Fungsi Persediaan :
a. Mengurangi ketergantungan antar tahap dalam mata rantai sistem produksi –
distribusi.
b. Mempertahankan stabilitas penggunaan tenaga kerja karena fluktuasi demand.
c. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya gangguan yang berupa keterlambatan
pasokan atau berhentinya aktivitas dalam sistem produksi.
d. Mengambil keuntungan dengan memanfaatkan potongan harga untuk pembelian
dalam jumlah besar.
e. Mengantisipasi tejadinya kenaikan harga barang karena inflasi.
f. Mengantisipasi terjadinya stock out karena permintaan melebihi perkiraan.
Klasifikasi Demand
Independent Demand → kebutuhan akan suatu item barang tidak tergantung item
yang lain.
Misalnya kebutuhan barang untuk memenuhi permintaan pembeli di sebuah
toko
Klasifikasi Persediaan
1. Berdasarkan Fungsi :
Decoupling Inventory
Seasonal Inventory (Anticipation Stock)
Transit Inventory (Movement/Pipeline Inventory)
Safety/Buffer Inventory (Stok Penyangga/Pengaman)
2. Berdasarkan Karakteristik Demand :
Distribution Inventory
Manufacturing Inventory
3. Berdasarkan Status Material :
Raw Material
Finished Part
Component Part
Subassembly Material
Work In-Process (WIP)
Finished Goods
EOQ=
√ 2. F . S
C. P
Keterangan :
P = harga beli per unit
S = penjualan tahunan
F = biaya tetap
C = biaya penyimpanan
2. Reorder Point
Reorder atau titik pemesanan kembali adalah saat persediaan mencapai titik
dimana perlu dilakukan pemesanan kembali yang dinyatakan dalam persamaan
berikut :
Titik persamaan kembali = tenggang waktu x pemakaian
RoP = d x L
d = D / jumlah hari kerja per tahun
keterangan :
Q = jumlah setiap pesan
Q* = jumlah optimum setiap kali pesan
D = kebutuhan tahunan
d = kebutuhan per hari
L = lead time
Model reorder point :
a. Jumlah permintaan dan masa tenggang adalah konstan
b. Jumlah permintaan variabel tetapi masa tenggang konstan
c. Jumlah permintaan konstan sedangkan masa tenggang variber
tergantung ketersediaan barang di supplier
d. Jumlah permintaan mau pun tenggang adalah variabel
3. Safety Stock
Safety stock atau persediaan pngamanan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan.
Besarnya permintaan yang diharapakan selama masa tenggang + Safety stock
RoP = d LT + Z √ LT (ðd)
Keterangan ;
d = rata-rata tingkat kebutuhan
LT = Lead Time
ðd = standart deviasi tingkat kebutuhan
4. Sistem ABC
Sistem ABC adalah Teknik manajemen persediaan dengan membagi
persediaan kedalam tiga golongan sesuai dengan tingkat penurunan
kepentingan yang didasarkan pada nilai rupiah pada investasi masing-masing
golongan persediaan.
Kelompok 1 Nilai
Nama HELYATTUL AULIA
NOVIA ARDANA
Tanggal 11 APRIL 2023
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep penyimpanan persediaan logistik
di rumah sakit.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Buku Teks manajemen logistik
2. Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM)
3. Laptop
4. Internet
III. CARA KERJA
1. Bacalah definisi dari penyimpanan persediaan
2. Carilah di internet masing-masing metode manajemen persediaan
3. Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
IV. ISILAH TABEL DI BAWAH INI
1. Metode EOQ
2𝑥𝐹𝑥𝑆
Rumus = 𝐸𝑂𝑄 = √
𝐶𝑥𝑃
Ket :
P : harga beli per unit
S : penjualan tahunan
F : Biaya tetap
C : Biaya Penyimpanan
Soal :
Silahkan cari Jurnal mengenai Metode EOQ di Rumah sakit
Kemudian kalian analisis.
2. Reorder Point
ROP = lead time demand + safety stock
Soal :
Silahkan cari Jurnal mengenai Metode RP di Rumah sakit
Kemudian kalian analisis
3. Sistem ABC
Soal :
Silahkan cari Jurnal mengenai Sistem ABC di Rumah sakit
Kemudian kalian analisis
4. Metode Material Requirement Planning (MRP)
Soal :
Silahkan cari Jurnal mengenai Sistem MRP di Rumah Sakit
Kemudian kalian analisis
5. Periodic Review
Soal :
Silahkan cari Jurnal mengenai Sistem Periodic Review di Rumah Sakit
Kemudian kalian analisis.
1. Metode EOQ
EOQ (Eqonomic Order Quantity) merupakan salah satu metode perhitungan
dalam manajemen persediaan yang bertujuan untuk menentukan jumlah
pesanan yang ekonomis dengan memperkecil biaya pemesanan barang dan
biaya penyimpanan barang. Untuk menghitung EOQ dapat dilakukan
dengan toga cara, yaitu :
1. Menggunakan tabel (Tabular)
Menentukan jumlah pesanan ekonomis dengan cara menyuun suatu
daftar (tabel) jumlah pesanan dan jumlah biaya per tahun.
2. Menggunakan grafik (Graphical) menentukan jumlah pesanan
ekonomis dengan cara menggambarkan grafik Carrying Cost, grafik
Ordering Cost dan grafik Total cost. Ketiga grafik tersebut dibuat
dalam satu gambar.
3. Menggunakan rumus (Formula)
Menentukan jumlah pesanan ekonomis dengan cara memasukkan
kedalam rumus matematik yang telah ditentukan.
Reorder point adalah waktu dimana pesanan harus diadakan kembali sehingga
kedatangan bahan yang dipesan tepat waktu saat stok di atas persediaan
pengaman sama dengan nol. (Riyanto, 2001: 83)
Rumus ROP (Re Order Point) adalah sebagai berikut:
ROP = (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖) × (𝐿𝑒𝑎𝑑𝑡𝑖𝑚𝑒) Reorder Point
dihitung berdasarkan perkalian antara lead time dengan kebutuhan barang
dalam jangka waktu tertentu.
Metode Reorder Point di rumah sakit adalah metode yang digunakan untuk
memantau persediaan barang atau obat yang ada di gudang, dengan tujuan
untuk menentukan kapan harus memesan ulang barang atau obat tersebut
agar tetap tersedia dalam jumlah yang cukup.
Hal ini dapat membantu rumah sakit menghindari kekurangan yang dapat
mempengaruhi pelayanan Kesehatan, dan membantu rumah sakit
memantau persediaan barang atau obat dan memastikan agar selalu
tersedia.
3. Sistem ABC
ABC (Activity-Based Costing) adalah metode penghitungan biaya yang
berfokus pada aktivitas untuk memberikan layanan Kesehatan. Sistem
tersebut menggunakan informasi tentang biaya yang dikeluarkan untuk
setiap aktivitas dalam memberikan layanan Kesehatan.
Biaya-biaya yang terkait dengan aktivitas medis seperti konsultasi dokter.
Pemeriksaan, operasi dan lainnya,
5. Periodic Review
Metode Periodic Review (review system) adalah cara menghitung
persediaan barang untuk periode tahun berikutnya dengan cara membuat
perhitungan jumlah barang bulanan dengan meminimalkan biaya dan
kejadian kekosongan barang berdasarkan data pemakaian.
Metode Periodic Review dapat membantu rumah sakit mengoptimalkan
manajemen persediaan obat atau bahan medis dan memastikan persediaan
selalu tersedia.