Anda di halaman 1dari 57

Dengan mempelajari dari berbagai sumber E-Portofolio teman-teman dapat saya simpulkan

diantaranya sebagai berikut.

Pada dasarnya inovasi pendidikan memiliki 4 ranah penting, yaitu :

1. What (apa definisi atau esensi dari inovasi itu sendiri)


2. Why (kenapa inovasi harus dilakukan)
3. When (kapan inovasi harus dilakukan)
4. How (bagaimana inovasi itu dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat)

Kehidupan adalah perubahan jika tidak ada perubahan artinya tidak ada kehidupan,
pendidikan itu sendiri merupakan kehidupan karena memiliki sifat perubahan, sedangkan
inovasi itu sendiri merupakan upaya tersistematis dalam melakukan perubahan tersebut,
dengan demikian karakteristik UPI terlebih AP adalah wajib memiliki karakteristik
Perubahan sebagai upaya yang disengaja secara tersistematis (Inovasi), dengan sendirinya
pertanyaan tersebut di atas terjawab bahwa pendidikan tanpa perubahan adalah bohong,
perubahan yang tidak diupayakan secara tersistematis adalah bukan merupakan karakter
perubahan kaum terdidik.

Selain paradigma berpikir yang mendasar di atas ada beberapa masalah yang menyebabkan
pentingnya Mata Kuliah Inovasi Pendidikan khususnya bagi Administrasi Pendidikan sebagai
yang bersentuhan langsung dengan bidang garapan pendidikan secara keseluruhan adalah
sebagai berikut.

1. Adanya Perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat


2. Demografi, Sosial, dan Kultural
3. Kebutuhan Masyarakat akan Pendidikan yang Lebih Baik
4. Kurang Sesuainya antara Pendidikan dengan Kebutuhan Dunia Usaha
5. Kurangnya Sarana dan Prasarana Pendidikan

B. Tanggapan Mengenai Materi Pengantar Perkuliahan

Dengan melihat esensi materi yang diberikan pada Materi pengantar perkuliahan intinya
adalah memeberikan gambaran bagaimana arahan Mata Kuliah ini serta memberikan
pencerahan mengenai kerangka berpikir dalam Inovasi Pendidikan. Selain itu dengan
memperhatikan fasilitas yang diberikan dengan gaya pemnfaatan hasil dari salah satu bentuk
Inovasi itu sendiri yaitu media internet merupakan suatu terobosan yang dapat membantu
Mahasiswa untuk lebih maju.
A. Konsep Dasar Inovasi

Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata
kerjanya inovo yang artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan
yang baru yang menuju kea rah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya,
yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).

Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit
of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun
teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat
berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah :
Managerial, Teknologi, Kurikulum

B. Pengertian Inovasi Pendidikan

Ada beberapa pendapat mengenai inovasi pendidikan :

1. Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan
adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi
hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan
baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.

2. Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan
atau sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.

Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang
ada sebelumnya), serta sengaja diciptakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai
tujuan tertentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah
yang menjadi kunci penelitian inovasi pendidikan, sebagai berikut.

1. “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau
dilaksanakan oleh penerina inovasi, meskipun mungkin bukan hal baru lagi bagi oranag lain.
Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari
sebelummya.

2. “Kualitatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya re-organisasi atau pengaturan


kembali unsure-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata menjumlahkan atau
penambahan unsure-unsur setiap komponen.

3. “Hal” yang dimaksud dengan definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan
aspek dalam subsistem pendidikan. Hal-hal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah idea
tau rangkaian ide. Sementara inovasi karena sifatnya, tetap vercorak mental, sedangkan yang
lain memperoleh bentuk nyata, termasuk hal yang diperbaharui ialah buah pikiran, metode,
dan teknik bekerja, mengatur, mendidik, perbuatan, peraturan norma, barang, dan alat.

4. “Kesenjangan” merupakan unsure pengembangan baru dalam pemikiran para pendidik


dewasa ini. Bembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak mengutarakan harapan
kalangan pendidik agar kita kembali pada pembelajaran (learning), dan pembelajaran
(teaching), dan menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas (gadgeteering).

5. “Meningkatkan kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah


kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sasaran, termasuk struktur dan prosedur
organisasi.

6. “Tujuan” yang direncanakan hrus dirinci dengan jelas tentang sasarandan hasil-hasil yang
ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara
keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan, sedangkan tujuan inovasi itu sendiri
adalah efesiensi dan efektifitas, mengenai sasaran jumlah anak didik sebanyak-banyaknya
dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya.

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi dibidang
pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang
lebih baik dalam bidang pendidikan.

C. Ruang Lingkup Inovasi Pendidikan

1) Bidang peserta didik, pengelompokan dalam proses pembelajaran dengan segala gambaran
karakteristiknya

2) Bidang tujuan pendidikan, menyangkut kapasitas pribadi, sosial, ekonomis, tingkat dan
jenis pengajaran, cara dan sarana untuk merumuskan tujuan

3) Isi pelajaran, menurut jenisnya, efek/dampak, kapasitas anak didik, bidang dan struktur
ilmu pengetahuan, manfaat, kemampuan mental, dan derjat spesialisasi

4) Media pembelajaran,

5) Fasilitas pendidikan, perabot/perlengkapan yang mendukung pelaksanaan pendidikan

6) Metode dan tekhnik komunikasi, interaksi langsung dan tak langsung

7) Hasil pendidikan

D. Tujuan inovasi pendidikan

Menurut santoso (1974) tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga,
uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah
meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik
sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan
peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang,
alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

Referensi : Sa’ud, Udin Syaefudin. (2008) Inovasi Pendidikan. Al Fabeta. Bandung


KARAKTERISTIK INOVASI PENDIDIKAN

Everett M. Rogers mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau
lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut :

1. Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dapat memberikan manfaat atau keuntungan,
bagi penerimanya, yang dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, prestise sosial,
kenyamanan, kepuasaan dan lainnya.
2. Konfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai
(value), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.
3. Kompleksitas (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima.
4. Trialabilitas (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
5. Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu
inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat. Adapun
beberapa kemampuan bidang yang dapat diamati, diantaranya : manajemen pendidikan,
metodologi pengajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi
kurikulum,dll.

Dari kelima karakteristik tersebut didapat peta konsep sebagai berikut :

1. Keunggulan reatif

· manfaat

· menguntungkan pengguna

· ekonomis

· kepuasan pengguna

2. Kompleksitas

· kerumitan

· tingkat kesulitan

3. Kompatibilitas

· kesesuaian dengan nilai

· kesesuaian dengan pengalaman

· kesesuaian dengan kebutuhan

4. Trialabilitas

· dapat diuji coba

· bergerak dan fakta


5. Observability

· dapat diamati

· terlihat

· dapat dirasakan

Tanggapan & Argumen :

Cepat atau lambatnya suatu inovasi dapat diterima akan sangat tergantung pada karakteristik
inovasi itu sendiri dan juga dipengaruhi oleh atribut-atribut inovasi itu sendiri. Oleh karena
iru seorang agen pembaharuan atau innovator harus senan tiasa memmperhatikan
karakteristik dan atribut inovasinya agar dapat dengan cepat diterima sasaran inovasi tersebut.
PROSES INOVASI PENDIDIKAN

Rogers (1961) mengemukakan difusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its
source of invention or creation to its ultimate users or adopters.”

Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen
pokok, yaitu:

(1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal
ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.
Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep
’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.

(2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada
penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a)
tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi
dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan
tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media
massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima
secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

(3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai
memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu
sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses
pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih
lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

(4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama
untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama

2. Salah satu proses inovasi dalam pendidikan yang dilakukan secara diseminasi adalah
mengenai school-net. School-net ini memang berfungsi untuk mengefektifkan segala
informasi dan jaringan yang ada agar mudah diakses. Namun, pada kenyataan di lapangan,
inovasi school-net masih banyak kendala, seperti fasilitas sekolah yang kurang memadai serta
kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer/laptop maupun internet masih kurangm
memadai.
About these ads
STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN

STRATEGI INOVASI

1. Strategi Fasilitatif

Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakqan strategi fasilitatif artinya


untuk mencapai tujuan perubahan perubahan sosial yang telah ditentukan, diutamakan
penyediaan fasilitas dengan maksud agar program sosial akan berjalan dengan mudah dan
lancar. Strategi fasilitatif akan dapat digunakan dengan tepat jika :

(a) mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan,

(b) merasa perlu adanya perubahan,

(c) bersedia menerima bantuan dari luar dirinya,

(d) memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya.

2. Strategi Pendidikan.

Dengan strategi ini orang harus belajar lagi tentang sesuatu yang dilupakan yang sebenarnya
telah dipelajarinya sebelum mempelajari tingkah laku atau sikap baru. Strategi pendidikan
dapat berlangsung efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini :

- digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai

- disertai dengan keterlibatan berbagai pihak, misalnya dengan adanya: sumbangan dana,
donator, serta penunjang yang lain.

- digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau kembali ke keadaan
sebelumnya.

Strategi pendidikan akan kurang eefektif jika :

- tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan.

- digunakan dengan tanpa dilengkapi strategi yang lain.

3. Strategi bujukan.

Strategi bujukan tepat digunakan bila klien tidak berpartisipasi dalam perubahan sosial.
Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambil keputusan untuk
menerima atau menolak perubahan sosial. Strategi bujukan tepat jika masalah dianggap
kurang penting atau jika cara pemecahan masaalah kurang efektif serta pelaksana program
perubahan tidak memiliki alat control secara langsung terhadap klien..

4. Strategi Paksaan.
Strategi dengan cara memaksa klien untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa
merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan. Penggunaan strategi paksan perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

· Partisipasi klien terhadap proses perubahan rendah

· Klien tidak merasa perlu untuk berubah

Kennedy (1987:163) juga membicarakan tentang strategi inovasi yang dikutip dari Chin dan
Benne (1970) menyarankan tiga jenis strategi inovasi, yaitu: Power Coercive (strategi
pemaksaan), Rational Empirical (empirik rasional), dan Normative-Re-Educative
(Pendidikan yang berulang secara normatif).

Tanggapan Mengenai Strategi Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Inovatif

Para Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan harus mengenal dan memahami
sberbagai macam strategi ini, hal ini akan sangat berpengaruh pada pola atau metoda dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari.

Betapapun baiknya manfaat dari inovasi itu bagi sasaran inovasi akan sangat sulit diterima
jika inovator tersebut tidak memahami strategi inovasi ini, atau dapat diasumsikan mengenai
ketidak berhasilan inovasi salah satunya pelkasana dari inovasi ini tidak secara
komprehenship memahami strategi inovasi.

Pembelajaran inovatif adalah salah satu bentuk strategi inovasi, karena secara disengaja
dimunculkan agar pembelajaran lebih dapat dengan lancar mencapai tujuan. Dan sudah
barang tentu pembelajaran inovatif ini muncul dengan didasarkan pada hasil analisis
kebutuhan dari proses pembelajaran dari sasaran inovasi itu sendiri.
About these ads

MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN

A. Rangkuman Pertemuan 6

1. Ruang lingkup inovasi sekolah sebagai suatu sistem adalah sebagai berikut

a. Input, meliputi:

* Visi, misi, tujuan, sasaran

* Kurikulum

* Pendidik dan tenaga kependidikan

* Peserta didik
* Sarana dan prasarana

* Dana

* Regulasi

* Organisasi

* Administrasi

* Peran serta masyarakat

* Budaya sekolah

b. Proses; yaitu proses belajar mengajar

c. Output, meliputi:

* Prestasi akademik

* Prestasi non akademik

* Angka putus sekolah

* Angka mengulang

d. Outcome, meliputi:

* Kesempatan pendidikan

* Kesempatan kerja

* Pengembangan diri tamatan

2. Konsep Organisasi

* Definisi
Menurut Stephen P. Robbins

Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
* Partisipasi.

Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:

a. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu


keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara
jasmaniah.
b. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan
kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.

c. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol
dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of
belongingness”.Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai
berikut : Pikiran (psychological participation), Tenaga (physical partisipation), Pikiran dan
tenaga, Keahlian, Barang, Uang.

* Bentuk-Bentuk Organisasi

Organisasi politik, Organisasi sosial, Organisasi mahasiswa, Organisasi olahraga, Organisasi


sekolah, Organisasi negara

M 3. Mempertahankan Kehidupan Inovasi dalam Organisasi

Joyce wycoff (2004) mengemukakan 10 langkah praktis untuk mempertahankan kehidupan


inovasi dalam suatu organisasi yaitu :

* Hilangkan rasa takut dalam organisasi.

* Jadikan inovasi sebagai bagian dari sistem penilaian kerja setiap orang. Tanyakan kepada
mereka, apa yang akan mereka ciptakan pada masa yang akan dating.

* Dokumentasikan setiap proses inovasi dan pastikan setiap orang dapat memahami peran di
dalamnya dengan sebaik-baiknya.

* Berikan keluasaan kepada semua orang untuk dapat mengeksplorasi kemungkinan baru dan
berkolaborasi dengan orang lain.

* Pastikan setiap orang dapat memahami strategi organisasi dan pastikan pula bahwa semua
usaha inovasi benar-benar sudah selaras dengan strategi yang ada.

* Belajarkan semua orang untuk mampu memindai limngkungan, seperti tentang trend baru,
teknologi atau perubahan mindset pelanggan.

* Belajarkan semua orang untuk menghargai keragaman, baik dalam gaya berpikir,
perspektif, pengalaman atau keahlian, karena keragaman seluruh aktivitas ini merupakan
bagian yang penting dan tidak dapat dipisahkan dalam proses menuju inovasi.

* Tentukan criteria yang terukur dengan focus pada cita-cita masa depan organisasi.

* Team inovasi berbeda dengan team proyek regular. Oleh karena itu dibutuhkan
perlengkapan dan mindset yang berbeda pula. Sediakanlah pelatihan yang cukup sehingga
setiap orang dapat bekerja dalam inovasi secara sukses.

* Kembangkan sistem pengelolaan gagasan dan tangkaplah setiap gagasan untuk


dikembangkan dan dievaluasi berbagai kemungkinannya.

4 4. PSBG (Pusat Sumber Belajar Gugus)


PSBG merupakan jalan meningkatkan profesionalisme guru. Guru dan tenaga pendidik
lainnya dapat mengadakan pelatihan KKG, KKKS, Pembuatan soal, Pelayanan ICT dan
tersedianya sumber belajar yang memadai untuk dipergunakan. Kalau PSBG tidak
dimanfaatkan secara maksimal maka hasil yang diharapkan juga tidak maksimal. Jika para
tenaga pendidik yang ada di binaan DBE2 memanfaatkan dan menggunakan sumber belajar
yang ada maka tidak muluk- muluk apa yang diutarakan di atas bahwa PSBG dapat menjadi
wadah menuju profesionalisme seorang tenaga pendididik. Guru yang profesional pasti akan
diperhatikan pemerintah untuk masa yang akan datang. Tujuan akhir PSBG adalah sebagai
berikut :

* Meningkatkan mutu pendidikan

* Meningkatkan profesi guru dan KS

* Mengembangkan guru dan KS menjadi lebih profesional

* Meningkatkan mutu pembelajaran siswa

* Merangsang kreativitas siswa dan guru dalam menggunakan alat peraga

* Meningkatkan mutu pembelajaran melalui inovasi pendidikan produk psbg

* Menumbuhkan rasa tanggungjawab dan cinta lingkungan

* membuat proses belajar jadi mudah dan menyenangkan PSBG yang memiliki 4 fungsi yaitu
:

Ø pertemuan
PSBG berfungsi sebagai tempat warga gugus melaksanakan pertemuan-pertemuan baik rutin
maupun insidental berkaitan dengan kegiatan profesionalnya. Seperti misalnya pertemuan
KKG, KKKS dll.

Ø pengembangan profesional

PSBG merupakan tempat di mana warga gugus dapat melakukan kegiatan-kegiatan


pengembang-an profesional dalam pendidikan dan pembelajaran.
Misalnya pelatihan, workshop, simulasi, peer teaching, diskusi serta kegiatan lain yang
berkaitan dengan peningkatan kemampuan profesionalnya.
Di PSBG para guru dapat melaksanakan workshop penyusunan RPP, penulisan soal dll.

Ø Informasi
PSBG merupakan tempat di mana warga gugus dapat memperoleh informasi pendidikan dan
pembelajaran . Berbagai informasi baik dalam bentuk nara sumber, materi cetak, non cetak ,
maupun on-line dapat diperoleh atau diakses di PSBG. Buku-buku referensi, dokumen –
dokumen kebijakan pendidikan, majalah, koran , program audio atau video pembelajaran
tersedia, dapat dipinjam dan atau digunakan di PSBG sementara informasi dari luar PSBG
dapat diakses online melalui PSBG.

Hasil workshop para guru yang baik dapat pula di simpan di PSBG untuk dapat digunakan
bersama seperti : RPP, alat bantu mengajar sederhana, dll.
Ø Produksi
PSBG kemungkinan juga melaksanakan fungsi produksi apabila di PSBG warga gugus dapat
membuat alat bantu atau media pembelajaran untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar
mereka di sekolah masing-masing.
Alat bantu atau media pembelajaran yang baik nantinya tidak hanya digunakan di gugus ybs
tetapi kemungkinan juga gugus lain dari kabupaten yang sama atau bahkan kabupaten dan
propinsi yang lain

B. Tanggapan menenai Inovasi Organisasi

Pemahaman inovasi dalam organisasi sangat penting karena dengan memahami konteks
inovasi dalam Organisasi kita sebagai manajer tidak akan kehilangan jejak untuk melakukan
Inovasi. Seiring dengan perkembangan jaman maka pada setiap sumkomponen dari sistem
organisasi itu sendiri sudah seharusnya mendapatkan sentuhan Inovasi. Oleh karena itu
pemahaman lingkunp inovasi organisasi menajsi sangat penting.

PENGERTIAN INOVASI PENDIDIKAN


 
Perkembangan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin maju pesat menghasilkan inovasi di berbagai bidang. Peningkatan kualitas
pendidikan pada saat ini menjadi perhatian. Peningkatan kualitas pendidikan tidak
dapat berjalan tanpa adanya inovasi pendidikan. Apa yang ingin dicapai melalui
inovasi-inovasi pendidikan tersebut, yaitu usaha untuk merubah proses
pembelajaran, perubahan dalam situasi belajar yang menyangkut kurikulum,
peningkatan fasilitas belajar-mengajar serta peningkatan mutu profesional guru.
Hal yang ingin dicapai melalui inovasi pendidikan juga meliputi sistem administrasi
dan manajemen pendidikan secara keseluruhan dan hubungannya dengan kebijakan
nasional.
Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar dalam memperbaiki aspek-aspek
pendidikan dalam prakteknya. Untuk lebih jelasnya, marilah kita lihat pendapat
beberapa pakar mengenai inovasi pendidikan berikut ini.

1. Hamijoyo mengemukakan inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan
kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
2. Ibrahim mendefinisikan inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaharuan) dalam bidang
pendidikan atau inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Inovasi
pendidikan merupakan suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang
baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil inversi atau diskoversi
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.

Dari kedua pendapat pakar di atas mengenai inovasi pendidikan, dapat


ditarik kesimpulan bahwa inovasi pendidikan, adalah ide, barang, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang (masyarakat) yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam
pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Inovasi pendidikan menurut Tilaar harus didukung oleh kesadaran
masyarakat untuk berubah. Apabila suatu masyarakat belum menghendaki suatu
sistem pendidikan yang diinginkannya, maka tidak akan mungkin suatu perubahan
atau inovasi pendidikan terjadi. Apabila masyarakat telah merasakan bahwa
inovasi pendidikan merupakan suatu keharusan, maka akan melahirkan pemikiran-
pemikiran dan pelaksanaan inovasi pendidikan. Seperti halnya yang ditemukan di
negara-negara maju atau di negara-negara yang melihat pendidikan sebagai kunci
dari pengembangan sumber daya manusia yang diperlukan bagi eksistensi
kehidupan bangsa.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan, Salisbury
menyebutkan adanya lima teknologi yang berperan dalam perubahan pendidikan,
yaitu system thinking, system design, quality science, change management dan
instructional technology. Kelima teknologi tersebut diterapkan secara paralel agar
usaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan dapat terlaksana dengan
baik dan manfaatnya dapat dirasakan.
Dengan system thinking atau berfikir sistem kita dapat melihat bahwa
perubahan atau peningkatan akan memiliki pengaruh yang besar dan menyeluruh.
Tanpa berfikir sistem kita sering membuat kesalahan. Untuk meningkatkan mutu
pendidikan kita harus melihat masalah pendidikan sebagai suatu sistem. Melalui
berfikir sistem kita dapat melihat bagaimana masalah-masalah saling berhubungan
dan kadang kala menjadi penyebab bagi yang lainnya. Berfikir sistem merupakan
teknologi untuk melihat keseluruhan sistem dan mempertimbangkan semua faktor
yang berkaitan dengan hasil. Untuk melihat keseluruhan sistem, kita dapat melihat
faktor internal dan eksternalnya. Faktor internal, meliputi pembelajaran,
penilaian, iklim sekolah, dan kurikulum. Faktor eksternal meliputi ekonomi, pasar,
pengaruh regulasi, dan birokrasi. Untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pendidikan harus dipertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal
tersebut sehingga dengan demikian keseluruhan sistem dapat terlihat.
System design atau merancang sistem merupakan satu set metode dan
aktivitas khusus untuk menghasilkan solusi baru terhadap masalah yang besar.
System design juga meliputi penggunaan model sebagai suatu cara untuk
mendeskripsikan sistem baru. Semua barang dan jasa pada saat ini yang dapat
membuat kita nyaman dan produktif dapat dikatakan telah berhasil karena
diciptakan oleh orang, perusahaan atau pengusaha yang mengerti kebutuhan dan
keinginan pelanggan dan menggunakan proses system design untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Quality science merupakan teknologi untuk memantau proses-proses dalam
sistem untuk meyakinkan bahwa proses-proses tersebut memproduksi hasil yang
diinginkan. Quality science menghendaki siswa, guru dan pegawai lain untuk
mengidentifikasi apa yang sedang bekerja dan apa yang tidak. Quality science juga
meliputi proses-proses untuk merencanakan tindakan perbaikan. Untuk
memperbaiki beberapa kesalahan dalam proses sehingga proses tersebut dapat
berlanjut tepat waktu. Quality science merupakan aplikasi dari system thinking
untuk mengelola dan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat memenuhi
kepuasan pelanggan.
Change management atau merubah manajemen adalah teknologi yang
menghendaki pemimpin menjadi sukses dalam mensponsori, memberi inisiatif dan
menerapkan perubahan dalam organisasi. Agar perubahan terjadi, setiap orang
dalam organisasi tersebut harus dapat memahami signifikansi dan tindakan dalam
aturannya sebagai sponsor, pengacara, agen ataupun sasaran.
Instructional Technology atau teknologi instruksional adalah bagian dari
revolusi informasi dan komunikasi yang mengantarkan perubahan hampir pada
setiap sektor dalam masyarakat kita saat ini. Teknologi instruksional merupakan
desain, pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang efektif untuk siswa.
Peralatan multimedia saat ini lebih efektif dan manusiawi terhadap aspek-aspek
pendidikan daripada penggunaan metode yang lama. Teknologi instruksional sangat
perlu untuk menghasilkan inovasi dan peningkatan dalam mutu, produktivitas dan
kepuasan pelanggan.

A. Pengertian

Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata
kerjanya inovo yang artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan
yang baru yang menuju kea rah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya,
yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).

Istilah perubahan dan pembaharuan ada perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya, kalau
pada pembaruan ada unsur kesengajaan. Persamaannya, yakni sama-sama memiliki unsur
yang baru atau lain dari sebelumnya. Pembaruan pendidikan itu sendiri adalah perubahan
yang baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang sebelumnya) serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.

Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan perubahan, mari kita lihat
definisi yang diungkapkan oleh Nichols (1983:4).

“Change refers to ” continuous reapraisal and improvement of existing practice which can be
regarded as part of the normal activity ….. while innovation refers to …. Idea, subject or
practice as new by an individual or individuals, which is intended to bring about
improvement in relation to desired objectives, which is fundamental in nature and which is
planned and deliberate.”

Nichols menekankan perbedaan antara perubahan (change) dan inovasi (innovation)


sebagaimana dikatakannya di atas, bahwa perubahan mengacu kepada kelangsungan
penilaian, penafsiran dan pengharapan kembali dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan
yang ada yang diangap sebagai bagian aktivitas yang biasa. Sedangkan inovasi menurutnya
adalah mengacu kepada ide, obyek atau praktek sesuatu yang baru oleh seseorang atau
sekelompok orang yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan yang diharapkan.

Ada beberapa pendapat mengenai inovasi pendidikan :

1. Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inocasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan
adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi
hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan
baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.

2. Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan adalah gagasan, perbuatan atau
sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.

B. Tujuan Inovasi Pendidikan

Menurut santoso (1974) tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga,
uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah
meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik
sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan
peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang,
alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

Kalau dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu :

1. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan


tekhnologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan
kemajuan-kemajuan tersebut.

2. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap


warga Negara, misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SMP, SMA dan
perguruan tinggi.

Disamping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa
ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang
aktif, kreatif dan terampil memecahkan masalahnya sendiri.

Adapun tujuan inovasi pendidikan di Indonesia pada umumnya adalah :

1. Lebih meratanya pelayanan pendidikan

2. Lebih serasinya kegiatan belajar

3. Lebih efisien dan ekonomisnya pendidikan

4. Lebih efektif dan efisiensinya sistem penyajian

5. Lebih lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan

6. Lebih dihargainya unsur kebudayaan nasional


7. Lebih kokohnya kesadaran, identitas dan kesadaran nasional

8. Tumbuhnya masyarakat gemar belajar

9. Tersebarnya paket pendidikan yang memikat, mudah dicerna dan mudah diperoleh

10. Meluasnya kesempatan kerja

C. Faktor-Faktor yang Mesti Diperhatikan dalam Inovasi Pendidikan

1. Guru

Guru adalah orang yang sanagat berpengaruh orang yang sangat berpengaruh dalam proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan
yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan
luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan karena dapat
memberikan suatu kekuatan yang dapat memberikan kesan dan pengaruh.

Dengan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa untuk mengadakan pembaharuan dalam
pendidikan, kita harus meningkatkan profesionalisme guru.

2. Siswa

Siswa merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar. Siswa dididik oleh
pengalaman belajar mereka, dan kualitas pendidikannya bergantung pada pengalamannya,
kualitas pengalaman-pengalaman, sikap-sikap, temasuk sikap-sikapnya pada pendidikan. Dan
belajar dipengaruhi oleh orang yang dikaguminya. Oleh karena itu, dalam mengadakan
pembaharuan pendidikan, kita harus memperhatikannya dari segi murid karena murid
merupakan objek yang akan diarahkan.

3. Fasilitas

Proses belajar mengajar akan berjalan lancer kalau ditunjang oleh sarana yang lengkap. Oleh
karena masalah fasilitas merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, maka dalam
pembaharuan pendidikan kita harus serempak pula memperbaharui mulai dari gedung
sekolah sampai kepada maslah yang paling dominan, yaitu alat peraga 9sebgai penjelasan
dalam penyampaikan pendidikan).

4. Program atau Tujuan

Dalam proses belajar mengajar kita harus mempunyai tujuan yang jelas. Kita harus meniliti
apa tujuan pendidikan nasional kita, apa pula tujuan institusionalnya, kurikulernya sampai
kepada tujuan yang sangat sepesifik sekali telnologi informasi dan komunikasi.
Dalam pembaharuan pendidikan tidak akan berhasil kalau mengenyampingkan masalah
tujuan. Sebaliknya dengan memperjelas tujuan akan lebih mudahlah kepada apa yang akan
dilakukan.

5. Kurikulum

Kurikulum dalam arti yang luas adalah yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam
sekolah. Kurikulum sekolah dapat dipandang sebagai bagian dari kehidupan. Oleh karena itu,
kurikulum berpengaruh sekali kepada maju mundurnya pendidikan. Apabila kita mengadakan
suatu inovasi dalam pendidikan, kita harus memperhatikan kurikulum yang sudah
dirumuskan. Kalau pendidikan diperbaharui, maka sudah barang tentu (otomatis)
kurikulumnya pun harus berubah. Kita tidak bisa mengadakan pembaharuan tanpa perubahan
pada kurikulum.

6. Lingkup Sosial Masyarakat

Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam
perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam
pelaksanaan pembahruan pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung,
sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam
pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik teutama masyarakat di
mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan
tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan.
Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan
pelaksana inovasi dalam pelaksanakan inovasi pendidikan.

D. Masalah-Masalah yang Menuntut Diadakan Inovasi

Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan. Adapun masalah-
masalah yang menuntut diadakan inovasi di Indonesia, yaitu :

1. Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan
masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara kumulatif menuntut tersedianya
sarana pendidikan yang memadai.

2. Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan


yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus menerus dan dengan demikian menuntut
pendidikan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (long education).

3. Berkembangnya tekhnologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan


memanfaatkan alam dan lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu
ancaman terhadap kelestarian peranan manusiawi.
Tantangan-tantangan di atas lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang baik
dari luar maupun dari dalam system pendidikan itu sendiri, yaitu di antaranya :

1. Sumber-Sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara
efektif dan efisien.

2. Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya
belum serasi, relevan, suasana belum menarik dan sebagainya.

3. Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap dan belum peka terhadap
perubahan dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa akan datang.

Ini adalah contoh kasus masalah pendidikan di Indonesia :

Pendidikan manusia Indonesia sekarang ini dilanda krisis nilai yang sangat berat. Beberapa
tahun belakangan ini banyak terjadi fenomena yang sangat mencoreng dan memalukan wajah
manusia Indonesia.”Masih jelas pada ingatan kita tentang pembongkaran kasus universitas
fiktif dan jual-beli gelar beberapa tahun lalu,” kata pemerhati pendidikan dari Universitas
Indonesia (UI) Prio Sambodho kepada Pembaruan di sela-sela seminar “Membangun
Indonesia Melalui Kewiraausahaan Sosial” di Jakarta, Senin (21/11). Pembicara lain dalam
seminar itu, antara lain Dwi Tularsih Sukowati . Dari penyidikan yang dilakukan Badan
Reserse Kriminal Mabes Polri, 15.000 gelar palsu telah berpindah tangan sejak tahun 2000
hingga 2005. Data lainnya menunjukkan bahwa jumlah pembeli ijazah dan gelar palsu dapat
mencapai 30.000 orang dari berbagai universitas fiktif tersebut. Gelar yang dikeluarkan
meliputi 1.060 doktor, 288 PhD, 2.900 MSc, dan minimal 100 untuk beberapa gelar lainnya.

Untuk itu, dia mengimbau pemerintah melakukan reorientasi paradigma dan desain model
pembangunan pendidikan. Semua model pendidikan harus diarahkan kepada pembangunan
nilai dan budaya yang kuat. “Model pembangunan dan kebijakan semutakhir dan secanggih
apa pun tidak akan berhasil bila tidak dilandasi oleh nilai dan kultur yang kuat. Sejarah telah
membuktikannya dan kita sebaiknya belajar darinya, agar pendidikan kita menjadi education
that educate, dalam makna yang sebenarnya,” katanya.

Dijelaskan, model pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah masih berlandasakan pada
pendidikan dengan model rasionalis, yakni model pembangunan pendidikan yang berorientasi
pada standardisasi, formalisasi yang tinggi, dan birokratisasi yang ketat dan kaku. “Model
seperti ini banyak digunakan oleh pemerintah negara-negara berkembang karena dengan
model ini pemerataan dan peningkatan kapasitas institusi pendidikan dapat dilakukan dengan
biaya yang relatif murah,” kata dia.

Paradigma pembangunan pendidikan seperti ini, papar Prio, berpotensi menimbulkan


kesalahan orientasi pada arti pembangunan pendidikan. Selama ini, katanya, orientasi
keberhasilan pendidikan selalu didasarkan pada banyaknya murid yang dapat dimasukkan ke
dalam sistem pendidikan formal. “Selama angka tersebut terus meningkat, maka
pembangunan dianggap telah berhasil. Institusi pendidikan kemudian dianggap sebagai suatu
‘pabrik raksasa’ yang akan mengolah secara massal orang-orang yang tidak berpendidikan
menjadi berpendidikan hanya dengan menyelesaikan suatu proses yang sudah ditentukan,
yaitu kurikulum pendidikan formal,” terangnya.

Sementara itu, Dwi Tularsih Sukowati yang juga berasal dari UI menyatakan pemerintah
belum melaksanakan amanat UUD 1945 terkait pasal pendidikan. UUD 1945 Pasal 31 ayat
(1) menyebutkan setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. “Tetapi sesudah
Indonesia merdeka selama 31 tahun, kenyataan yang ada sungguh ironis,” katanya. Dwi
mengutip data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menunjukkan angka buta aksara
penduduk Indonesia sampai dengan usia 15 tahun mencapai 12,1 persen, sedangkan angka
partisipasi kasar pendidikan dasar sampai menengah atas, cuma 65 persen.Dwi menambahkan
amendemen UUD 1945 pasal 31 (ayat 4) menegaskan bahwa negara memprioritaskan dana
untuk pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari total APBN dan APBD. “Tetapi
kenyataannya pada 2006, pemerintah hanya mampu mengalokasikan dana pendidikan sebesar
9,3 persen. Sedangkan tahun 2007 sebesar 10,2 persen dari total APBN. Inilah yang menjadi
salah satu faktor mahalnya biaya pendidikan untuk masyarakat. Belum lagi masalah
kesenjangan pendidikan antara pusat dan daerah,” katanya.

F. Kendala-Kendala dalam Inovasi Pendidikan

Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi pendidikan seperti inovasi


kurikulum antara lain adalah :

1) Perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi.

2) Konflik dan motivasi yang kurang sehat.

3) Lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya


inovasi yang dihasilkan.

4) Keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil
inovasi

5) Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi (Subandiyah 1992:81).

Untuk menghindari masalah-masalah tersebut di atas, dan agar mau berubah terutama sikap
dan perilaku terhadap perubahan pendidikan yang sedang dan akan dikembangkan, sehinga
perubahan dan pembaharuan itu diharapkan dapat berhasil dengan baik, maka guru,
administrator, orang tua siswa, dan masyarakat umumnya harus dilibatkan

G. Beberapa Upaya dalam Inovasi Pendidikan

1. Sistem PAMONG
Perkataan PAMONG sendiri adalah singkatan dari PEndidikan Anak oleh Masyarakat, Orang
Tua dan Guru dan telah dipergunakan sejak kegiatan pencarian alternative atau pelngkap bagi
pendidikan dasar pada umumnya, proyek ini berawal dari proyek kerjasama antara BP3K
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan SEAMO Regional “Innotech Centre”
(Innovation and Educational Technology) pada tahun 1974-1979. Lokasi proyek ini terletak
di Solo, Jawa Tengah. Pada dasarnya system ini mengetengahkan peranan baru bagi guru dari
pengajaran di muka kelas menjadi pengelola kegiatan belajar. Sebagai pengelola ia harus
dapat meningkatkan kemampuannya,sehingga tidak lagi terbatas pada jumlah 40 orang murid
yang di hadapi seperti lazimnya, tetapi diharapkan mampu mengelola antara 80-100 orang.
Murid-murid belajar sendiri ddengan menggunakan modul yaitu suatu satuan pengajaran
yang tercetak, dimana pelajaran telah tersusun dan terprogram sedemikian rupa meliputi
tujuan pengajarn, informasi bahan, latihan dan riset, serta kegiatan praktikum, tes dan umpah
balik, serta ujian. Sehingga modul itu “ dapat mengajar sendiri” Dengan demikian guru dapat
mengalihkan kegiatan mengajar menjadi supervise dan memberikan konsultasi kepada murid-
murid.

Salah satu prinsip system SD PAMONG adalah bawhwa belajar dapat berlangsung
diberbagai tempat, artinya system SD PAMONG berusaha untuk mengubah pandangan
bahwa belajar hanya dapat terjadi di dalam gedung sekolah dan bahwa jika anak putus
sekolah juga berarti putus belajar. Dengan demikian system SD PAMONG di samping
merupakan usaha serta kegiatan lain untuk meningkatkan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan, juga berusaha menciptakan wadah dan kesempatan bagi anak yang
karena satu dan lain hal; terpaksa tidak dapat belajar di sekolah biasa

2. Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Tujuan proyek KKN adalah melengkapi para mahasiswa dengan pengalaman praktis tentang
kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan, serta penyediaan tenaga kerja
terdidik untuk pembangunan di 58.000 desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Rencana
tersebut dimulai tahun 1971 atau 1972 oleh 3 universitas yang merintis melaksanakan proyek
tersebut. Mnurut rencana tahun 1975 atau 1976 sebanyak 28 Lembaga Pendidikan Tinggi
sudah bergiat dengan KKN dan selanjutnya seluruh mahasiswa di tingkat terakhir kurang
lebih sebanyak 23.000 orang setahunnya akan terlibat kegiatan KKN. Jelas bahwa KKN akan
menyediakan tenaga-tenaga akademik yang terampil, berpengalaman langsung secara praktis
tentang kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan dan bukan sekedar
berpengetahuan teori dari bangku kuliah saja.

3. Program Penerimaan Bakat

Proyek ini bertujuan untuk membantu murid dan mahasiswa yang berbakat serta berprestasi
tinggi dalam belajar. Bantuan dan beasiswa diberikan kepada pelajar di setiap jenis dan
tingkat pendidikan. Adapun persyaratan untuk memperoleh beasiswa ialah mahasiswa yang
mempunyai bakat yang menonjol, berprestasi tinggi tedtpi ekonominya lemah. Penilaian
didasarkan atas prinsip kesempatan yang sama dan dilaksanakan secara sktoral. Selain
beasiswa, program ini juga memberikan bantuan dalam bentuk buku-buku dan sebagainya.
Kini di Indonesia telah terdapat berbagai badan yang memberikan beasiswa kepada siswa-
siswa, seperti Supe Semar yang dalam REpelita selanjutnya memberikan bantuan khusus
kepada anak yang berbakat istimewa.

4. Proyek Pendidikan Guru

Proyek ini sebagai bagian dari suatu kerangka menyeluruh dari karir guru, tidak hanya
meliputi pendidikannya tetapi juga pengabdiannya terhadap masyarakat dan pendidikan
profesionalisme yang didukung oleh suatu penelitian. Tujuan proyek ini ialah dimilikinya
lembaga pendidikan guru untuk segala jenis dan tingkat, baik yang bersifat in-service
maupun pre-service yang terkoordinsasi dalam suatu jaringan yang saling mengisi. Proyek
tersebut direncanakan akan mampu mendorong secara mantap perkembangan pendidikan
guru, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, terutama kurikulumnya. Oleh karena itu,
proyek akan menyusun suatu rencana kemudian mengujinya, jika diperlukan akan diadakan
perubahan penyempurnaan terhadap disain tersebut sehingga guru-guru mampu
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kurikulum yang baru. Selain itu proyek ini akan
menggunakan pendekatan dan metode pendidikan guru secara konsisten sesuai dengan
sekolah-sekolah yang bersangkutan.

5. Model Pembaharuan pada Sekolah Menengah Umum

Kegiatan konsultasi untuk pengembangan model Sekolah Menengah Umum yang semula
adalah untuk menciptakan beberapa sekolah model untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khusus. Namun, kemudian tim konsultan ditugaskan untuk menangani kegiatan ini bersama-
sama dengan staf Dikmenum dan semua menyetujui bahwa konsep sekolah model yang lama
tidak efektif dalam melaksanakan pengembangan sekolah. Konsep baru bagi model
“pengembangan sekolah” telah didiskusikan oleh para konsultan Internasional, konsultan
Nasional dan staf Dikmenum. Konsep “model” yang tradisional bergantung kepada gambaran
sekolah yang sangat baik dan memperoleh tambahan input (uang, pelatihan, fasilitas dan
sumber pembelajaran) menciptakan adanya model yang bagus yang akan ditiru oleh sekolah
lain. Masalah yang terlihat jelas untuk pendekatan ini adalah bahwa sekolah biasa akan sulit
untuk diubah menjadi sekolah yang bagus apalagi menjadi sekolah model. Masalah kedua
adalah apabila input yang sama tidak diterapkan pada sekolah biasa, peniruan model tidak
akan difasilitasi. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini lihat Lampiran A.

Sebagai alternatif, mereka yang terlibat dalam sekolah model memilih untuk merencanakan
langkah yang berbeda dalam pembuatan konsep pengembangan sekolah “model”. Kunjungan
ke beberapa sekolah di wilayah yang berbeda oleh para konsultan membawa hasil akan
kayanya informasi mengenai prakarsa Sekolah Menengah Umum yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan sekolah setempat. Usaha inovatif ini menunjukkan bahwa kemampuan
untuk meningkatkan mutu sekolah basisnya ada pada tingkat sekolah. Dari sini jelas sekali
terlihat oleh para konsultan, bahwa sekolah yang mengalami peningkatan dan pengembangan
adalah yang dapat mewakili model pengembangan sekolah. Fokusnya adalah pada “proses”
yang dialami oleh sekolah ketika mutu pendidikan meningkat. Apa yang terjadi di dalam
sekolah yang membuat adanya pergeseran menuju kepada sekolah yang lebih efektif ? Dari
sudut pandang ini konsep “model” pengembangan sekolah muncul. Perhatian kami ditujukan
pada identifikasi apa yang terjadi di sekolah yang mengalami peningkatan atau
perkembangan.

Diagram I. Model Pembaharuan untuk Pengembangan Sekolah

Salah satu keuntungan dari model ini adalah apabila sekolah sudah mencapai tingkat-tingkat
komunikasi terbuka yang optimal dan pengambilan keputusan bersama, sekolah dapat
menjadi mandiri. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kepala sekolah berfungsi
sebagai koordinator pada fungsi sekolah yang berbeda. Masalah utama adalah arah
pengembangan sekolah dan identifikasi sumber keuangan untuk membantu pengembangan
sekolah yang dapat berjalan terus menerus dalam kegiatan kepala sekolah. Dalam sistem
pendidikan di mana kepala sekolah secara periodik diganti, pendekatan ini membuat
pengembangan sekolah dapat tetap dilanjutkan meskipun kepala sekolah yang baru, baru
diperkenalkan dengan sekolahnya.

Model ini merupakan tinjauan yang menyeluruh terhadap semua yang terlibat dalam proses
pengembangan kondisi untuk pembaharuan di sekolah. Ketika Sekolah Menengah Umum
berjalan menuju peningkatan mutu berbasis sekolah) hal ini menunjukkan kepada sekolah
bahwa proses pengembangan akan tercapai.

6. Sistem KBK dalam Perkuliahan

Tuntutan KBK, bagi dosen mampu memformulasikan komponen desain instruksional,


penguasaan materi dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai
sarana pembelajaran yang terintegrasi dalam upaya mengembangkan semua potensi
mahasiswa. Konsekuensinya, inovasi dan kreatifitas dosen dalam mengembangkan model-
model pembelajaran sangat dibutuhkan dalam rangka menghasilkan peserta didik yang
sanggup bersaing di era globalisasi. Salah satu model yang berkembang melalui problem
based learning (PBL), bersifat dinamis berbasis pemecahan masalah, interaktif dan kemajuan
belajar yang didasarkan pada penguasaan kompetensi serta produktif Sebagai dasar acuannya.
Untuk itu, hendaknya dosen pertama, memfasilitasi sumber belajar baik berupa buku rujukan,
hand-out kuliah, journal, bahan kuliah yang berasal dari hasil penelitian dan waktu yang
memadai kepada peserta belajar. Kedua, memotivasi mahasiswa dengan memberi perhatian
cukup kepada mahasiswa. Memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan
mahasiswa dan dengan situasi yang kontektual. Memberi semangat dan kepercayaan pada
mahasiswa bahwa ia dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Memberi kepuasan pada
mahasiswa terhadap pembelajaran yang kita jalankan. Ketiga, memberi tutorial yakni pada
tataran menunjukkan jalan/cara/ metode yang dapat membantu mahasiswa menelusuri dan
menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Keempat,
memberi umpan balik sebagai bentuk monitoring dan mengkoreksi jalan pikiran/hasil
kinerjanya agar mencapai sasaran yang optimum sesuai kemampuannya.

Inovasi atau "discovery" dan "invention" dalam bahasa inggris adalah suatu ide, gagasan,
barang, dan kejadian, serta metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru,
bagi seseorang atau pun sekelompok orang atau masyarakat. Inovasi ini diadakan untuk
mencapai dari tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Inovasi ini
terkadang juga di pakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu adalah hasil
dari penemuan penemuan.

Sedangkan Inovasi pendidikan adalah inovasi yang terdapat di bidang pendidikan atau
inovasi untuk memecahkan masalah di bidang pendidikan. Inovasi pendidikan ini pada
dasarnya merupakan suatu perubahan atau pun hasil dari pemikiran cemerlang di bidang
pendidikan dengan bercirikan suatu hal baru atau pun yang berupa praktik-praktik pendidikan
tertentu atau pun berupa

 Pengertian Inovasi Pendidikan

Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaharuan dan perbuahan.
Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan yang lain
atau berbeda dari yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan bererncana
(tidak secara kebetulan saja).

Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovsi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi
pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal
yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil
inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.

Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan,


perbuatan, atau suatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab
masalah yang dihadapi.

Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu mungkin sudah lama dikenal pada
konteks sosial lain atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan
perubahan. Dengan demikian, daat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan,
tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi.

Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap ijuga di
segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam
berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar
dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh
hasil yang maksimal.

Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga


akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun
sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga
sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan,
kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.

Menurut Santoso (1974), tujuan utama inovasi adalah, yakni meningkatkan sumber-
sumber tenaga, uang dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.

Tujuan Inovasi Pendidikan

Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan


efektivitas: sarana serta jumlah pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria
kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunana), dengan menggunakan
sumber, tenga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

Tahap demi tahap arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia:


a. Mengajar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu
dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajara
dengan kemjuan tersebut
b. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi
setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP,
SLTA, dan Perguruan Tinggi.

***

INOVASI PENDIDIKAN

Posted by arassh pada Maret 28, 2013

A. Arti Inovasi Pendidikan


S Wojowasito, 1992: “segala hal yang baru atau pembaharuan disebut Innovation dalam
bahasa indonesia disebut inovasi”. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru, bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat). Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu
masalah tertentu. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena
hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk
menterjemahkan kata dari bahasa Inggris ”discovery” dan ”invention”.
Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati
sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu
berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau
untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Santoso S. Hamidjojo seperti dikutip Abdulhak (2002) menyatakan bahwa inovasi
pendidikan sebagai “suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal (yang
ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai
tujuan tertentu, termasuk dalam bidang pendidikan”. Inovasi tidak hanya sekedar terjadinya
perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan lainnya. Dalam perubahan yang tergolong
inovasi disamping terjadi yang baru mesti terdapat unsur kesengajaan, unsur kualitas yang
lebih baik dari sebelumnya dan terarah pada peningkatan berbagai kemampuan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan
masalah pendidikan. Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan ataupun
pemikiran cemerlang di bidang pendidikan yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-
praktik pendidikan tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-
teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan pendidikan
ataupun proses pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.
B. Contoh Inovasi Pendidikan
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau
komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles, dengan perubahan
isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.
1. Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial tentu
menentukan personal (orang) sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan
komponen personal misalnya: peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, aturan tata
tertib siswa, dan sebagainya.
2. Banyaknya personal dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berapa
jumlah personalia yang terikat dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan aspek ini misalnya: berapa rasio guru siswa pada satu
sekolah dalam sistem PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan rasio 1 : 200 artinya satu
guru dengan 200 siswa. Sekolah Dasar di Amerika satu guru dengan 27 siswa, perubahan
besar wilayah kepemilikan, dan sebagainya.
3. Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan mendayagunakan berbagai
sarana dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan
komponen ini misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja),
perubahan pengaturan dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang mudah dibuka,
sehingga pada diperlukan dua ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium
bahasa, penggunaan CCTV (TVCT- Televisi Stasiun Terbatas), dan sebagainya.
4. Penggunaan waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan
waktu. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar
(semester, catur wulan, pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan
siswa/mahasiswa untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan sebagainya).
5. Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi
yang relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan
tujuan TK, SD, SMP, SMU, SMK disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan
tantangan kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
6. Prosedur. Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya: penggunaan kurikulum baru, cara
membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.
7. Peran yang diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperlukan
kejelasan peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan. Inovasi yang
relevan dengan komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pengguna media (maka
diperlukan keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai
pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.
8. Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan
perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan
dan perasaan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah
ditentukan akan mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini
misalnya: wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses,
perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum pendidikan yang disempurnakan, dan sebagainya.
9. Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada
kejelasan hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya:
diadakan perubahan pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan
mekanisme kerja antar seksi, di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara
jurusan, fakultas, dan biro registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan
sebagainya.
10. Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam
beberapa hal harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain. Inovasi yang
relevan dengan bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan usaha kesehatan sekolah bekerjasama
atau berhubungan dengan Departemen Kesehatan, data pelaksanaan KKN harus kerjasama
dengan Pemerintah Daerah setempat, dan sebagainya.
11. Strategi. Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Adapun macam dan pola strategi
yang digunakan sangat sukar untuk diklasifikasikan, tetapi secara kronologis biasanya
menggunakan pola urutan sebagai berikut:
a. Desain.
b. Kesadaran dan perhatian.
c. Evaluasi.
d. Percobaan.

Daftar Pustaka:
Hamalik, Oemar. (1993). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PPs
Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, R. & Kayadi, B. (1994). Pengembangan Inovasi dalam Kurikulum. Jakarta : UT,
Depdikbud.
Nasution. (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Sa’ud, U.S. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI.
Tim Pengembang, (2002), Kurikulum dan Pembelajaran, Jurusan Kurtek FIP Universitas
Pendidikan Indonesia.
About these ads

ASPEK-ASPEK INOVASI PENDIDIKAN

Inovasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari empat aspek, yaitu tujuan
pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, metode kurikulum dan
pengajaran serta perubahan terhadap aspek-aspek pendidikan dan proses (Cece
Wijaya, 1998, p. 28). Inovasi dalam aspek tujuan pendidikan dimulai pada tahun
1970 dan kini dikenal sebagai Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Inovasi ini
berlangsung lambat karena umumnya guru belum dapat membiasakan diri
menjabarkan TIK. Akan tetapi, ia memiliki tujuan yang jelas dan baik dalam
mengajar. Inovasi pada aspek struktur pendidikan melibatkan cara penyusunan
sekolah dan kelompok serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi. Hal ini
dapat dilakukan melalui rencana pendidikan. Perencanaan pendidikan merupakan
pencapaian tujuan pendidikan oleh kelompok dan masyarakat, namun secara
khusus perencanaan pendidikan merupakan upaya dan bantuan demi tercapainya
tujuan itu secara individual.
Perencanaan pendidikan menurut pandangan yang banyak dianut oleh
Departemen Pendidikan Nasional ialah suatu rangkaian kegiatan melihat ke masa
depan dalam hal menentukan kebijaksanaan, prioritas dan biaya pendidikan
dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial,
budaya, dan politik. Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan potensi sistem
pendidikan, negara dan peserta didik yang dilayani oleh sistem tersebut. Dari
uraian di atas dapat kita lihat bahwa tipe perencanaan yang kuno dan klasik telah
ditinggalkan, saat ini lebih menekankan pada peranan pendidikan dalam
pembangunan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi, pembangunan sumber daya
manusia yang memberikan jasa sebagai tenaga kerja.
Aspek ketiga dalam inovasi pendidikan meliputi pembaharuan dalam materi
dan isi kurikulum dalam pengajaran. Inovasi materi atau isi kurikulum, yaitu
meliputi inovasi pendidikan yang disajikan. Usaha-usaha yang telah dilaksanakan
untuk meningkatkan proses pembelajaran merupakan suatu usaha yang baik,
namun demikian inovasi yang dilakukan saat ini bersifat lokal dan terbatas. Seperti
contohnya bagaimana meningkatkan mutu proses belajar dan mengajar dan
bagaimana menerapkan muatan lokal dari kurikulum nasional. Pada saat ini di
beberapa sekolah juga telah diterapkan integrated curriculum atau kurikulum
terpadu yang memadukan beberapa materi pelajaran dalam satu kegiatan belajar.
Aspek keempat dalam inovasi pendidikan adalah perubahan terhadap aspek-
aspek pendidikan dan proses yang meliputi penggunaan multimetode dan
multimedia dalam kegiatan belajar. Penggunaan kombinasi metode atau media
dilakukan oleh guru pada saat proses berlangsung, dan diharapkan dapat
memberikan hasil yang efektif. Perubahan dalam proses ini juga meliputi
pendekatan inkuiri artinya, penyelidikan yang dilakukan oleh siswa apabila siswa
masih memiliki pertanyaan dalam belajarnya. Pendekatan ini banyak dilakukan
dalam bidang studi IPA, namun saat ini diusahakan dalam bidang studi IPS atau
yang lainnya. Pendekatan CBSA yaitu siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan
belajar namun masih dalam bimbingan guru. Dibandingkan dengan cara belajar
sebelumnya dimana guru lebih dominan dalam proses pembelajaran dan sumber
informasi hanya datang dari guru (verbalisme).
Selain yang diuraikan di atas, upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan
yaitu dengan adanya Teknologi Pendidikan. Teknologi Pendidikan merupakan
pengembangan, penerapan, dan evaluasi atas sistem, teknik serta alat bantu untuk
meningkatkan proses belajar manusia (Ellington, 1984, p. 20). AECT 1994
mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai teori dan terapan dari rancangan,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi atas proses dan sumber
untuk belajar. Konsep Teknologi Pendidikan tidak hanya meliputi pemanfaatan
media untuk belajar namun mencakup seluruh aspek yang mempengaruhi belajar
manusia.
Inovasi pendidikan telah diterapkan pada berbagai tingkat pendidikan.
Inovasi pendidikan yang dilakukan pada tingkat pendidikan dasar salah satunya
adalah adanya sistem pamong. Pamong merupakan sistem pendidikan yang bersifat
massal dalam arti mampu menyajikan pendidikan pada sejumlah besar anak dalam
kondisi yang berbeda-beda secara serentak. SD Pamong adalah suatu sistem
pengelolaan pendidikan dasar yang merupakan salah satu kemungkinan atau
pelengkap bagi pendidikan dasar pada umumnya. Sistem pendidikan ini terutama
untuk memecahkan masalah pendidikan anak-anak terlantar dan anak-anak putus
sekolah mulai dari usia 7-12 tahun yang berkaitan erat dengan program Wajib
Belajar (WAJAR). Tujuan SD Pamong adalah untuk meningkatkan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan dasar dengan menciptakan wadah bagi
mereka yang tidak dapat belajar di sekolah. SD Pamong ini melibatkan anggota
masyarakat dan orang tua untuk berperan lebih aktif sehingga anak didik dianggap
sebagai subjek pendidikan bukan hanya sekedar objek dalam pendidikan. Sejak
tahun 1976, sistem pamong telah menunjukkan kemampuannya bukan saja untuk
memproses para siswa belajar kurikulum SD namun juga dapat digunakan oleh
mereka yang putus sekolah. Dalam pendidikan SD Pamong tugas guru berubah dan
banyak dituntut untuk menjadi motivator dan stabilisator dalam kegiatan belajar
siswa di sekolah maupun di luar sekolah.

MAKALAH

DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN

Tentang

INOVASI PENDIDIKAN

Oleh:

Zetria Engli Novia     408 594

Zatil Husni                 408 617

Hadijah                      408 620

Darma wilis                406 209

Serli ramadani          406 288

Adriana                      406 372


Gusmardi                   408 669

Dosen Pemimbing:

Sermal Pohan S.Ag M.Pd

JURUSAN TADRIS IPS

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

IMAM BONJOL PADANG

1431 H / 2011 M

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan. Karna tanpa pendidikan seseoranag tidak
akan bisa melakukan sesautu dan tidak akan bisa berkembang. Jika kita lihat pada saat
sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhu berbagai
aspek kehidupan baik itu aspek social, politik, ekonomi dan kebudayaan bangsa.

Namun fakta menunjukakan system pendidikan yang kita miliki dan  kita laksanakan selama
ini belum mampu mengikuti kemajuan-kemajuan tersebut. Untuk menyeimbangkan hal itu
perlulah kita laksanakn inovasi (pembaharuan) pendidikan.

Dalam makalah ini kami akan menguraikan lebih lanjut tentang apa itu inovasi pendidikan,
dan pentingnya inovasi pendidikan. Yang akan dibahas pada bab berikutnya.

 
 

BAB II
PEMBAHASAN
INOVASI PENDIDIKAN

1. A.    Pentingya Inovasi dalam Pendidikan

Inovasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KUBI) Inovaasi diartikan pemasukan atau
pengenalan hal – hal yang baru.

Sedangkan pengertian inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat
kualitatif ,berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja di usahakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikank

Inovasi pendidikan sangatlah penting karna besar dan komplekknya permasalahan pendidikan
kita sekarang, apalagi pada masa mendatang.

Karena jika kita lihat pada zaman sekarang ini kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi
semakin pesat.untuk mengatasi hal itu maka diperlukanlah inovasi pendidikan untuk
mengejar ketertinggalan supaya pendidikan kita makin berjalan sejajar. Dengan kemajuan-
kemajuan tersebut. Hal lain yang menyebabkan adanya inovasi adalah manusia itu dituntut
untuk selalu aktif, kreatif, dan trampil memecahkan masalah.dan selalu dituntut
untukmeningkatkan mutu yang dirasakan makin menurunya mutu tersebut pada saat sekarang
ini. Dari hal tersebut dapat kita ambil tujuan dari inovasi tersebut.

Tujuan inovasi pendidikan adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan


dari sumber-sumber, tenaga, uang, sarana dan prasarana, struktur dan prosedur organisasi.

 
 

1. B.     Aspek-aspek Inovasi Pendidikan

Aspek-Aspek Inovasi pendidikanPermasalahan yang menuntut adanya inovasi ini adalah

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan kemajuan


teknologi yang mempengaruhi kehidupan social, ekonomi, politik, pendidikan dan
kebudayaan . dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern menghendaki dasar-dasar
pendidikan yang kokoh dan pengusaan kemampuan yang terus-menerus.

1. Pertambahan penduduk

Pertambahan penduduk yang cukup pesat menambah adanya pembaharuan sekaligus


bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapoatkan pendidikan yang secara kualitatif
yang menuntut tersedianyan sarana pendidikan yang memadai.

1. Meningkatnya animo mansyarakat untuk memperoleh pendidikan lebih baik

Munculnya gerakan inovasi pendidikan berkaiatan erat dengan adanya berbagai tantangan
danpersoalan yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini. Salah satunya adalah kemajuan
iptek. Dengan kemajuan iptek ini mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya mereka
mendambakan pendidikan yang lebih baik. Padahal disatu sisi kesempatan untuk itu sangat
terbatas sehingga terjadilah kompetensi atau persaingan yang sangat ketat.

1. Menurunnya kualitas pendidikan

Kualitas pendidikan yang dirasakan makin menurun dan belum mampu mengikuti
perkembangan teknologi. Ini menuntut adanya sejumlah perubahan. Bila tidak demikian jelas
akan berakibat fatal dan akan terus ketinggalan.

1. Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sedang
meembangun

Dalam era modern sekarang masyrakat menuntut adanya lembaga pendidikan yang benasr-
benar mampu diharapkan, terutama yang siap pakai dengan dibekali skill yang diperlukan
dalam pembangunan.
1. Belum mekarnya alat organisasi yang efektif serta belum tumbuhnya suasana yang
subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh
keadaan sekarang dan akan datang.

Kenyataan seperti disebabkan masih minimnya pengetahuan dan wawasan masyrakat untuk
membangun dirinya pada kemajuan-kemajuan.

1. C.    Cara Inovasi Pendidikan


1. Cara pemerataan dan peningkatan kualitas melalui:
1. Meningkatkan kemampuan tenaga pengajar lewat pendataran-
pendataran
2. Memperkaya pengalaman dan memperlancarkan proses belajar anak
didik

Memantapkan nilai,sikap, keterampilan,dan kesadaran lingkungan pada anak didik.

1. Cara memperluas pelayanan pendidikan (kuantitas),yaitu melalui:


1. Memberikan latihan keterampilan bagi mereka yang tidak pernah sekolah
2. Penyebaran pesan-pesan yang merangsang kegiatan belajar dan partisipasi ikut
membangun
3. Penyebaran informasi untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan
4. Usaha memberikan pengalaman pendidikan yang ssesuai dengan kebutuhan
dan aspirasi yang berkembang dan rialisasi
5. Dengan cara meningkatkan keserasian pendidikan dengan pembangunan yaitu
dengan,
1. Menanamkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang fungsional
untuk kehidupan di masyarakat
2. Membentuk kempaun untuk memehami dan memecahkan persoalan
yang actual dalam masyarakat
3. Menunjukkan jalan untuk mengembangkan keterampilan hidup di
masyarakat
4. Dengan cara meningkatkan efektifitas dan efesiensi system penyajian,
meliputi:
1. Member kebebasab belajar sesuai dengan minat, kemampuan,
dan kebutuhan kearah perkembangan yang opt imal
2. Memberikan pengalaman yang bulat agar anak didik dapat
berdiri sendiri dan menerima tanggung jawab
3. Mengintegrasikan berbagai pengalaman kegiatan pendidikan
4. Mangusahakan isi, metode, dan bentuk pendidikan tepat guna,
tepat saat, menarik dan mengesankan
5. Dengan cara melancarkan sistem informasi kebijakan, yaitu
dengan:
1. Mengusahakan tersedianya saluran komunikasai dua
arah yang cepat, kontiniu dan dapat diandalkan
2. Mengusakah adanya komunikasi terbuka demi control
dan partisipasi soal
3. Mengusahakan ada komunikasi langsung dan merata
 

BAB III

PENUTUP

1. A.    Kesimpulan                     

Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif ,berbeda dari hal
yang ada sebelumnya serta sengaja di usahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam
rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan. Inovasi pendidikan sangatlah penting
karna besar dan komplekknya permasalahan pendidikan kita sekarang, apalagi pada masa
mendatang.

Karena jika kita lihat pada zaman sekarang ini kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi
semakin pesat.untuk mengatasi hal itu maka diperlukanlah inovasi pendidikan untuk
mengejar ketertinggalan supaya pendidikan kita makin berjalan sejajar.

1. B.     Saran

Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah menyadari bahwa pemakalah tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, karna tidak sempurnanya ilmu yang pemakalah miliki. Untuk itu
pemakalah mohon kritikan dan saran Dari pembaca terutama bapak dosen yang
bersangkutan , demi kelengkapan makalah penulis pada masa yang akan datang. Atas kritikan
dan saran pemakalah ucapkan banyak- banyak terima kasih.

 
 

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006

Ihsan Fuad, Dasar-Dasar Pendidikan , Jakarta: Rineke Cipta 1997

Inovasi Pendidikan dan Upaya Percepatan


Pembangunan Bangsa

Hansiswany Kamarga

Makalah disampaikan atas permintaan panitia dalam “Diklat Pendidikan Nasional, Mempercepat
Pembangunan Nasional dengan Pendidikan Bermutu”, Diva Pendidikan, pada tanggal 9 Mei 2009.  

 
 
PENDAHULUAN

Perubahan adalah suatu bentuk yang wajar terjadi, bahkan para filosof berpendapat bahwa
tidak ada satupun di dunia ini yang abadi kecuali perubahan. Tampaknya perubahan ini
merupakan sesuatu yang harus terjadi tetapi tidak jarang dihindari oleh manusia. Semua
perubahan akan membawa resiko, tetapi strategi mempertahankan struktur suatu kurikulum
tanpa perubahan akan membawa bencana dan malapetaka, sebab mengkondisikan kurikulum
dalam posisi status quo menyebabkan pendidikan tertinggal dan generasi bangsa tersebut tidak
dapat mengejar kemajuan yang diperoleh melalui perubahan. Dengan demikian, inovasi selalu
dibutuhkan, terutama dalam bidang pendidikan, untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak
hanya terbatas masalah pendidikan tetapi juga masalah-masalah yang mempengaruhi
kelancaran proses pendidikan. Rosenblum & Louis (1981 : 1) mengemukakan alasan perlunya
inovasi dalam pendidikan :

Declining enrollments, rapid changes in the existing technology and knowledge


about teaching and learning processes, a continual expansion of the role of the
school into new areas, and changes in the prevailing cultural preferences of both
local communities and the larger society continually impel schools to inovate.

Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat
dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan
inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang
atau kelompok adopter lain. Kata "baru" bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru
mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama tahu. Lebih lanjut
Rogers (1983 : 12-16) mengemukakan karakteristik yang dikandung oleh suatu inovasi
mencakup :

a.       Adanya keunggulan relatif ; sejauh mana inovasi dianggap lebih baik dari gagasan
sebelumnya. Biasanya tolok ukurnya adalah faktor ekonomi, sosial, kepuasan, dan
kenyamanan.
b.       Kesesuaian ; merujuk kepada bagaimana suatu inovasi dipandang konsisten dengan nilai-
nilai yang ada, pengalaman yang lalu, dan sejauh mana dapat mengatasi kebutuhan calon
penerima (adopter)
c.       Kompleksitas ; hal kompleksitas ini berkenaan dengan tingkat kesulitan suatu inovasi
untuk dilaksanakan dibandingkan dengan kegunaannya. Apakah inovasi tersebut
gagasannya sederhana atau sulit untuk dipahami, dan apakah tingkat kesulitan tersebut
seimbang dengan kegunaannya.
d.       Trialabilitas ; aspek ini berkaitan dengan bagaimana tingkat ketercobaannya. Apakah
inovasi tersebut mudah untuk diujicobakan.
e.       Observabilitas ; merujuk kepada bagaimana manfaat (hasil) inovasi dapat dilihat oleh
masyarakat terutama masyarakat sasaran.
 
Berdasarkan batasan dan penjelasan Rogers tersebut, dapat dikatakan bahwa
munculnya inovasi karena ada permasalahan yang harus diatasi, dan upaya mengatasi
permasalahan tersebut melalui inovasi (seringkali disebut dengan istilah "pembaharuan"
meskipun istilah ini tidak identik dengan inovasi). Inovasi ini harus merupakan hasil pemikiran
yang original, kreatif, dan tidak konvensional. Penerapannya harus praktis di mana di dalamnya
terdapat unsur-unsur kenyamanan dan kemudahan. Semua ini dimunculkan sebagai suatu
upaya untuk memperbaiki situasi / keadaan yang berhadapan dengan permasalahan.
 
Seperti telah dikemukakan bahwa munculnya suatu inovasi adalah sebagai alternatif
pemecahan masalah, maka langkah pertama pengembangan suatu inovasi didahului dengan
pengenalan terhadap masalah (Rogers, 1983 ; Lehman, 1981). Identifikasi terhadap masalah
inilah yang kemudian mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan (R&D) atau
evaluasi kurikulum, yang dirancang untuk menciptakan suatu inovasi. Dalam hal ini perlu untuk
diperhatikan bahwa inovasi akan mempunyai makna jika inovasi tersebut diterapkan atau
diadopsi, sebab jika inovasi tersebut tidak diterapkan/diadopsi/disebarluaskan maka inovasi
tersebut hanya akan menjadi inovasi yang tidak terpakai. Terhadap pengadopsian ini dikenal
strategi sentralisasi dan strategi desentralisasi. (disebut penyebaran/difusi inovasi jika ditinjau
dari sisi pengembang inovasi, sedangkan adopsi inovasi merupakan prosedur yang dilihat dari
sisi calon pemakai/adopter). Baik strategi sentralisasi maupun desentralisasi akan
memunculkan permasalahan baru pada saat adopsi/difusinya.
 
Salah satu aspek penting dalam konteks pendidikan di manapun adalah dengan
memperhatikan kurikulum yang diusung oleh pendidikan tersebut. Seringkali kurikulum
dijadikan objek penderita, dalam pengertian bahwa ketidakberhasilan suatu pendidikan
diakibatkan terlalu seringnya kurikulum tersebut berubah. Padahal, seharusnya dipahami
bahwa kurikulum seyogyanya dinamis, harus berubah mengikuti perubahan yang terjadi dalam
masyarakatnya. Cuban (1991 : 216) mengemukakan bahwa untuk memahami perubahan
kurikulum perlu untuk dipahami tiga pokok pemikiran tentang perubahan tersebut yakni (a)
rencana perubahan itu selalu baik, (b) harus dipisahkan antara perubahan (change) dengan
kemantapan (stability), dan (c) apabila rencana perubahan sudah diadopsi maka perlu untuk
dilakukan perbaikan terhadap rencana tersebut (improvement).
 
Mengacu kepada apa yang dijelaskan di atas, maka masalah yang dikemukakan pada
tulisan ini berkaitan dengan (a) aspek-aspek inovatif yang terkandung dalam KTSP, (b)
tantangan dalam KTSP sebagai upaya mempercepat pembangunan bangsa, dan (c)
kemungkinan permasalahan yang akan muncul pada saat kurikulum tersebut diadopsi.
Diharapkan melalui tulisan akan dihasilkan gambaran bagaimana suatu proses adopsi akan
berhadapan dengan sejumlah masalah yang harus diatasi. 
 
 
ASPEK-ASPEK INOVATIF KURIKULUM 2006 (KTSP)

               KTSP yang mulai diberlakukan secara nasional pada tahun 2006 jelas berbeda dengan
kurikulum sebelumnya. Perbedaan yang paling mendasar adalah bahwa KTSP merupakan
produk dari penjabaran Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang
bernafaskan Undang-undang Otonomi Daerah. Dua hal penting yang membedakan KTSP dengan
kurikulum sebelumnya (sebagai dampak dari UU Otonomi Daerah) adalah (a) diberlakukannya
kurikulum yang berdiversifikasi, dan (b) adanya standardisasi pendidikan. Sebagaimana
diketahui bahwa Indonesia adalah negara yang heterogen, baik dilihat dari aspek geografisnya
maupun latar belakang sosial budayanya. Heterogenitas ini membawa dampak bahwa terdapat
perbedaan yang cukup bermakna antara daerah dan pusat. Dengan diberlakukannya Undang-
undang Otonomi Daerah maka setiap daerah mempunyai wewenang untuk mengatur urusan
dalam negerinya. Dengan demikian, pada aspek pendidikan terjadi hal yang sama. Jika pada
masa berlakunya sentralisasi saja sudah menyebabkan adanya perbedaan yang bermakna
antara pusat dengan daerah, maka dapat dibayangkan apa yang akan terjadi dengan sistem
pendidikan yang desentralisasi.

 
Untuk mengatasi perbedaan tersebut, maka kurikulum dikembangkan dengan mengacu
kepada standar nasional, artinya meskipun tiap daerah bahkan tiap sekolah diberi kebebasan
untuk mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan kemampuan masing-masing, tetapi tetap
harus mengacu pada standar minimal yang sifatnya nasional. Dengan demikian diharapkan
bahwa kurikulum yang dikembangkan (KTSP) dapat mengadopsi kebutuhan daerah tetapi tidak
melupakan aspek mutu/kualitas pendidikan secara nasional.

               Aspek-aspek inovatif yang terkandung dalam KTSP di antaranya diterapkannya


pendidikan kecakapan hidup; dikembangkannya keunggulan lokal sesuai karakteristik,
kebutuhan, dan tuntutan setempat; kurikulum berbasis sekolah, dalam pengertian meskipun
kerangka dasar dan struktur kurikulum dikembangkan secara sentralistik, tetapi
pengembangan perencanaan pembelajaran (silabus & RPP) dan kegiatan belajar mengajar
dikembangkan secara desentralistik; dan disertakannya peran serta masyarakat.

Peluang dan Tantangan yang diberikan oleh KTSP

               KTSP memberikan peluang munculnya diversifikasi sekolah, sebab kurikulum yang


dikembangkan dalam KTSP sebagaimana yang telah diungkapkan di atas, hanya berisikan
standar kompetensi/kompetensi dasar yang merupakan standar nasional; sedangkan
pengembangan selanjutnya sangat ditentukan oleh kebutuhan/karakteristik sekolah atau
masyarakat yang berada di sekitar sekolah. Peluang ini dapat diterjemahkan sebagai tantangan
bagi pihak sekolah (penyelenggara pendidikan) dalam rangka mempercepat pembangunan
bangsa. Apakah sekolah sebagai penyelenggara pendidikan akan jalan ditempat, “menunggu
perintah dari atas” sebagaimana yang selama ini dikondisikan, atau pihak sekolah mengadopsi
peluang itu dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsanya. Diversifikasi ini
memungkinkan dikembangkannya sistem persekolahan yang berdaya saing tinggi, sebab pihak
sekolah diberi kewenangan penuh untuk mengembangkan kurikulumnya sebaik dan semaju
mungkin tetapi juga melihat pada kebutuhan dan kemampuan pihak penyelenggara pendidikan
(sekolah). Dengan adanya kemungkinan diverisifikasi ini maka penyelenggara pendidikan tidak
lagi harus seragam, sehingga diharapkan percepatan pembangunan bangsa dapat dicapai.

               Partisipasi masyarakat yakni peran komite sekolah memberi masukan dan saran
tentang keunggulan lokal, menjadi poin berikutnya dalam peluang yang terkandung di KTSP.
Keterlibatan pihak masyarakat, yang selama ini dipandang hanya sebagai “user” pasif,
memunculkan tantangan yang lebih bermakna, sebab masuknya peran/partisipasi masyarakat
akan melibatkan pemikiran-pemikiran baru tentang perlunya peningkatan kualitas yang berasal
dari pihak pengguna. Masyarakat dapat mengikutsertakan dirinya untuk pengembangan dan
kemajuan sekolah dengan mengedepankan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh
masyarakat sekitar. Artinya pengembangan pendidikan berasal dari kebutuhan wilayah sekitar
(lokal) dan membawa warna keunggulan lokal, sehingga produk pendidikan tidak lagi menjadi
suatu alieansi sebab kemajuan pendidikan daerah tersebut sangat ditentukan oleh
pengembangan keunggulan lokalnya.
 
               Peluang lain yang diberikan melalui KTSP adalah bahwa kurikulum berbasis sekolah.
Hal ini mengindikasi selain kurikulum akan dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemampuan
pihak sekolah, juga tidak kalah pentingnya adalah bahwa kurikulum harus dikembangkan oleh
guru. Dalam hal ini guru bukan hanya sebagai pelaksana kurikulum, melainkan juga sebagai
pengembang kurikulum di kelasnya. Konsekuensinya, guru dituntut untuk siap sebagai
pengembang kurikulum, sehingga tidak lagi terdengar bahwa pengembangan perencanaan
pembelajaran hanyalah merupakan “pekerjaan administratif belaka”. Konsekuensi lanjutan
adalah perlunya pembinaan berkelanjutan yang intensif bagi pihak guru sebagai pengembang
kurikulum di tingkat sekolah. Profesionalisasi menjadi suatu kebutuhan, dan guru harus terus
meningkatkan dirinya untuk mempercepat pembangunan bangsa. Di tangan gurulah terletak
maju atau mundurnya pendidikan kita.

KEMUNGKINAN PERMASALAHAN DALAM PROSES IMPLEMENTASINYA

               Penerapan KTSP telah berjalan tiga tahun, dan sampai saat ini tampaknya apa yang
dilaksanakan di lapangan masih belum memenuhi tuntutan kurikulum tersebut. Tidak sedikit
pengamat pendidikan yang mempertanyakan apa perbedaan antara KTSP dengan kurikulum
sebelumnya, sementara di kalangan guru masih terjadi perbedaan pendapat di dalam
menafsirkan tuntutan kurikulum. Guru kembali menggunakan kebiasaan mengajar seperti
sebelumnya. Di lain pihak para guru merasa bahwa SK/KD tidak memberi arah dan tuntunan
yang jelas (dan detail) sehingga mereka cenderung mencari “contoh silabus/RPP” yang sudah
jadi dan meniru nya menjadi silabus/RPP yang akan digunakannya dalam pembelajarannya.

Hal-hal yang terjadi seperti dikemukakan di atas dapat diidentifikasi :


a.       Sudah terlalu lamanya guru menggunakan gaya mengajar yang mengacu kepada posisi guru
sebagai user kurikulum (segala sesuatu telah ditetapkan dari atas sehingga guru tinggal
melaksanakannya), dan terdapat kecenderungan untuk mempertahankan gaya tersebut
(status quo), sedangkan KTSP mensyaratkan guru untuk menjadi curriculum developer.
b.       Kurangnya proses sosialisasi KTSP yang pada awal berlakunya kurikulum tersebut hanya
dilakukan one-shot training. Bagaimana guru dapat memahami isi dan tuntutan kurikulum
dengan baik jika pengenalan dilakukan hanya dalam waktu terbatas.
Kurangnya pemahaman guru terhadap orientasi kurikulum. Dalam hal ini orientasi
kurikulum (yang merupakan salah satu dari landasan kurikulum) merupakan dasar
dikembangkannya bentuk kurikulum, sehingga memahami orientasi kurikulum akan
memudahkan untuk memahami kurikulum secara keseluruhan. Sebagai contoh KTSP pada
posisi pencapaian tujuan kurikuler berkiblat pada orientasi Transaction yang artinya
siswa sebagai pusat sebab orientasi ini menganggap siswa memiliki kemampuan
berinteraksi dengan lingkungan dan proses ditekankan pada proses (Seller & Miller, 1985 :
62-67) dan pengembangan aktivitas siswa merupakan tujuan antara dalam rangka
mencapai tujuan kurikuler. Dengan demikian apabila guru tidak memahami orientasi
kurikulum yang tersirat dalam KTSP, maka kemungkinan yang terjadi adalah guru
memberikan sejumlah informasi (faktual) kepada siswa, dan pada akhirnya siswa hanya
tinggal menghafal fakta-fakta yang telah diberikan oleh guru tersebut (pembelajaran satu
arah dan siswa pasif - cenderung rote learning).
 
Tampaknya kelemahan dalam proses implementasi KTSP lebih cenderung kepada
kurangnya pemahaman guru terhadap apa yang menjadi tuntutan kurikulum tersebut. Dalam
hal ini masalah implementasi tersebut lebih banyak berada pada posisi kekurangan yang ada
pada guru sebagai pengembang kurikulum.
 

KESIMPULAN

               Perubahan dalam kurikulum merupakan hal yang harus dilakukan sejalan dengan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Kurikulum sekolah selalu mengikuti perubahan jaman,
sebab jika tidak dilakukan perubahan maka pendidikan tidak dapat menghasilkan generasi
berikut yang tanggap terhadap perkembangan. KTSP merupakan bentuk kurikulum baru yang
sarat dengan perubahan / inovasi. Hal ini dilakukan sebagai jawaban terhadap perlunya
mengantisipasi perubahan masyarakat.

 
Meskipun kurikulum berubah, tidak berarti otomatis akan terjadi perubahan dalam
proses implementasi di lapangan. Perubahan tidak akan terjadi apabila guru sebagai pelaksana
pendidikan tidak atau belum melakukan perubahan tersebut. Dalam hal ini mungkin saja terjadi
pengimpangan dari apa yang diharapkan oleh kurikulum tersebut. Antisipasi terhadap
penyimpangan pelaksanaan kurikulum di lapangan dapat dilakukan jika telah diketahui apa
yang menjadi hambatan terhadap pelaksanaan kurikulum tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Cuban, L. (1991). Curriculum Stability and Change. Dalam Handbook of Research on Curriculum.
New York : Macmillan Publishing Co.
Hasan, S. H. (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
P2LPTK.
House, E.R. (1974). The Politics of Educational Innovation. California : McCutchan Publishing
Corp.
Humphreys, T. (1993). A Different Kind of Teacher. London : Cassell
McCormick, R. & James, M. (1983). Curriculum Evaluation in Schools. London & Canberra :
Croom Helm Ltd.
Miller, J. P. & Seller, W. (1985). Curriculum Perspectives and Practice. New York & London :
Longman
Rogers, E. M. (1983). Diffusion of Innovations. New York : The Free Press, A Division of
Macmillan Publishing Co. Inc.
Rosenblum, S. & Louis, K. S. (1981). Stability and Change, Innovation in an Educational Context.
New York & London : Plenum Press.
INOVASI PEMBELAJARAN
Mata kuliah ini termasuk mata kuliah inti yang harus  dikuasai dengan baik oleh mahasiswa .
Melalui mata kuliah ini ,Anda sebagai mahasiswa dapat mengenal dan mengalisis berbagai
pembaharuan pembelajaran dan penyebarannya (aplikasinya) dalam berbagai situasi
pembelajaran. Sebagai mahasiswa diharapkan berani mencoba berbagai inovasi serta dapat
menularkan hasil percobaannya  kepada rekan –rekan sesama guru agar mereka termotivasi
turut mencoba berbagai inovasi pembelajaran tersebut.

            Mata kuliah ini dikemas dalam enam bab sbb :

Bab I   engertian Inovasi Pendidikan.

Bab II  :Ruang Lingkup Inovasi dalam bidang Pedidikan

Bab III endidikan dalam Perspektif Globalisasi dan Desentralisasi

Bab IV : Pembelajaran Berbasis Budaya.

Bab V  : Inovasi Pembelajaran Menuju  pembelajaran Berkualitas

Bab VI : Aplikasi Pembelajaran Terpadu dan  Kelas Rangkap.

Dengan mempelajari Bab I diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan      arti,ciri-ciri dan prinsip-prinsip inovasi;


2. Menjelaskan      perbedaan inovasi dengan teknologi dan modernisasi;
3. Menjelaskan      definisi inovasi pendidikan ;
4. Menjelaskan      aspek-aspek inovasi pendidikan;
5. Menjelaskan      faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran inovasi pendidikan
6. Menjelaskan      model-model inovasi; dan
7. Memberikan      contoh aplikasi inovasi pendidikan.

Inovasi merupakan suatu ide ,hal-hal yang praktis ,metode, cara ,barang-barang buatan
manusia yang diamati atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat)

Ciri-ciri suatu inovasi yang dikemukakan oleh Rogers adalah sbb:

 Keuntungan relatif
 Kompatibel (compatibility)
 Kompleksitas (complexity)
 Trialibilitas (trialibilitas)
 Dapat diamati (observability)

Menurut Peter M.Drucker yang dikutip oleh Tilaar mengemukakan lima prinsip inovatif,yaitu
:
            1. inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang terbuka
artinya suatu inovasi hanya dapat terjadi jika kita memiliki kemampuan analisis;

            2. inovasi sifatnya konseptual dan perseptual yang bermula dari suatu keinginan untuk
menciptakan suatu yang baru dan dapat dimengerti oleh masyarakat;

            3. inovasi haruslah bersifat simple dan terfokes,artinya harus sederhana dan terarah;

            4. inovasi harus dimulai dari yang kecil, artinya tidak semua inovasi dimulai dari ide-
ide yang sangat besar yang tidak terjangkau oleh kehidupan nyata manusia ,keinginqan yang
kecil untuk memperbaiki suatu kondisi atau suatu kebutuhan hidup ternyata kelak
mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap kehidupan manusia selanjutnya;

            5. inovasi diarahkan kepada kepemimpinan atau kepeloporan ,inovasi selalu


diarahkan bahwa hasilnya akan menjadi suatu pelopor dari suatu perubahan .

 Bagaimanakah hubungan antara inovasi,modernisasi, dan teknologi?

 Inovasi      berawal dari keinginan untuk menciptakan suatu yang baru dan dapat     
diterima oleh masyarakat . Pencipta inovasi harus memiliki persepsi      terhadap
kebutuhan masyarakat yang cocok dengan kondisi dan kebutuhan      masyarakat,
dimana ia hidup.
 Modernisasi      adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (belum
modern)      kemasyarakat yang lebih maju.
 Inovasi      menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang
baru      bagi individu atau masyarakat, sedangkan modernisasi menekankan pada     
adanya proses perubahan dari tradisional ke modern atau dari yang belum      maju ke
arah yang lebih maju. Jadi , dapat disimpulkan bahwa diterimanya      suatu inovasi
sebagai tanda adanya modernisasi .

Beberapa pendapat para ahli tentang teknologi :

A. Finn:selain diartikan sebagai mesin , teknologi bisa mencakup proses, sistem manajemen
dan mekanisme pantauan : baik manusia itu seendiri atau bukan , … Secara luas, cara
pandang terhadap masalah berikut lingkupnya , tingkat kesukaran , studi kelayakan serta cara
mengatasi masalah secara teknis dan ekonomis (Finn,1998).

B. Simon yang dikutib oleh Salisburry mengemukakan , teknologi sebagai disiplin rasional
yang dirancang untuk meyakinkan manusia akan keahliannya menghadapi alarm fisik atau
lingkungan melalui penerapan hukum atau aturan ilmiah yang telah ditentukan
(Salisburry,1996,page7).

Inovasi Pendidikan merupakan upaya dasar dalam memperbaiki aspek-aspek


pendidikan dalam praktiknya .

Hamijoyo: inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari
hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Ibrahim : inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi yang
dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan . Inovasi pendidikan merupakan
suatu ide , barang , metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang
atau sekelomok  orang (masyarakat) baik berupa hasil inversi atau discoversi yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.

Inovasi pendidikan di indonesia dapat dilihat dari 4 aspek yaitu :

1. Tujuan      pendidikan


2. Struktur      pendidikan dan pengajaran
3. Metode      kurikulum dan pengajaran
4. Perubahan      terhadaqp aspek-aspek pendidikan dan proses

Beberapa inovasi pendidikan pada tingkat sekolah dasar salah satunya yaitu adanya SD
Pamong untuk anak terlantar dan putus sekolah

Latar Belakang Kehadiran Inovasi dalam Bidang   Pendidikan

q  Latar belakang kehadiran inovasi diawali dengan adanya perkembangan masyarakat atau
perubahan sosial . Perubahan sosial ini menimbulkan dampak , yaitu adanya perubahan
paradigma pendidikan .

q   Perubahan sosial menimbulkan adanya perkembangan inovasi pendidikan ditandai dengan


adanya 4 revolusi.

Perubahan sosial berdampak pada sistem pendidikan yaitu , adanya perubahan


paradigma dalam pendidikan antara lain :

1. Paradigma      pengajaran ( teaching ),


2. Paradigma      pembelajaran (instruction )
3. Paradigma      proses belajar (learning )

Perkembangan pendidikan menurut Eric Ashby (1972) mengalami empat revolusi


antara lain :

1. Revolusi pertama ,masyarakat memberikan wewenang pendidikan terhadap orang


tertentu      sehingga timbul profesi guru.
2. Revolusi kedua , dipakai bahasa tulisan disamping bahasa lisan dalam menyajikan     
pelajaran di sekolah .
3. Revolusi ketiga, ditemukannya mesin cetak yang pada gilirannya menyebabkan
banyaknya      buku yang tersedia di sekolah.
4. Revolusi keempat ,teknologi modern dalam bidang komunikasi dengan produk yang
berupa      peralatan elektronik dan bahan (software ) yang disajikan telah
mempengaruhi      sektor kehidupan termasuk pendidikan . Pada revolusi ini telah     
dimanfaatkan teknologi modern software dan hardware dalam bidang      pendidikan

Perkembangan pendidikan di abad 21.

Abad 21 merupakan abad kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena teknologi
merupakan suatu keharusan dalam menghadapi era globalisasi. Kemajuan teknologi salah
satunya adalah teknologi komunikasi yang menunjang proses belajar tanpa batas , seperti
pembelajaran mandiri melalui internet .Pembelajaran mandiri merupakan inti dan proses
pembelajaran di masa depan yang cepat, intensif, dan serba terkini (up to date ).Belajar
mandiri ini pada abad ke 21 ini disebut Cyber learning .

Cyber Learning : Suatu metode belajar mandiri melalui jaringan komunikasi


(komputer/Internet ) yang berkembang di abad ke-21.

Tugas yang perlu didiskusikan

v  Kel I &Kel V

    Diskusikan dengan kelompokmu mengenai pengertian inovasi secara umum dengan
kalimatmu sendiri.Setelah itu diskusikan perbedaan antara inovasi , teknologi dan
modernisasi berikut contohnya,dan apa tujuannya mengadakan inovasi!

v  Kel II & Kel VI

    Diskusikan dengan kelompokmu mengenai pengertian inovasi pendidikan ,faktor-faktor


apa yang mendukung keberhasilan inovasi dalam bidang pendidikan ,inovasi di dalam
pendidikan meliputi aspek apa saja? Bagaimana alasan anda!

v     KEL III & KEL VII         

    Dikusikan dengan kelompokmu , apa yang dimaksud dengan pembaruan /inovasi Sosial?
Yang mana inovasi sosial itu berdampak pada paradigma dalam pendidikan meliputi
paradigma apa saja jelaskan! Dan jelaskan 4 tahapan Perkembangan pendidikan !

v        Kel IV & Kel VIII

            Diskusikan dengan kelompokmu,Pilih salah satu model proses inovasi


(individual,organisasi).Coba jelaskan bagaimana proses inovasi itu berlangsung? Jelaskan
penyebab yang mendorong terjadinya inovasi dalam bidang pendidikan ! Jelaskan inovasi
dalam bidang pendidikan!dan jelaskan satu model inovasi dari metode belajar!

BAB II

RUANG LINGKUP PEMBAHARUAN (INOVASI) DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Diharapkan mahasiswa  mampu :

1. Menjelaskan      dasar inovasi;


2. Sasaran      inovasi dalam bidang pendidikan
3. Faktor      yang menghabat inovasi dalam bidang pendidikan

            KOMPONEN DASAR PEMBAHARUAN (INOVASI)

Inovasi adalah gagasan ,tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang .Inovasi
harus disebarluaskan .Salah satu bekal yang berguna bagi usaha memasyarakatkan inovasi
adalah memahami karakteristik inovasi dan faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam proses
penyebaran inovasi ke dalam satu sistem sosial.

Karakteristik inovasi menurut Rogers yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan inovasi adalah:

1. Keuntungan      relatif


2. Kompatibel
3. Kompleksitas
4. Triabilitas
5. Observabilitas      (dapat diamati )

   Menurut Zaltman, seperti yang dikutif Ibrahim mengemukakan bahwa cepat atau
lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat , akan dipengaruhi oleh atribut inovasi itu
sendiri . Inovasi merupakan kombinasi dari berbagai atribut.Atribut inovasi tersebut adalah
sbb:

1.  Pembiayaan
2.  Balik modal
3.  Efisiensi
4.  Resiko & ketidak pastian
5. Mudah      dikomunikasikan
6. Kompatibilitas
7. Kompleksitas
8. Status      ilmiah
9. Kadar      keaslian
10. Dapat      dilihat kemanfaatannya
11. Dapat      dilihat batas sebelumnya
12. Keterlibatan
13. Hubungan      interpersonal
14. Kepentingan      umum atau pribadi
15. Penyuluh      inovasi

SASARAN PROGRAM PEMBAHARUAN (INOVASI) DALAM BIDANG


PENDIDIKAN

Pendidikan adalah suatu sistem maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan komponen sistem pendidikan.

Sasaran program inovasi menurut B.Miles

            a. Pembinaan Personalia

            b. Banyaknya Personal dan Wilayah Kerja

            c . Fasilitas Fisik

            d. Penggunaan waktu.


            e. Perumusan Tujuan

            f . Prosedur

            g .Peran yang diperlukan .

            h . Wawasan dan Perasaan.

            i   . Bentuk Hubungan Antar bagian .

            j   . Hubungan dengan sistem yang lain.

            k  . Strategi

Sasaran program inovasi menurut Udin S.Winotoputro:

            a. Inovasi dalam program pendidikan dan kurikulum.

            b. Inovasi dalam bahan belajar.

            c. Inovasi dalam proses pembelajaran.

            d. Inovasi dalam komponen ujian.

            e. Inovasi dalam sistem pengelolaan.

            f.  Inovasi dalam pengembangan program lanjut.

            Contoh sasaran program inovasi yang lain.

            a. Model pembelajaran yang dinamakan Quantum Teaching

            b. Pembelajaran dengan menggunakan internet, seperti WEB-CT,   


SafeKids.com,Letsfindout.com.

Faktor yang Mempengaruhi Pembaharuan (Inovasi ) Pendidikan

q   Faktor yang mempengaruhi inovasi dalam bidang Pendidikan menurut Ibrahin:

            a. Estimasi tidak tepat terhadap inovasi.

            b. Konflik dan motivasi.

            c. Inovasi tidak berkembang .

            d. Masalah keuangan .

            e. Penolakan inovasi dari kelompok tertentu.

            f . Kurang adanya hubungan sosial


Faktor-faktor lain yang menghambat inovasi dalam bidang pendidikan, adalah:

            a. Faktor kegiatan belajar mengajar.

            b. Faktor internal dan eksternal.

            c.  Sistem pendidikan .

q   Faktor yang mempengaruhi inovasi menurut fullan :

            a. Karakteristik perubahan.

            b. Karakteristik lokal.

            c. Faktor eksternal.

q   Faktor yang mempengaruhi inovasi menurut  Rogers adalah kecepatan


adopsi.Sedangkan kecepatan adopsi dipengaruhi oleh :

            a. Atribut/karakteristik inovasi;

            b. Tipe keputusan inovasi;

            c. Sifat saluran komunikasi  yang digunakan ;

            d. Ciri-ciri sistem sosial,

            e. agen pembaharuan.

TUGAS-TUGAS YANG PERLU DIBAHAS

1.Sebutkan dan jelaskan karakteristik inovasi menurut Rogers!

2.Sebutkan dan jelaskan atribut inovasi menurut Zaltman!

3.Sebut dan jelaskan satu persatu sasaran inovasi dalam bidang yang dikemukakan oleh B
Miles!

4.Sebut dan jelaskan sasaran inovasi dalam bidang yang dikemukan oleh Udin S
Winataputro!

5.Sebut dan jelaskan sasaran inovasi lain dalam bidang pendidikan selain yang dikemukakan
oleh dua tokoh tersebut diatas!

6.Sebut dan jelaskan satu persatu faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi pendidikan !

7.Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi menurut Rogers!

 
 

BAB III

Pendidikan dalam Perspektif Globalisasi dan Desentralisasi

Dalam Bab III ini akan dibahas tentang pengertian umum dan dinamika globalisasi dan
desentralisasi.Dengan berbekal dengan pemahaman umum itu mahasiswa diajak untuk
menghubungkannya dengan pendidikan. Mahasiswa diajak bagaimana sebaiknya menata
sistem, merancang program,kemudian mengemplementasikan pada tngkat kelas dan sekolah.

Bab ini ada 2 kegiatan belajar .

            1. Pengertian globalisasi dan desentralisasi

            2. Implikasi globalisasi dan desentralisasi terhadap    pendidikan .

            Dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menyimpulkan      pengertian globalisasi dan desentralisasi ;


2. Menyimpulkan      keterkaitan globalisasi dan desentralisasi dengan pembaharuan
pendidikan ;
3. Menyusun      langkah-langkah pembaruan pembelajaran di kelas dan di luar kelas.

Pengertian Globalisasi dan Desentralisasi

1. Makna dan Dinamika Globalisasi

            Globalisasi bukannya fenomena yang datang dengan tiba-tiba . Theodore Levitt
meramalkan pertama kali pada tahun 1985.Ia mengamati pesatnya perubahan dalam tatanan
ekonomi, keuangan terutama yang berkaitan dengan sektor produksi,konsumsi dan investasi.

                        Kemajuan di bidang teknologi produksi ,dan inovasi yang pesat terutama
dalam bidang komunikasi dan transportasi mempengaruhi negara-negara maju untuk
memperkenalkan sistem ekonomi mereka kenegara ketiga atau berkembang . Peran negara
dalam ekonomi meluntur, sebaliknya privatisasi dalam banyak bidang lebih banyak terjadi.

                        Globalisasi pada awalnya bergandengan dengan perubahan yang besar


dalam bidang ekonomi dan keuangan . Akan tetapi perubahan ekonomi inipun pada akhirnya
menuntut perubahan yang juga cukup besar dalam  pendidikan.

                        Globalisasi adalah fenomena yang irreversible, suatu fenomena yang tak
mungkin dibalik arahnya . Globalisasi membawa manfaat, tetapi globalisasi juga membawa
kemudharatan jika kita tidak siap menghadapinya .Globalisasi menyingkirkan isolasi ,
membuka peluang untuk terjadinya pertukaran gagasan , teknologi dan sumber daya.
Namun,globalisasi , dapat juga tergelincir menjadi kekuasaan bagi yang kuat untuk
mengendalikan yang lemah. Suatu negara dituntut untuk memperkuat dirinya melalui
berbagai program pemberdayaan , namun pada waktu yang sama harus menuruti kaidah-
kaidah yang terkandung dalam globalisasi ,antara lain pemerintah yang demokratis , terbuka
dan mendorong lahirnya peran swasta yang kuat.
            Pemberdayaan oleh suatu negara hanya dapat terjadi dengan baik jika sistem
desentralisasi , termasuk desentralisasi dalam pendidikan dituangkan dalam praktik .
Desentralisasi yang sehat jika diberikan muatan makna interdespensasi , yaitu saling
tergantung dan saling isi mengisi karena keyakinan setiap orang, setiap pihak masing-masing
mempunyai kekuatan dan kelemahan . Sebaliknya desentralisasi menjadi sakit jika diberikan
muatan makna independensi  atau kebebasan unuk membuat keputusan dan mengambil
tindakan tanpa dicampuri atau memperhatikan kepentingan pihak lain , seolah-olah segala-
galanya dapat diselesaikan sendiri .

Implikasi Globalisasi dan Desentralisasi terhadap Pendidikan

v              Pembaharuan pendidikan tidak berlangsung tiba-tiba dan bahkan memerlukan masa
ratusan bahkan ribuan tahun untuk sampai pada pembaharuan pendidikan yang kita saksikan
saat ini.

            Bermula dari hanya untuk melayani tuntutan segelintir orang dari lapisan masyarakat
yang tertentu pula (individual), sampai melayani segenap warga pengguni planet
bumi(global).

v              Pendidikan dengan tujuan yang berfokus pada kepentingan nasionalpun ,dalam
melenium ini, juga dinilai tidak memadai . Pendidikan dalam era global harus berisikan isu
yang merupakan agenda global pendidikan.Isu itu terutama yang menyangkut hak asasi
manusia , lingkungan , hak dan perlindungan anak,hak kaum wanita , kesehatan,
kemakmuran,perdamaian , toleransi, harmoni, keberagaman.

v              Oleh karena itu ,basis pendidikan bukan lagi di atas basis yang berkarakter
pendidikan semata-mata.Ingatlah ungkapan orang Afrika,kemudian dikutip juga oleh Hillary
Clinton yaitu “diperlukan seluruh desa hanya untuk mendidik seorang anak”. Ungkapan itu
menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dikembangkan dengan basis yang luas, yang
memperhatikan dan memasukkan berbagai aspek kehidupan dalam proses pembelajaran.Pada
saat itu pulalah, tuntutan terhadap pembaruan pembelajaran menjadi sesuatu yang
irreversible, sesuatu yang tidak terelakkan .

v              Globalisasi menuntut para pendidik dan semua pihak yang berkepentingan untuk
ikut serta secara aktif. Itu pula pendidikan milenium ini dan yang akan datang disebut juga
community based education.Keyakinan yang menggarisbawahi pendidikan globalisasi adalah
mendorong masyarakat khususnya generasi muda untuk membangun knowledge society,
yaitu masyarakat yang berbasis IPTEK, yang yakin bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
jauh lebih penting dari pada sumber  alam walau semelimpah apa pun juga.

v              Pendidikan lebih dari sekadar kendaraan untuk melaju pada jalur ekonomi menuju
kemakmuran.Pendidikan terutama merupakan kendaraan utama untuk memperdayakan warga
suatu bangsa , untuk mengembangkan intitusi demokratis , untuk menciptakan sistem operasi
yang efektif dalam pemerintahan, untuk memerangi ketidakadilan , untuk mengikis
kemiskinan dan penyakit, untuk memelihara identitas kultural,dan untuk memperkuat
masyarakat yang berbasiskan kekuatan sipil, bukan militer.

v  .           Kunci dari itu semua , yaitu kunci untuk mencapai cita-cita pendidikan
sebagaimana dipaparkan dalam paragraf di atas adalah berkembangnya  the strong
determination to succed,yaitu keteguhan hati dan kebulatan tekad untuk berhasil. Itulah tugas
utama pendidikan , yang merupakan salah satu tujuan pembaruan pembelajaran yaitu
menumbuhkembangkan keteguhan dan kebulatan tekad di kalangan anak didik untuk meraih
sukses ,yaitu sukses yang bermanfaat bagi dirinya,masyarakat,bangsa dan negara.

v             Pendidikan hanya akan mecapai hasil yang layak untuk kepentingan bangsa jika
bangsa dan pemerintah di negara itu sadar betul bahwa pendidikan adalah investasi yang
utama,yang keutamaannya melebihi bidang lainnya . Oleh karena itu, tataran politik,
ekonomi, keuangan , sosial dan budaya haruslah secara synergic  mendukung pembaruan
pendidikan.

v              Dalam era sekarang dan yang akan datang , berpikir dikotomis bukan lagi
jamannya . Kita tidak boleh lagi kita tidak boleh lagi berpikir bahwa sistem yang sentralistis
lebih baik dari pada desentralistis atau sebaliknya atau berpikir nasional dan lokal lebih aman
daripada berpikir global atau sebaliknya . Sistem sentralistis yang sehat berusaha keras agar
terjadi desentralisasi pendidikan.Desentralisasi pendidikan  yang kuat   dan sehat akan
memperkuat pula sistem pendidikan nasional.

            Akhirnya  desentralisasi pendidikan dalam arti praktis yang sesungguhnya haruslah
terjadi di sekolah , di kelas , dan terutama di dalam proses pembelajaran .

Tugas-tugas yang perlu dibahas bersama Bab III

1. Mengapa perubahan yang cepat dalam ekonomi dan keuangan  mendorong


terjadinya globalisasi?(Kata kunci untuk membantu
Anda:produksi,konsumsi,investasi)

2. Apa dampak yang terjadi akibat masuknya modal asing ke suatu negara,jika dikaitkan
dengan sumber daya manusia?

3. Mengapa peran media , seperti radio,TV dapat mengubah perilaku konsumsi manusia ,dan
mengapa pula media,langsung ataupun tidak langsung dianggap sebagai salah satu mesin
globalisasi?

4. Mengapa imigrasi dan transmigrasi membawa perubahan dalam berbagai aspek


kehidupan ? Dalam kaitannya dengan globalisasi,perubahan yang manakah yang diharapkan
terjadi,tetapi berdampak positif?

