Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“INOVASI DALAM PENDIDIKAN”

Dosen Pengampu:
Ida Wardani, M.Pd
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN/
INTRODUCTION TO EDUCATION

Penyusun :

Maria Zefanya Tessera Soru (2005086003)


Ria Junita (2005086017)
Muhammad Daini Fahreza (2005086030)

UNIVERSITAS MULAWARMAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu faktor terpenting dalam usaha pembangunan yang
dilakukan oleh sebuah negara. Sejarah mencatat bahwa negara yang memiliki pola
pengembangan pendidikan yang baik disertai dengan perhatian yang tinggi pada dunia
pendidikannya, negara tersebut akan mengalami kemajuan yang lebih tinggi dan lebih
pesat dibandingkan dengan negara lain yang menomorduakan atau menomor
sekiankan masalah pendidikan.

Namun, perhatian yang besar saja tidaklah cukup. Para praktisi dan akademisi harus
berupaya keras untuk melakukan inovasi tiada henti dalam mengelola dan
mengembangkan pendidikan. Inivasi tersebut harus didasarkan pada tujuan guna
meningkatkan kualitas pendidikan, yang pada akhirnya bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk insan cerdas kompetitif dan bermartabat.

Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang
dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain.
Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu
suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi
ketidak teraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Jadi, inovasi dapat dipandang sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu.

B. Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk memperkenalkan serta menguraikan
beberapa hal mengenai inovasi di dalam pendidikan.

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari inovasi pendidikan?
2. Apa saja hal yang menjadi karakteristik inovasi pendidikan?
3. Hal apa yang menjadi alasan diperlukannya inovasi pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pendidikan


Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode serta usaha yang dirasakan
atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok (masyarakat),
baik berupa hasil invention (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan
orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk
memecahkan masalah pendidikan.

Terdapat beberapa tokoh yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian


inovasi pendidikan. Yang pertama, Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk
memecahkan masalah pendidikan. Yang kedua terdapat pula tokoh yang bernama
Suryosubroto (1990) yang mengatakan bahwa Inovasi pendidikan ialah suatu
perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya
serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka
pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan

Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem


pendidikan, baik dalam arti sempit tingkat lembaga pendidikan maupun arti luas
di sistem pendidikan nasional. Sehingga dapat dikatakan inovasi kurikulum
merupakan suatu hal yang dapat terjadi dalam ruang lingkup pendidikan itu
sendiri.

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada dua istilah


yaitu invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-
benar baru, artinya merupakan hasil karya manuasia. Sedangkan discovery adalah
penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya). Dengan
demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan
jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery.

Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan
yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai
sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).
Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan
tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Subandiyah 1992:80).

Proses dan tahapan perubahan itu ada kaitannya dengan masalah pengembangan
(development), penyebaran (diffusion), diseminasi (dissemination), perencanaan
(planning), adopsi (adoption), penerapan (implementation) dan evaluasi
(evaluation) (Subandiyah 1992:77).

Dalam inovasi pendidikan, secara umum dapat diberikan dua buah model inovasi
yang baru yaitu: Pertama "top-down model" yaitu inovasi pendidikan yang
diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada
bawahan; seperti halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional selama ini.

B. Karakteristik Inovasi Pendidikan


Faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan pihak  adopter (pengguna inovasi)
dalam membuat keputusan untuk menerima atau menolak produk suatu inovasi 
jika dikaitkan dengan pemikiran Everett M. Rogers (1983) dalam diffusion of
innovasion dipengaruhi oleh 5 (lima) karakteristik  inovasi yaitu :
1.         Relative advantage (Keunggulan relatif)
Para pengguna inovasi akan menilai apakah suatu  inovasi  itu relatif
menguntungkan atau lebih unggul dibanding yang  lainnya atau tidak.
Bagi pengguna inovasi yang menerima secara cepat  suatu inovasi, akan
melihat inovasi itu sebagai sebuah keunggulan.
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih
baik dan unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur
dari beberapa segi, seperti segi eknomi, sosial, kenyamanan, kepuasan dan
lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi,
maka semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.
2.         Compatibility (Kompatibilitas/Konsisten)
Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten
dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan
pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat
diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai
(compatible). Pemngguna inovasi (adopter)  juga akan
mempertimbangkan pemanfaatan inovasi berdasarkan konsistensinya pada
nilai-nilai, pengalaman  dan kebutuhannya.
3.         Complexity (Kompleksitas/kerumitan)
Kompleksitas adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang
sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang
dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada
pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh
pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.
 Pengguna inovasi juga akan menilai tingkat kesulitan atau kompleksitas
yang akan dihadapinya jika mereka memanfaatkan inovasi. Artinya bagi
individu  yang lambat  mamahami dan menguasainya  tentu akan
mengalami tingkat kesulitan lebih tinggi dibanding individu yang cepat
memahaminya. Tingkat kesulitan tersebut berhubungan dengan 
pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk mempelajari istilah-istilah
dalam inovasi itu.
4.         Trialability (Kemampuan untuk dapat diuji)
Trialability adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas
tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting
sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat
dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan
(mendemonstrasikan) keunggulannya.
Kemampuan untuk dapat diuji bertujuan untuk mengurangi
ketidakpastian. Mempunyai kemungkinan untuk diuji coba terlebih dahulu
oleh para adopter untuk mengurangi ketidakpastian mereka terhadap
inovasi itu.
5.         Observability (Kemampuan untuk dapat diamati)
Observability adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh
orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi,
semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut
mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan
relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan
kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka
semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.
Dengan kemampuan untuk diamati akan mendorong adopter untuk 
memberikan penilaian apakah inovasi itu  mampu meningkatkan status
sosial mereka di depan orang lain sehingga dirinya akan dianggap sebagai
orang yang inovatif.
Vanterpool (1990) mengatakan bahwa karakteristik inovasi yang memprediksikan
kemungkinan besar akan sukses secara implisit terdapat dalam pertanyaan
sebagai berikut:
1. Relative advantage (compare with what exists), artinya relatif berguna
dibandingkan dengan yang telah ada sebelumnya.
2. Compatibility (consistent with values, xperiences, needs), artinya
apakah inovasi tersebut akan konsisten terhadap nilai-nilai, pengalaman
dan kebutuhan para adopter.
3. Testability (can be tried on an experimental basis), artinya seberapa
jauh inovasi tersebut bisa diujicobakan di sekolah-sekolah atau di
lembaga pendidikan.
4. Observability (can be seen in action), artinya apakah inovasi tersebut
dapat diperlihatkan secara nyata hasilnya kepada para peserta didik dan
Apakah kita bisa melihat variasi-variasi saat mengaplikasikan inovasi
tersebut.
5. Complexity (ease of use), artinya apakah guru-guru memerlukan
pelatihan untuk mengaplikasikan inovasi tersebut dan apakah akan
menambah tugas kerja guru.

C. Alasan Perlunya Inovasi Pendidikan


Dunia semakin hari semakin berkembang dan juga maju dalam berbagai bidang,
baik itu teknologi, industri, pertanian, peterakan maupun juga pendidikan. Inovasi
pada dasarnya dibutuhkan di setiap bidang. Selain itu inovasi dibutuhkan karena
tantangan d isetiap bidang dari hari ke hari semakin berkembang, baik itu
tantangan dari dalam maupun tantangan dari luar.

Dalam dunia pendidikan inovasi merupakan sebuah keharusan, karena


permasalahan yang semakin hari semakin variatif maka generasi penerus bangsa
juga harus semakin cerdas dan kreatif dalam menyelesaikan tiap – tiap
permasalahan yang ada. Selain itu pendidikan Indonesia juga telah jauh tertinggal
dari negara – negara lain yang artinya permasalahan pendidikan Indonesia
semakin kompleks.

Menurut Cece Wijaya, dkk.(1992, hlm 7) pendidikan dewasa ini menghadapi


berbagai tantangan dan persoalan seperti:
1. Pertambahan Jumlah Penduduk yang Semakin Cepat
Semakin bertumbuhnya penduduk maka semakin banyak kebutuhan pendidikan
yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana dan prasarana pendidikan
yang memadai
2. Berkembangnya Ilmu Pendidikan yang Modern
Ilmu pendidikan yang selalu berkembang menghendaki dasar – dasar pendidikan
yang kokoh dan penguasaan ilmu secara terus –menerus, dengan demikian
menuntut konsep pendidikan yang lebih lama menjadi konsep pendidikan seumur
hidup
3. Berkembangnya teknologi
Teknologi yang semakin berkembang dari waktu ke waktu kerap menjadi
ancaman bagi manusia. Canggihnya teknologi perlahan mulai menggusur peranan
– peranan manusiawi dalam kehidupan. Agar tidak kalah bersaing diperlukan
inovasi dalam pendidikan untuk menciptakan generasi yang mampu bersaing.

Selain tiga tantangan diatas, ada beberapa hal yang juga menjadi persoalan
pendidikan, seperti :
1. Sumber – sumber yang ada masih belum dimanfaatkan secara efektif
2. Sistem pendidikan yang masih lemah dan tujuannya yang masih kabur,
kurikulum yang belum serasi, belum relevan, suasana yang masih kurang
menarik, dan sebagainya
3. Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap, dan juga keadaan
pendidikan yang belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan, baik
masa kini maupun masa yang akan datang
4. Masih kaburnya konsep pendidikan dan interpretasi pendidikan yang masih
kurang kuat dalam pengaplikasiannya
Rosenblum, Sheila, dan Louis (1981, hlm. 1) mengemukakan alasan perlunya
inovasi dalam pendidikan:
“decliming enrollments, rapid changes in the existing technology and knowledge
about teaching and learning processes, a continual expansion of the role of the
school into new areas, and changes in the prevailing cultural prefences of both
local communities and the larger society continually impel school to innovate”.

Artinya, keberadaan para pendaftar, perubahan yang cepat dalam teknologi dan
pengetahuan tentang proses pengajaran dan pembelajaran, keberlangsungan
ekspansi dari peranan sekolah ke dalam era baru, serta perubahan dalam
kebudayaan masyarakat tentang komunitas lokal dan komunitas lebih luas secara
berkelanjutan merasuki sekolah untuk melakukan inovasi.

Setelah mengetahui dan menguraikan bagaimana keadaan pendidikan Indonesia


pada saat ini, realitanya inovasi sangat diperlukan. Ada beberapa poin yang
menjadi alasan diperlukannya inovasi bagi pendidikan di Indonesia

1. Pendidikan di Indonesia masih memiliki segudang masalah


Pendidikan di Indonesia masih memiliki permasalahn yang terlalu kompleks,
karenanya inovasi harus menjadi jawaban permasalahan yang kompleks

2. Pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal


Sudah menjadi rahasia umum pendidikan di Indonesia tertinggal jauh dari
negara lain, karenanya inovasi dibutukhan demi kebaikan pendidikan di negeri
kita

3. Indonesia merupakan negara dengan peluang yang sangat besar


Terlepas dari ribuan masalah, Indonesia memiliki jutaan kekayaan alam yang
kurang dimanfaatkan dengan baik. Terlepas dari ratusan ribu kekurangan,
Indonesia memiliki peluang dalam beberap puluh tahun kedepan untuk
menghadapi bonus demografi, yaitu usia produktif lebih banyak ketimbang
usia tidak produktif. Bonus demografi itu harus kita hadapi dengan inovasi
pendidikan yang mampu menjadi jawaban akan hal ini, ratusan juta penduduk
Indonesia dimasa mendatang akan menjadi jawaban dinegeri sendiri jika
inovasi pendidikan kita mampu menjadi jawaban.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penjelasan kali ini ialah, Inovasi pendidikan adalah suatu ide,
barang, metode serta usaha yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru
bagi seseorang atau kelompok (masyarakat), baik berupa
hasil invention (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan
masalah pendidikan. Inovasi pendidikan dijalankan dengan 5 karakteristik
yang tentu sangat berkaitan erat dengan proses pengaplikasiannya nanti,
karakteristik tersebut antara lain relative advantage, compatibility, complexity,
trialibility, serta observasibility.
Selain itu dalam proses pengaplikasiannya tentu inovasi pendidikan memiliki
alasan khusus mengapa harus dijalankan. Alasan-alasan tersebut tentu saja
tersusun atas dasar kekayaan alam Indonesia yang tidak dibarengi dengan
kualitas SDM dan terlalu banyaknya ketertinggalan Indonesia dalam bidang
pendidikan khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Publikasiilmiahums.ac.id.(2019,24 September). Buku Inovasi Pendidikan. Diakses pada
14 September 2020,
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3012/BUKU%20INOVASI
%20PENDIDIKANLesson%20Study.pdf?sequence=1&isAllowed=y

smart-electrical.com.(2012, 6 Desember). Makalah Inovasi Pendidikan. Diakses pada 14


September 2020, http://smart-electrical-fandy.blogspot.com/2012/12/mkalah-inovasi-
pendidikan.html?m=1

TintapendidikanIndonesiaPustaka.com.(2017, 14 juni). Pentingnya Inovasi Dalam


Pendidikan. Diakses pada 14 September 2020,
https://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/06/pentingnya-inovasi-dalam-
pendidikan.html

zuraida-syahla.blogspot.com. (2013, 31 Oktober). Karakteristik Inovasi Pendidikan. Diakses pada


14 September 2020, http://zuraida-syahla.blogspot.com/2013/10/karakteristik-inovasi-
pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai