Disusun oleh:
Forid Morison, S. Farm 148115
2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) Angkatan XXX Universitas Sanata Dharma di
Puskesmas Seyegan dengan baik pada periode 29 Juni – 4 Juli 2015. Laporan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis telah mendapatkan dukungan, sarana, bimbingan, nasihat, kritik,
dan saran dari banyak pihak dalam pelaksanaan PKPA maupun penyusunan
laporan PKPA ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Aris Widayati, M. Si., P.hd., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Apt., Ph.D., selaku Kepala
Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Beti Pudyastuti, Apt., M.Si., selaku dosen pembimbing Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) atas dukungan dan bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis.
4. drg. Fitri Winarni Handayani , selaku kepala Puskesmas Seyegan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja
Profesi Apoteker.
5. Ibu Noer Hidayati selaku Asisten Apoteker Puskesmas Seyegan dan
pembimbing PKPA di Puskesmas Seyegan yang telah banyak memberikan
bimbingan, pengetahuan, dan saran.
6. Ibu Susilawati selaku Asisten Apoteker Puskesmas Seyegan yang telah banyak
membantu selama PKPA.
7. Orang tua dan saudara penulis atas cinta kasih, semangat, dukungan, dan doa
yang telah diberikan kepada penulis selama pelaksanaan dan penyusunan
laporan PKPA.
8. Teman-teman mahasiswa Profesi Apoteker Angkatan XXX, atas dukungan dan
kerja sama selama pelaksanaan PKPA.
9. Semua pihak yang telah membantu kami dalam pelaksanaan PKPA di
Puskesmas Seyegan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan PKPA ini masih jauh dari
sempurna, sehingga kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi Puskesmas Seyegan, Almamater, Mahasiswa
seprofesi, sejawat serta pembaca pada umumnya. Akhir kata, penulis berharap
kerja sama antara Puskesmas Seyegan dan Universitas Sanata Dharma dapat terus
berlanjut dan berkembang ke arah yang lebih baik.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….......
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….
PRAKATA……………………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………...
A. Latar Belakang………………………………………………………….
B. Tujuan…………………………………………………………………..
C. Manfaat…………………………………………………………………
BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG PUSKESMAS…………………….
A. Aspek Umum…………………………………………………………...
B. Pengelolaan Obat dan Pembekalan Kesehatan di Puskesmas…………..
C. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas………………………………….
BAB III. PEMBAHASAN PRAKTEK KERJA…………..
A. Aspek Umum…………………………………………………………...
B. Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas…………..
C. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas………………………………….
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
LAMPIRAN…………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
a. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
b. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
c. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian
upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
d. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,
tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing
puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Fungsi Puskesmas
Puskesmas berfungsi sebagai :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya
masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggungjawab puskesmas meliputi:
Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap.
Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah.
Berdasarkan KepMenKes RI No. 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, struktur organisasi puskesmas
tergantung berdasarkan kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai
berikut:
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan:
Data dan informasi
Perencanaan dan penilaian
Keuangan
Umum dan pengawasan
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
Upaya kesehatn masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan pelayanan puskesmas
Unit puskesmas pembantu
Unit puskesmas keliling
Unit bidan di desa/komunitas
(Depkes RI, 2004c)
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit puskesmas.
Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang
sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan
masyarakat (Depkes RI, 2004c).
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya peran
Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan, maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III-B. Dalam
keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan
eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala
Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang
setara dengan pejabat tetap (Depkes RI, 2004c).
Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, 2008, Modul TOT Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.