Anda di halaman 1dari 58

PRESENTASI

ISCHEMIC HEART DISEASE – ANGINA PECTORIS

KELOMPOK 3
Nama Kelompok
• 1.Rizky Ramadhan
• 2. Silvia Evi Susanti
• 3. Siti Avirda Yulianti
• 4. Siti Rokayah
• 5. Sruni Sarahsaty
• 6. Teddy Krisyadi
• 7. Tiara Julianti
• 8. Topan Kris Samudra
• 9. Tri Winarni
• 10. Yulyasni Permatasari
• 11. Yunita Dewi Fathonah
• 12. Sheila Aprida Eka Putri
Definisi
• Penyakit jantung iskemik (IHD) terutama disebabkan oleh
pembentukan plak aterosklerotik koroner yang menyebabkan
ketidakseimbangan antara suplai dan Demand (permintaan
oksigen) yang mengakibatkan iskemia miokard. (Dipiro, 2014)

Angina pectoris
Angina pectoris adalah nyeri jantung mendadak
akibat tidak cukupnya aliran darah untuk otot
jantung karena adanya sumbatan pada arteri
koroner yg menuju jantung (Katzung)
KLASIFIKASI ANGINA
Angina Pectoris
Macam2 Angina:
1. Stable Angina Penyempitan/ sumbatan
2. Unstable Angina/pra infark arteri koroner

3. Prinz Metal/ varian vasospasme


Angina Pektoris Stabil
• Perasaan terbakar
• Dada seperti diremas yang disebabkan oleh penurunan perfusi
koroner akibat obstruksi menetap yang disebabkan aterosklerosis
koroner

Angina Pektoris Tidak Stabil


• Antara angina stabil dan infark miokardium
• Percepatan tempo sebelum48 jam, sakit pada kondisi istirahat
lebih dari 20 menit, usia > 75 tahun, penemuan klinis edema
pulmonari, pengeluaran mitral, suara dari dada, hipotensi,
bradikardi atau takikardi
Angina Prinzmental (varian)
• Lebih sering mengalami sakit pda kondisi istirahat dan pada
waktu pagi hari disebabkan spasme arteri koroner

Aaronson Philip I, et all. 2013. The cardiovascular system at a glance 4 th edition. Willey Blackwell.
Harvey Richard A, Champe Pamela C. Farmakologi Ulasan Bergambar edisi 4. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Angina Stabil dan Varian

Aaronson Philip I, et all. 2013. The cardiovascular system at a glance 4 th edition. Willey Blackwell.
Angina Tidak Stabil

Aaronson Philip I, et all. 2013. The cardiovascular system at a glance 4 th edition. Willey Blackwell.
Etiologi

Secara umum, vasospasme


pada koroner serta
artherosclerosis dapat
menyebabkan angina.

The Cardiovascular System at a Glance, Fourth Edition


2013
Patofisiologi
• Faktor utama kebutuhan oksigen miokard (MVo2) adalah denyut jantung, kontraktilitas, dan tekanan dinding sistolik.
• Hilangnya kontraktilitas ventrikel dapat menyebabkan beban pada jaringan miokard, mengakibatkan peningkatan MVo2
hingga gagal jantung.
• Pembuluh darah yang mengantarkan darah ke miokardium dan MVo2 adalah faktor penentu utama terjadinya iskemik.
• Ischemic Heart Desease sering diakibatkan oleh meningkatnya permintaan suplai/ kebutuhan oksigen (MVo2).
• Permintaan kebutuhan oksigen dapat meningkat saat sedang berolahraga, hipertensi dan terjadi dilatasi ventrikel kiri
(misalnya saat gagal jantung kronis). Perubahan permintaan kebutuhan oksigen miokard dapat menyebabkan iskemik.
Pharmacoterapy Handbook 9th Edition 2015

