ANALISIS KURIKULUM
DARI SEBELUM KEMERDEKAAN HINGGA SAAT INI
DOSEN PEMBIMBING
Disusun Oleh :
RANI RAMADANI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere
(tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat
itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian,
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata
pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai
akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Berbicara tentang sejarah perjalanan kurikulum pendidikan di Indonesia,
maka hal itu tidak terlepas dari sejarah perkembangan pendidikan bangsa
Indonesia itu sendiri. Sejak zaman kolonialisme, bangsa Indonesia sudah
mengenal sekolah, yang tentu saja juga ada kurikulum. Setiap generasi memiliki
sejarah kurikulum yang berbeda antara satu dengan yang lain. Kurikulum
pendidikan di Indonesia senantiasa berubah sesuai dengan zamannya. Bahkan tak
jarang juga terdapat keterkaitan dengan unsur-unsur politis yang mengiringinya.
Dalam pengertian bahwa kurikulum di Indonesia kerapkali mengikuti kehendak
pemimpin yang berkuasa ketika itu. Ketika masa kolonialisme, maka kurikulum
yang berkembang disesuaikan dengan tujuan melanggengkan imprialisme.
Begitupula dengan beberapa masa setelahnya.
Dalam perjalanan sejarah sejak Indonesia merdeka atau tahun 1945,
kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun
1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006, ( bahkan rencananya
akan kembali terjadi perubahan kurikulum di 2013 ini ). Perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial
budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab,
kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
2
Atas dasar inilah penulis akan membuat makalah sederhana yang mengupas
tentang perkembangan sejarah kurikulum di Indonesia dari sebelum kemerdekaan
hingga orde reformasi saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan kurikulum prakemerdekaan?
2. Bagaimana perkembangan kurikulum orde lama?
3. Bagaimana perkembangan kurikulum orde baru?
4. Bagaimana perkembangan kurikulum orde reformasi?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum prakemerdekaan?
2. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum orde lama?
3. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum orde baru?
4. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum orde reformasi?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1) Kurikulum 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah
dalam bahasa Belanda “leer plan”artinya rencana pelajaran. Perubahan arah
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan
nasional. Sedangkan, asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum yang
berjalan saat itu dikenal dengan sebutan “Rencana Pelajaran 1947”, yang baru
dilaksanakan pada tahun 1950. Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak
menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah: pendidikan
watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
Pada masa tersebut siswa lebih diarahkan bagaimana cara bersosialisasi
dengan masyarakat. Proses pendidikan sangat kental dengan kehidupan sehari-
hari. Aspek afektif dan psikomotorik lebih ditekankan dengan pengadaan
pelajaran kesenian dan pendidikan jasmani. Oleh karena itu, yang lebih penting
adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran bela negara. Kemungkinan model ini
masih terkontamninasi dengan model pendidikan yang diterapkan oleh Jepang
sebelumnya.
Kelemahan dan kelebihan kurikulum 1947
Kelebihan :
Lebih menekan kan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan
sejajar dengan bangsa lain
Kelemahan :
a. Yang diutamakan pendidikan watak
b. Materi pelajaran Cuma sedikit
2) Kurikulum 1952-1964
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut “Rencana
Pelajaran Terurai 1952”. Silabus mata pelajarannya jelas sekali, dan seorang guru
7
mengajar satu mata pelajaran. Pada masa ini memang kebutuhan peserta didik
akan ilmu pengetahuan lebih diperhatikan, dan satuan mata pelajaran lebih
dirincikan. Namun, dalam kurikulum ini siswa masih diposisikan sebagai objek
karena guru menjadi subjek sentral dalam pentransferan ilmu pengetahuan. Guru
yang menentukan apa saja yang akan diperoleh siswa di kelas, dan guru pula yang
menentukan standar-standar keberhasilan siswa dalam proses pendidikan.
Sistem pendidikan masa ini dikenal dengan Sistem Panca Wardana atau
sistem lima aspek perkembangan yaitu perkembangan moral, perkembangan
intelegensia, perkembangan emosional/artistik, perkembangan keprigelan dan
perkembangan jasmaniah. Sistem panca wardana ini dapat diuraikan menjadi
beberapa mata pelajaran.
1. Perkembangan moral; pendidikan kemasyarakatan dan pendidikan
agama/budi pekerti.
2. Perkembangan intelegensia; bahasa Indonesia, bahasa daerah, berhitung dan
pengetahuan alamiah.
3. Perkembangan emosional/artistik; seni sastra/musik, seni lukis/rupa, seni tari,
seni drama.
4. Perkembangan keprigelan; pertanian/peternakan, industry kecil/pekerjaan
tangan, koperasi/tabungan dan keprigelan-keprigelan lain.
Kelemahan :
Hanya membuat pelajaran pokok-pokok saja
2) Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif
dan efisien berdasar MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI),
yang dikenal dengan istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional
umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran,
kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Pada kurikulum ini peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru
wajib untuk membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar-
mengajar berlangsung. Tiap guru harus detail dalam perencanaan pelaksanaan
program belajar mengajar. Setiap tatap muka telah diatur dan dijadwalkan sedari
awal. Dengan kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi sistematis
dan bertahap.
Dasar pendidikan masa ini adalah KTPD, MPR-RI No. IV/MPR/1973,
yaitu; pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan agar menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun diri sendiri dan bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.
10
Kekurangan :
a. Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA
b. Yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah
c. Penolakan CBSA bermunculan
3) Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung “process skill approach”. Proses menjadi
lebih penting dalam pelaksanaan pendidikan. Peran siswa dalam kurikulum ini
menjadi mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student
Active Leaming (SAL). CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator, sehingga
bentuk kegiatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pada
kurikulum ini siswa diposisikan sebagai subjek dalam proses belajar mengajar.
Siswa juga diperankan dalam pembentukkan suatu pengetahuan dengan diberi
kesempatan untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan mendiskusikan
sesuatu. Sementara dasar dan tujuan pendidikan sama dengan kurikulum 1975
4) Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-
kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Dalam ranah
pendidikan dasar, isi kurikulum sekurang-kurangnya wajib memuat bahan kajian
11
Kelemahan :
a. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar
b. Banyak sekolah kurang mampumenfsirkan,yang terlihat adalah suara
gaduh diruang kelas lantaran siswa berdiskusi,disana sini ada tempelan
gambar,dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model ceramah
13
Kelemahan :
a. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru karena karna yang paling mengetahui tentang
kondisi pesrta didik
b. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan SK
sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
16
c. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitik beratkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa.
Kelemahan :
a. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
b. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dan pelaksanaan KTSP
c. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsepnya,penyusunan nya maupun prakteknya di lapangan.
d. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurang pendapatan guru.
3. Kurikulum 2013
Sedangkan kurikulum terbaru saat ini yang digunakan di Indonesia yaitu
Kurikulum Tahun 2013, di mana kurikulum ini lebih mirip dengan Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ini ditandai oleh
pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan
keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
Walaupun hampir mirip dengan model Kurikulum Berbasis Kompetensi, akan
tetapi masih ada juga perbedaan-perbedaannya. Kurikulum dikembangkan dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan yang mereka miliki. Di dalam kurikulum ini memandang bahwa
setiap peserta didik itu memiliki potensinya masing-masing yang perlu digali dan
dikembangkan, sehingga kelak potensinya tersebut dapat bermanfaat di dalam
kehidupan si peserta didik nantinya dalam bermasyarakat. Kurikulum ini
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa setiap peserta didik berada pada posisi
sentral dan aktif dalam belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa guru hanya
sebagai fasilitator saja. Peran peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran itu
lebih diutamakan, sehingga potensi-potensi yang ada di dalam diri peserta didik
menjadi lebih tersalurkan dan dapat berkembang. Penyelenggaraan pendidikan
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perjalanan kurikulum pendidikan di Indonesia sejalan dengan sejarah
perkembangan bangsa Indonesia itu sendiri. Ketika Indonesia dalam cengkeraman
kolonial, maka kurikulum pendidikan yang dikembangkan adalah demi
kepentingan penjajah itu sendiri, baik penjajahan Belanda maupun Jepang. Masa
kolonialisme yang panjang dan begitu mengakar dalam kebudayaan Indonesia,
disadari ataupun tidak, turut pula memberikan pengaruh terhadap pola pendidikan
Indonesia ketika merdeka meskipun dalam hal ini nuansanya lebih
keindonesiaannya.
Pendidikan di Indonesia juga tidak jarang masuk dalam bidikan politisi.
Ketika orde lama berkuasa, pertentangan ideologi juga menyusupi dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia. Sekolah sempat dijadikan wahana
ideologisasi atau proses internalisasi sosial komunis. Begitu pula ketika orde baru
memimpin, maka pelanggengan kekuasaan juga dikoarkan dalam dunia
pendidikan dengan pendidikan Pancasilanya, dan menghilangkan hal-hal yang
berbau orde lama.
Meski demikian, sejarah kurikulum pendidikan nasional senantiasa
mencari formula sesuai dengan perkembangan zaman. Ketika posisi sentralisasi
pendidikan dianggap sudah usang dan kurang relevan dengan otonomi daerah,
maka pendidikan juga turut mengalami desentralisasi dengan memberikan daerah
otonomi sendiri. Bahkan terakhir, pemerintah pusat memberikan kebijakan kepada
masing-masing satuan pendidik untuk menentukan silabus yang sesuai dengan
kondisi peserta didik. Pemerintah pusat dalam hal ini hanya menentukan standar
kompetensi dan kompetensi dasarnya.
B. Saran
Penulis sangat menyadari jika dalam makalah sederhana ini masih banyak
kekurangan. Karena itu, penulis membuka diri untuk menerima kritik yang
membangun guna tersempurnanya makalah ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://malikabdulkarim.blogspot.com/2011/05/sejarah-perkembangan
kurikulum.html
http://filsufgaul.wordpress.com/2009/08/30/sejarah-pendidikan-indonesia/
http://ebookbrowse.com/sejarah-pendidikan-dari-zaman-kolonial-belanda-
sampai-kurikulum-ktsp-pdf-d339796568