Anda di halaman 1dari 27

GANGGUAN PERSEPSI

SENSORI
PENDENGARAN
By: Kelompok 2
Fajar Kurniawan
Natasya Wulandari
Nanda Ardini
Fahdia Gusti Rahayu
Kiki Patmala
Puput Avita Sari
Sinta Mulia
Melani
Sri Winarta
Gangguan Pendengaran
Menurut WHO gangguan pendengaran adalah salah satu dari enam kontributor
penyakit yang menjadi beban di Negara industri bersama dengan penyakit iskemik,depresi.
Gangguan pendengaran menjadi masalah terpenting yang ada di masyakarat luas,karena
bukan hanya pada populasi orang tua saja namun pada dewasa muda pun terjadi peningkatan
akibat banyaknya panjaran suara keras di waktu-waktu luang
Secara terminology ,gangguan pendengaran diartikan sebagai penurunan kemampuan
untuk mendengar pada cakupan yang luas,tingkatan dapat dimulai dari gangguan
pendengaran secara subektif maupun sampai tuli total
Gangguan pendengaran dapat disebabkan akiat gangguan konduksi suara ke telinga bagian
dalam,persepsi suara oleh sel sensori pada telinga,atau proses suara pada saraf
koklear,saluran pendengaran,pusat pendengaeran di organ corti.
Jadi kesimpulan dari pernyataan diatas gangguan pendengaran adalah suatu masalah
yang timbul karena penurunan fungsi organ pendengaran. Terjadi dimulai dari tingkatan awal
sampai fase tidak bias mendengar apaapa atau tuli total.
Perubahan Pendengaran Yang Terjadi Pada
Lansia

Presbiakusis (gangguan dalam pendengaran).


I Hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga
II
Otosklerosis akibat atrofi
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – membrane tympani.
nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
mengerti kata – kata, 50 %terjadi pada usia diatas
umur 65 tahun.
Pendengaran bertambah
menurun pada lanjut usia yang
III Terjadinya penggumpalan,
serumen mengeras karena
IV mengalami ketegangan
jiwa/stress.
meningkatnya keratin.
Etiologi Gangguan
Pendengaran

Umunnya diketahuai bahwa presbikusis merupakan aibat dari


proses degenerasi. Kejadian presbikusis mempunyai
hubungan dengan faktor-faktor herediter,pola
makan,metabolisme,arteriosclerosis,infeksi,bising,gaya
hidup. Mempunya fungsi pendengaran merupakan efek
kumulatif dari factor-faktor tersebut. Pada saat gangguan
pendengaran meningkat,pengelihatan biasanya digunakan
sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi gerakan mulut.
Klasifikasi Gangguan Pendengarn menurut WHO
berdasarkan nilai Ambang Batas
No. Derajat/Tingkat Nilai Audiometri ISO
Gambaran Kerusakan
Gangguan (rata-rata dari 500,
Pendengaran 1000, 2000, 4000 Hz)
1. Areas
0 (Tidak ada gangguan) Hours
10-25 Db Contents Skills
Tidak ada atau sangat sedikit gangguan pendengaran, masih
dapat mendengar suara bisikan.
Mercury is a very
2. Areasedikit)
1 (Gangguan 1 26-40 Db5 hours Dapat mendengar dan mengulangi kata percakapan suara
small planet
normal jarak 1 meter
Venus is the second
3. Areasedang)
2 (Gangguan 2 10 hours
41-60 Db Dapat
planetmendengar
from the Sun dan mengulangi kata dengan
menggunakan nada tinggi jarak 1 meter
Jupiter is a very big
Area 3 15 hours
4. 3 (Gangguan berat) 61-80 Db planetbeberapa kata dengan diteriaki ke telinga
Dapat mendengar
yang baik

5. 4(Gangguan sangat berat) 81 dB atau lebih besar Tidak dapat mendengar dan mengerti walaupun sudah
diteriaki dengan nada tinggi
Jenis Gangguan Pendengaran

1 Tuli Konduktif

Tuli konduktif atau gangguan pendengaran Gejala yang dapat timbul pada gangguan
konduktif disebabkan denga adanya obstruksi atau pendengaran sebagai berikut :
gangguan mekanik pada telinga bagian luar atau
telinga bagian dalam (Punnoose,2012). Selain 1. Terdapat riwayat infeksi telinga dahulu
karena obstruksi pada telinga bagian luar, tuli maupun keluarnya cairan telinga.
konduktif dapat disebabkan oleh terkumpulnya cairan 2. Adanya sensasi cairan dalam telinga baik
serumen atau terjadi atresia pada kanal telinga. yang bergerak maupun tidak pada perubahan
Apabila terdapat atresia di kedua meatus akustikus posisi kepala.
eksterna pada bayi baru lahir, maka diperlukan alat 3. Adanya suara-suara bising atau dengung
bantu pendengaran pada dua sampai tiga bulan yang terjadi (tinitus).
pertama bayi lahir agar perkembangan dari 4. Terkadang dalam suasana yang ramai
pendengaran maupun percakapan dapat berjalan penderita akan lebih jelas dalam mendengar
normal
Jenis Gangguan Pendengaran

2 Tuli Sensorineural

Tuli sensorineural dapat diartikan sebagai Gejala yang dapat timbul sebagai berikut :
gangguan pendengaran akibat disfungsi pada koklea
gangguan pendengaran saraf akibat disfungsi pada 1. Suara percakapan pasien terdengar lebih
saraf koklea dan gangguan saraf pusat dapat keras apabila gangguan sudah bilateral dan
disebabkan oleh disfungsi dari jalan pendengaran terjadi lama.
pusat atau korteks pendengaran. Tuli sensorineural 2. Susah mengartikan dan mendengar suara
dapat disimpulkan dengan gangguan pendengaran apabila berada di tempat yang gaduh.
yang diakibatkan oleh disfungsi kombinasi koklea 3. Terdapat riwayat trauma, pemakaian obat
dan sarafnya yang bersifat ototoksik, dan adanya penyakit
sistemik dahulu
Jenis Gangguan Pendengaran

3 Tuli Campuran/Kombinasi
Gangguan pendengaran jenis ini merupakan
kombinasi dari gangguan pendengaran tipe konduktif
dan tipe sensorineural. Gejala yang timbul juga
merupakan campuran dari gejala yang ada pada
kedua jenis pendengaran diatas. Tanda-tanda
gangguan pendengaran tipe sensorineural dapat
ditemukan pada pemeriksaan fisik atau otoskopi.
Pasien dengan gangguan pendengaran jenis ini tidak
dapat mendengar suara bisik pada jarak lima meter
dan sulit mendengar suara baik dengan nada rendah
maupun tinggi dalam pemeriksaan tes bisik
 
Uji Pendengaran Pada Lansia
1. Uji Rinne
Cara Pemeriksaan
Untuk membandingkan 1. Garpu penala digertarkan
hantaran/konduksi
suara melalui
hantaran tulang
pendengaran dengan
Cara Pemeriksaan
hantaran udara. 2. Dasar pelana diletakkan pada
Pemeriksaan ini prosesus mastoideus telinga yang akan
dilakukan di dalam diperiksa (jika OP tidak mendengar
ruangan yang tenang
dan tidak bising. bunyi lagi)
Sebelum dilakukan
pemeriksaan, terlebih Cara Pemeriksaan
dahulu peneliti akan 3. Penala dipindahkan ke
menjelaskan
depan telinga kurang lebih 2,5
prosedur, tujuan, dan
manfaat pemeriksaan cm dari liang telinga
kepada pasien.
“Bila ada gangguan konduktif, konduksi tulang akan
melebihi konduksi udara, “begitu konduksi tulang
menghilang, pasien tidak mampu lagi mendengar
mekanisme konduksi yang biasa”. Bila ada gangguan
sensori, suara yang dihantarkan melalui udara lebih
baik dari tulang, meskipun keduanya merupakan
konduktor yang buruk dan segala suara diterima seperti
—Someone
sangat jauh danFamous
lemah.
 
Uji Pendengaran Pada Lansia
2. Uji Weber
Cara Pemeriksaan
Untuk mengetahui aliran udara
melalui tulang, serta 1. Garpu penala digetarkan dan
membandingkan hantaran ditaruh di verteks, kemudian
tulang telinga kiri dengan dibandingkan pendengaran
telinga kanan dengan cara
meletakkan garpu tala yang telinga kanan dan kiri.
sudah dibunyikan pada bagian
tengah dahi
pasien.Pemeriksaan dilakukan
di dalam ruangan yang tenang,
nyaman, dan tidak bising.
Setelah peneliti menjelaskan Cara Pemeriksaan
tentang pemeriksaan, manfaat, 2. Pasien diminta mendengarkan
dan tujuannya, peneliti
dan menentukan pada telinga
langsung memulai tindakan.
mana terdengar bunyi yang lebih
keras.
“Pada orang normal pendengaran telinga kanan dan kiri
sama/seimbang (tidak ada lateralisasi). bila ada
gangguan konduksi, tejadi lateralisasi kearah telinga
yang sakit. bila ada gangguan sensori, terjadi
lateralisasi ke telinga yang sehat. hasil dinyatakan
sebagai lateralisasi ke kanan/ke kiri atau lateralisasi
negatif (-).
—Someone
. Famous
 
Uji Pendengaran Pada Lansia
Cara Pemeriksaan
3. Uji Schwabach 1. Garpu penala digetarkan

Untuk mengetahui
hantaran melalui tulang, Cara Pemeriksaan
dengan membandingkan
antara pendengaran orang
sakit/pasien dan 2.Ditempelkan pada tulang mastoid
pendengaran pemeriksa penderita
yang pendengarannya
normal.
Cara Pemeriksaan
3. Bila penderita sudah tidak
mendengar lagi, garputala
tersebut segera dipindahkan ke
mastoid pemeriksa
“PHasil pemeriksaan schwabach dinyatakan normal
apabila hantaran tulang telinga penderita sama dengan
hantaran tulang pemeriksa. bila pemeriksa masih
mendengar, maka penderita mengalami tuli sensori
(memendek). bila hantaran tulang telinga penderita
lebih besar dari hantaran telinga pemeriksa, maka
—Someone
penderita Famous
mengalami tuli konduktif (memanjang).

.
Kasus
Ibu T 65 tahun di bukittinggi berpendidikan SMP dan bekerja sebagai
IRT di dapatkan sering meminta orang lain untuk mengulangi
pembicaraan, volume suara agak tinggi, kadang jawaban tidak sesuai,
dan mengeluh pendengaran nya berkurang dan saat ini tidak mengikuti
kegiatan majelis taklim. Keluarga klien berkataKlien susah mendengar
rangsang berupa suara, Klien susah mendengar atau menerima pesan,
Klien tidak mengerti terhadap pembicaraan orangKlien mudah
tersinggung dan curiga,  Lambat berespon terhadap rangsang
suara,Klien nampak bingung jika diajak bicara,Klien meminta untuk
mengulangi pembicaraan atau pesan, Komunikasi sebagian besar
berjalan melaluiperantara anggota keluarga, Klien tidak mendengar
secara jelas angka-angka yang disebutkan, Klien tidak mendengar
secara jelas detak jarum pada jarak 1 – 2inchi, Klien tidak
mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak jelasmendengar
adanya bunyi dan saat bunyi menghilang, Klien tidak komunikatif.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkaian

• Identitas
Nama : Ibu T
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bukittinggi
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
• Keluhan utama : Klien mengeluh pendengarannya berkurang dan saat ini tidak bisa lagi
mengikuti majelis taklim
• Riwayat Penyakit Sekarang : sering meminta orang lain untuk mengulaingi pembicaraan
• Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
• Riwayat Penyakit Keluarga : keluarga tidak ada yang mengalami penyakit turunan
• Pola Eliminasi :
a) BAB : Frekuensi (2xsehari), warnaa(kuning),bau(khas)
b) BAK :Frekuensi (5xsehari), warna(kuning), bau(khas)
• Pola tidur dan istirahat
• Pola aktivitas
• Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Compas Mentis
Tingkat Kesadaran :
Tanda tanda vital :
TD: 110/80 mmHg
N: 98x/i
S:37
RR:20x/i
• Pemeriksaan head to toe
Kepala : tidak ada lesi, tidak ada nyeri , simetris ,muka simetris ,
Rambut : berketombe , berminyak
Mata : tidak ada gangguan penglihatan ,simetris ,konjungtiva anemis
Hidung : tidak ada gangguan penciuman , tidak ada benjolan , tidak ada lesi , simetris
Mulut: nafsu makan baik ,tidak ada muntah , kemampuan menalan baik .
Telinga : adanya gangguan pendengaran, simetris ,tidak ada lesi , gangguan pendengaran
Daun telinga
 Inspeksi:
Daun telinga simetris kiri dan kanan
Posisi telinga normal yaitu sebanding denga titik puncak
Penempatan pada lipatan luar mata.
Auditorius eksternal tidak bengkak.
• Palpasi:
Tidak terdapat nyeri raba
Tidak ada pembengkakan
Leher : tidak ada lesi, tidak ada benjolan ,frekuensi nadi dapat bervariasi karena
ketidakefektifan fungsi/keadaan jantun
Dada : dada simetris

Jantung :
• Inspeksi : bentuk dada simetris
• Perkusi : resonan
• Palpasi : vocal premitus simetris antara kana dan kiri
• Auskultasi : suara nafas terdengar ronki
Abdomen
• Inspeksi : terdapat pernafasan perut
• Auskultasi : bising usus normal
• Perkusi : timpani
• Palpasi : distensi abdomen (distensi kandung kemih berlebihan)
• Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan otoskopik
Menggunakan alat otoskop untuk memeriksa meatus akustikus eksternus dan membrana
timpani dengan cara inspeksi:

Hasil:
Serumen berwarna kuning, konsistensi kental.
Dinding liang telinga berwarna merah muda
Tes ketajaman pendengaran
Tes penyaringan sederhana

Hasil:
Klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang disebutkan
Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum jam pada jarak 1–2 inchi.
Uji rinne
Hasil: klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak jelas mendengar adanya
bunyi dan saat bunyi menghilang.
PENGELOMPOKAN DATA

DS DO

1. Keluarga klien mengatakan Klien susah 1. Volume suara agak tinggi


mendengar rangsang berupa suara, 2. Kadang jawaban tidak sesuai
2. Keluarga klien mengatakan Klien susah 3. Lambat berespon terhadap rangsang suara
mendengar atau menerima pesan 4. Klien nampak bingung jika diajak bicara
3. Keluarga klien mengatakan Klien tidak mengerti 5. Klien meminta untuk mengulangi pembicaraan
terhadap pembicaraan orang atau pesan
4. Keluarga klien mengatakan Klien mudah 6. Komunikasi sebagian besar berjalan melalui
tersinggung dan curiga perantara anggota keluarga
5. Klien mengatakan sering meminta orang lain untuk 7. Klien tidak mendengar secara jelas angka-angka
mengulangi pembicaraan yang disebutkan
6. Klien mengatakan mengeluh pendengaran nya 8. Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum
berkurang dan saat ini tidak mengikuti kegiatan pada jarak 1 – 2inchi
majelis taklim 9. Klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu
tala dan tidak jelasmendengar adanya bunyi dan saat
bunyi menghilang
10. Klien tidak komunikatif
Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1. Ds: Gangguan Gangguan


 Keluarga klien mengatakan Klien susah mendengar rangsang berupa Pendengaran Komunikasi Verbal
suara,
 Keluarga klien mengatakan Klien susah mendengar atau menerima
pesan
 Keluarga klien mengatakan Klien tidak mengerti terhadap pembicaraan
orang
 Keluarga klien mengatakan Klien mudah tersinggung dan curiga
Do:
 Lambat berespon terhadap rangsang suara
 Klien nampak bingung jika diajak bicara
 Klien meminta untuk mengulangi pembicaraan atau pesan
 Komunikasi sebagian besar berjalan melalui perantara anggota keluarga
 Klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang disebutkan
 Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum pada jarak 1 – 2inchi
 Klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak
jelasmendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang
 Klien tidak komunikatif
Analisa Data
No Data Etiologi Problem

2. Ds: Gangguan Gangguan


 Klien mengatakan sering meminta orang lain untuk mengulangi
Pendengaran Persepsi
pembicaraan
 Klien mengatakan mengeluh pendengaran nya berkurang dan Sensori
saat ini tidak mengikuti kegiatan majelis taklim
Do:
 Volume suara agak tinggi
 Kadang jawaban tidak sesuai

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan pendengaran
2. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pendengaran
Intervensi Keperawatan
Luar Utama Luar Intervensi Intervensi
Utama Pendukung
Tambahan
Diagnosis Gangguan Komunikasi Komunikasi Harga diri Promosi Perawatan
Verbal (D. 0119) Hal: Verbal (L.13118) (L.09069) Hal: Komunikasi telinga (I.06206)
264 Hal: 49 30 Defisit Hal:348
Pendengaran
(I.13493) Hal:
374
Kategori Relasional
Sub Kategori Interaksi sosial
Definisi Penurunan, Kemampuan Perasaan Menggunakan Mengidentifik
perlambatan, atau menerima, positif teknik asi, merawat,
ketiadamampuan memproses, terhadap diri komunikasi dan
untuk menerima, mengirim, dan sendiri atau tambahan mencegah
memproses, atau kemampuan pada individu gangguan
mengirim, dan atau menggunakan sebagai dengan pada telingga
menggunakan sistem simbol respon gangguan dan
sistem simbol terhadap pendengaran pendengaran
situasi saat ini
Penyebab: Ekspetasi : Tindakan
Observasi:
Meningkat - Periksa
- Penurunan serkulasi
serebral
  kemapuan
- Gangguan neuromuskular Kriteria Hasil: pendengaran
Kemampuan - Monitor
- Gangguan pendengaran akumulasi
- Gangguan muskuloskeletal mendengar serumen
- Hambatan fisik(mis: Kesesuian berlebihan
ketakutan, kecemasan, ekspresi wajah - Identifikasi
merasa malu, emosional, metode
- kurang privasi)
atau tubuh komunikasi yang
Hambatan psikologis Kontak mata di sukai pasien
Respon perilaku misalnya: lisan,
Gejala & Tanda Mayor Pemahaman tulisan, gerakan
Subjektif bibir, bahasa
komunikasi isyarat.
Tidak tersedia
Objektif Terapeutik:
- Tidak mampu berbicara/ - Gunakan bahasa
mendengar sederhana
Menunjukan respon tidak - Gunakan bahasa
sesuai isyarat
Gejala & Tanda Minor - Verifikasi apa
Subjektif yang dikatakan
(Tidak tersedia) atau di tulis
Objektif pasien
- Fasilitasi
- Afasia penggunaan alat
- Disfasia bandtu dengar
- Apraksia - Berhadapan
dengan pasien
Intervensi Keperawatan
Luar Utama Luar Intervensi Intervensi
Utama Pendukung
Tambahan
Diagnosis Gangguan persepsi Persepsi Fungsi Edukasi
sensori (D.0085) sensori sensori perawatan diri
Hal:190 (L.09083) (L.06048) ( I.12420)
Hal:93 Hal:28 Hal:90

Kategori
Sub Kategori Psikologis
 Integritas Ego
Definisi Perubahan persepsi Persepsi Kemampuan Mengajarkan
terhadap stimulus realistis untuk pemenuhan
baik internal maupun terhadap merasakan kebutuhan
eksternal yang di stimulus baik stimulasi kesehatan
sertai dengan internal suara, rasa, dasar
respon yang maupun raba, aroma, perawatan diri
berkurang, eksternal dan gambar
berlebihan atau visual
terdistorsi
Penyebab: Ekspetasi: Ekspetasi: Observasi:
- Gangguan penglihatan Membaik membaik
- Gangguan pendengeran - Identifikasi
- Gangguan penghiduan
    pengetahuan
- Gangguan perabaan Kriteria Hasil: Kriteria Hasil: tentang
- Hipoksia serebral - Verbalisasi - Ketajaman perawatan diri
- Penyalahgunaaan zat mendengar pendengaran contohnya
- Usia lanjut bisikan membersihkan
- Pemajanan toksin - Menarik diri telingga
lingkungan - Identifikasi
  masalah dan
Gejala & Tanda Mayor hambatan
Subjektif perawatan diri
- Mendengar suara bisikan yang dialami
atau melihat bayangan - Identifikasi
- Merasakan sesuatu melalui metode
indera perabaan, pembelajaran
penciuman, dan yang sesuai
pengecapan (misalnya
diskusi, tanya
Objektif jawab,
- Distorsi sensori penggunaan
- Respon tidak sesuai laat bantu audio
- Bersikap seolah melihat atau visual,
lisan, tulisan)
KESIMPULAN
Menurut WHO gangguan pendengaran adalah salah satu dari enam kontributor penyakit yang
menjadi beban di Negara industri bersama dengan penyakit iskemik,depresi. Gangguan
pendengaran menjadi masalah terpenting yang ada di masyakarat luas,karena bukan hanya
pada populasi orang tua saja namun pada dewasa muda pun terjadi peningkatan akibat
banyaknya panjaran suara keras di waktu-waktu luang (Zahnert,2011)

Menurut Azizah (2011), perubahan yang terjadi pada lansia antara lain :
- Presbiakusis (gangguan dalam pendengaran). Hilangnya kemampuan pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit mengerti kata – kata, 50 %terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
- Otosklerosis akibat atrofi membrane tympani.
- Terjadinya penggumpalan, serumen mengeras karena meningkatnya keratin.
- Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stress.

Anda mungkin juga menyukai