Katzung Basic and Clinical Pharmacology 2012


• Sistem koronari normal terdiri dari epikardial/permukaan pembuluh (R1) yang memberi
tahanan pada aliran miokardial dan arteri miokardial. Serta arteriol (R2) yang bercabang ke
dalam jaringan kapiler untuk mensuplai aliran darah.
• Adanya lesi arterosklerosis yang menghambat R1 meningkatkan tahanan arteriolar.
R2 dapat vasodilatasi untuk mempertahankan aliran darah koroner.
• Dalam kondisi yang semakin parah (penyumbatan semakin besar), aliran koroner yang
dihasilkan oleh vasodilatasi R2 tidak mampu untuk mencapai kebutuhan oksigen.
• Diameter dan panjang lesi yang menghalangi dan pengaruh penurunan tekanan pada area
stenosis (penyempitan pembuluh darah) juga mempengaruhi aliran darah koroner.
• Lesi yang menyebabkan penyumbatan 50% sampai 70% dapat mengurangi aliran darah.
Stenosis yang relatif berat (> 70%) dapat memicu iskemik.
Pharmacoterapy Handbook 9th Edition 2015
The Cardiovascular System at a Glance, Fourth Edition 2013
TUJUAN TERAPI
• MEMINIMALKAN KEMUNGKINAN KEMATIAN DAN
MENINGKATKAN KESEHATAN PASIEN
• MENGATASI NYERI (Pada dada, rahang, tangan dan
bahu)
• MENINGKATKAN PERFUSI JARINGAN (Yang ditandai
dengan tidak adanya nyeri pada dada dan disritmia)
• MENGURANGI KECEMASAN DAN MENINGKATKAN
PENGETAHUAN TENTANG PROSES PENYAKIT
DIPIRO 2014
TUJUAN PENGOBATAN
• Tujuan penting dalam pengobatan IHD:
meminimalkan kemungkinan kematian dan memaksimalkan kesehatan dan fungsi
kesehatan.
• Tujuan pengelolaan meliputi:
1. Kurangi CVD prematur.
2. Mencegah komplikasi IHD, misalnya MI.
3. Menjaga atau mengembalikan aktivitas, kapasitas fungsional, dan kualitas hidup.
4. Sepenuhnya atau hampir sepenuhnya menghilangkan gejala iskemik.
5. Minimalkan biaya perawatan panas dengan menghindari pengujian dan perawatan yang tidak
perlu, mencegah rawat inap, dan menghindari komplikasi pengujian.
6. Karena hanya ada sedikit bukti bahwa prosedur revaskularisasi seperti angioplasty dan koroner
operasi bypass arteri memperpanjang umur, fokus utama harus pada mengubah yang
mendasarinya dan Proses aterosklerosis berlangsung terus menerus melalui modifikasi faktor
risiko sambil memberikan Bantuan simtomatik melalui penggunaan bloker β, penghambat
saluran kalsium, nitrat, dan ranolazine untuk gejala angina.
ALOGARITMA
16
ALOGARITMA
• Setelah terdiagnosa IHD pada pasien, klini harus memberikan konseling tentang
modifikasi gaya hidup, terapi farmakologis yang sesuai, dan evaluasi kebutuhan
untuk revaskularisasi bedah (Dipiro 2008)
ALOGARITMA
DIPIRO 2015
Alogaritma IHD
Dipiro 2008
18
TATALAKSANA
Obat untuk pencegahan sekunder penyakit kardiovaskular

1. Pertimbangkan aspirin 75 mg setiap hari untuk orang dengan


angina stabil, dengan mempertimbangkan risiko pendarahan dan
komorbiditas.
2. Pertimbangkan ACE Inhibitor untuk orang dengan angina stabil
dan diabetes. Rekomendasikan atau lanjutkan ACEI untuk
kondisi lain, sesuai dengan panduan NICE yang relevan.
3. Rekomendasikan pemberian statin sesuai dengan pedoman
modifikasi Lipid
(Pedoman klinis NICE 67).
4. Rekomendasikan pengobatan untuk tekanan darah tinggi sesuai
dengan pedoman Hipertensi (NICE klinis pedoman 34)

(Pedoman klinis NICE (National Institute for health and care excellence)
Obat untuk mengobati angina stabil
TATALAKSANA
1. β-bloker atau CCB digunakan sebagai pengobatan lini pertama untuk angina
stabil. Tentukan obat mana yang akan digunakan berdasarkan komorbiditas,
kontraindikasi dan preferensi pasien.

2. Jika gejala tidak terkontrol secara memuaskan pada β-blocker atau CCB,
pertimbangkan untuk beralih ke opsi lain atau menggunakan kombinasi
keduanya.

3. Jika orang tersebut tidak dapat mentoleransi β- blocker atau CCB atau
keduanya dikontraindikasikan, pertimbangkan monoterapi dengan salah satu
dari obat berikut ini.
Long acting nitrat atau
ivabradine atau
nicorandil atau
ranolazine.
LANJUTAN
No. TATALAKSANA
4. Apabila penggunaan β- blocker atau CCB sebagai monoterapi gejalanya tetap
tidak terkontrol dan penggunaan opsi lainnya dikontraindikasikan atau tidak
ditoleransi, pertimbangkan salah satu dari berikut ini sebagai obat tambahan:
a. long acting Nitrat atau
b. ivabradine atau
c. nicorandil atau
d. ranolazine..

