Anda di halaman 1dari 28

Tugas Keperawatan Gerontik

“ Gangguan sistem kardiovaskuler”

Muhammad Novaldi
Rahmi Santi Gusfani
Putri Indriani
Fitria Alfira
Oktariani Aulia Wilmar
Mayang Safitri
Dwi Viska Yuliya
Vetri Lusiana
Zulfirah Nurhalimah
Definisi Lanjut Usia

Menurut Reimer et al (1999); Stanley and Beare


(2007 dalam Azizah 2011), mendefinisikan lansia
berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang
menganggap bahwa orang telah tua jika menunjukkan
ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit dan
hilangnya gigi.

Proses menua merupakan suatu hal yang


fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang. Batasan
orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13
tahun 1998 adalah 60 tahun.
Perubahan pada Sistem Kardiovaskular

a. Perubahan Struktur
Perubahan Sistem Pada fungsi fisiologis, faktor gaya hidup berpengaruh secara signifikan terhadap
Kardiovaskuler Pada Lansia fungsi kardiovaskuler. Gaya hidup dan pengaruh lingkungan merupakan faktor penting
dalam menjelaskan berbagai keragaman fungsi kardiovaskuler pada lansia, bahkan untuk
perubahan tanpa penyakit-terkait.
Berikut ini merupakan perubahan struktur yang terjadi pada
sistemkardiovaskular akibat proses menua :
1. Penebalan dinding ventrikel kiri karena peningkatan densitas kolagen dan hilangnya
fungsi serat-serat elastis
2. Jumlah sel-sel peacemaker mengalami penurunan dan berkas his kehilangan serat
konduksi yang yang membawa impuls ke ventrikel.
a) Sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus karena peningkatan serat
kolagen dan hilangnya serat elastis dalam lapisan medial arteri.
b) Vena meregang dan mengalami dilatasi.
Tanda dan gejala pada hipertensi
dibedakan menjadi

Tidak ada gejala


Gejala yang lazim
Tidak ada gejala yang
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
spesifik yang dapat
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari dihubungkan dengan
pertolongan medis Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
peningkatan tekanan darah,
 Mengeluh sakit kepala, pusing selain penentuan tekanan
 Lemas, kelelahan
 arteri oleh dokter yang
Sesak nafas
 Gelisah memeriksa.
 Mual
 Muntah
 Epistaksis
 Kesadaran menurun
Pemeriksaan
diagnostic
Pemeriksaan laboratorium
BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal
Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM
CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu
ginjal, perbaikan ginjal
Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area
katup, pembesaran jantung
Penatalaksanaan medis
1. Terapi non farmakologi
 Diet (Diet untuk hipertensi membatasi konsumsi garam, 3. Terapi Obat
makanan asin, meningkatkan konsumsi sayuran dan buah sebagai Tujuan pengobatan adalah memperkecil kerusakan
sumber utama kalium. Diet yang banyak mengonsumsi buah-
organ target akibat tekanan darah dan menghindari
buahan, sayuran, dan rendah lemak serta rendah lemak jenuh (diet
DASH) dapat menurunkan tekanan darah. ) pengaruh buruk akibat pengobatan. Untuk yang
a. Kurangi berat badan jika berlebih menjalani terapi obat ini juga memiliki criteria
b. Batasi asupan alkohol, etanol tidak lebih dari 1 oz (30 ml), tertentu.
bir (missal 24 oz (720 ml), anggur 10 oz (300 ml) atau wiski
2 oz (60 ml) tiap hari atau 0,5 oz (15 ml) etanol tiap hari
untuk wanita dan orang dengan berat badan yang lebih ringan

