Akuntansi Jasa Bank
Akuntansi Jasa Bank
DOSEN PENGAMPU :
SONDANG AIDA SILALAHI, SE.,M.Si
NAMA MAHASISWA :
Ela pasaribu (7203342025)
Sofia fahra rianda (7201142001)
Winni rahmayani depari (7202442007)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah mencurahkan
nikmatnya serta kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“akuntansi Kerangka dasar laporan kuangan perbankan ”. Makalah ini kami buat dalam rangka
memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah kami yaitu Akuntansi Perbankan
Demikian sepintas tentang makalah yang penulis sampaikan. Terima kasih kepada dosen
pengampu dan teman-teman yang telah membantu penyelesaian makalah ini hingga selesai.
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini. Selebihnya penulis berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULU
A. Latar Belakang
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Selain dana bank menjadi
kegiatan utama suatu bank, bank juga memberikan jasa kepada masyarakat dalam bentuk
Transfer dalam negeri, inkaso dalam negeri, safe deposit box, dan surat kredit berdokumen
dalam negeri (L/C DN).
Pemberian jasa-jasa ini untuk untuk mengembangkan pangsa pasar bank untuk meningkatkan
pendapatan bank dalam bentuk komisi. Sector jasa dalam negeri harus dapat lebih ditingkatkan
sebagai dasar untuk mengurangi ketergantungan pendapatan bank dari sector perkreditan.
Dalam pemberian jasa, bank akan melakukan hubungan rekening Koran baik dengan cabang
maupun dengan pihak bank lain. Dengan demikian akan tercipta adanya hubungan antar kantor
kepada cabang-cabang atau dengan kantor pusat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Sebagai bahan diskusi dan untuk lebih mengetahui tentang akuntansi dalam jasa bank.
BAB II
PEMBAHASAN
Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang
memperlancar terjadinya transaksi perdagangan, memperlancar peredaran uang, dan memberikan
jaminan kepada nasabahnya. Berikut adalah beberapa hal yang termasuk jasa perbankan.
Transfer
Transfer adalah salah satu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai
dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk
sebagai penerima transfer. Dalam arti lain, transfer adalah kiriman uang yang diterima bank
termasuk hasil inkaso. Yang ditagih melalui bank tersebut yang akan diteruskan kepada bank lain
untuk dibayarkan kepada nasabah (transfer). Baik transfer uang keluar atau masuk akan
mengakibatkan adanya hubungan antarcabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang
mendebet maka cabang lain akan mengkredit.
Jasa pengiriman uang yang dilakukan oleh bank sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas.
Dengan adanya jasa ini maka uang dalam jumlah yang besarpun (misalnya dalam jutaan, atau
milyaran) dapat dikirim dengan cepat dan aman, karena disini hanya diperlukan pemindah-
bukuan antar kantor saja, jumlah phisik uangnya sendiri tidak perlu dikirim ke kota tujuan.
Teknis penyampaian berita mengenai pengiriman uang ini kepada cabang / kantor lain dapat
dilakukan dengan :
Suatu bank pada suatu saat dapat bertindak sebagai pelaku transfer keluar dan sekaligus juga
sebagai penerima transfer masuk. Dengan adanya kegiatan transfer ini maka akan terjadi
hubungan antara satu kantor dengan kantor yang lain. Hubungan antar kantor ini sifatnya
“reciprocal” (timbal balik), dan dipelihara dalam hubungan rekening koran, yang sebenarnya
hanya menunjukkan adanya hubungan hutang piutang antar cabang/kantor. Apabila digabungkan
di kantor pusat pada saat menyusun neraca gabungan, maka rekening-rekening ini akan bersaldo
“nihil”.
Dalam hal pelaksanaan transfer ini perlu dilakukan dengan berhati-hati agar jangan sampai
terjadi kebobolan. Untuk itu baik cabang pengirim (transfer keluar) maupun penerima (transfer
masuk) perlu memperhatikan segi pengamanannya.
Untuk mengamankan setiap perintah membayar (pengiriman uang) terutama yang dilakukan
dengan kawat atau wesel bank, dilakukan dengan memberikan “nomor test” atau “kode rahasia”
tertentu. Cabang yang menerima perintah membayar akan menguji kebenaran nomor test tersebut
lebih dahulu dengan mengaitkannya dengan jumlah uang yang dikirim, tanggal pengiriman,
tempat asal transfer dikirim serta segi-segi lain yang “tersirat” didalamnya.
Apabila hasil pengujian nomor test cocok, baru bisa dibayarkan kepada si amanat (pihak ketiga).
Sebaliknya jika tidak cocok akan segera diberitahukan kepada cabang pengirim bahwa “test tidak
cocok” dan jangan sekali-kali memberitahukan nomor test yang benar. Hal ini dimaksukan agar
jangan sampai disalah gunakan oleh oknum yang tidak berhak sehingga merugikan bank. Dalam
hal transfer secara tertulis, segi pengamannya adalah tanda tangan pejabat dari bank pengirim
perintah bayar beserta kode jabatannya. Dalam pemberian jasa pengiriman uang ini beberapa
bank ada yang mengenakan biaya, misalnya komisi transfer dan ongkos kawat (jika transfer
dengan kawat). Namun mengingat persaingan yang semakin ketat saat ini banyak pula bank yang
membebaskan dari segala biaya, terutama untuk nasabah-nasabah pemegang rekening di bank
mereka. Nampaknya dari kegiatan transfer tersebut bank tidak mengharapkan penghasilan dari
komisi atau ongkos kawat lagi tetapi murni dipandang sebagai salah satu cara penghimpunan
dana murah. Dengan dana murah yang diperoleh dari kegiatan jasa transfer ini diharapkan dapat
disalurkan kembali ke masyarakat dengan memperoleh penghasilan yang memadai.
Dalam contoh di bawah ini diasumsikan tidak ada biaya-biaya yang dibebankan bank kepada
nasabahnya atas jasa transfer yang diberikannya. Seandainya ada biaya-biaya yang dibebankan
oleh bank apakah itu komisi transfer, ongkos kawat, meterai dsb, maka biasanya untuk masing-
masing jenis biaya yang dibebankan kepada nasabah tersebut akan dicatat sebagai pendapatan
bank dalam rekening-rekening yang terpisah.
Setelah bank menerima permohonan transfer beserta dananya, segera membuatkan perintah
membayar kepada cabang yang dituju. Perintah membayar bisa dibuat dengan surat (untuk mail
transfer) dan kawat/telepon (untuk telegraphic transfer), dan bank langsung mengirimkannya
kepada cabang pembayar. Sedangkan untuk perintah membayar dengan wesel bank, maka wesel
bank itu langsung diserahkan kepada nasabah dan menjadi tanggung jawab nasabah untuk
menyampaikan wesel tersebut kepada cabang pembayar. Tentu saja bank pengirim juga
memberitahukan adanya penerbitan wesel ini kepada bank pembayar.
Pada saat nasabah mengisi aplikasi transfer keluar serta menyetorkan dana kepada bank, akan
dibukukan oleh bank sebagai berikut :
a. Setoran tunai
D. Kas Rp.
D. Kliring Rp.
D. BI RP.
K. Kliring RP.
f. Setoran dengan campuran, sebagian kas, sebagian atas beban rekening nasabah
giro/debitur, dan sebagian dengan warkat kliring
D. Kas RP.
D. BI RP.
K. Kliring RP.
contoh soal
Seorang Nasabah Bank Omega Cabang Jakarta Tuan Kadir, hendak mengirim uang dengan
kawat kepada seorang rekannya nasabah giro Bank Omega Cabang Bandung sebesar
Rp.6.000.000,- Untuk jasa ini Tuan Kadir dikenakan komisi transfer Rp.10.000,- dan ongkos
kawat sebesar Rp.15.000. Pembayaran dilakukan dengan menarik selembaran cek giro termasuk
seluruh biaya dan komisi. Pada saat menerima amanat ini, Bank Omega-Jakarta akan
membukukan:
Untuk penerimaan transfer masuk dengan wesel bank, bank pembayar tidak wajib
memberitahukan kepada beneficiary, karena asli weselnya itu sendiri akan dikirim langsung oleh
nasabah kepada beneficiary. Sementara menunggu nasabah mengambil uangnya transfer masuk
dengan wesel bank tersebut ditampung dalam “Warkat Yang Akan Dibayar – Wesel Bank”.
Dalam hal trasnsfer masuk akan dibayarkan kepada nasabah sebesar jumlah uang yang
ditransfer, tidak ada pungutan biaya apapun dalam jasa transfer masuk ini. Jurnal untuk transfer
masuk baik dengan surat/kawat dibedakan menurut siapa penerimanya, apakah nasabah bank
pembayar sendiri atau bukan nasabah bank, sebagai berikut :
K. Kas Rp.
K. Kliring Rp.
D. Kliring Rp.
K. BI Rp.
Sedangkan jika transfer masuk dengan menggunakan Wesel Bank, maka pada saat bank
pembayar menerima pemberitahuan dari bank pengirim tentang transfer dengan wesel tersebut
akan dibuku :
Kemudian pada saat nasabah datang untuk mengambil uangnya maka rekening “Warkat Yang
Akan Dibayar – Wesel Bank” akan didebet, dan kreditnya bisa bermacam-macam tergantung
dari bagaimana cara pembayaran yang diinginkan nasabah, bisa tunai, untuk keuntungan
rekening giro, debitur, tabungan, dikliringkan dsb.
Adakalanya sebelum bank pembayar menerima pemberitahuan dari bank pengirim ternyata
nasabah telah datang dengan membawa asli wesel bank untuk menguangkannya. Dalam hal ini
bank pembayar tidak bisa menolak untuk segera membayar wesel tersebut sepanjang bank yakin
akan kebenaran wesel bank tersebut. Untuk meyakinkan kebenaran wesel tersebut bank
pembayar dapat memeriksa tanda tangan pejabat bank pengirim yang berwenang serta dengan
menguji “nomor test” yang tertera di wesel tersebut. Jika diputuskan untuk dibayar dan nasabah
minta tunai, akan dibuku :
K. Kas Rp.
Contoh soal :
Bank OmegaCabang Bandung menerima transfer masuk dari Bank Omega cabang Jakarta
sebesar Rp.6.000.000,- untuk keuntungan rekening giro nasabah Tn.Rahmat.Padasaat menerima
transfer masuk ini, Bank Omega cabang Bandung membukukan sebagai berikut:
D: RAK- Cabang Jakarta………………………….. Rp. 6.000.000,-
3. Pembatalan Transfer
Adakalanya seorang nasabah yang telah mengajukan permohonan untuk melakukan pengiriman
uang (transfer) ke cabang lain, ternyata kemudian ingin membatalkan transfer tersebut. Dalam
hal ini nasabah harus mengajukan permohonan pembatalan secara tertulis kepada cabang
pengirim.
Cabang pengirim yang menerima permohonan pembatalan transfer tidak bisa langsung
mengembalikan jumlah uangnya kepada nasabah, melainkan harus meminta persetujuan untuk
pembatalan transfer lebih dahulu kepada cabang pembayar. Cabang pembayar dalam hal ini
harus segera mengecek apakah hasil transfer tersebut sudah dibayarkan kepada nasabah atau
belum dan segera memberi jawaban kepada cabang pengirim apakah “setuju” atau “tidak setuju”
dengan pembatalan tersebut. Apabila hasil transfer telah dibayarkan tentunya pembatalan
transfer tidak disetujui, namun jika hasil transfer belum dibayarkan pembatalan bisa disetujui.
Pengertian telah dibayarkan disini meliputi baik pembayaran secara tunai ataupun dengan
mengkredit rekening nasabah yang bersangkutan.
Selanjutnya timbul pertanyaan bagaimana dengan transfer yang sudah dibayarkan kepada
pemegang rekening giro, tabungan namun dananya belum sempat ditarik oleh yang
bersangkutan. Pada dasarnya bila transfer sudah dibayarkan – dalam hal ini dipindah-bukukan
kedalam rekening bank – maka transfer tidak bisa dibatalkan oleh bank pengirim. Namun
kadang-kadang dalam keadaan memaksa harus dibatalkan juga.
Apabila pembatalan transfer disetujui oleh bank pembayar, maka dananya harus segera
dikembalikan kepada nasabah (si pengamanat), dengan jurnal :
a. Bila diambil tunai
K. Kas Rp.
Contoh soal :
Tuan Mirza, yang telah memberikan amanat kepada Bank Omega – Jakarta dua minggu lalu
untuk mengirimkan uang dengan kawat kepada rekannya di cabang Bandung, sebesar Rp
1.000.000 datang kembali ke bank untuk membatalkan transfernya. Untuk itu ia dikenakan
ongkos kawat sebesar Rp 15.000 yang dibayarnya tunai. Hasil pembatalan transfer agar
disetorkan untuk keuntungan rekening tabungannya. Pada saat ini menerima amanat ini, Bank
Omega – Jakarta akan membukukan:
Untuk transfer masuk yang sudah dibayarkan ke rekening nasabah dan ternyata terpaksa harus
dibatalkan juga, akan dibuku dengan mendebet rekening nasabah yang bersangkutan dan
mengkredit rekening Antar Kantor –Cabang Pengirim
Contoh soal :
Bank Omega cabang Jakarta yang telah menerima transfer masuk sebesar Rp.500.000,- untuk
seseorang beneficiary yang bukan nasabah Bank Omega, kemudian advis pembatalan dari
cabang pemberi amanat di Surabaya, maka oleh Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan
dengan ayat jurnal sbb:
Khusus transfer masuk kepada nasabah yang langsung dimasukkan kedalam rekening yang
bersangkutan, tidak dapat dibatalkan karena etis perbankan tidak dapat mengurangi atau
mendebit rekening seseorang tanpa persetujuan si pemilik rekening bersangkutan. Pembatalan
transfer masuk hanya dapat dilakukan apabila transfer dibayarkan yang lazim dilakukan pada
beneficery yang bukan nasabah bank.
B. INKASO
Jasa inkaso adalah suatu kegiatan jasa yang dilakukan oleh bank untuk menyelesaikan tagihan
berupa warkat atau surat-surat berharga yang tidak dapat diambil alih segera atau yang tidak
dapat segera dibayarkan atau dikreditkan kepada si pemberi amanat untuk keuntungannya.
Kegiatan ini melibatkan pihak ketiga yang memberi perintah (pemberi amanat) kepada bank
untuk menagihkan sejumlah uang tertentu kepada pihak ketiga yang berada di luar kota (kota
lain).Kegiatan inkaso hanya dilakukan untuk kegiatan penagihan antar cabang atau dengan bank
lain yang berada di luar kota (kota lain), sedangkan untuk kegiatan penagihan dalam kota yang
sama bisa dilakukan melalui kegiatan kliring.
Dilihat dari segi warkatnya, maka warkat inkaso dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Warkat inkaso tanpa lampiran, yaitu warkat-warkat inkaso yang tidak dilampiri dengan
dokumen-dokumen apapun, seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat-surat berharga lainnya.
b. Warkat inkaso dengan lampiran, yaitu warkat inkaso yang harus dilampiri dengan dokumen-
dokumen lainnya, seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dsb.
Seperti halnya dengan transfer, inkaso inipun dapat dibedakan berdasarkan kegiatannya menjadi
dua yaitu :
a. Inkaso keluar, dimana bank menerima amanat dari nasabahnya untuk melakukan kegiatan
menagih kepada pihak ketiga di luar kota. Pembayaran kepada nasabah hanya dapat
dilakukan setelah inkaso dinyatakan berhasil baik dan dapat dibayarkan. Cabang yang
menerima amanat dari nasabah ini disebut sebagai cabang pengirim.
b. Inkaso masuk, dimana bank akan mendebit atau menagihkan kepada seseorang atau nasabah
tertentu dan mengirimkan hasilnya kepada cabang pengirim dengan cara pemindah-bukuan.
Cabang yang harus menagihkan ini disebut cabang penagih.
Dilihat dari sifatnya, kegiatan inkaso merupakan kegiatan yang sifatnya tidak pasti, karena
pembayarannya kepada nasabah (pemberi amanat) baru dapat dilakukan setelah bank mendapat
jawaban/kepastian dari cabang penagih bahwa inkaso berhasil dan dapat dibayar. Padahal ada
tenggang waktu antara saat cabang pengirim menginkasokan warkat sampai dengan diterimanya
berita tentang hasil inkaso tersebut dari cabang pembayar.
Karena sifatnya yang tidak pasti ini maka pada saat bank menerima warkat dari nasabah
kemudian menginkasokannya, diperlukan sebagai suatu transaksi bersyarat (contingent).
Meskipun transaksi tersebut sifatnya bersyarat tetap harus dicatat oleh bank namun dalam
pencatatannya tidak boleh mempengaruhi posisi aktiva dan passiva bank, karena transaksi
tersebut memang belum efektif mempengaruhinya. Untuk itu transaksi-transaksi bersyarat akan
dicatat dalam rekening “Administratif”.
Rekening administratif mempunyai sisi debet dan kredit dalam jumlah yang sama, namun tidak
akan dijumlahkan pada aktiva maupun passiva bank. Rekening ini hanya untuk menunjukkan
bahwa ada transaksi inkaso keluar yang masih berjalan, yang belum selesai karena memang
belum ada jawaban dari cabang penagih, entah inkaso berhasil atau ditolak maka rekening
administratif tersebut harus dijurnal balik (reversing entry).
Apabila jawaban dari cabang penagih menyatakan bahwa inkaso berhasil, maka pembayarannya
kepada si pemberi amanat tergantung apakah dia adalah nasabah pemegang rekening atau bukan.
Jika dia nasabah pemegang rekening maka hasil inkaso tersebut dapat langsung dikreditkan ke
rekening nasabah yang bersangkutan. Sebaliknya jika bukan pemegang rekening, hasil inkaso
tersebut harus ditampung lebih dahulu di rekening “Warkat Yang Akan Dibayar – Hasil Inkaso”
menunggu sampai dengan nasabah datang untuk menguangkannya.
Bagi cabang penagih yang menerima warkat inkaso dari cabang pengirim, harus segera
menagihkan kepada pihak ketiga yang dimaksud, serta memberitahukan apapun hasilnya
(berhasil/ditolak) kepada cabang pengirim. Jika yang harus ditagih adalah nasabah cabang
sendiri maka rekening nasabah yang bersangkutan bisa langsung dibebani, sedangkan jika yang
harus ditagih adalah nasabah bank lain maka harus dikliringkan lebih dahulu.
Dalam menjalankan kegiatan inkaso keluar ini ada beberapa bank yang mengenakan biaya-biaya
tertentu kepada nasabah, seperti misalnya ongkos kawat, komisi inkaso, meterai dsb. Bagi bank
ini merupakan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan inkaso.
b. Saat bank menerima jawaban dari cabang penagih, entah ditolak atau berhasil –rekening
administratif diatas dikurangkan :
Selanjutnya saat nasabah datang untuk mengambil hasilnya, misal secara tunai dibuku :
K. Kas Rp.
K. Ongkos Kawat
Contoh soal :
Tn.Bambang, nasabah giro Bank Omega cabang Jakarta menyerahkan selembar giro yang
diterbitkan oleh seseorang nasabah bank Omega cabang Bandung sebesar Rp.45.000.000,- untuk
ditagihkan ke cabang Bandung dan hasilnya agar dikreditkan kedalam rekeningnya. Komisi
ditetapkan sebesar Rp 0.25%. Pada saat menerima warkat untuk diinkaso ke cabang bandung.
Bank Omega cabang Jakarta akan membukukan:
K: Rekening Administratif Rupiah
2. Inkaso Masuk
Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah sendiri. Dalam
kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dari nasabahnya yang telah
menerbitkan warkat kepada pihak ke tiga. Dalam kegiatan inkaso masuk,bank hanya memeriksa
kecukupan dana dari nasabah yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ketiga. Apabila
ternyata dananya mencukupi, maka bank hanya mendebit rekening nasabah bersangkutan dan
mengkredit hubungan antar kantor. Dalam inkaso masuk, bank tertarik bersifat pasif, berbeda
dengan inkaso keluar, dimana bank pemberi amanat bersifat aktif. Dalam inkaso masuk tidak
akan dibukukan dalam rekening administrative karena sifat transaksinya sudah jelas, yaitu ada
atau tidak adanya dana dari nasabah yang telah menarik warkat yang bersangkutan.
D Kliring Rp.
D. BI Rp.
K. Kliring Rp.
Contoh soal :
Surat Kredit Berdokumen (SKBDN) atau biasa disebut Letter of Credit (L/C) merupakan salah
satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa penangguhan
pembayaran pembelian oleh pembeli sejak L/C dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu
sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi L/C
terbatas hanya pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa
penangguhan pembayaran.
L/C Dalam Negeri adalah L/C yang diterbitkan dalam valuta rupiah untuk menjamin kelancaran
perdagangan dalam negeri. Tujuan bank menerbitkan L/C adalah untuk memberi jaminan secara
tertulis berlandaskan hukum, untuk melakukan pembayaran kepada pihak penjual, mengaksep
atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik oleh penjual serta memberi kuasa kepada bank lain
melakukan pembayaran, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel.
(Letter of Credit Dalam Negeri hampir serupa dengan Letter of Credit untuk transaksi
perdagangan luar negeri, hanya valuta dan wilayah pabean yang membedakan)
Keuntunganyang diperoleh bank dalam menerbitkan L/C Dalam Negri yaitu memperluas
jaringan kepada masyarakat sebagai perantara perdagangan dan juga mendapatkan tambahan
pendapatan berupa komisi dan sumber dana berupa setoran jaminan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan dalam negeri yaitu pembuka L/C (pembeli), Bank
penerbit L/C (issuing bank), bank pembayar L/C (negotiating bank), penjual (beneficiary),
perusahaan asuransi, perusahaan pengangkutan.
Pelaksanaan L/C Dalam Negri berpedoman kepadaUniform Custom and Practice for
Documentary Credits (UCPDC) yang diterbitkan oleh International Chamber of Commerce
dalam publikasi nomor 400 revisi tahun 1983 dan diterbitkan pada 1 Oktober 1985.
Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu
kepada beneficiary. Dari ketentuan tersebut menunjukan bahwa suatu L/C yang dapat ditarik
kembali atau dibatalkan tidak menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak bank dan
beneficiary. Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat apabila disebut L/C karena tidak
mengandung jaminan bahwa wesel-weselnya akan dibayar ketika diajukan, mengingat
pembatalan mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada beneficiary. Oleh karena itu
bentuk L/C yang demikian kurang disukai oleh penjual dan jarang dipergunakan.
Adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan semua pihak baik
pembeli, penjual, maupun pihak bank yang bersangkutan. Selama jangka waktu berlakunya yang
ditentukan dalam L/C, issuing bank tetap menjamin untuk membayar, mengaksep, atau
menegosiasi wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang
ditetapkan didalamnya terpenuhi.
Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/C adalah credit standing bank itu ditambahkan pada
kredit standing pembeli dalam L/C yang bersangkutan. Namun demikian dapat terjadi kredit
standing daripada issuing bank tidak memuaskan bagi pihak penjual, hal ini timbul apabila
misalnya issuing bank hanya suatu bank lokal tanpa mempunyai reputasi internasional sehingga
pihak penjual memandang perlu untuk meminta jaminan kepada advising bank. Dalam hal ini
penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka suatu confirmed L/C.
Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk meminta kepada bank yang
diamanatkan untuk melakukan pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak
melakukan negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada
satu pihak ketiga atau lebih.
Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti halnya pada transferable L/C
yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui pedagang perantara atau dalam
keadaan dimana hubungan langsung antara pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh
peraturan-peraturan negara yang bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian tetapi tidak
berarti bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap transferable L/C seluruhnya berlaku
juga bagi back to back L/C.
Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu menyangkut sesuatu hal yang
sifatnya didahulukan. Adapun yang didahulukan disini adalah pembayaran atas L/C oleh bank
yang dilakukan sebelum dokumen-dokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas dasar inilah
maka red clause L/C termasuk dalam golongan yang disebut anti cipatory credit.
Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause L/C, yakni juga memberikan
uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan barang-barang dilakukan.
Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan pembeli sering terjadi
serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur baik waktu maupun jumlah. Adapun cara
pembayarannya dapat dilakukan dengan pembukaan L/C seperti yang telah diutarakan di atas
untuk masing-masing transaksi.
Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by” oleh pihak beneficiary atau bank
atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu
kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang
bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan surat
pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat
melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban lain itu.
a) Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang hingga terjadi
kesepakatan.
b) Pihak pembeli diharuskan membuka L/C dalam negeri pada suatu bank (bank pembuka
L/C)
c) Setelah L/C DN dibuka, oleh bank pembuka L/C segera memberitahukan kepada
bankpembayar bahwa L/C DN telah dibuka dan agar disampaikan kepada si penjual
barang.
d) Penjual barang mendapat pemberitahuan dari bank pembayar bahwa pembeli telah
membuka L/C barang dagangan sudah dapat segera dikirim. Disini penjual barang
meneliti apakah L/C terjadi perubahan dari syarat yang telah disetujui semula.
e) Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan pengangkutan bahwa barang telah
datang, maka pihak pembeli harus membuatkan certificate of receipts atau konosemen
yang harus diserahkan kepada bank pembayar dan penjual. Hal ini dilakukan setelah
memeriksa kebenaran L/C dengan faktur atau barang yang dikirim oleh si pembeli.
f) Atas dasar konosemen penjual segera menghubungi bank pembayar dengan menunjukan
dokumen L/C dan surat pengantar dokumen disertai denga wesel yang berfungsi sebagai
penyerahan dokumen dan penagihan pembayaran kepada bank pembayar.
g) Bank pembayar setelah menerime dokumen dari penjual segera menghubungi bank
pembuka L/C. Oleh bank pembuka L/C segera memberitahukan penerimaan dokumen
dilampiri dengan perhitungan-perhitungannya kepada pembeli.
i) Pembeli segera melunasi seluruh kewajibannya atas jual beli tersebut kepada bank
pembuka L/C.
j) Bank pembuka L/C memberi konfirmasi penerimaan dokumen dan sekaligus
memberitahukan bahwa si pembeli telah membayar. Dengan demikian memberi ijin
kepada bank pembayar untuk melakukan pembayaran kepada si penjual. Kemudian semua
arsip disimpan.
k) Oleh bank pembayar akan dilakukan pembayaran dengan memperhatikan diskonto atau
perhitungan wesel.
2. Proses dan langkah-langkah L/C:
2) Pembeli mengajukan LC
10) Issuing bank meneliti keabsahan dokumen dan kesesuaiannya dengan isi perjanjian
11) Setelah dinyatakan sah maka issuing bank melakukan pembayaran melalui advising
bank.
13) Issuing bank menagih kewajiban pembayaran pembelian barang kepada buyers
Bank Omega – Surabaya menerima perintah dari Bank Omega – Jakarta untuk meneruskan Sight
L/C dalam negeri sebesar Rp. 120.000.000 yang telah diterbitkan dan ditunjukkan kepada PT.
DSK nasabah bank ABC cab Surabaya. Untuk meneruskan L/C ini, Bank Omega – Surabaya
memungut komisi sebesar Rp. 75.000 dan ongkos sebesar Rp. 15.000 oleh Bank Omega Cab.
Surabaya akan dibukukan sbb:
K: Kliring………………………………………………….Rp. 120.125.000
D: Kliring………………………………………………….Rp. 120.000.000
K: BI – Giro……………………………………………….Rp. 120.000.000
Bank Pembayar
Beneficiary
D. SAFE DEPOSIT BOX
a. Pengertian Safe Deposit Box (SDB)
Safe Deposit Box atau kotak simpan aman adalah fasilitas pengaman barang berharga dalam
bentuk kotak yang disediakan oleh suatu bank untuk kepentingan nasabahnya. Kotak tersebut
hanya dapat dibuka oleh bank dan nasabah secara bersama-sama.
Keamanan barang-barang berharga tersebut akan terjamin oleh perbankan karena untuk
membuka setiap kotak penyimpanan diperlukan dua kunci yaitu :
Untuk membuka kotak penyimpanan tersebut, tidak semua karyawan Bank dapat melakukannya
akan tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang telah ditunjuk oleh pihak Bank. SDB
merupakan transaksi jasa perbankan yang memberikan pendapatan bagi Bank dimana besar
kecilnya pendapatan tergantung pada lamanya sewa.
Biaya sewa
Setoran jaminan kunci SDB, ini diperlukan karena untuk mengganti bila kunci kotak
penyimpanan tersebut hilang namun bila sampai selesai penyimpanan barang berharga
ternyata kunci tidak hilang maka setoran jaminan kunci akan dikembalikan kepada yang
berhak ( penitip barang ).
Memiliki rekening
D: Giro
K: Giro
Contoh soal:
Pada tanggal 1 Juli 2003 Bank Mitra Niaga Semarang menerima permohonan seorang nasabah
bernama Sheika untuk menyimpan barang dan surat berharga miliknya. Untuk itu, dia
menyerahkan setoran jaminan sebesar Rp. 1.500.000,- secara tunai dan membayar sewa diterima
dimuka sebesar Rp. 2.400.000,- untuk sewa 6 bulan kedepan atas beban Giro Sheika. Masa sewa
akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2003.
1 Juli 2003
D: Giro-Sheika…………………………………………Rp. 2.400.000,-
31 Desember 2003
K: Giro-Sheika…………………………………………Rp. 1.500.000,-
* Jurnal tanggal 31 Juli s/d 31 Desember 2003 adalah jurnal amortisasi terhadap pendapatan
sewa SDB diterima dimuka.
* Khusus tanggal 31 Desember 2003, disamping jurnal amortisasi juga menjurnal pelimpahan
setoran jaminan yang telah jatuh tempo dengan mengkredit ke rekening Giro Sheika.
Bila pada akhir periode, ternyata sewa kunci yang dipegang Sheika hilang maka setoran jaminan
tidak akan dikembalikan, namun menjadi hak Bank sebagai pengganti kunci yang hilang.
31 Desember 2003
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ada beberapa jasa yang diberikan oleh pihak Bank kepada masyarakat, yaitu:
Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai
dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk
sebagai penerima transfer.
Inkaso merupakan kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat dari pihak ketiga berupa
penagihan sejumlah kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah di tunjuk si
pemberi amanat.
Merupakan jasa bank yang disediakan kepada para nasabah dalam bentuk penyewaan ruang
penyimpanan untuk barang-barang atau surat berharga, dimana bank menjamin kerahasiannya.
L/C yang diterbitkan dala valuta rupiah yang dimaksudkan untuk menjamin kelancaran
perdagangan dalam negeri.
B. SARAN
Dari penjelasan di atas tentang akuntansi jasa bank pasti tidak terlepas dari kesalahan penulisan
dan rangkaian kalimat serta penyusunannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh pembaca dan khususnya pembimbing mata
kuliah Akuntansi Bank. Oleh karena itu, penulis mengharap kepada para pembaca (mahasiswa/i)
dan dosen pembimbing mata kuliah ini dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.google.com/search?q=akuntansi+jasa+bank
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bank#Jasa_perbankan
- http://a60377.wordpress.com/2010/04/14/akuntansi-jasa-bank/
- http://dendyraharjo.blogspot.com/2012/12/akuntansi-jasa-bank.html
- http://idhamsyaam.blogspot.com/2012/09/akuntansi-jasa-perbankan_4263.htm
- http://ega.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13589/
AKUNTANSI+JASA+BANK.doc
- http://dedew-ofthinkingabout.blogspot.com/2010/04/akuntansi-jasa-bank.html
- http://www.mdp.ac.id/materi/2011-2012-1/EK201/111066/EK201-111066-540-7.ppt
- http://www.4shared.com/office/Hug9IuG5/Presentation_6_Akuntansi_Jasa_.html
- http://ariearjuna.wordpress.com/akuntansi-sumber-dana /
- http://whindhy.wordpress.com/2010/04/14/akuntansi-jasa-perbankan/
- http://dukunhukum.wordpress.com/2012/04/19/tentang-trevel-chek-travels-cheque/