5. Jangan tambahkan obat anti-angina ketiga kepada orang-orang yang anginanya


stabil dikendalikan dengan dua obat anti-angina
6. Pertimbangkan untuk menambahkan obat anti-angina ketiga hanya jika:
a. Gejala orang tersebut tidak terkontrol dengan baik dengan dua obat anti-angine
b. Orang yang menunggu vaskularisasi atau revaskularisasi
PENGOBATAN ARTERI KORONER SPASM
DAN ANGINA PECTORIS VARIANT

1. Semua pasien harus diobati untuk serangan akut dan memaintain untuk pengobatan profilaksis
selama 6 sampai 12 bulan setelah episode awal.
2. Nitrat adalah terapi utama,pilihan pertama Penggunaan Sublingual Nitrogliserin atau ISDN.
IV dan intrakoron nitroglycerin bisa bermanfaat bagi pasien yang tidak merespons dengan
baik nitrat SBG.
3. CCB mungkin lebih efektif, efek samping lebih sedikit dan pemberian lebih jarang daripada
nitrat, Contoh yang dapat digunakan adalah Nifedipin, verapamil, dan diltiazem semuanya
sama efektif sebagai agen tunggal untuk manajemen awal.
4. Pasien yang tidak responsif terhadap CCB sebagai monotherapy dapat tambahkan Nitrat
long acting. Terapi kombinasi dengan nifedipin plus diltiazem atau nifedipin plus
verapamil mungkin berguna pada pasien yang tidak responsif terhadap rejimen
monotherapy.
5. β-blocker memiliki peran sedikit dalam varian angina karena mereka dapat menyebabkan
vasokonstriksi koroner dan memperpanjang iskemia.

• Dipiro 2014
GOLONGAN OBAT IHD

NITRAT

β- Ca-
BLOCKE Channel
R Blocker

Golongan
Lain/Non-
Nitrat
(Ranolazin
)
Mekanisme Kerja

Sumber: Katzung 2012


Mekanisme Kerja Obat
1. Nitrat
• Melepaskan nitrat oksida di otot polos, yang
mengaktifkan guanilil siklase dan meningkatkan
cGMP.
• Efek: Relaksasi otot polos di PD, vasodilatasi,
aliran koronaria pada angina varian
• Farmakokinetika: Efek first pass tinggi, shg dosis
sublingual lebih kecil daripada dosis oral 
Absorpsi cepat (Katzung 2012).
• Nitrat mengurangi MVO2 untuk venodilasi dan dilasi arteri-
arteriola, mengarah pada penurunan dalam tekanan dinding
arteri dari penurunan tekanan dan volume ventrikel.
• ISDN digunakan untuk serangan akut, ISMN untuk terapi
maintenance
• T1/2 nitrogliserin adalah 1-5 menit. ISDN dimetabolisme
menjadi ISMN
• Nitrogliserin oral dan transdermal digunakan sebagai profilaksis
• ISDN tidak boleh diberikan lebih dari 3x sehari untuk mencegah
toleransi
• Terapi nitrat digunakan pada serangan angina akut dan biasanya
dikombinasikan dengan β-Blocker atau CCB.
Sumber: Dipiro 2015
2. β-Blocker
• Menghambat reseptor β dalam menurunkan
kecepatan jantung, kontraktilitas dan mengurangi
kebutuhan oksigen miokard saat istirahat dan
sewaktu beraktivitas.
• Efek: mengurangi kecepatan jantung, curah
jantung, kebutuhan O2 dan Tekanan darah
• Farmakokinetika: Oral dan parenteral, masa
kerja 4-6 jam (Katzung 2012).
• β-Blocker efektif digunakan untuk angina kronik sebagai monoterapi dan
kombinasi dengan nitrat dan/atau CCB. β-Blocker efektif sebagai first line
pada angina kronik karena efektif dalam menurunkan episode silent
ischemia dan kejadian iskemik pada pagi hari dan dapat memperbaiki risiko
kematian setelah gelombang Q daripada obat golongan nitrat atau CCB.
• Jika β-Blocker tidak efektif, maka monoterapi atau kombinasi terapi
mungkin dapat digunakan.
• Kombinasi labetalol dg β-Blocker nonselektif dapat digunakan pada
pasien dengan cadangan ventrikel kiri marjinal
• Efek samping: hipotensi, bronkospasme (nonselektif)
Sumber: Dipiro 2015
Ca-Channel Blocker
Non-dihidropiridin
• Menghambat secara non-selektif saluran Ca tipe L di pembuluh
darah dan jantung
• Efek: Mengurangi resistensi vaskular, kecepatan jantung, dan
kekuatan jantung yang menyebabkan penurunan kebutuhan
oksigen.
• Farmakokinetika: Oral, IV, masa kerja 4-8 jam (Katzung 2012).
Dihidropiridin
• Menghambat saluran Ca tipe L pembuluh darah
• Efek: seperti non-ihidropiridin, efek jantung lebih kecil
• Farmakokinetika: Oral, masa kerja 4-6 jam (Katzung 2012).
• Bekerja langsung dalam memvasodilatasi arteriola sistemik dan arteri koroner
• Verapamil dan diltiazem kurang menyebabkan vasodilatasi dibanding
dihidropiridin seperti nifedipine, tetapi lebih besar dalam menurunkan konduksi
nodus AV.
• MVO2 berkurang dengan penggunaan semua CCB karena CCB dapat menurunkan
tekanan dinding arteri  keuntungan menggunakan CCB.
• Dibandingkan dengan β-Blocker, CCB mungkin memperbaiki aliran darah koroner
melewati area obstruksi koroner melalui penghambatan vasomotion dan vasospasme
arteri koroner.
• CCB merupakan pilihan terbaik jika pasien dikontraindikasikan dg β-Blocker. CCB juga
dapat digunakan sebagai terapi hipertensi
• Amlodipin merupakan pilihan terapi untuk disfungsi ventrikular berat.
Sumber: Dipiro 2015
Golongan Lain-lain/Non-Nitrat
• Ranolazin: Menghambat arus natrium lambat
di jantung, memodifikasi oksidasi asam lemak.
• Efek: Mengurangi kebutuhan oksigen jantung,
memperbaiki efisiensi pemakaian oksigen di
jantung. Ranolazin tidak mempengaruhi heart
rate, inotropik atau keadaan hemodinamik
atau peningkatan aliran darah koronaria.
• Farmakokinetika: Oral, masa kerja 6-8 jam
(Dipiro 2015; Katzung 2012).
• Ranolazine mengurangi kelebihan kalsium di ischemic myocytes dengan
menghambat arus natrium . tapi tidak mempengaruhi nilai HR, keadaan inotropik
atau hemodinamik, atau meningkatkan aliran darah koroner.
• Ranolazine diindikasikan untuk pengobatan angina kronik. Dalam uji coba ACStrial
yang lebih besar, ranolazine mengurangi kekambuhan iskemia tetapi tidak
meningkatkan kemampuan utama pada titik akhir kematian kardiovaskular, MI,
atau iskemia rekuren.
• Karena ranolazine dapat memperpanjang interval QT, berikan ranolazine untuk
pasien yang belum mencapai respon yang memadai terhadap obat antianginal
lainnya. Obat Ini harus digunakan dalam kombinasi dengan amlodipine, β blocker,
atau nitrat.
• Mulai terapi ranolazine pada 500 mg dua kali sehari dan dapat ditingkatkan
menjadi 1000 mg dua kali sehari jika dibutuhkan berdasarkan gejala. Dapatkan
niali EKG awal dan lanjutan untuk mengevaluasi efek pada Interval QT. Efek
samping yang paling umum termasuk pusing, sakit kepala, konstipasi, dan mual.
• penggunaan ranolazine dikontraindikasi pada pasien dengan disfungsi hati yang
signifikan dan pada mereka yang menerima obat-obat inhibitor kuat dan induser
CYP3A4 seperti ketokonazol atau rifampisin. Ranolazine dikontraindikasikan pada
pasien yang menerima beberapa obat antiretroviral
• DIPIRO 2015
Golongan Nama Obat Indikasi Farmakokinetika Special Populations

Nitogliserin Angina: • Bioavailabilitas oral • Kehamilan: Kategori


• Sublingual: rendah <10-20% B (SL), Kategori C
untuk serangan • Rute sublingual lebih (PO)
akut disukai  • Geriatri: Harus
• Oral dan menghindari efek first berhati-hati dalam
transdermal: pass metabolism  pemilihan dosis,
untuk untuk mencapai efek diberikan dosis
profilaksis terapetik dalam darah rendah (AHFS 2011;
• IV: untuk ACS secara cepat (Dipiro Medscape 2018)
(AHFS 2011; DIH 2014; Katzung 2012)
2009)

