Anda di halaman 1dari 5

Laporan ke-8 Diskusi M.

K Gizi dan Penyakit


Penyakit Jantung Koroner dan Gagal Jantung Kongestif
Oleh Kelompok 1 Kelas A P2
Dosen Pembimbing : Vera Uripi, dr
PK Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi
Sekolah Vokasi - Institut Pertanian Bogor

PENYAKIT JANTUNG KORONER


1. Pengertian
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung
kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Pada waktu
jantung harus bekerja lebih keras terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
asupan oksigen, hal inilah yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah
tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah
yang disebut dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan antara ketersedian
oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK (Huon, 2002). Menurut Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, secara klinis PJK ditandai dengan nyeri dada atau
terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika sedang mendaki,
kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan di jalan datar atau berjalan
jauh. Pemeriksaan Angiografi dan Elektrokardiogram (EKG) digunakan untuk
memastikan terjadinya PJK. Hasil pemeriksaan EKG yang menunjukkan terjadinya
iskemik merupakan salah satu tanda terjadinya PJK secara klinis (Soeharto dalam
Haslindah, 2015).

2. Etiologi dan Faktor risiko Penyakit Jantung Koroner


Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan, penyumbatan, atau
kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah tersebut
dapat menggantikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam
kondisi yang parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak
sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir dengan kematian (Hermawatirisa,
2014).

a) Faktor resiko penyakit jantung koroner

Faktor risiko dapat berupa semua faktor penyebab (etiologi) ditambah dengan faktor
epidemiologis yang berhubungan secara independen dengan penyakit. Faktor – faktor utama
penyebab serangan jantung yaitu perokok berat, hipertensi dan kolesterol. Faktor pendukung
lainnya meliputi obesitas, diabetes, kurang olahraga, genetik, stres, pil kontrasepsi oral dan
gout (Huon, 2002).

Faktor risiko seperti umur, keturunan, jenis kelamin, anatomi pembuluh koroner dan faktor
metabolisme adalah faktor-faktor alamiah yang sudah tidak dapat diubah. Namun ada berbagai
faktor risiko yang justru dapat diubah atau diperbaiki. Sangat jarang orang menyadari bahwa
faktor risiko PJK bisa lahir dari kebiasaaan hidup sehari-hari yang buruk misalnya pola
komsumsi lemak yang berlebih, perilaku merokok, kurang olaraga atau pengelolaan stress yang
buruk (Anies,2005).Dari faktor risiko tersebut ada yang dikenal dengan faktor risiko mayor
dan minor. Faktor risiko mayor meliputi hipertensi,
hiperlipidemia, merokok, dan obesitas sedangkan faktor risiko minor meliputi DM, stress,
kurang olaraga, riwayat keluarga, usia dan seks. Menurut D.Wang (2005) faktor risiko PJK
pada wanita meliputi : Obesitas, Riwayat Keluarga, Penggunaan kontrasepsi oral yang disertai
dengan riwayat merokok, Diabetes Melitus, Kolesterol, Merokok

Menurut penelitian yang dilakukan Rosjidi dan Isro’in (2014) Perempuan lebih rentan
terserang penyakit kardiovaskular dibanding laki- laki. Beban faktor resiko penyakit
kardiovaskular perempuan lebih besar dari laki-laki adalah tingginya LDL, tingginya TG, dan
kurangnya aktivitas fisik. Tiga faktor resiko dominan penyakit kardiovaskular pada perempuan
adalah umur, hiperetnsi dan kolesterol tinggi.

3. Patofisiologi terjadinya Penyakit Jantung Koroner


a. Angina pectoris
Angina Pectoris merupakan gejala yang disertai kelainanmorfologik yang permanen pada
miokardium. Gejala yang khas pada angina pectoris adalah nyeri dada seperti tertekan
bendaberat atau terasa panas ataupun seperti diremas. Rasa nyeri sering menjalar kelengan kiri
atas atau bawah bagian medial, keleher, daerah maksila hingga kedagu atau ke punggung, tetapi
jarang menjalar ketangan kanan. Nyeri biasanya berlangsung 1-5 menit dan rasa nyeri hilang
bila penderita istirahat. Angina pectoris juga dapat muncul akibat stres dan udara dingin.
Angina pectoris terjadi berulang-ulang. Setiap kali keseimbangan antara ketersedia oksigen
dengan kebutuhan oksigen terganggu.
b. Infark Miokardium Akut
Merupakan PJK yang sudah masuk dalam kondisi gawat.Pada kasus ini disertai dengan
nekrosis miokardium (kematian otot jantung) akibat gangguan suplai darah yang kurang.
Penderita infark miokardium akut sering didahului oleh keluhan dada terasa tidak enak (chest
discomfort) selain itu penderita sering mengeluh rasa lemah dan kelelahan.
c. Payah jantung
Payah jantung disebakan oleh adanya beban volume atautekanan darah yang berlebihan atau
adanya abnormalitas dari sebagian struktur jantung. Payah jantung kebanyakan didahului oleh
kondisi penyakit lain dan akibat yang ditimbulkan termasuk PJK. Pada kondisi payah jantung
fungsi ventrikel kiri mundur secara drastis sehingga mengakibatkan gagalnya sistem sirkulasi
darah.
d. Kematian Mendadak penderita
Kematian mendadak terjadi pada 50% PJK yang sebelumnya tanpa diawali dengan keluhan.
Tetapi 20% diantaranya adalah berdasarkan iskemia miokardium akut yang biasanya didahului
dengan keluhan beberapa minggu atau beberapa hari sebelumnya.

4. Sebut dan jelaskan komplikasi akibat Penyakit Jantung Koroner


a. Gagal Jantung Koroner
Suatu keadaan dimana jantung mengalami kegagalan dalam menjalankan
fungsinya, sebagai organ pemompa darah ke paru-paru dan keseluruh tubuh yang
dikarenakan kekurangan O2 pada miokardium.
b. Syok Kardiogenis
Keadaan dimana tekanan sistol <90 mm/hg atau 30-60 dibawah tekanan sebelumnya,
menyebabkan urin <20 ml per jam (oliguria), kulit dingin dan lembab, kesadaran
menurun
5. Data identitas dan antropometri
Nama : Bu Nani
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Bank
Umur : 60 tahun
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 65 kg
Status Gizi : Overweight
IMT : BB = 65 = 27,1 kg/m2
TB2 (1,55)2

6. Data subyektif dan objektif


a. Data Subyektif
Os sering mengeluh karena sakit kepala (cephalgia) dan nyeri pada uluhati (angina
pektoris) yang dijalarkan ke bahu kiri.

b. Data Obyektif
Tekanan Darah : 90/60 mm/hg (Hipotensi)
Pemeriksaan Thoraks : Edema pulmonum dan kardiomegalia, serta kelainan pada
EKG
Hemoglobin : 12 g/dl (Normal)
Trigliserida : 200 mg/dl (Tinggi)
Total kolesterol : 275 mg/dl (Hiperkolesterolemia)
LDL : 195 mg/dl (Tinggi)
HDL : 30 mg/dl (Rendah) (Dislipidemia)
SGOT dan LDH : Meningkat
Diagnosa medis : Infark Miokardium

7. Analisa assesment
Tanda dan Gejala Masalah Gizi Tujuan Intervensi Gizi Jenis Intervensi
Penyakit, Laboratorium
dan Obat
Chepalgia Tekanan darah yang tidak Mengubah tekanan Mengurangi makanan
normal darah menjadi kadar tinggi lemak yang
normal menyebabkan
penyumbatan,
mengonsumsi lebih
banyak cairan
Dislipidemia Fraksi lemak dalam darah Mengubah kadar Mengonsumsi obat
tidak dalam kadar normal lemak dalam darah seperti artovastatin,
menjadi normal livostatin, dan
simvastatin
Kardiomegalia Tekanan darah dan kadar Mengurangi asupan Memberi makanan
kolesterol dalam darah yang mengandung yang tidak
tinggi lemak agar ukuran mengandung lemak
jantung kembali berlebih
normal
Angina Pektoris Otot jantung tidak Menghilangkan rasa Mengonsumsi obat
mendapatkan suplai nyeri di ulu hati akibat pengencer darah
darah yang cukup karena arteri pada jantung seperti aspirin.
pembuluh darah arteri yang menyempit Mengomsumsi
pada jantung menyempit makanan rendah
atau tersumbat lemak
Edema Pulmonum Penumpukan cairan yang Menghilangkan cairan Pemberian oksigen
terjadi di paru-paru yang ada di dalam untuk mengatasi
paru - paru sesak napas dan
pemberian obat untuk
memperkuat jantung
jika edema paru
disebabkan oleh
kegagalan jantung
memompa darah.

8. Rumusan masalah gizi dan penatalaksanaan klinik

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Os mengalami hipertensi saat dalam keadaan sadar


sebelum pingsan, dan mengalami hipotensi setelah mengalami pingsan. Os juga
mengalami dislipidemia akibat fraksi lemak yang tidak dalam kadar normal juga
pemeriksaan toraks menunjukkan bahwa Os mengalami edema pulmonum dan
kardiomegali. Os didiagnosis mengalami infark miokardium.
9. Upaya diet untuk membantu penyembuhan
Serangan jantung terjadi ketika gumpalan darah menyumbat salah satu arteri
jantung. Ini mencegah aliran darah, memotong suplai oksigen ke jantung dan merusak
atau membunuh sel-sel jantung. Sejumlah faktor dikaitkan dengan penumpukan
timbunan lemak di arteri koroner, termasuk merokok, kurangnya aktivitas fisik dan
riwayat keluarga dengan penyakit ini. Pola makan sangat memengaruhi kondisi penyakit
jantung koroner. Berikut ini rekomendasinya: Sajikan Lebih Banyak Sayuran, Buah-
Buahan, Biji-Bijian, dan Kacang-Kacangan, Pilih Kalori Lemak dengan Bijak, Sajikan
Berbagai Makanan Kaya Protein , Batasi Kolesterol, Sajikan Karbohidrat yang Tepat,
Makan Secara Teratur, Kurangi Garam, Konsumsi Air yang Banyak
10. Nasehat Gizi
Untuk penderita penyakit jantung coroner harus menjaga pola makan. Pilihlah
makanan makanan yang sehat dan baik untuk tubuh. Batasi penggunaan garam bila ada
tekanan darah tinggi (hipertensi), Bagi yang terlalu gemuk, jumlah makanan pokok sebagai
sumber hidrat arang dikurangi, contoh sumber hidrat arang : beras, roti, mie, kentang,
bihun, biskuit, tepung-tepungan, gula dan sebagainya, Bahan makanan yang berlemak
sebaiknya dibatasi. Pilihlah daging tampak lemak atau ikan segar, ayam dll, Hindari
sayuran yang mengandung gas, kol, lobak, nangka muda, Semua buah boleh dimakan
kecuali nangka masak, durian, alpukat diberikan dalam jumlah terbatas, Makanan yang
sebaiknya dipilihyang mudah dicerna dan tidak merangsang, Dianjurkan untuk tidak
minum kopi dan alcohol, Dalam memasak sebaiknya tidak menggunakan cabe dan bumbu
yang merangsang. Hindarilah makanan yang dilarang dan makanlah makanan yang
dianjurkan. Imbangi dengan olahraga yang teratur agar tubuh semakin sehat.

Kelompok 1: Abel Arya Pratama J3F119001


Alya Sekarningrum J3F119003
Azarin Haya Budiman J3F119009
Erni Febrianti J3F119015

Anda mungkin juga menyukai