BAB IV

Pembelajaran Berbasis Budaya

            Pembelajaran  Berbasis Budaya akan mengemukakan beberapa hal yang perlu kita
bahas bersama yaitu deskripsi tentang budaya dan proses pembudayaan, landasan teoritis
pembelajaran berbasis budaya, budaya dan pembelajaran , serta beberapa contoh penerapan
pembelajaran berbasis budaya. Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu:
                        1. Menyimpulkan pengertian pembelajaran berbasis budaya;

                        2. Menerapkan pembelajaran berbasis budaya.

v              Pada dasarnya sekolah merupakan tempat kebudayaan karena proses belajar
merupakan proses  pembudayaan yakni untuk pencapaian akademik siswa , untuk
membudayakan sikap , pengetahuan ,keterampilan dan tradisi yang ada dalam suatu
komunitas budaya .

v              Budaya adalah pola untuk perilaku manusia dan produk yang dihasilkannya
membawa pola pikir , pola lisan , pola aksi , artifak, dan sangat tergantung pada kemampuan
seseorang  untuk belajar dan menyampaikan pengetahuannya kepada generasi berikutnya.

v              Proses pembelajaran budaya terjadi dalam bentuk pewarisan tradisi budaya dari
satu generasi kepada generasi berikutnya.Pewarisan tradisi budaya dikenal sebagai proses
enkulturasi, sedangkan adopsi budaya dikenal dengan proses akulturasi. Kedua proses ini
berujung pada pembentukan budaya dalam suatu komunitas.

v             Pendidikan merupakan proses pembudayaan , proses pembelajaran di sekolah


merupakan  proses pembudayaan formal atau proses akulturasi; maka pada saat yang
bersamaan pendidikan merupakan alat untuk konservasi budaya, transmisi budaya dan adopsi
budaya serta pelestarian budaya.

v              Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar


dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis budaya , budaya menjadi sebuah metode
bagi siswa untuk menstransformasikan hasil observasi mereka ke dalam bentuk-bentuk dan
prinsip-prinsip yang kreatif tentang alam sehingga peran siswa bukan sekedar meniru atau
menerima saja informasi,tetapi berperan sebagai penciptaan makna ,pemahaman dan arti dari
informasi yang diperolehnya.

v              Pembelajaran berbasis budaya dibedakan menjadi 3 macam, yaitu belajar tentang
budaya , belajar dengan budaya , dan belajar melalui budaya .Landasan teori pembelajaran
berbasis budaya, didasarkan pada teori Konstruktivisme dalam pendidikan terutama
berkembang dari hasil pemikiran Vygotsky, pemikiran Piaget, serta pemikiran Brooks&
Brooks.

v        Sesuai dengan teori konstroktivisme , proses belajar dalam pembelajaran berbasis


budaya tidak dapat dirancang dengan guru berperan sebagai peceramah, sementara siswa
duduk dengan pasif mendengarkan , mencatat materi pelajaran yang disampaikan guru,
melainkan proses belajar difokuskan pada strategi atau cara siswa dapat:

1. Melihat      keterhubungan antara konsep /prinsip dalam bidang ilmunya,dengan


budaya      dalam beragam konteks yang  baru;
2. Memperoleh  pemahaman terpadu tentang bidang ilmu      dan budaya sebagai
landasan untuk berpikir kritis;
3. Berpartisipasi      aktif, senang, dan bangga untuk belajar bidang ilmu dalam belajar
berbasis      budaya;
4. Menciptakan      makna berdasarkan pengetahuan dan pengalaman awal yang dimiliki,
melalui      beragam interaksi ;
5. Memperoleh      pemahaman bahwa ada kaidah keilmuan       dalam kehidupan sehari-
hari siswa dalam konteks komunitas      budayanya;
6. Memperoleh      pemahaman yang integrasi dan keterampilan ilmiah dalam
mempersepsikan      segala sesuatudi sekelilingnya , termasuk budaya dan ragam
perwujudan      budaya.

Model dan Aplikasi Pembelajaran Berbasis Budaya :

Pembelajaran berbasis budaya menekankan tercqapainya pemahaman yang terpadu


(integrated understanding ) dari pada sekadar pemahaman mendalam (inert understanding)
(Krajcik,Czerniak, Berger,1999).

Pemahaman terpadu membuat siswa mampu untuk bertindak secara mandiri berdasarkan
prinsip-prinsip ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam konteks
komunitas budaya yang mendorong siswa untuk kreaif terus mencari dan menemukan
gagasanberdasarkan konsep dan prinsip ilmiah.

v  Dalam pembelajaran berbasis budaya , ada 4 hal yang harus diperhatikan :

1. Subtansi dan Kompetensi bidang ilmu

            1. Konsep dan prisip dalam bidang ilmu.

            2. Pengetahuan tentang proses penemuan dan proses penyelesaian maqsalah


dalam bidang ilmu.

            3. Pengetahuan tentang aturan main (rules of the game) yang berlaku dalam
bidang ilmu.

BAB V

Pembelajaran Berwawasan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia

            Setelah Mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa sebagai guru SD yang profesional
mampu:

1. Menjelaskan      hakikat konsep dan strategi pembelajaran yang berwawasan


demokrasi dan hak      asasi manusia.
2. Menfasilitasi      peserta didik untuk dapat memperoleh pengalaman belajar yang
demokratis      melalui berbagai kegiatan.
q              Secara keilmuan ,pendidikan demokrasi dan HAM merupakan bagian integral dari
pendidikan kewarganegaraan ,yang pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan individu
menjadi warganegara yang cerdas dan baik(smart and good citizens).

BAB VI

INOVASI PEMBELAJARAN

MENUJU PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS

LATAR BELAKANG

 Mutu      Pendidikan ?


 Peringkat      Indonesia dalam bidang akademik?
 Tuntutan      undang-undang
 Pembelajaran      selama ini lebih banyak bersifat kontent transmission
 PGSD      mendidik calon guru SD
 Kurikulum      Berbasis Kompetensi

INOVASI PEMBELAJARAN ?

Paradigma baru:

 Beralih dari teacher centered  ke student centered


 Pemeran utama :Mahasiswa
 Dosen Fasilitator Belajar : memicu dan memacu ketertantangan mahasiswa untuk
belajar

PEMBELAJARAN INOVATIFMEMBANGUN BUDAYA KUALITAS INOVASI


PEMBELAJARAN PIKIRKAN APA YANG KITA LAKUKAN JIKA MENGHADAPI
MASALAH BERIKUT

 MAHASISWA      TAKUT,ENGGAN ,MALAS MEMBACA UPAYA INOVATIF

 Agar mahasiswa senang atau tertantang membaca

UPAYA INOVATIF

 Pemilihan      topik ,penyediaan informasi,tugas presentasi,model,reading skills &     


report.
 Kata      kunci,peta konsep,ringkasan ,reward
 Mencari      referensi dari topik ang sedang dibahas melalui internet
 Dosen      membuat ilustrasi tentang buku
 Diwskusi      isi buku

IDENTIFIKIASI MNASALAH
 Secara      individual : tulislah satu masalah nyata yang Bapak /Ibu hadapi dalam     
pembelajaran .
 Dalam      kelompok 5  — 6 orang diskusikan      masalah yang ditemukan secara
individual ,kemudikan integrasikan dan      rumuskan masalah tersebut.

MEMECAHKAN MASALAH

Tahap 1:

 Setiap kelompok menyerahkan masalah kepada kelompok berikutnya ,


 Kelompok membaca dan mendiskusikan cara kreatif mengatasi masalah,tuliskan di
bawah masalah

Tahap 2 :

 Teruskan hasil ke kelompok berikutnya


 Kelompok membaca masalah baru,mendiskusikan dan menuliskan cara pemecahan
kreatif.

Tahap 3:

 Teruskan ke kelompok berikutnya


 Baca dua cara pemecahan kreatif yang ada pada kertas
 Rangkum dan simpulkan mana yang lebih kreatif dan efektif.

MEMBANGUN BUDAYA KUALITAS

 Pembelajaran      Inovatif = berkualitas?

Pembelajaran berkualitas:

 Secara      sinergis mampu menghasilkan proses,hasil,dan dampak belajar yang     
optimal,yang memungkinkan terwujudnya “better students’learning      capacity”
 Mahasiswa      tertantang untuk belajar ,menganalisis masalah ,mencari jalan
keluar ,dll

RAMBU-RAMBU PEMBELAJARAN BERKUALITAS

 Menumbuhkan      rasa senang ,hangat,saling mempercayai.


 Mahasiswa      dan dosen terpicu memperbaiki diri & berbuat yang terbaik.
 Dosen      memodelkan perilaku belajar
 Mahasiswa      aktif entelektual –emosional
 Pengalaman      belajar bermanfaat & mengesankan.
 Dampak      instruksional dan dampak pengiring

Inovasi pembelajaran

 
Inovasi ialah sebuah ide baru yang diproses untuk menghasilkan produk. Menurut Miles
karakteristik inovasi ialah Delibrate= sengaja, ada keinginan, Novel=baru, Specific=detail,
Direction to goal attainment= mengarah ke tujuan yang ingin dicapai. Dan terdapat Aspek-
aspek pokok yang mempengaruhu inovasi yaitu Struktur, prosedur, personal.

Inovasi pendidikan di Indonesia meliputi pertama, Top Down Inovasi yaitu peningkatan mutu
pendidikan dengan pemerataan secara “memaksa” dari pimpinan ke bawahan demi
tewujudnya tujuan yang ingin dicapai. Kedua, Bottom Up Inovation yaitu suatu ide dari
bawah/bawahan yang “di angkat” ke atasan untuk di aplikasikan. Ketiga, Desentralisasi  dan
Demonstrasi pendidikan. Keempat, Quantum Learning yaitu kiat,petunjuk, strategi dan
seluruh proses belajar mengajar yang dapat mempertajam dan daya ingat serta membuat
belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Kelima Pendekatan
kontekstual yaitu merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaikan materi belajar
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapan dalam dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.

Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau
komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles, dengan perubahan
isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.

- Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem social tentu
menentukan personal (orang) sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan
komponen personel misalnya: peningkatan mutu guru, system kenaikan pangkat, aturan tata
tertib siswa, dan sebagainya.

- Banyaknya personal dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berapa
jumlah personalia yang terikat dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan aspek ini misalnya: berapa ratio guru siswa pada satu
sekolah dalam system PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan ratio 1 : 200 artinya satu
guru dengan 200 siswa). Sekolah Dasar di Amerika satu guru dengan 27 siswa, perubahan
besar wilayah kepenilikan, dan sebagainya.

- Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan mendayagunakan berbagai
sarana dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan
komponen ini misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja),
perubahan pengaturan dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang mudah dibuka,
sehingga pada diperlukan dua ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium
bahasa, penggunaan CCTV (TVCT- Televisi Stasiun Terbatas), dan sebagainya.

- Penggunaan waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan


waktu. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar
(semester, catur wulan, pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan
mahasiswa untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan sebagainya.
- Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi
yang relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan
tujuan TK, SD disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan kehidupan),
perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.

- Prosedur. Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya: penggunaan kurikulum baru, cara
membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.

- Peran yang diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperlukan
kejelasan peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan inovasi yang
relevan dengan komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pemakai media (maka
diperlukan keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai
pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.

- Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan
perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan
dan perasaan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah
ditentukan akan mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini
misalnya: wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses,
perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum SD yang disempurnakan, dan sebagainya.

- Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada
kejelasan hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya:
diadakan perubahan pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan
mekanisme kerja antar seksi, di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara
jurusan, fakultas, dan biro registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan
sebagainya.

- Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikandalam


beberapa hal harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain. Inovasi yang
relevan dengan bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan usaha kesehatan sekolah bekerjasama
atau berhubungan dengan Departemen Kesehatan, data pelaksanaan KKN harus kerjasama
dengan Pemerintah  Daerah setempat, dan sebagainya.

- Strategi. Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan.

Berbagai inovasi yang sudah berkembang

Top Down Inovation Inovasi model Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan
(pemerintah) sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan
efisiensi dan sebaginya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan
cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik
untuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak
pelaksanaannya. Contoh adalah yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasinal selama
ini. Seperti penerapan kurikulum, kebijakan desentralisasi pendidikan dan lain-lain.

Bottom Up innovation Yaitu model ionovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah
dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.
Biasanya dilakukan oleh para guru.

Desentralisasi dan Demonstrasi pendidikan Ada dua konsep desentralisasi pendidikan.


Pertama, desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan. Desentralisasi lebih kepada
kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Kedua, desentralisasi pendidikan dengan fokus pada pemberian kewenangan yang lebih besar
di tingkat sekolah. Konsep pertama berkaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan
pemerintahan dari pusat ke daerah sebagai bagian demokratisasi. Konsep kedua lebih fokus
mengenai pemberian kewenangan yang lebih besar kepada manajemen di tingkat sekolah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Quantum Learning adalah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik
meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan digunakan. Namun, Bobbi De Porter
mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu siswa
menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas.

Pendekatan kontekstual. Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitka antar
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
merekasebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaranberlangsung alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalam, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Dalam kelas kontekstual,
tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak
berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagi
sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.
Begitula peran guru dalam kelas yang dielola dengan pendekatan kontekstual.

Ruang lingkup dari  modelinovasi yang berkembang

Top Down Inovation: Sistem kepemerintahan, dinas pendidikan, tata Negara, ormas, Partai
dll, Bottom Up innovation: Ormas, CV, dll, Desentralisasi dan Demonstrasi pendidikan:
Dinas Pendidikan, sekolah, dll, Quantum Learning: Proses belajar dikelas, les privat, games
edukasi, dll, Pendekatan kontekstual: pembelajaran dikelas, penyampaian materi untuk siswa.

Kelemahan  dan kelebihan model inovasi yan g berkembang

Top down innovation: kelebihan: lebih terorganisir, lebih efisien, lebih mudah pencapaian
tujuan, lebih mudah melakukan pengontrolan, kekurangan: menjadikan Guru kurang kreatif,
tidak sesuai dengan kondisi yang ada, meningkatkan kecurangan, pendidikan karakter tidak
mengena. Bottom Up Innovation: kelebihan: lebih kreatif, bisa disesuaikan dengan kondisi
lingkungan yang ada, kekurangan: lebih sulit dalam pengontrolan, kurang terorganisir,
kurang efisien, pencapaian tujuan lebih banyak memakan waktu. Desentralisasi dan
Demonstrasi pendidikan: kelebihan: semua kebijakan terletak pada pemerintah, kewenangan
hanya milik pemerintah, kekurangan: berkemungkinan pemerintah akan semena-mena,
masyarakat kurang bisa mengapresiasikan pendapatnya. Quantum Learning: Kelebihan:
proses belajar lebih menyenangkan, lebih bisa diterima oleh siswa, kekurangan: lebih
bekerja keras, agak ribet. Pendekatan Kontekstual: Kelebihan: siswa lebih bisa memahami
pelajaran, siswa lebih bisa mengaplikasikan kedalam kehidupan nyata, kekurangan: siswa
jarang berimajinasi Kesimpulan

Inovasi ialah sebuah ide baru yang diproses untuk menghasilkan produk. Menurut Miles
karakteristik inovasi ialah Delibrate= sengaja, ada keinginan, Novel=baru, Specific=detail,
Direction to goal attainment= mengarah ke tujuan yang ingin dicapai.

Ada sekitar 5 inovasi yang saat ini sedang berkembang di Indonesia beserta ruang lingkupnya
yaitu, Top Down Inovation: Sistem kepemerintahan, dinas pendidikan, tata Negara, ormas,
Partai dll, Bottom Up innovation: Ormas, CV, dll, Desentralisasi dan Demonstrasi
pendidikan: Dinas Pendidikan, sekolah, dll, Quantum Learning: Proses belajar dikelas, les
privat, games edukasi, dll, Pendekatan kontekstual: pembelajaran dikelas, penyampaian
materi untuk siswa.

Latihan Soal!

1. Menurut anda mengapa perlunya inovasi dalam suatu hal khususnya dalam dunia
pendidikan?
2. Menurut yang anda ketahui Negara Indonesia lebih banyak menggunakan inovasi bentuk
apa? berikan alasan sesuai pengetahuanmu!
3. Dari yang telah anda fahami apakah Quantum Learning akan lebih baik digunakan untuk
proses pembelajaran? Mengapa, jelaskan menurut pendapat anda!
4. Menurut anda inovasi apa yang cocok untuk pendidikan di Indonesia serta mudah dan
praktis dalam penerapannya?
5. Sebutkan dan jelaskan point-point penting yang ada pada model model inovasi!

Referensi.

Catatan mata kuliah Inovasi Pendidikan.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011-
AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Inovasi_Pendidikan_Pembelajaran.pdf

File Upi Edu. Konsep Dasar inovasi Pendidikan. Dalam situs


http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/INOVASI_PENDIDIKAN/Modul_1Konsep_Das
ar_Inovasi_Pendidikan.pdf.

Anda mungkin juga menyukai