Anda di halaman 1dari 36

Pencegahan Rehospitalisasi Pasien

Sindroma Koroner Akut ( SKA )

Ade Priyanto

Disampaikan pada Webinar Kesehatan Tatalaksana Kegawatdaruratan Kardiovaskular


16 Juli 2022
CURRICULUM VITAE
Nama : Ade Priyanto
Tempat/Tanggal lahir : Bekasi 31 Januari
Alamat : Pengasian – Rawa Lumbu Kota Bekasi
Email : adepriyanto2003@yahoo.com

Pendidikan
FIK UI Tahun 2006
Akta IV UHAMKA 2009
Pelatihan / Pendidikan Tambahan :
Pelatihan Keperawatan Kardiologi Dasar 1988,RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Pelatihan Keperawatan Lanjut Kardiothoraksik 1990 RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
TOT on Cardiovascular Nursing 1993,NCCHK- Austin Hospital Australia
Pelatihan Supervisor Keperawatan 1996
Course of Accident and Emergency, Singapore General Hospital 2010
TOT PPSDM Kemkes 2012
Pengalaman bekerja :
RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita 1987 sampai Sekarang
Organisasi Profesi
PPNI
INKAVIN
Pembicara Internasional
PCR Symposium Paris – Prancis 2016
Asia Pasific Symposium “ Critical and Emergency Medicine” 2016
LINGKUP BAHASAN

Definisi, Prevalensi, Klasifikasi PJK & SKA

Etiologi dan Faktor Risko PJK dan SKA

Tanda & Gejala PJK & SKA

Langkah pencegahan rehospitalisasi

Kesimpulan
Pendahuluan
• Penyakit jantung koroner ( PJK ) menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan
kematian di dunia ( Perki 2015 )
• Selama beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan tingkat rawat inap dan rawat
inap kembali (rehospitalisasi/readmisi ) untuk penyakit jantung ( iskemik, termasuk
sindrom koroner akut ( Santana,M 2019 )
• Pencegahan sekunder ( rehospitalisasi/readmisi )pada pasien penyakit jantung koroner
bertujuan untuk mencegah kejadian lebih lanjut setelah penyakit jantung koroner
bermanifestasi.
• Di Amerika Serikat , sekitar 20% pasien menjalani rehospitalisasi setelah 30 hari pasca
serangan jantung akut.( Rymer 2020 )
• Perawat sebagai edukator mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
pencegahan readmisi atau rehospitaliasi pasien SKA ( Kwok SC 2017 )
Prevalensi PJK/SKA
di Indonesia dan Dunia

adepriyanto2003@yahoo.com
Angka kematian yang disebabkan oleh
PJK di Indonesia cukup tinggi mencapai
1,25 juta jiwa jika populasi penduduk
Indonesia 250 juta jiwa (Kemenkes,
2020).
Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2019 menunjukkan bahwa
sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000
penduduk Indonesia menderita penyakit
jantung koroner.
PREVALENSI SKA DI DUNIA
Tahun 2015 WHO :

422,7 juta prevalensi penyakit jantung dan


pembuluh darah diseluruh dunia

PJK penyebab kematian nomor satu

17.9 juta
penduduk atau 32 % dari seluruh
kematian global meninggal akibat PJK

Sumber : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en /
adepriyanto2003@yahoo.com
World Health Organization

1 orang meninggal setiap

40 detik
akibat serangan jantung

Lebih dari 50 % meninggal sebelum


mencapai rumah sakit.
adepriyanto2003@yahoo.com
adepriyanto2003@yahoo.com
Definisi PJK dan SKA
• Coronary Artery Disease atau dikenal
dengan Penyakit Jantung Koroner
• Sindrom Koroner Akut dikenal dengan
‘Serangan Jantung’.
• Sekumpulan tanda dan gejala penyakit
proses trombosis mendadak di dalam
arteri koroner.( Yunadi.Y 2017 )
• SKA berawal dari PJK, plak dalam arteri
koroner terbentuk dan dapat mengarah
kepada serangan jantung (WHO, 2017)
SKA merupakan
manifestasi dari
PJK (penyakit
jantung koroner)
dan biasanya akibat
gangguan plak pada
arteri koroner atau
aterosklerosis.
( Singh,A 2020 )
KLASIFIKASI PJK dan SKA

