Anda di halaman 1dari 33

AKUNTANSI JASA BANK

MATA KULIAH : AKUNTANSI PERBANKAN

DOSEN PENGAMPU :
SONDANG AIDA SILALAHI, SE.,M.Si

NAMA MAHASISWA :
Ela pasaribu (7203342025)
Sofia fahra rianda (7201142001)
Winni rahmayani depari (7202442007)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI – UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah mencurahkan
nikmatnya serta kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“akuntansi Kerangka dasar laporan kuangan perbankan ”. Makalah ini kami buat dalam rangka
memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah kami yaitu Akuntansi Perbankan

Kami mempersembahkan Makalah mengenai akuntansi jasa bankyang diringkas dari


beberapa sumber dari internet yang secara garis besar membahas tentang biaya tenaga kerja.
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja dalam suatu
perusahaan. Kami berusaha menyajikan makalah ini semaksimal mungkin agar mudah untuk
dibaca dan dipahami.

Demikian sepintas tentang makalah yang penulis sampaikan. Terima kasih kepada dosen
pengampu dan teman-teman yang telah membantu penyelesaian makalah ini hingga selesai.
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini. Selebihnya penulis berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ...............................................Error: Reference source not found


DAFTAR ISI .............................................................Error: Reference source not found
BAB I PENDAHULU ................................................Error: Reference source not found

A. Latar belakang ....................................................Error: Reference source not found


B. Rumusan masalah ...............................................Error: Reference source not found
C. Tujuan .................................................................Error: Reference source not found
BAB II PEMBAHASAN ..........................................Error: Reference source not found
A. Pengiriman uang (transfer )................................Error: Reference source not found
B. Insako .................................................................Error: Reference source not found
C. Surat berkredit berdokumentasi dalam negeri ...Error: Reference source not found
D. Safe defosit Box .................................................Error: Reference source not found
BAB III PENUTUP..................................................Error: Reference source not found
A. Kesimpulan .......................................................Error: Reference source not found
B. Saran ..................................................................Error: Reference source not found
DAFTAR PUSTAKA ..............................................Error: Reference source not found
BAB I

PENDAHULU

A. Latar Belakang

Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Selain dana bank menjadi
kegiatan utama suatu bank, bank juga memberikan jasa kepada masyarakat dalam bentuk
Transfer dalam negeri, inkaso dalam negeri, safe deposit box, dan surat kredit berdokumen
dalam negeri (L/C DN).

Pemberian jasa-jasa ini untuk untuk mengembangkan pangsa pasar bank untuk meningkatkan
pendapatan bank dalam bentuk komisi. Sector jasa dalam negeri harus dapat lebih ditingkatkan
sebagai dasar untuk mengurangi ketergantungan pendapatan bank dari sector perkreditan.

Dalam pemberian jasa, bank akan melakukan hubungan rekening Koran baik dengan cabang
maupun dengan pihak bank lain. Dengan demikian akan tercipta adanya hubungan antar kantor
kepada cabang-cabang atau dengan kantor pusat.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, adalah:

A. Pengiriman Uang (Transfer) Dalam Negeri

B. Inkaso Dalam Negeri

C. Safe Deposit Box

D. Surat Kredit Berdokumenter Dalam Negeri (L/C DN)

C. Tujuan

Sebagai bahan diskusi dan untuk lebih mengetahui tentang akuntansi dalam jasa bank.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian jasa bank

Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang
memperlancar terjadinya transaksi perdagangan, memperlancar peredaran uang, dan memberikan
jaminan kepada nasabahnya. Berikut adalah beberapa hal yang termasuk jasa perbankan.

Transfer

Transfer adalah salah satu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai
dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk
sebagai penerima transfer. Dalam arti lain, transfer adalah kiriman uang yang diterima bank
termasuk hasil inkaso. Yang ditagih melalui bank tersebut yang akan diteruskan kepada bank lain
untuk dibayarkan kepada nasabah (transfer). Baik transfer uang keluar atau masuk akan
mengakibatkan adanya hubungan antarcabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang
mendebet maka cabang lain akan mengkredit.

A. PENGIRIMAN UANG (TRANSFER)

Jasa pengiriman uang yang dilakukan oleh bank sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas.
Dengan adanya jasa ini maka uang dalam jumlah yang besarpun (misalnya dalam jutaan, atau
milyaran) dapat dikirim dengan cepat dan aman, karena disini hanya diperlukan pemindah-
bukuan antar kantor saja, jumlah phisik uangnya sendiri tidak perlu dikirim ke kota tujuan.

Teknis penyampaian berita mengenai pengiriman uang ini kepada cabang / kantor lain dapat
dilakukan dengan :

a. secara tertulis (mail transfer)


b. dengan telepon/telex/kawat/facimile (telegraphic transfer)
c. dengan menerbitkan wesel bank (bank draft).

Pengiriman uang ini dapat dibedakan berdasarkan kegiatannya menjadi dua :


a. Transfer keluar yaitu pengiriman uang atas permintaan nasabah yang ditujukan untuk
pihak ketiga dan dilakukan dengan cara pemindah-bukuan antar kantor bank.
b. Transfer masuk yaitu pengiriman uang yang diterima oleh suatu bank dari kantor bank
lain, untuk keuntungan pihak ketiga melalui cara pemindah-bukuan.

Suatu bank pada suatu saat dapat bertindak sebagai pelaku transfer keluar dan sekaligus juga
sebagai penerima transfer masuk. Dengan adanya kegiatan transfer ini maka akan terjadi
hubungan antara satu kantor dengan kantor yang lain. Hubungan antar kantor ini sifatnya
“reciprocal” (timbal balik), dan dipelihara dalam hubungan rekening koran, yang sebenarnya
hanya menunjukkan adanya hubungan hutang piutang antar cabang/kantor. Apabila digabungkan
di kantor pusat pada saat menyusun neraca gabungan, maka rekening-rekening ini akan bersaldo
“nihil”.

Dalam hal pelaksanaan transfer ini perlu dilakukan dengan berhati-hati agar jangan sampai
terjadi kebobolan. Untuk itu baik cabang pengirim (transfer keluar) maupun penerima (transfer
masuk) perlu memperhatikan segi pengamanannya.

Untuk mengamankan setiap perintah membayar (pengiriman uang) terutama yang dilakukan
dengan kawat atau wesel bank, dilakukan dengan memberikan “nomor test” atau “kode rahasia”
tertentu. Cabang yang menerima perintah membayar akan menguji kebenaran nomor test tersebut
lebih dahulu dengan mengaitkannya dengan jumlah uang yang dikirim, tanggal pengiriman,
tempat asal transfer dikirim serta segi-segi lain yang “tersirat” didalamnya.

Apabila hasil pengujian nomor test cocok, baru bisa dibayarkan kepada si amanat (pihak ketiga).
Sebaliknya jika tidak cocok akan segera diberitahukan kepada cabang pengirim bahwa “test tidak
cocok” dan jangan sekali-kali memberitahukan nomor test yang benar. Hal ini dimaksukan agar
jangan sampai disalah gunakan oleh oknum yang tidak berhak sehingga merugikan bank. Dalam
hal transfer secara tertulis, segi pengamannya adalah tanda tangan pejabat dari bank pengirim
perintah bayar beserta kode jabatannya. Dalam pemberian jasa pengiriman uang ini beberapa
bank ada yang mengenakan biaya, misalnya komisi transfer dan ongkos kawat (jika transfer
dengan kawat). Namun mengingat persaingan yang semakin ketat saat ini banyak pula bank yang
membebaskan dari segala biaya, terutama untuk nasabah-nasabah pemegang rekening di bank
mereka. Nampaknya dari kegiatan transfer tersebut bank tidak mengharapkan penghasilan dari
komisi atau ongkos kawat lagi tetapi murni dipandang sebagai salah satu cara penghimpunan
dana murah. Dengan dana murah yang diperoleh dari kegiatan jasa transfer ini diharapkan dapat
disalurkan kembali ke masyarakat dengan memperoleh penghasilan yang memadai.

1. Pembukuan Transfer Keluar

Dalam contoh di bawah ini diasumsikan tidak ada biaya-biaya yang dibebankan bank kepada
nasabahnya atas jasa transfer yang diberikannya. Seandainya ada biaya-biaya yang dibebankan
oleh bank apakah itu komisi transfer, ongkos kawat, meterai dsb, maka biasanya untuk masing-
masing jenis biaya yang dibebankan kepada nasabah tersebut akan dicatat sebagai pendapatan
bank dalam rekening-rekening yang terpisah.

Setelah bank menerima permohonan transfer beserta dananya, segera membuatkan perintah
membayar kepada cabang yang dituju. Perintah membayar bisa dibuat dengan surat (untuk mail
transfer) dan kawat/telepon (untuk telegraphic transfer), dan bank langsung mengirimkannya
kepada cabang pembayar. Sedangkan untuk perintah membayar dengan wesel bank, maka wesel
bank itu langsung diserahkan kepada nasabah dan menjadi tanggung jawab nasabah untuk
menyampaikan wesel tersebut kepada cabang pembayar. Tentu saja bank pengirim juga
memberitahukan adanya penerbitan wesel ini kepada bank pembayar.

Pada saat nasabah mengisi aplikasi transfer keluar serta menyetorkan dana kepada bank, akan
dibukukan oleh bank sebagai berikut :

a. Setoran tunai

D. Kas Rp.

K. Antar Kantor – Cabang Pembayar Rp.

b. Setoran atas beban rekening giro

D. Rekening Nasabah – Giro Rp.

K. Antar Kantor – Cabang Pembayar Rp.


c. Setoran atas beban rekening debitur

D. Rekening Nasabah – Debitur Rp.

K. Antar Kantor – Cabang Pembayar Rp.

d. Setoran atas beban rekening tabungan

D. Rekening Nasabah – Tabungan Rp.

K. Antar Kantor – Cabang Pembayar Rp.

e. Setoran dengan menggunakan warkat kliring

D. Kliring Rp.

K. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan Rp.

Jika kliring dinyatakan berhasil baik, transfer baru dapat dilaksanakan,

D. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan RP.

K. Antar Kantor – Cabang Pembayar Rp.

D. BI RP.

K. Kliring RP.

f. Setoran dengan campuran, sebagian kas, sebagian atas beban rekening nasabah
giro/debitur, dan sebagian dengan warkat kliring

D. Kas RP.

D. Rekening Nasabah – Giro RP.

D. Rekening Nasabah – Debitur RP.


D. Kliring RP.

K. Kreditur Umum RP.

K. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan RP.

Jika kliring dinyatakan berhasil baik, transfer baru dapat dilaksanakan,

D. Kreditur Umum RP.

D. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan RP.

K. Antar Kantor – Cabang Pembayar RP.

D. BI RP.

K. Kliring RP.

contoh soal

Seorang Nasabah Bank Omega Cabang Jakarta Tuan Kadir, hendak mengirim uang dengan
kawat kepada seorang rekannya nasabah giro Bank Omega Cabang Bandung sebesar
Rp.6.000.000,- Untuk jasa ini Tuan Kadir dikenakan komisi transfer Rp.10.000,- dan ongkos
kawat sebesar Rp.15.000. Pembayaran dilakukan dengan menarik selembaran cek giro termasuk
seluruh biaya dan komisi. Pada saat menerima amanat ini, Bank Omega-Jakarta akan
membukukan:

D: Giro – Rekening Tuan Kadir…………………….Rp.6.000.000,-

K: Pendapatan komisi transfer………………………Rp. 10.000,-

K: Pendapatan ongkos kawat……………………… Rp. 15.000,-

K: RAK – Cabang Bandung…………………………Rp.6.000.000,-

2. Pembukuan Transfer Masuk


Dalam hal transfer masuk pembukuannya akan tergantung kepada siapa perintah transfer tersebut
ditujukan (sesuai yang tercantum dalam surat/kawat). Jika transfer ditujukan kepada nasabah
bank pembayar sendiri, maka hasil transfer dapat langsung dikreditkan ke rekening nasabah yang
bersangkutan. Sebaliknya jika transfer ditujukan untuk pihak ketiga bukan nasabah bank
pembayar, maka sambil menunggu datangnya orang yang berhak menerima transfer tersebut
(beneficiary), hasil transfer tersebut ditampung untuk sementara dalam rekening “Warkat-Warkat
Yang Akan Dibayar – Transfer Masuk”. Kemudian bank segera memberitahukan kepada si
amanat tentang adanya kiriman uang tersebut, agar segera diambilnya.

Untuk penerimaan transfer masuk dengan wesel bank, bank pembayar tidak wajib
memberitahukan kepada beneficiary, karena asli weselnya itu sendiri akan dikirim langsung oleh
nasabah kepada beneficiary. Sementara menunggu nasabah mengambil uangnya transfer masuk
dengan wesel bank tersebut ditampung dalam “Warkat Yang Akan Dibayar – Wesel Bank”.

Dalam hal trasnsfer masuk akan dibayarkan kepada nasabah sebesar jumlah uang yang
ditransfer, tidak ada pungutan biaya apapun dalam jasa transfer masuk ini. Jurnal untuk transfer
masuk baik dengan surat/kawat dibedakan menurut siapa penerimanya, apakah nasabah bank
pembayar sendiri atau bukan nasabah bank, sebagai berikut :

a. Penerimaan transfer masuk untuk keuntungan nasabah

D. Antar Cabang – Cabang Pengirim Rp.

K. Rekening Nasabah - Giro atau Rp.

- Debitur atau Rp.


- Tabungan Rp.
b. Transfer masuk untuk keuntungan bukan nasabah :

Saat menerima berita transfer dari cabang pengirim

D. Antar Cabang – Cabang Pengirim Rp.

K. Warkat Yang Akan Dibayar – Transfer Masuk Rp.


Bank segera memberitahukan kepada nasabah, dan saat nasabah datang untuk mengambil
uangnya

a. Bila diambil tunai

D. Warkat Yang Akan Dibayar – Transfer Masuk Rp.

K. Kas Rp.

b. bila ingin dipindah-bukukan ke rekening Tabungan

D. Warkat Yang Akan Dibayar – Transfer Masuk Rp.

K. Rekening Nasabah – Tabungan Rp.

c. Bila ingin dipindah-bukukan ke rekening Giro

D. Warkat Yang Akan Dibayar – Transfer Masuk Rp.

K. Rekening Nasabah – Giro Rp.

d. Bila ingin dipindah-bukukan untuk pelunasan rekening debitur

D. Warkat Yang Akan Dibayar – Transfer Masuk Rp.

K. Rekening Nasabah – Debitur Rp.

e. Bila ingin dikliringkan

D. Warkat Yang Akan Dibayar – Transfer Masuk Rp.

K. Kliring Rp.

D. Kliring Rp.
K. BI Rp.

Sedangkan jika transfer masuk dengan menggunakan Wesel Bank, maka pada saat bank
pembayar menerima pemberitahuan dari bank pengirim tentang transfer dengan wesel tersebut
akan dibuku :

D. Antar Kantor – Cabang Pengirim Rp.

K. arkat Yang Akan Dibayar – Wesel Bank Rp.

Kemudian pada saat nasabah datang untuk mengambil uangnya maka rekening “Warkat Yang
Akan Dibayar – Wesel Bank” akan didebet, dan kreditnya bisa bermacam-macam tergantung
dari bagaimana cara pembayaran yang diinginkan nasabah, bisa tunai, untuk keuntungan
rekening giro, debitur, tabungan, dikliringkan dsb.

Adakalanya sebelum bank pembayar menerima pemberitahuan dari bank pengirim ternyata
nasabah telah datang dengan membawa asli wesel bank untuk menguangkannya. Dalam hal ini
bank pembayar tidak bisa menolak untuk segera membayar wesel tersebut sepanjang bank yakin
akan kebenaran wesel bank tersebut. Untuk meyakinkan kebenaran wesel tersebut bank
pembayar dapat memeriksa tanda tangan pejabat bank pengirim yang berwenang serta dengan
menguji “nomor test” yang tertera di wesel tersebut. Jika diputuskan untuk dibayar dan nasabah
minta tunai, akan dibuku :

D. Antar Kantor –Cabang Pengirim Rp.

K. Kas Rp.

Contoh soal :

Bank OmegaCabang Bandung menerima transfer masuk dari Bank Omega cabang Jakarta
sebesar Rp.6.000.000,- untuk keuntungan rekening giro nasabah Tn.Rahmat.Padasaat menerima
transfer masuk ini, Bank Omega cabang Bandung membukukan sebagai berikut:
D: RAK- Cabang Jakarta………………………….. Rp. 6.000.000,-

K: Giro – Rekening Tn.Rahmat…………………… Rp. 6.000.000,-

3. Pembatalan Transfer

Adakalanya seorang nasabah yang telah mengajukan permohonan untuk melakukan pengiriman
uang (transfer) ke cabang lain, ternyata kemudian ingin membatalkan transfer tersebut. Dalam
hal ini nasabah harus mengajukan permohonan pembatalan secara tertulis kepada cabang
pengirim.

Cabang pengirim yang menerima permohonan pembatalan transfer tidak bisa langsung
mengembalikan jumlah uangnya kepada nasabah, melainkan harus meminta persetujuan untuk
pembatalan transfer lebih dahulu kepada cabang pembayar. Cabang pembayar dalam hal ini
harus segera mengecek apakah hasil transfer tersebut sudah dibayarkan kepada nasabah atau
belum dan segera memberi jawaban kepada cabang pengirim apakah “setuju” atau “tidak setuju”
dengan pembatalan tersebut. Apabila hasil transfer telah dibayarkan tentunya pembatalan
transfer tidak disetujui, namun jika hasil transfer belum dibayarkan pembatalan bisa disetujui.
Pengertian telah dibayarkan disini meliputi baik pembayaran secara tunai ataupun dengan
mengkredit rekening nasabah yang bersangkutan.

Selanjutnya timbul pertanyaan bagaimana dengan transfer yang sudah dibayarkan kepada
pemegang rekening giro, tabungan namun dananya belum sempat ditarik oleh yang
bersangkutan. Pada dasarnya bila transfer sudah dibayarkan – dalam hal ini dipindah-bukukan
kedalam rekening bank – maka transfer tidak bisa dibatalkan oleh bank pengirim. Namun
kadang-kadang dalam keadaan memaksa harus dibatalkan juga.

Jurnal-jurnal untuk pembatalan transfer keluar

Apabila ada pembatalan transfer tidak disetujui oleh bank pembayar

- Tidak ada jurnal

Apabila pembatalan transfer disetujui oleh bank pembayar, maka dananya harus segera
dikembalikan kepada nasabah (si pengamanat), dengan jurnal :
a. Bila diambil tunai

D. Antar Kantor – Cabang Pembayar Rp.

K. Kas Rp.

b. Bila ingin dipindah-bukukan ke rekening tabungan

D. Antar Kantor – Cabang Pembayar Rp.

K. Rekening Nasabah – Tabungan Rp.

c. Bila ingin dipindah-bukukan ke rekening giro

D. Antar Kantor – Cabang Pembayar Rp.

K. Rekening Nasabah – Giro Rp.

d. Bila ingin dipindah-bukukan untuk pelunasan rekening debitur

D. Antar Kantor – Cabang Pembayar Rp.

K. Rekening Nasabah – Debitur Rp.

Contoh soal :

Tuan Mirza, yang telah memberikan amanat kepada Bank Omega – Jakarta dua minggu lalu
untuk mengirimkan uang dengan kawat kepada rekannya di cabang Bandung, sebesar Rp
1.000.000 datang kembali ke bank untuk membatalkan transfernya. Untuk itu ia dikenakan
ongkos kawat sebesar Rp 15.000 yang dibayarnya tunai. Hasil pembatalan transfer agar
disetorkan untuk keuntungan rekening tabungannya. Pada saat ini menerima amanat ini, Bank
Omega – Jakarta akan membukukan:

D : Kas ............................................. Rp 15.000

K : RAK – Cabang Surabaya .......... Rp 15.000


Setelah Bank Omega – Jakarta menerima konfirmasi berita bahwa transfer tersebut memang
belum dibayarkan kepada yang beneficiary yang berhak menerima transfer tersebut, maka Bank
Omega – Jakarta membukukan sebagai berikut:

D: RAK – Cabang Bandung ............ Rp 1.000.000

K : Tabungan – Rekening Tn. M ...... Rp 1.000.000

4. Jurnal-jurnal untuk pembatalan transfer masuk

Apabila bank tidak setuju adanya pembatalan

- Tidak ada jurnal

Apabila bank setuju adanya pembatalan, akan dibuku :

a. Bila sebelumnya telah pernah dicatat dalam rekening

D. Warkat Yang Akan Dibayar – Transfer Masuk Rp.

K. Kantor Cabang – Cabang Pengirim Rp.

b. Bila sebelumnya belum pernah dicatat dalam rekening

D. Antar Kantor – Cabang Pengirim Rp.

K. Antar Kantor – Cabang Pengirim Rp.

Untuk transfer masuk yang sudah dibayarkan ke rekening nasabah dan ternyata terpaksa harus
dibatalkan juga, akan dibuku dengan mendebet rekening nasabah yang bersangkutan dan
mengkredit rekening Antar Kantor –Cabang Pengirim

Contoh soal :
Bank Omega cabang Jakarta yang telah menerima transfer masuk sebesar Rp.500.000,- untuk
seseorang beneficiary yang bukan nasabah Bank Omega, kemudian advis pembatalan dari
cabang pemberi amanat di Surabaya, maka oleh Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan
dengan ayat jurnal sbb:

D : Hasil Transfer Yg. Dpt. Dibayar ……………………….Rp. 500.000,-

K : RAK-Cabang Surabaya………………………….…….Rp. 500.000,-

Khusus transfer masuk kepada nasabah yang langsung dimasukkan kedalam rekening yang
bersangkutan, tidak dapat dibatalkan karena etis perbankan tidak dapat mengurangi atau
mendebit rekening seseorang tanpa persetujuan si pemilik rekening bersangkutan. Pembatalan
transfer masuk hanya dapat dilakukan apabila transfer dibayarkan yang lazim dilakukan pada
beneficery yang bukan nasabah bank.

B. INKASO

Jasa inkaso adalah suatu kegiatan jasa yang dilakukan oleh bank untuk menyelesaikan tagihan
berupa warkat atau surat-surat berharga yang tidak dapat diambil alih segera atau yang tidak
dapat segera dibayarkan atau dikreditkan kepada si pemberi amanat untuk keuntungannya.
Kegiatan ini melibatkan pihak ketiga yang memberi perintah (pemberi amanat) kepada bank
untuk menagihkan sejumlah uang tertentu kepada pihak ketiga yang berada di luar kota (kota
lain).Kegiatan inkaso hanya dilakukan untuk kegiatan penagihan antar cabang atau dengan bank
lain yang berada di luar kota (kota lain), sedangkan untuk kegiatan penagihan dalam kota yang
sama bisa dilakukan melalui kegiatan kliring.

Dilihat dari segi warkatnya, maka warkat inkaso dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Warkat inkaso tanpa lampiran, yaitu warkat-warkat inkaso yang tidak dilampiri dengan
dokumen-dokumen apapun, seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat-surat berharga lainnya.
b. Warkat inkaso dengan lampiran, yaitu warkat inkaso yang harus dilampiri dengan dokumen-
dokumen lainnya, seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dsb.

Seperti halnya dengan transfer, inkaso inipun dapat dibedakan berdasarkan kegiatannya menjadi
dua yaitu :

a. Inkaso keluar, dimana bank menerima amanat dari nasabahnya untuk melakukan kegiatan
menagih kepada pihak ketiga di luar kota. Pembayaran kepada nasabah hanya dapat
dilakukan setelah inkaso dinyatakan berhasil baik dan dapat dibayarkan. Cabang yang
menerima amanat dari nasabah ini disebut sebagai cabang pengirim.
b. Inkaso masuk, dimana bank akan mendebit atau menagihkan kepada seseorang atau nasabah
tertentu dan mengirimkan hasilnya kepada cabang pengirim dengan cara pemindah-bukuan.
Cabang yang harus menagihkan ini disebut cabang penagih.

Dilihat dari sifatnya, kegiatan inkaso merupakan kegiatan yang sifatnya tidak pasti, karena
pembayarannya kepada nasabah (pemberi amanat) baru dapat dilakukan setelah bank mendapat
jawaban/kepastian dari cabang penagih bahwa inkaso berhasil dan dapat dibayar. Padahal ada
tenggang waktu antara saat cabang pengirim menginkasokan warkat sampai dengan diterimanya
berita tentang hasil inkaso tersebut dari cabang pembayar.

Karena sifatnya yang tidak pasti ini maka pada saat bank menerima warkat dari nasabah
kemudian menginkasokannya, diperlukan sebagai suatu transaksi bersyarat (contingent).
Meskipun transaksi tersebut sifatnya bersyarat tetap harus dicatat oleh bank namun dalam
pencatatannya tidak boleh mempengaruhi posisi aktiva dan passiva bank, karena transaksi
tersebut memang belum efektif mempengaruhinya. Untuk itu transaksi-transaksi bersyarat akan
dicatat dalam rekening “Administratif”.

Rekening administratif mempunyai sisi debet dan kredit dalam jumlah yang sama, namun tidak
akan dijumlahkan pada aktiva maupun passiva bank. Rekening ini hanya untuk menunjukkan
bahwa ada transaksi inkaso keluar yang masih berjalan, yang belum selesai karena memang
belum ada jawaban dari cabang penagih, entah inkaso berhasil atau ditolak maka rekening
administratif tersebut harus dijurnal balik (reversing entry).
Apabila jawaban dari cabang penagih menyatakan bahwa inkaso berhasil, maka pembayarannya
kepada si pemberi amanat tergantung apakah dia adalah nasabah pemegang rekening atau bukan.
Jika dia nasabah pemegang rekening maka hasil inkaso tersebut dapat langsung dikreditkan ke
rekening nasabah yang bersangkutan. Sebaliknya jika bukan pemegang rekening, hasil inkaso
tersebut harus ditampung lebih dahulu di rekening “Warkat Yang Akan Dibayar – Hasil Inkaso”
menunggu sampai dengan nasabah datang untuk menguangkannya.

Bagi cabang penagih yang menerima warkat inkaso dari cabang pengirim, harus segera
menagihkan kepada pihak ketiga yang dimaksud, serta memberitahukan apapun hasilnya
(berhasil/ditolak) kepada cabang pengirim. Jika yang harus ditagih adalah nasabah cabang
sendiri maka rekening nasabah yang bersangkutan bisa langsung dibebani, sedangkan jika yang
harus ditagih adalah nasabah bank lain maka harus dikliringkan lebih dahulu.

Dalam menjalankan kegiatan inkaso keluar ini ada beberapa bank yang mengenakan biaya-biaya
tertentu kepada nasabah, seperti misalnya ongkos kawat, komisi inkaso, meterai dsb. Bagi bank
ini merupakan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan inkaso.

1. Jurnal untuk kegiatan inkaso keluar sebagai berikut :


a. Saat bank menerima warkat dari pengamanat serta menginkasokan ke cabang penagih,
dicatat dalam rekening administratif (kontijensi kewajiban).

D. Rek. Administratif – Warkat Inkaso Rp.

K. Rek. Administratif – Warkat Inkaso Yang Disetor Rp.

b. Saat bank menerima jawaban dari cabang penagih, entah ditolak atau berhasil –rekening
administratif diatas dikurangkan :

D. Rek. Administratif – Warkat Inkaso Yang Disetor Rp.

K. Rek. Administratif – Warkat Inkaso Rp.


Jika inkaso berhasil akan ada jurnal berikutnya yaitu untuk pembayarannya kepada pemberi
amanat.

Jika pemberi amanat nasabah pemegang rekening, dibuku :

D. Antar Kantor – Cabang Penagih Rp.

K. Rekening Nasabah – Giro / Debitur / Tabungan Rp.

K. Komisi Inskaso Rp.

K. Ongkos Kawat Rp.

Jika pemberi amanat bukan nasabah pemegang rekening, dibuku :

D. Antar Kantor – Cabang Penagih Rp.

K. Warkat Yang Akan Dibayar – Hasil Inskaso Rp.

Selanjutnya saat nasabah datang untuk mengambil hasilnya, misal secara tunai dibuku :

D. Warkat Yang Akan Dibayar – Hasil Inkaso Rp.

K. Kas Rp.

K. Komisi Inkaso Rp.

K. Ongkos Kawat

Contoh soal :

Tn.Bambang, nasabah giro Bank Omega cabang Jakarta menyerahkan selembar giro yang
diterbitkan oleh seseorang nasabah bank Omega cabang Bandung sebesar Rp.45.000.000,- untuk
ditagihkan ke cabang Bandung dan hasilnya agar dikreditkan kedalam rekeningnya. Komisi
ditetapkan sebesar Rp 0.25%. Pada saat menerima warkat untuk diinkaso ke cabang bandung.
Bank Omega cabang Jakarta akan membukukan:
K: Rekening Administratif Rupiah

Warkat inkaso Yang Diterima……………………………….Rp. 45.000.000,-

Seminggukemudian diterima berita (per kawat) bahwa inkaso dinyatakan berhasil.


Kepadanasabah dikenakan ongkos kawat sebesar Rp. 10.000. Oleh Bank Omega cabang Jakarta
akan dibukukan sebagai berikut:

D: Rekening Administratif Rupiah

Warkat Inkaso Yang Diterima…………………………… Rp. 45.000.000,-

D: RAK – Cabang Bandung……………………………. Rp. 45.000.000,-

K: Giro – Tuan Bambang……………………………….. Rp. 44.877.500,-

K: Pendapatan Komisi Inkaso………………………….. Rp. 122.500,-

K: Pendapatan Ongkos Kawat…………………………. Rp. 10.000

2. Inkaso Masuk

Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah sendiri. Dalam
kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dari nasabahnya yang telah
menerbitkan warkat kepada pihak ke tiga. Dalam kegiatan inkaso masuk,bank hanya memeriksa
kecukupan dana dari nasabah yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ketiga. Apabila
ternyata dananya mencukupi, maka bank hanya mendebit rekening nasabah bersangkutan dan
mengkredit hubungan antar kantor. Dalam inkaso masuk, bank tertarik bersifat pasif, berbeda
dengan inkaso keluar, dimana bank pemberi amanat bersifat aktif. Dalam inkaso masuk tidak
akan dibukukan dalam rekening administrative karena sifat transaksinya sudah jelas, yaitu ada
atau tidak adanya dana dari nasabah yang telah menarik warkat yang bersangkutan.

a. Inkaso masuk untuk ditagihkan kepada nasabah sendiri.

D. Rekening Nasabah – Giro / Debitur Rp.


K. Antar Kantor – Cabang Pengirim Rp.

b. Inkaso masuk untuk ditagihkan kepada nasabah bank lain,

D Kliring Rp.

K. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan Rp.

Jika kliring berhasil baik,

D. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan Rp.

K. Antar Kantor – Cabang Pengirim Rp.

D. BI Rp.

K. Kliring Rp.

Contoh soal :

C. SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGRI (LETTER of CREDIT)

Surat Kredit Berdokumen (SKBDN) atau biasa disebut Letter of Credit (L/C) merupakan salah
satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa penangguhan
pembayaran pembelian oleh pembeli sejak L/C dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu
sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi L/C
terbatas hanya pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa
penangguhan pembayaran.

L/C Dalam Negeri adalah L/C yang diterbitkan dalam valuta rupiah untuk menjamin kelancaran
perdagangan dalam negeri. Tujuan bank menerbitkan L/C adalah untuk memberi jaminan secara
tertulis berlandaskan hukum, untuk melakukan pembayaran kepada pihak penjual, mengaksep
atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik oleh penjual serta memberi kuasa kepada bank lain
melakukan pembayaran, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel.

(Letter of Credit Dalam Negeri hampir serupa dengan Letter of Credit untuk transaksi
perdagangan luar negeri, hanya valuta dan wilayah pabean yang membedakan)

Keuntungan Menerbitkan L/C Dalam Negri

Keuntunganyang diperoleh bank dalam menerbitkan L/C Dalam Negri yaitu memperluas
jaringan kepada masyarakat sebagai perantara perdagangan dan juga mendapatkan tambahan
pendapatan berupa komisi dan sumber dana berupa setoran jaminan.

Pihak-Pihak Yang Terlibat

Pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan dalam negeri yaitu pembuka L/C (pembeli), Bank
penerbit L/C (issuing bank), bank pembayar L/C (negotiating bank), penjual (beneficiary),
perusahaan asuransi, perusahaan pengangkutan.

Ketentuan Penerbitan L/C Dalam Negri

Pelaksanaan L/C Dalam Negri berpedoman kepadaUniform Custom and Practice for
Documentary Credits (UCPDC) yang diterbitkan oleh International Chamber of Commerce
dalam publikasi nomor 400 revisi tahun 1983 dan diterbitkan pada 1 Oktober 1985.

Bentuk Dan Jenis L/C

1) Revocable Letter of Credit

Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu
kepada beneficiary. Dari ketentuan tersebut menunjukan bahwa suatu L/C yang dapat ditarik
kembali atau dibatalkan tidak menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak bank dan
beneficiary. Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat apabila disebut L/C karena tidak
mengandung jaminan bahwa wesel-weselnya akan dibayar ketika diajukan, mengingat
pembatalan mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada beneficiary. Oleh karena itu
bentuk L/C yang demikian kurang disukai oleh penjual dan jarang dipergunakan.

2) Irevocable Letter of Credit

Adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan semua pihak baik
pembeli, penjual, maupun pihak bank yang bersangkutan. Selama jangka waktu berlakunya yang
ditentukan dalam L/C, issuing bank tetap menjamin untuk membayar, mengaksep, atau
menegosiasi wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang
ditetapkan didalamnya terpenuhi.

3) Confirmed Irrevocable Letter of Credit

Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/C adalah credit standing bank itu ditambahkan pada
kredit standing pembeli dalam L/C yang bersangkutan. Namun demikian dapat terjadi kredit
standing daripada issuing bank tidak memuaskan bagi pihak penjual, hal ini timbul apabila
misalnya issuing bank hanya suatu bank lokal tanpa mempunyai reputasi internasional sehingga
pihak penjual memandang perlu untuk meminta jaminan kepada advising bank. Dalam hal ini
penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka suatu confirmed L/C.

4) Transferable Letter of Credit

Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk meminta kepada bank yang
diamanatkan untuk melakukan pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak
melakukan negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada
satu pihak ketiga atau lebih.

5) Back To Back Letter of Credit

Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti halnya pada transferable L/C
yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui pedagang perantara atau dalam
keadaan dimana hubungan langsung antara pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh
peraturan-peraturan negara yang bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian tetapi tidak
berarti bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap transferable L/C seluruhnya berlaku
juga bagi back to back L/C.

6) Red Clause Letter of Credit

Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu menyangkut sesuatu hal yang
sifatnya didahulukan. Adapun yang didahulukan disini adalah pembayaran atas L/C oleh bank
yang dilakukan sebelum dokumen-dokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas dasar inilah
maka red clause L/C termasuk dalam golongan yang disebut anti cipatory credit.

7) Green Ink Clause Letter of Credit

Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause L/C, yakni juga memberikan
uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan barang-barang dilakukan.

8) Revolving Letter of Credit

Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan pembeli sering terjadi
serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur baik waktu maupun jumlah. Adapun cara
pembayarannya dapat dilakukan dengan pembukaan L/C seperti yang telah diutarakan di atas
untuk masing-masing transaksi.

9) Stand By Letter of Credit

Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by” oleh pihak beneficiary atau bank
atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu
kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang
bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan surat
pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat
melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban lain itu.

1. Prosedur Transaksi Letter of Credit

a) Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang hingga terjadi
kesepakatan.

b) Pihak pembeli diharuskan membuka L/C dalam negeri pada suatu bank (bank pembuka
L/C)

c) Setelah L/C DN dibuka, oleh bank pembuka L/C segera memberitahukan kepada
bankpembayar bahwa L/C DN telah dibuka dan agar disampaikan kepada si penjual
barang.

d) Penjual barang mendapat pemberitahuan dari bank pembayar bahwa pembeli telah
membuka L/C barang dagangan sudah dapat segera dikirim. Disini penjual barang
meneliti apakah L/C terjadi perubahan dari syarat yang telah disetujui semula.

e) Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan pengangkutan bahwa barang telah
datang, maka pihak pembeli harus membuatkan certificate of receipts atau konosemen
yang harus diserahkan kepada bank pembayar dan penjual. Hal ini dilakukan setelah
memeriksa kebenaran L/C dengan faktur atau barang yang dikirim oleh si pembeli.

f) Atas dasar konosemen penjual segera menghubungi bank pembayar dengan menunjukan
dokumen L/C dan surat pengantar dokumen disertai denga wesel yang berfungsi sebagai
penyerahan dokumen dan penagihan pembayaran kepada bank pembayar.

g) Bank pembayar setelah menerime dokumen dari penjual segera menghubungi bank
pembuka L/C. Oleh bank pembuka L/C segera memberitahukan penerimaan dokumen
dilampiri dengan perhitungan-perhitungannya kepada pembeli.

h) Pembeli menerima dokumen dari bank pembuka L/C

i) Pembeli segera melunasi seluruh kewajibannya atas jual beli tersebut kepada bank
pembuka L/C.
j) Bank pembuka L/C memberi konfirmasi penerimaan dokumen dan sekaligus
memberitahukan bahwa si pembeli telah membayar. Dengan demikian memberi ijin
kepada bank pembayar untuk melakukan pembayaran kepada si penjual. Kemudian semua
arsip disimpan.

k) Oleh bank pembayar akan dilakukan pembayaran dengan memperhatikan diskonto atau
perhitungan wesel.

2. Proses dan langkah-langkah L/C: 

1) Negosiasi jual beli

2) Pembeli mengajukan LC

3) Bank memeriksa pengajuan LC nasabah

4) Apabila bank setuju, nasabah wajib setor jaminan

5) LC ditujukan kepada bank penerus

6) Advising Bank meneruskan LC ke produsen

7) Produsen mengirim barang

8) Produsen menyerahkan dokumen pengiriman barang kepada advising bank

9) Advising bank tidak langsung memberikan pembayaran, sebagai bank penerus


selanjutnya meneruskan penagihan kepada Issuing bank.

10) Issuing bank meneliti keabsahan dokumen dan kesesuaiannya dengan isi perjanjian

11) Setelah dinyatakan sah maka issuing bank melakukan pembayaran melalui advising
bank.

12) Advising bank meneruskan pembayaran kepada produsen

13) Issuing bank menagih kewajiban pembayaran pembelian barang kepada buyers

14) Buyers membayar tagihan kepada issuing bank.


Contoh:

Bank Omega – Surabaya menerima perintah dari Bank Omega – Jakarta untuk meneruskan Sight
L/C dalam negeri sebesar Rp. 120.000.000 yang telah diterbitkan dan ditunjukkan kepada PT.
DSK nasabah bank ABC cab Surabaya. Untuk meneruskan L/C ini, Bank Omega – Surabaya
memungut komisi sebesar Rp. 75.000 dan ongkos sebesar Rp. 15.000 oleh Bank Omega Cab.
Surabaya akan dibukukan sbb:

D: RAK- Cab. Jakarta……………………………………Rp. 120.125.000

K: Pedpt. Komisi…………………………………………Rp. 75.000

K: Pendpt. Ongkos………………………………………Rp. 50.000

K: Kliring………………………………………………….Rp. 120.125.000

Pada saat kliring diterima:

D: Kliring………………………………………………….Rp. 120.000.000

K: BI – Giro……………………………………………….Rp. 120.000.000

Bank Penerbit L/C Bank pembayaran


DN L/C DN

Bank Lain Sbg

Bank Pembayar

Beneficiary
D. SAFE DEPOSIT BOX

a. Pengertian Safe Deposit Box (SDB)

Safe Deposit Box atau kotak simpan aman adalah fasilitas pengaman barang berharga dalam
bentuk kotak yang disediakan oleh suatu bank untuk kepentingan nasabahnya. Kotak tersebut
hanya dapat dibuka oleh bank dan nasabah secara bersama-sama.

Contoh : perhiasan, surat – surat berharga

Keamanan barang-barang berharga tersebut akan terjamin oleh perbankan karena untuk
membuka setiap kotak penyimpanan diperlukan dua kunci   yaitu :

 Kunci 1 dipegang oleh Bank

 Kunci 2 dipegang oleh penitip barang atau pihak penyewa

Untuk membuka kotak penyimpanan tersebut, tidak semua karyawan Bank dapat melakukannya
akan tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang telah ditunjuk oleh pihak Bank. SDB
merupakan transaksi jasa perbankan yang memberikan pendapatan bagi Bank dimana besar
kecilnya pendapatan tergantung pada lamanya sewa.

a. Biaya penyimpanan SDB terdiri atas:

Biaya sewa

Setoran jaminan kunci SDB, ini diperlukan karena untuk mengganti bila kunci kotak
penyimpanan tersebut hilang namun bila sampai selesai penyimpanan barang berharga
ternyata kunci tidak hilang maka setoran jaminan kunci akan dikembalikan kepada yang
berhak ( penitip barang ).

b. Manfaat Safe Deposit Box

 Memberikan keamanan dan kenyamanan

 Menyimpan semua barang-barang berharga


c. Fasilitas Safe Deposito Box

 Dilengkapi dengan teknologi

 Tersedia dalam beberapa ukuran

 Pembayaran sewa Safe Deposito Box langsung 3 tahun

 Diberikan bebas sewa 1 tahun tanpa bayar

d. Persyaratan dan ketentuan Safe Deposit Box

 Diperuntukan bagi perorangan dan badan usaha

 Memiliki rekening

 Mengisi biodata yang diperlukan oleh Bank.

e. Akuntansi Safe Deposit Box

 Pada saat penerimaan sewa

D: Giro

K: Sewa SDB diterima dimuka

K: Setoran Jaminan Kunci SDB

 Pada saat berakhirnya sewa

D: Setoran Jaminan Kunci SDB

K: Giro

Contoh soal:

Pada tanggal 1 Juli 2003 Bank Mitra Niaga Semarang menerima permohonan seorang nasabah
bernama Sheika untuk menyimpan barang dan surat berharga miliknya. Untuk itu, dia
menyerahkan setoran jaminan sebesar Rp. 1.500.000,- secara tunai dan membayar sewa diterima
dimuka sebesar Rp. 2.400.000,- untuk sewa 6 bulan kedepan atas beban Giro Sheika. Masa sewa
akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2003.

Jurnal Bank Mitra Niaga Semarang:

1 Juli 2003

D: Kas ………………………………………………… Rp. 1.500.000,-

D: Giro-Sheika…………………………………………Rp. 2.400.000,-

K: Setoran jaminan kunci SDB……………………… Rp. 1.500.000,-

K: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka………. Rp. 2.400.000,-

31 Juli s/d 30 November 2003

D: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka………. Rp. 400.000,-

K: Pendapatan sewa SDB …………………………. Rp. 400.000,-

Dan jurnal pada saat jatuh tempo:

31 Desember 2003

D: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka………. Rp. 400.000,-

K: Pendapatan sewa SDB………………………….. Rp. 400.000,-

D: Setoran jaminan SDB……………………………. Rp. 1.500.000,-

K: Giro-Sheika…………………………………………Rp. 1.500.000,-

* Jurnal tanggal 31 Juli s/d 31 Desember 2003 adalah jurnal amortisasi terhadap pendapatan
sewa SDB diterima dimuka.
* Khusus tanggal 31 Desember 2003, disamping jurnal amortisasi juga menjurnal pelimpahan
setoran jaminan yang telah jatuh tempo dengan mengkredit ke rekening Giro Sheika.

Bila pada akhir periode, ternyata sewa kunci yang dipegang Sheika hilang maka setoran jaminan
tidak akan dikembalikan, namun menjadi hak Bank sebagai pengganti kunci yang hilang.

Dan jurnalnya sebagai berikut:

31 Desember 2003

D: Setoran jaminan SDB ……………………………. Rp. 1.500.000,-

K: Inventaris kantor……………………………………Rp. 1.500.000,-


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ada beberapa jasa yang diberikan oleh pihak Bank kepada masyarakat, yaitu:

1. Transfer Dalam Negeri

Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai
dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk
sebagai penerima transfer.

2. Inkaso Dalam Negeri

Inkaso merupakan kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat dari pihak ketiga berupa
penagihan sejumlah kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah di tunjuk si
pemberi amanat.

3. Safe Deposit Box

Merupakan jasa bank yang disediakan kepada para nasabah dalam bentuk penyewaan ruang
penyimpanan untuk barang-barang atau surat berharga, dimana bank menjamin kerahasiannya.

4. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri atau L/C DN

L/C yang diterbitkan dala valuta rupiah yang dimaksudkan untuk menjamin kelancaran
perdagangan dalam negeri.

B. SARAN

Dari penjelasan di atas tentang akuntansi jasa bank pasti tidak terlepas dari kesalahan penulisan
dan rangkaian kalimat serta penyusunannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh pembaca dan khususnya pembimbing mata
kuliah Akuntansi Bank. Oleh karena itu, penulis mengharap kepada para pembaca (mahasiswa/i)
dan dosen pembimbing mata kuliah ini dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
DAFTAR PUSTAKA

- https://www.google.com/search?q=akuntansi+jasa+bank

- http://id.wikipedia.org/wiki/Bank#Jasa_perbankan

- http://a60377.wordpress.com/2010/04/14/akuntansi-jasa-bank/

- http://dendyraharjo.blogspot.com/2012/12/akuntansi-jasa-bank.html

- http://idhamsyaam.blogspot.com/2012/09/akuntansi-jasa-perbankan_4263.htm

- http://ega.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13589/
AKUNTANSI+JASA+BANK.doc

- http://dedew-ofthinkingabout.blogspot.com/2010/04/akuntansi-jasa-bank.html

- http://www.mdp.ac.id/materi/2011-2012-1/EK201/111066/EK201-111066-540-7.ppt

- http://www.4shared.com/office/Hug9IuG5/Presentation_6_Akuntansi_Jasa_.html

- http://ariearjuna.wordpress.com/akuntansi-sumber-dana /

- http://whindhy.wordpress.com/2010/04/14/akuntansi-jasa-perbankan/

- http://dukunhukum.wordpress.com/2012/04/19/tentang-trevel-chek-travels-cheque/

Anda mungkin juga menyukai