Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH RANCANGAN PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU:

Oleh :
Nama : Carolina M Sinambela
Nim. : (2173311009)
Kelas. : Reguler C

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
T.A 2019/2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/ GENAP
Materi Pokok : Teks Debat
Pertemuan ke - : 12 dan 13
Alokasi Waktu : 45 menit x 4 JP (2 X Pertemuan )

A. KOMPETENSI DASAR

3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan
simpulan)
4.13 Mengembangkan permasalahan/ isu dari berbagai argumen yang dilengkapi argumen dalam
berdebat

B. INDIKATOR
3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, pargumen beberapa pihak, dan simpulan)
1. Mengidentifikasi ragam bahasa, tata cara debat
2. Memahami esensi teks debat
3. menganalisis unsur-unsur yang terdapat di dalam teks debat
4. Mengidentifikasi isi/makna di dalam teks debat yang telah di bagikan guru

4.13 Mengembangkan permasalahan/ isu dari berbagai sudut pandang yang dilengkapi
argumen dalam berdebat berkaitan dengan bidang pekerjaan
1. Mengonstruksi bagian-bagian dalam teks debat
2. Mengembangkan teks debat dari sudut pandang yang dilengkapi argumen yang berkaitan
dalam teks debat
3. Menyimpulkan isi/makna yang terdapat di dalam teks debat.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu menganalisis unsur- unsur dalam teks debat dengan cermat
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi tata cara berdebat dan ragam bahasa dalam teks debat dengan
cermat
3. Peserta didik mampu merumuskan mosi berdasarkan isu atau permasalahan yang sedang
berkembang dalam teks debat
4. mengidentifikasi isi/makna di dalam teks debat
5. Peserta didik mampu mengembangkan permasalahan/isu dengan berbagai hal dalam teks debat
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Debat
Pengertian debat secara umum adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih baik itu perorangan
ataupun kelompok dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan.

Unsur-Unsur Debat

Berikut ini unsur unsur debat diantaranya yaitu:

1. Mosi

Mosi adalah hal atau topik yang diperdebatkan. Adanya mosi sangat penting karena di dalam sebuah debat terdapat
pihak pro dan kontra.

2. Tim Afirmatif

Tim Afirmatif atau Pihak Pro adalah tim yang setuju terdapat hal yang diperdebatkan (mosi). Debat harus memiliki
pihak pro atau pihak afirmatif yang setuju terhadap mosi yang telah diberikan. Pihak pro akan memberikan
pidatonya terlebih dahulu mengenai alasan mengapa mendukung pernyataan di dalam mosi.

3. Pihak Negatif

Pihak Negatif/Kontra atau Oposisi adalah pihak yang tidak setuju atau menentang mosi yang diberikan dan pihak
kontra akan menyanggah pernyataan dari pihak afirmatif.

4. Pihak Netral

Pihak Netral adalah pihak yang memberikan 2 sisi baik dukungan atau pun sanggahan terhadap mosi, maksudnya
pihak ini tidak menaruh dukungan dan tidak condong terhadap salah satu pihak.

5. Moderator
Moderator adalah orang yang memimpin dan membantu jalannya perdebatan. Dalam debat harus ada moderator
yang bertugas memimpin dan mengatur jalannya debat. Tata tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak,
dan penyampaian mosi akan dilakukan oleh moderator.

6. Penulis

Penulis atau notulen adalah orang yang menulis kesimpulan suatu debat. Notulen bertugas mencatat hal-hal terkait
debat yang sedang berlangsung misalnya mosi debat, pernyataan moderator, penyampaian masing-masing tim atau
pihak, dan hasil keputusan akhir.

Tata Cara Teks Debat

Tata cara pelaksanaan debat yang baik yaitu sebagai berikut:

1. Memahami dan menjalankan peraturan debat yang telah disepakati peserta dan anggota debat. Apabila seorang
anggota debat melanggar peraturan maka akan berpengaruh pada timnya.

2. Sebaiknya pertanyaan yang diajukan disampaikan dengan profesional, tidak menghina, menguji, maupun merendahkan
lawan, pertanyaan juga tidak boleh menyerang lawan secara pribadi tapi fokus ke permasalahan yang sedang dibahas.

3. Ajukan argumen dengan analisis yang kritis, masuk akal, runtut, sintetis, keterampilan retorika (berbicara dan
intelijensia (ability to perceive and understand) atau tidak terbata-bata.

4. Dalam menyampaikan gagasan kenali dan pahami kelemahan maupun kelebihan yang dimiliki lawan. Hal ini sangat
penting untuk menyusun strategi debat sehingga efektif dalam menyangkal dan mempengaruhi lawan bahkan seluruh
peserta debat.

5. Argumen yang disampaikan tidak perlu terlalu banyak karena waktu yang terbatas (batasi argumen maksimal tiga poin).
Susun argumen ke dalam poin yang singkat dan lugas yang merujuk langsung ke permasalahan yang sedang didebatkan.

6. Memahami dengan baik mengenai kesalahan dalam berpikir terutama pada penyelesaian masalah. Hal ini juga
berfungsi untuk mengetahui kelemahan argumentasi yang diberikan lawan.

7. Menyajikan gagasan yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan, sertakan juga data yang valid yang dapat
mendukung argumen atau gagasan.

8. Buatlah kesimpulan yang menunjukkan pernyataan final dengan kalimat yang lugas dan langsung menuju ke titik celah
lawan. Penyampaian kesimpulan tidak perlu terlalu panjang cukup poin yang menegaskan argumentasi dan disampaikan
secara tegas untuk menunjukkan rasa percaya diri bahwa argumentasi tersebut benar.

Ragam Bahasa Debat


a. Kaidah bahasa indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah tata ejaan
maupun tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf).

b. ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan padat diterima akal sehat (logis), harus tepat, dan
hanya memiliki satu makna, padat, langsung menuju saran, runtut, dan sistematis.

c. Kata yang dipilih memiliki makna yang sebenarnya (denotatif).

E. MODEL/METODE PEMBELAJARAN

a. Pendekatan pembelajaran : Pendekatan saintifik


b. Model pembelajaran :Discovery Learning
c. Metode pembelajaran :
a) Diskusi
b) Praktik
c) Penugasan
F. RANCANGAN PEMBELAJARAN

No Sintak Kegiatan peserta didik Kegiatan Guru Keterangan Keterangan


gambar

1 Pemberian  siswa melihat tayangan video debat  Guru meminta siswa untuk melihat
stimulus  siswa membaca buku referensi untuk tayangan video debat
terhadap meng identifikasi unsur-unsur debat  Guru menugaskan siswa membaca buku
siswa.  Siswa melihat bahan atau teks debat untuk meng identifikasi unsur-unsur
yang di tayang oleh Guru debat
 Siswa mengidentifikasi tata cara  Guru menugaskan siswa untuk
berdebat mengidentifikasi tata cara berdebat
2 Identifikasi  Siswa mengidentifikasi masalah  Guru menugaskan Siswa
masalah masalah yang terdapat dalam teks mengidentifikasi masalah masalah yang
debat terdapat dalam teks debat
 Siswa untuk mengali informasi  Guru menugaskan Siswa untuk mengali
mengenai unsur-unsur dalam teks informasi mengenai unsur-unsur dalam
debat teks debat
 Siswa mengidentifikasi ragam  Guru menugaskan siswa
Bahasa debat dengan cermat mengidentifikasi ragam Bahasa debat
dengan cermat

 siswa untuk mengumpulkan data  Guru menugaskan siswa untuk


3 .
Pengumpula mengenai argument yang terdapat pada mengumpulkan data mengenai argument
n data teks debat (aposisi,afirmasi,netral ) yang terdapat pada teks debat
 siswa Mengidentifikasi ragam Bahasa  Guru menugaskan siswa
debat dengan cermat Mengidentifikasi ragam Bahasa debat
No Sintak Kegiatan peserta didik Kegiatan Guru Keterangan Keterangan
gambar
dengan cermat
4 Pembuktian Siswa memaparkan permasalahan/ isu Guru menugaskan siswa untuk memaparkan
dari berbagai sudut pandang yang permasalahan/ isu dari berbagai sudut
dilengkapi argumen dalam berdebat pandang yang dilengkapi argumen dalam
berdebat

5 Menarik  siswa menyimpulkan isi/makna yang  Guru menugaskan siswa untuk


kesimpulan/ terdapat di dalam teks debat menyimpulkan isi/makna yang terdapat
di dalam teks debat
generalisasi
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1
Kegiatan Pendahuluan
Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar yaitu kerapian
dan kebersihan ruang kelas
1.Guru menyampaikan salam dan selanjutnya peserta didik menjawab.
2.Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum memulai pelajaran.
3.Guru mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan kesiapan dalam mengikuti
pembelajaran.
4.Guru mengaitkan pembelajaran dengan pelajaran sebelumnya
5.Guru menyampaikan informasi cakupan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.
6.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
7.Guru menyampaikan rancangan penilaian
8.Guru membentuk kelompok diskusi
Kegiatan Inti
1.Guru menyuruh siswa untuk membuka buku paket siswa tentang teks debat
2.Guru membagikan teks debat dan menampilkan video debat
3.Peserta didik diminta untuk memperhatikan Vidio debat yang ditayangkan oleh guru di
depan kelas.
4.Peserta didik mengidentifikasi ragam bahasa, tata cara debat dari Vidio yang telah di
tayangkan guru di depan kelas
5. Peserta didik menganalisis unsur-unsur yang terdapat di dalam vidio debat
6. Guru bertanya esensi tentang teks debat kepada peserta didik
7. Guru membagikan kembali sebuah soal tentang teks debat
8.Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur debat (aposisi,afirmasi,netral )
9. Peserta didik mengidentifikasi isi/makna di dalam teks debat yang telah di bagikan guru
10. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan isi/makna yang terdapat di dalam
teks debat berdasarkan isu dan argumen
11.Peserta didik yang lain diminta untuk mengkomentari argument kelompok mengenai
makna/isi debat tersebut
Evaluasi
1.Guru melakukan evaluasi terhadap hasil presentasi peserta didik
2.Guru memberikan pretest untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami teks
debat
Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru
memotivasi peserta didik untuk mengembangkan pemahaman terhadap materi yang sudah
dipelajari.
2. Guru membimbing dan memotivasi peserta didik dalam membuat kesimpulan.
3. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran yang sudah
dilakukan dengan memberikan penguatan terhadap respon peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran.
4. Guru meminta kepada peserta didik untuk menyiapkan pembelajaran/pertemuan
selanjutnya
5. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Pertemuan ke-2
Kegiatan Pendahuluan
Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar yaitu kerapian
dan kebersihan ruang kelas
1. Guru menyampaikan salam dan selanjutnya peserta didik menjawab.
2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum memulai pelajaran.
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan kesiapan dalam mengikuti
pembelajaran.
4. Guru mengaitkan pembelajaran dengan pelajaran sebelumnya
5. Guru menyampaikan informasicakupan materipembelajaran yang akan dilaksanakan.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
7. Guru menyampaikan rancangan penilaian
8. Guru membentuk kelompok diskusi
Kegiatan Inti
1. Guru mengontruksi peserta didik untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan teks debat berdasarkan
permasalahan/ isu dari berbagai sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat berkaitan
dengan bidang pekerjaan
3. Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik cara mengembangkan teks debat
berdasarkan permasalahan/ isu dari berbagai sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam teks
4. Peserta didik mendiskusikan permasalahan/isu dari berbagai sudut pandang yang dilengkapi
argumen dalam berdebat berkaitan dengan bidang pekerjaan
5. Guru melakukan evaluasi terhadap hasil yang dilakukan peserta didik, apabila ditemukan
hasil yang tidak sesuai dengan standar kualitas mutu, siswa diminta untuk melakukan
perbaikan.
6. Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik
Kegiatan Penutup
7. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru
memotivasi peserta didik untuk mengembangkan pemahaman terhadap materi yang sudah
dipelajari.
8. Guru membimbing dan memotivasi peserta didik dalam membuat kesimpulan.
9. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran yang sudah
dilakukan dengan memberikan penguatan terhadap respon peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran.
10. Guru meminta kepada peserta didik untuk menyiapkan pembelajaran/pertemuan
selanjutnya
11. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.
H. Alat /MEDIA/SUMBER
a. Alat pembelajaran : infokus, laptop,vidio
b. Media pembelajaran : foto copy teks debat
c. Sumber pembelajaran : Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas X kurikulum
2013, internet dan referensi lainnya

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian :Penilaian dilakukan selama dan setelah kegiatan pembelajaran
2. Rancangan Penilaian :

Aspek
Teknik Bentuk
No yang Keterangan
Penilaian penilaian
dinilai

1. Sikap Penilaian sikap Observasi Dilakukan selama proses praktik,


afektif untuk memastikan peserta didik
dapat menerapkan sikap kerja
yang baik, mematuhi aturan,
prosedur dan keselamatan dalam
bekerja

2. Pengetahua Tes kognitif tes tertulis Dilakukan pada awal pembelajaran


n untuk memastikan keterserapan
pengetahuan sebelum peserta didik
melakukan praktik

3. Keterampila Penilaian Penilaian unjuk Dilakukan saat Proses praktik


n analitik kerja berjalan, untuk memastikan
peserta didik menerapkan prosedur
kerja dalam membuat produk,
serta mengevaluasi mutu produk

Penilaian holistik Penilaian Penilaian rancangan dilakukan


rancangan untuk memastikan alur fikir siswa
produk mengenai produk, analisis desain,
Aspek
Teknik Bentuk
No yang Keterangan
Penilaian penilaian
dinilai

pecah pola, teknik dan langkah


kerja yang disusun sudah sesuai
dan dapat dilaksanakan untuk
kelanjutan produksi, dilakukan
setelah anak menyusun rancangan
produksi

Penilaian Dilakukan saat akhir pembelajaran,


tampilan hasil untuk menganalisa keterserapan
produk secara keseluruhan materi dari hasil sajian
keseluruhan produk.
Bertujuan menganalisa apakah
produk yang dihasilkan sudah
sesuai dengan rancangan/disain
awal
3. Tugas :
a. Tugas Terstruktur : menganalisis teks debat dan mengembangkan isi/makna
yang
terkandung dalam teks debat tersebut
b. Tugas Non Terstruktur :
C. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian Sikap dan Pengetahuan dan ketrampilan terlampir.
Lampiran 1: Kisi - Kisi Penilaian Pengetahuan
Penilaian Pengetahuan

1.
TIM NETRAL

Saya sebagai pihak netral berpendapat bahwa kemampuan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa dapat diwujudkan jika
porsi penggunaan bahasa Indonesia seimbang dengan kosa kata bahasa asing. Apabila seorang menggunakan bahasa asing yang telah
dibakukan seperti kata atom, vitamin, unit, dan sebagainya. Tentunya ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing itu sudah
menjadi padanan dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila pengguna bahasa Indonesia menggunakan bahasa asing yang belum
dibakukan, itu menjadi suatu ancaman terhadap bahasa kita tercinta ini. Penggunaan kosa kata asing dalam bahasa Indonesia tidak selalu
diidentikkan dengan sampak negatif karena terselip hal positif, yakni dapat mempermudah kegiatan berkomunikasi, khususnya dalam
tuturan yang didalamnya terdapat bahasa asing yang terasa lebih akrab di telinga dibandingkan dengan padanan bahasa Indonesianya.
Namun, diharapkan adanya sosialisasi terhadap padanan bahasa Indonesia secara intensif agar identitas kosa kata pada bahasa
Indonesia tidak terkikis oleh kosa kata dari bahasa asing. Kelak, diharapkan tidak lagi terdapat wacana bahwa kosa kata bahasa asing
lebih akrab di telinga para pengguna bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Indonesia sendiri.

2.
TIM MODERATOR
Selamat siang, Siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antara Tim Afirmasi dari SMA Pembangunan Jaya, Tim Oposisi dari SMK
Nusantara, serta Tim Netral dari MA Al-Ikhlas. Pagi ini kedua tim akan berdebat tentang “Penyerapan Kosa Kata Bahasa Asing Bukti
Ketidakmampuan Bahasa Indonesia dalam Interaksi dengan Bahasa Lain.”
Dewasa ini bahasa Indonesia terus berkembang dan mulai diakui sebagai bahasa internasional. Namun, dalam perkembangannya
terbukti bahwa bahasa Indonesia banyak menyerap kosa kata asing. Untuk berkembang, bahasa Indonesia sangat tergantung pada bahasa
asing. Bahkan ada yang beranggapan bahwa kosa kata bahasa asing masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia karena
ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Anggapan inilah yang akan kita bahasa dalam debat kali ini. Untuk
putaran pertama saya persilakan secara bergantian Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral untuk menyampaikan pendapatnya.

3.
PENUTUP

Demikianlah kegiatan debat antara Tim Afirmasi Tim A, Tim Oposisi dari Tim B, serta Tim Netral

4.
TIM OPOSISI

Saya tidak setuju jika kosa kata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia disebabkan karena
ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Kosa kata bahasa asing masuk ke dalam bahasa Indonesia hanya
digunakan sebagai persamaan kata yang bagi sebagian orang lebih mudah dipahami. Namun, pada intinya, dalam bahasa itu sendiri, telah
ada kosa kata yang berkaitan dengan kosa kata asing tersebut. Misalnya kata snack yang lebih sering kita dengar di kalangan masyarakat.
Dalam bahasa Indonesia snack berarti makanan ringan. Sehingga masuknya kosa kata asing hanya sebagai variasi kata bagi sebagian
kalangan.
Bahasa Indonesia mampu untuk berinteraksi antarbahasa karena memiliki banyak variasi kosa kata. Kosa kata bahasa asing hanya
digunakan dan dimengerti dan digunakan di hampir semua kalangan. Itu artinya meskipun banyak kosa kata bahasa asing yang masuk
kedalam bahasa Indonesia, eksistensi dari bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan kosa kata bahasa asing yang telah
dibakukan maupun yang belum dibakukan kedalam bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia mampu berinteraksi dengan bahasa lain tanpa bantuan dari kosa kata bahasa asing dan masuknya kosa kata asing bukan
disebabkan karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Namun, hal ini terjadi lebih karena masyarakat yang ingin
selalu merasa berpendidikan tinggi dan merasa terhormat jika mengunakan kosa kata bahasa asing. Sehingga saya tetap tidak setuju jika kosa
kata bahasa asing yang masuk kedalam penggunaan bahasa asing menunjukkan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.

5.
KESIMPULAN

Bahasa Indonesia menyerap kosa kata dari bahasa Arab terutama yang berkaitan dengan masalah agama, terutama agama Islam.
Contoh kosa kata hasil penreparan dari bahasa Arab antara lain musyawarah, hak, shalat, dan taubat. Bahasa Indonesia juga menyerap
kosa kata dan istilah bidang teknilogi dari bahasa Jepang, Jerman, Korea, dan negara lainnya. Kosa kata dan istilah teknologi hasil
penyerapan dari negara-negara tersebut antara lain computer, gadget, televisi, internet, dan astronot. Tak hanya itu, bahasa Indonesia juga
menyerap kata dan istilah sekaligus budaya dari negara lain. Contoh kosa kata hasil penyerapan terakhir antara lain karate, dansa, bakso,
mie, dan kimono.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia menyerap kosa kata dan istilah dari bahasa asing untuk memperkaya
perbendaharaan kosa kata bahasa Indonesia.

6. TIM AFIKSASI

Saya setuju bahwa kosa kata bahasa asing masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia
dalam interaksi antarbahasa. Bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing.
Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan
bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengandalkan kosa kata asing yang kemudian dibakukan menjadi
bahasa Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahasa bahasa Indonesia sulit untuk dipakai berkomunikasi tanpa bantuan kosa kata asing.
Dengan masuknya kosa kata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dengan
baik sehingga proses transfer ilmu pengetahuan berjalan dengan cepat. Bukti bahwa bahasa Indonesia tidak berdaya untuk berinteraksi
antarbahasa dapat kita lihat pada penggunaan kata vitamin yang diserap dari kosa kata bahasa asing yang jika dijelaskan dengan bahasa
Indonesia belum tentu para pelaku bahasa mengerti. Namun dengan adanya kosa kata serapan dari bahasa asing hal tersebut
mempermudah kita dalam pelafalan, pemahaman sekaligus menjadikan interaksi antarbahasa menjadi lebih mudah. Tanpa bantuan
bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia belum mampu menunjukkan eksistensinya dalam interaksi
antarbahasa.
Banyaknya kosa kata serapan dari bahasa asing sehingga peran bahasa Indonesia masih diragukan. Banyak orang yang lebih familiar
dengan kosa kata serapan dari bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Sehingga saya tetap setuju bahwa kosa kata bahasa asing
yang masuk ke dalam bahasa Indonesia membuktikan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.

A. INSTRUMENT PENILAIAN PENGETAHUAN


Lampiran 2: Kisi - Kisi Penilaian keterampilan
B. Penilaian Keterampilan

No
Bentuk
Kompetensi Dasar Materi Bahasan Indikator Indikator Soal Soa
Soal
l

4.14 Mengembangkan  Unsur-unsur 1. Mengembangkan 1. Siswa dapat mengembangkan teks debat Tes 1
debat permasalahan/isu dari sudut pandang yang dilengkapi
permasalahan/ isu dari uraian
 Ragam dengan berbagai sid argumenyang berkaitan berkaitan dengan
berbagai sudut pandang
bahasa debat dalam teks debat bidang pekerjaan
yang dilengkapi
 Menganalisis 2. Disajikan teks debat siswa dapat
argumen dalam berdebat
isi/permasalahan mengembangkan nya menggunakan
berkaitan dengan bidang
dari berbagai argumentnya
pekerjaan
sudut pandang
NASKAH DEBAT KONTRA

Penyerapan Kosa Kata Bahasa Asing Bukti Ketidakmampuan Bahasa Indonesia


dalam Interaksi dengan Bahasa Lain.
Moderator
Selamat siang, Siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antara Tim Afirmasi dari SMA Pembangunan Jaya, Tim Oposisi dari SMK
Nusantara, serta Tim Netral dari MA Al-Ikhlas. Pagi ini kedua tim akan berdebat tentang “Penyerapan Kosa Kata Bahasa Asing Bukti
Ketidakmampuan Bahasa Indonesia dalam Interaksi dengan Bahasa Lain.”
Dewasa ini bahasa Indonesia terus berkembang dan mulai diakui sebagai bahasa internasional. Namun, dalam perkembangannya
terbukti bahwa bahasa Indonesia banyak menyerap kosa kata asing. Untuk berkembang, bahasa Indonesia sangat tergantung pada
bahasa asing. Bahkan ada yang beranggapan bahwa kosa kata bahasa asing masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia karena
ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Anggapan inilah yang akan kita bahasa dalam debat kali ini. Untuk
putaran pertama saya persilakan secara bergantian Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral untuk menyampaikan pendapatnya.
Tim Afirmasi
Saya setuju bahwa kosa kata bahasa asing masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia karena ketidakberdayaan bahasa
Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun
bahasa asing. Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul
penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengandalkan kosa kata asing yang kemudian
dibakukan menjadi bahasa Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahasa bahasa Indonesia sulit untuk dipakai berkomunikasi tanpa
bantuan kosa kata asing.
Dengan masuknya kosa kata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dengan
baik sehingga proses transfer ilmu pengetahuan berjalan dengan cepat. Bukti bahwa bahasa Indonesia tidak berdaya untuk berinteraksi
antarbahasa dapat kita lihat pada penggunaan kata vitamin yang diserap dari kosa kata bahasa asing yang jika dijelaskan dengan
bahasa Indonesia belum tentu para pelaku bahasa mengerti. Namun dengan adanya kosa kata serapan dari bahasa asing hal tersebut
mempermudah kita dalam pelafalan, pemahaman sekaligus menjadikan interaksi antarbahasa menjadi lebih mudah. Tanpa bantuan
bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia belum mampu menunjukkan eksistensinya dalam interaksi
antarbahasa.

Banyaknya kosa kata serapan dari bahasa asing sehingga peran bahasa Indonesia masih diragukan. Banyak orang yang lebih familiar
dengan kosa kata serapan dari bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Sehingga saya tetap setuju bahwa kosa kata bahasa asing
yang masuk ke dalam bahasa Indonesia membuktikan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.
Tim Oposisi
Saya tidak setuju jika kosa kata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia disebabkan karena
ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Kosa kata bahasa asing masuk ke dalam bahasa Indonesia hanya
digunakan sebagai persamaan kata yang bagi sebagian orang lebih mudah dipahami. Namun, pada intinya, dalam bahasa itu sendiri,
telah ada kosa kata yang berkaitan dengan kosa kata asing tersebut. Misalnya kata snack yang lebih sering kita dengar di kalangan
masyarakat. Dalam bahasa Indonesia snack berarti makanan ringan. Sehingga masuknya kosa kata asing hanya sebagai variasi kata bagi
sebagian kalangan.
Bahasa Indonesia mampu untuk berinteraksi antarbahasa karena memiliki banyak variasi kosa kata. Kosa kata bahasa asing hanya
digunakan dan dimengerti dan digunakan di hampir semua kalangan. Itu artinya meskipun banyak kosa kata bahasa asing yang masuk
kedalam bahasa Indonesia, eksistensi dari bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan kosa kata bahasa asing yang telah
dibakukan maupun yang belum dibakukan kedalam bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia mampu berinteraksi dengan bahasa lain tanpa bantuan dari kosa kata bahasa asing dan masuknya kosa kata
asing bukan disebabkan karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Namun, hal ini terjadi lebih karena
masyarakat yang ingin selalu merasa berpendidikan tinggi dan merasa terhormat jika mengunakan kosa kata bahasa asing. Sehingga
saya tetap tidak setuju jika kosa kata bahasa asing yang masuk kedalam penggunaan bahasa asing menunjukkan ketidakberdayaan
bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.
Tim Netral
Saya sebagai pihak netral berpendapat bahwa kemampuan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa dapat diwujudkan jika
porsi penggunaan bahasa Indonesia seimbang dengan kosa kata bahasa asing. Apabila seorang menggunakan bahasa asing yang telah
dibakukan seperti kata atom, vitamin, unit, dan sebagainya. Tentunya ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing itu sudah
menjadi padanan dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila pengguna bahasa Indonesia menggunakan bahasa asing yang belum
dibakukan, itu menjadi suatu ancaman terhadap bahasa kita tercinta ini. Penggunaan kosa kata asing dalam bahasa Indonesia tidak
selalu diidentikkan dengan sampak negatif karena terselip hal positif, yakni dapat mempermudah kegiatan berkomunikasi, khususnya
dalam tuturan yang didalamnya terdapat bahasa asing yang terasa lebih akrab di telinga dibandingkan dengan padanan bahasa
Indonesianya.
Namun, diharapkan adanya sosialisasi terhadap padanan bahasa Indonesia secara intensif agar identitas kosa kata pada bahasa
Indonesia tidak terkikis oleh kosa kata dari bahasa asing. Kelak, diharapkan tidak lagi terdapat wacana bahwa kosa kata bahasa asing
lebih akrab di telinga para pengguna bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Indonesia sendiri.
Kesimpulan
Bahasa Indonesia menyerap kosa kata dari bahasa Arab terutama yang berkaitan dengan masalah agama, terutama agama Islam.
Contoh kosa kata hasil penreparan dari bahasa Arab antara lain musyawarah, hak, shalat, dan taubat. Bahasa Indonesia juga menyerap
kosa kata dan istilah bidang teknilogi dari bahasa Jepang, Jerman, Korea, dan negara lainnya. Kosa kata dan istilah teknologi hasil
penyerapan dari negara-negara tersebut antara lain computer, gadget, televisi, internet, dan astronot. Tak hanya itu, bahasa Indonesia
juga menyerap kata dan istilah sekaligus budaya dari negara lain. Contoh kosa kata hasil penyerapan terakhir antara lain karate, dansa,
bakso, mie, dan kimono.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia menyerap kosa kata dan istilah dari bahasa asing untuk
memperkaya perbendaharaan kosa kata bahasa Indonesia.
Penutup
Demikianlah kegiatan debat antara Tim Afirmasi Tim A, Tim Oposisi dari Tim B, serta Tim Netral dari Tim C

B. INSTRUMENT PENILAIAN KETERAMPILAN

NO ASPEK PENILAIAN SKOR Keterangan


>70 70-79 80-89 90-
100
1 Ketepatan penulisan strukrtur
debat/unsur-unsur
2 Kesinambungan mosi
(permasalahan)
3 Pengembangan argument yang
berkaitan dengan isi debat
JUMLAH

SKOR PERINGKAT
90-100 AB (AMAT BAIK)
80-89 B (BAIK)
70-79 C (CUKUP)
<70 K (KURANG)

Anda mungkin juga menyukai