Nitrat

Isosorbid • Untuk • ISDN mirip dengan ISDN dan ISMN


Dinitrat dan serangan nitrogliserin, masa • Kehamilan: Kategori
Isosorbid angina akut kerja sedikit lebih lama C
Mononitrat dan profilaksis • ISMN metabolit aktif • Geriatri: dimulai
(Metabolit (AHFS 2011; ISDN, FK lebih dengan dosis rendah
aktif ISDN) DIH 2009) konsisten dan masa (AHFS 2011;
kerja lebih panjang Medscape 2018)
Golongan Nama Obat Indikasi FK Special Populations

β-Blocker • Selektif: • Angina pektoris Waktu paruh • Kehamilan: Kategori D


Atenolol, stabil lebih lama, (Atenolol)
Betaxolol, • Efektif untuk masa kerja 4-6 • Kategori C
Metoprolol, angina kronik jam (Katzung (Propranolol,
Nonselektif: sebagai 2012) Betaxolol, metoprolol)
Propranolol, monoterapi • Geriatri: Modifikasi
nadolol, timolol atau kombinasi dosis mungkin
(Dipiro 2014) dengan nitrat diperlukan karena
dan/atau CCB faktor penurunan
(Dipiro 2014) fungsi ginjal (AHFS
2011; Medscape 2018)

Calcium • Nondihidropi • Profilaksis • Absorpsi • Kehamilan: Kategori C


Channel ridin: angina stabil baik, • Geriatri: Amlodipin
Blocker Diltiazem, atau tidak mengalami (2,5 mg-10 mg/hari
(CCB) Verapamil satabil dan first pass PO, maintenance 10
• Dihidropiridi hipertensi metabolism mg/hari. Verapamil
n: Nifedipin, (Dipiro 2014) (Katzung (40 mg 3 x sehari)
Golongan Nama Obat Indikasi FK Special
Populations
Golongan Ranolazin Angina kronik • Bioavailabilita • Kehamilan:
Lain/Non-Nitrat angina (Katzung s 76% Kategori C
2012) • Absorpsi baik (DIH 2009;
tapi tidak Medscape)
dipengaruhi
oleh makanan
• Waktu paruh:
7 jam (DIH
2009;
Medscape)
Dosis Lazim dan Aturan Pemakaian

Sumber: Parmacotherapy A Pathophysiology Approach


(Dipiro) 2014
Nama Obat Dosis Lazim Aturan
Pemakaian
B-Blocker Atenolol Tablet :50 mg/hari 50 mg 1 x sehari
Selektif dapat
ditingkatkan 100
mg 1 x sehari

Metoprolol 100-450 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi Dosis awal: 50 mg


2 x sehari
Betaxolol Tablet: 5 – 10 mg/hari 5-10 mg/hari
B-Blocker Propranolol Tablet 80-320 mg/hari 80-320 mg/hari
Non-Selektif dalam dosis
terbagi 2-4 x
sehari

Nadolol 40 mg/hari 40 mg 1 x sehari

Timolol 15-45 mg/hari 15-45 mg/hari


Sumber: DIH 2009 dan Medscape 2018 dibagi dalam 3-4
x sehari
Golongan Obat Nama Obat Dosis Lazim Aturan Pemakaian

Ca Channel Blocker Diltiazem Kapsul ER: Dosis awal: Kapsul: 1 x sehari


(Nondihidropiridin) 120-180 mg/hari DM: 480 mg/hari
Tablet ER: 180 mg/hari Tablet: 1 x sehari

Verapamil 80-120 mg/hari 2 x sehari

CCB Dihidropiridin Nifedipin 10 mg/hari; 30-60 mg/hari 10 mg 3 x sehari, 30-60 mg 1


tablet ER x sehari
Amlodipin Tablet : 5-10 mg/hari 5 mg 2 x sehari
10 mg 1 x sehari
Non-Nitrat/Gol. Ranolazin Tablet: 500 mg/hari; 1000 500 mg 2 x sehari
Lain mg/hari DM: 1000 mg 2 x sehari
Sumber: DIH 2009 dan Medscape 2018
Efek Terapi Farmakologi Pada MVO2

Sumber: Parmacotherapy A Pathophysiology Approach


(Dipiro) 2014
EFEK SAMPING DAN KONTRAINDIKASI
GOLONGAN NAMA OBAT EFEK SAMPING KONTRAINDIKASI

B- blocker slektif 1. Atenolol Persistent bradycardia, Serangan jantung, sinus


hypotension, chest pain, bradikardi, dan edema paru
edema, heart failure, second- (medscape)
or third-degree AV block
(DIH 17th ed)

2. Betaxolo Kelelahan ,bradicardia, nyeri Sinus bradikardia, syok


dada dan, dispepsia kardiogenik,
(medscape) (medscape)

3. Metoprolol Pusing, sakit kepala, Hipersensitivitas , ggal


kelelahan, depresi dan jantung dan dekompensasi
bradicardia (medscape)
( Medscape)

4. Bisoprolol Pusing, insomnia, Sinus bradicardia,dan syok


bradyarthmia, infeksi cardiogenik
saluran pernapasan atas, (medscape)
batuk (medscape)
golongan nama obat efek samping KONTRAINDIKASI

b- blocker non slektif 1. propanolol dry eyes , arterial uncompensated


insufficiency, AV congestive heart failure
conduction disturbance (unless the failure is due
increased, bradycardia, to tachyarrhythmias being
cardiogenic shock, CHF, treated with propranolol),
hypotension, impaired cardiogenic shock, severe
myocardial contractility sinus bradycardia or heart
(DIH 17 th ed) block (2nd or 3rd degree),
severe hyperactive airway
disease (asthma or COPD)
DIH 17 th ed

2. Nadolol Insomnia, bradcardia dan Syok cardiogenik, asthma,


kelelahan (medscape) hindari saat menyusui
(medscape)

3. Timolol Arythmia, radicardia, Asma bronchial, gagal


dispnea, sakit kepala jantung bradicardia dan
kelelahan, broncospasme syok kardiogenik
dan sakit dada (medscape) (medscape)
GOLONGAN NAMA OBAT EFEKSAMPING KONTRAINDIKASI
Calcium chanel blocker (ccb) 1. Diltiazem Edema, sakit kepala, pusing, Hipotensi simtomtik
Non hidropiridin edema perifer,
bradyarthmia,vasodilatasi, (Medscape)
mual, dan hipotensi
(Medscape)
Sakit kepala, konstipasi,
hipotensi, dan edema
2. Verapamil (Medscape) Syok cardiogenic, hipersensitivitas
terhadap verapamil atau
penghambat saluran kalsium
lainya,gagal jantung kongestif, dan
hipotensi simtomatik
(Medscape)

Dihidropiridin 1. Nifedipin Edema perifer, pusing, sakit Hipersensitivitas, syok


kepala, mual, palpitasi dan cardiogenik, pemberian bersamaan
hipotensi transien dengan inducer cyp3a4 yang kuat
misalnya : rifampisin, rifambutin,
fenobarbital, fenitoin,
karbamazepin, secara signifikan
dapat mengurangi keefektifan
nifedipine. (Medsape)

Edema, edema paru, sakit Hipersensitivitas,


2. Amlodipine kepala, kelelahan , nyeri perut (Medscape)
dan mual
GOLONGAN NAMA OBAT EFEK SAMPING KONTRAINDIKASI
Nitrat 1. Nitrogliserin Hipotensi, sakit kepala, takikardia, Infark miokard awal, anemia
pusing, penglihatan kabur, berat , peningkatan tekanan
intrakarnial, hipersensitivitas,
penggunaan dengan penghambat
pde-5 misalnya:
avanafil,sildenafil,. Tadalafil atau
vardenafil) dapat menyebabkan
hiotensi
Yang sangat rendah

2. Isosorbid dinitrat Hipertensi rebound( jarang terjadi), Hipersensitivitas, penggunaan


sinkop, pembengkakan angina, hipotensi dengan penghambat pde-5
ortostatik,ringan, takiaritmia misalnya: avanafil,sildenafil,.
Tadalafil atau vardenafil) dapat
menyebabkan hiotensi
Yang sangat rendah
Anemia berat hipotensi,
Pusing, , sakit kepala, hipotensi,
3. Isosorbid mononitrat hipotensi ortostatik, kegelisahan, dan Hipersensitivitas tehadap nitrat
takikardi organik,penggunaan bersamaan
dengan penghambat pde-5
misalnya silnenafil,tadalafil, atau
vardenafil, pengunaan bersamaan
dapat menyebabkan hipotensi
berat, sinkop atau iskemia miokard
48

KASUS
E.R adalah seorang wanita berusia 58 tahun dengan riwayat angina stabil
kronis selama beberapa tahun terakhir yang telah dikelola terutama dengan
terapi medis obatnya saat ini
1. Isosorbid mononitrat 120mg/hari,
2. metoprolol suksinat 200mg/hari,
3. ranolazin 1000mg 2xsehari,
4. fluticason 2xsemprot,
5. albuterol 2xsemprot bila perlu,
6. NTG spray 0.4mg bila nyeri dada,
7. aspirin 81mg/hari.
Hari ini dia kembali ke apotek untuk menebus obatnya kembali. Dia
menyebutkan bahwa beberapa tahun yang lalu dia ingat bahwa ibunya
menggunakan estrogen oleh dokternya untuk mengendalikan penyakit
jantungnya dan bertanya
Apakah dia seharusnya menggunakan pengganti estrogen juga untuk
mengendalikan penyakit jantungnya?
Jelaskan apa yang anda ketahui tentang penggunaan estrogen pada pasien diatas?
Jawaban
Bukti epidemiologis pada awalnya mendukung anggapan bahwa terapi penggantian
hormon (HRT) pada wanita pascamenopause akan mencegah kejadian
kardiovaskular. Namun pada penelitian yang dilakukan dari penggunaan HRT pada
penyakit kardiovaskular belum begitu jelas manfaatnya. Penelitian yang dilakukan
oleh WHI mengkonfirmasi terapi hormone meningkatkan resiko heart disease pada
wanita Postmenopausal yang sehat.
Rekomendasi pedoman saat ini tidak mendukung terapi HRT untuk pencegahan
primer dan sekunder penyakit jantung pada wanita.
Sehingga Pasien tidak perlu diberikan terapi estrogen.

(1) National Institutes of Health. “Menopausal Hormone Therapy Information.” Available at:
http://www.nih.gov/PHTindex.htm.
(2) Koda kimble 2013
(3) ACOG Committee Opinion No. 420, November 2008: Hormone therapy and heart disease. Obstetrics & Gynecology,
112(5), 1189-92.
2. Jelaskan Ketepatan Obat Pada Kasus Diatas?
Ketepatan obat 51
Tepat
Obat Dipiro 2014
Obat
Isosorbid Golongan nitrat dapat digunakan untuk menghentikan serangan angina akut, untuk mencegah √
mononitrat 120 serangan, atau untuk profilaksis jangka panjang, biasanya dikombinasikan dengan β-blocker atau
mg/hr CCBs
Metoprolol walaupun pasien menderita asma tidak berpengaruh karena Metroplolol merupakan β- blocker √
suksinat 200mg/hr selektif menghambat β1 . Dan β-blocker digunakan untuk penggunaan angina stabil kronis. β
bloker efektif pada angina exertional kronis sebagai monoterapi dan dikombinasi dengan nitrat dan
atau calcium channel blocker (CCBs)
Ranolazine 1000 Ranolazine diindikasikan untuk pengobatan angina kronis, untuk mencapai respon yang memadai √
mg 2 x sehari 1 tab terhadap obat antiangina lainnya dapat dikombinasi dengan amlodipin, β-blocker, atau nitrat.
Fluticasone 2x Beradasarkan interaksi obatnya metoprolol dengan albuterol dapat menyebabkan penyempitan √
semprot saluran pernafasan, yangdapat memperburuk masalah pernafasan atau memicu serangan asma berat
sehingga di berikan fluticasone ( drug.com)
Albuterol 2 x Albuterol sulfat dalam kombinasi pada pasien yang memiliki bukti bronkospasme meskipun sedang √
semprot prn menggunakan bronkodilator inhalasi secara oral dan memerlukan bronkodilator kedua (fluticasone)
NTG spray 0,4 mg Nitrogliserin Spary lebih disukai untuk mengatasi serangan angina karena kerja obatnya yang √
bila nyeri dada cepat , pasien perlu diberikan NTG spray untuk mendapatkan efek yg cepat (biasanya dalam
kombinasi dengan β-blocker atau CCBs)
Aspirin 81 mg/hr Penggunaan aspirin tepat untuk pasien karena penggunaan aspirin dapat digunakan untuk √
pencegahan primer CVD. Dan sesuai untuk pasien dengan angina stabil.
52

3.
• E.R kembali ke apotek satu minggu kemudian dengan saudara laki-
lakinya yang berusia 64 tahun yang ingin tahu apakah dia harus
mengonsumsi aspirin untuk mencegah penyakit jantung. Riwayat
medisnya hanya terdiri dari hipertensi dimana dia minum
hidroclortiazid 25mg setiap hari.

Apakah pencegahan primer dari CAD dengan aspirin sesuai untuk


saudara laki lakinya E.R ?
Jawaban No 3
•Penggunaan jangka panjang dan Dose-dependent HCT dapat menyebabkan hyperlipidemia
(peningkatan kolesterol,LDL, dan trigliserid) yang mengakibatkan terjadinya plak pada arteri coroner
yang mengakibatkan terjadinya resiko CAD sehingga terjadi pembekuan darah, pembekuan darah
tersebut terjadi karena suplai darah dan oksigen terhambat sehingga aspirin sesuai digunakan untuk
pencegahan angina sebagai antitrombolitiknya
•Penggunaan aspirin untuk pencegahan primer CAD menurut banyak studi dapat dipertimbangkan
untuk pria berusia 45 sampai 79 tahun dan wanita usia 55-78. Karena saudara laki-laki E.R. berusia
64 tahun, sangat tepat baginya untuk mempertimbangkan penggunaan aspirin untuk pencegahan
primer. Penelitian yang dilakukan melaporkan bahwa aspirin secara signifikan mengurangi risiko
kejadian kardiovaskular total.
•Pencegahan primer dengan aspirin dikaitkan dengan penurunan angka kematian akibat CAD. Seshasai
dkk. Aspirin dapat menurunkan penurunan yang signifikan dalam risiko kejadian kardiovaskular.

• Nansseu and Noubiap Thrombosis Journal (2015) Aspirin for primary prevention of cardiovascular disease
• Koda Kimble 10th ed 2013
• (Farmakologi dan terapi, FKUI 2011)
54

4.
Setelah diskusi dengan saudara laki-lakinya, E.R ingin
membeli Iboprofen, Pada pertanyaan lebih lanjut anda
mengetahui bahwa E.R menderita nyeri punggung dan
lutut sesekali dan menggunakan ibuprofen 3-5x
seminggu untuk menghilangkan rasa sakit. Bagaimana
seharusnya E.R di
Bagaimana edukasi dari penggunaan ibuprofen dan
aspirin secara bersamaan?
JAWABAN NO 4

• Penggunaan Aspirin dan Ibuprofen secara


bersamaan dapat mengurangi efek antiplatelet dari
aspirin dosis rendah.
• Aspirin dan Ibuprofen mengalami Interaksi obat
dengan Level interaksi obat : Mayor


Mekanisme Interaksi EFEK

1. Mekanisme interaksi yang Apabila ibuprofen


terjadi adalah bahwa aspirin digunakan bersama aspirin
dan NSAID secara 
kompetitf mengikat secara efek antiplatelet aspirin
non selektif ke situs berkurang.
asetilasi yang sama dari
enzim siklooksigenase.
2. Aspirin tidak akan mengikat
ke tempat kerjanya dan akan
cepat dibersihkan dari plasma
Lanjutan
Rekomendasi yang perlu diberikan adalah :

1. E.R harus diberi konseling mengenai sifat dan konsekuensi interaksi antara aspirin dosis
rendah dan ibuprofen.
2. Monitoring potensi toksisitas gastrointestinal (GI) serius, termasuk
pembengkakan, pendarahan, ulserasi, dan perforasi. gejala ulserasi GI dan
perdarahan seperti sakit perut, kembung, pusing mendadak atau sakit kepala
ringan, mual, muntah, hematemesis, anoreksia, dan melena.
3. Pasien harus disarankan untuk minum obat dengan makanan
4. Selain itu, jika dia dapat menghindari atau setidaknya meminimalkan (dosis dan
durasi) penggunaan ibuprofen, efek pada kesehatan kardiovaskularnya harus
dioptimalkan. Jika penggunaan ibuprofen sesekali tidak dapat dihindari, terapi ini harus
diberikan sedemikian rupa untuk meminimalkan potensi interaksi dengan aspirin dosis
rendahnya.
5. Penggunaan ibuprofen paling sedikit 2 jam setelah dosis aspirin hariannya, dan
juga minum aspirin setiap hari setidaknya 8 jam setelah dosis ibuprofen terakhir.
6. Bagi pasien yang memerlukan terapi NSAID rutin dengan aspirin dosis rendah,
Penggantian obat ke diklofenak bisa menjadi alternatif yang tepat karena diklofenak tidak
mengganggu aktivitas antiplatelet aspirin.
Koda kimble 10th ed 2013 hlm 338-339
Drugs.com
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai