PERSEDIAAN
(Production Planning, Inventory Control) dan
PENANGANAN BAHAN
apt. Dra. Eliza Rahman, M.Farm.
g, Production,Inventory Control )
dan Manajemen Bahan
Manajemen Material
(Material Management) (1)
Material Management adalah suatu alat (manajemen)
untuk mencapai tujuan pengelolaan material (bahan baku,
bahan kemas, produk setengah jadi, & produk jadi) itu
sendiri.
Material Management merupakan JEMBATAN antara
Bagian Marketing dengan bagian-bagian lain seperti
bagian Produksi, R&D, Finance, dan lain-lain untuk
mencapai pengelolaan material secara 4 tepat :
(tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya).
Manajemen Material
(Material Management) (2)
Manajemen Material
(Material Management) (3)
Tugas pokok Material Management adalah mengubah
ramalan penjualan (forecasting) menjadi perencanaan
produksi dan kemudian menjadi perencanaan bahan
baku, persediaan akhir, hasil antara, peralatan
pengangkutan, dan jam kerja.
Kegiatan utama dalam Material Management ada 2,
yaitu: Perencanaan Produksi (production planning) dan
pengendalian persediaan (inventory control) sehingga
di banyak perusahaan, bagian/departemen ini disebut
dengan Departemen Production Planning and
Inventory Control (PPIC).
PPIC terdiri dari 2 bagian yaitu........
Pengendalian
Perencanaan produksi
persediaan
(production planning)
(inventory control)
PPIC
Tugas PPIC
a. Membuat rencana produksi berdasarkan ramalan penjualan dari
departemen pemasaran.
b. Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan kondisi
stok dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standar
stok yang ideal (ada batasan jumlah minimal dan maksimal bahan).
c. Memantau semua inventory baik untuk proses produksi, stok yang ada
di gudang, maupun barang yang didatangkan, sehingga pelaksanaan
proses dan pemasukan tetap berjalan lancar dan seimbang.
d. Membuat evaluasi hasil produksi, hasil penjualan, maupun kondisi
inventory.
e. Mengolah data dan menganalisa mengenai rencana dan realisasi
produksi dan penjualan serta data inventory.
f. Menghitung standar kerja karyawan tiap tahun berdasarkan masukan
dari bagian produksi atas pengamatan langsung.
g. Menghitung standar yield berdasarkan realisasi produksi tiap tahun.
h. Melakukan pengiriman produk akhir kepada pelanggan
Perencanaan Produksi
(Production Planning) (1)
Setelah forecast dibuat oleh bagian Marketing, selanjutnya
dibuat/disusun Perencanaan Produksi (production
planning) serta Rencana Anggaran Belanja Perusahaan
(RABP) sebagai acuan untuk memenuhi permintaan
Marketing tersebut.
Perencanaan Produksi, terbagi menjadi Rencana Produksi
Tahunan, yang kemudian di-break down ke dalam
Rencana Produksi Periodik (misalnya semester atau
triwulan). Selanjutnya Rencana Produksi Periodik di-
break down lagi menjadi Rencana Produksi Bulanan,
Mingguan dan Harian.
Perencanaan Produksi(Production Planning) (2)
Sasaran pokok dari perencanaan produksi, antara lain:
(1) ketepatan waktu dalam memenuhi janji (permintaan) pelanggan,
(2) kecepatan waktu penyelesaian pesanan (permintaan) pelanggan,
(3) berkurangnya biaya produksi, dan
(4) new product launching dan divestment (write off) produk-produk
lama berjalan lancar (teratur).
Perencanaan Produksi dipengaruhi oleh banyak faktor :
- Faktor internal (dari dalam perusahaan sendiri)
- Faktor eksternal
Faktor internal antara lain kapasitas terpasang, kapasitas produksi, jumlah
persediaan dan aktifitas lain yang diperlukan untuk produksi.
Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perencanaan produksi
antara lain kebutuhan/permintaan pasar, kondisi perekonomian, ketersediaan
bahan baku/bahan pengemas, aktifitas kompetetitor dan kapasitas eksternal
(untuk kegiatan yang di sub kontrakkan), digambarkan sebagai berikut :
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perencanaan Produksi
Pengendalian Persediaan
(INVENTORY CONTROL) (1)
Persediaan (inventory) memiliki arti sangat penting bagi operasi
bisnis suatu perusahaan, guna memenuhi kebutuhan produksi dan
memberikan kepuasan pada kebutuhan organisasi (perusahaan).
