Anda di halaman 1dari 7

MACAM-MACAM INOVASI PEMBELAJARAN

Dibuat untuk memenuhi mata kuliah inovasi pembelajaran matematika

OLEH
RIZKI ALAMUADIN (209102012)
YUKI PRIBADI (208102011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SILIWANGI
2021
1. Pengertian inovasi
Inovasi secara etimologi berasal dari Kata Latin innovation yang berarti
pembaharuan atau perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbaharui dan
mengubah, inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang
lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan
berencana (tidak secara kebetulan).
Istilah perubahan dan pembaharuan ada pebedaan dan persamaanya.
Perbedaannya, kalau pada pembaharuan ada unsur kesengajaan. Persamaannya. Yakni
sama sama memilki unsur yang baru atau lain dari yang sebelumnya. Kata “Baru”
dapat juga diartikan apa saja yang baru dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si
penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain. Nemun, setiap yang baru
itu belum tentu baik setiap situasi, kondisi dan tempat.
menurut Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah
inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah
pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan
atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat),
baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang),
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah
pendidikan nasional.
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada dua
istilah yaitu invention dan discovery. Invention adalah merupakan penemuan sesuatu
yang benar-benar baru, artinya merupakan hasil karya manuasia. Sedangkan
discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya.
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan
jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim
(1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide,
barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang
atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau
discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah.
Di sekolah, para guru menciptakan strategi atau metode mengajar yang
menurutnya sesuai dengan akal yang sehat, berkaitan dengan situasi dan kondisi
bukan berdasarkan pengalaman guru tersebut. Di berbagai bidang, para pencipta
inovasi melakukan perubahan dan inovasi untuk bidang yang ditekuninya berdasarkan
pemikiran, ide, dan pengalaman dalam bidangnya itu, yang telah digeluti berbualan-
bulan bahkan bertahun-tahun. Inovasi yang demikian memberi dampak yang lebih
baik dari pada model inovasi yang pertama. Hal ini disebabkan oleh kesesuaian
dengan kondisi nyata di tempat pelaksanaan inovasi tersebut.
2. Macam-macam inovasi dalam pembelajaran
A. Inovasi pembelajaran kuantum
Istilah pembelajaran dapat didefisikan dari berbagai sudut pandang dari
salah sala satu sudut pandang yaitu behavioristik (tingkah laku) di tafsirkan
sebagai upaya keterampilan siswa secara bertahap. Berbeda dengan pembelajaran
kuantum yang memerlukan banyak interaksi.
Menurut De Porter(2005) model pembelajaran kuantum merupakan
gabungan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen
belajar. Strategi pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran kuantum ini
dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis dengan merujuk pada kealamiahan
proses belajar, yaitu mulai dari pengenalan dengan sesuatu yang menarik,
menghubungkan hal yang dipelajari dengan pengalaman siswa, memberi
Kesempatan siswa untuk menunjukan kemampuannya, kegiatan pengulangan
untuk memantapkan pengetahuan yang telah dipelajari oleh siswa, sampai
akhirnya bermuara pada kegiatan perayaan yang diadakan sebagai bentuk
penghargaan pada siswa atas kerja kerasnya dalam belajar.
Pembelajaran kuantum merupakan pembelajaran yang bukan nilai
akademis saja yang bermanfaat bagi siswa. Seperti nilai A dalam suatu pelajaran
tertentu bukanlah nilai terpenting. Menikmati belajar dan meningkatkan motivasi
diri merupakan hal yang sama pentingnya. Sementara itu, Daniel Goleman juga
menyebutkan bahwa itelegensi (IQ) bukanlah satu satunya penentu kesuksesan
pada individu, kecerdasan lain yang juga berperan adalah kecerdasan emosional
(EQ), kecerdasan sosial (SQ) dan juga kemampuan non intelektual lainnya.
Dalam pembelajaran Quantum juga ditekankan pada prinsip-prinsip
pembelajaran yang dimunculkan pada setiap pembelajaran kepada siswa sebagai
berikut: (1) segala berbicara, (2) segalanya bertujuan, (3) pengalaman sebelum
pemberian nama, (4) akui setiap usaha, dan (5) jika layak dipelajari maka layak
untuk dirayakan. Berdasarkan kelima prinsip tersebut, maka model Quantum
Teaching hendaknya diterapkan di kelas secara ringkas, aktivitas itu dapat
dirangkum dalam kegiatan menumbuhkan minat siswa dengan memuaskan.
B. Inovasi pembelajaran kompetensi
Kompetensi akan berkaitan dengan pembelajaran, jadi karakteristik
pembelajaran kompetensi akan berbeda dengan karakteristik yang lainnya, kata
pembelajaran adalah instruction yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan
untuk menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan. Dalam pembelajaran
kompetensi, siswa sebagai subjek belajar yang dapat memegang peran utama
dalam proses belajar mengajar pada siswa. Peran guru hanya sebagai fasilitator,
untuk berbagai sumber belajar. Ada beberapa karakteristik penting pada
pembelajaran kompetensi, seperti kegiatan proses belajar mengajar dalam KBK
tidak hanya sekadar menyampaikan materi saja, akan tetapi untuk membentuk
watak peradaban, dan mutu kehidupan peserta didik.
Dalam implementasi KBK, pembelajaran tidak dapat menghilangkan peran
guru sebagai pengajar secara konseptual, mengajar juga bermakna dalam
membelajarkan siswa. mengajar juga menitikberatkan perbuatan guru yang
menyebabkan siswa belajar dalam mempelajari bahan pelajaran. Proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa tidak mungkin terjadi tanpa perlakuan
guru. Kompetensi merupakan temuan yang baru, akan tetapi kompetensi sudah
lahir sejak pendidikan yang berkembang di lembagalembaga pendidikan.
Kompetensi juga merupakan target, sasaran, standar sebagaimana yang
telah di jelaskan oleh benyamin S. Bloom (1964) dan gagne (1979) dalam teori-
teori bahwa menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Penekananya adalah
tercapai sasaran atau tujuan pembelajaran ( intruksional ) cangkupan yang
terkandung pada setiap kawasan kompetensi memang cukup luas sepertipada
kawasan dari taksonomi dari bloom.
Prinsip pembelajaran merupakan hal- hal yang menjadi sebab sebab
terjadinya proses belajar, dengan dengan perkataan lain apabila suatu prinsip tidak
nampak dalam kegiatan pembelajaran maka proses pembelajaran tidak akan
menjadi efektif dan tidak sesuai dengan yang diharapkan/ diinginkan, karena
efektivitas itu sangat keterkaitan dengan suasana belajar yang menyenangkan
untuk menciptakan kondisi yang baik untuk belajar bentuk presentasi yang
melibatkan pada seluruh indera berfikir kreatif dan kritis untuk membantu proses
belajar dan mengajar dalam materi pembelajaran.
Ada beberapa prinsip penting dalam pembelajaran kompetensi, antara lain:
1.) Proses pembelajaran kompetensi membentuk kreasi lingkungan yang dapat
membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa,2.) Berhubungan dengan tipe-
tipe pengetahuan yang harus dipelajari, ada tipe pengetahuan fisis, sosial dan
logika. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek
atau kejadian seperti bentuk, besar, kecil, serta bagaimana objek itu berinteraksi
satu dengan yang lainnya, sedangkan Pengetahuan sosial berhubungan dengan
perilaku individu dalam suatu sistem sosial atau hubungan antar manusia yang
dapat mempengaruhi interaksi sosial, Pengetahuan logika berhubungan dengan
berfikir matematis yaitu pengetahuan yang dibentuk berdasarkan pengalaman
dengan suatu objek dan kejadian tertentu,3.) Pembelajaran melalui KBK
diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam
kehidupan yang cepat berubah, melalui sejumlah kompetensi yang harus dimiliki
yang meliputi kompetensi akademik, kompetensi okupasional, kompetensi
kultural, dan kompetensi temporal. sebabnya makna dari pembelajaran KBK
bukan hanya mendorong anak agar mampu menguasai sejumlah materi pelajaran,
akan tetapi bagaimana agar anak itu memiliki sejumlah kompetensi untuk mampu
menghadapi rintangan yang muncul sesuai dengan perubahan pola kehidupan
masyarakat.
Proses pembelajaran kompetensi merupakan kegiatan interaksi antar dua
unsure manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak
yang mengajar dengan siswa sebagai subjek pokok. Proses tersebut dalam
pembelajaran kompetensi memiliki karakteristik khusus, yaitu: 1) Proses
pembelajaran memiliki tujuan yaitu membantu anak didik dalam suatu
perkembangan tertentu,2) Adanya suatu prosedur yang direncanakan, dirancang
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, 3) Adanya kegiatan
penggarapan materi tertentu secara khusus, sehingga dapat mencapai tujuan,4)
Adanya aktivitas siswa sebagai syarat mutlak bagi berlangsungnya proses
pembelajaran,5) Guru berperan sebagai pembimbing yang berusaha
menghidupkan dan memberikn motivasi belajar kepada siswa dalam proses
interkasi yang kondusi, 6) Membutuhkan adanya komitmen terhadap kedisiplinan
sebagai pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang ditaati oleh semua
pihak,7) Adanya batasan waktu, untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan.
C. Inovasi pembelajaran kontekstual
Pelaksanana pembelajaran menjadi bahan bahasan yang menarik perhatian
para pendidik, terutama setelah dpberlakuannya kurikulum 2013. Karena pada
kurikulum 2013 peserta didik dituntun dapat berfikir secara kritis.
Pembelajaran konstektual lebih menonjolkan pada keaktifan peserta didik
dalam melakukan sesuatu, dan memberikan pembelajaran yang bernuansa lain
kepada pesrta didik. Jadi ada rasa keingintahuan yang lebih jauh, belajar ingin
tahu dan berbuat. Pembelajaran kontekstual akan membahas bagaimana peserta
didik menjadi seseorang yang dekat dengan lingkungan dimana, apa dan siapa
sebenarnya dirinya itu.Pembelajaran kontekstual yaitu belajar dalam rangka
memperoleh dan menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara
deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan cara mempelajari secara
keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
1. Konsep dasar dan karakteristik pembelajaran kontekstual
Pembelajarn kontekstual adalah pendekatan yang lebih
menekankan kepada proses keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Dimana peserta didik secara penuh menemukan materi yang akan
dipelajari dan dihubungkan dalam situasi kehidupan nyata dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka. Pembelajaran bersifat
menyeluruh. Dan dapat menghubungkan antara materi yang dipelajari
dengan situasi kehidupan nyata. Pendekata CTL merupakan pembelajaran
yang memungkinkan siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang
diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata, sehingga
pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan,
Pembealajaran konstektual meliputi:
 Pemahaman pengetahuan Pengetahuan yang diperoleh bukan untuk
dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini degan cara meminta
tanggapan.
 Mempraktekan pengetahuan dan pengalaman
 Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan
 Pemahaman konstektual maksudnya pembelajaran dimulai dengan
mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
2. Pendekatan dan prinsip pembelajaran kontekstual
Pendekatan yang berfokus pada peserta didik, kemampuan berfikir,
aktivitas, berfokus pada guru, berfokus pada masalah, dan pengalaman
peserta didik.
D. Inovasi pembelajaran elektronik learning
E-learning adalah teknologi informasi dan komunikasi untuk mengaktifkan
siswa untuk belajar kapanpun dan dimanapun (Dahiya, 2012). Pembelajaran
elektronik atau e-learning telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller & Wilson,
2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan
tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-line learning, internet-
enabled learning, virtual learning, atau web-based learning.
E-learning merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang
difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. E-
learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang
diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Istilah e-learning lebih
tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses
pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital
yang dijembatani teknologi.
E-learning mempunyai ciri-ciri, antara lain: 1) memiliki konten yang
relevan dengan tujuan pembelajaran; 2) menggunakan metode instruksional,
misalnya penyajian contoh dan latihan untuk meningkatkan pembelajaran; 3)
menggunakan elemen-elemen media seperti kata-kata dan gambar-gambar untuk
menyampaikan materi pembelajaran; 4) memungkinkan pembelajaran langsung
berpusat pada pengajar (synchronous e-learning) atau di desain untuk
pembelajaran mandiri (asynchronous e-learning); 5) membangun pemahaman dan
keterampilan yang terkait dengan tujuan pembelajaran baik secara perseorangan
atau meningkatkan kinerja pembelajaran kelompok.
E-learning merupakan inovasi yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran, tidak hanya dalam penyampaian materi pembelajaran tetapi juga
perubahan dalam kemampuan berbagai kompetensi peserta didik. Melalui
elearning, peserta didik tidak hanya mendengarkan uraian materi dari pendidik
saja tetapi juga aktif mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan sebagainya.
Materi bahan ajar dapat divirtualisasikan dalam berbagai format sehingga lebih
menarik dan lebih dinamis sehingga mampu memotivasi peserta didik untuk lebih
jauh dalam proses pembelajaran.
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat
lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan
bahan belajar elektronik. Penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai
dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara
periodik dan mudah. Penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran
dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik
maupun atas hasil penilaian guru/dosen/instruktur selaku penanggung-jawab atau
pembina materi pembelajaran itu sendiri.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar
elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh guru/dosen/instruktur yang akan
mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan
kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari guru/dosen/
instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya
dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya, kegiatan ini sebenarnya
bermuara pada upaya untuk tetap mengendalikan kualitas proses itu sendiri.
Sebagai guru yang akan menjalankan profesi keguruan di abad 21,
tentunya harus memiliki kecakapan yang berkaitan dengan tuntutan abad tersebut.
Pembelajaran yang dikembangterapkan pada abad 21 adalah pembelajaran yang
mampu mengembangkan kompetensi secara utuh, tidak saja membekali peserta
didik dengan sejumlah core subject sesuai peminatan, tetapi juga perlu membekali
dengan kompetensi non akademik yang lebih bersifat interpersonal dan
intrapersonal.

Anda mungkin juga menyukai