menciptakan suatu produk baik barang maupun jasa yang harganya
lebih rendah atau harganya sama dengan pesaingnya. Untuk mendapatkan produk seperti itu,
perusahaan harus berusaha mengurangi biaya yang harus dikeluarkan pada proses produksinya. Untuk
itulah diperlukan metode target costing untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yang pada akhirnya
akan membawa dampak terhadap harga jual produk kompetitif serta memaksimalkan laba perusahaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui perhitungan Harga Pokok Produksi
dengan Metode Tradisional Costing. (2) Untuk mengetahui perhitungan Harga Pokok Produksi
dengan menggunakan Metode Target Costing. (3) Untuk menganalisis dampak yang terjadi pada
Harga Pokok Produksi dan laba apabila diterapkan Metode Target Costing.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif berupa studi kasus.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer berupa laporan keuangan mengenai
biaya produksi CV. Mandiri Tas Tahun 2018. Objek yang diteliti adalah Harga Pokok Produksi dan
Target Costing. Unit analisis dalam penelitian ini pada CV. Mandiri Tas. Jenis data penelitian
kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahun 2018 dengan penerapan tradisional costing,
Harga Pokok Produksi CV. Mandiri Tas telah mengeluarkan biaya baku langsung sebesar Rp.
162.360.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 82.632.000, dan biaya overhead pabrik sebesar
Rp. 73.780.000, sehingga total biaya produksi yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 318.772.000, dan
laba yang diperoleh sebesar Rp. 123.913.000. Sedangkan untuk penerapan metode target costing,
harga pokok produksi CV. Mandiri Tas dapat menghemat pengeluaran biaya bahan baku langsung
sebesar Rp. 4.200.000 (2,58%) menjadi Rp. 158.160.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp.
2.880.000 (3,90%) menjadi Rp. 70.900.000 sehingga total biaya produksi menjadi Rp. 311.692.000.
Dengan kata lain, penerapan metode target costing ini dapat menurunkan total biaya produksi sebesar
Rp. 7.080.000 (2,22%) dibandingkan dengan metode yang perusahaan terapkan.

Kata Kunci: Target Costing, Biaya Produksi, Laba.

ii
ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING DALAM
PERENCANAAN BIAYA PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN
LABA PADA CV. MANDIRI TAS TAHUN 2018

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
Bogor

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi

(Dr. Hendro Sasongko, Ak., M.M., CA.) (Dr. Arief Tri Hardiyanto, Ak., MBA.,
CMA., CCSA., CA., CSEP., QIA)

iii
ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING DALAM
PERENCANAAN BIAYA PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN
LABA PADA CV. MANDIRI TAS TAHUN 2018

Skripsi

Telah disidangkan dan dinyatakan lulus

Pada Hari: Selasa. Tanggal: 4 Agustus 2020

Restu Tri Yuliani

022116031

Menyetujui,

Ketua Sidang Penguji

(Hendro Sasongko, Ak., M.M., CA.)

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

( Ahmad Burhanudin Taufiq, Ak.,CA.,ME) ( Amelia Rahmi, S.E., M.Ak)

iv
© Hak Cipta milik Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan, tahun 2019
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah,, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang
wajar Fakultas Ekonomi Univeristas Pakuan.
Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa seizin Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan.

v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
sepenuh hati, karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan
proposal ini yang berjudul “Analisis Penerapan Target Costing dalam
Perencanaan Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba pada CV. Mandiri Tas
Tahun 2018”.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini merupakan salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar (S1) Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pakuan Bogor. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi teknis maupun dari
segi ilmiahnya yang semuanya itu disebabkan dari keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak sehingga dapat dijadikan masukan yang
bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penulis agar menjadi
lebih baik.
Penulisan proposal penelitian ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Atas bantuan, bimbingan dan
dukungan yang telah diberikan kepada penulis, perkenankan penulis untuk
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hendro Sasongko, Ak., M.M., C.A,. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pakuan Bogor.
2. Bapak Dr. Arief Tri Hardiyanto, Ak., MBA., CMA., CCSA., CA., CSEP.,
QIA. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pakuan Bogor.
3. Ibu Retno Martanti Endah Lestari, S.E., M.Si. Selaku Sekretaris Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor.
4. Bapak Ahmad Burhanudin Taufiq, Ak., ME., CA Selaku Ketua Komisi
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan semangat
demi kelancaran penulisan skripsi ini.
5. Ibu Amelia Rahmi, S.E., M.Ak Selaku Anggota Komisi Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan semangat demi
kelancaran penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan yang telah
memberikan ilmu selama perkuliahan.
7. Bapak Slamet Riyanto S.Pd., dan Ibu Muhayinah A.P. selaku orang tua
yang telah memberikan dukungan dan doanya yang tak terhingga serta
bantuan moral dan materil dalam penulisan skripsi ini.

vi
8. Reni Eka Septianingsih S.Pd., dan Risma Apriliani Anggrasari
A.Md.Akun. selaku kakak saya yang selalu memberi dukungan positif
agar tercapainya tujuan yang ingin saya capai.
9. Spesial ucapan terimakasih untuk diri saya sendiri telah melewati
beberapa musim berganti dengan tugas akhir yang wajib saya selesaikan,
terimakasih telah berusaha, sabar dan sedikit banyaknya konsisten dalam
banyak hal. Karya ini saya persembahkan untuk diri saya sendiri, orang
tua yang selalu mendorong saya untuk segera wisuda dan teman-teman
yang bertanya kapan skripsi ini selesai. I love myself!!
10. Bapak Hadiman selaku pendiri CV. Mandiri Tas yang telah memberikan
bantuan dan kerjasama sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
11. Leonita Angkasa Putri, Adam Maulana, Yaumil Annisa, dan Lavinka
Amalia Firdaus yang telah memberi saya dukungan penuh dan memberi
semangat agar segera lulus.
12. Ucapan terimakasih kepada SUN Family (Tri Resti Rezeki, Ulpa Zulianti,
Putri Yansih, Dhea Novi Wahyuni, Muhamad Adriansyah, Roby Renaldi,
Haqi Maliq, dan Yohanes Cristianto Pessoa Belo) sebagai teman dekat
penulis. Terimakasih telah sabar dan menguatkan ketika hati sedang
bersedih maupun berbahagia selama kurang lebih 4 tahun bersama.
Memberi nasihat walau susah diterima, bertukar pikiran ketika sedang
buntu, memberi semangat agar selalu ibadah dan berdoa, menjadi teman
tipsen ketika tidak mood memasuki kelas, semoga waktu mempertemukan
kita kembali.
13. Ucapan terimakasih kepada STFU Squad (Widadi Wahyudi, Dede
Sartika, Fadhilah Najmee, Hani Apriani, Akmal Sabiq, Amelia Agustin,
Ayu Resti, Arisa Zaenab, Dwiky Darmawan, Firda Ramadanti, Gita
Khoerunisa, Radha Gayana, Tegar Nurrasyid, dan Putri Rahma) sebagai
teman dekat penulis. Terimakasih telah hadir dan menjadi penghibur
dikala penat, menjadi teman tertawa disaat hati tidak sejalan, menjadi
teman bermain disaat hati rindu, semoga kalian selalu sehat.
14. Seluruh teman-teman kelas A dan B Akuntansi angkatan 2016 yang
memberikan dukungan dan semangat selama perkuliahan.
15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh
penulis, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.

vii
Semoga semua doa, bantuan, dukungan dan semangat yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.

Bogor, Agustus 2020

Restu Tri Yuliani

viii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................i
ABSTRAK .................................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PRODI ........................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN TELAH DISIDANGKAN ........................................ iv
HAK CIPTA ..................................................................................................................v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ...........................................................................1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ..........................................................5
1.2.1 Identifikasi Masalah ........................................................................5
1.2.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...................................................................5
1.3.1 Maksud Penelitian .......................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Penelitian ............................................................................5
1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................................6
1.4.1 Kegunaan Praktis ............................................................................6
1.4.2 Kegunaan Akademis .......................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ................................................................................................7
2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen ................................................7
2.1.2 Proses Akuntansi Manajemen .......................................................7
2.1.3 Trend yang Mempengaruhi Akuntansi Manajemen.....................8
2.2 Laba ..........................................................................................................11
2.2.1 Pengertian Laba ............................................................................11
2.2.2 Kemampuan Menghasilkan Laba ................................................11
2.2.3 Perubahan Laba Kotor (Gross Profit) .........................................12
2.3 Biaya .........................................................................................................12
2.3.1 Pengertian Biaya ..........................................................................12
2.3.2 Biaya dan Klasifikasi Biaya ........................................................13
2.3.3 Perilaku Biaya ..............................................................................13
2.3.4 Biaya Produksi .............................................................................14
2.3.4.1 Unsur-unsur Biaya Produksi........................................................14
2.3.4.2 Klasifikasi Biaya Produksi ..........................................................15
2.3.4.3 Efisiensi Biaya Produksi ..............................................................17
2.4 Metode Target Costing .............................................................................17

ix
2.4.1 Pengertian Target Costing ...........................................................17
2.4.2 Tujuan Target Costing .................................................................18
2.4.3 Bagan Alur Target Costing .........................................................19
2.4.4 Model Penerapan Target Costing ...............................................20
2.4.5 Prinsip-prinsip Penerapan Targer Costing .................................21
2.4.6 Karakteristik Target Costing ......................................................24
2.4.7 Tahap-tahap Pengimplementasian Target Costing ...................24
2.4.8 Rekayasa Nilai (Value Engineering) .........................................25
2.4.9 Kendala Penerapan Target Costing ...........................................27
2.5 Harga Pokok Produksi ...............................................................................28
2.5.1 Pengertian Harga Pokok Produksi .............................................28
2.5.2 Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi .................................28
2.6 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran ....................................29
2.6.1 Penelitian Sebelumnya................................................................29
2.6.2 Kerangka Pemikiran....................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ..........................................................................................32
3.2 Objek, Unit Analisis, dan Lokasi Penelitian ............................................32
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ............................................................32
3.3.1 Jenis Data Penelitian ...................................................................32
3.3.2 Sumber Data Penelitian ..............................................................33
3.4 Operasionalisasi Variabel..........................................................................33
3.5 Metode Pengumpulan Data .......................................................................33
3.6 Metode Pengolahan/Analisis Data............................................................34
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................35
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .........................................................35
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan CV. Mandiri Tas ...........................35
4.1.2 Proses Produksi ...........................................................................35
4.1.3 Kegiatan Usaha............................................................................35
4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas .......................................36
4.2 Biaya Produksi CV. Mandiri Tas ..............................................................37
4.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung .....................................................37
4.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung ...................................................38
4.2.3 Biaya Overhead Pabrik ...............................................................39
4.2.4 Biaya Produksi ............................................................................40
4.3 Laba CV. Mandiri Tas ...............................................................................40
4.4 Pembahasan ................................................................................................41
4.4.1 Penerapan Target Costing pada CV. Mandiri Tas ....................41
4.4.1.1 Menentukan Harga Pasar ............................................................41
4.4.1.2 Menentukan Laba yang Diharapkan ..........................................42
4.4.1.3 Menghitung Target Biaya (Target Cost)....................................42
4.4.1.4 Menggunakan Rekayasa Nilai (Value Engineering/VE) ..........42

x
4.4.2 Biaya Produksi Setelah Rekayasa Nilai .....................................44
4.5 Perbandingan Biaya Produksi dan Laba Antara Penerapan Metode
Tradisional Costing dan Metode Target Costing .......................................................45
4.5.1 Perencanaan Biaya Produksi dengan Penerapan Metode
Tradisional Costing dan Metode Target Costing .......................................................45
4.5.2 Laba dengan Penerapan Metode Tradisional Costing dan Metode
Target Costing serta Dampak dari Penerapannya ......................................................46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................47
5.1 Kesimpulan.................................................................................................47
5.2 Saran ..........................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................49
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................52
SURAT PERNYATAAN ...........................................................................................53
LAMPIRAN ................................................................................................................54

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Keuangan CV. Mandiri Tas Tahun 2018 ............................................3

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ..................................................................................29

Tabel 3.1 Operasional Variabel .....................................................................................33

Tabel 4.1 Penjualan Produksi CV. Mandiri Tas .........................................................37

Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku Langsung CV. Mandiri Tas ........................................38

Tabel 4.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung CV. Mandiri Tas ......................................39

Tabel 4.4 Biaya Overhead Pabrik CV. Mandiri Tas ..................................................39

Tabel 4.5 Biaya Produksi CV. Mandiri Tas ...............................................................40

Tabel 4.6 Laba CV. Mandiri Tas.................................................................................41

Tabel 4.7 Daftar Harga Tas CV. Mandiri Tas ............................................................41

Tabel 4.8 Tabel Perbandingan Harga Kain dan Benang Jahit CV. Mandiri Tas dan
CV. Yogitas Promosi (YPRO) ......................................................................................43

Tabel 4.9 Daftar Harga Kain CV. Mandiri Tas Yogitas Promosi (YPRO) ..............43

Tabel 4.10 Harga Benang Nilon CV. Yogitas Promosi (YPRO) ................................44

Tabel 4.11 Biaya Produksi CV. Mandiri Tas Setelah Rekayasa Nilai ........................44

Tabel 4.12 Perbandingan Biaya Produksi Antara Metode Tradisional Costing dengan
Metode Target Costing CV. Mandiri Tas .....................................................................45

Tabel 4.13 Perbandingan Laba Antara Metode Tradisional Costing dengan Metode
Target Costing CV. Mandiri Tas ...................................................................................46

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Target Costing .............................................................................19

Gambar 2.2 Bagan Alur Target Costing .......................................................................19

Gambar 2.3 Model Penerapan Target Costing .............................................................21

Gambar 2.4 Prinsip-prinsip Target Costing ..................................................................22

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ..................................................................................31

xiii
LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi CV. Mandiri Tas .....................................................51

Lampiran 2 Data Keuangan CV. Mandiri Tas............................................................52

Lampiran 3 Kuantitas Produksi CV. Mandiri Tas......................................................53

Lampiran 4 Tabel Penjualan CV. Mandiri Tas ..........................................................54

Lampiran 5 Tabel Bahan Baku Langsung CV. Mandiri Tas .....................................55

Lampiran 6 Tabel Tenaga Kerja Langsung CV. Mandiri Tas ...................................56

Lampiran 7 Tabel Biaya Overhead Pabrik CV. Mandiri Tas ....................................57

Lampiran 8 Total Biaya Administrasi dan Umum CV. Mandiri Tas........................58

Lampiran 9 Total Biaya Pemasaran CV. Mandiri Tas ...............................................59

Lampiran 10 Tabel Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung CV. Mandiri Tas .............60

xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Pada era globalisasi, persaingan terjadi hampir disemua lini usaha. Perusahaan
bersaing tidak hanya dengan para kompetitor yang berasal dari dalam negeri tetapi
juga dari luar negeri. Sejalan dengan perkembangan teknologi dewasa ini, jenis-jenis
produk makin bertambah jumlahnya. Seiring dengan itu pula, persoalan yang
dihadapi perusahaan terutama perusahaan manufaktur akan semakin kompleks. Hal
ini menuntut manajemen perusahaan untuk menentukan suatu tindakan dengan
memilih berbagai alternatif dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan yang
sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Persaingan yang terjadi di semua lini usaha pada era perdagangan bebas juga
membawa berbagai macam dampak bagi perekonomian Indonesia. Adapun dampak
positifnya adalah memberikan peluang bagi Indonesia untuk mengekspor produk
yang semakin luas. Sedangkan dampak negatifnya adalah persaingan yang terjadi
bukan hanya antar pelaku bisnis domestik, tetapi melibatkan pula pelaku bisnis dari
luar negeri yang semakin bebas memasarkan produk di Indonesia.
Perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak bertahan hidup harus
mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas yang baik. Akan tetapi
untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi ini tidak mudah, karena banyak faktor
yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor-
faktor tersebut antara lain tenaga kerja, bahan baku, mesin, metode produksi dan
pasar (Supriyadi 2013, 2).
Biaya produksi merupakan faktor internal yang paling berpengaruh terhadap
pencapaian efisiensi produk karena merupakan komponen biaya yang paling besar
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya-biaya yang membentuk biaya
produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Apabila dalam perhitungan biaya produksi tidak menggunakan metode yang
tepat dan benar maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menetapkan biaya
produksi sehingga pembebanan harga pokok terlalu tinggi.
Oleh karena itu, para akuntan manajemen perlu tanggap terhadap perubahan baik
itu dalam ruang lingkup internal maupun eksternal serta meningkatkan kualitas
profesi. Seiring dengan perkembangan dunia usaha guna membantu para pemimpin
perusahaan dalam pengambilan keputusan, maka akuntan manajemen perlu
memahami dan mengikuti setiap aktifitas dari masing-masing fungsi manajemen
dalam perusahaan.
Salah satu tujuan yang paling utama adalah optimalisai laba atau keuntungan.
Agar dapat memperoleh laba yang maksimal dalam persaingan yang ketat antar lini

1
2

usaha, perusahaan harus dapet menciptakan suatu produk baik barang maupun jasa
yang harganya lebih rendah atau harganya sama dengan pesaingnya. Untuk
mendapatkan produk seperti itu, perusahaan harus berusaha mengurangi biaya yang
harus dikeluarkan pada proses produksinya. Konsep target costing sangat sesuai
sejalan dengan meningkatnya persaingan serta tingkat penawaran yang jauh
melampaui tingkat permintaan, maka kekuatan pasar memberikan pengaruh yang
semakin besar terhadap tingkat harga. Untuk itulah diperlukan target costing untuk
dapat mencapai tujuan perusahaan yang pada akhirnya akan membawa dampak
terhadap harga jual produk kompetitif serta memaksimalkan laba perusahaan.
Semakin baik penerapan target costing terhadap perusahaan maka akan semakin baik
pula peningkatan efisiensi biaya produksinya yang berakibat terhadap tingkat
penawaran harga dan pemaksimalan laba perusahaan.
Target costing merupakan sebuah perubahan terhadap pola pikir selama ini, serta
merupakan kunci jangka panjang bagi kelangsungan hidup pertumbuhan dan
kemakmuran suatu perusahaan dalam lingkungan yang kompetitif dan terus menerus
berubah ini. Dengan target costing perusahaan dapat merancang produk dan jasa
yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus dapat mencapai targer
perusahaan secara bersamaan, karena target costing mempertimbangkan seluruh
biaya produk dalam siklus biaya produk, dan bertujuan untuk menurunkan biaya total
sebuah produk.
Salah satu metode yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Jepang untuk
lolos dari keterpurukan setelah kalah perang dan dibom atom setelah perang dunia
kedua adalah target costing. Konsep target costing sangat sesuai sejalan dengan
meningkatnya persaingan serta tingkat penawaran yang jauh melampaui tingkat
permintaan, maka kekuatan pasar memberi pengaruh yang semakin besar terhadap
tingkat harga.
Sebagai salah satu manajemen inovasi, penerapan target costing dalam suatu
perusahaan juga harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keberhasilan
implementasi dari adanya inovasi tersebut. Pada saat target costing mulai diambil
dan diimplementasikan oleh operasi bisnis organisasi di dalam lingkungan bisnis
yang lain maka dapat diasumsikan bahwa suatu hal yang baru tentang pendekatan
tersebut dapat dipelajari dengan memperhatikan apa yang sedang terjadi dengan
konteks bisnis lainnya (Kusuma dan Ayu Noorida Soerono:2008).
Krismiaji (2011, 335) mengemukakan bahwa target costing adalah proses
penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan bagi pembuatan sebuah produk baru
dan kemudian merancang prototipe yang menguntungkan dengan kendala biaya
maksimum yang telah ditetapkan. Tujuan utama target costing adalah mengurangi
biaya karena sekali target cost telah dicapai, maka suatu target cost yang baru lebih
rendah ditentukan. Dengan menggunakan target costing perusahaan dapat dengan
bebas menentukan biaya yang diinginkan, dimana biaya ini diperoleh dari harga
3

pasar yang berlaku dikurangi dengan laba yang diinginkan dan seiring dengan price
driven-costing.
Umumnya perusahaan beroperasi dengan mengembangkan dan memproduksi
barang atau jasa terlebih dahulu. Kemudian mulai menghitung biaya yang
dikeluarkan untuk jenis produksi tersebut dan menetapkan harga jual bagi
produknya, setelah itu produk siap dipasarkan. Namun dalam metode target costing,
proses yang terjadi justru sebaliknya. Setelah perusahaan mengetahui harga yang
akan dikenakan terhadap produknya, kemudian perusahaan mulai mengembangkan
produknya yang dapat dipasarkan secara menguntungkan pada tingkat harga yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian pada CV.
Mandiri Tas untuk mengetahui sejauh mana tingkat efisiensi biaya dalam proses
produksi. CV. Mandiri Tas merupakan sebuah Usaha Kecil Menengah yang didirikan
oleh Bapak Hadiman di Dramaga Kabupaten Bogor pada Tahun 2001. Usaha ini
melayani pembuatan berbagai macam Tas, seperti tas troly umroh haji, tas ransel
laptop, tas kantor selempang, tas seminar, dan lain-lain.
CV. Mandiri Tas sebagai usaha yang memenuhi permintaan pembuatan tas.
Namun seperti kebanyakan usaha kecil menengah, usaha tersebut masih
menggunakan metode biaya standar, yaitu biaya yang ditentukan dimuka, yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu-satuan
produk atau membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi
dan faktor-faktor lain tertentu.
CV. Mandiri Tas belum memiliki manajemen keuangan yang mendukung
sehingga masih belum optimal dalam mengelola biaya produksi yang menyebabkan
usaha tidak mencapai laba maksimal, seperti yang dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 1.1
Data Keuangan CV. Mandiri Tas
Tahun 2018
Uraian 2018 (Rupiah)

Penjualan Rp. 532.235.000

Biaya Produksi

Biaya Bahan Baku Langsung Rp. 162.360.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 82.632.000

Biaya Overhead Pabrik Rp. 73.780.000


4

Biaya Non Produksi Rp. 83.100.000

Biaya Administrasi & Umum Rp. 6.450.000

Biaya Pemasaran

Laba Rp. 123.913.000

Sumber : Data CV. Mandiri Tas


Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa laba yang diperoleh pada tahun 2018 sebesar
23,28% dari penjualan, sedangkan target laba CV. Mandiri Tas adalah 30% dari
penjualan, yang berarti laba yang diperoleh selama satu tahun tersebut tidak
mencapai target yang diinginkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Heri Supriyadi (2013) dengan persamaan variabel
yang digunakan yaitu target costing dan peningkatan laba usaha dan dengan tempat
penelitian yang berbeda yaitu pada Usaha Dagang Eko Kusen, menunjukan hasil
bahwa penerapan target costing pada Usaha Dagang Eko Kusen lebih efisien jika
dibandingkan dengan yang dilakukan oleh perusahaan selama ini, dan juga
merupakan alternatif yang baik bagi perusahaan untuk menekan biaya produksinya,
dimana dengan penerapan target costing maka perusahaan dapat memperoleh
penghematan biaya sekitar 27% hingga 35% dari biaya yang dikeluarkan sebelum
menggunakan metode target costing.
Mengingat seberapa penting masalah target costing, maka hal ini perlu
diperhatikan oleh CV. Mandiri Tas, dimana dalam menjalankan kegiatan produksi
sesuai dengan yang diinginkan (target), sebagai dasar penetapan harga jual produk
untuk memperoleh laba yang diinginkan oleh perushaan. Tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan dengan menerapkan target costing adalah untuk menentukan harga
pokok produk sesuai dengan yang diinginkan (target) sebagai dasar penetapan harga
jual produk untuk memperoleh laba yang diinginkan oleh perusahaan. Hal ini sangat
baik untuk diterapkan oleh perusahaan agar perusahaan dapat mengelola biaya (cost
management) dengan baik, dan untuk mencapai tujuan perusahaan, perusahaan
membentuk sebuah tim untuk pengembangan produk yang bertanggungjawab dan
merancang produk yang dapat dibuat dengan biaya yang tidak lebih besar dari target
biaya yang telah dihitung oleh perusahaan, sehingga dengan menggunakan
pendekatan target costing, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai alat penilaian
efisiensi produksi pada CV. Mandiri Tas.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka judul penelitian yang
diambil dalam penelitian ini adalah “Analisis Penerapan Target Costing dalam
Perencanaan Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba pada CV. Mandiri Tas
Tahun 2018”.
5

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan sebelumnya, masalah yang
dapat di rumuskan adalah sebagai berikut "Bagaimana Perhitungan Harga Pokok
Produksi pada CV. Mandiri Tas dengan menggunakan Metode Target Costing tahun
2018?"

1.2.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis membuat perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perhitungan Harga Pokok Produksi CV. Mandiri Tas sebelum
menggunakan target costing?
2. Bagaimana perhitungan Harga Pokok Produksi CV. Mandiri Tas sesudah
menggunakan target costing?
3. Bagaimana dampak terhadap Harga Pokok Produksi dan Laba CV. Mandiri
Tas setelah menggunakan target costing?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi dalam
penyusunan dan pembahasan skripsi. Dan untuk menganalisis bagaimana penerapan
target costing dalam biaya produksi dan laba usaha, juga menyimpulkan target
costing merupakan alternatif yang tepat bagi perusahaan.

1.3.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan Metode
Tradisional Costing CV. Mandiri Tas.
2. Untuk mengetahui perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan
Metode Target Costing pada CV. Mandiri Tas.
3. Untuk menganalisis dampak yang terjadi pada harga pokok produksi dan
laba CV. Mandiri Tas tahun 2018 apabila diterapkan metode target costing.
6

1.4 Kegunaan Penelitian


1.4.1 Kegunaan Praktis
1.4.1.1 Bagi Perusahaan
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
CV. Mandiri Tas dalam menentukan Harga Pokok Produksi.
2. Membantu perusahaan dalam menentukan Harga Pokok Produksi
dengan menggunakan Metode Target Costing.

1.4.1.2 Bagi Peneliti


1. Membandingkan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan
praktek yang ada diperusahaan.
2. Memperoleh pengetahuan dalam bidang akuntansi biaya dan
akuntansi manajemen dalam menentukan Harga Pokok Produksi
perusahaan.

1.4.2 Kegunaan Akademis


1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pihak lain yang berkepentingan dalam rangka penentuan Harga
Pokok Produksi di CV. Mandiri Tas.
2. Memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang akuntansi terutama
yang terkait dengan penentuan Harga Pokok Produksi dengan
menggunakan Metode Target Costing.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Akuntansi Manajemen
Menurut Rudianto (2013, 9) akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan,
menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat,
meringkas, dan melaporkan aktivitas atau transaksi perusahaan dalam bentuk
informasi keuangan. Dan pengertian akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi
dimana informasi yang dihasilkannya ditunjukan kepada pihak-pihak internal
organisasi, seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran dan
sebagainya guna pengambilan keputusan internal organisasi. Dengan demikian, tugas
penting akuntansi manajemen adalah mengembangkan informasi keuangan bagi para
manajer dan pengelola perusahaan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan menurut Wiratna Sujarweni (2015, 1) akuntansi manajemen
adalah salah satu bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara
menghasilkan informasi keuangan untuk pihak manajemen yang selanjutnya akan
digunakan untuk pengambilan keputusan. Umumnya informasi yang dihasilkan
sifatnya lebih dalam dan biasanya tidak dipublikasikan.
Krismiaji & Aryani (2011: 15) menyatakan akuntansi manajemen merupakan
cabang ilmu akuntansi yang khusus diselenggarakan untuk menghasilkan berbagai
informasi yang akan dikonsumsi oleh pihak intern (manajemen) guna melaksanakan
berbagai fungsi manajemen, mulai dari fungsi perencanaan, fungsi pengarahan dan
motivasi karyawan, fungsi koordinasi, fungsi pengendalian dan pengawasan, fungsi
penilaian kinerja, dan fungsi pembuatan keputusan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi
manajemen adalah salah satu ilmu akuntansi yang mengukur, menganalisa, dan
melaporkan informasi keuangan maupun non keuangan yang digunakan dalam
proses pengambilan keputusan yang pelaporannya bersifat internal yaitu kepada
manajemen perusahaan saja.

2.1.2 Proses Akuntansi Manajemen


Aktivitas manajemen adalah proses pokok yang dilakukan oleh manajemen
untuk menjalankan perusahaan. Berikut tiga aktivitas utama manajemen menurut
Baldric Siregar, et al (2016, 7):
1. Perencanaan
Perencanaan (planning) adalah aktivitas yang dilakukan untuk menentukan
tujuan dan metode yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Proses

7
8

perencanaan menghasilkan renana jangka panjang, jangka menengah dan


jangka pendek. Dalam dokumen perencanaan dituangkan program dan
perincian aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dokumen
perencanaan tahunan dinamakan anggaran. Tercapai atau tidaknya anggaran
akan berdampak langsung pada pencapaian tujuan perusahaan.

2. Pengendalian
Pengendalian (controling) adalah aktivitas yang dilakukan untuk memonitor
pelaksanaan suatu rencana dan mengambil tindakan yang diperlukan jika
terjadi penyimpangan. Proses pengendalian diharapkan mampu
mengidentifikasi pelaksaan aktivitas yang berjalan dengan baik berupa
informasi yang diperoleh untuk mengevaluasi atau mengkoreksi pelaksanaan
aktivitas. Umpan balik sebaiknya disajikan dengan terperinci untuk
mempertahankan atau meningkatkan pelaksanaan aktivitas yang
menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Umpan balik juga dapat
dijadikan dasar untuk mengurangi atau bahkan mengeleminasi aktivitas yang
tidak menghasilkan nilai tambah.

3. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah proses pemilihan suatu
alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia. Proses pengambilan
keputusan dimulai dari identifikasi masalah, identifikasi alternatif yang
tersedia, penentuan manfaat dan biaya setiap alternatif, dan penentuan
alternatif yang terbaik. Pengambilan keputusan dilakukan dalam tahapan
aktivitas manajemen.

2.1.3 Trend yang Mempengaruhi Akuntansi Manajemen


Akuntansi manajemen berkembang sejalan dengan perkembangan berbagai
praktik dalam bisnis. Pada awalnya akuntansi manajemen berfokus pada penentuan
biaya dan profitabilitas produk. Namun belakangan ini, dalam akuntansi manajemen
dituntut penyesuaian terhadap praktik bisnis yang berkembang akhir-akhir ini.
Berikut berbagai praktik bisnis baru yang menuntut perubahan dalam akuntansi
manajemen menurut Baldric Siregar, et al (2016, 13):
1. Orientasi Pelanggan
Perusahaan dituntut fokus pada keunggulan kompetitif dengan
meberikan nilai yang lebih baik kepada pelanggan untuk biaya yang sama
atau lebih rendah. Perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang
bernilai sama atau lebih besar dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari
apa yang dilakukan pesaing. Nilai pelanggan (customer value) adalah
9

perbedaan antara yang diterima pelanggan (realisasi pelanggan) dan yang


diserahkan (dikorbankan) oleh pelanggan.
Segala sesuatu yang diperoleh pelanggan disebut produk total (total
product). Produk total adalah semua manfaat berwujud dan tidak berwujud
yang diterima pelanggan akibat membeli produk. Meningkatkan nilai
pelanggan berarti meningkatkan realisasi pelanggan atau mengurangi
pengorbanan pelanggan atau keduanya.
2. Perspektif Lintas Fungsi
Perspektif lintas fungsi (cross functional perspective) adalah cara
pandang manajemen yang tidak lagi melihat proses penambahan nilai yang
terjadi disuatu fungsi terpisah dari proses penambahan nilai yang terjadi
difungsi lain. Apabila manajemen memiliki perspektif yang sempit dan
terpisah antarfungsi, maka proses penciptaan nilai pelanggan yang
optimimum tidak tercapai. Hal ini terjadi karena setiap fungsi memiliki ego
dan kepentingan sendiri yang sering kali mengorbankan kepentingan
perusahaan secara keseluruhan.
3. Kompetensi Global
Perkembangan dalam transportasi dan komunikasi mendorong
distribusi produk semakin global. Persaingan juga semakin tinggi dari
perbaikan produktivitas dan kualitas yang muncul dari pesaing luar negeri.
Perusahaan disuatu negara dapat secara terus-menerus melakukan
bencmarking terhadap perusahaan lain. Bencmarking adalah penggunaan
praktik terbaik yang diperoleh dari pesaing untuk diterakan diperusahaan
sendiri.Manajemen
4. Kualitas Produk
Manajemen kualitas total (total quality management), atau disingkat
TQM adalah pendekatan yang menuntut perusahaan menciptakan lingkungan
yang memungkinkan produk yang sempurna tanpa cacat dapat dihasilkan.
Ada empat prinsip dasar TQM, yaitu fokus kepada pelanggan, keterlibatan
penuh pegawai, perbaikan berkelanjutan, dan sistem terintegrasi.
5. Waktu sebagai Elemen Kompetitif
Waktu adalah elemen krusial dalam setaip tahapan rantai nilai. Waktu
yang dikonsumsi untuk memproduksi produk dapat meliputi waktu berniali
tambah (value added time) dan waktu tidak bernilai tambah (non-value added
time). Perhatian manajemen perlu tertuju pada waktu tidak bernilai tambah,
misalnya menunggu, karena hal ini dapat mengurangi nilai pelanggan. Waktu
tidak bernilai tambah sebaiknya dikurangi, atau bahkan apabila
dimungkinkan dihilangkan.
Sistem informasi akuntansi manajemen dituntut melaporkan aktivitas
dan konsumsi waktu aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
Laporan ini diperlukan untuk dijadikan umpan balik terhadap perbaikan
10

aktivitas periode selanjutnya. Pilihan tindakan manajemen untuk mengurangi


atau menghilangkan waktu tidak bernilai tambah tergantung pada informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen.
6. Kemajuan Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi informasi mendukung pemanufakturan
terintegrasi dengan komputer. Dalam pemanufakturan automasi, komputer
digunakan untuk memonitor dan mengendalikan operasi. Oleh karena
penggunaan komputer, maka banyak informasi yang berguna dikumpulkan
dan dilaporkan kepada manajer tentang apa yang terjadi dalam proses
produksi. Pada pemanufakturan automasi, akuntan manajemen dimungkinkan
untuk melacak produk selagi sedang proses produksi dalam pabrik dan
melaporkannya secara real time, seperti unit yang diproduksi, bahan yang
digunakan, produk rusak dan biaya produk.
7. Kemajuan Lingkungan Pemanufakturan
Kemajuan lingkungan pemanufakturan berdampak penting pada
lingkungan pemanufakturan, kemajuan teknologi berdampak kepada sistem
penentuan biaya produk, sistem pengendalian, perilaku biaya, ketertelusuran,
pengganggaran modal, dan praktik akuntansi manajemen lainnya. Kemajuan
teknologi juga memungkinkan pelakanaan proses produksi JIT (just in time
manufacturing) dan CIM (computer integrated manufacturing).
8. Pertumbuhan dan Deregulasi Industri Jasa
Dari waktu ke waktu, peran industri jasa semakin besar. Selain
pertumbuhan ini, deregulasi juga membuat industri jasa semakin
berkembangan. Isu yang biasa dikaitkan dengan akuntansi manajemen yang
sebelumnya berfokus pada produksi juga berkembang di industri jasa, seperti
kualitas, produktivitas, efisiensi, kepuasaan pelanggan, dan kecepetan.
9. Manajemen Berbasis Aktivitas
Manajemen berbasis aktivitas (activity based management-ABM)
adalah sistem yang memfokuskan perhatian manajemen terhadap aktivitas
untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dalam rangka meningkatkan laba
perusahaan. ABM menekankan pada dua hal, yaitu perhitungan biaya
berbasis aktivitas (activity based costing-ABC) dan analisis nilai proses
(process value analysis-PVA).
Ada dua dimensi dalam ABM. Dimensi pertama adalah dimensi
biaya. Pada dimensi ini dianalisis apa aktivitas yang dilakukan, seberapa
besar sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas, dan apa objek biayanya.
ABC berada dalam dimensi ini merupakan praktik penentuan biaya produk
berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi yang bersangkutan. Dimensi kedua
adalah dimensi proses. PVA adalah gambaran dari dimensi proses ini. Pada
dimensi proses dianalisis apa aktivitas yang dilakukan, apa pemicu besar
kecilnya aktivitas, dan sejauh mana aktivitas berhasil dilaksanakan.
11

2.2 Laba
2.2.1 Pengertian Laba
Secara umum, tujuan didirikannya setiap perusahaan adalah untuk
menciptakan kekayaan, maka laba usaha adalah unsur penting yang menjadi motivasi
dan menggerakan seluruh aktivitas produktif dalam suatu perusahaan. Kebutuhan
untuk menghasilkan laba usaha tersebut menjadi faktor penggerak utama seluruh
aktivitas ekonomis yang dilakukan setiap perusahaan. Mulai dari menentukan produk
yang akan dihasilkan perusahaan, mencari dan mengumpulkan sumber daya yang
diperlukan, hingga menggerakan dan mengarahkan setiap sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan umum perusahaan. Jadi, laba usaha yang menjadi alasan
keberadaan sebuah perusahaan dan seluruh kegiatannya (Rudianto 2013, 94).
Menurut Stice, et al. yang dikutip Medi Tri Purwanto (2013) laba adalah
perbedaan antara pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran
untuk periode tertentu. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba
yang diperoleh perusahaan itu sendiri karena tujuan utama perusahaan pada
umumnya adalah untuk memperoleh laba yang optimal dengan biaya yang efektif
dan efisien, dan juga laba merupakan faktor yang menentukan kelangsungan hidup
perusahaan itu sendiri.
Laba yang berhasil di capai oleh suatu perusahaan merupakan salah satu
ukuran kinerja dan menjadi pertimbangan oleh para investor atau kreditur dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan investasi atau untuk memberikan tambahan
kredit. Perusahaan yang melaporkan laba yang tinggi tentu akan menggembirakan
investor yang menanamkan modalnya karena ia akan mendapatkan dividen atas
setiap kepemilikan saham yang dimilikinya. Demikian pula halnya dengan kreditur,
ia akan merasa yakin bahwa ia akan menerima pendapatan bunga dan pengembalian
pokok pinjaman yang telah diberikan kepada perusahaan menurut Riyatno yang
dikutip Aisyah Salam (2016).
Dari beberapa pengertian laba diatas dapat dijelaskan bahwa laba adalah
selisih lebih antara pendapatan dan biaya yang timbul dalam kegiatan utama atau
sampingan perusahaan selama satu periode, dengan kata lain efektivitas dan efisiensi
dari suatu usaha secara garis besar dapat dilihat pada laba yang diraihnya. Maka dari
itu, laba merupakan alat yang baik untuk mengukur prestasi dari pimpinan dan
manajemen perusahaan.

2.2.2 Kemampuan Menghasilkan Laba


Menurut Dermawan (2012, 119). Laba perusahaan bisa meningkatkan
melalui dua cara, yaitu :
1. Meningkatkan investasi asset.
2. Menurunkan biaya-biaya.
12

Biaya dapat dikurangi dengan meningkatkan efisiensi pengeluaran pada pos-


pos tertentu. Laba (profit) dapat ditingkatkan dengan meningkatkan investasi asset
menguntungkan yang mampu menghasilkan tingkat laba yang tinggi. Resiko tidak
mampu membayar liabilitas diukur dengan besar kecilnya modal bersih. Semakin
besar modal kerja bersih, perusahaan semakin tidak beresiko. Sebaliknya semakin
kecil modal kerja bersih, perusahaan semakin beresiko.
2.2.3 Perubahan Laba Kotor (Gross Profit)
Menurut Jumingan (2014) pada dasarnya perubahan laba kotor disebabkan
oleh dua faktor, yaitu faktor penjualan dan faktor harga pokok penjualan. Oleh
karena itu, perubahan laba kotor karena adanya perubahan hasil penjualan dapat
disebabkan adanya :
1. Perubahan harga jual persatuan produk.
2. Perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau dihasilkan.
Faktor harga pokok penjualan juga dipengaruhi oleh kuantitas produk yang dijual
dan harga pokok satuan (rata-rata) produk yang dijual.

2.3 Biaya
2.3.1 Pengertian Biaya
Akuntansi biaya menurut Mulyadi (2014: 7) adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk
atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapanya. Mulyadi (2014:7)
menyatakan bahwa akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu:
a. Penentuan kos produk,
b. Pengendalian biaya,
c. Pengambilan keputusan khusus.
Pengertian biaya menurut PSAK No. 16 revisi 2017 adalah jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk
memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat
ditetapkan, jumlah yang diatribusikan ke asset pada saat pertama diakui sesuai
dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
Sedangkan menurut Dunia dan Wasiah yang dikutip oleh Aisyah Salam
(2016) biaya adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk
memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau
mempunyai manfaat melebihi atau periode akuntansi tahunan.
13

2.3.2 Biaya dan Klasifikasi Biaya


Menurut Mulyadi (2014: 8) biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan klasifikasi biaya menurut Krismiaji &
Aryani (2011:18) merupakan proses pengelompokkan biaya atas keseluruhan
elemen-elemen biaya secara sistematis ke dalam golongangolongan tertentu yang
lebih rinci untuk dapat memberikan informasi biaya yang lebih lengkap bagi pihak
manajemen dalam mengelola perusahaan.
Biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Krismiaji & Aryani, 2011:18):
a. Klasifikasi biaya-umum, yang terdiri dari biaya manufaktur dan biaya non
manufaktur.
b. Klasifikasi biaya menurut waktu pembebanannya, yang terdiri dari biaya periodik
dan biaya produk.
c. Klasifikasi biaya menurut tujuannya, yang terdiri biaya berdasarkan tujuan
penyusunan laporan keuangan eksternal, prediksi perilaku biaya dalam merespon
perubahan kegiatan, pembebanan biaya ke objek biaya, dan pembuatan keputusan.

2.3.3 Perilaku Biaya


Menurut Halim, Supomo, dan Kusufi (2013, 21). Perilaku biaya adalah pola
perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas
perusahaan. Sedangkan menurut Simamora (2016, 136). Perilaku biaya berarti
bagaimana suatu biaya akan bereaksi atau merespon perubahan tingkat aktivitas
usaha.
Menurut Mulyadi (2012, 465) pada umumnya pola perilaku diartikan sebagai
hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan. Berdasarkan
perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel.
Sedangkan menurut Wiratna Sujarweni (2015, 12) klasifikasi biaya
berdasarkan perilaku biaya dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah, namun
perubahannya sebanding dengan perubahan volume produksi atau penjualan.
2. Biaya tetap, adalah biaya yang tidak berubah jumlahnya walaupun jumlah
yang diproduksi atau dijual berubah dalam kapasitas normal.
3. Biaya semi variabel, adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan kuantitas dan ada tarif tetapnya.
4. Biaya bertingkat, adalah biaya yang dikeluarkan sifatnya tetap harus
dikeluarkan dalam suatu rentang produksi.
14

2.3.4 Biaya Produksi


Biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku
(mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual
(Sodikin 2015, 22). Menurut Sutrisno dalam Gerungan (2013, 865) menyatakan
bahwa biaya produksi adalah biayan yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku
menjadi produk selesai. Sedangkan menurut Wiratna Sujarweni (2015, 11) biaya
produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual.
Dari beberapa pengertian biaya produksi diatas dapat dijelaskan bahwa biaya
produksi adalah biaya yang dikeluarkan dan digunakan untuk mengolah suatu bahan
mentah yang diperoleh dari pemasok menjadi batang jadi yang siap dijual.
2.3.4.1 Unsur-unsur Biaya Produksi
Menurut Wiratna Sujarweni (2015, 11) biaya produksi dibagi menjadi biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
berdasarkan pengeluarannya.
1. Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli
bahan baku utama yang dipakai untuk memproduksi barang.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar
tenaga kerja utama yang langsung berhubungan dengan produk yang
diproduksi dari bahan baku mentah menjadi barang jadi.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
terdiri dari biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak
langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah dapat
ditelusuri secara langsung pada proses produksi. BOP ini sering juga disebut
sebagai biaya produksi tidak langsung karena dapat langsung dibebankan
kedalam suatu produk.
a. Biaya bahan baku tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untk
membeli bahan yang dibuthka untuk menyelesailan suatu produk, namun
pemakaiannya sedikit.
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan untuk membayar gaji tenaga kerja namun tenaga kerja tersbut
tidak langsung mempengaruhi pembuatan barang jadi.
c. Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang yang secara tidak langsung berkaitan dengan
produksi barangnya.
Tujuan penyusunan biaya overhead pabrik menurut Wiratna Sujarweni (2015,
55) adalah sebagai berikut :
15

a. dapat mengetahu penggunaan biaya secara lebih efisiensi dan efektif.


b. Dapat menentukan harga pokok produksi secara lebih tepat.
c. Dapat mengetahui alokasi biaya overhead pabrik, sesaui departemen
tempat biaya dibebankan.
d. Untuk alat mengawasi biaya overhead pabrik.
Menurut Rudianto (2013, 16) biaya produksi dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok menurut spesifikasi manfaatnya yakni biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
1. Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli
bahan baku yang telah digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi
tertentu dalam volume tertentu.
Bahan baku langsung merupakan dasar dan bahan utama dari suatu
produk. Karena itu, kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk selalu sebanding dengan kuantitas produk yang
dihasilkan. Itu sebabnya, biaya bahan baku langsung selalu memiliki sifat
sebagai biaya variabel, karena selalu berfluktuasi sejalan dengan perubahan
volume produksi.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah berbagai macam biaya produksi selain biaya
bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga tetap
dibutuhkan dalam proses produksi.
a. Biaya bahan baku tidak langsung atau biaya bahan penolong adalah
biaya bahan tambahan yang dibuthkn untuk menghasilak suatu produk
tertentu.
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung atau biaya tenaga kerja penolong
adalah biaya pekerja yang dibutuhkan dalam proses menghasilkan
suatu barang tetapi tidak terlibat secara langsung didalam proses
produksi.
c. Biaya tidak langsung lainnya atau biaya pabrikase lain adalah biaya-
biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk
selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja penolong.
2.3.4.2 Klasifikasi Biaya Produksi
Biaya diklasifikasikan secara berbeda-beda dan tidak ada yang lebih superior
antara klasifikasi yang satu dengan klasifikasi yang lain, karena semua klasifikasi
tersebut penting dan berguna. Klasifikasi yang memadai tergantung dari lingkungan
16

organisasi, produksi perusahaan, tujuan dari analisa itu sendiri dan kebutuhan
manajemen.
Menurut Hongren (2008,49) yang diterjemahkan oleh Desi Andariani
mengemukakan klasifikasi biaya produksi sebagai berikut :
Ada dua istilah yang digunakan untuk menggambarkan klasifikasi biaya
manufaktur, yaitu biaya utama (prime cost), yang terdiri atas biaya bahan aku
langsung ditambah biaya tenaga kerja langsung dan biaya konversi (convertion cost),
yang terdiri dari biaya tenaga kerja langsung ditambah biaya overhead pabrik.
1. Biaya Utama (Prime Cost)
Menurut Cartet dan Usry (2009,40) yang diterjemahkan oleh Krista biaya
utama terdiri dari dua jenis biaya, yaitu biaya bahan baku langsung (direct
materials) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labour).
a. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Materials)
Biaya bahan baku langsung adalah semua bahan yang membentuk bagian
integral dari barang jadi yang dapat dimasukan dalam kalkulasi biaya produk.
Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan kedalam bahan langsung
adalah kemudian penelusuran proses pengubah bahan tersebut menjadi bahan
jadi.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya tenaga kerja yang dikeluarkan
untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya ini meliputi gaji
karyawan yang dapat dibebankan langsung ke produk tertentu.
2. Biaya Konversi (Convertion Cost)
Menurut Carter dan Usry (2009,40) yang diterjemahkan oleh Krista biaya
konversi terdiri dari dua jenis biaya yaitu biaya tenaga kerja langsung (direct
labour) dan biaya overhead pabrik (factory overhead).
a. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour).
b. Biaya Overdehad Pabrik (Factory Overhead).
Biaya overhead pabrik adalah biaya dari bahan baku tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi yang tidak dapat
dibebankan langsung pada produk tertentu, yaitu meliputi biaya listrik, pajak
bangunan, asuransi, penyusutan fasilitas pabrik, biaya perbaikan dan
pemeliharaan.
Dari definisi diatas, dapat dijelaskan bahwa biaya konversi merupakan
seluruh biaya-biaya dari penjumlahan biaya tenaga kerja langsung biaya
overhead pabrik (bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, listrik,
pajak bangunan, asuransi, penyusutan fasilitas pabrik, biaya perbaikan dan
pemeliharaan).
17

2.3.4.3 Efisiensi Biaya Produksi


Setiap perusahaan pada umumnya ingin melakkan efisiensi dalam kegiatan
operasionalnya. Berbagai macam pola yang dilakukan agar pengeluaran terhadap
operasional menjadi hemat. Peningkatan efisiensi dalam proses produksi akan
menurunkan biaya perunit, sehingga produk yang dijual menghasilkan harga yang
kompetitif dipasar.
Mulyadi (2012, 63) mengemukakan bahwa efisiensi adalah ketepatan cara
(usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu,
tenaga dan biaya. Efisiensi juga berarti rasio antara output dan input atau biaya dan
keuntungan. Efisiensi dipakai dalam membuat sebuah perencanaan, dimana sebelum
dilakukan pekerjaan terlebih dahlu direncanakan lebih awal sehingga pemborosan
dapat ditekan.
Sedangkan menurut Mardiasmo dalam buku Abdul .H. dan Muhammad, S.K
(2012, 133) menyatakan bahwa efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan
input. Semakin besar output dibanding input maka semakin tinggi efisiensi suatu
organisasi.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulkan bahwa efisiensi
merupakan perbandingan output dan input dengan menggunakan sumber-sumber
yang ada secara baik dalam pencapaian sasaran tersebut.

2.4 Metode Target Costing


2.4.1 Pengertian Target Cosing
Krismiaji & Aryani (2011, 335) Target Costing adalah proses penentuan
biaya maksimum yang dimungkinkan bagi pembuatan sebuah produk baru dan
kemudian merancang prototipe yang menguntungkan dengan kendala biaya
maksimum yang telah ditetapkan. Target biaya untuk pembuatan sebuah produk
dihitung dengan cara mengurangi harga jual dengan laba yang diharapkan sebagai
berikut:

Target biaya = Harga Jual – Laba yang Diharapkan

Dengan pola ini, maka perusahaan harus mampu mengelola biaya (cost
management) dengan baik. Menurut Rudianto (2013, 145) menyatakan bahwa target
costing adalah metode penentuan biaya produksi dimana perusahaan terlebih dahulu
menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan harga pasar yang
kompetitif, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan.
Menurut Garrison et al (2012, 107) yang dikutip Sari meyatakan bahwa
target costing adalah proses penentuan biaya maksimum yang dikeluarkan ketika
melakukan operasional produksi. Target costing dihitung dengan mulai harga jual
18

yang diantisipasi kemudian mengurangi dengan laba yang diinginkan. Pendekatan


target costing dilakukan karena :
1. Perusahaan memiliki pengendalian yang kurang terhadap harga yang
ditetapkan. Pada pendekatan biaya standar harga ditetapkan dari biaya
produksi ditambahkan dengan tingkat laba yang diharapkan. Hal ini
membuat perusahaan menetapkan harga diatas kemampuan daya beli
yang dimiliki oleh konsumen. Kondisi yang ada membuat produk yang
dipasarkan oleh perusahaan dihindari oleh konsumen karena dianggap
terlalu mahal. Konsumen cenderung memilih produk dengan harga yang
murah. Berdasarkan kondisi yang ada, maka pendekatan target costing
muncul sebagai akibat untuk menutupi kelemahan perusahaan yang tidak
mampu melakukan pengendalian terhadap harga yang ditetapkan, yang
dilakukan dengan penetapan harga jual terlebih dahulu.

2. Biaya produk ditentukan pada saat selesai proses produksi. Pada


pendekatan biaya standar, biaya produk ditentukan pada saat selesai
produksi. Hal ini sudah terlambat, dimana produk sudah jadi dan akan
dipasarkan. Bila biaya produk masih mampu mengikuti daya beli
konsumen yang ada dipasar serta bersaing dengan produk pesaing
berkaitan dengan harga jual yang ditetapkan tidak menjadi masalah, akan
tetapi saat biaya produk terlalu tinggi membuat harga juga tinggi akan
membuat adanya kegagalan dalam kemampuan penetapan harga jual
yang lebih murah. Konsumen akan cenderung menghindari pembelian
produk perusahaan.

Dari beberapa pengertian diatas mengenai target costing, maka dapat


disimpulkan bahwa target costing merupakan proses penentuan biaya maksimum
yang dikeluarkan ketika dalam proses pembuatan sebuah produk baru.

2.4.2 Tujuan Target Costing


Menurut Monden (2016, 4) yang dikutip oleh Febriana target costing
mempunyai dua tujuan, yaitu:
1. Untuk mengurangi biaya produk baru agar tingkat keuntungan yang
dikehendaki dapat tercapai.
2. Untuk memotivasi seluruh karyawan perusahaan agar memperoleh laba target
pada saat pengembangan produk baru dengan menjalankan metode target
costing di seluruh aktivitas perusahaan.
19

2.4.3 Bagan Alur Target Costing

Market Reseach Manajemen menghitung biaya


produksi yang memungkinkan
Menentukan Harga Jual tercapainya marjin laba yang
diinginkan.

Engineers dan cost analysts mendesain suatu produk yang


mungkin diproduksi ada biaya tersebut

Gambar 2.1
Ilustrasi Target Costing
Sumber : Armanto Witjaksono (2013, 176)

Berdasarkan gambar 2.1 mengenai ilustrasi target costing menurut Armanto


Witjaksono (2013, 176) dalam menentukan target costing perusahaan harus mampu
melihat dan menentukan harga pokok yang harus dijual. Target costing berdasarkan
prediksi harga pasar dan keuntungan yang diharapkan perusahaan. Manajemen harus
mencoba mengurangi biaya dan mengontrol biaya, sehingga biaya produk tidak
melebihi target costing dan market price, serta dapat memperoleh laba yang
diinginkan. Target costing merupakan alternatif yang baik untuk mengurangi biaya
selama desain produk ketika biaya dipergunakan, karena target costing merupakan
suatu bentuk biaya standar yang dapat dicapai sekarang.

Desain
Harga Jual Target Target &
Laba Biaya
Produksi

Gambar 2.2
Bagan Alur Target Costing
Sumber : Rudianto (2013, 145)

Berdasarkan gambar 2.2 mengenai bagan alur target costing menurut


Rudianto (2013, 145) metode ini memiliki keunggulan yaitu harga jual produk
ditetapkan lebih dulu, sedangkan target marjin laba dan target cost ditetapkan
20

kemudian. Jika target marjin laba perusahaan ditingkatkan, maka perusahaan harus
melakukan penghematan dan perekayasaan nilai pada biaya produksi serta biaya non
produksi untuk mencapai target cost yang ditetapkan berdasarkan harga jual. Dengan
demikian, sistem target costing membuat perusahaan menjadi lebih kompetitif
karena merupakan bentuk strategi umum dalam persaingan ketika menghadapi
persaingan yang sangat ketat dimana perbedaan harga yang kecil saja dapat
menggerakan konsumen untuk berpaling kepada produk lain atau produk
substitusinya.
Metode target costing menentukan biaya berdasarkan harga yang kompetitif
ini membuat unsur perusahaan didorong untuk merancang ulang produk atau proses
produksi agar dapat memenuhi harga yang ditentukan pasar, tetapi tetap
mendapatkan laba. Terdapat dua alasan mengapa target costing harus digunakan oleh
perusahaan dalam situasi pasar yang sangat kompetitif, yaitu :
1. Perusahaan tidak dapat menentukan harga jual produknya secara sepihak.
Harga jual ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu pertemuan antara besarnya
permintaan dan penawaran terhadap suatu produk. Perusahaan yang
mengabaikan hal ini akan menanggung resikonya sendiri. Oleh karena itu, harga
jual produk yang direncanakan merupakan harga jual diantisipasi dengan
mempertimbangkan mekanisme pasar yang berlaku.
2. Sebagian besar biaya produk ditentukan pada tahap desain.
Setelah produk didesain dan masuk dalam proses produksi, tidak banyak yang
dapat dilakukan untuk mempengaruhi biayanya. Tetapi jika dalam tahap desain
biaya telah dipatok dan ditentukan, maka proses produksinya akan disesuaikan
dengan desain yang telah dibuat.

2.4.4 Model Penerapan Target Costing


Proses penetapan target costing hingga penetapan harga dapat diuraikan
dalam model, sebagai berikut :
21

Tujuan Harga Target Fungsi


Pangsa Pasar Produk

Laba Target

Biaya Target

Desain Produk
& Proses

Tidak

Biaya Target
Terpenuhi?

Ya

Produksi Produk

Gambar 2.3
Model Penerapan Target Costing
Sumber : Hansen dan Women (2011, 362)

2.4.5 Prinsip-prinsip Penerapan Target Costing


Menurut Armanto Witjaksono (2013, 179) target costing adalah suatu proses
sistematis yang menggabungkan manajemen biaya dan perencanaan laba, proses
penerapan target costing menganut prinsip-prinsip sebagai berikut :
22

Price Led Costing Cross Functional Teams

Key
Life-Cycle Costing Value-Chain
Principles of
Target
Costing

Focus On Process Design Focus On Product Design

Focus On Customer

Gambar 2.4
Prinsip-prinsip Penerapan Target Costing
Sumber : Armanto Witjaksono (2013, 179)
1. Harga menentukan biaya (Price Led Costing)
Persaingan yang semakin ketat dan kompetitif membuat penetapan harga jual
produk bukan hal gampang. Harga jual kerap ditentukan oleh pasar, sehingga
harga pasar digunakan untuk menentukan target biaya.
2. Fokus pada pelanggan (Focus On Customer)
Kehendak atau kebutuhan pelanggan akan kualitas, biaya dan fungsi secara
simultan terdapat dalam produk dan dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan berkenaan dengan desain dan perhitungan harga poko produk. Bagi
pelanggan manfaat atas fitur dan fungsi yang ditawarkan oleh produk harus lebih
besar dari biaya perolehannya (alias harga jual dari sisi pandang pengusaha).
3. Fokus pada desain produk dan proses (Focus on Design)
Pengendalian biaya ditekankan pada tahapan desain produk dan tahapan
desain proses produksi. Dengan demikian setiap perubahan atau rekayasa harus
dilakukan sebelum proses produksi, dengan tujuan menekan biaya dan
mengurangi waktu terutama bagi produk baru.
4. Cross Functional Team
Kelompok ini bertanggung jawab atas keseluruhan produk, dimulai dari ide
atau konsep produk hingga tahapan produksi penuh.
5. Melibatkan Rantai Nilai (Value Chain)
Seluruh anggota yang terlibat dalam rantai nilai, dimulai dari pemasok barang
atau jasa, distributor, hingga pelanggan dilibatkan dalam proses target costing.
6. Orientasi Daur Ulang Hidup Produk (Life-cycle Costing)
23

Meminimalkan biaya selama daur ulang hidup produk diantara harga bahan
baku, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dan biaya distribusi.

Menurut Rudianto (2013, 146) ada beberapa prinsip target costing, sebagai
berikut :
1. Harga Jual Mendahului Biaya
Sistem target costing menetapkan target biaya dengan mengurangi
marjin laba yang diharapkan dari harga pasar yang kompetitif. Harga pasar
dikendalikan oleh situasi pasar dan target laba ditentukan oleh kondisi
keuangan suatu perusahaan dan industri yang digelutinya.
a. Harga pasar mendefinisikan rencana produk dan laba. Rencana
tersebut harus selalu dianalisis agar portofolio produk perusahaan
memberikan sumber daya hanya kepada produk yang menghasilkan
marjin laba yang konsisten dan dapat diandalkan.
b. Proses target costing digerakan oleh competitive intelligence dan
analisis yang aktif. Pemahaman tentang latar belakang harga pasar
digunakan untuk menandingi ancaman dan tantangan kompetitif.
2. Fokus pada Pelanggan
Sistem target costing digerakan oleh pasar. Persyaratan pelanggan atas
kualitas, biaya, dan waktu secara simultan diintegrasikan kedalam produk dan
keputusan proses, serta arah analisis biaya target biaya tidak boleh dicapai
dengan mengorbankan tampilan yang diinginkan pelanggan, menurunkan
kinerja atau kendalam suatu produk, atau menunda peluncuran produk
dipasar.
3. Fokus pada Desain
Sistem target costing mempertimbangkan desain produk dan proses
sebagai kunci terhadap manajemen biaya. Perusahaan menghabiskan lebih
banyak waktu pada tahap desain dan mengurangi waktu sampai ke pasar
dengan menghilangkan perubahan yang mahal dan menghabiskan banyak
waktu yang diperlukan dikemudian hari. Sebaliknya, metode reduksi biaya
tradisional memfokuskan pada skala ekonomi, kurva pembelajaran, reduksi
pemborosan, dan perbaikan hasil dalam mengelola biaya.
a. Sistem target costing mengelola biaya sebelum terjadi.
b. Sistem target costing menantang insinyur melihat pengaruh biaya
terhadap produk, teknologi, dan desain proses. Semua keputusan
disaring berdasarkan besarnya biaya yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.
c. Sistem target costing mendorong semua bagian organisasi untuk
menguji produk terlebih dulu sebelum dibuat.
24

2.4.6 Karakteristik Target Costing


Menurut Rudianto (2013, 148) metode target costing memiliki beberapa
karakteristik khusus yang membedakannya dengan metode cost based pricing, yaitu:
1. Target costing digunakan pada tahap perencanaan dan desain. Tidak
seperti standar costing yang digunakan pada tahap produksi, target
costing lebih banyak digunakan pada tahap perencanaan dan desain.
2. Target costing merupakan perencanaan biaya yang berujung pada
pengurangan biaya, bukan pengendalian biaya.
3. Target costing lebih cocok digunakan oleh perusahaan yang berorientasi
pada perakitan yang membuat beranekaragam produk dalam jumlah
sedang dan sedikit.
4. Target costing digunakan untuk pengendalian spesifikasi desain dan
teknik produksi. Oleh karena itu target costing lebih banyak berorientasi
pada manajemen dan teknik dibandingkan dengan akuntansi.

2.4.7 Tahap-tahap Pengimplementasian Target Costing


Rudianto dalam buku Akuntansi Manajemen (2013, 148) mengatakan bahwa
sebuah perusahaan yang selama bertahun-tahun terbiasa dengan metode cost-based
pricing biasanya akan mengalami kesulitan untuk bergeser menuju metode target
costing. Manajemen perusahaan harus memahami metode ini dengan baik dan
berbagai langkah yang diperlukan untuk mengimplementasikannya. Untuk
mengimplementasikan metode target costing dalam perusahaan, terdapat serangkaian
fase yang harus dilalui oleh perusahaan, yaitu:
1. Menentukan Harga Jual yang Kompetitif.
Untuk menentukan harga produk, terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan oleh manajemen seperti harga produk pesaing, daya beli
masyarakat, kondisi perekonomian secara umum, nilai tukar rupiah, dan sebagainya.
Faktor-faktor tersebut akan saling terintegrasi satu dengan yang lainnya dalam
menentukan volume permintaan terhadap produk perusahaan. Disisi lain, volume
penawaran produk sejenis secara keseluruhan akanberpengaruh terhadap mekanisme
pasar tersebut. Pertemuan antara volume permintaan dan volume penawaran akan
berpengaruh langsung terhadap harga jual produk perusahaan.

2. Menentukan Laba yang Diharapkan.


Penentuan harga jual produk per unit dipengaruhi beberapa hal terkait, seperti
pangsa pasar (market share) yang ingin diperoleh, tingkat pertumbuhan yang ingin
dicapai perusahaan, volume penjualan yang direncanakan, dan sebagainya. Unsur-
unsur tersebut akan berpengaruh secara langsung terhadap laba per unit produk yang
ingin dicapai.
25

3. Menetapkan Target Biaya (Target Cost).


Berdasarkan harga jual yang telah ditentukan dikurangi dengan laba per unit
produk yang diharapkan, perusahaan dapat menentukan tingkat biaya yang
diharapkan untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Harga jual yang ditetapkan
harus mewakili harga pasar supaya menjadi unsur penting dalam bersaing.

Target biaya = Harga Jual – Laba yang Diharapkan

4. Melakukan Rekayasa Nilai (Value Engineering).


Rekayasa nilai adalah semua upaya yang dianggap perlu untuk memodifikasi
produk perusahaan dengan biaya yang lebih rendah yang tetap disertai upaya
memberikan nilai (value) yang optimal kepada pelanggan. Rekayasa nilai (value
engineering) tersebut mencakup upaya mengidentifikasi berbagai cara yang dapat
digunakan untuk menurunkan biaya produksi. Rekayasa nilai (value engineering)
digunakan dalam target costing untuk menurunkan biaya produk dengan cara
menganalisis trade-off antara jenis dan tingkat yang berbeda dalam fungsionalitas
produk dengan biaya produk total.

5. Menggunakan Kaizen Costing dan Pengendalian Operasi.


Kaizen berarti perbaikan secara terus menerus untuk mencari apa yang lebih baik
dalam proses pengerjaan sesuatu. Berkaitan dengan proses produksi, berarti upaya
berkelanjutan untuk mencari metode yang lebih baik dalam proses produksi.
Sedangkan berkaitan dengan perhitungan biaya merupakan upaya untuk terus
mencari metode produksi yang dapat menurunkan biaya produksi suatu produk
tertentu. Kaizen Costing berarti metode perhitungan biaya dimana secara terus-
menerus berupaya mencari cara baru untuk menurunkan biaya dalam proses
pembuatan produk dengan desain dan fungsionalitas yang ada.
2.4.8 Rekayasa Nilai (Value Engineering)
Menurut Rudianto (2013, 149) salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam
mengimplementasikan target costing adalah merekayasa nilai, dan semua upaya
yang dianggap perlu untuk memodifikasi produk perusahaan pada biaya yang lebih
rendah dengan tetap disertai upaya memberikan nilai (value) yang optimal kepada
pelanggan. Upaya untuk merekayasa nilai harus dilakukan supaya dapat
menghasilkan customer value yang tepat. Rekayasa nilai digunakan dalam target
costing untuk menurunkan biaya produksi melalui analisis konsumen, yang berbagai
hal dalam suatu produk yang dinilai penting oleh konsumen. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui keinginan konsumen dalam suatu produk.
Karena itu sangatlah penting mengenali karakteristik produk yang dihasilkan
dengan baik, lalu mengklasifikasi produk berdasarkan fungsionalitasnya. Setelah
mengenali produk dengan baik, manajemen dapat merekayasa nilai produknya
dengan tepat.
26

Secara umum produk yang dihasilkan perusahaan (berdasarkan fungsinya)


dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Kelompok produk yang fungsinya relatif mudah ditambah atau dikurangi.
Kelompok produk ini sering berubah model atau sering mengalami perubahan
preferensi konsumen. Misalnya mobil, handphone, jam tangan, dan lain-lain.
Untuk kelompok ini, produsen harus selalu inovatif karena cycle lie product-nya
pendek dan peran rekayasa nilai dibutuhkan melalui analisis fungsionalitas.
Manejemen perusahaan harus mengkaji fungsi produk dan biaya dari masing-
masing fungsi produk sehingga dapat diseimbangkan antara keduanya. Idealnya,
fungsi produk yang diharapkan konsumen (preferensi konsumen) tercapai
dengan tetap mempertahankan biaya rendah. Proses benchmarking perlu
dilakukan.
2. Kelompok produk yang fungsionalitasnya relatif stabil.
Kelompok produk ini jarang mengalami perubahan model karena selera
konsumen tidak sering mengalami perubahan. Misalnya peralatan konstruksi,
truk, alat kedokteran, dan lain-lain. Untuk produk-produk ini produsen harus
merancang fungsionalitas produknya sebaik mungkin, karena cenderung stabil.
Untuk produk kelompok ini, tim desain harus menempuh beberapa langkah
yang relevan dengan karakteristik produk, yaitu :
a. Tim desain menyiapkan beberapa desain produk yang memiliki biaya
rendah dan kompetitif, dimana setiap desain memeiliki kualitas yang
serupa tetapi menggunakan tampilan dan biaya yang berbeda.
b. Tim desain bekerja bersama dengan manajer biaya untuk menentukan
desain terbaiik dengan tidak melebihi target costing sekaligus memenuhi
selera konsumen.
Menurut Anthony A. Atkinson, Robert S, Kaplan, Ella Mae Matsumura, dan
S. Mark Young (2012, 19) perekayasaan nilai adalah usaha yang teratur dalam
menganilisis fungsi berbagai komponen untuk tujuan mencapai fungsi yang
diinginkan dengan biaya keseluruhan serendah mungkin tanpa mengurangi
tuntutan akan kinerja, keandalan, kemudahan pemeliharaan, kualitas, keamanan,
kemudahan daur ulang, dan penggunaan kembali.
Perekayasaan nilai termasuk inti dari perhitungan biaya target costing, terdiri
dari dua subaktivitas, yaitu :
1. Mengidentifikasi komponen untuk pengurangan biaya.
2. Mendapatkan ide untuk mengurangi biaya.
Aktivitas ini memerlukan pemikiran kreatif dan tukar pikiran. Pada aktivitas
ini, pembuat keputusan berupaya menentukan apa yang dapat dikurangi,
dihilangkan, dikombinasikan, diganti, ditingkatkan, atau disusun ulang untuk
mendapatkan tingkat fungsional yang sama dengan biaya terendah.
27

2.4.9 Kendala Penerapan Target Costing


Menurut Anthony A. Atkinson, Robert S. Kaplan, Ella Mae Matsumura, dan S.
Mark Young (2012, 21) walaupun sistem perhitungan biaya berdasarkan target
memiliki manfaat yang nyata, beberapa penelitian di Jepang mengindikasi beberapa
masalah yang mungkin timbul dalam penerapan sistem tersebut. Masalah itu muncul
jika pemfokusan pada pencapaian biaya ditargetkan membuyarkan perhatian
sehingga jauh dari unsur-unsur lain sasaran perusahaan secara keseluruhan. Berikut
adalah beberapa contoh:
1. Kurangnya pemahaman terhadap konsep perhitungan biaya berdasarkan
target.
Bagi beberapa perusahaan di Barat, perhitungan biaya berdasarkan target
bukanlah konsep aliran utama. Tanpa pemahaman yang jelas atas manfaat konsep ini,
banyak eksekutif senior yang menolak ide ini.
2. Buruknya penerapan konsep kerja tim.
Isu terkait kerja tim dan kepercayaan dapat menimbulkan masalah yang serius
dalam menerapkan perhitungan biaya berdasarkan target. Dalam beberapa kasus,
perusahaan memberi tekanan yang berlebihan pada subkontraktor dan pemasok
untuk selalu tepat waktu dan pengurangan biaya. Hal ini dapat berakibat pada
kegagalan sub kontraktor. Terkadang insinyur bidang desain kecewa ketika pihak
lain organisasi tidak begitu sadar bahwa mereka mengerahkan usaha untuk menekan
uang keluar dari biaya produk padahal pihak lain organisasi (administrasi,
pemasaran, dan distribusi) membuang-buang uang. Dengan demikian banyak
organisasi harus beradaptasi pada level kerja tim, kepercayaan, dan kerja sama yang
harus ada agar perhitungan biaya berdasarkan target dapat sukses.
3. Karyawan sangat kelelahan dan stress.
Para karyawan di banyak perusahaan Jepang yang bekerja berdasarkan
perhitungan biaya berdasarkan target menjadi sangat kelelahan dan stress karena
tekanan untuk mencapai biaya yang ditargetkan. Sangat kelelahan dan stress terbukti
nyata pada para insinyur dibidang desain.
4. Waktu pengembangan terlalu lama.
Walaupun biaya yang ditargetkan mungkin dapat dipenuhi, waktu pengembangan
dapat meningkat karena adanya siklus perekayasaan nilai yang berulang guna
menurunkan biaya, yang akhirnya menyebabkan produk yang bersangkutan muncul
terlambat dipasar. Bagi beberapa jenis produk, terlambat enam bulan mungkin jauh
lebih mahal daripada memiliki biaya kecil yang melampaui batas.
Menurut Armanto Witjaksono (2013, 183) menyatakan bahwa kendala-
kendala yang kerap dikeluhkan oleh perusahaan yang mencoba menerpakan target
costing antara lain :
1. Konflik antara kelompok dan antar anggota kelompok.
2. Karyawan yang mengalami burnout karena tuntutan target penyelesaian
pekerja.
28

3. Target waktu penyelesaian yang mencoba menerapkan target costing


terpaksa ditambah.
4. Sulitnya melakukan pengaturan atas berbagai faktor keberhasilan target
costing.

Dengan demikian sangat disarankan bagi perusahaan yang tertarik untuk


menerapkan target costing memperhatikan hal-hal berikut:
1. Manajemen puncak harus memahami proses target costing sebelum
mengadopsinya.
2. Apabila perhatian manajemen terlalu terpaku pada pencapaian sasaran target
costing, maka dapat mengalihkan perhatian dari manajemen ke pencapaian sasaran
keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
2.5 Harga Pokok Produksi
2.5.1 Pengertian Harga Pokok Produksi
Penentuan harga pokok produksi menurut Simamora (2012: 60) adalah proses
penghimpunan, penggolongan, dan pembebanan biaya-biaya bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik kepada produk atau jasa. Informasi yang
disediakan dalam penentuan harga pokok produksi, yaitu:
a. Penetapan harga pokok produk dan jasa dan pengukuran
persediaan,perencanaan manajemen,
b. Perencanaan manajemen, pengendalian biaya, dan evaluasi kinerja,
c. Pengambilan keputusan operasional dan strategik.

2.5.2 Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi


Tujuan penentuan harga pokok produksi menurut Akbar (2011) dalam
Caroline dan Wokas (2016: 596) yaitu:
a. Sebagai dasar untuk menilai efisiensi perusahaan.
b. Sebagai dasar dalam penentuan kebijakan pimpinan perusahaan.
c. Sebagai dasar penilaian bagi penyusunan neraca menyangkut penilaian
terhadap aktiva.
d. Sebagai dasar untuk menetapkan harga penawaran atau harga jual kepada
konsumen.
e. Menentukan nilai persediaan dalam neraca, yaitu harga pokok persediaan
produk jadi dan produk dalam proses pada akhir periode.
f. Untuk menghitung harga pokok produksi dalam laporan laba-rugi
perusahaan.
g. Sebagai evaluasi hasil kerja.
h. Pengawasan terhadap efisiensi biaya, terutama biaya produksi.
i. Sebagai dasar pengambilan keputusan.
j. Untuk tujuan perencanaan laba.
29

2.6 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran


2.6.1 Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
Metode Penelitian
Nama Peneliti
No Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
(Tahun)
Persamaan Perbedaan

1. Cynthia Indriani Analisis Variabel 1 : Metode Penulis Pada tahun 2017 dengan
(2017) Penerapan Target Harga Pokok perhitunga menerapkan penerapan metode target
Costing dalam Produksi n metode costing, UKM Hidup Baru Steel
Perencanaan mengguna target dapat menghemat pengeluaran
Biaya Produksi Variabel 2 : kan Target costing pada biaya bahan baku langsung
untuk Laba Costing UKM Hidup sebesar Rp 1.410.516.400
Peningkatan Laba Baru Steel (8,48%) menjadi Rp
pada UKM Hidup (perusahaan 15.214.500.000 dan biaya
Baru Steel Tahun penjual overhead pabrik sebesar Rp
2017. baja). 4.620.000 (2,05%) menjadi Rp
220.620.000 sehingga total
biaya produksi menjadi Rp
15.536.525.000. Dengan kata
lain, penerapan metode target
costing ini dapat menurunkan
total biaya produksi sebesar Rp
1.415.136.400 (8,35%)
dibandingkan dengan metode
yang perusahaan terapkan.

2. Heri Supriyadi Penerapan Target Variabel 1 : Metode Penulis Penerapan Target Costing pada
(2013) Costing dalam Harga Pokok perhitunga menggunaka Usaha Dagang Eko Kusen lebih
Upaya Produksi n n penerapan efisien jika dibandingkan
Pengurangan mengguna target dengan yang dilakukan oleh
Biaya Produksi Variabel 2 : kan Target costing pada perusahaan selama ini, dan juga
untuk Laba Costing Usaha merupakan alternatif yang baik
Peningkatan Laba Dagang Eko bagi peruahaan untuk menekan
Perusahaan (Studi Kusen biaya produksinya, dimana
Kasus pada Usaha dengan penerapan target costing
Dagang Eko maka perusahaan dapat
Kusen). memperoleh penghematan biaya
sebesar 27% hingga 35% dari
biaya yang dikeluarkan sebelum
menggunakan metode target
costing.

3. Arwina Analisis Variabel 1 : Metode Penulis Berdasarkan hasil analisis


Novieanti Pendekatan Harga Pokok perhitunga menggunaka mengenai penerapan target
Alimuddin Target Costing Produksi n n metode costing, yang menunjukkan
sebagai Alat mengguna target bahwa penerapan target costing
30

(2012) Penilaian Variabel 2 : kan Target costing pada pada PT. Semen Tonasa lebih
Efisiensi Produksi Laba Costing perusahaan efisien jika dibandingkan
Semen pada PT. semen. dengan yang dilakukan oleh
Semen Tonasa di perusahaan selama ini, dimana
Kabupaten dengan penerapan target costing
Tangkep. maka perusahaan dapat
memperoleh penghematan
biaya.
4. Nining Ika Penerapan Target Variabel 1 : Metode Penulis Berdasarkan hasil perhitungan
Wahyuni (2017) Costing dalam Harga Pokok perhitunga menggunaka mengenai penerapan target
Pengelolaan Produksi n n metode costing yang telah dibandingkan
Biaya Produksi mengguna target dengan biaya produksi
untuk Variabel 2 : kan Target costing pada
Optimaslisasi Laba Costing Produsen sebelum diterapkan target
Laba pada Tape costing, menunjukkan bahwa
Produsen Tape Sumber
dengan diterapkan target
Sumber Madu. Madu
costing pada Sumber Madu
dapat dengan baik menekan
biaya produksi dan
meningkatkan laba hingga
tercapai laba yang diinginkan.
Target laba sebesar

25% dari satu unit produk dapat


tercapai dengan baik

menggunakan metode tersebut.


Dengan metode tersebut,

Sumber Madu dapat menghemat


dengan cara menekan biaya

produksinya sebesar 5% hingga


10% dari biaya produksi

yang dikeluarkan sebelum


menggunakan metode target

costing.

5. Febriana Penerapan Target Variabel 1 : Metode Penulis Metode Target Costing yang
Martiana Costing dalam Harga Pokok perhitunga menggunaka diterapkan pada CV. Sinar
Longdong Perencanaan Produksi n n metode Mandiri dengan menggunkan
(2016) Biaya Produksi mengguna target Rekayasa Nilai mampu
pada CV. Sinar Variabel 2 : kan Target costing pada mengurangi biaya produksi
Mandiri. Laba Costing CV. Sinar sehingga target laba yang
Mandiri diharapkan oleh perusahaan
sebesar 30% tercapai, bahkan
bisa mencapai 35% keuntungan
yang dapat diperoleh.
31

2.6.2 Kerangka Pemikiran


Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah
penerapan metode target costing dalam perencanaan biaya produksi untuk
peningkatan laba. Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian
ini.

Tradisional Costing Basis Teori Target Costing

Pemilihan Variabel

Biaya Produksi

Perhitungan Biaya Perhitungan Biaya


Produksi yang Digunakan Produksi Menggunakan
Perusahaan Metode Target Costing

Dibandingkan

Kesimpulan dan Saran

Laba Laba

Gambar 2.5

Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis deskriptif
kuantitatif yang berupa studi kasus. Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk
mengumpulkan segala informasi Laporan Keuangan menyangkut perhitungan Harga
Pokok Produksi dari obyek penelitian secara aktual dan terinci yang kemudian
membandingkan antara perhitungan Metode Traditional Costing dengan penerapan
konsep dasar, teori atau arsip mengenai penerapan metode Target Costing kemudian
ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Pada umumnya penelitian
deskriptif merupakan penelitian non hipotesis.
3.2 Objek, Unit Analisis, dan Lokasi Penelitian
Objek yang diteliti adalah penerapan target costing, perencanaan biaya
produksi, dan laba usaha.
Unit analisis penelitian adalah organization, dimana penelitian dilakukan
pada suatu organisasi atau perusahaan sehingga data adalah berasal dari suatu
organisasi atau perusahaan tertentu yakni CV. Mandiri Tas
Lokasi penelitian dilakukan pada CV. Mandiri Tas yaitu sebuah perusahaan
yang memproduksi berbagai macam tas seperti tas troly umroh haji, tas ransel laptop,
tas kantor selempang, tas seminar, dan lain-lain. Yang berada di Jl. Raya Dramaga
No. 01, RT.01/RW.01, Babakan, Kec. Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680.
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
3.3.1 Jenis Data Penelitian
1. Data kualitatif, pada umumnya data ini berupa kata-kata, bukan dalam
bentuk angka. Peneliti mengumpulkan data kualitatif melalui wawancara dengan
pemilik dari CV. Mandiri Tas dalam rangka memperoleh data berupa sejarah tempat
usaha, dan data-data lain.
2. Data kuantitatif, pada umumnya data ini berupa angka atau bilangan yang
absolut dapat dikumpulkan dan dibaca relatif lebih mudah. Dengan melihat pada
jumlah masing-masing angka seorang peneliti dapat membuat persepsi. Dalam
penelitian ini data-data yang dikumpulkan oleh peneliti berupa biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan lain-lain yang kemudian diolah untuk
menghasilkan informasi.

32
33

3.3.2 Sumber Data Penelitian


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan berupa
laporan keuangan mengenai biaya produksi CV. Mandiri Tas.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Untuk memudahkan proses analisis, maka terlebih dahulu penulis
mengklasifikasikan variabel-variabel penelitian kedalam penjabaran dan pengukuran
dari opersional variabel dalam tabel berikut :

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Analisis Penerapan Target Costing dalam Perencanaan Biaya Produksi untuk
Peningkatan Laba Kotor pada CV. Mandiri Tas Tahun 2018

Variabel Indikator Ukuran Skala


1. Harga 1. Bahan Baku 1. Kuantitas Produk x 1. Rasio
Pokok Langsung Harga beli produk
Produksi
Sebelum 2. Biaya 2. Tarif Per Jam Upah 2. Rasio
Penerapan Tenaga Kerja Langsung x Jumlah
Target Langsung Jam Kerja
Costing
3. Biaya 3. Alokasi biaya 3. Rasio
Overhead overhead
Pabrik berdasarkan
kuantitas produk

2. Harga 1. Target harga 1. Target harga jual 1. Rasio


Pokok jual yang dimiliki
Produksi perusahan
Setelah
Penerapan 2. Target Laba 2. Tingkat (%) target 2. Rasio
Target laba yang dimiliki
Costing perusahaan

3.5 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer
atau teknik dokumentasi berupa Laporan Keuangan CV. Mandiri Tas Tahun 2018.
Teknik Dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data
34

melalui dokumen-dokumen perusahaan mengenai data yang terkait dengan masalah


penentuan Harga Pokok Produksi di CV. Mandiri Tas yang dikeluarkan perusahaan
selama satu periode.
3.6 Metode Pengolahan/Analisis Data
Metode pengolahan atau analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif yang digunakan untuk menyajikan informasi dan
memaparkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di CV. Mandiri Tas
dengan cara menghitung biaya produksi berupa biaya bahan baku langsung , biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Serta membandingkan perbedaan
pada saat perusahaan belum menerapkan metode target costing dan setelah
perusahaan menerapkan metode target costing.
Penerapan metode target costing dalam perusahaan, terdapat serangkaian fase
yang harus dilalui oleh perusahaan menurut Rudianto (2013, 148), yaitu:
1) Menentukan harga jual yang kompetitif.
2) Menentukan laba yang diharapkan.
3) Menetapkan target biaya (target cost).

Target biaya = Harga Jual – Laba yang Diharapkan

4) Melakukan rekayasa nilai (value engineering).


5) Menggunakan kaizen costing dan pengendalian operasi.
Berdasarkan tahapan-tahapan diatas, yang perlu diperhatikan adalah tahap
kelima. Tahap kelima tidak harus dilakukan apabila target cost sudah tercapai,
namun apabila dalam keempat tahapan sebelumnya target cost belum tercapai maka
tahapan kelima perlu dilakukan.
Seperti yang diungkapkan Tandiontong dan Anggraini (2011) dalam Heri
Supriyadi (2013, 32):
“Tahapan terakhir adalah jika target cost tersebut tidak dapat dicapai maka lakukan
value engineering dan atau kaizen costing untuk menurunkan biaya sehingga target
cost dapat dicapai.”
Adapun tahapan terakhir dalam penelitian ini adalah membandingkan
perhitungan biaya produksi dan laba menurut metode biaya standar yang diterapkan
perusahaan atau sebelum penerapan metode target costing dengan hasil perhitungan
biaya produksi dan laba menurut metode target costing.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan CV. Mandiri Tas

CV. Mandiri Tas sebuah toko berbagai macam tas yang didirikan pada tahun
2001 hingga saat ini. Salah satu kegiatan CV. Mandiri Tas adalah menjadi distributor
berbagai macam pembuatan tas. CV. Mandiri Tas berada di Jl. Raya Dramaga No.
01, RT.01/RW.01, Babakan, Kec. Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680. Menjual tiga
macam tas yang memiliki permintaan disetiap produktivitasnya.

4.1.2 Proses Produksi

Berikut ini uraian mengenai proses produksi yang dilakukan oleh CV.
Mandiri Tas, yakni :

1. Pembelian Bahan Baku


Hal utama dari pelaksanaan proses produksi adalah pembelian bahan
baku. Pembelian bahan baku dilakukan dengan membeli langsung pada
supplier langganan CV. Mandiri Tas, kemudian ditempatkan dalam gudang
untuk persiapan proses pembentukan tas.
2. Membuat Desain Tas
Proses pembentukan pola tas menggunakan komputer sehingga menjadi
gambar sesuai keinginan pelanggan.
3. Finishing
Setelah melewati pembuatan desain, semua bahan baku yang sudah ada
dibuat sesuai desain yang telah dibuat.
4.1.3 Kegiatan Usaha

CV. Mandiri Tas merupakan perusahaan yang menyediakan pembuatan dan


penjualan tas, dan beroperasi 8 jam perhari, dimulai dari pukul 9 pagi hingga pukul 4
sore. Sampai saat ini CV. Mandiri Tas mempunyai 3 alat mesin jahit untuk
membantu pembuatan produksinya, mesin jahit yang terdiri dari mesin potong, mesin
jahit, dan mesin sesed. Dalam kegiatan operasionalnya, CV. Mandiri Tas memiliki 1
mobil pribadi dan 2 sepeda motor sebagai layanan pembelian bahan baku dan
pengiriman tas kepada pelanggan didaerah Bogor.

35
36

4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

CV. Mandiri memiliki jumlah karyawan sebanyak 7 orang yang berasal dari
Kabupaten Bogor. Struktur organisasi CV. Mandri Tas ditampilkan pada Gambar 2.
Tugas dan tanggung jawab diuraikan sebagai berikut :

1. Pemimpin Perusahaan
1) Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjlankan perusahaan.
2) Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk
juga keuntungan perusahaan.
3) Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi
perusahaan.
4) Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapat dan
pembelanjaan kekayaan perusahaan.
5) Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan
dunia luar perusahaan.
6) Mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan.
7) Mengangkat dan memberhentikan perusahaan.

2. Staff Administrasi dan Umum


1) Menginput data penjualan sehari-hari dengan benar.
2) Mencatat serta mengecek status data penjualan mana yang telah masuk
dan belum supaya mempermudah menindaklanjuti kekurangannya.
3) Melakukan cross check dengan pelanggan bila menemukan selisih pada
harga jual di faktur dengan data yang ada.
4) Melakukan cross check 1 kali dalam seminggu dengan pihak penjahit.

3. Staff Keuangan
1) Menyiapkan budget dan planning untuk menentukan tujuan yang harus
dicapai.
2) Verifikasi setiap pengeluaran biaya ataupun pembelian aset dan
penggunaan dana lainnya sesuai dengan batasan yang ditetapkan oleh
perusahaan.
3) Menetapkan pelaksanaan sistem dan prosedur yang berkaitan dengan
keuangan.

4. Staff Produksi
1) Bertugas merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan
dibagian produksi sehingga dapat menjamin kelancaraan operasional
mesin produksi.
2) Menyediakan kebutuhan sarana dan fasilitas kerja sesuai dengan
persyaratan.
3) Menjaga pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin.
37

4.2 Biaya Produksi CV. Mandiri Tas Tahun 2018

Data keuangan yang diterapkan CV. Mandiri Tas berdasarkan asumsi :

1. CV. Mandiri Tas menggunakan semua bahan baku yang dihitung sebagai
biaya produksi, karena relatif tidak terdapat saldo awal dan saldo akhir bahan
baku.
2. Semua bahan baku yang dipakai menjadi barang jadi (finishing good).
Tabel 4.1

Penjualan Produksi CV. Mandiri Tas

Tahun 2018

Nama
No. Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jumlah
Barang

Tas
1. Ransel 65 74 81 78 85 73 69 80 83 80 78 85 931
Laptop

Tas
2. Ransel 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 900
Seminar

Jumlah 140 149 156 153 160 148 144 155 158 155 153 160 1.831

Sumber : Data Penjualan Produksi Cv. Mandiri Tas

4.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2018

Berikut ini adalah data mengenai biaya bahan baku langsung yang digunakan
dalam memproduksi tas pada CV. Mandiri Tas Tahun 2018, yaitu sebagai berikut :
38

Tabel 4.2

Biaya Bahan Baku CV. Mandiri Tas

Tahun 2018

No. Nama Barang Harga Beli Kuantitas Jumlah

1. Kain D600 Rp. 450.000 120 Roll Rp. 54.000.000


2. Kain 420 Rp. 420.000 60 Roll Rp. 25.200.000
3. Busa Pom No. 5 Rp. 320.000 60 Roll Rp. 19.200.000
4. Busa Pom No. 4 Rp. 270.000 48 Roll Rp. 12.960.000
5. Kepala Resleting No. 8 Rp. 150.000 180 Roll Rp. 27.000.000
6. Kepala Resleting No. 10 Rp. 200.000 120 Roll Rp. 24.000.000
Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp. 162.360.000
Sumber : Data Biaya Bahan Baku Langsung CV. Mandiri Tas

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengeluaran Biaya Bahan Baku Langsung
untuk pembelian kain yang terendah adalah kain 420 sebesar Rp. 25.200.000, untuk
pembelian busa yang terendah adalah busa pom nomor 4 sebesar Rp. 12.960.000,
dan untuk pembelian kepala resleting yang terendah adalah kepala resleting nomor
10 sebesar Rp. 24.000.000. Sedangkan untuk pembelian kain yang tertinggi adalah
kain D600 sebesar Rp. 54.000.000, untuk pembelian busa yang tertinggi adalah busa
pom nomor 5 sebesar Rp. 19.200.000, dan untuk pembelian kepala resleting tertinggi
adalah kepala resleting nomor 8 sebesar Rp. 27.000.000. Total Biaya Bahan Baku
Langsung sebesar Rp. 162.360.000, biaya tersebut adalah biaya bahan baku langsung
yang dikeluarkan untuk 4.531 tas dengan rutinitas produksi 365-385 buah per bulan
selama 313 hari ditahun 2018.

4.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2018

Berikut ini adalah data megenai biaya tenaga kerja langsung yang
dikeluarkan CV. Mandiri Tas Tahun 2018 untuk membayar tenaga kerja yang
berkaitan langsung dalam produksi tas, yaitu sebagai berikut :
39

Tabel 4.3

Biaya Tenaga Kerja Langsung CV. Mandiri Tas

Tahun 2018

Tarif per jam Upah Jam Kerja


No. Nama Pekerja Jumlah
Langsung Langsung
1. Rohaidi Rp. 20.658.000
2. Sunu Rp. 20.658.000
Rp. 8.250 2.504
3. Ahdi Rp. 20.658.000
4. Yusep Rp. 20.658.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 82.632.000
Sumber : Data Biaya Tenaga Kerja Langsung CV. Mandiri Tas

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah Biaya tenaga kerja langsung adalah
4 orang pada tahun 2018, CV. Mandiri Tas beroperasi sebanyak 313 hari kerja
dengan upah langsung perhari sebesar Rp. 66.000, dalam sehari CV. Mandiri Tas
beroperasi selama 8 jam, sehingga didapatkan tarif perjam upah langsung sebesar Rp.
8.250. Upah ini berdasarkan kehadiran pekerja. Total biaya tenaga kerja langsung
sebesar Rp. 82.632.000.

4.2.3 Biaya Overhead Pabrik Tahun 2018

Berikut adalah data mengenai biaya overhead pabrik yang dikeluarkan CV.
Mandiri Tas Tahun 2018, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.4

Biaya Overhead Pabrik CV. Mandiri Tas

Tahun 2018

No. Uraian
1 Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Rp. 65.280.000
2 Biaya Listrik Rp. 6.000.000
3 Biaya Penyusutan Mesin Rp. 2.500.000
Total Biaya Overhead Pabrik Rp. 73.780.000
Sumber : Data Biaya Overhead Pabrik CV. Mandiri Tas

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa total biaya overhead pabrik CV. Mandiri
Tas sebesar Rp. 73.780.000 dengan rincian biaya bahan tidak langsung sebesar Rp.
65.280.000, biaya listrik sebesar Rp. 6.000.000, biaya penyusutan mesin sebesar Rp.
2.500.000.
40

4.2.4 Biaya Produksi Tahun 2018

Berikut ini adalah data mengenai biaya produksi yang dikeluarkan CV.
Mandiri Tas Tahun 2018, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.5

Biaya Produksi CV. Mandiri Tas

Tahun 2018

Uraian
Biaya Bahan Baku Langsung Rp. 162.360.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 82.638.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 73.780.000
Total Biaya Produksi Rp. 318.772.000
Sumber : Data Biaya Produksi CV. Mandiri Tas

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa total biaya produksi CV. Mandiri Tas
sebesar Rp. 318.772.000, dengan rincian biaya bahan baku langsung sebesar Rp.
162.360.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 82.638.000, dan biaya
overhead pabrik sebesar Rp. 73.780.000.

4.3 Laba CV. Mandiri Tas Tahun 2018

Secara umum, tujuan didirikannya setiap perusahaan adalah untuk


menciptakan kekayaan, maka laba usaha adalah unsur penting yang menjadi motivasi
dan menggerakan seluruh akivitas produktif dalam suatu perusahaan. Kebutuhan
untuk menghasilkan laba usaha tersebut menjadi faktor penggerak utama seluruh
aktivitas ekonomis yang dilakukan perusahaan. Jadi, laba usaha yang menjadi alasan
keberadaan sebuah perusahaan dan seluruh kegiatannya (Rudianto 2013,94).

Laba juga merupakan alat yang baik untuk mengukur prestasi dari pimpinan
dan manajemen perusahaan, dengan kata lain efektivitas dan efisiensi dari suatu
usaha secara garis besar dapat dilihat pada laba yang diraihnya. CV. Mandiri Tas
menggunakan perhitungan laba rugi secara sederhana, dimana total hasil penjualan
dikurangi dengan total biaya produksi. Berikut ini perhitungan laba CV. Mandiri Tas:
41

Tabel 4.6

Laba CV. Mandiri Tas

Tahun 2018

Uraian
Penjualan Rp. 532.235.000
Total Biaya Produksi Rp. 318.772.000
Total Biaya Non Produksi Rp. 89.550.000
Laba Rp. 123.913.000
Sumber : Data Laba CV. Mandiri Tas

Dari tabel 4.6 dapat dilihat total penjualan CV. Mandiri Tas sebesar Rp.
532.235.000, total biaya produksi sebesar Rp. 318.772.000, dan total biaya non
produksi sebesar Rp. 89.550.000. Pada tahun 2018 CV. Mandiri Tas hanya mendapat
laba 23,3% dari penjualan, sedangkan target laba yang diinginkan usaha ini adalah
30% dari penjualan. Hal ini membuktikan bahwa laba CV. Mandiri Tas tidak
maksimal.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Penerapan Target Costing pada CV. Mandiri Tas

Menurut Rudianto (2013, 145) menyatakan bahwa target costing adalah


metode penentuan biaya produksi dimana perusahaan terlebih dahulu menentukan
biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan harga pasar yang kompetitif,
sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan. Untuk
mengimplementasikan metode target costing dalam perusahaan, terdapat serangkaian
fase yang harus dilalui, yaitu :

4.4.1.1 Menentukan Harga Pasar

Tabel 4.7

Daftar Harga Tas CV. Mandiri Tas

Tahun 2018

No. Nama Produk


1. Tas Ransel Laptop Rp. 185.000
2. Tas Ransel Seminar Rp. 100.000
Sumber : CV. Mandiri Tas
42

4.4.1.2 Menentukan Laba yang Diharapkan

Target laba yang diharapkan CV. Mandiri Tas adalah sebesar 30% dari harga
jual perunit tas, tetapi target tersebut sulit diperoleh karena semakin banyak
bermunculan usaha serupa yang kemudian menawarkan begitu banyak
keunggulannya masing-masing.

4.4.1.3 Menghitung Target Biaya (Target Cost)

Menurut Rudianto (2013, 148) target biaya untuk pembuatan sebuah produk
dihitung dengan cara mengurangi harga jual dengan laba yang diharapkan, yaitu
sebagai berikut :

Target biaya = Harga Jual – Laba yang Diharapkan

1. Tas Ransel Laptop


Target Biaya = Harga Jual – Laba yang Diharapkan
= Rp. 185.000 – (30% x Rp. 185.000)
= Rp. 185.000 – Rp. 55.500
Per Unit = Rp. 129.500
Per Tahun = Rp. 129.500 x 931
= Rp. 120.564.000

2. Tas Ransel Seminar


Target Biaya = Rp. Harga Jual – Laba yang Diharapkan
= Rp. 100.000 – (30% x Rp. 100.000)
= Rp. 100.000 – 30.000
Per Unit = Rp. 70.000
Per Tahun = Rp. 70.000 x 3.600
= Rp. 252.000.000
4.4.1.4 Menggunakan Rekayasa Nilai (Value Engineering/VE)

Dalam upaya mencapai target laba serta meningkatkan keuntungan


perusahaan dan untuk memenuhi target costing berdasarkan target laba yang
diharapkan, maka peneliti memberikan alternatif sebagai pertimbangan perusahaan
dalam mengambil keputusan. Alternatif yang peniliti berikan dalam upaya untuk
mencapai target tersebut :

1. Mengganti kain D600 untuk tas ransel laptop dan kain 420 untuk tas ransel
seminar dengan kualitas yang sama.
Harga kain D600 diganti dengan kain baby ripstop sedangkan untuk kain 420
diganti dengan kain soft denier yang ditetapkan menggunakan harga dari CV.
43

Yogitas Promosi (YPRO) yang menawarkan harga terendah dengan asumsi harga
rata-rata pertahun.

2. Mengganti benang katun untuk jahitan.


Biaya yang dikeluarkan untuk menjahit tas pada produk akan diganti dengan
benang yang sederhana, namun tidak mengurangi kualitas produksi tas. Benang yang
akan digunakan adalah benang nilon yang ditetapkan menggunakan harga dari CV.
Yogitas Promosi (YPRO).

Tabel 4.8

Tabel Perbandingan Harga Kain dan Benang Jahit CV. Mandiri Tas dan
CV. Yogi Tas Promosi (YPRO)

Nama Barang CV. Nama Barang CV. Yogitas


No. Harga Beli (Rp) Harga Beli (Rp)
Mandiri Tas Promosi (YPRO)

1. Kain D600 450.000 Kain Baby Ripstop 400.000

2. Kain 420 420.000 Kain Soft Denier 350.000

3. Benang Katun 65.000 Benang Nilon 57.000

Sumber : CV. Mandiri Tas dan CV. Yogi Tas Promosi (YPRO)

Dari alternatif ini maka akan terjadi perubahan pada biaya bahan baku untuk
pembuatan setiap jenis tasnya, yaitu sebagai berikut :

1. Menggunakan kain baby ripstop dan kain soft denier dari CV. Yogitas
Promosi (YPRO)

Tabel 4.9
Daftar harga kain CV. Yogitas Promosi (YPRO)

No. Nama Barang Harga Beli (Rp) Kuantitas Jumlah (Rp)

1. Kain baby ripstop 400.000 120 roll 48.000.000

2. Kain soft denier 350.000 60 roll 21.000.000

Total Harga Kain 69.000.000

Sumber : CV. Yogitas Promosi (YPRO)

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pengeluaran biaya bahan baku langsung
untuk penggunaan kain yang terendah adalah kain soft denier yaitu sebesar Rp.
21.000.000 sedangkan kain dengan harga tertinggi adalah kain baby ripstop yaitu
sebesar Rp. 48.000.000. Total biaya bahan baku langsung adalah sebesar Rp.
69.000.000, biaya tersebut adalah biaya bahan baku langsung yang dikeluarkan untuk
44

4.620 tas dengan rutinitas produksi 385 perbulan selama 313 hari ditahun 2018
dengan menggunakan harga beli dari CV. Yogitas Promosi (YPRO).

2. Mengganti benang katun untuk jahitan.


Tabel 4.10

Harga Benang Nilon CV. Yogitas Promosi (YPRO)

No. Nama Barang Harga Beli (Rp) Kuantitas (Rp) Jumlah (Rp)

1. Benang Nilon 57.000 360 lusin 20.520.000

Total Harga Kain 20.520.000

Sumber : CV. Yogitas Promosi (YPRO)

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pengeluaran biaya bahan baku tidak
langsung untuk penggunaan benang nilon yaitu sebesar Rp.20.520.000.

4.4.2 Biaya Produksi Setelah Rekayasa Nilai

Setelah melakukan rekayasa nilai atau value engineering pada biaya bahan
baku langsung dan biaya bahan baku tidak langsung, maka terjadi perubahan biaya
pada bahan baku langsung dan overhead pabrik yang dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 4.11

Biaya Produksi CV. Mandiri Tas Setelah Rekayasa Nilai

Tahun 2018

No Uraian (Rp) Jumlah (Rp)

1. Biaya Bahan Baku

48.000.000
1. Kain baby ripstop
21.000.000
2. Kain soft denier
25.200.000
3. Busa Pom No.5
12.960.000
4. Busa Pom No.4
27.000.000
5. Kepala Resleting No.8
24.000.000
6. Kepala Resleting No.10
Total Biaya Bahan Baku 158.160.000

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 82.632.000


45

3. Biaya Overhead Pabrik

62.400.000
1. Biaya Bahan Baku Tidak Langsung
6.000.000
2. Biaya Listrik
2.500.000
3. Biaya Penyusutan Mesin
Total Biaya Overhead Pabrik Lain-lain 70.900.000

Total Biaya Produksi 311.692.000

Sumber : Data CV. Mandiri Tas yang telah diolah peneliti.

4.5 Perbandingan Biaya Produksi dan Laba Antara Penerapan Metode


Tradisional Costing dengan Penerapan Metode Target Costing

4.5.1 Perencanaan Biaya Produksi dengan Penerapan Metode Tradisional


Costing dan Metode Target Costing

Setelah melakukan perhitungan target costing, maka selanjutnya dilakukan


perbandingan biaya produksi antara metode tradisional costing dengan metode target
costing untuk mengetahui upaya efisiensi biaya seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.12

Perbandingan Biaya Produksi Antara Metode Tradisional Costing dengan


Metode Target Costing pada CV. Mandiri Tas

Tahun 2018

Tradisional Costing Selisih


Keterangan Target Costing (Rp) Selisih
(Rp) Presentase

Biaya bahan baku langsung 162.360.000 158.160.000 4.200.000 2,58%

Biaya tenaga kerja langsung 82.632.000 82.632.000 - -

Biayaoverhead pabrik 73.780.000 70.900.000 2.880.000 3,90%

Total Biaya Produksi 318.772.000 311.692.000 7.080.000 2,22%

Sumber : Data CV. Mandiri Tas yang telah diolah peneliti

Dalam tabel 4.12 dapat dilihat bahwa selisih dari perbandingan biaya bahan
baku langsung adalah pengurangan biaya sebesar Rp. 4.200.000 atau 2,58% dan
selisih dari biaya overhead pabrik adalah pengurangan biaya sebesar Rp. 2.880.000
atau 2,22%, sedangkan pada biaya tenaga kerja langsung tidak ada perubahan biaya
yang dikeluarkan.
46

Sehingga total biaya produksi CV. Mandiri Tas Tahun 2018 untuk jumlah
produksi sebanyak 4.620 tas sebelum penerapan metode target costing adalah
sebesar Rp. 162.360.000 dan setelah penerapan metode target costing sebesar Rp.
158.160.000. Tabel tersebut menjelaskan bahwa penerapan metode target costing ini
sangat efektif dalam perencanaan biaya produksi pada CV. Mandiri Tas karena dapat
menurunkan biaya produksi sebesar Rp. 7.080.000 dengan persentase penurunan
biaya produksi sebesar 8,35%.

4.5.2 Laba dengan Penerapan Metode Tradisional Costing dan Metode Target
Costing serta Dampak dari Penerapannya

Setelah melakukan perhitungan target costing, maka selanjutnya dilakukan


perbandingan laba antara metode tradisional costing dengan metode target costing
untuk mengetahui upaya peningkatan laba dan dampaknya seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Perbandingan Laba Antara Metode Tradisional Costing dengan Metode Target


Costing pada CV. Mandiri Tas

Tahun 2018

Tradisional Costing Selisih


Keterangan Target Costing (Rp) Selisih (Rp)
(Rp) Persentase

Penjualan 532.235.000 - -

Total biaya
318.772.000 313.692.000 7.080.000 2,22%
produksi

Total biaya non


89.550.000 - -
produksi

Laba 123.913.000 130.993.000 7.080.000 5,71%

Sumber : Data CV. Mandiri yang telah diolah peneliti

Dalam tabel 4.13 dapat dilihat laba CV. Mandiri Tas Tahun 2018 dengan
penerapan metode tradisional costing adalah sebesar Rp. 123.913.000 dan dengan
penerapan metode target costing sebesar Rp. 130.993.000. Tabel tersebut
menjelaskan bahwa penerapan metode target costing ini sangat efektif terhadap laba
CV. Mandiri Tas karena dapat meningkatkan laba sebesar Rp. 7.080.000.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian mengenai penerapan target costing terhadap


perencanaan biaya produksi dan peningkatan laba pada CV. Mandiri Tas, maka
peneliti dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut :

1. Pada tahun 2018 dengan penerapan tradisional costing, harga pokok produksi
CV. Mandiri Tas telah mengeluarkan biaya baku langsung sebesar Rp.
162.360.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 82.632.000, dan biaya
overhead pabrik sebesar Rp. 73.780.000, sehingga total biaya produksi yang
dikeluarkan adalah sebesar Rp. 318.772.000, dan laba yang diperoleh sebesar
Rp. 123.913.000. Laba yang diperoleh ini hanya sebesar 23,28% dari
penjualan dan belum mencapai target laba yang diinginkan perusahaan, yaitu
30%.
2. Pada tahun 2018 dengan penerapan metode target costing, harga pokok
produksi CV. Mandiri Tas dapat menghemat pengeluaran biaya bahan baku
langsung sebesar Rp. 4.200.000 (2,58%) menjadi Rp. 158.160.000 dan biaya
overhead pabrik sebesar Rp. 2.880.000 (3,90%) menjadi Rp. 70.900.000
sehingga total biaya produksi menjadi Rp. 311.692.000. Dengan kata lain,
penerapan metode target costing ini dapat menurunkan total biaya produksi
sebesar Rp. 7.080.000 (2,22%) dibandingkan dengan metode yang
perusahaan terapkan.
3. Dampak penerapan target costing pada CV. Mandiri Tas sangat efektif untuk
diterapkan, jika berhasil maka untuk harga pokok produksi dan laba yang
diharapkan oleh perusahaan meningkat sebesar 6,72% dari 23,28% menjadi
30%.
5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian, maka peneliti memberikan saran


sebagai berikut :

1. Bagi CV. Mandiri Tas


CV. Mandiri Tas disarankan menggunakan metode target costing. Dengan
menggunakan metode target costing, CV. Mandiri Tas dapat
mengefisiensikan biaya produksi serta memaksimalkan laba dengan baik
dibanding menggunakan metode yang perusahaan telah terapkan sebelumnya.
Seperti yang terlihat pada tahun 2018 yang dilakukan oleh peneliti dalam
perencanaan biaya produksi dan peningkatan laba pada perusahaan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini hanya sebatas tentang metode target costing dalam perencanaan
biaya produksi dan peningkatan laba untuk tahun 2018 pada CV. Mandiri

47
48

Tas. Saran bagi penelitian ini mungkin belum sempurna dan dapat
memperluas penelitian dengan memperpanjang metode penelitian 2-3 tahun.
49

DAFTAR PUSTAKA

Armanto Witjaksono (2013), Akuntansi Biaya Edisi Revisi, Cetakan 2, Yogyakarta,


Penerbit Graha Ilmu.

Anthony A. Atkinson, Robert S. Kaplan, Ella Mae Matsumura, dan S. Mark Young
(2012), Akuntansi Manajemen, Edisi 5, Jilid 2, (Diterjemahkan oleh: Nayla
M, Tazkiyah), Jakarta, Penerbit Indeks.
Aisyah Salam (2016), Analisis Penggunaan Target Costing dan Kaizen Costing
dalam Mengoptimalkan Laba Perusahaan, Skripsi, Makassar, Universitas
Islam Negeri Alauddin.
Halim, Abdul., Supomo, Bambang dan Kusufi, Muhammad (2013), Akuntansi
Manajemen, Edisi 2, Yogyakarta, Penerbit BPFE.
Hansen, Don R dan Marianne M. Mowen (2011), Akuntansi Manajerian, Cetakan 2,
Edisi 8, (Diterjemahkan oleh: Deni Arnos Kwary, Jakarta, Penerbit Salemba
Empat.
Heri Supriyadi (2013), Penetapan Target Costing Dalam Upaya Pengurangan Biaya
Produksi Untuk Peningkatan Laba Perusahaan, Skripsi, Jakarta, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Krismiaji, Aryani Anni Y (2011), Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, Yogyakarta,
Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Medi Tri Purwanto (2013), Analisis Laba Kotor Sebagai Salah Satu Alat Dalam
Menetapkan Harga Jual Pada Perusahaan Telur Asin Eni Jaya Brebes,
Jurnal, Semarang, STIE Widya Manggalia Brebes.
Mulyadi (2012), Akuntansi Biaya, Cetakan 11, Edisi 5, Yogyakarta, Penerbit Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
PSAK No.16 (Revisi 2017), Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta.
Rudianto (2013), Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Strategis, Jakarta, Penerbit Erlangga.
Sari (2012), Penggunaan Target Costing Dalam Pengembangan Produk, Jurnal,
Surabaya, Unika Widya Mandala.
Simamora, Henry (2012), Akuntansi Manajemen, Edisi 3, Riau, Penerbit Star Gate
Publisher.
Sodikin (2015) Akuntansi Manajemen Sebuah Pengantar, Edisi kelima. Yogyakarta,
Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Siregar, Baldric., et al (2016), Akuntansi Biaya, Cetakan 4, Edisi 2, Jakarta, Penerbit
Salemba Empat.
50

Febriana Martina Longdong (2016), Penerapan Target Costing Dalam Perencanaan


Biaya Produksi pada CV. Sinar Mandiri, Jurnal, Manado, Universitas Sam
Ratulangi.
Wiratna Sujarweni (2015), Akuntansi Biaya Teori dan Penerapannya, Yogyakarta,
Penerbit Pustaka Baru Press.
Cynthia Indriani (2019), Analisis Penerapan Target Costing dalam Perencanaan
Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba pada UKM Hidup Baru Steel,
Skripsi, Bogor, Universitas Pakuan.

Irma Dwi Wijayanti (2017), Target Costing pada Perusahaan Manufaktur Di


Surakarta, Skripsi, Surakarta, Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Kusuma, dan Ayu Noorida Soerono. 2008. “Target Costing: Alternatif Penentuan
Cost”. Vol 89 (Juni) : 47-54.

Tandiontong dan Anggraini. 2011. Peranan Target Costing dalam Pengendalian


Biaya Produksi (Studi Kasus CV. Bandung Mulia Konveksi). Jurnal.
Universitas Paramadina. Jakarta.

Sujarweni, Wiratna, 2015. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Penerbit Pustaka Baru
Press. Yogyakarta.

Krismiaji. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: STIE YKPN.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya Edisi 5 Cetakan Sebelas. Yogyakarta : Upp Stim
Ykpn.

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen : Informasi untuk Pengambilan Keputusan


Strategis. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Graha Ilmu

Carter, dan Usry. 2009. Akuntansi Biaya II. Edisi 14 diterjemahkan Krista. Jakarta :
Salemba Empat.

Jumingan. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara.

Simamora, Henry. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Bagian


Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Halim, Abdul Syam Kusufi, Muhammad. 2012. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi
4. Jakarta: Salemba Empat.

Nining Ika Wahyuni. 2017. Penerapan Target Costing dalam Pengelolaan Biaya
Produksi untuk Optimalisasi Laba. Jurnal. Universitas Jember.
51

Alimuddin, Arwina Novieanti. 2013. “Analisis Pendekatan Target Costing sebagai


Alat Penilaian Efisiensi Produksi Semen pada PT. Semen Tonasa di
Kabupaten Pangkep”.

Caroline, T. C., dan Wokas, H. 2016. Analisis Penerapan Target Costing dan Activity
Based Costing sebagai Alat bantu Manajemen dalam Pengendalian Biaya
Produksi pada UD. Bogor Bakery. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
dan Akuntansi.
52

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Restu Tri Yuliani

Alamat : Kp. Cirangkong Rt. 19 Rw. 04 No. 18 Desa Cemplang Kecamatan


Cibungbulang Kabupaten Bogor. Jawa Barat-16630

Tempat dan tanggal lahir : Bogor, 25 Juli 1998

Umur : 22 tahun

Agama : Islam

Pendidikan :

 SD : SDN Leuweung Kolot 02


 SMP : SMPN 1 Cibungbulang
 SMA : SMAN 1 Cibungbulang
 Perguruan Tinggi : Universitas Pakuan

Bogor, 04 Agustus 2020


Peneliti,

(Restu Tri Yuliani)


53

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Restu Tri Yuliani (L/P*)
Nomor Mahasiswa : 022116031
Program Studi : Akuntansi

Menyatakan benar saya telah menghubungi Instansi/ Perusahaan yang akan saya
jadikan lokasi penelitian, dan dari pihak perusahaan telah menyatakan kesanggupan
untuk menerima dilakukannyariset/ observasi tersebut.

Adapun dari pihak perusahaan yang menerima:


Nama : Hadiman
Jabatan : Pemilik Perseroan Komanditer
Nama Perusahaan : CV. Mandiri Tas
Alamat Perusahaan : Jl. Raya Dramaga No. 01, RT.01/RW.01, Babakan, Kec.
Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680.
Judul Penelitian : Analisis Penerapan Target Costing Dalam Perencanaan Biaya
Produksi Untuk Peningkatan Laba Pada CV. Mandiri Tas Tahun 2018.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bogor,
Yang Menyatakan

(Restu Tri Yuliani)

*) Coret yang tidak perlu


54

Lampiran 1
Struktur Organisasi CV. Mandiri Tas

Pemimpin

Hadiman

Staff Administrasi Staff Keuangan Staff Produksi


dan Umum
Yetti Nur Rohmah Khoirunnisa
Hadiman

Karyawan Pabrik
55

Lampiran 2

Data Keuangan CV. Mandiri Tas Tahun 2018

CV. MANDIRI TAS


LABA RUGI
Untuk Tahun berakhir 2018

Penjualan Rp. 532.235.000


Biaya Produksi
1. Biaya Bahan Baku
Kain D600 Rp. 54.000.000
Kain 420 Rp. 25.200.000
Busa Pom No.5 Rp. 19.200.000
Busa Pom No.4 Rp. 12.960.000
Kepala Resleting No.8 Rp. 27.000.000
Kepala Resleting No.10 Rp. 24.000.000 Rp. 162.360.000
Total Biaya Bahan Baku Langsung
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 82.632.000
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Rp. 65.280.000
Biaya Listrik Rp. 6.000.000
Biaya Penyusutan Mesin Rp. 2.500.000
Total Biaya Overhead Lain-lain Rp. 73.780.000
Total Biaya Produksi Rp. 318.772.000
Biaya Non Produksi
1. Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Penjaga Toko Rp. 54.000.000
Biaya Keamanan Toko Rp. 1.200.000
Biaya Nelpon&Internet Rp. 6.000.000
Biaya Sewa Toko Rp. 21.600.000
Biaya Materai&pos Rp. 300.000
Total Biaya Administrasi dan Umum Rp. 83.100.000
2. Biaya Pemasaran
Biaya Pengiriman Rp. 4.050.000
Biaya Pemasaran Rp. 2.400.000
Total Biaya Pemasaran Rp. 6.450.000
Total Biaya Non Produksi Rp. 89.550.000
Laba Rp. 123.913.000
56

Lampiran 3

Kuantitas Produksi CV. Mandiri Tas

Tahun 2018

Bulan
No Nama Jumlah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des
Barang
Kain
1. 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120
D600
Kain
2. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
420
Busa
3. Pom 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
No.5
Busa
4. Pom 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
No.4
Kepala
5. Resletin 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 180
g No.8
Kepala
6. Resletin 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120
g No.10
Total 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 558
57

Lampiran 4

Tabel Penjualan CV. Mandiri Tas Tahun 2018

Dalam Satuan Rupiah

Nama
No Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des Jumlah
Barang

Tas Ransel
1. 12.025.000 13.690.000 14.985.000 14.430.000 15.725.000 13.505.000 12.765.000 14.800.000 15.355.000 14.800.000 14.430.000 15.725.000 172.235.000
Laptop

Tas Ransel
2. 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 360000.000
Seminar

Total Penjualan 42.025.000 43.690.000 44.985.000 44.430.000 45.725.000 43.505.000 42.765.000 44.800.000 45.355.000 44.800.000 44.430.000 45.725.000 532.235.000
58

Lampiran 5

Tabel Biaya Bahan Baku Langsung CV. Mandiri Tas Tahun 2018

Dalam Satuan Rupiah


Nama
No Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jumlah
Barang
1. Kain D600 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 54.000.000
2. Kain 420 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 25.200.000
Busa Pom
3. 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 19.200.000
No.5
Busa Pom
4. 1.080.000 1.080.000 1.080.000 1.080.000 1.080.000 1.080.000 1.080.000 1.080.000 1.080.000 1.080.000 1.080.000 1.080.000 12.960.000
No. 4
Kepala
5. Resleting 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 27.000.000
No.8
Kepala
6. Resleting 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 24.000.000
No.10
Total Biaya Bahan
13.530.000 13.530.000 13.530.000 13.530.000 13.530.000 13.530.000 13.530.000 13.530.000 13.530.000 13.530.000 13.530.000 13.530.000 162.360.000
Baku Langsung
59

Lampiran 6

Tabel Biaya Tenaga Kerja Langsung CV. Mandiri Tas Tahun 2018

Dalam Satuan Rupiah


No Nama Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jumlah

1. Rohaidi 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 20.658.000

2. Sunu 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 20.658.000

3. Ahdi 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 20.658.000

4. Yusep 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 1.721.000 20.658.000

Total Biaya Tenaga


6.886.000 6.886.000 6.886.000 6.886.000 6.886.000 6.886.000 6.886.000 6.886.000 6.886.000 6.886.000 6.886.000 6.886.000 82.632.000
Kerja Langsung
60

Lampiran 7

Tabel Biaya Overhead Pabrik CV. Mandiri Tas Tahun 2018

Dalam Satuan Rupiah


No Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des Jumlah
Biaya Baha
1. Baku Tidak 5.440.000 5.440.000 5.440.000 5.440.000 5.440.000 5.440.000 5.440.000 5.440.000 5.440.000 5.440.000 5.440.000 5.440.000 65.280.000
Langsung
2. Biaya Listrik 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 2.500.000
Biaya
3. Penyusutan 2.500.000
Mesin

5.940.000 5.940.000 5.940.000 5.940.000 5.940.000 5.940.000 5.940.000 5.940.000 5.940.000 5.940.000 5.940.000 5.940.000 71.280.000

Total Biaya Overhead


73.780.000
Pabrik
61

Lampiran 8

Total Biaya Administrasi dan Umum CV. Mandiri Tas Tahun 2018

Dalam Satuan Rupiah

No Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumlah

Biaya
1. Penjaga 4.500.0000 4.500.0000 4.500.0000 4.500.0000 4.500.0000 4.500.0000 4.500.0000 4.500.0000 4.500.0000 4.500.0000 4.500.0000 4.500.0000 54.000.000
Toko

Biaya
2. Keamanan 100.0000 100.0000 100.0000 100.0000 100.0000 100.0000 100.0000 100.0000 100.0000 100.0000 100.0000 100.0000 1.200.000
gedung

Biaya
3. 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 6.000.000
Tlp&Internet

Biaya Sewa
4. 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 21.600.000
Toko

Biaya
5. 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 300.000
Materai&Pos

Total Biaya
83.100.000
Adm&Umum
62

Lampiran 9

Tabel Biaya Pemasaran CV. Mandiri Tas Tahun 2018

Dalam Satuan Rupiah

No Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des Jumlah

1. Biaya Pengiriman 450.000 600.000 300.000 200.000 150.000 150.000 450.000 300.000 400.000 450.000 150.000 450.000 4.050.000

2. Biaya Pemasaran 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 2.400.000

Total Biaya Pemasaran 6.450.000


63

Lampiran 10

Tabel Biaya Bahan Baku Tidak Langsung CV. Mandiri Tas Tahu 2018

No Uraian Kuantitas Harga Beli (Rp) Jumlah (Rp)

1. Bisban 2,5 Cm 240 Roll 15.000 3.600.000

2. Bisban 4 Cm 180 Roll 33.000 5.940.000

3. Daun Resleting No.8 48 Roll 110.000 5.280.000

4. Daun Resleting No.10 36 Roll 150.000 5.400.000

5. Benang Katun 360 Lusin 65.000 23.400.000

6. Lem Aibon 72 Galon 85.000 6.120.000


7. Lem Pc 72 Galon 125.000 9.000.000

8. Plipit Bungkus 50 Roll 7.000 4.200.000


9. Rotan 300 Roll 6.500 2.340.000

Total Biaya Bahan Baku Tidak Langsung 65.280.000

Anda mungkin juga menyukai