Departemen PPIC
PPIC berperan dalam suatu perencanaan yang bertujuan untuk
meminimalkan biaya penyimpanan barang dan menjaga tingkat produksi sesuai
kapasitas. PPIC dibutuhkan ketika informasi tentang kemampuan memproduksi
dengan waktu dan jumlah sumber daya (bahan baku) yang tepat dalam memenuhi
permintaan marketing. PPIC terdapat di setiap industri untuk menjembatani antara
kebutuhan marketing dengan kemampuan produksi. Struktur organisasi
departemen PPIC antara lain :
PPIC
GUDANG
Gambar 1.
Struktur Gudang Obat Gudang Bahan Gudang Bahan
Jadi Baku Kemas
PPIC di PT. Molex Ayus berada di bawah Plant Manager yang memiliki
sasaran pokok sebagai berikut:
a. Ketepatan akan ketersediaan dan jumlah akan bahan baku dan bahan kemas
yang dibutuhkan.
b. Ketepatan waktu dalam memenuhi permintaan marketing.
c. Ketepatan penyelesaian permintaan marketing (produk).
d. Berkurangnya biaya produksi dan penyimpanan.
e. Menghindari terjadinya over stock bahan baku dan produk jadi (menyebabkan
cash flow terhambat).
f. Menghindari terjadinya out stock bahan baku dan produk jadi (menyebabkan
kehilangan opportunity).
Tujuan akhir dari PPIC adalah untuk menyimbangkan ketersediaan bahan
yang dibutuhkan dengan kebutuhan produksi sesuai dengan target marketing dan
meminimasi terhadap biaya penyimpanan.
Untuk mencapai sasaran pokok tersebut, Departemen PPIC melakukan
tugasnya dengan menggunakan prinsip PDCA yaitu:
a. Planning (P)
Perencanaan di PT. Molex Ayus dibuat menjadi perencanaan tahunan,
triwulan, dan bulanan. Perencanaan tahunan dibuat dengan tujuan untuk
menghitung biaya yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku dan bahan kemas
untuk 1 tahun ke depan, dilakukan pada akhir tahun sebelum tahun berikutnya.
Perencanaan triwulan bertujuan untuk memantau apakah perencanaan yang telah
dibuat sebelumnya masih sesuai dengan keadaan di lapangan. Perencanaan
bulanan yang dibuat sebagai acuan untuk realisasi produksi yang akan dilakukan.
Perencanaan bulanan yang telah dibuat akan direvisi setiap tanggal 20 tiap
bulannya. Data yang dibutuhkan dalam membuat perencanaan tersebut antara lain
stok obat jadi dan in process, rata-rata penjualan 3 bulan terakhir, stok distributor,
hutang obat jadi, stok sisa bahan baku dan bahan kemas serta outstanding PO
(purchase order).
b. Doing (D)
1) Pembuatan surat permintaan bahan baku dan bahan kemas sesuai dengan
kebutuhan perencanaan.
2) Penentuan tanggal kedatangan serta jumlah dari bahan baku dan bahan kemas
yang telah dibuat sesuai dengan perencanaan.
3) Penyerahan data kebutuhan/surat permintaan bahan baku dan kemas ke
bagian Purchasing.
c. Controlling (C)
Kegiatan ini meliputi:
1) Stock opname obat jadi tiap akhir bulan.
2) Stock opname bahan baku dan kemas minimal 2 kali dalam setahun
d. Gudang hendaklah dapat menjaga kualitas bahan dan produk dari pengaruh
cuaca.
e. Area karantina harus diberi penandaan yang jelas.
f. Harus tersedia area sampling terpisah untuk mencegah kontaminasi atau
kontaminasi silang.
g. Bahan dan produk yang ditolak harus disimpan di area yang terpisah dari area
penyimpanan.
h. Penyimpanan bahan aktif berpotensi tinggi, radioaktif, narkotika, obat
berbahaya lain dan zat atau bahan yang berisiko tinggi terhadap
penyalahgunaan, kebakaran, atau ledakan harus disimpan terpisah dan
keamanannya terjamin serta untuk narkotik maupun obat berbahaya lain harus
disimpan di tempat terkunci.
i. Untuk bahan pengemas cetakan harus disimpan di tempat terkunci karena
menyangkut kebenaran produk dan identitas.
Menurut CPOB, produk farmasi (obat) harus disimpan pada suhu dan
kelembapan tertentu untuk mencegah atau meminimalkan risiko degradasi obat
yang akan mengurangi kualitas dan keamanan obat. PT Molex Ayus memiliki
beberapa gudang antara lain:
1) Gudang Bahan Baku
Pengaturan gudang bahan baku diklasifikasikan berdasarkan sifat bahan
yang disimpan. Gudang bahan baku terdiri dari:
a) Gudang mudah terbakar, tempat menyimpan bahan-bahan yang bersifat
explosif atau mudah terbakar, seperti alkohol; dan
b) Gudang tidak mudah terbakar.
Pengaturan gudang tidak mudah terbakar diklasifikasikan berdasarkan
bentuk fisik dari bahan yang disimpan di dalamnya, yaitu terdiri dari gudang
padat dan gudang cair. Gudang padat terdiri dari gudang karantina, gudang reject,
gudang release, dan gudang untuk bahan prekursor.
Pengaturan gudang bahan baku juga dapat diklasifikasikan berdasarkan
rentang suhunya, yaitu sebagai berikut:
4) Gudang Retur/Recall
Gudang ini digunakan untuk menyimpan produk jadi yang telah di retur
oleh pihak distributor dan produk yang di recall karena suatu penyimpangan. Di
gudang ini produk diberi label angka dimana setiap angka menunjukan produk
apa saja yang ada didalam wadah sehingga memudahkan dalam pendataan dan
juga pemusnahan. Produk disimpan hingga penuh dan dilakukan pemusnahan
dengan disaksikan oleh BPOM.