Tujuan kontrol inventory:
a. Untuk memberikan layanan terbaik pada pelanggan.
b. Untuk memperlancar proses produksi.
c. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan
persediaan (stok out).
d. Untuk menghadapi fluktuasi harga
Pengendalian Persediaan
(INVENTORY CONTROL) (2)
Terdapat 3 alasan perlunya persediaan bagi industri, yaitu:
(1) antisipasi adanya unsur ketidakpastian permintaan,
(2) adanya unsur ketidakpastian pasokan dari supplier,
(3) adanya unsur ketidakpastian tenggang waktu (lead time)
waktu
pemesanan.
Persediaan, di industri farmasi terdiri dari:
bahan baku (raw materials),
bahan pengemas (packaging materials),
obat jadi (finished product),
barang setengah jadi (Work In Process/WIP).
Pengendalian Persediaan
(INVENTORY CONTROL) (3)
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka tentu saja akan menimbulkan
konsekuensi bagi perusahaan, yaitu menanggung biaya atau resiko yang
berkaitan dengan keputusan persediaan. Bagi bagian Keuangan, inventory
adalah uang (modal) sehingga harus dijaga agar nilai inventory tersebut
sekecil mungkin untuk memperkuat modal. Sebaliknya, marketing
memandang bahwa inventory harus setinggi mungkin untuk mendorong
penjualan dan antisipasi adanya permintaan yang mendadak. Bagi
produksi, inventory harus dijaga sedemikian rupa dalam kondisi yang
optimum untuk menjaga efisiensi produksi dan memperlancar tingkat
pemanfaatannya. Oleh karena itu, sasaran akhir dari pengendalian
persediaan adalah menghasilkan keputusan tingkat persediaan, yang
menyeimbangkan tujuan diadakannya persediaan dengan biaya yang
dikeluarkan. Dengan kata lain, sasaran akhir dari pengendalian persediaan
adalah meminimalkan total biaya dengan perubahan tingkat persediaan.
Biaya persediaan (inventory cost)
3. Administrasi
Jumlah pembelian konstan
Administrasi seminimal mungkin
Dihindari adanya over stock atau out of stock
Kontrak pembelian jangka panjang
4. Delivery/Pengiriman
Koordinasi pengiriman dengan bagian-bagian lain yang
terkait sesuai dengan kebutuhan, kapasitas gudang dan
ketersediaan dana
Stock ada di supplier (sistem konsinyasi)
Alur proses pembelian
Pengadaan
(PURCHASING/PROCUREMENT) (12)
Pembelian/Procurement
Pembelian bahan awal adalah suatu aktifitas penting dan oleh karena itu
hendaklah melibatkan staf yang mempunyai pengetahuan khusus dan
menyeluruh perihal pemasok.
Harus dilakukan KUALIFIKASI PEMASOK (Vendor Qualification).
Pembelian bahan awal hendaklah hanya dari pemasok yang telah
disetujui dan memenuhi spesifikasi yang relevan, dan bila
memungkinkan, langsung dari produsen.
Dianjurkan agar spesifikasi yang dibuat oleh pabrik pembuat untuk bahan
awal dibicarakan dengan pemasok. Sangat menguntungkan bila semua
aspek produksi dan pengawasan bahan awal tersebut, termasuk
persyaratan penanganan, pemberian label dan pengemasan, juga prosedur
penanganan keluhan dan penolakan, dibicarakan dengan pabrik pembuat
dan pemasok.
Pengadaan
(PURCHASING/PROCUREMENT) (13)
Untuk Pengadaan Bahan Awal, dokumen penting yang perlu disiapkan,
antara lain
Kualifikasi Pemasok.
Pre-audit Questionnaire for Manufacturer of Starting Material,
Daftar Periksa Audit Mutu / Sistem Mutu,
Daftar pemasok (supplier/vendor) yang disetujui, dapat berupa produsen
atau distributor bahan awal. Daftar pemasok tersebut berisi antara lain
nama pemasok, nama dan alamat pabrik pembuat serta nama bahan yang
dipasok. Daftar tersebut HARUS disetujui oleh Bagian Pengadaan dan
Pemastian Mutu, dan
Quality Assurance Agreement antara pemasok dan pengguna yang antara
lain memuat persetujuan spesifikasi, persetujuan audit, pemberitahuan atas
perubahan yang dilakukan oleh produsen bahan baku obat, misal
perubahan lokasi pabrik, perubahan teknologi pembuatan bahan baku obat.
Pengadaan
(PURCHASING/PROCUREMENT) (14)
Pergudangan (WAREHOUSING)(1)
Sasaran pengelolaan gudang (manajemen pergudangan) adalah:
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan
operasi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan
baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Selain untuk penyimpanan gudang juga berfungsi untuk
melindungi bahan (baku, pengemas, dan obat jadi) dari pengaruh
luar dan binatang pengerat, serangga, dan melindungi obat dari
kerusakan.
Agar dapat menjalankan fungsi tersebut maka harus dilakukan
pengelolaan pergudangan secara benar atau yang sering disebut
dengan Manajemen Pergudangan.
Pergudangan (WAREHOUSING)(2)
Contoh Label
KARANTINA
Pergudangan (WAREHOUSING)(9)
Contoh Label
DILULUSKAN
Pergudangan (WAREHOUSING)(10)
Penerimaan Bahan
Pada tiap penerimaan hendaklah dilakukan pemeriksaan visual
tentang kondisi umum, keutuhan wadah dan segelnya, ceceran dan
kemungkinan adanya kerusakan bahan, dan tentang kesesuaian
catatan pengiriman dengan label dari pemasok. Sampel diambil
oleh personil dan dengan metode yang telah disetujui oleh kepala
bagian Pengawasan Mutu.
Semua penerimaan, pengeluaran dan jumlah bahan tersisa
hendaklah dicatat. Catatan hendaklah berisi keterangan mengenai
pasokan, nomor bets/lot, tanggal penerimaan atau penyerahan,
tanggal pelulusan dan tanggal daluwarsa bila ada.
Wadah dari mana sampel bahan awal diambil hendaklah diberi
identifikasi.
Pergudangan (WAREHOUSING)(14)
Penerimaan Bahan
Sampel bahan awal hendaklah diuji pemenuhannya terhadap
spesifikasi. Dalam keadaan tertentu, pemenuhan sebagian atau
keseluruhan terhadap spesifikasi dapat ditunjukkan dengan
sertifikat analisis yang diperkuat dengan pemastian identitas yang
dilakukan sendiri.
Hendaklah diambil langkah yang menjamin bahwa semua wadah
pada suatu pengiriman berisi bahan awal yang benar, dan
melakukan pengamanan terhadap kemungkinan salah penandaan
wadah oleh pemasok.
Bahan awal yang diterima hendaklah dikarantina sampai disetujui
dan diluluskan untuk pemakaian oleh kepala bagian Pengawasan
Mutu.
Alur proses penerimaan barang di gudang
Pergudangan (WAREHOUSING)(15)
PENANDAAN
Bahan awal di area penyimpanan hendaklah diberi label yang tepat.
Label hendaklah memuat keterangan paling sedikit sebagai berikut:
nama bahan dan bila perlu nomor kode bahan;
nomor bets/kontrol yang diberikan pada saat penerimaan bahan;
status bahan (misal: karantina, sedang diuji, diluluskan, ditolak);
tanggal daluwarsa atau tanggal uji ulang bila perlu.
Label yang menunjukkan status bahan awal hendaklah ditempelkan
hanya oleh personil yang ditunjuk oleh kepala bagian Pengawasan Mutu.
Untuk mencegah kekeliruan, label tersebut hendaklah berbeda dengan
label yang digunakan oleh pemasok (misal dengan mencantumkan nama
atau logo perusahaan). Bila status bahan mengalami perubahan, maka
label penunjuk status hendaklah juga diubah.
Contoh Label Bahan Awal dari
Produsen
Pergudangan (WAREHOUSING)(16)
PENYIMPANAN
Penyimpanan bahan awal baik pada saat proses karantina selama
pemeriksaan maupun setelah diluluskan harus disesuaikan dengan
persyaratan penyimpanan yang tercantum dalam label bahan awal
atau Certificate of Analysis (COA) yang disertakan dari bahan baku
tersebut.
Berikut adalah contoh temperatur ruang penyimpanan yang
tercantum dalam label bahan awal:
a. Suhu ruang (ambient) :
suhu ruang tidak lebih dari 30°C;
b. Suhu ruang berpendingin udara (AC) :
suhu ruang di bawah 25°C;
c. Suhu dingin : suhu ruang antara 2 – 8°C; dan
d. Suhu beku : suhu ruang di bawah 0°C.
Pergudangan (WAREHOUSING)(16)
PENYIMPANAN
Penyimpanan dan Distribusi adalah aktifitas penting
dalam manajemen Supply Chain produk obat.Banyak
orang dan entitas yang umumnya bertanggung jawab
pada penanganan, storage dan distribusi.Produk dapat
mengalami berbagai resiko pada tahapan berbeda supply
chain misalnya selama pembelian, penyimpanan,
distribusi, transportasi, repacking dan relabelling.Selain
itu produk substandar dan produk falsified adalah
ancaman nyata terhadap kesehatan dan keamanan
masyarakat, sehingga penting untuk melindungi supply
chain dari produk-produk tersebut.
ALUR PENYIMPANAN
BAHAN BAKU / KEMASAN
BARANG DATANG : CEK KESESUAIAN DGN SURAT PESANAN
(jumlah cukup sesuai PO, kondisi baik, segel baik, CoA ada, ED
masih panjang)
TEMPATKAN DI RUANG KARANTINA (label kuning)
SAMPLING OLEH QC di ruang sampling
HASIL UJI QC MENYATAKAN BARANG DITERIMA ATAU
DITOLAK:
68 APOTEKER UHAMKA
BAGIAN PENYIMPANAN/GUDANG (1)
PENANGANAN PENYIMPANAN BAHAN/PRODUK DI GUDANG dapat dilihat pada –’-
Panduan WHO Technical Report Series (TRS) No. 908 Annex 9 GOOD
STORAGE & DISTRIBUTION PRACTICE Draft for comments pada Me1 2017
TUGAS GUDANG:
BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN
PENYERAHAN BAHAN BAKU
BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN
PENYERAHAN BAHAN PENGEMAS
BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN
PENYERAHAN PRODUK JADI
PERLINDUNGAN ATAS KUALITAS BARANG-BARANG YG DISIMPAN DI DALAMNYA
Bahan baku, bahan pengemas, produk jadi haruslah terlindungi termasuk
terhadap kontaminasi mikroba, diberi label yg sesuai utk mencegah mix-up dan
kontaminasi silang
PENGENDALIAN SUHU & KELEMBABAN RUANGAN, gudang dibagi atas :
- gudang dingin suhu : 2 – 8 °C
- gudang dingin suhu : 8 – 15 ° C
- gudang suhu : 8 – 25° C
- gudang suhu : 15 – 30°C
69 APOTEKER UHAMKA
BAGIAN PENYIMPANAN/GUDANG (2)
FIFO (First In First Out)ATAU BERDASARKAN FEFO (First Expired First
Out)
PEST & RODENT CONTROL
Semua peralatan terkalibrasi secara periodik termasuk pemantauan suhu dan
kelembaban serta timbangan
Bahan harus terlindungi sesuai kondisi penyimpanan yg tertera pada labelnya
Bahan yg mudah terbakar harus disimpan di ruangan yg sesuai, tempat yg
tahan api
Bahan berbahaya haruslah diberi label yg jelas, misalnya untuk bahan
radioaktif, narkotika dan bahan yg berbahaya
Narkotika ,psikotropika dan radioaktif disimpan sesuai peraturan
pemerintah
Bahan atau produk rusak harus dikeluarkan dari stok, dipisahkan
ditempat tersendiri dan diberi label yg jelas
Hanya orang yg berkepentingan di area penyimpanan yg boleh
memasuki area tsb.
70 APOTEKER UHAMKA
ALUR PENYIMPANAN
BAHAN BAKU / KEMASAN
BARANG DATANG : CEK KESESUAIAN DGN SURAT PESANAN
(jumlah cukup sesuai PO, kondisi baik, segel baik, CA ada, ED masih
panjang)
TEMPATKAN DI RUANG KARANTINA (label kuning)
SAMPLING OLEH QC di ruang sampling (kelas E)
HASIL UJI QC MENYATAKAN BARANG DITERIMA ATAU
DITOLAK:
71 APOTEKER UHAMKA
Pergudangan (WAREHOUSING)(17)
Simpan bahan awal pada rak bahan awal yang telah ditentukan
dengan nama bahan awal yang tertera pada rak tersebut, jangan
menaruh bahan awal di lokasi yang tidak sesuai dengan nama
bahan awal yang tercantum pada rak tersebut.
Bahan awal tidak boleh disimpan langsung bersentuhan dengan
lantai gudang, simpan bahan awal di atas rak atau pallet.
Gudang penyimpanan bahan awal harus selalu dipantau
kondisinya sehingga selalu memenuhi persyaratan.
Semua bahan awal yang ditolak hendaklah diberi penandaan
yang mencolok, ditempatkan terpisah dan dimusnahkan atau
dikembalikan kepada pemasoknya.
Gudang/Area Karantina Bahan Awal
Gudang Released (Bahan Awal)
Daftar Pustaka
Manajemen Farmasi Industri – Bambang Priyambodo
Manajemen Produksi & Operasi – Bambang
Priyambodo
• PENANGANAN PENYIMPANAN BAHAN/PRODUK
DI GUDANG dapat dilihat pada –’- Panduan WHO
Technical
Report Series (TRS) No. 908 Annex 9 GOOD STORAGE
PRACTICE yang dikeluarkan di Jenewa pada tahun 2003