Penyakit jantung koroner


Sindroma koroner akut
( Angina pektoris stabil )

Sumber : ECGWAVES.COM
Faktor resiko PJK

Bisa dikontrol Tidak bisa kontrol


Merokok Jenis kelamin
Tekanan darah tinggi Usia
Diabetes melitus Genetik/keturunan
Hiperlipidemia RAS
Kurang olah raga
Sterss
Obesitas
Diagnosis Sindrom Koroner Akut

Diagnosis SKA ditegakkan dengan


kriteria sebagai berikut:
1. Nyeri dada khas
2. Evolusi EKG
3. Peningkatan enzim jantung
1.Nyeri dada
2.Sesak napas
TANDA DAN GEJALA 3.Keringat dingin
SKA 4.Nyeri pencernaan
5.Pingsan
6.Kecemasan
Gambaran EKG SKA
SKA dengan elevasi SKA tanpa elevasi
segmen-ST yang menetap segmen-ST yang menetap

CK-MB atau Troponin Troponin dapat atau normal


Contoh EKG pada SKA

STEMI Extensive Anterior Wall (terdapat ST elevasi di sadapan V2-V6, I,aVL)


Diagnosis Sindroma Koroner Akut

LABORATORIUM:
• CKMB
• Troponin
A
L
G
O
R
I
T
M
E

19
>12 jam

<12 jam
• Istirahatkan pasien
• Oksigen
• Nitrat 5 mg
UAP • Aspilet 120-320 mg kunyah
• Clopidogrel 300 mg
• Heparinisasi
• Rawat Intermediate ( high care )

• Istirahatkan pasien
• Oksigen
• Nitrat 5 mg
• Aspilet 120-320 mg kunyah
NSTEMI • Clopidogrel 300 mg
• Heparinisasi
• Rawat Intermediate /
ICCU/CVCU

• Istirahatkan pasien
• Oksigen
• Nitrat 5 mg
STEMI • Aspilet 120-320 mg kunyah
• Clopidogrel 300 - 600 mg
• Reperfusi
• ICU/ CVCU
Readmisi/Rehospitalisasi
A hospital readmission occurs when a patient has been
discharged from hospital and is admitted again within a certain
time interval.(Australian Commision on Safety and Quality in health care )
READMISI PASIEN SKA Berdampak terhadap :
Biaya perawatan
Risiko kematian yang
meningkat
Readmisi pada pasien pasca SKA setelah 30 hari sekitar 25 %- 30 %
( Kwok Shing C 2017 )

CARDIAC PROBLEM NON CARDIAC PROBLEM

• SKA/acute reinfarction • Infeksi saluran napas


• Angina pektoris stabil • Gastrointesinal
• Gagal jantung • Perdarahan
• Emboli paru akut
• Aritmia
• Pingsan
• “ Suddent Cardiac Death”

Sumber : American journal of cardiologi 2017


Upaya pencegahan rehospitalisasi
Pasien SKA
• Upaya pencegahan rehospitalisasi ( secondary prevention )
harus dilihat sebagai yang berkelanjutan dari upaya
pencegahan primer ( primary prevention )

• Tujuan agar kejadian berulang atau perburukan akibat SKA


tidak terjadi
A
L
G
O
R
I
T
M
A

Sumber :https://www.semanticscholar.org/
Lanjutkan program
Kontrol kolesterol pengobatan

Diet

Pencegahan
rehospitalisasi
pasien ACS Olah raga
Kontrol kadar gula

Berhenti merokok Kontrol tekanan darah

Dukungan psikososial
Area intervensi Rekomendasi

• Stop Merokok
• Rokok sigaret atau filter sama bahayanya
Merokok • Hindari lingkungan yang terpapar asap
rokok
• Konsultasi klinik Berhenti Merokok

• Target < 140/90 mmHg


• Modifikasi gaya hidup
• Bila > 140/90 mmHg : obati B
Tekanan darah Bloker,ACE Inhibitor,dan obat lainnya
yang dapat menurunkan tekanan darah
sesuai target

• Target LDL < 100mg/dl, HDL


Kadar lemah • Modifikasi gaya hidup
• Terapi Statin
darah • Terafi fibra
Area intervensi Rekomendasi

Kadar gula • Mempunyai resiko dua kali lebih besar


• Modifikasi gaya hidup
darah • Pengobatan anti diabet

• Kontrol teratur
Program • Melanjutkan obat-obatan yang
dikonsumsi
pengobatan • Revaskularisasi : PCI atau operasi By
pass.
• Keadaan emergensi hubungi ambulan
• Teratur dan terukur
• 30 menit setiap kali
latihan,sekurangnya 5 kali dalam
Olah raga seminggu
• Bukan olah raga kompetitif
• Mengikuti program rehabilitasi
jantung.
PERAN PERAWAT

Intra Hospital
• Discharge planning
Untuk menjamin kontinuitas kualitas perawatan antara rumah sakit dan pelayanan

di komunitas. Efektivitas discharge planning dapat dinilai dari angka readmission


pasien ke rumah sakit (Sheppard,LP)
• Komunitas
Peran perawat di level komunitas dalam upaya pencegahan readmisi pasien SKA sangat
penting yaitu memberikan advoaksi dalam upaya peningkatan
kesehatan,pencegahan ,edukasi masyarakat dalam pencegahan dan readmisi pasien
SKA ,berpartisipasi dalam program rehabilitasi serta memberikan dukungan psikososial .
KESIMPULAN

• PJK/SKA masih merupakan masalah kesehatan global dimana tingkat kesakitan dan
kematian masih cukup tinggi.
• Readmisi/rehospitalisasi pasien SKA mencapai 25 -30% terjadi pada 30 hari pasca
perawatan di rumah sakit.
• Pencegahan readmisi/hospitalisasi harus dilihat secara menyeluruh baik pada level
“Primary ataupun “Secondary prevention”.
• Peran perawat sangat krusial untuk mengurangi angka readmisi pasien SKA baik di
tatanan “ intra hospital maupun komunitas”
Kepustakaan
1 .AHA/ACCF secondary prevention and risk reduction therapy for patients with coronary and other atherosceloric vascular diseasi :2011 a guide from the American
Heart Assiciation and American College of cardiology Foundation. https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/cir.0b013e318235eb4d.Di unduh tanggal 2 Juli 2022.
2. Hall L.S , Lorenc T .( 2021) Secondary prevention of coronary artery disease. https://www.semanticscholar.org/paper/Secondary-prevention-of-coronary-artery-
disease.-Hall-Lorenc/871dc1887659993611a9be8c5c02948603c1660a.Diunduh tanggal 2 Juli 2022.
3.Lehne.R (2009 )Pharmacology for Nursing Care. 4th edition.St Louis : Saunder Elsevier.
4 .Marino.P.L.( 2009 ) The ICU Book.3rd edition.Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins
5.Perhimpunan Dokter Spesilis Kardiovaskular Indonesia ( 2015 ).Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut.Edisi ke tiga.Jakarta : Centra Comunication. .
concensus-update-scai-shock-stage-classification
6.Tubaro.M, Vranckx ( 2015 )The ESC Textbook of intensive and acute cardiovascular care.2nd edition.Oxford. Oxford University Press.
7.Santana L.M et al ( 2021 ). Readmission of patients with acute coronary syndrome and determinants.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6684196/.Diunduhtanggal 4 Juli 2026.

8.Wood,SL ; Froelicher E.S . ( 2009 ) Cardiac nursing.6 th edition.Philadelphia: Lippincott


9.Zeymer. U, Hector. B ( 2020 ) Acute Cardiovascular Care Association position statement for the diagnosis and treatment of patients with acute myocardial infarction
complicated by cardiogenic shock: A document of the Acute Cardiovascular Care Association of the European Society of Cardiology.Diunduh 28 Juni 2022
https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/2048872619894254
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai