Kehidupan adalah perubahan jika tidak ada perubahan artinya tidak ada kehidupan,
pendidikan itu sendiri merupakan kehidupan karena memiliki sifat perubahan, sedangkan
inovasi itu sendiri merupakan upaya tersistematis dalam melakukan perubahan tersebut,
dengan demikian karakteristik UPI terlebih AP adalah wajib memiliki karakteristik
Perubahan sebagai upaya yang disengaja secara tersistematis (Inovasi), dengan sendirinya
pertanyaan tersebut di atas terjawab bahwa pendidikan tanpa perubahan adalah bohong,
perubahan yang tidak diupayakan secara tersistematis adalah bukan merupakan karakter
perubahan kaum terdidik.
Selain paradigma berpikir yang mendasar di atas ada beberapa masalah yang menyebabkan
pentingnya Mata Kuliah Inovasi Pendidikan khususnya bagi Administrasi Pendidikan sebagai
yang bersentuhan langsung dengan bidang garapan pendidikan secara keseluruhan adalah
sebagai berikut.
Dengan melihat esensi materi yang diberikan pada Materi pengantar perkuliahan intinya
adalah memeberikan gambaran bagaimana arahan Mata Kuliah ini serta memberikan
pencerahan mengenai kerangka berpikir dalam Inovasi Pendidikan. Selain itu dengan
memperhatikan fasilitas yang diberikan dengan gaya pemnfaatan hasil dari salah satu bentuk
Inovasi itu sendiri yaitu media internet merupakan suatu terobosan yang dapat membantu
Mahasiswa untuk lebih maju.
A. Konsep Dasar Inovasi
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata
kerjanya inovo yang artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan
yang baru yang menuju kea rah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya,
yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).
Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit
of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun
teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat
berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah :
Managerial, Teknologi, Kurikulum
1. Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan
adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi
hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan
baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
2. Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan
atau sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang
ada sebelumnya), serta sengaja diciptakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai
tujuan tertentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah
yang menjadi kunci penelitian inovasi pendidikan, sebagai berikut.
1. “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau
dilaksanakan oleh penerina inovasi, meskipun mungkin bukan hal baru lagi bagi oranag lain.
Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari
sebelummya.
3. “Hal” yang dimaksud dengan definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan
aspek dalam subsistem pendidikan. Hal-hal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah idea
tau rangkaian ide. Sementara inovasi karena sifatnya, tetap vercorak mental, sedangkan yang
lain memperoleh bentuk nyata, termasuk hal yang diperbaharui ialah buah pikiran, metode,
dan teknik bekerja, mengatur, mendidik, perbuatan, peraturan norma, barang, dan alat.
6. “Tujuan” yang direncanakan hrus dirinci dengan jelas tentang sasarandan hasil-hasil yang
ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara
keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan, sedangkan tujuan inovasi itu sendiri
adalah efesiensi dan efektifitas, mengenai sasaran jumlah anak didik sebanyak-banyaknya
dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya.
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi dibidang
pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang
lebih baik dalam bidang pendidikan.
1) Bidang peserta didik, pengelompokan dalam proses pembelajaran dengan segala gambaran
karakteristiknya
2) Bidang tujuan pendidikan, menyangkut kapasitas pribadi, sosial, ekonomis, tingkat dan
jenis pengajaran, cara dan sarana untuk merumuskan tujuan
3) Isi pelajaran, menurut jenisnya, efek/dampak, kapasitas anak didik, bidang dan struktur
ilmu pengetahuan, manfaat, kemampuan mental, dan derjat spesialisasi
4) Media pembelajaran,
7) Hasil pendidikan
Menurut santoso (1974) tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga,
uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah
meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik
sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan
peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang,
alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Everett M. Rogers mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau
lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut :
1. Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dapat memberikan manfaat atau keuntungan,
bagi penerimanya, yang dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, prestise sosial,
kenyamanan, kepuasaan dan lainnya.
2. Konfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai
(value), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.
3. Kompleksitas (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima.
4. Trialabilitas (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
5. Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu
inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat. Adapun
beberapa kemampuan bidang yang dapat diamati, diantaranya : manajemen pendidikan,
metodologi pengajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi
kurikulum,dll.
1. Keunggulan reatif
· manfaat
· menguntungkan pengguna
· ekonomis
· kepuasan pengguna
2. Kompleksitas
· kerumitan
· tingkat kesulitan
3. Kompatibilitas
4. Trialabilitas
· dapat diamati
· terlihat
· dapat dirasakan
Cepat atau lambatnya suatu inovasi dapat diterima akan sangat tergantung pada karakteristik
inovasi itu sendiri dan juga dipengaruhi oleh atribut-atribut inovasi itu sendiri. Oleh karena
iru seorang agen pembaharuan atau innovator harus senan tiasa memmperhatikan
karakteristik dan atribut inovasinya agar dapat dengan cepat diterima sasaran inovasi tersebut.
PROSES INOVASI PENDIDIKAN
Rogers (1961) mengemukakan difusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its
source of invention or creation to its ultimate users or adopters.”
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen
pokok, yaitu:
(1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal
ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.
Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep
’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
(2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada
penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a)
tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi
dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan
tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media
massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima
secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
(3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai
memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu
sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses
pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih
lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
(4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama
untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
2. Salah satu proses inovasi dalam pendidikan yang dilakukan secara diseminasi adalah
mengenai school-net. School-net ini memang berfungsi untuk mengefektifkan segala
informasi dan jaringan yang ada agar mudah diakses. Namun, pada kenyataan di lapangan,
inovasi school-net masih banyak kendala, seperti fasilitas sekolah yang kurang memadai serta
kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer/laptop maupun internet masih kurangm
memadai.
About these ads
STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
STRATEGI INOVASI
1. Strategi Fasilitatif
(a) mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan,
(d) memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya.
2. Strategi Pendidikan.
Dengan strategi ini orang harus belajar lagi tentang sesuatu yang dilupakan yang sebenarnya
telah dipelajarinya sebelum mempelajari tingkah laku atau sikap baru. Strategi pendidikan
dapat berlangsung efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
- disertai dengan keterlibatan berbagai pihak, misalnya dengan adanya: sumbangan dana,
donator, serta penunjang yang lain.
- digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau kembali ke keadaan
sebelumnya.
3. Strategi bujukan.
Strategi bujukan tepat digunakan bila klien tidak berpartisipasi dalam perubahan sosial.
Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambil keputusan untuk
menerima atau menolak perubahan sosial. Strategi bujukan tepat jika masalah dianggap
kurang penting atau jika cara pemecahan masaalah kurang efektif serta pelaksana program
perubahan tidak memiliki alat control secara langsung terhadap klien..
4. Strategi Paksaan.
Strategi dengan cara memaksa klien untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa
merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan. Penggunaan strategi paksan perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Kennedy (1987:163) juga membicarakan tentang strategi inovasi yang dikutip dari Chin dan
Benne (1970) menyarankan tiga jenis strategi inovasi, yaitu: Power Coercive (strategi
pemaksaan), Rational Empirical (empirik rasional), dan Normative-Re-Educative
(Pendidikan yang berulang secara normatif).
Para Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan harus mengenal dan memahami
sberbagai macam strategi ini, hal ini akan sangat berpengaruh pada pola atau metoda dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari.
Betapapun baiknya manfaat dari inovasi itu bagi sasaran inovasi akan sangat sulit diterima
jika inovator tersebut tidak memahami strategi inovasi ini, atau dapat diasumsikan mengenai
ketidak berhasilan inovasi salah satunya pelkasana dari inovasi ini tidak secara
komprehenship memahami strategi inovasi.
Pembelajaran inovatif adalah salah satu bentuk strategi inovasi, karena secara disengaja
dimunculkan agar pembelajaran lebih dapat dengan lancar mencapai tujuan. Dan sudah
barang tentu pembelajaran inovatif ini muncul dengan didasarkan pada hasil analisis
kebutuhan dari proses pembelajaran dari sasaran inovasi itu sendiri.
About these ads
A. Rangkuman Pertemuan 6
1. Ruang lingkup inovasi sekolah sebagai suatu sistem adalah sebagai berikut
a. Input, meliputi:
* Kurikulum
* Peserta didik
* Sarana dan prasarana
* Dana
* Regulasi
* Organisasi
* Administrasi
* Budaya sekolah
c. Output, meliputi:
* Prestasi akademik
* Angka mengulang
d. Outcome, meliputi:
* Kesempatan pendidikan
* Kesempatan kerja
2. Konsep Organisasi
* Definisi
Menurut Stephen P. Robbins
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
* Partisipasi.
c. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol
dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of
belongingness”.Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai
berikut : Pikiran (psychological participation), Tenaga (physical partisipation), Pikiran dan
tenaga, Keahlian, Barang, Uang.
* Bentuk-Bentuk Organisasi
* Jadikan inovasi sebagai bagian dari sistem penilaian kerja setiap orang. Tanyakan kepada
mereka, apa yang akan mereka ciptakan pada masa yang akan dating.
* Dokumentasikan setiap proses inovasi dan pastikan setiap orang dapat memahami peran di
dalamnya dengan sebaik-baiknya.
* Berikan keluasaan kepada semua orang untuk dapat mengeksplorasi kemungkinan baru dan
berkolaborasi dengan orang lain.
* Pastikan setiap orang dapat memahami strategi organisasi dan pastikan pula bahwa semua
usaha inovasi benar-benar sudah selaras dengan strategi yang ada.
* Belajarkan semua orang untuk mampu memindai limngkungan, seperti tentang trend baru,
teknologi atau perubahan mindset pelanggan.
* Belajarkan semua orang untuk menghargai keragaman, baik dalam gaya berpikir,
perspektif, pengalaman atau keahlian, karena keragaman seluruh aktivitas ini merupakan
bagian yang penting dan tidak dapat dipisahkan dalam proses menuju inovasi.
* Tentukan criteria yang terukur dengan focus pada cita-cita masa depan organisasi.
* Team inovasi berbeda dengan team proyek regular. Oleh karena itu dibutuhkan
perlengkapan dan mindset yang berbeda pula. Sediakanlah pelatihan yang cukup sehingga
setiap orang dapat bekerja dalam inovasi secara sukses.
* membuat proses belajar jadi mudah dan menyenangkan PSBG yang memiliki 4 fungsi yaitu
:
Ø pertemuan
PSBG berfungsi sebagai tempat warga gugus melaksanakan pertemuan-pertemuan baik rutin
maupun insidental berkaitan dengan kegiatan profesionalnya. Seperti misalnya pertemuan
KKG, KKKS dll.
Ø pengembangan profesional
Ø Informasi
PSBG merupakan tempat di mana warga gugus dapat memperoleh informasi pendidikan dan
pembelajaran . Berbagai informasi baik dalam bentuk nara sumber, materi cetak, non cetak ,
maupun on-line dapat diperoleh atau diakses di PSBG. Buku-buku referensi, dokumen –
dokumen kebijakan pendidikan, majalah, koran , program audio atau video pembelajaran
tersedia, dapat dipinjam dan atau digunakan di PSBG sementara informasi dari luar PSBG
dapat diakses online melalui PSBG.
Hasil workshop para guru yang baik dapat pula di simpan di PSBG untuk dapat digunakan
bersama seperti : RPP, alat bantu mengajar sederhana, dll.
Ø Produksi
PSBG kemungkinan juga melaksanakan fungsi produksi apabila di PSBG warga gugus dapat
membuat alat bantu atau media pembelajaran untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar
mereka di sekolah masing-masing.
Alat bantu atau media pembelajaran yang baik nantinya tidak hanya digunakan di gugus ybs
tetapi kemungkinan juga gugus lain dari kabupaten yang sama atau bahkan kabupaten dan
propinsi yang lain
Pemahaman inovasi dalam organisasi sangat penting karena dengan memahami konteks
inovasi dalam Organisasi kita sebagai manajer tidak akan kehilangan jejak untuk melakukan
Inovasi. Seiring dengan perkembangan jaman maka pada setiap sumkomponen dari sistem
organisasi itu sendiri sudah seharusnya mendapatkan sentuhan Inovasi. Oleh karena itu
pemahaman lingkunp inovasi organisasi menajsi sangat penting.
1. Hamijoyo mengemukakan inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan
kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
2. Ibrahim mendefinisikan inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaharuan) dalam bidang
pendidikan atau inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Inovasi
pendidikan merupakan suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang
baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil inversi atau diskoversi
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.
A. Pengertian
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata
kerjanya inovo yang artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan
yang baru yang menuju kea rah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya,
yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).
Istilah perubahan dan pembaharuan ada perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya, kalau
pada pembaruan ada unsur kesengajaan. Persamaannya, yakni sama-sama memiliki unsur
yang baru atau lain dari sebelumnya. Pembaruan pendidikan itu sendiri adalah perubahan
yang baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang sebelumnya) serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan perubahan, mari kita lihat
definisi yang diungkapkan oleh Nichols (1983:4).
“Change refers to ” continuous reapraisal and improvement of existing practice which can be
regarded as part of the normal activity ….. while innovation refers to …. Idea, subject or
practice as new by an individual or individuals, which is intended to bring about
improvement in relation to desired objectives, which is fundamental in nature and which is
planned and deliberate.”
1. Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inocasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan
adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi
hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan
baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
2. Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan adalah gagasan, perbuatan atau
sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Menurut santoso (1974) tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga,
uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah
meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik
sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan
peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang,
alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Kalau dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu :
Disamping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa
ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang
aktif, kreatif dan terampil memecahkan masalahnya sendiri.
9. Tersebarnya paket pendidikan yang memikat, mudah dicerna dan mudah diperoleh
1. Guru
Guru adalah orang yang sanagat berpengaruh orang yang sangat berpengaruh dalam proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan
yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan
luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan karena dapat
memberikan suatu kekuatan yang dapat memberikan kesan dan pengaruh.
Dengan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa untuk mengadakan pembaharuan dalam
pendidikan, kita harus meningkatkan profesionalisme guru.
2. Siswa
Siswa merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar. Siswa dididik oleh
pengalaman belajar mereka, dan kualitas pendidikannya bergantung pada pengalamannya,
kualitas pengalaman-pengalaman, sikap-sikap, temasuk sikap-sikapnya pada pendidikan. Dan
belajar dipengaruhi oleh orang yang dikaguminya. Oleh karena itu, dalam mengadakan
pembaharuan pendidikan, kita harus memperhatikannya dari segi murid karena murid
merupakan objek yang akan diarahkan.
3. Fasilitas
Proses belajar mengajar akan berjalan lancer kalau ditunjang oleh sarana yang lengkap. Oleh
karena masalah fasilitas merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, maka dalam
pembaharuan pendidikan kita harus serempak pula memperbaharui mulai dari gedung
sekolah sampai kepada maslah yang paling dominan, yaitu alat peraga 9sebgai penjelasan
dalam penyampaikan pendidikan).
Dalam proses belajar mengajar kita harus mempunyai tujuan yang jelas. Kita harus meniliti
apa tujuan pendidikan nasional kita, apa pula tujuan institusionalnya, kurikulernya sampai
kepada tujuan yang sangat sepesifik sekali telnologi informasi dan komunikasi.
Dalam pembaharuan pendidikan tidak akan berhasil kalau mengenyampingkan masalah
tujuan. Sebaliknya dengan memperjelas tujuan akan lebih mudahlah kepada apa yang akan
dilakukan.
5. Kurikulum
Kurikulum dalam arti yang luas adalah yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam
sekolah. Kurikulum sekolah dapat dipandang sebagai bagian dari kehidupan. Oleh karena itu,
kurikulum berpengaruh sekali kepada maju mundurnya pendidikan. Apabila kita mengadakan
suatu inovasi dalam pendidikan, kita harus memperhatikan kurikulum yang sudah
dirumuskan. Kalau pendidikan diperbaharui, maka sudah barang tentu (otomatis)
kurikulumnya pun harus berubah. Kita tidak bisa mengadakan pembaharuan tanpa perubahan
pada kurikulum.
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam
perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam
pelaksanaan pembahruan pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung,
sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam
pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik teutama masyarakat di
mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan
tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan.
Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan
pelaksana inovasi dalam pelaksanakan inovasi pendidikan.
Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan. Adapun masalah-
masalah yang menuntut diadakan inovasi di Indonesia, yaitu :
1. Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan
masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara kumulatif menuntut tersedianya
sarana pendidikan yang memadai.
1. Sumber-Sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara
efektif dan efisien.
2. Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya
belum serasi, relevan, suasana belum menarik dan sebagainya.
3. Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap dan belum peka terhadap
perubahan dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa akan datang.
Pendidikan manusia Indonesia sekarang ini dilanda krisis nilai yang sangat berat. Beberapa
tahun belakangan ini banyak terjadi fenomena yang sangat mencoreng dan memalukan wajah
manusia Indonesia.”Masih jelas pada ingatan kita tentang pembongkaran kasus universitas
fiktif dan jual-beli gelar beberapa tahun lalu,” kata pemerhati pendidikan dari Universitas
Indonesia (UI) Prio Sambodho kepada Pembaruan di sela-sela seminar “Membangun
Indonesia Melalui Kewiraausahaan Sosial” di Jakarta, Senin (21/11). Pembicara lain dalam
seminar itu, antara lain Dwi Tularsih Sukowati . Dari penyidikan yang dilakukan Badan
Reserse Kriminal Mabes Polri, 15.000 gelar palsu telah berpindah tangan sejak tahun 2000
hingga 2005. Data lainnya menunjukkan bahwa jumlah pembeli ijazah dan gelar palsu dapat
mencapai 30.000 orang dari berbagai universitas fiktif tersebut. Gelar yang dikeluarkan
meliputi 1.060 doktor, 288 PhD, 2.900 MSc, dan minimal 100 untuk beberapa gelar lainnya.
Untuk itu, dia mengimbau pemerintah melakukan reorientasi paradigma dan desain model
pembangunan pendidikan. Semua model pendidikan harus diarahkan kepada pembangunan
nilai dan budaya yang kuat. “Model pembangunan dan kebijakan semutakhir dan secanggih
apa pun tidak akan berhasil bila tidak dilandasi oleh nilai dan kultur yang kuat. Sejarah telah
membuktikannya dan kita sebaiknya belajar darinya, agar pendidikan kita menjadi education
that educate, dalam makna yang sebenarnya,” katanya.
Dijelaskan, model pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah masih berlandasakan pada
pendidikan dengan model rasionalis, yakni model pembangunan pendidikan yang berorientasi
pada standardisasi, formalisasi yang tinggi, dan birokratisasi yang ketat dan kaku. “Model
seperti ini banyak digunakan oleh pemerintah negara-negara berkembang karena dengan
model ini pemerataan dan peningkatan kapasitas institusi pendidikan dapat dilakukan dengan
biaya yang relatif murah,” kata dia.
Sementara itu, Dwi Tularsih Sukowati yang juga berasal dari UI menyatakan pemerintah
belum melaksanakan amanat UUD 1945 terkait pasal pendidikan. UUD 1945 Pasal 31 ayat
(1) menyebutkan setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. “Tetapi sesudah
Indonesia merdeka selama 31 tahun, kenyataan yang ada sungguh ironis,” katanya. Dwi
mengutip data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menunjukkan angka buta aksara
penduduk Indonesia sampai dengan usia 15 tahun mencapai 12,1 persen, sedangkan angka
partisipasi kasar pendidikan dasar sampai menengah atas, cuma 65 persen.Dwi menambahkan
amendemen UUD 1945 pasal 31 (ayat 4) menegaskan bahwa negara memprioritaskan dana
untuk pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari total APBN dan APBD. “Tetapi
kenyataannya pada 2006, pemerintah hanya mampu mengalokasikan dana pendidikan sebesar
9,3 persen. Sedangkan tahun 2007 sebesar 10,2 persen dari total APBN. Inilah yang menjadi
salah satu faktor mahalnya biaya pendidikan untuk masyarakat. Belum lagi masalah
kesenjangan pendidikan antara pusat dan daerah,” katanya.
4) Keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil
inovasi
Untuk menghindari masalah-masalah tersebut di atas, dan agar mau berubah terutama sikap
dan perilaku terhadap perubahan pendidikan yang sedang dan akan dikembangkan, sehinga
perubahan dan pembaharuan itu diharapkan dapat berhasil dengan baik, maka guru,
administrator, orang tua siswa, dan masyarakat umumnya harus dilibatkan
1. Sistem PAMONG
Perkataan PAMONG sendiri adalah singkatan dari PEndidikan Anak oleh Masyarakat, Orang
Tua dan Guru dan telah dipergunakan sejak kegiatan pencarian alternative atau pelngkap bagi
pendidikan dasar pada umumnya, proyek ini berawal dari proyek kerjasama antara BP3K
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan SEAMO Regional “Innotech Centre”
(Innovation and Educational Technology) pada tahun 1974-1979. Lokasi proyek ini terletak
di Solo, Jawa Tengah. Pada dasarnya system ini mengetengahkan peranan baru bagi guru dari
pengajaran di muka kelas menjadi pengelola kegiatan belajar. Sebagai pengelola ia harus
dapat meningkatkan kemampuannya,sehingga tidak lagi terbatas pada jumlah 40 orang murid
yang di hadapi seperti lazimnya, tetapi diharapkan mampu mengelola antara 80-100 orang.
Murid-murid belajar sendiri ddengan menggunakan modul yaitu suatu satuan pengajaran
yang tercetak, dimana pelajaran telah tersusun dan terprogram sedemikian rupa meliputi
tujuan pengajarn, informasi bahan, latihan dan riset, serta kegiatan praktikum, tes dan umpah
balik, serta ujian. Sehingga modul itu “ dapat mengajar sendiri” Dengan demikian guru dapat
mengalihkan kegiatan mengajar menjadi supervise dan memberikan konsultasi kepada murid-
murid.
Salah satu prinsip system SD PAMONG adalah bawhwa belajar dapat berlangsung
diberbagai tempat, artinya system SD PAMONG berusaha untuk mengubah pandangan
bahwa belajar hanya dapat terjadi di dalam gedung sekolah dan bahwa jika anak putus
sekolah juga berarti putus belajar. Dengan demikian system SD PAMONG di samping
merupakan usaha serta kegiatan lain untuk meningkatkan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan, juga berusaha menciptakan wadah dan kesempatan bagi anak yang
karena satu dan lain hal; terpaksa tidak dapat belajar di sekolah biasa
Tujuan proyek KKN adalah melengkapi para mahasiswa dengan pengalaman praktis tentang
kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan, serta penyediaan tenaga kerja
terdidik untuk pembangunan di 58.000 desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Rencana
tersebut dimulai tahun 1971 atau 1972 oleh 3 universitas yang merintis melaksanakan proyek
tersebut. Mnurut rencana tahun 1975 atau 1976 sebanyak 28 Lembaga Pendidikan Tinggi
sudah bergiat dengan KKN dan selanjutnya seluruh mahasiswa di tingkat terakhir kurang
lebih sebanyak 23.000 orang setahunnya akan terlibat kegiatan KKN. Jelas bahwa KKN akan
menyediakan tenaga-tenaga akademik yang terampil, berpengalaman langsung secara praktis
tentang kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan dan bukan sekedar
berpengetahuan teori dari bangku kuliah saja.
Proyek ini bertujuan untuk membantu murid dan mahasiswa yang berbakat serta berprestasi
tinggi dalam belajar. Bantuan dan beasiswa diberikan kepada pelajar di setiap jenis dan
tingkat pendidikan. Adapun persyaratan untuk memperoleh beasiswa ialah mahasiswa yang
mempunyai bakat yang menonjol, berprestasi tinggi tedtpi ekonominya lemah. Penilaian
didasarkan atas prinsip kesempatan yang sama dan dilaksanakan secara sktoral. Selain
beasiswa, program ini juga memberikan bantuan dalam bentuk buku-buku dan sebagainya.
Kini di Indonesia telah terdapat berbagai badan yang memberikan beasiswa kepada siswa-
siswa, seperti Supe Semar yang dalam REpelita selanjutnya memberikan bantuan khusus
kepada anak yang berbakat istimewa.
Proyek ini sebagai bagian dari suatu kerangka menyeluruh dari karir guru, tidak hanya
meliputi pendidikannya tetapi juga pengabdiannya terhadap masyarakat dan pendidikan
profesionalisme yang didukung oleh suatu penelitian. Tujuan proyek ini ialah dimilikinya
lembaga pendidikan guru untuk segala jenis dan tingkat, baik yang bersifat in-service
maupun pre-service yang terkoordinsasi dalam suatu jaringan yang saling mengisi. Proyek
tersebut direncanakan akan mampu mendorong secara mantap perkembangan pendidikan
guru, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, terutama kurikulumnya. Oleh karena itu,
proyek akan menyusun suatu rencana kemudian mengujinya, jika diperlukan akan diadakan
perubahan penyempurnaan terhadap disain tersebut sehingga guru-guru mampu
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kurikulum yang baru. Selain itu proyek ini akan
menggunakan pendekatan dan metode pendidikan guru secara konsisten sesuai dengan
sekolah-sekolah yang bersangkutan.
Kegiatan konsultasi untuk pengembangan model Sekolah Menengah Umum yang semula
adalah untuk menciptakan beberapa sekolah model untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khusus. Namun, kemudian tim konsultan ditugaskan untuk menangani kegiatan ini bersama-
sama dengan staf Dikmenum dan semua menyetujui bahwa konsep sekolah model yang lama
tidak efektif dalam melaksanakan pengembangan sekolah. Konsep baru bagi model
“pengembangan sekolah” telah didiskusikan oleh para konsultan Internasional, konsultan
Nasional dan staf Dikmenum. Konsep “model” yang tradisional bergantung kepada gambaran
sekolah yang sangat baik dan memperoleh tambahan input (uang, pelatihan, fasilitas dan
sumber pembelajaran) menciptakan adanya model yang bagus yang akan ditiru oleh sekolah
lain. Masalah yang terlihat jelas untuk pendekatan ini adalah bahwa sekolah biasa akan sulit
untuk diubah menjadi sekolah yang bagus apalagi menjadi sekolah model. Masalah kedua
adalah apabila input yang sama tidak diterapkan pada sekolah biasa, peniruan model tidak
akan difasilitasi. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini lihat Lampiran A.
Sebagai alternatif, mereka yang terlibat dalam sekolah model memilih untuk merencanakan
langkah yang berbeda dalam pembuatan konsep pengembangan sekolah “model”. Kunjungan
ke beberapa sekolah di wilayah yang berbeda oleh para konsultan membawa hasil akan
kayanya informasi mengenai prakarsa Sekolah Menengah Umum yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan sekolah setempat. Usaha inovatif ini menunjukkan bahwa kemampuan
untuk meningkatkan mutu sekolah basisnya ada pada tingkat sekolah. Dari sini jelas sekali
terlihat oleh para konsultan, bahwa sekolah yang mengalami peningkatan dan pengembangan
adalah yang dapat mewakili model pengembangan sekolah. Fokusnya adalah pada “proses”
yang dialami oleh sekolah ketika mutu pendidikan meningkat. Apa yang terjadi di dalam
sekolah yang membuat adanya pergeseran menuju kepada sekolah yang lebih efektif ? Dari
sudut pandang ini konsep “model” pengembangan sekolah muncul. Perhatian kami ditujukan
pada identifikasi apa yang terjadi di sekolah yang mengalami peningkatan atau
perkembangan.
Salah satu keuntungan dari model ini adalah apabila sekolah sudah mencapai tingkat-tingkat
komunikasi terbuka yang optimal dan pengambilan keputusan bersama, sekolah dapat
menjadi mandiri. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kepala sekolah berfungsi
sebagai koordinator pada fungsi sekolah yang berbeda. Masalah utama adalah arah
pengembangan sekolah dan identifikasi sumber keuangan untuk membantu pengembangan
sekolah yang dapat berjalan terus menerus dalam kegiatan kepala sekolah. Dalam sistem
pendidikan di mana kepala sekolah secara periodik diganti, pendekatan ini membuat
pengembangan sekolah dapat tetap dilanjutkan meskipun kepala sekolah yang baru, baru
diperkenalkan dengan sekolahnya.
Model ini merupakan tinjauan yang menyeluruh terhadap semua yang terlibat dalam proses
pengembangan kondisi untuk pembaharuan di sekolah. Ketika Sekolah Menengah Umum
berjalan menuju peningkatan mutu berbasis sekolah) hal ini menunjukkan kepada sekolah
bahwa proses pengembangan akan tercapai.
Inovasi atau "discovery" dan "invention" dalam bahasa inggris adalah suatu ide, gagasan,
barang, dan kejadian, serta metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru,
bagi seseorang atau pun sekelompok orang atau masyarakat. Inovasi ini diadakan untuk
mencapai dari tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Inovasi ini
terkadang juga di pakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu adalah hasil
dari penemuan penemuan.
Sedangkan Inovasi pendidikan adalah inovasi yang terdapat di bidang pendidikan atau
inovasi untuk memecahkan masalah di bidang pendidikan. Inovasi pendidikan ini pada
dasarnya merupakan suatu perubahan atau pun hasil dari pemikiran cemerlang di bidang
pendidikan dengan bercirikan suatu hal baru atau pun yang berupa praktik-praktik pendidikan
tertentu atau pun berupa
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaharuan dan perbuahan.
Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan yang lain
atau berbeda dari yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan bererncana
(tidak secara kebetulan saja).
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovsi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi
pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal
yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil
inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu mungkin sudah lama dikenal pada
konteks sosial lain atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan
perubahan. Dengan demikian, daat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan,
tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi.
Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap ijuga di
segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam
berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar
dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh
hasil yang maksimal.
Menurut Santoso (1974), tujuan utama inovasi adalah, yakni meningkatkan sumber-
sumber tenaga, uang dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
***
INOVASI PENDIDIKAN
Daftar Pustaka:
Hamalik, Oemar. (1993). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PPs
Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, R. & Kayadi, B. (1994). Pengembangan Inovasi dalam Kurikulum. Jakarta : UT,
Depdikbud.
Nasution. (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Sa’ud, U.S. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI.
Tim Pengembang, (2002), Kurikulum dan Pembelajaran, Jurusan Kurtek FIP Universitas
Pendidikan Indonesia.
About these ads
Inovasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari empat aspek, yaitu tujuan
pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, metode kurikulum dan
pengajaran serta perubahan terhadap aspek-aspek pendidikan dan proses (Cece
Wijaya, 1998, p. 28). Inovasi dalam aspek tujuan pendidikan dimulai pada tahun
1970 dan kini dikenal sebagai Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Inovasi ini
berlangsung lambat karena umumnya guru belum dapat membiasakan diri
menjabarkan TIK. Akan tetapi, ia memiliki tujuan yang jelas dan baik dalam
mengajar. Inovasi pada aspek struktur pendidikan melibatkan cara penyusunan
sekolah dan kelompok serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi. Hal ini
dapat dilakukan melalui rencana pendidikan. Perencanaan pendidikan merupakan
pencapaian tujuan pendidikan oleh kelompok dan masyarakat, namun secara
khusus perencanaan pendidikan merupakan upaya dan bantuan demi tercapainya
tujuan itu secara individual.
Perencanaan pendidikan menurut pandangan yang banyak dianut oleh
Departemen Pendidikan Nasional ialah suatu rangkaian kegiatan melihat ke masa
depan dalam hal menentukan kebijaksanaan, prioritas dan biaya pendidikan
dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial,
budaya, dan politik. Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan potensi sistem
pendidikan, negara dan peserta didik yang dilayani oleh sistem tersebut. Dari
uraian di atas dapat kita lihat bahwa tipe perencanaan yang kuno dan klasik telah
ditinggalkan, saat ini lebih menekankan pada peranan pendidikan dalam
pembangunan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi, pembangunan sumber daya
manusia yang memberikan jasa sebagai tenaga kerja.
Aspek ketiga dalam inovasi pendidikan meliputi pembaharuan dalam materi
dan isi kurikulum dalam pengajaran. Inovasi materi atau isi kurikulum, yaitu
meliputi inovasi pendidikan yang disajikan. Usaha-usaha yang telah dilaksanakan
untuk meningkatkan proses pembelajaran merupakan suatu usaha yang baik,
namun demikian inovasi yang dilakukan saat ini bersifat lokal dan terbatas. Seperti
contohnya bagaimana meningkatkan mutu proses belajar dan mengajar dan
bagaimana menerapkan muatan lokal dari kurikulum nasional. Pada saat ini di
beberapa sekolah juga telah diterapkan integrated curriculum atau kurikulum
terpadu yang memadukan beberapa materi pelajaran dalam satu kegiatan belajar.
Aspek keempat dalam inovasi pendidikan adalah perubahan terhadap aspek-
aspek pendidikan dan proses yang meliputi penggunaan multimetode dan
multimedia dalam kegiatan belajar. Penggunaan kombinasi metode atau media
dilakukan oleh guru pada saat proses berlangsung, dan diharapkan dapat
memberikan hasil yang efektif. Perubahan dalam proses ini juga meliputi
pendekatan inkuiri artinya, penyelidikan yang dilakukan oleh siswa apabila siswa
masih memiliki pertanyaan dalam belajarnya. Pendekatan ini banyak dilakukan
dalam bidang studi IPA, namun saat ini diusahakan dalam bidang studi IPS atau
yang lainnya. Pendekatan CBSA yaitu siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan
belajar namun masih dalam bimbingan guru. Dibandingkan dengan cara belajar
sebelumnya dimana guru lebih dominan dalam proses pembelajaran dan sumber
informasi hanya datang dari guru (verbalisme).
Selain yang diuraikan di atas, upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan
yaitu dengan adanya Teknologi Pendidikan. Teknologi Pendidikan merupakan
pengembangan, penerapan, dan evaluasi atas sistem, teknik serta alat bantu untuk
meningkatkan proses belajar manusia (Ellington, 1984, p. 20). AECT 1994
mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai teori dan terapan dari rancangan,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi atas proses dan sumber
untuk belajar. Konsep Teknologi Pendidikan tidak hanya meliputi pemanfaatan
media untuk belajar namun mencakup seluruh aspek yang mempengaruhi belajar
manusia.
Inovasi pendidikan telah diterapkan pada berbagai tingkat pendidikan.
Inovasi pendidikan yang dilakukan pada tingkat pendidikan dasar salah satunya
adalah adanya sistem pamong. Pamong merupakan sistem pendidikan yang bersifat
massal dalam arti mampu menyajikan pendidikan pada sejumlah besar anak dalam
kondisi yang berbeda-beda secara serentak. SD Pamong adalah suatu sistem
pengelolaan pendidikan dasar yang merupakan salah satu kemungkinan atau
pelengkap bagi pendidikan dasar pada umumnya. Sistem pendidikan ini terutama
untuk memecahkan masalah pendidikan anak-anak terlantar dan anak-anak putus
sekolah mulai dari usia 7-12 tahun yang berkaitan erat dengan program Wajib
Belajar (WAJAR). Tujuan SD Pamong adalah untuk meningkatkan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan dasar dengan menciptakan wadah bagi
mereka yang tidak dapat belajar di sekolah. SD Pamong ini melibatkan anggota
masyarakat dan orang tua untuk berperan lebih aktif sehingga anak didik dianggap
sebagai subjek pendidikan bukan hanya sekedar objek dalam pendidikan. Sejak
tahun 1976, sistem pamong telah menunjukkan kemampuannya bukan saja untuk
memproses para siswa belajar kurikulum SD namun juga dapat digunakan oleh
mereka yang putus sekolah. Dalam pendidikan SD Pamong tugas guru berubah dan
banyak dituntut untuk menjadi motivator dan stabilisator dalam kegiatan belajar
siswa di sekolah maupun di luar sekolah.
MAKALAH
DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN
Tentang
INOVASI PENDIDIKAN
Oleh:
Dosen Pemimbing:
FAKULTAS TARBIYAH
1431 H / 2011 M
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan. Karna tanpa pendidikan seseoranag tidak
akan bisa melakukan sesautu dan tidak akan bisa berkembang. Jika kita lihat pada saat
sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhu berbagai
aspek kehidupan baik itu aspek social, politik, ekonomi dan kebudayaan bangsa.
Namun fakta menunjukakan system pendidikan yang kita miliki dan kita laksanakan selama
ini belum mampu mengikuti kemajuan-kemajuan tersebut. Untuk menyeimbangkan hal itu
perlulah kita laksanakn inovasi (pembaharuan) pendidikan.
Dalam makalah ini kami akan menguraikan lebih lanjut tentang apa itu inovasi pendidikan,
dan pentingnya inovasi pendidikan. Yang akan dibahas pada bab berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
INOVASI PENDIDIKAN
Inovasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KUBI) Inovaasi diartikan pemasukan atau
pengenalan hal – hal yang baru.
Sedangkan pengertian inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat
kualitatif ,berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja di usahakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikank
Inovasi pendidikan sangatlah penting karna besar dan komplekknya permasalahan pendidikan
kita sekarang, apalagi pada masa mendatang.
Karena jika kita lihat pada zaman sekarang ini kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi
semakin pesat.untuk mengatasi hal itu maka diperlukanlah inovasi pendidikan untuk
mengejar ketertinggalan supaya pendidikan kita makin berjalan sejajar. Dengan kemajuan-
kemajuan tersebut. Hal lain yang menyebabkan adanya inovasi adalah manusia itu dituntut
untuk selalu aktif, kreatif, dan trampil memecahkan masalah.dan selalu dituntut
untukmeningkatkan mutu yang dirasakan makin menurunya mutu tersebut pada saat sekarang
ini. Dari hal tersebut dapat kita ambil tujuan dari inovasi tersebut.
1. Pertambahan penduduk
Munculnya gerakan inovasi pendidikan berkaiatan erat dengan adanya berbagai tantangan
danpersoalan yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini. Salah satunya adalah kemajuan
iptek. Dengan kemajuan iptek ini mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya mereka
mendambakan pendidikan yang lebih baik. Padahal disatu sisi kesempatan untuk itu sangat
terbatas sehingga terjadilah kompetensi atau persaingan yang sangat ketat.
Kualitas pendidikan yang dirasakan makin menurun dan belum mampu mengikuti
perkembangan teknologi. Ini menuntut adanya sejumlah perubahan. Bila tidak demikian jelas
akan berakibat fatal dan akan terus ketinggalan.
1. Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sedang
meembangun
Dalam era modern sekarang masyrakat menuntut adanya lembaga pendidikan yang benasr-
benar mampu diharapkan, terutama yang siap pakai dengan dibekali skill yang diperlukan
dalam pembangunan.
1. Belum mekarnya alat organisasi yang efektif serta belum tumbuhnya suasana yang
subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh
keadaan sekarang dan akan datang.
Kenyataan seperti disebabkan masih minimnya pengetahuan dan wawasan masyrakat untuk
membangun dirinya pada kemajuan-kemajuan.
BAB III
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif ,berbeda dari hal
yang ada sebelumnya serta sengaja di usahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam
rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan. Inovasi pendidikan sangatlah penting
karna besar dan komplekknya permasalahan pendidikan kita sekarang, apalagi pada masa
mendatang.
Karena jika kita lihat pada zaman sekarang ini kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi
semakin pesat.untuk mengatasi hal itu maka diperlukanlah inovasi pendidikan untuk
mengejar ketertinggalan supaya pendidikan kita makin berjalan sejajar.
1. B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah menyadari bahwa pemakalah tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, karna tidak sempurnanya ilmu yang pemakalah miliki. Untuk itu
pemakalah mohon kritikan dan saran Dari pembaca terutama bapak dosen yang
bersangkutan , demi kelengkapan makalah penulis pada masa yang akan datang. Atas kritikan
dan saran pemakalah ucapkan banyak- banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Hansiswany Kamarga
Makalah disampaikan atas permintaan panitia dalam “Diklat Pendidikan Nasional, Mempercepat
Pembangunan Nasional dengan Pendidikan Bermutu”, Diva Pendidikan, pada tanggal 9 Mei 2009.
PENDAHULUAN
Perubahan adalah suatu bentuk yang wajar terjadi, bahkan para filosof berpendapat bahwa
tidak ada satupun di dunia ini yang abadi kecuali perubahan. Tampaknya perubahan ini
merupakan sesuatu yang harus terjadi tetapi tidak jarang dihindari oleh manusia. Semua
perubahan akan membawa resiko, tetapi strategi mempertahankan struktur suatu kurikulum
tanpa perubahan akan membawa bencana dan malapetaka, sebab mengkondisikan kurikulum
dalam posisi status quo menyebabkan pendidikan tertinggal dan generasi bangsa tersebut tidak
dapat mengejar kemajuan yang diperoleh melalui perubahan. Dengan demikian, inovasi selalu
dibutuhkan, terutama dalam bidang pendidikan, untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak
hanya terbatas masalah pendidikan tetapi juga masalah-masalah yang mempengaruhi
kelancaran proses pendidikan. Rosenblum & Louis (1981 : 1) mengemukakan alasan perlunya
inovasi dalam pendidikan :
Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat
dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan
inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang
atau kelompok adopter lain. Kata "baru" bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru
mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama tahu. Lebih lanjut
Rogers (1983 : 12-16) mengemukakan karakteristik yang dikandung oleh suatu inovasi
mencakup :
a. Adanya keunggulan relatif ; sejauh mana inovasi dianggap lebih baik dari gagasan
sebelumnya. Biasanya tolok ukurnya adalah faktor ekonomi, sosial, kepuasan, dan
kenyamanan.
b. Kesesuaian ; merujuk kepada bagaimana suatu inovasi dipandang konsisten dengan nilai-
nilai yang ada, pengalaman yang lalu, dan sejauh mana dapat mengatasi kebutuhan calon
penerima (adopter)
c. Kompleksitas ; hal kompleksitas ini berkenaan dengan tingkat kesulitan suatu inovasi
untuk dilaksanakan dibandingkan dengan kegunaannya. Apakah inovasi tersebut
gagasannya sederhana atau sulit untuk dipahami, dan apakah tingkat kesulitan tersebut
seimbang dengan kegunaannya.
d. Trialabilitas ; aspek ini berkaitan dengan bagaimana tingkat ketercobaannya. Apakah
inovasi tersebut mudah untuk diujicobakan.
e. Observabilitas ; merujuk kepada bagaimana manfaat (hasil) inovasi dapat dilihat oleh
masyarakat terutama masyarakat sasaran.
Berdasarkan batasan dan penjelasan Rogers tersebut, dapat dikatakan bahwa
munculnya inovasi karena ada permasalahan yang harus diatasi, dan upaya mengatasi
permasalahan tersebut melalui inovasi (seringkali disebut dengan istilah "pembaharuan"
meskipun istilah ini tidak identik dengan inovasi). Inovasi ini harus merupakan hasil pemikiran
yang original, kreatif, dan tidak konvensional. Penerapannya harus praktis di mana di dalamnya
terdapat unsur-unsur kenyamanan dan kemudahan. Semua ini dimunculkan sebagai suatu
upaya untuk memperbaiki situasi / keadaan yang berhadapan dengan permasalahan.
Seperti telah dikemukakan bahwa munculnya suatu inovasi adalah sebagai alternatif
pemecahan masalah, maka langkah pertama pengembangan suatu inovasi didahului dengan
pengenalan terhadap masalah (Rogers, 1983 ; Lehman, 1981). Identifikasi terhadap masalah
inilah yang kemudian mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan (R&D) atau
evaluasi kurikulum, yang dirancang untuk menciptakan suatu inovasi. Dalam hal ini perlu untuk
diperhatikan bahwa inovasi akan mempunyai makna jika inovasi tersebut diterapkan atau
diadopsi, sebab jika inovasi tersebut tidak diterapkan/diadopsi/disebarluaskan maka inovasi
tersebut hanya akan menjadi inovasi yang tidak terpakai. Terhadap pengadopsian ini dikenal
strategi sentralisasi dan strategi desentralisasi. (disebut penyebaran/difusi inovasi jika ditinjau
dari sisi pengembang inovasi, sedangkan adopsi inovasi merupakan prosedur yang dilihat dari
sisi calon pemakai/adopter). Baik strategi sentralisasi maupun desentralisasi akan
memunculkan permasalahan baru pada saat adopsi/difusinya.
Salah satu aspek penting dalam konteks pendidikan di manapun adalah dengan
memperhatikan kurikulum yang diusung oleh pendidikan tersebut. Seringkali kurikulum
dijadikan objek penderita, dalam pengertian bahwa ketidakberhasilan suatu pendidikan
diakibatkan terlalu seringnya kurikulum tersebut berubah. Padahal, seharusnya dipahami
bahwa kurikulum seyogyanya dinamis, harus berubah mengikuti perubahan yang terjadi dalam
masyarakatnya. Cuban (1991 : 216) mengemukakan bahwa untuk memahami perubahan
kurikulum perlu untuk dipahami tiga pokok pemikiran tentang perubahan tersebut yakni (a)
rencana perubahan itu selalu baik, (b) harus dipisahkan antara perubahan (change) dengan
kemantapan (stability), dan (c) apabila rencana perubahan sudah diadopsi maka perlu untuk
dilakukan perbaikan terhadap rencana tersebut (improvement).
Mengacu kepada apa yang dijelaskan di atas, maka masalah yang dikemukakan pada
tulisan ini berkaitan dengan (a) aspek-aspek inovatif yang terkandung dalam KTSP, (b)
tantangan dalam KTSP sebagai upaya mempercepat pembangunan bangsa, dan (c)
kemungkinan permasalahan yang akan muncul pada saat kurikulum tersebut diadopsi.
Diharapkan melalui tulisan akan dihasilkan gambaran bagaimana suatu proses adopsi akan
berhadapan dengan sejumlah masalah yang harus diatasi.
ASPEK-ASPEK INOVATIF KURIKULUM 2006 (KTSP)
KTSP yang mulai diberlakukan secara nasional pada tahun 2006 jelas berbeda dengan
kurikulum sebelumnya. Perbedaan yang paling mendasar adalah bahwa KTSP merupakan
produk dari penjabaran Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang
bernafaskan Undang-undang Otonomi Daerah. Dua hal penting yang membedakan KTSP dengan
kurikulum sebelumnya (sebagai dampak dari UU Otonomi Daerah) adalah (a) diberlakukannya
kurikulum yang berdiversifikasi, dan (b) adanya standardisasi pendidikan. Sebagaimana
diketahui bahwa Indonesia adalah negara yang heterogen, baik dilihat dari aspek geografisnya
maupun latar belakang sosial budayanya. Heterogenitas ini membawa dampak bahwa terdapat
perbedaan yang cukup bermakna antara daerah dan pusat. Dengan diberlakukannya Undang-
undang Otonomi Daerah maka setiap daerah mempunyai wewenang untuk mengatur urusan
dalam negerinya. Dengan demikian, pada aspek pendidikan terjadi hal yang sama. Jika pada
masa berlakunya sentralisasi saja sudah menyebabkan adanya perbedaan yang bermakna
antara pusat dengan daerah, maka dapat dibayangkan apa yang akan terjadi dengan sistem
pendidikan yang desentralisasi.
Untuk mengatasi perbedaan tersebut, maka kurikulum dikembangkan dengan mengacu
kepada standar nasional, artinya meskipun tiap daerah bahkan tiap sekolah diberi kebebasan
untuk mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan kemampuan masing-masing, tetapi tetap
harus mengacu pada standar minimal yang sifatnya nasional. Dengan demikian diharapkan
bahwa kurikulum yang dikembangkan (KTSP) dapat mengadopsi kebutuhan daerah tetapi tidak
melupakan aspek mutu/kualitas pendidikan secara nasional.
Partisipasi masyarakat yakni peran komite sekolah memberi masukan dan saran
tentang keunggulan lokal, menjadi poin berikutnya dalam peluang yang terkandung di KTSP.
Keterlibatan pihak masyarakat, yang selama ini dipandang hanya sebagai “user” pasif,
memunculkan tantangan yang lebih bermakna, sebab masuknya peran/partisipasi masyarakat
akan melibatkan pemikiran-pemikiran baru tentang perlunya peningkatan kualitas yang berasal
dari pihak pengguna. Masyarakat dapat mengikutsertakan dirinya untuk pengembangan dan
kemajuan sekolah dengan mengedepankan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh
masyarakat sekitar. Artinya pengembangan pendidikan berasal dari kebutuhan wilayah sekitar
(lokal) dan membawa warna keunggulan lokal, sehingga produk pendidikan tidak lagi menjadi
suatu alieansi sebab kemajuan pendidikan daerah tersebut sangat ditentukan oleh
pengembangan keunggulan lokalnya.
Peluang lain yang diberikan melalui KTSP adalah bahwa kurikulum berbasis sekolah.
Hal ini mengindikasi selain kurikulum akan dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemampuan
pihak sekolah, juga tidak kalah pentingnya adalah bahwa kurikulum harus dikembangkan oleh
guru. Dalam hal ini guru bukan hanya sebagai pelaksana kurikulum, melainkan juga sebagai
pengembang kurikulum di kelasnya. Konsekuensinya, guru dituntut untuk siap sebagai
pengembang kurikulum, sehingga tidak lagi terdengar bahwa pengembangan perencanaan
pembelajaran hanyalah merupakan “pekerjaan administratif belaka”. Konsekuensi lanjutan
adalah perlunya pembinaan berkelanjutan yang intensif bagi pihak guru sebagai pengembang
kurikulum di tingkat sekolah. Profesionalisasi menjadi suatu kebutuhan, dan guru harus terus
meningkatkan dirinya untuk mempercepat pembangunan bangsa. Di tangan gurulah terletak
maju atau mundurnya pendidikan kita.
Penerapan KTSP telah berjalan tiga tahun, dan sampai saat ini tampaknya apa yang
dilaksanakan di lapangan masih belum memenuhi tuntutan kurikulum tersebut. Tidak sedikit
pengamat pendidikan yang mempertanyakan apa perbedaan antara KTSP dengan kurikulum
sebelumnya, sementara di kalangan guru masih terjadi perbedaan pendapat di dalam
menafsirkan tuntutan kurikulum. Guru kembali menggunakan kebiasaan mengajar seperti
sebelumnya. Di lain pihak para guru merasa bahwa SK/KD tidak memberi arah dan tuntunan
yang jelas (dan detail) sehingga mereka cenderung mencari “contoh silabus/RPP” yang sudah
jadi dan meniru nya menjadi silabus/RPP yang akan digunakannya dalam pembelajarannya.
KESIMPULAN
Perubahan dalam kurikulum merupakan hal yang harus dilakukan sejalan dengan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Kurikulum sekolah selalu mengikuti perubahan jaman,
sebab jika tidak dilakukan perubahan maka pendidikan tidak dapat menghasilkan generasi
berikut yang tanggap terhadap perkembangan. KTSP merupakan bentuk kurikulum baru yang
sarat dengan perubahan / inovasi. Hal ini dilakukan sebagai jawaban terhadap perlunya
mengantisipasi perubahan masyarakat.
Meskipun kurikulum berubah, tidak berarti otomatis akan terjadi perubahan dalam
proses implementasi di lapangan. Perubahan tidak akan terjadi apabila guru sebagai pelaksana
pendidikan tidak atau belum melakukan perubahan tersebut. Dalam hal ini mungkin saja terjadi
pengimpangan dari apa yang diharapkan oleh kurikulum tersebut. Antisipasi terhadap
penyimpangan pelaksanaan kurikulum di lapangan dapat dilakukan jika telah diketahui apa
yang menjadi hambatan terhadap pelaksanaan kurikulum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Cuban, L. (1991). Curriculum Stability and Change. Dalam Handbook of Research on Curriculum.
New York : Macmillan Publishing Co.
Hasan, S. H. (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
P2LPTK.
House, E.R. (1974). The Politics of Educational Innovation. California : McCutchan Publishing
Corp.
Humphreys, T. (1993). A Different Kind of Teacher. London : Cassell
McCormick, R. & James, M. (1983). Curriculum Evaluation in Schools. London & Canberra :
Croom Helm Ltd.
Miller, J. P. & Seller, W. (1985). Curriculum Perspectives and Practice. New York & London :
Longman
Rogers, E. M. (1983). Diffusion of Innovations. New York : The Free Press, A Division of
Macmillan Publishing Co. Inc.
Rosenblum, S. & Louis, K. S. (1981). Stability and Change, Innovation in an Educational Context.
New York & London : Plenum Press.
INOVASI PEMBELAJARAN
Mata kuliah ini termasuk mata kuliah inti yang harus dikuasai dengan baik oleh mahasiswa .
Melalui mata kuliah ini ,Anda sebagai mahasiswa dapat mengenal dan mengalisis berbagai
pembaharuan pembelajaran dan penyebarannya (aplikasinya) dalam berbagai situasi
pembelajaran. Sebagai mahasiswa diharapkan berani mencoba berbagai inovasi serta dapat
menularkan hasil percobaannya kepada rekan –rekan sesama guru agar mereka termotivasi
turut mencoba berbagai inovasi pembelajaran tersebut.
Inovasi merupakan suatu ide ,hal-hal yang praktis ,metode, cara ,barang-barang buatan
manusia yang diamati atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat)
Keuntungan relatif
Kompatibel (compatibility)
Kompleksitas (complexity)
Trialibilitas (trialibilitas)
Dapat diamati (observability)
Menurut Peter M.Drucker yang dikutip oleh Tilaar mengemukakan lima prinsip inovatif,yaitu
:
1. inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang terbuka
artinya suatu inovasi hanya dapat terjadi jika kita memiliki kemampuan analisis;
2. inovasi sifatnya konseptual dan perseptual yang bermula dari suatu keinginan untuk
menciptakan suatu yang baru dan dapat dimengerti oleh masyarakat;
3. inovasi haruslah bersifat simple dan terfokes,artinya harus sederhana dan terarah;
4. inovasi harus dimulai dari yang kecil, artinya tidak semua inovasi dimulai dari ide-
ide yang sangat besar yang tidak terjangkau oleh kehidupan nyata manusia ,keinginqan yang
kecil untuk memperbaiki suatu kondisi atau suatu kebutuhan hidup ternyata kelak
mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap kehidupan manusia selanjutnya;
Inovasi berawal dari keinginan untuk menciptakan suatu yang baru dan dapat
diterima oleh masyarakat . Pencipta inovasi harus memiliki persepsi terhadap
kebutuhan masyarakat yang cocok dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat,
dimana ia hidup.
Modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (belum
modern) kemasyarakat yang lebih maju.
Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang
baru bagi individu atau masyarakat, sedangkan modernisasi menekankan pada
adanya proses perubahan dari tradisional ke modern atau dari yang belum maju ke
arah yang lebih maju. Jadi , dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi
sebagai tanda adanya modernisasi .
A. Finn:selain diartikan sebagai mesin , teknologi bisa mencakup proses, sistem manajemen
dan mekanisme pantauan : baik manusia itu seendiri atau bukan , … Secara luas, cara
pandang terhadap masalah berikut lingkupnya , tingkat kesukaran , studi kelayakan serta cara
mengatasi masalah secara teknis dan ekonomis (Finn,1998).
B. Simon yang dikutib oleh Salisburry mengemukakan , teknologi sebagai disiplin rasional
yang dirancang untuk meyakinkan manusia akan keahliannya menghadapi alarm fisik atau
lingkungan melalui penerapan hukum atau aturan ilmiah yang telah ditentukan
(Salisburry,1996,page7).
Hamijoyo: inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari
hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Ibrahim : inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi yang
dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan . Inovasi pendidikan merupakan
suatu ide , barang , metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang
atau sekelomok orang (masyarakat) baik berupa hasil inversi atau discoversi yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Beberapa inovasi pendidikan pada tingkat sekolah dasar salah satunya yaitu adanya SD
Pamong untuk anak terlantar dan putus sekolah
q Latar belakang kehadiran inovasi diawali dengan adanya perkembangan masyarakat atau
perubahan sosial . Perubahan sosial ini menimbulkan dampak , yaitu adanya perubahan
paradigma pendidikan .
Abad 21 merupakan abad kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena teknologi
merupakan suatu keharusan dalam menghadapi era globalisasi. Kemajuan teknologi salah
satunya adalah teknologi komunikasi yang menunjang proses belajar tanpa batas , seperti
pembelajaran mandiri melalui internet .Pembelajaran mandiri merupakan inti dan proses
pembelajaran di masa depan yang cepat, intensif, dan serba terkini (up to date ).Belajar
mandiri ini pada abad ke 21 ini disebut Cyber learning .
v Kel I &Kel V
Diskusikan dengan kelompokmu mengenai pengertian inovasi secara umum dengan
kalimatmu sendiri.Setelah itu diskusikan perbedaan antara inovasi , teknologi dan
modernisasi berikut contohnya,dan apa tujuannya mengadakan inovasi!
Dikusikan dengan kelompokmu , apa yang dimaksud dengan pembaruan /inovasi Sosial?
Yang mana inovasi sosial itu berdampak pada paradigma dalam pendidikan meliputi
paradigma apa saja jelaskan! Dan jelaskan 4 tahapan Perkembangan pendidikan !
BAB II
Inovasi adalah gagasan ,tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang .Inovasi
harus disebarluaskan .Salah satu bekal yang berguna bagi usaha memasyarakatkan inovasi
adalah memahami karakteristik inovasi dan faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam proses
penyebaran inovasi ke dalam satu sistem sosial.
Karakteristik inovasi menurut Rogers yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan inovasi adalah:
Menurut Zaltman, seperti yang dikutif Ibrahim mengemukakan bahwa cepat atau
lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat , akan dipengaruhi oleh atribut inovasi itu
sendiri . Inovasi merupakan kombinasi dari berbagai atribut.Atribut inovasi tersebut adalah
sbb:
1. Pembiayaan
2. Balik modal
3. Efisiensi
4. Resiko & ketidak pastian
5. Mudah dikomunikasikan
6. Kompatibilitas
7. Kompleksitas
8. Status ilmiah
9. Kadar keaslian
10. Dapat dilihat kemanfaatannya
11. Dapat dilihat batas sebelumnya
12. Keterlibatan
13. Hubungan interpersonal
14. Kepentingan umum atau pribadi
15. Penyuluh inovasi
Pendidikan adalah suatu sistem maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan komponen sistem pendidikan.
f . Prosedur
k . Strategi
3.Sebut dan jelaskan satu persatu sasaran inovasi dalam bidang yang dikemukakan oleh B
Miles!
4.Sebut dan jelaskan sasaran inovasi dalam bidang yang dikemukan oleh Udin S
Winataputro!
5.Sebut dan jelaskan sasaran inovasi lain dalam bidang pendidikan selain yang dikemukakan
oleh dua tokoh tersebut diatas!
6.Sebut dan jelaskan satu persatu faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi pendidikan !
BAB III
Dalam Bab III ini akan dibahas tentang pengertian umum dan dinamika globalisasi dan
desentralisasi.Dengan berbekal dengan pemahaman umum itu mahasiswa diajak untuk
menghubungkannya dengan pendidikan. Mahasiswa diajak bagaimana sebaiknya menata
sistem, merancang program,kemudian mengemplementasikan pada tngkat kelas dan sekolah.
Globalisasi bukannya fenomena yang datang dengan tiba-tiba . Theodore Levitt
meramalkan pertama kali pada tahun 1985.Ia mengamati pesatnya perubahan dalam tatanan
ekonomi, keuangan terutama yang berkaitan dengan sektor produksi,konsumsi dan investasi.
Kemajuan di bidang teknologi produksi ,dan inovasi yang pesat terutama
dalam bidang komunikasi dan transportasi mempengaruhi negara-negara maju untuk
memperkenalkan sistem ekonomi mereka kenegara ketiga atau berkembang . Peran negara
dalam ekonomi meluntur, sebaliknya privatisasi dalam banyak bidang lebih banyak terjadi.
Globalisasi adalah fenomena yang irreversible, suatu fenomena yang tak
mungkin dibalik arahnya . Globalisasi membawa manfaat, tetapi globalisasi juga membawa
kemudharatan jika kita tidak siap menghadapinya .Globalisasi menyingkirkan isolasi ,
membuka peluang untuk terjadinya pertukaran gagasan , teknologi dan sumber daya.
Namun,globalisasi , dapat juga tergelincir menjadi kekuasaan bagi yang kuat untuk
mengendalikan yang lemah. Suatu negara dituntut untuk memperkuat dirinya melalui
berbagai program pemberdayaan , namun pada waktu yang sama harus menuruti kaidah-
kaidah yang terkandung dalam globalisasi ,antara lain pemerintah yang demokratis , terbuka
dan mendorong lahirnya peran swasta yang kuat.
Pemberdayaan oleh suatu negara hanya dapat terjadi dengan baik jika sistem
desentralisasi , termasuk desentralisasi dalam pendidikan dituangkan dalam praktik .
Desentralisasi yang sehat jika diberikan muatan makna interdespensasi , yaitu saling
tergantung dan saling isi mengisi karena keyakinan setiap orang, setiap pihak masing-masing
mempunyai kekuatan dan kelemahan . Sebaliknya desentralisasi menjadi sakit jika diberikan
muatan makna independensi atau kebebasan unuk membuat keputusan dan mengambil
tindakan tanpa dicampuri atau memperhatikan kepentingan pihak lain , seolah-olah segala-
galanya dapat diselesaikan sendiri .
v Pembaharuan pendidikan tidak berlangsung tiba-tiba dan bahkan memerlukan masa
ratusan bahkan ribuan tahun untuk sampai pada pembaharuan pendidikan yang kita saksikan
saat ini.
Bermula dari hanya untuk melayani tuntutan segelintir orang dari lapisan masyarakat
yang tertentu pula (individual), sampai melayani segenap warga pengguni planet
bumi(global).
v Pendidikan dengan tujuan yang berfokus pada kepentingan nasionalpun ,dalam
melenium ini, juga dinilai tidak memadai . Pendidikan dalam era global harus berisikan isu
yang merupakan agenda global pendidikan.Isu itu terutama yang menyangkut hak asasi
manusia , lingkungan , hak dan perlindungan anak,hak kaum wanita , kesehatan,
kemakmuran,perdamaian , toleransi, harmoni, keberagaman.
v Oleh karena itu ,basis pendidikan bukan lagi di atas basis yang berkarakter
pendidikan semata-mata.Ingatlah ungkapan orang Afrika,kemudian dikutip juga oleh Hillary
Clinton yaitu “diperlukan seluruh desa hanya untuk mendidik seorang anak”. Ungkapan itu
menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dikembangkan dengan basis yang luas, yang
memperhatikan dan memasukkan berbagai aspek kehidupan dalam proses pembelajaran.Pada
saat itu pulalah, tuntutan terhadap pembaruan pembelajaran menjadi sesuatu yang
irreversible, sesuatu yang tidak terelakkan .
v Globalisasi menuntut para pendidik dan semua pihak yang berkepentingan untuk
ikut serta secara aktif. Itu pula pendidikan milenium ini dan yang akan datang disebut juga
community based education.Keyakinan yang menggarisbawahi pendidikan globalisasi adalah
mendorong masyarakat khususnya generasi muda untuk membangun knowledge society,
yaitu masyarakat yang berbasis IPTEK, yang yakin bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
jauh lebih penting dari pada sumber alam walau semelimpah apa pun juga.
v Pendidikan lebih dari sekadar kendaraan untuk melaju pada jalur ekonomi menuju
kemakmuran.Pendidikan terutama merupakan kendaraan utama untuk memperdayakan warga
suatu bangsa , untuk mengembangkan intitusi demokratis , untuk menciptakan sistem operasi
yang efektif dalam pemerintahan, untuk memerangi ketidakadilan , untuk mengikis
kemiskinan dan penyakit, untuk memelihara identitas kultural,dan untuk memperkuat
masyarakat yang berbasiskan kekuatan sipil, bukan militer.
v . Kunci dari itu semua , yaitu kunci untuk mencapai cita-cita pendidikan
sebagaimana dipaparkan dalam paragraf di atas adalah berkembangnya the strong
determination to succed,yaitu keteguhan hati dan kebulatan tekad untuk berhasil. Itulah tugas
utama pendidikan , yang merupakan salah satu tujuan pembaruan pembelajaran yaitu
menumbuhkembangkan keteguhan dan kebulatan tekad di kalangan anak didik untuk meraih
sukses ,yaitu sukses yang bermanfaat bagi dirinya,masyarakat,bangsa dan negara.
v Pendidikan hanya akan mecapai hasil yang layak untuk kepentingan bangsa jika
bangsa dan pemerintah di negara itu sadar betul bahwa pendidikan adalah investasi yang
utama,yang keutamaannya melebihi bidang lainnya . Oleh karena itu, tataran politik,
ekonomi, keuangan , sosial dan budaya haruslah secara synergic mendukung pembaruan
pendidikan.
v Dalam era sekarang dan yang akan datang , berpikir dikotomis bukan lagi
jamannya . Kita tidak boleh lagi kita tidak boleh lagi berpikir bahwa sistem yang sentralistis
lebih baik dari pada desentralistis atau sebaliknya atau berpikir nasional dan lokal lebih aman
daripada berpikir global atau sebaliknya . Sistem sentralistis yang sehat berusaha keras agar
terjadi desentralisasi pendidikan.Desentralisasi pendidikan yang kuat dan sehat akan
memperkuat pula sistem pendidikan nasional.
Akhirnya desentralisasi pendidikan dalam arti praktis yang sesungguhnya haruslah
terjadi di sekolah , di kelas , dan terutama di dalam proses pembelajaran .
2. Apa dampak yang terjadi akibat masuknya modal asing ke suatu negara,jika dikaitkan
dengan sumber daya manusia?
3. Mengapa peran media , seperti radio,TV dapat mengubah perilaku konsumsi manusia ,dan
mengapa pula media,langsung ataupun tidak langsung dianggap sebagai salah satu mesin
globalisasi?
BAB IV
Pembelajaran Berbasis Budaya akan mengemukakan beberapa hal yang perlu kita
bahas bersama yaitu deskripsi tentang budaya dan proses pembudayaan, landasan teoritis
pembelajaran berbasis budaya, budaya dan pembelajaran , serta beberapa contoh penerapan
pembelajaran berbasis budaya. Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menyimpulkan pengertian pembelajaran berbasis budaya;
v Pada dasarnya sekolah merupakan tempat kebudayaan karena proses belajar
merupakan proses pembudayaan yakni untuk pencapaian akademik siswa , untuk
membudayakan sikap , pengetahuan ,keterampilan dan tradisi yang ada dalam suatu
komunitas budaya .
v Budaya adalah pola untuk perilaku manusia dan produk yang dihasilkannya
membawa pola pikir , pola lisan , pola aksi , artifak, dan sangat tergantung pada kemampuan
seseorang untuk belajar dan menyampaikan pengetahuannya kepada generasi berikutnya.
v Proses pembelajaran budaya terjadi dalam bentuk pewarisan tradisi budaya dari
satu generasi kepada generasi berikutnya.Pewarisan tradisi budaya dikenal sebagai proses
enkulturasi, sedangkan adopsi budaya dikenal dengan proses akulturasi. Kedua proses ini
berujung pada pembentukan budaya dalam suatu komunitas.
v Pembelajaran berbasis budaya dibedakan menjadi 3 macam, yaitu belajar tentang
budaya , belajar dengan budaya , dan belajar melalui budaya .Landasan teori pembelajaran
berbasis budaya, didasarkan pada teori Konstruktivisme dalam pendidikan terutama
berkembang dari hasil pemikiran Vygotsky, pemikiran Piaget, serta pemikiran Brooks&
Brooks.
Pemahaman terpadu membuat siswa mampu untuk bertindak secara mandiri berdasarkan
prinsip-prinsip ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam konteks
komunitas budaya yang mendorong siswa untuk kreaif terus mencari dan menemukan
gagasanberdasarkan konsep dan prinsip ilmiah.
3. Pengetahuan tentang aturan main (rules of the game) yang berlaku dalam
bidang ilmu.
BAB V
Setelah Mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa sebagai guru SD yang profesional
mampu:
BAB VI
INOVASI PEMBELAJARAN
LATAR BELAKANG
INOVASI PEMBELAJARAN ?
Paradigma baru:
UPAYA INOVATIF
IDENTIFIKIASI MNASALAH
Secara individual : tulislah satu masalah nyata yang Bapak /Ibu hadapi dalam
pembelajaran .
Dalam kelompok 5 — 6 orang diskusikan masalah yang ditemukan secara
individual ,kemudikan integrasikan dan rumuskan masalah tersebut.
MEMECAHKAN MASALAH
Tahap 1:
Tahap 2 :
Tahap 3:
Pembelajaran berkualitas:
Secara sinergis mampu menghasilkan proses,hasil,dan dampak belajar yang
optimal,yang memungkinkan terwujudnya “better students’learning capacity”
Mahasiswa tertantang untuk belajar ,menganalisis masalah ,mencari jalan
keluar ,dll
Inovasi pembelajaran
Inovasi ialah sebuah ide baru yang diproses untuk menghasilkan produk. Menurut Miles
karakteristik inovasi ialah Delibrate= sengaja, ada keinginan, Novel=baru, Specific=detail,
Direction to goal attainment= mengarah ke tujuan yang ingin dicapai. Dan terdapat Aspek-
aspek pokok yang mempengaruhu inovasi yaitu Struktur, prosedur, personal.
Inovasi pendidikan di Indonesia meliputi pertama, Top Down Inovasi yaitu peningkatan mutu
pendidikan dengan pemerataan secara “memaksa” dari pimpinan ke bawahan demi
tewujudnya tujuan yang ingin dicapai. Kedua, Bottom Up Inovation yaitu suatu ide dari
bawah/bawahan yang “di angkat” ke atasan untuk di aplikasikan. Ketiga, Desentralisasi dan
Demonstrasi pendidikan. Keempat, Quantum Learning yaitu kiat,petunjuk, strategi dan
seluruh proses belajar mengajar yang dapat mempertajam dan daya ingat serta membuat
belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Kelima Pendekatan
kontekstual yaitu merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaikan materi belajar
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapan dalam dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau
komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles, dengan perubahan
isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.
- Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem social tentu
menentukan personal (orang) sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan
komponen personel misalnya: peningkatan mutu guru, system kenaikan pangkat, aturan tata
tertib siswa, dan sebagainya.
- Banyaknya personal dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berapa
jumlah personalia yang terikat dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan aspek ini misalnya: berapa ratio guru siswa pada satu
sekolah dalam system PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan ratio 1 : 200 artinya satu
guru dengan 200 siswa). Sekolah Dasar di Amerika satu guru dengan 27 siswa, perubahan
besar wilayah kepenilikan, dan sebagainya.
- Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan mendayagunakan berbagai
sarana dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan
komponen ini misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja),
perubahan pengaturan dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang mudah dibuka,
sehingga pada diperlukan dua ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium
bahasa, penggunaan CCTV (TVCT- Televisi Stasiun Terbatas), dan sebagainya.
- Prosedur. Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya: penggunaan kurikulum baru, cara
membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.
- Peran yang diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperlukan
kejelasan peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan inovasi yang
relevan dengan komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pemakai media (maka
diperlukan keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai
pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.
- Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan
perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan
dan perasaan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah
ditentukan akan mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini
misalnya: wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses,
perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum SD yang disempurnakan, dan sebagainya.
- Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada
kejelasan hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya:
diadakan perubahan pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan
mekanisme kerja antar seksi, di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara
jurusan, fakultas, dan biro registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan
sebagainya.
- Strategi. Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan.
Top Down Inovation Inovasi model Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan
(pemerintah) sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan
efisiensi dan sebaginya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan
cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik
untuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak
pelaksanaannya. Contoh adalah yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasinal selama
ini. Seperti penerapan kurikulum, kebijakan desentralisasi pendidikan dan lain-lain.
Bottom Up innovation Yaitu model ionovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah
dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.
Biasanya dilakukan oleh para guru.
Quantum Learning adalah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik
meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan digunakan. Namun, Bobbi De Porter
mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu siswa
menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas.
Pendekatan kontekstual. Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitka antar
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
merekasebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaranberlangsung alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalam, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Dalam kelas kontekstual,
tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak
berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagi
sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.
Begitula peran guru dalam kelas yang dielola dengan pendekatan kontekstual.
Top Down Inovation: Sistem kepemerintahan, dinas pendidikan, tata Negara, ormas, Partai
dll, Bottom Up innovation: Ormas, CV, dll, Desentralisasi dan Demonstrasi pendidikan:
Dinas Pendidikan, sekolah, dll, Quantum Learning: Proses belajar dikelas, les privat, games
edukasi, dll, Pendekatan kontekstual: pembelajaran dikelas, penyampaian materi untuk siswa.
Top down innovation: kelebihan: lebih terorganisir, lebih efisien, lebih mudah pencapaian
tujuan, lebih mudah melakukan pengontrolan, kekurangan: menjadikan Guru kurang kreatif,
tidak sesuai dengan kondisi yang ada, meningkatkan kecurangan, pendidikan karakter tidak
mengena. Bottom Up Innovation: kelebihan: lebih kreatif, bisa disesuaikan dengan kondisi
lingkungan yang ada, kekurangan: lebih sulit dalam pengontrolan, kurang terorganisir,
kurang efisien, pencapaian tujuan lebih banyak memakan waktu. Desentralisasi dan
Demonstrasi pendidikan: kelebihan: semua kebijakan terletak pada pemerintah, kewenangan
hanya milik pemerintah, kekurangan: berkemungkinan pemerintah akan semena-mena,
masyarakat kurang bisa mengapresiasikan pendapatnya. Quantum Learning: Kelebihan:
proses belajar lebih menyenangkan, lebih bisa diterima oleh siswa, kekurangan: lebih
bekerja keras, agak ribet. Pendekatan Kontekstual: Kelebihan: siswa lebih bisa memahami
pelajaran, siswa lebih bisa mengaplikasikan kedalam kehidupan nyata, kekurangan: siswa
jarang berimajinasi Kesimpulan
Inovasi ialah sebuah ide baru yang diproses untuk menghasilkan produk. Menurut Miles
karakteristik inovasi ialah Delibrate= sengaja, ada keinginan, Novel=baru, Specific=detail,
Direction to goal attainment= mengarah ke tujuan yang ingin dicapai.
Ada sekitar 5 inovasi yang saat ini sedang berkembang di Indonesia beserta ruang lingkupnya
yaitu, Top Down Inovation: Sistem kepemerintahan, dinas pendidikan, tata Negara, ormas,
Partai dll, Bottom Up innovation: Ormas, CV, dll, Desentralisasi dan Demonstrasi
pendidikan: Dinas Pendidikan, sekolah, dll, Quantum Learning: Proses belajar dikelas, les
privat, games edukasi, dll, Pendekatan kontekstual: pembelajaran dikelas, penyampaian
materi untuk siswa.
Latihan Soal!
1. Menurut anda mengapa perlunya inovasi dalam suatu hal khususnya dalam dunia
pendidikan?
2. Menurut yang anda ketahui Negara Indonesia lebih banyak menggunakan inovasi bentuk
apa? berikan alasan sesuai pengetahuanmu!
3. Dari yang telah anda fahami apakah Quantum Learning akan lebih baik digunakan untuk
proses pembelajaran? Mengapa, jelaskan menurut pendapat anda!
4. Menurut anda inovasi apa yang cocok untuk pendidikan di Indonesia serta mudah dan
praktis dalam penerapannya?
5. Sebutkan dan jelaskan point-point penting yang ada pada model model inovasi!
Referensi.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011-
AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Inovasi_Pendidikan_Pembelajaran.pdf