2. Olahraga
Selain mengatur pola makan atau diet, dianjurkan pula untuk olah
raga secara teratur dan mengontrol tekanan darah, dan juga berhenti
merokok untuk mencegah kemungkinan komplikasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
Soal kasus:
Ibu P umur 62 tahun, tinggal di kelurahan kubu gulai bancah, dengan pendidikan terakhir
SMP/Sederajat, sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga datang dengan keluhan kadang
kepala dan tengkuk terasa nyeri. Ibu P mengatakan nyeri tersebut muncul tidak menentu. Ibu
P mengatakan 2 hari yang lalu ia periksa tekanan darah ke posyandu lansia tekanan darahnya
200/120 mmHg, Nadi 80 x /menitRR: 24 x /menit Suhu 36,20C dan ia mendapatkan obat
catopril. Ibu P mengatakan ia tidak punya riwayat penyakit tekanan darah tinggi sebelumnya,
dan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan dirinya.
Ibu P mengatakan ia takut seperti temanya yang mengalami stroke.
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny. P
Umur : 62 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kel. Kubu Gulai Bancah
Pendidikan : SMP/Sederajat
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

2. Keluhan utama : Pasien mengatakan kepala dan tengkuk


kadang terasa nyeri
3. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit dahulu
Ibu P mengatakan ia tidak punya riwayat penyakit tekanan
darah tinggi sebelumnya

b. Riwayat penyakit sekarang.


Ibu P mengatakankepala dan tengkuk terasa nyeri. Ibu P
mengatakan nyeri tersebut muncul tidak menentu. Ibu P
mengatakan 2 hari yll ia periksa tekanan darah ke posyandu
lansia tekanan darahnya 200/120 mmHg dan ia mendapatkan
obat catropil

c. Riwayat penyakit keluarga.


Ny. P mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit
yang sama.
4. Pola Fungsional
a. Pola Persepsi Kesehatan

 Sebelum sakit: Pasien mengatakan lingkungan rumah bersih dan jauh dari jalanraya,
suasana rumah tenang karena anak-anaknya sudah besar-besar dan sudahmenikah. Pasien
menganggap kesehatan itu penting karena hidup bila tidak sehatakan percuma.

 Selama sakit: Pasien mengatakan lingkungan di rumah sakit lebihramai dari pada di rumah
karena sering ada pengunjung, Ibu P mengatakan ia takut seperti temanya yang mengalami
stroke.

b. Pola Nutrisi
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan sering makan makanan pedas dan asin setiaphari
dengan lauk tahu dan tempe yang digoreng, minum air putih 4-5 gelas perhari.

 Selama sakit : Pasien makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk,sesuai diet yang
diberikan di RS (rendah garam), pasien dapat menghabiskan dariposisi yang diberikan
kadang mual, muntah, dan minum air putih 6-7 gelas setiaphari.
c. Pola Eliminasi

 Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB lancar sehari sekali dengan


konsistensipadat, BAK 2-3 perhari lancar, warna ke kuningan, dan bau khas.

 Selama sakit :Pasien mengatakan bias BAB 2 hari sekali dengan konsistensi
padat, BAK 5-6 x perhari dengan dengan produksi urin < 50 ml / jam, warna
kekuningan dan baukhas.

d. Pola Istirahat-Tidur
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur dari pukul 21.00 – 05.00 setiap hari
kadangkadang tidur siang 1-2 jam.

 Selama sakit : pasien mengatakan tidak bisa tidur karenabising, bisa tidur dari
pukul 23.00 sampai 04.00 selama di rumah sakit dan tidur siang1-2 jam.
e. Pola Persepsi-kognitif
1) Pendengaran: pendengaran pasien normal, tidak mengalami gangguan setelahdilakukan
pengecekan dengan membisikan kata-kata ketelinga pasien,dan mampumengulangi kata-kata
dengan benar.
2) Penglihatan: penglihatan pasien kabur, tidak bisa menebak huruf dan angka saatdilakukan
pengecekan
3) Penciuman: penciuman baik/normal, pasien mampu membedakan bau minyak kayuputih
dan bau pasta gigi saat dilakukan pengecekan.
4) Pengecapan: tidak ada gangguan pada pengecapan, pasien mampu membedakanrasa
manis dan tawar pada minuman the manis dan air putih.
5) Sensasi: pasien mampu membedakan sensasi halus dan kasar pada permukaan
kulit(pipi,tangan dan kaki)
f. Pola Konsep-persepsi diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa melaksanakan aktivitas seperti biasa.Pasien
tampak segan menggerakan kepala, Pasien tampak mengerutkan dahi. Pasientampak
menggenggam tangan.
g. Pola Hubungan peran
Pasien sebagai nenek setiap hari mengasuh semua cucunya, hubungan dengan anakdan
menantu harmonis. Selama sakit pasien tampak menghindari keributan/kebisingan
d. Pemeriksaan head to toe
 Kepala : mesocepal.
5. Pemerikan Fisik  Rambut : banyak uban, kotor, bau
a. Keadaan umum : lemah keringat.
b. Tingkat kesadaran : compos  Mata : sayup,warna kehitaman
mentis disekitar kulit mata, konjungtiva anemis,
c. Tanda-tanda vital : sclera kemerahan
 TD 200/120 mmHg  Hidung : tidak ada sianosis
 Nadi 80 x /menit  Mulut : mukosa bibir lembab
 RR: 24 x /menit  Telinga : tidak ada serumen, simetris
 Suhu 36,20C kanan kiri
 Leher : distensi vena jugularis 2 cm
 Dada :
Jantung :
 I : ictus cordis tampak pada intercosta space V
 P : ictus cordis teraba pada intercosta space V
 P : redup, batas jantung ICS II linea sternalis kanan-
ICS II linea sternalis kiri, ICS II 2-3cm kekiri dari linea
sternalis kiri, ICS IV linea sternalis kanan/kiri- ICS V mid
klavikula line kiri
 A : terdengar S1, S2 tunggal / regular
 Ekstermitas :
 Atas : terpasan inpus RL 20 tpm di tangan kanan,
capillary refill >2 detik ( jari tangan kiri)
 Bawah : tidak ada edema, capillary refill >2 detik ( jari
kaki kiri )
 Kulit : kuning pucat, dingin dan berkeringat
ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem

1 Ds: Agen pencedera fisik Nyeri akut


- Klien mengeluh sakit kepala (mis: bekerja sehari-hari
- Kepala dan tengkuk terasa nyeri sebagai ibu rumah tangga)
- Klien mengatakan suka mengkonsumsi
makanan yang asin
Do:
- Klien tampak meringis saat sakit kepala
- Ttv :
TD: 200/120 mmHg
RR: 24 x/i
S:36,2oc
N: 80x/i
2 Do: Perubahan afterload Penurunan curah jantung
- Tekanan darah meningkat (200/120
mmHg)
- Mendapatkan obat catopril
- Pasien tampak lemah dan lelah
Ds:
- Klien mengatakan tidak punya riwayat
penyakit TD tinggi sebelumnya
- Klien mengatakan tidak ada keluarga
yang memiliki penyakit sama dengan
dirinya
- Klien mengatakan ia takut seperti
temannya yang mengalami stroke
 
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (mis: bekerja sehari-hari sebagai ibu
rumah tangga) d.d klien mengatakan kepala dan tengkuk terasa nyeri
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload d.d tekanan darah
meningkat
Luaran Utama Luaran Tambahan Intervensi Utama Intervensi
Pendukung

Diagnosis Nyeri Akut (D.0077) 1.Tingkat nyeri L.08066 1. Fungsi 1. Manajemen nyeri
hal.172 (hal.145) gastrointestinal I.08238 (hal 201)
2. Kontrol nyeri 2. Pemberian analgesik
Kategori Psikologis Definisi : 3. Mobilitas fisik I.08243 (hal 251)
pengalaman sensorik 4. Penyembuhan luka
atau emosional yang 5. Perfusi miokard Tindakan
Sub kategori Nyeri dan kenyamanan berkaitan dengan 6. Perfusi perifer Observasi:
kerusakan jaringan 7. Pola tidur 3. Identifikasi lokasi,
aktual atau 8. Status kenyamanan karakter, durasi,
fungsional,dengan 9. Tingkat cedera frekuensi, kualitas dan
Definisi Pengalaman sensorik konsep mendadak atau intensitas nyeri
atau emosional yang lambat dan berintensitas 4. Identifikasi skala nyeri
berkaitan dengan ringan hingga berat dan 5. Identifikasi respon nyeri
kerusakan jaringan konstan. non verbal
aktual atau fungsional 6. Identifikasi faktor yang
dengan onset mendadak Ekspetasi : menurun memperberat dan
atau lambat dan memperingan nyeri
berintensitas ringan Kriteria Hasil : 7. Identifikasi pengetahuan
hingga berat yang 1. Keluhan nyeri dan keyakinan tentang
berlangsung kurang dari menurun nyeri
3 bulan 2. Meringis menurun 8. Identifikasi pengaruh
3. Gelisah menurun budaya terhadap respon
4. Frekuensi nadi nyeri
membaik 9. Identifikasi pengaruh
5. Pola nafas nyeri terhadap kualitas
membaik hidup
Penyebab 6. Tekanan darah 8.Monitor keberhasilan terapi
1. Agen pencedera membaik komplementer yang sudah
fisiologis diberikan
(mis,inflamasi,iske 9.Monitor efek samping
mia,neoplasma) penggunaan analgetik
2. Agen pencedera Terapeutik:
kimiawi 1. Berikan teknik non
(mis,terbakar,bahan farmakologis untuk
kimia iritan) mengurangi rasa nyeri
3. Agen pencedera 2. Kontrol lingkungan yang
fisik memperberat rasa nyeri
(mis,abses,amputasi 3. Fasilitasi istirahat dan
,terbakar,terpotong, tidur
mengagkat 4. Pertimbangkan jenis dan
berat,prosedur sumber nyeri dalam
operasi,trauma,latih pemilihan strategi
an fisik berlebihan) meredakan nyeri
Edukasi:
Gejala & Tanda Mayor 5. Jelaskan penyebab ,
Subjektif periode dan pemicu nyeri
4. Mengeluh nyeri 6. Jelaskan strategi
Objektif meredakan nyeri
5. Tampak meringis 7. Anjurkan memonitor nyeri
6. Bersikaf protektif secara mandiri
(mis,waspada,posisi 8. Anjurkan menggunakan
menghindari nyeri) analgetik secara tepat
7. Gelisah 9. Ajarkan teknik
8. Frekuensi nadi farmakologi untuk
meningkat mengurangi rasa nyeri
9. Sulit tidur
Gejala & Tanda Kolaborasi:
Minor 1. Kolaborasi pemberian
Subjektif analgetik, jika perlu
(Tidak tersedia)
Objektif
1. Tekanan darah
meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan
berubah
4. Proses berpikir
terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri
sendiri
7. diaforesis
Luaran Utama Luaran Intervensi Utama Intervensi
Tambahan Pendukung
Diagnosis 1. Penurunan curah 1. Curah jantung 1. Perfusi 1. Perawatan jantung I 02075 (hal 1. Edukasi
jantung(D.0008) L.02008 (hal.20) miokard 317) rehabilitas
hal.34 2. Perfusi renal 2. Perawatan jantung akut I 02076 i jantung
Kategori Definisi 3. Perfusi (hal 314) 2. Manajeme
Fisiologis Keadekuatan jantung perifer n aritmia
memompa darah untuk 4. Perfusi Tindakan : 3. Manajeme
Sub kategori memenuhi kebutuhan serebral Observasi: n nyeri
Sirkulasi metabolisme tubuh. 5. Status cairan 3. Identifikasi tanda/gejala primer 4. Perawatan
6. Status penurunan curah jantung sirkulasi
Definisi Ekspetasi : neurologis 4. Identifikasi tanda/gejala sekunder 5. Resusitasi
Ketidakadekuatan Meningkat 7. Status penurunan curah jantung jantung
jantung memompa darah sirkulasi 5. Monitor tekanan darah paru
untuk memenuhi Kriteria Hasil : 8. Tingkat 6. Monitor intake dan output cairan
kebutuhan metabolisme 2. Kekuatan nadi keletihan 7. Monitor berat badan setiap hari
tubuh perifer meningkat pada waktu yang sama
3. Lelah menurun 8. Monitor saturasi oksigen
Penyebab 4. Dispnea menurun 9. Monitor keluhan nyeri dada
2. Perubahan irama 5. Tekanan darah 10. Monitor EKG 12 sadapan
jantung membaik 11. Monitor aritmiamonitor
3. Perubahan laboratorium jantung
frekuensi jantung 12. Monitor fungsi alat pacu jantung
4. Perubahan 13. Periksa tekanan darah dan
kontraktilitas frekuensi sebelum dan sesudah
5. Perubahan preload aktivitas
6. Perubahan afterload 14. Periksa tekanan darah dan
frekunsi nadi sbelum pemberian
obat
Gejala & Tanda mayor Terapeutik:
Subjektif 1. Posisikan pasien semi fowler
1. Perubahan irama jantung atau fowler dengan kaki
a. Palpitasi kebawah atau posisi nyaman
2. Perubahan preload 2. Berikan diet jantung sesuai
a. Lelah 3. Gunakan stocking elastis atau
3. Perubahan afterload pnuematik inter miten sesuai
a. Dispnea indikasi.
4. Perubahan kontraktilitas 4. Fasilitasi pasien dan keluarga
a. Proxsimal noktumal dispnea untuk modivikasi gaya hidup
(PND),ortopnea,batuk sehat
Objektif 5. Berikan terapi relaksasi untuk
5. Perubahan irama jantung mengurangi srtres jika perlu
a. Brakikardi atau takikardi 6. Berikan dukungan emosional
b. Gambaran EKG aritmia atau gangguan dan spritual
konduksi 7. Berikan oksigen untuk
6. Perubahan preload mempertahan saturasi oksigen
a. Oedema >94%
b. Distensi vena jugularis Edukasi:
c. Sentral venous presuare (CVP) 8. Anjurkan beraktivitas fisik
meningkat atau menurun sesuai toleransi
d. Hepatomegali 9. Anjurkan berakivitas fisik
7. Perubahan afterload secara bertahap
a. Tekanan darah meningkat atau menurun 10. Anjurkan berhenti merokok
b. Nadi perifer terabah lemah 11. Ajarkan pasien dan keluarga
c. Kapilari refill time >3 detik mengukur berat badan harian
d. Oliguria Kolaborasi:
e. Warna kulit pucat atau sianosis 12. Kolaborasi pemberian anti
8. Perubahan kontaktilitas aritmia jika perlu.
a. Terdengar suara jantung S3 atau S4 13. Rujuk keprogram rehabilitasi
b. Ejektion fraktion (EF) menurun jantung
Gejala & Tanda Minor
Subjektif
1. Perubahan preload (Tidak tersedia)
2. Perubahan afterload (Tidak tersedia)
3. Perubahan kontraktilitas (Tidak tersedia)
4. Perilaku atau emosional
a. Cemas
b. Gelisah
Objektif
5. Perubahan preload
a. Murmur jantung
b. BB bertambah
c. Pulmonari arteri wedge presure (PAWP)
menurun
6. Perubahan afterload
a. Pulmonari vaskuler resistence (PVR)
meningkat atau menurun
b. Sistemik vaskuler resistence (SVR)
meningkat atau menurun
7. Perubahan kotraktilitas
a. Kardiak indeks (CI) menurun
b. Left ventrikuler work indexs ( LVSWI)
menurun
c. Stroke volume indeks ( SVI) menurun
8. Perilaku atau emosional (Tidak tersedia)
Implementasi keperawatan

No Diagnosa Implementasi
1 Nyeri akut b.d agen pencedera fisik 1. Mengidentifikasi lokasi, karakter, durasi, frekuensi,
(mis: bekerja sehari-hari sebagai kualitas dan intensitas nyeri
ibu rumah tangga) d.d klien 2. Mengidentifikasi skala nyeri
mengatakan kepala dan tengkuk 3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
terasa nyeri memperingan nyeri
  4. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
5. Menjelaskan penyebab , periode dan pemicu nyeri
6. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
7. Mengajarkan teknik farmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri
8. Berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2 Penurunan curah jantung b.d perubahan 1. Mengidentifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
afterload d.d tekanan darah meningkat 2. Mengidentifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung
 A 3. Memonitor tekanan darah
4. Monitor aritmia
5. Memonitor laboratorium jantung
6. Memeriksa tekanan darah dan frekuensi sebelum dan sesudah
aktivitas
7. Memeriksa tekanan darah dan frekunsi nadi sbelum pemberian obat
8. Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk modivikasi gaya hidup sehat
9. Memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi srtres jika perlu
10. Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
11. Menganjurkan berakivitas fisik secara bertahap
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan
dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam
rencana keperawatan
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai