Anda di halaman 1dari 11

INVENTORY MODEL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasi I

Dosen Pengampu : Dr. Susilo Toto Raharjo, S.E., M.M.


Manajemen Operasi I Kelas C

Disusun oleh :

Febri Adha Ganda Saputra 12010122130131


Debora Nathalia Amanda 12010122130143
Sendy Chandra Kirana 12010122120021
Aisya Qonita 12010122130192

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS


EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG
2023
A. FIXED ORDER QUANTITY MODELS

 ECONOMIC ORDER QUANTITY

Economic order quantity (EOQ) adalah jumlah unit pesanan optimal yang harus
dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan sambil meminimalkan biaya
terkait pemesanan, penerimaan, dan penyimpanan unit. EOQ berasumsi bahwa
permintaan, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan tetap konstan sepanjang waktu.
EOQ dapat membantu perusahaan mengontrol jumlah uang yang terikat dalam persediaan
dan menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan. EOQ juga dapat menentukan titik
pemesanan ulang, yaitu tingkat persediaan yang memicu kebutuhan untuk memesan lebih
banyak unit

Contoh Studi Kasus EOQ:

PT Metalindo Teknik Utama adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi


komponen otomotif. Perusahaan ini membutuhkan bahan baku berupa baja lembaran
untuk membuat produknya. Permintaan tahunan untuk baja lembaran adalah 12.000 unit,
biaya pemesanan per pesanan adalah Rp 500.000, harga beli bahan baku per unit adalah
Rp5.000, dan carrying cost adalah 20%. Berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis?

EOQ = √ (2 x D x P) / ( C )

Keterangan:
EOQ = jumlah pembelian optimal yang
ekonomis D = pemakaian bahan periode waktu
P = biaya pemesanan per pesanan
C = biaya penyimpanan per unit per tahun

Jawab
EOQ = √ (2 x D x P) / ( C )
EOQ = √ (2 x 12.000 x 500.000) / (5.000 x 20%)
EOQ = √ (2 x 12.000 x 500.000) / (5.000 x 20%)
EOQ = √ 12.000.000 = 3.464 Unit

Jadi, jumlah pesanan yang paling ekonomis adalah sekitar 3.464 unit.
Perusahaan sebaiknya memesan bahan baku dalam jumlah ini untuk
mengoptimalkan biaya dan efisiensi produksi.
 PRODUCTION ORDER QUANTITY

Production order quantity (POQ) adalah ukuran optimal dari suatu produksi yang
bertujuan untuk meminimalkan biaya persediaan tahunan, yang terdiri dari biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. POQ menghitung jumlah yang harus diproduksi dan
kapan produksi tersebut harus selesai. POQ biasanya digunakan oleh perusahaan yang
memproduksi barang sendiri, bukan membeli dari pemasok

Contoh Studi Kasus POQ:

Sebuah perusahaan memproduksi sepatu dengan permintaan tahunan sebesar 10.000


pasang. Biaya pemesanan untuk setiap produksi adalah Rp 500.000, biaya penyimpanan
per pasang sepatu per tahun adalah Rp 50.000, dan kapasitas produksi per tahun adalah
20.000 pasang. Berapa jumlah produksi yang paling ekonomis?

POQ = √(2 x D x S / H x (1 - D / P))

Keterangan:
POQ = jumlah produksi optimal
D = pemakaian bahan periode waktu
S = biaya pemesanan
H = biaya penyimpanan
P = kapasitas produksi

Jawab:
POQ = √(2 x D x S / H x (1 - D / P))
POQ = √(2 x 10.000 x 500.000 / 50.000 x (1 - 10.000 / 20.000))
POQ = √(200.000.000 / 25.000)
POQ = √8.000
POQ = 89,44

Jadi, ukuran optimal produksi untuk perusahaan sepatu tersebut adalah sekitar 89
pasang sepatu. Artinya, perusahaan sepatu tersebut harus memproduksi sepatu sebanyak
89 pasang setiap kali dan mengulangi produksi tersebut sebanyak 113 kali dalam setahun
(10.000 / 89) untuk memenuhi permintaan dan meminimalkan biaya persediaan.

 QUANTITY DISCOUNT

Diskon kuantitas (quantity discount) adalah pengurangan harga (P) untuk sebuah
barang jika dibeli dalam kuantitas besar. Semakin besar diskon kuantitas, semakin rendah
biayaa
produknya, akan tetapi biaya penyimpanan meningkat karena pesanannya besar. Jadi hasil
pertukaran utama ketika mempertimbangkan diskon kuantitas adalah antara biaya produk
yang menurun dan biaya penyimpanan yang meningkat. Ketika kita menyertakan biaya
produk, persamaan total biaya persediaan tahunan dihitung sebagai berikut:

Total Biaya (TC) = Biaya pemesanan (OC) + Biaya penyimpanan (HC) + Biaya
produk (PC)

Contoh Studi Kasus Quantity Discount:

Permintaan bahan baku lempeng aluminium untuk suatu perusahaan alat masak
diperkirakan 8000 unit per tahun. Biaya pemesanan $50, dan biaya penyimpanan 20% dari
harga pembelian.
Kuantitas Harga per unit
1 – 499 $25,00
500 – 999 $24,00
≥1000 $23,00

Tentukan jumlah pesanan yang paling optimal!

Jawab:

D = 8000 Q=
√2𝑥𝐷𝑥𝑆
PC = D x P
𝐻𝑥𝑃
OC (S) = $50
OC =
𝐷𝑥𝑆 HC = 𝑄 𝑥 𝐻
HC (H) = 20% 𝑄 2

Total Cost = OC + HC +
PC

No Kuantitas Harga/unit Q PC OC HC TC
1. 1 – 499 $25,00 400 200.000 1000 40 201.040
2. 500 - 999 $24,00 500 192.000 800 50 192.850
3. ≥ 1000 $23,00 1000 184.000 400 100 184.500

Q1 = √2𝑥8000𝑥50 = 400 unit


0.20𝑥25 OC1 = 8000𝑥50 = 1000
400
Q2 = √2𝑥8000𝑥50 = 408,248 unit (adj. 500)
0.20𝑥24 OC2 = 8000𝑥50 = 800
500
Q3 = √2𝑥8000𝑥50 = 417 unit (adj. 1000)
0.20𝑥23 OC3 = 8000𝑥50 = 400
1000

PC1 = 8000 x 25 = 200.000 400𝑥0.20


HC1 = 2 = 40
PC2 = 8000 x 24 = 192.000
500𝑥0.20
PC3 = 8000 x 23 = 184.000 HC2 = 2 = 50
1000𝑥0.20
HC3 = = 100
2
Jadi, jumlah pesanan yang paling optimal adalah pemesanan sebanyak lebih dari 1000 unit
lempeng aluminium karena menghasilkan total cost paling rendah yakni sebesar $184.500.

B. PROBABILISTIC MODEL

Probabilistic models, atau model probabilitas, adalah model matematika yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis ketidakpastian dalam suatu sistem. Model ini
menggunakan konsep probabilitas untuk menyatakan sejauh mana kita yakin tentang
kejadian atau hasil tertentu.
Probabilistic models dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk statistik, machine
learning, kecerdasan buatan, dan ilmu pengetahuan lainnya.

Studi kasus probabilistic model :

Dari distribusi yang diberikan di bawah ini, tentukan distribusi probabilitas permintaan
waktu tunggu. Berapa titik pemesanan kembali dengan probabilitas kehabisan stok sebesar
0,20?

Dari kedua distribusi tersebut, terlihat bahwa permintaan selama lead time dapat bernilai
paling rendah 0 dan paling tinggi 4 (permintaan sebanyak 2 unit pada masing-masing 2 hari
lead time).
Untuk menentukan probabilitas setiap permintaan waktu tunggu tertentu, perlu untuk
menjumlahkan probabilitas dari berbagai cara terjadinya permintaan waktu tunggu tertentu.
Demand selama leadtime:
LDM minM = 0 unit MaxM = 2 x 2 = 4 unit
Tabel berikut berisi distribusi probabilitas gabungan untuk permintaan lead time
sebagai contoh. Probabilitas kehabisan stok sebesar 0,20 memerlukan titik pemesanan ulang
sebanyak 2 unit:

Jika distribusi permintaan dan waktu tunggu tidak saling bergantung, maka mean
dan varians permintaan selama waktu tunggu diberikan oleh

Keterangan:
L = rata-rata lama waktu tunggu dalam
hari, D̅ = rata-rata permintaan per hari,
σD = simpangan baku distribusi permintaan,
σL = simpangan baku distribusi lead time,
σ =deviasi standar permintaan selama waktu tunggu,
D̅ L = rata-rata permintaan selama lead time.

Jika distribusi permintaan dan waktu tunggu tidak independen, mean dan
varians permintaan selama waktu tunggu diberikan oleh:

C. FIXED ORDER – PERIOD MODELS

Fixed Order - Period Models adalah metode perencanaan persediaan yang digunakan
untuk mengatur jumlah pesanan dan waktu pemesanan dalam rangka memenuhi permintaan
pelanggan dengan efisien. Dalam model ini, pesanan persediaan hanya dilakukan pada periode
tertentu yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya setiap minggu atau setiap bulan.
Dalam Fixed Order-Period Models, jumlah pesanan biasanya tetap atau memiliki pola
yang teratur, sedangkan waktu pemesanan ditentukan berdasarkan periode tetap yang telah
ditentukan sebelumnya. Tujuan dari model ini adalah untuk mengoptimalkan persediaan
dengan meminimalkan biaya persediaan dan biaya pemesanan. Dengan menggunakan Fixed
Order- Period Models, perusahaan dapat menghindari kelebihan persediaan yang tidak perlu
dan juga memastikan ketersediaan persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan
pelanggan.

Studi kasus Fixed Order-Period Models:

Sebuah toko bahan makanan memiliki permintaan stabil untuk produk tertentu. Produk
tersebut memiliki biaya pemesanan sebesar Rp 500.000 per pesanan dan biaya
penyimpanan sebesar Rp 10.000 per unit per bulan. Rata-rata permintaan bulanan untuk
produk tersebut adalah 100 unit. Toko ini ingin menentukan frekuensi pemesanan yang
optimal dan jumlah pesanan yang optimal untuk meminimalkan biaya total.
Perhitungan:
Langkah pertama adalah menentukan periode pemesanan yang optimal. Dalam kasus
ini, kita akan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk menentukan
frekuensi pemesanan yang optimal.

1. Menghitung EOQ

EOQ = √((2DS)/H)

Dalam rumus ini:


D = Permintaan tahunan (dalam
unit) S = Biaya pemesanan per
pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Dalam kasus ini, kita akan mengubah permintaan bulanan menjadi permintaan
tahunan: Permintaan tahunan = Permintaan bulanan x 12
Permintaan tahunan = 100 unit x 12 = 1.200 unit

Masukkan nilai-nilai ke dalam rumus EOQ:


EOQ = √((2 x 1.200 x 500.000)/10.000)
EOQ = √(1.200.000.000/10.000)
EOQ = √120.000
EOQ = 346,41 (dibulatkan menjadi 347 unit)

Jadi, frekuensi pemesanan yang optimal adalah 347 unit

2. Menghitung jumlah pesanan optimal:

Jumlah pesanan optimal = EOQ

Jadi, jumlah pesanan optimal adalah 347 unit.

Dengan menggunakan frekuensi pemesanan 347 unit, toko dapat meminimalkan biaya
total untuk produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai