Anda di halaman 1dari 101

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PEMBUNUHAN ANAK di

BAWAH UMUR PADA SITUS METROTVNEWS.COM


( STUDI KASUS : PEMBUNUHAN ENGELINE MARGRIET MEGAWE di
BALI )

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Islam ( S.Kom.I)

Oleh :

RAISA YUNITA SARI


NIM : 1111051100031

KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlakau di UIN syarifHidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Juni 2015

Raisa Yunita Sari


ABSTRAK
Raisa Yunita Sari
1111051100031
Analisis Framing Pemberitaan Kasus Pembunuhan Anak di Bawah Umur Pada Situs
Metrotvnews.com (Studi Kasus: Pembunuhan Engeline Margriet Megawe di Bali
Maraknya kasus kekerasan pada anak hingga berujung kematian sudah mulai
mengkhawatirkan di Indonesia . Puncaknya kasus kekerasan dan pembunuhan pada anak yang
menuai perhatian masyarakat ialah kasus pembunuhan Engeline Margriet Megawe di Bali .
Kasus tersebut diduga kuat melibatkan ibu angkat dari Engeline sendiri. Terlebih, Opini
mengenai kasus pembunuhan Engeline dan eksistensinya dalam perbincangan masyarakat
sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari peran pers atau media massa .Media massa memiliki
peran yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan opini publik pada suatu peristiwa .
Berdasarkan pada konteks di atas, rumusan masalah penulisan ini adalah bagaimana
media online Metrotvnews.com membingkai pemberitaan mengenai kasus pembunuhan Engeline
Margriet di Bali?
Teori yang digunakan adalah teori konstruksi realitas sosial yang diperkenalkan oleh
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, serta teori konstruksi sosial media massa Burhan
Bungin. Kemudian dikaitkan dengan teori framing model Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki.
Metodologi penelitian dalam skripsi ini antara lain menggunakan: paradigma konstruksionis,
pendekatan kualitatif, sifat penelitian eksplanatif, dan analisis data menggunakan framing model
Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki.
Hasil dari penelitian yang diuraikan pada bab IV menunjukkan kemasan berita yang
ditemukan pada unsur retoris sintaksis,dan tematik pada pemberitaan tanggal 10 Juni
memperlihatkan sisi ironis dari penemuan jenazah Engeline yang ditemukan di rumah keluarga
angkatnya sendiri. Sehingga pembaca bisa memaknai bahwa ibu angkat Engeline yang
melaporkan kasus kehilangan Engeline ikut terlibat pada kasus tersebut. Pada tanggal 13 Juni
pemberitaan dibingkai dari struktur retoris, sintaksis, dan skrip,dengan memaparkan pengakuan
dari tersangka kasus pembunuhan Engeline, bahwa ia bukanlah satu-satunya eksekutor tunggal
dalam kematian Engeline. Pemberitaan mengarah pada Margriet, ibu angkat Engeline yang
diduga memiliki keterlibatan dalam meninggalnya Engeline meskipun ia masih berstatus sebagai
saksi. Sementara tanggal 16 Juni pemberitaan dibingkai berdasarkan unsur sintaksis,retoris, dan
skrip menunjukkan kabar bahwa ibu angkat Engeline, Margriet mengadakan pesta di villa
mewah, Bali setelah usai melaporkan Engeline yang tengah hilang ke pihak kepolisian. Dengan
adanya pemberitaan tersebut khalayak semakin diyakinkan, bahwa ibu angkat Engeline tidak
memiliki sikap simpati terhadap kasus kehilangan putri angkatnya sendiri meskipun kasus
tersebut dirinya sendiri yang melaporkan.
Dengan demikian, Metrotvnews.com secara tidak langsung telah mengarahkan khalayak
melalui pemberitaan yang telah mereka terbitkan bahwa, ibu angkat Engeline terlibat dalam
kasus pembunuhan anak angkatnya yang ia kabarkan sendiri tengah hilang. Dilihat dari
pemberitaannya, Metrotvnews.com membingkai berita dengan menonjolkan aspek-aspek
tertentu, agar pemberitaan yang ditampilkan sesuai dengan arah pemikiran media hingga
khalayak memiliki arah berpikir yang sepaham dengan media tersebut.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kita

begitu banyak nikmat dan senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada setiap makhluk

ciptaan-Nya sehingga atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam kita haturkan kepada hamba Allah yang paling manis tutur

katanya, hamba Allah yang paling banyak sujudnya, hamba Allah yang paling kasih dan

bijaksana kepada umatnya, Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabatnya. Skripsi ini

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Analisis Framing Pemberitaan

Pembunuhan Anak di Bawah Umur Pada Situs Metrotvnews.com ( Studi Kasus:

Pembunuhan Engeline Margriet Megawe di Bali)”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa selesai penulisan

skripsi ini semata-mata bukan hasil buah tangan sendiri, akan tetapi dari hamba Allah

yang senantiasa mendermakan ilmunya dengan setulus hati dan meluangkan waktu

untuk selalu berbagi pengetahuan. Penulis menyadari akan kekurangan penyusunan

penulisan skripsi ini, baik dari segi materi dan cara penyajiannya. Karena kami hanyalah

manusia yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M. Ed, Ph.D selakuWakil Dekan I Bidang Akademik, Hj.

Roudhonah, M.Ag selakuWakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr.

Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

i
2. Kholis Ridho, MA. selaku ketua Konsentrasi Jurnalistik dan Dra. Hj. Musfirah

Nurlalily, MA selaku sekertaris Konsentrasi Jurnalistik yang telah membantu

peneliti dalam hal perkuliahan.

3. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan, serta

dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat

pada waktunya. Terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan kepada

peneliti.

4. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis melakukan studi.

5. Seluruh pengurus Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

serta Perpustakaan Utama yang telah membantu penulis untuk mendapatkan

buku-buku yang dibutuhkan.

6. Orang Tua Penulis Ayahanda Sukarno dan Ibunda Arryani S.E yang telah

berupaya memberikan motivasi baik moril maupun material. Terimakasih untuk

semangat dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

7. Kakak Saskia Kartika Sari yang telah membantu membuat skirpsi ini dan terus

mendukung untuk segera lulus dan mendapat gelar sarjana.

8. Bapak Khudori selaku Redaktur Pelaksana Metrotvnews.com yang meluangkan

waktunya untuk diwawancarai dan Tere dari bagian Public Relation yang telah

meluangkan waktu perihal pembuatan surat-menyurat. Serta pihak-pihak dari

Metrotvnews.com yang telah membantu penulis untuk dapat menyelesaikan

penelitian ini.

ii
9. Untuk teman-teman Jurnalistik B 2011, RDKFM Crew, yang berjuang bersama

untuk menyelesaikan skripsi. Terimakasih juga untuk selalu memberikan

motivasi dan dukungan penuh hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Untuk sahabat-sahabat terdekat Mazza, Ana, Devi, Wiwit,Wini, Damar dan

Dewi yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi, semoga ilmu nya

berkah dan skripsinya bermanfaat untuk pembaca.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah turut memberikan bantuannya, baik

secara moril maupun spiritual. Semoga menjadi amal ibadah dan Allah yang

akan membalasnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritikan dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

pada umumnya.

Jakarta, 1 Juli 2015

RaisaYunita Sari

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...i
DAFTAR ISI………………………………………....…………………………..iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..…..vi
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah............................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah................................................7
C. Tujuandan Manfaat Penelitian..................................................8
D. Tinjauan Pustaka.......................................................................9
E. Metodologi Penelitian.............................................................10
F. Sistematika Penulisan………......................………………….14

BAB II LANDASANTEORITIS
A. Analisis..................................................................................15

1. Pengertian Analisis

2. Macam-macam Analisis

B. TEORI FRAMING................................................................21

1. Konsep Framing........................................................23

2. Efek Framing.............................................................29

3. Framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M

Kosicki......................................................................30

C. Konstruksi Realitas Sosial....................................................35


D. Berita.....................................................................................39

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Media Metrotvnews.com............................41

B. Struktur Redaksi Metrotvnews.com..................................43

C. Pemberitaan Kasus Pembunuhan Engeline....................... 45

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS

A. Analisis Framing Pada Pemberitaan Kasus Pembunuhan Engeline di

Metrotvnews.com.....................................48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................76

B. Saran..................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………....80

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

TABEL 1…………………………………………………………………………………..43

TABEL 2…………………………………………………………………………………..55

TABEL 3…………………………………………………………………………………..62

TABEL 4…………………………………………………………………………………..68

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Media pada dasarnya tidak pernah luput dari keikutsertaan dalam

pembentukan opini publik. Kebutuhan masyarakat akan pentingnya sebuah

informasi, kini mendorong media untuk maju ketahap sistem akses berita dengan

mudah secara online dimana saja dan kapan saja. Masyarakat melirik berita secara

online lantaran didasari pada alasan kejenuhan terhadap pasar media cetak pada

tahun 1998 pasca reformasi. Media online di Indonesia kebanyakan lahir pada saat

jatuh-nya pemerintahan Suharto pada tahun 1998, dimana alternatif media dan

breaking news menjadi komoditi yang di cari banyak pembaca. Dari situlah

kemudian tercetus membentuk detik.com sebagai media online pelopor yang

beritanya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak harian, mingguan,

atau bulanan. Model berita yang dijual oleh media online biasanya adalah

breaking news. Dengan bertumpu tampilan apa adanya pada tampilan website,

media online melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan

pengguna internet Indonesia.

Melihat betapa suksesnya detik.com sebagai media online yang berhasil

mengambil pangsa pasar dikalangan pembaca, beberapa media yang sudah

terkenal pun baik cetak maupun televisi juga sudah mulai melirik media online

sebagai cara untuk menerbitkan berita. Salah satunya, Media Televisi Metro TV.

Sukses menjadi TV berita yang diminati masyarakat, Metro TV kembali

melebarkan sayapnya mendirikan media online dengan situs bernama

www.Metrotvnews.com

1
2

Sama halnya dengan jenis media lainnya, media online juga memiliki

peranan besar dalam penyebaran informasi yang dipercayai masyarakat. Salah

satunya dalam pemberitaan mengenai kasus pembunuhan anak di bawah umur

yang terjadi pada Engeline Margriet Megawe di Bali yang terungkap pada 10 Juni

2015 lalu .

Masalah kekerasan pada anak merupakan masalah yang kompleks

sehingga memerlukan penanganan secara komprehensif, dan terpadu oleh

berbagai sektor terkait baik pemerintah, LSM maupun swasta dan masyarakat.

Dalam penanganan kekerasan terhadap anak diperlukan pengetahuan dan

keterampilan petugas kesehatan tentang pemulihan psikologis atau kejiwaan

korban.1

Akhir-akhir ini kasus kekerasan terhadap anak di masyarakat cenderung

meningkat. Kasus tersebut tidak hanya terjadi di lingkungan keluarga,tetapi juga

disekolah dan lingkungan sekitar tempat tinggal. Mirisnya, para pelaku kekerasan

anak rata-rata adalah orang-orang yang seharusnya memberikan perlindungan

bagi anak itu sendiri. Hal tersebut terlihat dari pemberitaan melalui media massa

yang akhir-akhir ini gemar menerpa masyarakat dengan berbagai kasus kekerasan

pada anak hingga berujung kematian, serta beberapa data pendukung kasus

kekerasan yang terdapat di pusat-pusat pelayanan. Saat ini, pemerintah telah

berupaya mengatasi masalah tersebut dengan diterbitkannya Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, namun sayangnya penerapan

peraturan Undang-Undang masih belum optimal.

1
Lorem Ispum, Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas
Kesehatan (Jakarta: Bakti Husada 2007), h. 10
3

Terpenuhinya kebutuhan dasar pada anak akan berdampak positif terhadap

kualitas hidup anak. Tidak semua anak beruntung dan memperoleh kebutuhan

dasarnya secara layak, akan tetapi dewasa ini sebagian anak mengalami perlakuan

yang tidak wajar yaitu tindak kekerasan dan penelantaran yang dilakukan oleh

orang-orang terdekat di lingkungannya seperti, orang tua atau guru, yang

sebenarnya harus memberikan perlindungan serta kasih sayang kepada mereka.

Angka kejadian kekerasan terhadap anak dimasyarakat bervariasi dan

cenderung meningkat. Hal ini dimungkinkan oleh karena terkait dengan faktor

budaya, tekanan ekonomi dalam keluarga serta masalah kemiskinan masyarakat

pada umumnya. Oleh karena itu, upaya pemerintah dalam pencegahan dan

penanganggulangan kasus kekerasan terhadap anak, difokuskan pada daerah-

daerah dengan potensi masalah besar dengan membentuk dan memperkuat sistem

perlindungan anak baik dari aspek peraturan dan kebijakan,menyediakan sarana

dan pra sarana maupun membangun jaringan kerja yang melibatkan semua unsur

terkait termasuk LSM dan masyarakat. Tentu saja keberhasilan penangulangan

kasus kekerasan pada anak akan tergantung pada kemampuan petugas kesehatan

dalam menemukan, dan merujuk kasus kekerasan tersebut, serta ketersediaan

sistem rujukannya.

Pemberitaan kasus pembunuhan pada anak di bawah umur menuai opini

masyarakat yang beragam. Banyak masyarakat yang ikut hanyut ke dalam kasus

sehingga menimbulkan berbagai simpati dan empati terhadap orang-orang yang

terkait di dalamnya. Beragam pemberitaan yang digulirkan oleh media pun ikut

membentuk opini tersendiri di masyarakat.


4

Maraknya kasus kekerasan pada anak hingga berujung kematian sudah

mulai mengkhawatirkan di Indonesia. Puncaknya kasus kekerasan dan

pembunuhan pada anak yang banyak menuai perhatian masyarakat ialah kasus

pembunuhan Engeline Margriet Megawe di Bali. Kasus tersebut diduga kuat

melibatkan ibu angkat dari Engeline sendiri. Kasus ini pertama kali merebak ke

masyarakat sejak dikabarkannya Engeline yang tengah hilang ketika bermain di

halaman rumahnya sendiri pada tanggal 16 Mei 2015. Namun berdasarkan

keterangan para warga sekitar, pintu pagar rumah ibu angkat Engline saat itu

terkunci sehingga memungkinkan hanya orang rumah lah yang mengetahui

keberadaan Engeline saat itu .

Setelah diyakini hilang oleh pihak keluarga angkat, sang Kakak angkat

Engeline yang bernama Christina dan Ivon, mengumumkan hilangnya Engeline

pada laman Facebook berjudul "Find Angeline-Bali's Missing Child" pada tanggal

17 Mei 2015. Mereka memasang sejumlah foto anak yang senyumnya tampak

ceria. Keduanya juga mengajak masyarakat ikut mencari Engeline. Masyarakat,

dari artis hingga pejabat pun turut ikut membantu pencarian bocah malang

tersebut.

Perlu diketahui, keluarga yang selama ini hidup bersama Engeline

bukanlah berasal dari keluarga kandung. Engline diadopsi secara ilegal oleh

keluarga Margriet Megawe dikarenakan, keluarga kandung Engeline pada saat itu

dalam kondisi ekonomi yang sulit sehingga tidak memiliki cukup uang untuk

memenuhi biaya persalinan.


5

Setelah tiga hari dinyatakan hilang, keluarga angkat Engeline baru

menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian. Namun sayang, selama masa

pencarian anak kecil tersebut telah ditemukan banyak kejanggalan. Pihak keluarga

angkat Engeline, khususnya ibu angkat Engeline, Margriet kerap kali menolak

pihak kepolisian untuk menggeledah rumahnya yang bemaksud menyelidiki jejak

hilangnya Engeline. Namun, seiring berjalannya waktu kasus kehilangan Engeline

ini akhirnya terungkap. Engeline ternyata ditemukan tidak bernyawa di belakang

kandang ayam rumahnya sendiri pada tanggal 10 Juni 2015. Saat ini yang

bertanggung jawab sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ini ialah Agus,

pembantu baru yang bekerja di rumah ibu angkat Engeline pada saat itu.

Kencangnya pemberitaan yang berhembus mengenai pembunuhan anak dibawah

umur ini, membuat publik merasa yakin bahwa tidak hanya satu orang yang

terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut. Ibu angkat Engeline, atau yang lebih

dikenal Margriet diyakini juga menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan anak

angkatnya sendiri. Hal tersebut semakin diperkuat dengan pemberitaan media,

yang sering kali memaparkan keterangan dari para guru sekolah Engeline dan

warga sekitar rumah bahwa anak kecil tersebut sering sekali disiksa oleh ibu

angkatnya sendiri dan sering kali tidak diberi makan apabila belum memberi

makan hewan ternak milik Ibu angkatnya yang berjumlah lebih dari 50 ekor

ayam. Sehingga secara tidak langsung pemberitaan yang disajikan oleh media

pun, kerap kali menyudutkan ibu angkat Engeline.

Opini mengenai kasus pembunuhan Engeline dan eksistensinya dalam

perbincangan masyarakat sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari peran pers atau

media massa. Media massa memiliki peran yang sangat penting dan strategis
6

dalam pembentukan opini publik pada suatu peristiwa tertentu bahkan terkadang

membuat audiensnya tidak sadar akan suatu peristiwa yang terjadi .

Menurut Reese dan Shoemaker, setiap berita yang disajikan oleh media

tentunya sudah di desain sesuai dengan “kepentingan” media baik secara Internal

maupun Eksternal. Dengan demikian, maka teks media sangat dipengaruhi oleh

pekerja media secara individu, rutinitas media, organisasi media itu

sendiri,Institusi di luar media dan oleh Ideologi .2

Berita atau pesan yang ditampilkan oleh media seringkali dimaknai apa

adanya oleh masyarakat. Artinya, masyarakat lebih terpengaruh pada judul berita

yang dimunculkan dan kesan yang disimpulkan oleh media massa dari pada

menganalisis secara mendalami teks berita tersebut. Padahal dalam kenyataannya

sering terjadi misinformasi dan misinterpretasi antara apa yang seharusnya

disampaikan dan kenyataan apa yang diterima oleh pembaca.

Menurut Robert N. Entman dalam Eriyanto, media melakukan framing

dalam dua dimensi besar, yaitu proses seleksi isu dan penekanan atau penonjolan

aspek-aspek tertentu dari realitas/isu. Sehingga realitas yang disajikan secara

menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan

dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas .3

Dengan demikian, media massa atau pers bukanlah suatu yang objektif.

Pers bukanlah suatu teropong yang mampu menampilkan dan menggambarkan

2
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating the Message: Theories of
Influence on Mass Media Conten (New York: Longman Publishing Group, 1996) h. 223 .
3
Eriyanto, Analisis Framing:Konstruksi,Ideologi,dan Politik Media (Yogyakarta: LKIS
2007), h. 186
7

suatu peristiwa dan kejadian kehidupan secara apa adanya. Keterbatasan teknis

jurnalistik dan berbagai kepentingan manusia yang ada di balik media massa

menyebabkan penggambaran dan pemotretan yang dilakukan oleh pers

mengalami reduksi, dan interpretasi. Sejalan dengan itu, Mc Luhan menyatakan

pers merupakan alat untuk memotret suatu peristiwa tertentu dan bertindak

sebagai translator yang memformulasi, merancang, dan memformat statement

yang ingin dicitrakan oleh pers itu sendiri .4

Hal tersebut kemudian mengundang saya untuk meneliti, seperti apa

analisis framing yang dilakukan oleh media online Metrotvnews.com dalam

membingkai pemberitaan mengenai kasus pembunuhan Engeline di Bali. Sebab,

penulisan berita pada media kerap kali menentukan apa yang nantinya menjadi

arah berfikir pembaca terhadap apa yang diberitakan

B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH

1.Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan, maka penulis

memberi suatu batasan. Ruang lingkup hanya dibatasi pada pesan tekstual

pemberitaan kasus pembunuhan Engeline di media online Metrotvnews.com pada

bulan Juni 2015. Penulis mengambil tiga berita yang bekaitan dengan

isu/peristiwa yang akan penulis angkat. Antara lain berita pada media online

Metrotvnews.com tanggl 10 Juni, 13 Juni, dan 16 Juni 2015 .

4
Marshal Mc Luhan, Understanding Media: The Exstention Of Man (Cambridge: The MIT
Pres) h. 56
8

2. Perumusan Masalah

Mengacu pada pembatasan masalah diatas, peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut :

Bagaimana Media Online Metrotvnews.com membingkai pemberitaan

mengenai kasus pembunuhan Engeline di Bali?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian analisis teks media dengan

menggunakan perangkat framing terhadap pemberitaan kasus

pemunuhan Engeline di media online Metrotvnews.com adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana media online Metrotvnews.com

mengkonstruk pemberitaan kasus pembunuhan Engeline di media

mereka sendiri dilihat dari segi pembingkaian berita yang dilakukan

A. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian menggunakan

perangkat framing terhadap pemberitaan kasus pembunuhan Engeline di

media online Metrotvnews.com ini antara lain :

a. Manfaat Akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya pada

kajian teks media (framing), mengenai pengkonstruksian realitas sosial

oleh media massa .


9

b. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi pemikiran bagi profesional media tentang bagaima na

mengkonstruksi sebuah pesan dengan idealisme tertentu sehingga

dapat menghasilkan dampak yang diinginkan dari khalayak. Serta

memberikan pengetahuan pada khalayak media tentang proses framing

yang dilakukan media massa.

D. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Framing Terhadap

Pemberitaan Kasus Pembunuhan Anak di Bawah Umur (Studi Kasus :

Pembunuhan Engeline Margriet Megawe di Bali ” ini terinspirasi dari kondisi

pemberitaan media massa online yang cenderung menonjolkan aspek-aspek

tertentu dari realitas/isu. Selain itu, kajian framing terhadap pemberitaan terhadap

kasus pembunuhan anak di bawah umur belum pernah diteliti di fakultas ini.

Sehingga penulis merasa tertarik untuk lebih dalam meneliti kajian ini. Adapaun

literatur/kepustakaan yang penulis gunakan untuk penelitian skripsi ini antara lain:

1. Konstruksi Realitas Di Media Massa (Analisis Framing Terhadap Pemberitaan

Baitul Muslimin Indonesia PDI-P Di Harian Kompas Dan Republika) Oleh Donie

Kadewandana Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi tahun 2008 .

Skripsi ini membandingkan bagaimana dua media yakni, Republika dan Kompas

dalam menyajikan berita mengenai Baitul Muslimin Indonesia .

2. Analisa Framing Rubrik Islam Mancanegara Republika Online Tentang Srategi

Dakwah Islam Di Mancanegara oleh Herman mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah


10

dan Komunikasi tahun 2011. Dalam skripsi ini, penulis menjelaskan mengenai

strategi yang dibingkai dalam pemeberitaan Metrotvnews.com yang lalu

disebarluaskan kepada khalayak. Demikian alasan penulis dalam memaparkan

alasan menulis seperti yang telah disebutkan diatas .

E. METODOLOGI PENELITIAN

1. Paradigma Penelitian

Menurut pemikiran Guba dan Linclon sebagaimana dikutip Burhan

Bungin, paradigma ilmu pengetahuan (Komunikasi) terbagi menjadi tiga, (1)

Paradigma Klasik (classical paradigm) yang terdiri dari positivistdan

postpositivist, (2) Paradigma Kritis (Critical Paradigm) dan (3) Paradigma

Konstruktivisme (Construktivism Paradigm). 5

Karena penelitian ini menggunakan analisis framing, yaitu analisis yang

melihat wacana sebagai hasil dari konstruksi realitas sosial, maka penelitian ini

termasuk dalam kategori paradigma konstruksionis .

Paradigma ini, menurut Eriyanto, mempunyai posisi dan pandangan

tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkannya. Konstruksionis

memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil

dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis paradigma konstruksionis adalah

menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut diskontruksi dan dengan

cara apa konsuntruksi itu dibentuk .6

5
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori,Paradigma, dan Diskursus
Teknologi,Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana,2007), h. 237
6
Eriyanto,Analisis framing:Konstruksi, ideologi, dan politik media, h.13
11

Pendekatan interpretasi mencakup teori-teori yang mencoba untuk

menemukan arti dalam teks dan aksi, dari gulungan surat-surat atau teks kuno

sampai pada perilaku. Sejumlah teori komunikasi yang masuk dalam wilayah

interpretative adalah teori-teori interpretasi kultural, budaya organisasi, dan

Interpretasi tekstual .7

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitataif. Pendekatan

kualitataif memusatkan pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan

sebuah makna dari gejala sosial di dalam masyarakat .Objek analisis dalam

pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya dengan

menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh

gambaran mengenai kategorisasi tertentu .8

Pendekatan kualitatif tidak menggunakan prosedur statistik dalam

pendekatannya, melainkan dengan berbagai macam sarana . Sarana tersebut

anatara lain dengan wawancara, pengamatan atau dapat juga melalui dokumen,

naskah, buku, dan lain-lain .

3. Sifat penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis bersifat eksplanatif. Itu artinya,

penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sebuah permasalahan yang telah

memiliki gambaran jelas dan bermaksud menggali secara lebih jauh lagi . Dalam

penelitian ini, peneliti berusaha mencari sebab dan alasan mengapa sesuatu dapat

7
Bungin, Sosiologi Komunikasi, h.302
8
Muhammad Shodia dan Imam muttaqin, dasar-dasar penelitian kualitatif
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar , 2003) h 4 .
12

terjadi .Eksplanatif tidak hanya memberikan sebuah gambaran dari sebuah

perasalahan yang ingin di teliti. Melainkan juga menjelaskan pembahasan yang

tengah diteliti secara lebih mendalam lagi .

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh

peneliti adalah data sekunder dan data primer . Data primer yaitu, data tekstual

yang diperoleh dari pemberitaan media online Metrotvnews.com. Penulis memilih

berita yang hanya menyangkut permasalahan kasus pembunuhan Engeline

Margriet Megawe di Bali. Sedangkan data sekunder yakni, adalah dengan cara

mencari referensi berupa buku-buku dan tulisan lain yang berkaitan dengan

penelitian ini

a. Observasi Teks

Metode ilmiah, observasi adalah suatu cara penelitian untuk

memperoleh data sebagai bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi teks

yaitu pengamatan untuk menganalisis isi makna pesan yang terdapat di

dalamnya,kemudian dilakukan pengamatan secara sistematis fenomena yang

terdapat dalam teks tersebut dengan objek penelitiannya yaitu pada pemberitaan

kasus pembunuhan Engeline di Metrotvnews.com

b. Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan tanya

jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
13

penelitian. Penulis melakukan wawancara dengan salah satu seorang tim redaksi

yang bernama bapak Khudori dari Metrotvnews.com terhadap kasus pemberitaan

pembunuhan Engeline dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk

keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan

data. Data yang diperoleh dengan teknis ini adalah dengan cara tanya jawab baik

secara lisan maupun dengan bertatap muka langsung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data-data melalui

telaah dan mengkaji buku-buku, majalah-majalah, website dan literatur dan

kepustakaan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti.

5. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan framing. Framing

adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan

dikonstruksikan oleh media . Proses pembentukan konstruksi realitas itu,

hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih

menonjol dan lebih mudah dikenal .9

Konsep framing dalam studi media banyak mendapat pengaruh dari

bidang psikologis dan sosiologi.Pendekatan psikologis terutama melihat

bagaimana pengaruh kognisi seseorang dalam bentuk skema tentang diri, sesuatu,

atau gagasan tertentu. Teori framing misalnya banyak berhubungan dengan teori

mengenai teori kognitif: Bagaimana seseorang memahami dan melihat realitas

dengan skema tertentu . Pendekatan yang digunakan dalam analisis framing ini
9
Eriyanto,Analisis framing:Konstruksi, ideologi, dan politik media, h. 66
14

menggunkan model Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki . Model analisis ini

dibagai kedlaam empat struktur besar yakni meliputi struktur sintaksis, skrip,

tematik, retoris .

6. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek yang akan diteliti adalah media online Metrotvnews.com

sedangkan objek penelitiannya ialah pesan tekstual dalam pemberitaan kasus

pembunuhan Engeline Margriet Megawe di Bali .

7. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini pertama kali dilakukan pada tanggal 10 Juni 2015 ketika kasus

pembunuhan ini sudah banyak menyita perhatian masyarakat. Sedangkan tempat

penelitian ini dilakukan ialah di media online Metrotvnews.com .

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian yang akan dibahas terdiri lima bab dan masing-masing

bab terdiri dari sub, yakni :

BAB I PENDAHULUAN membahas latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian,kajian pustaka dan sistematika penulisan .

BAB II LANSDASAN TEORI membahas fungsi media Massa,

Konstruksi Relaitas Sosial, Ideologi media, Teori Framing dan

kerangka penelitian .
15

BAB III GAMBARAN UMUM membahas visi dan misi serta struktur

redaksi di media online Metrotvnews.com, serta menjabarkan

pemberitaan yang terkait dengan kebutuhan penelitian .

BAB IV ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KASUS

PEMBUNUHAN ANAK DI BAWAH UMUR (STUDI KASUS:

PEMBUNUHAN ENGELINE MARGRIET MEGAWE DI

BALI) membahas frame media online Metrotvnews,com terhadap

pemberitaan kasus pembunuhan Angeline .

BAB V PENUTUP membahas kesimpulan dan saran


1
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Analisis

1. Pengertian Analisis

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan

Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:

a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,

karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab,

penyebab sebenarnya, dan sebagainya).

b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian,

penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan

pengertian yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.

c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya

setelah ditelaah secara seksama. 1

d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan

hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui

beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).

e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam

bagian bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian

tentang prinsip-prinsip dasarnya.

1
Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern
English Pers, 2002) h 37

15
16

2. Bentuk-Bentuk Analisis

Pada analisis sebuah pemberitaan, banyak jenis analisis yang biasa

dipergunakan untuk membedah suatu teks maupun suatu makna yang terdapat

melalui gambar maupun simbol-simbol tertentu. Analisis yang paling sering

dijumpai dalam membedah suatu berita secara mendalam ialah :

a. Analisis Wacana

Berdasarkan level konseptual teoritis, wacana diartikan sebagai domain

umum dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai

makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Sementara, dalam konteks

penggunaannya, wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokan

ke dalam kategori konseptual tertentu. Pengertian ini menekankan pada upaya

untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam wacana, yaitu kelompok ujaran

yang diatur dengan suatu cara tertentu, misalnya wacana imperialisme dan wacana

feminisme. Sedangkan dilihat dari metode penjelasannya, wacana merupakan

suatu praktik yang diatur untuk menjelalaskan sejumlah petanyaan.

Lebih jauh, pengertian wacana dapat dibatasi dari dua sudut yang

berlainan. Pertama dari sudut bentuk bahasa dan kedua dari sudut tujuan umum.

Dari sudut bentuk bahasa atau yang bertalian dengan hierarki bahasa, yang

dimaksud dengan wacana adalah bentuk bahasa diatas kalimat yang mengandung

sebuah tema. Satuan bentuk yang mengandung tema ini biasanya terdiri atas
17

alinea-alinea, maupun karangan-karangan utuh. Jadi, tema merupakan ciri sebuah

wacana karna tidak ada tema apabila tidak ada wacana. 2

Berbeda dengan analisis isi kuantitatif yang hanya membahas pada satu

penekanan pertanyaan “apa”, pada analisis wacana lebih melihat pada

“bagaimana” dari pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan

hanyan mengetahui bagaimana isi teks berita, tetai juga bagaimana pesan suatu

berita disampaikan. Baik lewat kata, frase, kalimat, metafora macam apa suatu

berita disampaikan. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan

tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu

teks. 3

b. Analisis Semiotik

Secara etomologis istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang

berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas adasar

konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu

yang lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluru kebudayaan

sebagai tanda. 4

Paham mengenai semiotik atau ilmu tentang tanda ini telah menjadi salah

satu konsep yang paling bermanfaat di dalam kerja kaum struktur sejak beberapa

dasawarsa lalu. Basisnya adalah pengertian tanda, yakni segala sesuatu yang

2
Alex Sobur,Analisis teks media (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006 ) h 11
3
Eriyanto, Analisis wacana: pengantar analisis teks media (Yogyakarta: Lkis, 2001) h
265
4
.Alex Sobur, Analisis teks media h 89
18

secara konvensional dapat menggantikan atau mewakili sesuatu yang lain.

Struktur alisme itu sendiri, menurut David E. Apter merupakan pendekatan yang

paling antar disiplin diantara pendekatan – pendekatan lain. Secara umum,

struktulialisme merupakan sebuah paham filsafat yang memandang dunia sebagai

realitas berstruktur . Peran linguistik Saussurean dalam hal ini sangat besar karena

lisnguitsik Saussurean memperkenalkan apa yang dinamakan sistem. Selanjutnya

kaida-kaidah lingusitik ini mereka coba untuk diterapkan di lapangan penelitian

masing-masing, yakni dengan menjadikannya semacam model yang paralel

dengan realitas yang menjadi objek –objek kajian mereka. 5

Macam-macam Semiotik :

Hingga saat ini, sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotik

yang kita kenal sekarang (Pateda, dalam Sobur, 2004). Jenis -jenis semiotik ini

antara lain semiotik analitik, diskriptif, faunal zoosemiotic, kultural, naratif,

natural, normatif, sosial, struktural.

1. Semiotik analitik merupakan semiotik yang menganalisis sistem tanda.

Peirce mengatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya

menjadi ide, obyek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan

makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu pada obyek

tertentu.

5
Kurniawan, Semiologi Roland Barthes. (Magelang :Indonesiatera, 2001) h 40
19

2. Semiotik deskriptif adalah semiotik yang memperhatikan sistem tanda

yang dapat kita alami sekarang meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap

seperti yang disaksikan sekarang.

3. Semiotik faunal zoosemiotic merupakan semiotik yang khusus

memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Semiotik kultural

merupakan semiotik yang khusus menelaah system tanda yang ada dalam

kebudayaan masyarakat.

4. Semiotik naratif adalah semiotik yang membahas sistem tanda dalam

narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (folklore).

5. Semiotik natural atau semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang

dihasilkan oleh alam. Semiotik normative merupakan semiotik yang khusus

membahas sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma.

Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem tanda

yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang kata

maupun lambing rangkaian kata berupa kalimat. Semiotik struktural adalah

semiotik yang khusus menelaah system tanda yang dimanifestasikan melalui

struktur bahasa.6

3. Analisis Framing

Analisis Framing adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

bagaimana realitas (aktor, kelompok, atau apa saja) dikonstruksi oleh media.

Analisis framing memiliki dua konsep yakni konsep pskiologis dan sosiologis.

6
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana prenada media
group: 2007) h
20

Konsep psikologis lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses

informasi pada dirinya sedangkan konsep sosiologis lebih melihat pada

bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Analisis Framing sendiri juga

merupakan bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang wacana

persaingan antar kelompok yang muncul atau tampak di media.7

Analisis Framing juga dikenal sebagai konsep bingkai, yaitu gagasan

sentral yang terorganisasi, dan dapat dianalisis melalui dua turunannya, yaitu

simbol berupa framing device dan reasoning device. Framing device menunjuk

pada penyebutan istilah tertentu yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana,

sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Di dalamnya

terdapat beberapa „turunan‟, yaitu metafora, perumpamaan atau pengandaian.

Exemplar mengaitkan bingkai dengan contoh, teori atau pengalaman masa silam.

Depiction adalah “musuh yang harus dilawan bersama”, dan visual image adalah

gambar-gambar yang mendukung bingkai secara keseluruhan. Pada instrumen

penalaran, Roots memperlihatkan analisis sebab-akibat, Appeals to principles

merupakan premis atau klaim moral, dan Consequences merupakan kesimpulan

logika penalaran.8

Analisis yang digunakan pada penelitian ini sendiri ialah analisis framing.

Dimana analisis framing ini meneliti sejauh mana dan seperti apa media

mengkonstruksikan sebuah berita pada khalayak. Analisis framing dirasa paling

tepat untuk melihat sedalam apa media membingkai pemberitaan yang mereka

berikan pada khalayak demi mengkonstruk sebuah pemberitaan. Analisis framing

7
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Lkis Yogyakarta:2005) h 30
8
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Lkis
Yogyakarta:2004) h. 5
21

adalah salah satu metode analisis media, yang digunakan untuk mengkaji

pembingkaian realitas (peristiwa, individu, kelompok, dan lainnya) yang

dilakukan oleh media massa. Pembingkaian tersebut merupakan proses

konstruksi, yang berarti realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan

makna tertentu.

Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih

diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak.

Dalam praktik, analisis framing banyak digunakan untuk melihat frame surat

kabar, sehingga dapat dilihat bahwa masing-masing surat kabar sebenarnya

memiliki kebijakan politis tersendiri.

B. Teori Framing

1. Konsep Framing

Analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana

perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi

isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya

menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan

dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut. Karenanya, berita

menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai

sesuatu yang legitimate,objektif, alamiah, wajar, atau tak terelakkan. Analisis

bingkai merupakan dasar struktur kognitif yang memandu persepsi dan

representasi realitas.

Analisis framing biasa digunakan untuk membongkar ideologi di balik

penulisan informasi. Analisis framing berusaha untuk menentukan kunci-kunci


22

tema dalam sebuah teks dan menunjukkan bahwa latar belakang budaya

membentuk pemahaman terhadap sebuah peristiwa. Dalam mempelajari media,

analisis bingkai menunjukkan bagaimana aspek-aspek struktur dan bahasa berita

mempengaruhi aspek-aspek yang lain. Secara sederhana, Analisis framing

mencoba untuk membangun sebuah komunikasi dan menyampaikan kepada pihak

lain atau menginterpretasikan dan mengklasifikasikan informasi baru. Melalui

analisis framing, bagaimanakah suatu Pesan diartikan sehingga dapat

diinterpretasikan secara efisien dalam hubungannya dengan ide penulis.9

Pada dasarnya analisis framing merupakan versi baru dari pendekatan

wacana, khususnya menganalisis teks media.Gagasan mengenai framing pertama

kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955.Awalnya, frame dipakai sebagai

struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan

politik, kebijakan, dan wacana serta menyediakan kategori-kategori standar untuk

mengapresiasi realitas.Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh

Goffman pada tahun 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan

perilaku yang membimbing individu dalam membaca realitas.Analisis framing

adalah salah satu metode analisa media, seperti halnya analisis isi dan analisis

semiotik.Framing secara sederhana adalah membingkai sebuah peristiwa. Sobur

mengatakan bahwa analisis framing digunakan untuk mengetahui bagaimana

perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan

menulis berita.

9
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), cet.ke-1, h.92
23

Cara pandang dan perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa

yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dandihilangkan serta hendak dibawa

kemana berita tersebut. Framing adalah metode penyajian realitas dimana

kebenaran tentang suatu realitas tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan

secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja,

dengan menggunakan istilah-istilah yang punya konotasi tertentu, dan dengan

bantuan foto, karikaturdan alat ilustrasi lainnya, dengan kata lain bagaimana

realitas dibingkai,dikonstruksi dan dimaknai oleh media.

Framing juga dapat dimaknai sebagai tindakan penyeleksi aspek-aspek

realitas yang tergambar dalam tekskomunikasinya dan membuatnya lebih

menonjol dari aspek-aspek yang lain,sambil memperkenalkan definisi problem

tertentu, interpretasi kausal, danrekomendasi penanganan terhadap masalah yang

dibicarakan. Proses framing berkaitan dengan strategi pengelolaan dan penyajian

informasi dalam hubungannya dengan rutinitas dan konvensi professional

jurnalistik.10

Dominasi sebuah frame dalam suatu wacana berita bagaimana dipengaruhi

oleh proses produksi berita dimana terlibat unsur-unsur redaksional seperti

reporter, redaktur dan lain-lain. Dengan kata lain, framing merupakan bagian yang

integral dari proses redaksional media massa dan menempatkan awak media pada

posisi strategis. Ada hal penting dalam framing, ketika sesuatu diletakkan dalam

frame, maka bagian yang terbuang ada bagian yang terlihat. Kita bisa

menghadirkan analogi ketika kita memfoto suatu pemandangan, maka yang

10
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktik: Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), cet.ke-1, h.
253
24

masuk dalam foto itu hanya bagian yang berada dalam “frame”, bagian lain

terbuang. Analisis framing menanyakan mengapa peristiwa X diberitakan?

Mengapa peristiwa yang lain tidak diberitakan? Mengapa suatu tempat dan pihak

terlibat berbeda meskipun peristiwanya sama? Mengapa realitas didefinisikan

dengan cara tertentu? Mengapa sisi atau angle tertentu ditonjolkan sedang yang

lain tidak? Mengapa fakta tertentu ditonjolkan sedang yang lain tidak? Mengapa

menampilkan sumber X dan mengapa bukan sumber berita yang lain yang

diwawancarai?11

Jadi, analisis framing ini merupakan analisis untuk mengkaji

pembingkaian realitas (peristiwa, individu, kelompok dan lain-lain) yang

dilakukan media. Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi, yang

artinya realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan makna tertentu.

Framing digunakan media untuk menonjolkan atau memberi penekanan aspek

tertentu sesuai kepentingan media.

Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna,lebih

diperhatikan, dan dianggap penting serta lebih mengena dalam pikiran

khalayak.Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah

cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati

strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih

bermakna, lebih menarik, lebih berarti dan lebih di ingat, untuk menggiring

interpretasi khalayak sesuai perspektif. Dengan kata lain, framing adalah

pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang

digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang

11
Rachmat Kriyanto, “Teknik Praktik: Riset Komunikasi”, h. 255
25

atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagianmana

yang di tonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana beritatersebut.

Oleh karena itu, berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi

keberadaan subjek sebagai suatu yang legitimate, objektif, alamiah, wajar, ata tak

terelakkan.12

Gamson dan Modigliani dalam buku Hotman Siahaan menyebut cara

pandang itu sebagai kemasan(package) yang mengandung konstruksi makna atas

peristiwa yang akan diberitakan. Menurut mereka, frame adalah cara bercerita

atau gagasan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan

konstruksi makna peristiwa-peristiwayang berkaitan dengan objek suatu wacana.

Menurut Erving Goffman, konsep analisis framing memelihara kelangsungan

kebiasaan kita mengklasifikasi, mengorganisasi dan menginterpretasi serta aktif

pengalaman-pengalaman hidup kita untuk memahaminya.13

Skemata interpretasi itu disebut frames, yamg memungkinkan individu

dapat melokalisasi merasakan, mengidentifikasi dan memberi label terhadap

peristiwa-peristiwa informasi. Demikian juga Gatlin mengidentifikasikan frame

sebagai seleksi, penegasan dan eksklusi yang ketat. Ia menghubungkan konsep

tersebut dengan proses memproduksi wacana berita dengan mengatakan frame

memungkinkan para jurnalis memproses sejumlah besar informasi secara cepat

dan rutin, sekaligus mengemas informasi demi penyiaran yang efisien kepada

khalayak.

12
Nugroho, Eriyanto, dan Frans Sudiarsis,Politik Media Mengemas Berita, (Jakarta:
Institut Studi Arus Informasi, 1999), h. 21
13
Hotman Siaahan, “Pers Yang Gamang: Studi Pemberitaan Jajak Pendapat
Timortimur”,(Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 2001), h. 76
26

Perspektif wartawanlah yang akan menentukan fakta yang dipilihnya,

ditonjolkan, di buangnya. Dibalik semuanya pengambilan keputusan mengenai isu

mana yang ditonjolkan tentu melibatkan nilai dan ideologi para wartawan yang

terlibat dalam proses produksi sebuah berita.

Membuat frame adalah menyeleksi beberapa aspek dari suatu pemahaman

atas realitas, dan membuatnya lebih menonjol di dalam suatu teks yang

dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga mempromosikan sebuah definisi

permasalahan yang khusus, interpretasi kausal, evaluasi moral, dan

merekomendasikan penangannya. GJ. Aditjondro mendefinisikan framing sebagai

metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari

secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan

terhadap aspek-aspek tertentu dengan menggunakan istilah-istilah yang punya

konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya.

Framing, seperti dikatakan Todd Gitlin dalam buku Eriyanto, adalah

sebuah strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan disederhanakan

sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca.Peristiwa-peristiwa

ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian

khalayak pembaca. Frame adalah prinsip dari seleksi, penekanan dan presentasi

dari realitas.Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki mendefinisikan framing

sebagai strategi komunikasi dalam memproses berita.Perangkat kognisi yang

digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dihubungkan

dengan rutinitas konvensi pembentukan berita. Sementara menurut George Junus

Aditjondro dalam Arifatul Choiri Fauzi,mengartikan framing sebagai sebuah

penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara
27

total, tetapi dibelokkan secara halus,memberikan sorotan terhadap aspek-aspek

tertentu saja, menggunakan istilah-istilah yang punya konotasi tertentu, bantuan

foto, karikatur, dan menggunakanalat ilustrasi lainnya.14

Menurut Aditjondro, proses framing tidak hanya melibatkan pekerja

pers,tetapi pihak-pihak yang bersengketa dalam kasus-kasus tertentu dan masing-

masing berusaha menampilkan sisi-sisi informasi yang ingin ditonjolkan dengan

menyembunyikan sis-sisi lain serta mengaksentuasikan pada kesahihan

pandangannya dengan mengacu pada pengetahuan, ketidaktahuan, dan perasaan

pembaca. Proses framing media massa sebagai arena di mana informasi masalah

tertentu diperebutkan dalam suatu perang simbolik antara berbagai pihak yang

sama-sama menginginkan pandangannya didukung oleh pembaca.15

2. Efek Framing

Framing berkaitan dengan bagaimana realitas dibingkai dan disajikan

kepada khalayak. Dari definisi diatas tergambar apa efek framing. Sebuah

realitasbisa jadi dibingkai dan dimaknai secara berbeda oelh media. Bahkan

permaknaan itu bisa jadi akan sangat berbeda Salah satu efek framing yang paling

mendasar adalah realitas social yang kompleks, penuh dimensi dan tak beraturan

disajikan dalam berita sebagai suatu yang sederhana, beraturan dan memenuhi

logika tertentu.

Teori framing menunjukkan bagaimana media membuat simplifikasi

prioritas dan struktur tertentu dari peristiwa. Ini terlihat dari penonjolan aspek

tertentu dan melupakan sisi yang lain, dan penampilan aktor tertentu dengan
14
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h 71
15
Bimo Nugorho, Eriyanto, Franz Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita h 29
28

menyembunyikan aktor yang lain. Efek lainnya adalah mobilisasi massa. Ini

diakibatkan adanya usaha pembentukan opini publik atas pengemasan suatu berita

tertentu yang boleh jadi membentuk pemahaman yang berbeda atas suatu isu.

Keberhasilan tersebut tergantung pada kemampuan dalam pengemasannya.16

Framing seperti yang kita ketahui adalah menentukan bagaimana peristiwa

didefinisikan. Framing juga menentukan apakah peristiwa dianggap sebagai

masalah social atau tidak.Oleh karena itu, framing selalu berhubungan dengan

pendapat umum. Bagaimana tanggapan khalayak, dan bagaimana penyikapan atas

suatu peristiwa, diantaranya tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan

dimaknai. Ketika peristiwa itu dilihat sebagai maslah social dan didefinisikan

sebagai masalah bersama maka perhatian publikakan berubah menjadi lebih besar.

Dalam proses pendefisian masalah sosial tersebut, framing memainkan peranan

yang penting.

3.FramingModel Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki

Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson

tahun1955. Awalnya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat

kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta

yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep

ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang

mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku yang membimbing

individu dalam membaca realitas.17

16
Eriyanto, Analisis Framing, h. 19
17
Bimo Nugorho, Eriyanto, Franz Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita h 21
29

Dalam perkembangan terakhir, konsep ini digunakan untuk

menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah

realitas oleh media.Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk

membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini

mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar

lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring

interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah

pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang

digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.18

Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa

yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak

dibawa ke mana berita tersebut. Karenanya, berita menjadi manipulatif dan

bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang

legitimate,objektif, alamiah, wajar, atau tak terelakkan.

Dalam skripsi ini, framing yang digunakan adalah model Zhongdang

Pandan Gerald Kosicki. Menurut Pan dan Kosicki, wacana media merupakan

proses kesadaran sosial yang melibatkan tiga pemain, yaitu sumber, jurnalis, dan

audience dalam memahami budaya dan menyangkut dasar-dasar kehidupan sosial

yang telah diatur, sedangkan framing yang digunakan oleh kaum konstruktivis

dalam menguji wacana media difokuskan pada konseptualiasasi teks media

kedalam dimensi yang bersifat empiris dan operasional berupa struktur sintaksis

dalam framing model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki, unit pengamatan

terhadap teks nya lebih komprehensif dan memadai, karena selain meliputi

18
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h.68.
30

seluruh aspek yang terdapat dalam teks (kata, kalimat, parafrase, label,ungkapan),

perangkat tersebut juga mempertimbangkan struktur teks dan hubungan antar

kalimat atau paragraf secara keseluruhan. 19

Model Zhongdang Pandan Gerald Kosicki yang dimaksud adalah :

a. Struktur Sintaksis

Sintaksis dalam pengertian umum adalah susunan kata atau frase dalam

kalimat.20

Sedangkan dalam tataran wacana, struktur sintaksis terdiri atas susunan

atau kerangka dari sebuah penyusunan artikel atau wacana berita. Struktur

sintaksis biasanya ditandai oleh “struktur piramida terbalik” dan oleh aturan-

aturan atributif (penandaan) sumber. Piramida terbalik ini mengacu pada

pengorganisasian bagian-bagian struktur yang runtut, seperti headline (judul

utama), lead (kepala berita atau pendahuluan), episode (runtutan cerita),

background (latar belakang), dan ending atau conclusion (penutup atau

kesimpulan).Kadang kala struktur penulisan itu terdiri dari atas bagian yang

umum saja seperti lead, perangkat tubuh, dan penutup. Struktur sintaksis dapat

memberikan petunjuk kepada kita tentang bagaimana wartawan memaknai

peristiwa dan hendak ke mana berita tersebut akan dibawa. 21

Dengan bentuk struktur sintaksis tertentu, wartawan bisa menekankan

suatu isu, baik dengan meletakannya pada headline atau lead, pada kesimpulan,

19
Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki, Framing Analysis: An Approach to News
Discourse, (Politicial Communication.Vol.10 No.1), h.55.
20
Hasan Alwi dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2000),
21
Bimo Nugorho, Eriyanto, Franz Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita, h.31.
31

atau pada kronologi peristiwa yang terdapat pada latar informasi.Sebuah headline

dari berita tertentu pada surat kabar merupakan tanda yang mencolok antara

struktur semantik dalam wacana dengan konsep atau gagasan yang ada di dalam

pikiran pembaca. Dalam banyak hal, struktur sintaksis yang sering digunakan

untuk menggiring opini khalayak ke arah tertentu dan yang bersifat menarik

adalah headline.

Dengan kata lain, headline ini merupakan framing device yang paling

penting.Alat (device) selanjutnya adalah lead yang ada dalam sebuah ceritaatau

tulisan surat kabar. Di lead inilah biasanya dapat diketahui angle mana yang lebih

ditekankan oleh reporter atau wartawan. Pada bagian tengah (episodes) dan latar

(background) para wartawan biasanya memaparkan fakta secara kronologis. Di

bagian inilah kita akan memperoleh kesan dari isi surat kabar tersebut apakah

cukup objektif,berimbang, atau berpihak.Di bagian ini pula bisa dikaji lebih jauh

tentang framing device melalui tiga cara, yaitu (1) pengakuan validitas empiris

atau pengutipan sumber atau perolehan data, (2) menghubungkan pandangan-

pandangan sumber berita yang dianggap pokok, dan (3) memisahkan pandangan

pandangan sumber lain yang kurang popular.22

Dari struktur sintaksis, kita juga dapat menganalisis objektivitas dan

netralitas suatu pemberitaan media. Objektivitas pemberitaan memiliki tiga unsur

pokok.Pertama, unsur keseimbangan yang meliputi keseimbangan dalam jumlah

kalimat atau kata yang digunakan oleh wartawan dalam memaparkan fakta.

Sebuah fakta peristiwa yang sama akan diuraikan oleh dua orang wartawan secara

22
Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki, Framing Analysis, h. 60.
32

berbeda dalam jumlah kalimatnya. Keseimbangan juga mencakup narasumber

atau sumber yang dikutip.

Dalam pemberitaannya, seorang wartawan bisa saja hanya mengutip

sumber-sumber tertentu yang mereka pilih sendiri, tanpa melihat komposisi

keberpihakan sumber secara proporsional. Kedua, unsur kebenaran berita, yang

terdiri atas empat hal pokok,yaitu adanya fakta atau perisiwa yang diberitakan,

jelas sumbernya, dimana tempat terjadinya, dan kapan waktunya. Ketiga,

relevansi antara judul berita dengan isinya serta kesesuaian antara narasumber

yang dipilih dengan tema atau fakta yang diangkat. Suatu berita dianggap objektif

apabila berita tersebut memenuhi semua kelengkapan objektivitas di atas.

Sebaliknya, suatu berita bisa dikategorikan “kurang objektif” apabila salah satu

kelengkapan tidak terpenuhi. Bahkan sangat mungkin suatu berita dapat disebut

“tidak objektif” sama sekali apabila lebih dari dua bagian syarat diatas tidak

terpenuhi. Hal lain yang dapat dilihat dari struktur sintakasis ini adalah netralitas

pemberitaan.

Netralitas ini meliputi komposisi narasumber yang terdiri dari tiga

kelompok, yakni (1) yang pro (setuju) dengan ide, fakta,atau tema yang diangkat,

(2) yang kontra (tidak setuju) dengan tema berita yang hendak disampaikan, dan

(3) yang netral (tidak berpihak).Begitu juga netralitas dari isi berita itu sendiri,

apakah isi berita tersebut memihak, menentang atau netral. Netralitas ini dapat

dilihat secara langsung dari penggunaan kalimat pada headline atau lead. Judul

berita yang diambil dari pendapat narasumber yang kontroversial,misalnya,

seringkali menghakimi pihak tertentu secara berlebihan.


33

b. Struktur Skrip

Naskah (skrip) mengacu pada urutan aktivitas yang mapan dan stabil serta

komponen-komponen kejadian yang sudah diinternalisasikan sebagai representasi

mental yang terstruktur dari suatu kejadian tertentu.Naskah berita memiliki

struktur yang berbeda, di mana ia ditetapkan oleh aturan-aturan yang dalam

perspektif Van Djik disebut story grammars.Struktur naskah dalam wacana, pada

umumnya, merupakan kelengkapan berita yang lazim dan terdiri atas unsur-unsur

5W+1H: Siapa(Who), Apa (what), Kapan (When), Di mana (Where), Mengapa

(Why),dan Bagaimana (How). Dengan menghilangkan salah satu dari enam

kelengkapan berita tersebut, wartawan mampu menekankan atau menghilangkan

bagian terpenting dalam mengisahkan sebuah fakta.

c. Struktur Tematik

Struktur tematik sebenarnya merupakan alat analisis untuk melihat

bagaimana fakta ditulis, kalimat yang dipakai, serta menempatkan dan menulis

sumber kedalam teks berita secara keseluruhan. Dalam menulis berita, seorang

wartawan mempunyai tema tertentu untuk peristiwa dan tema inilah yang akan

dibuktikan dengan susunan atau bentuk tertentu. Struktur tematik dapat

mengandung sebuah rangkuman dan isi utama.Rangkuman biasanya dijelaskan

melalui headline, peranan atau kesimpulan. Sedangkan isi utama adalah bukti

yang mendukung hipotesis yang diperkenalkan dan berisi, antara lain: episode,

informasi, latar dan kutipan. Dalam mengidentifikasi sub-sub sebuah tema dan

dukungan empirik dapat melalui episode, informasi latar dan kutipan dalam

bentuk artikel berita yang sangat kompleks. Untuk mendukung hipotesis dari tema
34

yang dipilihnya itu, wartawan dapat menggunakan “detail”. Pengungkapan

kronologi peristiwa secara detail dan lengkap akan dapat mendukung hipotesis

dari sebuah tema yang disuguhkan dan tentu saja akan mempengaruhi kesadaran

khalayak. 23

Sebaliknya, dengan pengungkapan peristiwa secara sederhana dan tidak

detail, wartawan dapat menutupi atau memperkecil fakta yang “ingin” dihindari

atau dibuang. Suatu tema tertentu dapat didukung dengan cara membuat suatu

pernyataan yang jelas dan lugas. Adanya proposisi yang dibuat secara eksplisit

juga bukan tanpa tujuan, melainkan dimaksudkan agar pembaca dapat memahami

“maksud” yang ingin disampaikan pembuat teks.Untuk kasus atau peristiwa yang

dianggap merugikan dirinya atau perusahaannya, wartawan dapat memanipulir

fakta dengan menuliskan tema secara implisit dan samar-samar, sehingga para

pembaca digiring secara perlahan untuk tidak mempermasalahkan realitas yang

ditutupi.

Hipotesis dari fakta yang dipilih untuk ditulis wartawan juga dapat

didukung dengan mengatur pertalian antar kata, antar kalimat atau antar posisi

yang disebut “koherensi”.24Pemilihan kata hubung, kata sambung, dan kata ganti

dalam merangkai kata atau kalimat juga dapat berimplikasi luas pada opini

khalayak terhadap suatu tema tertentu.

d. Struktur Retoris

Istilah retorika (rhetoric) memiliki beragam definisi. Namun dariberbagai

definisi, pada prinsipnya terdapat dua hal yang selalul berkaitandengan istilah

retorika.Pertama, aktivitas retorika sering kali berhubungan dengan wilayah

23
Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki, Framing Analysis, h. 61
24
Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita,h. 37-41.
35

politik. Kedua, retorika juga sebagai wacana yang cukup diperhitungkan dalam

mempengaruhi khalayak. Dalam hal ini, struktur retoris dimaksudkan sebagai

komponen yang digunakan para wartawan untuk menekankan fakta yang

diberikan. Struktur ini menggambarkan pilihan-pilihan gaya bahasa yang disusun

oleh para jurnalis dalam hubungannya dengan akibat yang diharapkan. Perangkat

framing yang termasuk kedalam struktur ini adalah leksikon, grafis, methapor,

dan pengandaian. Unsur leksikon menunjukkan pilihan kata dalam suatu kalimat

tertentu.

Pemanfaatan gambar, foto, angle foto, grafik, dan data lainnya,termasuk

warna dan besarnya ukuran huruf dan foto juga dapat menekankan “pesan” yang

ingin disampaikan. Dalam hal ini, termasuk juga penempatan dan ukuran judul

berita (dalam kolom).Ada judul yang diletakan pada halaman muka tetapi ada

juga yang diletakkan pada halaman lainnya. Ini dimaksudkan untuk memberikan

penekanan pesan. Unsur lain yang termasuk struktur retoris adalah methapor.

Yakni kiasan yang mempunyai persamaan sifat dengan benda atau hal yang bisa

dinyatakan dengan kata atau frase

C. Kostruksi Realitas Sosial

Gagasan teori konstruksi realitas sosial pertama kali diperkenalkan oleh

Peter Berger bersama Thomas Luckmann dalam bukunya yang berjudul The

Social Construction of Reality, atau bila diterjemahkan sebagai

“pembentukanrealitas secara sosial”.25

25
Peter L. Berger and Thomas Luckmann, The Social Construction of Reality, ATreatise
in the Sociological of Knowledge (Terj.) Hasan Basari (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 75.
36

Berger dan Luckmann menyatakan bahwa pengertian dan pemahaman kita

terhadap sesuatu muncul akibat komunikasi dengan orang lain.Realitas sosial

sesungguhnya tidak lebih dari sekedar hasil konstruksi sosial dalam komunikasi

tertentu.26

Artinya, dalam konteks kajian skripsi ini, realitas yang sesungguhnya

mengenai pemberitaan kasus pembunuhan Engeline tidak secara linear sesuai

dengan realitas simbolik yang terdapat dalam isi pemberitaan media, yang meliput

peristiwa tersebut dari hari ke hari. Hal ini karena sebagai “golongan

sosial”tertentu media juga memiliki kepentingan tersendiri.

Pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara stimulan melalui

tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses ini

terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyarakat. Bangunan

realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, dan

simbolis atau intersubjektif.27

Eksternalisasi (penyesuaian diri), sebagaimana yang dikatakan Berger dan

Luckmann merupakan produk-produk sosial dari eksternalisasi manusia yang

mempunyai suatu sifat yang sui generic dibandingkan dengan konteks organismus

dan konteks lingkungannya, maka penting ditekankan bahwa eksternalisasi

itusebuah keharusan antropologis yang berakar dalam perlengkapan biologis

manusia. Keberadaan manusia tak mungkin berlangsung dalam suatu lingkungan

26
Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, seventh edition (USA:
Wadsworth Publishing Company, 2001), h. 175-176
27
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), h.202
37

interioritas yang tertutup dan tanpa gerak. Manusia harus terus-menerus

mengeksternalisasikan dirinya dalam aktivitas.28

Individu oleh Berger dan Luckmann dikatakan, mengalami dua proses

sosialisasi, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer

dialami individu dalam masa kanak-kanak, yang dengan itu, ia menjadi anggota

masyarakat. Sedangkan sosialisasi sekunder adalah proses lanjutan dari sosialisasi

primer yang mengimbas ke individu, yang sudah disosialisasikan ke dalam sektor-

sektorbaru di dalam dunia objektif masyarakatnya. 29

Dari uraian di atas kemudian timbul pertanyaan: bagaimana media massa

mengkonstruksikan realitas? Seperti diketahui, hasil kerja media massa

diwujudkan dalam bentuk teks. Atau bisa dikatakan dengan tekslah media massa

mengkonstruksi realitas. Sedangkan bahasa merupakan elemen pembentuk teks

tersebut.

Melalui pernyataan ini, dengan jelas terlihat pentingnya bahasa bagi

kalangan pers. Bahasa menjadi elemen utama dalam membuat suatu produk

jurnalistik. Karena dengan bahasa segala realitas yang hendak disampaikan pers,

dapat dikomunikasikan.

1. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi

Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosialyaitu:

a. Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Artinya, media massa

digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk dijadikan sebagai mesin

penciptaan uang/pelipatgandaan modal.

28
Peter L. Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, h. 75.
29
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi h.198
38

b. Keberpihakan semu kepada masyarakat. Artinya, bersikap seolah-olah

simpati, empati, dan berbagai partisipasi kepada masyarakat.

c. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Artinya sebenarnya adalah

visi setiap media massa,namun akhir-akhir ini visi tersebut tak pernah

menunjukkan jati dirinya,namun slogan-slogan tentang visi ini tetap terdengar.

2. Tahap Sebaran Konstruksi

Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua

informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnya dansetepatnya

berdasarkan pada agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media,

menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca.30

3. Pembentukan Konstruksi Realitas

a. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas

Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, di mana

pemberitaan(penceritaan) telah sampai pada pembaca dan pemirsanya

(penonton),yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap

yang berlangsung secara generik. Pertama, konstruksi realitas pembenaran; kedua,

kesediaan dikonstruksi oleh media massa; ketiga,sebagai pilihan konsumtif.31

b. Pembentukan Konstruksi Citra

Pembentukan konstruksi citra adalah bangunan yang diinginkan oleh tahap

konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa

ini terbentuk dalam dua model yaitu model good news (story) dan (2) model bad

news (story)

30
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi h.208
31
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi h.212
39

4. Tahap Konfirmasi

Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan

pemirsa (penonton) memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya

untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu

sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasan konstruksi

sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan pembaca (penonton), tahapan ini juga sebagai

bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses

konstruksi sosial.

D.Berita

Pada kenyataannya berita sangat terkait dengan suatu peristiwa yang

menarik khalayak dan bersifat informatif. Hal ini merupakan suatu keunikan dari

berita, dimana proses penyampaiannya sangat akurat dan berdasarkan fakta yang

ada dilapangan serta dilihat langsung oleh jurnalis tersebut yang pada akhirnya

disampaikan melalui media.

Menurut Pamela, berita berasal dari peristiwa yang dianggap memiliki

nilai. Nilai ini juga memerlukan bagaimana peristiwa itu dikemas.Hanya berita

yang mempunyai aturan-aturan tertentu saja yang dapat dijadikan berita.Ini adalah

prosedur utama dari bagaimana berita di konstruksi.32

Unsur-unsur yang ada dalam definisi berita yaitu:

a. Informasi

Sebuah berita mengandung hal baru, issue yang hangat atau keterangan

yang sebenarnya tidak diketahui khalayak.

32
Pamela J. Shoe Maker, “Hardwires Foe News: Using Biologycal and Cultural
Evolution to Explan The Surveillance Function”, 1999, Vol. 46, no.3, h.37
40

b. Peristiwa (kejadian)

Berita adalah laporan tentang kejadian. Karenanya tidak ada berita tanpa

kejadian. Aneka kejadian yang berlangsung dimuka bumi inilah yang

memungkinkan berita terus ada, tak pernah habis.

c. Dibatasi oleh waktu

Setiap laporan kejadian harus sampai sesegera mungkin kepada khalayak.

Bila sebuah kejadian lambat dilaporkan kepada khalayak, sehingga khalayak

sudah mengetahui sendiri tanpa membaca surat kabar misalnya, maka itubukan

lagi berita. Jadi setiap kejadian punya batas waktu untuk dilaporkan.

d. Faktual/ fakta

Berita adalah kenyataan, kejadian sebenarnya. Bukan karangan manusia

atau fiktif. Artinya kejadian tersebut memang benar-benar ada dan tokoh-tokoh

pelaku kejadian tersebut benar-benar ada di dunia ini .

e. Merupakan pernyataan

Berita bukan kejadian sebenarnya, melainkan laporan atas kejadian.

Kejadian atau ucapan tersebut dinyatakan kembali oleh wartawan dalam bentuk

tulisan, gambar atau suara, sesuai dengan media yang digunakan.

f. Disampaikan dan diterima oleh manusia

Sebuah kejadian, katakanlah di sebuah daerah terpencil, namun tidak ada

seorangpun yang menyampaikan/melaporkan, tetap tidak bisa menjadi berita.

g. Sumbernya jelas

Gosip atau rumor bukanlah berita. Berita untuk media massa harus

ketahuan sumbernya.
41

h. Mengandung kebenaran

Berita bisa saja berasal dari sumber yang jelas, tetapi bukan tak mungkin

itu hanya bualan atau rekaan semata-mata dari narasumber .Oleh karena wartawan

harus jelas melihat apakah ucapan narasumber tersebut sesuai dengan

kenyataan/logika atau tidak.33

Sebuah berita, sudah tentu harus diuji terlebih dahulu kelayakannya

sebelum dimuat dalam suatu media massa, yakni berdasarkan kepada 4 unsur atau

karakteristik utama berita yakni menurut Romli dalam buku Jurnalistik Praktis,

sehingga berita itu layak dianggap menjadi suatu berita.

33
Drs. Jun Kuncoro dan Dra. Ina R. Mariani, “Teknik Mencari dan Menulis Berita”,
(Jakarta: PT. Universitas Terbuka, 2001), Cet. ke-3, h38
BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Metrotvnews.com

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berikut aneka

perangkatnya membuat informasi melimpah ruah. Bagi pembaca, membanjirnya

informasi tentu memudahkan mereka mendapatkan aneka hal yang dibutuhkan.

Dari peristiwa yang tengah terjadi hingga berbagai kebutuhan personal.Namun,

banjir informasi tentu bisa merepotkan. Karena informasi, apapun jenisnya,

menyerbu tanpa ampun.

Bisa dibayangkan betapa repotnya mengelola e-mail yang setiap hari

menerima ratusan pesan? Atau serbuan tweet dari akun twitter yang juga tidak

kalah banyaknya. Lagipula, tidak semua informasi itu dibutuhkan pembaca.

Masing-masing pembaca memerlukan informasi berbeda. Media, apapun

bentuknya, lebih-lebih portal, harus bisa menyaring dan menyajikan berita sesuai

kebutuhan pembaca. Pengelola harus melakukan otentifikasi dan verifikasi.

Sebelum dibagikan kepada pembaca, pengelola harus memastikan berita tersebut

benar adanya melalui serangkaian proses verifikasi.1

Langkah berikutnya adalah kontekstualisasi. Agar mendapatkan perspektif

yang benar, pengelola media juga harus menempatkan berita atau informasi dalam

konteks yang tepat. Termasuk memberikan informasi yang lebih dalam. Agar

pembaca tidak mendapatkan informasi yang salah .

1
Metrotvnews.com/dariredaksiArtikelinidiaksespadatanggal 20 Juni 2015 padapukul
10.45

42
43

Untuk memenuhi kebutuhan itu, Metrotvnews.com di setiap minggunya

menyajikan Liputan Khusus. media online ini pertama kali dipublikasikan pada

tahun 2014. Seperti namanya, Liputan Khusus didesain untuk mengangkat tema-

tema khusus yang sedang menjadi sorotan atau yang justru luput dari perhatian.

Disajikan dengan renyah dalam pelbagai perspektif yang komplet, pembaca akan

mendapatkan gambaran utuh tentang suatu masalah.

Metrotvnews.com sendiri ialah media online yang dibawahi oleh PT Media

Televisi Indonesia dan masih bergabung dengan Metro TV . Ini adalah anak

perusahaan dari Media Group, yang dipimpin oleh Surya Paloh, CEO / Presiden

perusahaan, yang banyak pengalaman di industri media lokal dan penerbit surat

kabar nasional terbesar ketiga di Indonesia. Media Indonesia. Dari start up tenaga

kerja dari 280 karyawan perusahaan kini mempekerjakan lebih dari 1200 orang,

sebagian besar di daerah ruang berita dan produksi.2

Mungkin tantangan terbesar bagi perusahaan pada tahap awal adalah

kebutuhan untuk membangun infrastruktur, fasilitas dan tim, semua dalam skala

waktu singkat sembilan bulan. Meskipun ini adalah kerja keras pengalaman yang

diperoleh sangat berharga dalam membentuk tim yang solid profesional

berpengalaman yang sudah diuji di bawah kondisi yang menantang.

Perusahaan ini telah diantar dalam gelombang baru gaya hidup dan

kualitas program hiburan alternatif untuk melengkapi dominasinya di sektor berita

industri. Ini telah mempelopori perspektif baru dan unik satu-of-a-kind program

2
Metrotvnews.com/aboutusartikelinidiaksespadatanggal 22 Juni 2015 pukul 15.32 WIB
44

sekaligus meningkatkan cara informasi disajikan.. Bahkan pemirsa yang paling

cerdas memiliki pilihan melihat duanya.

Keinginan untuk menjadi drive terbaik antusiasme perusahaan dan

pendekatan multi-dimensi untuk kebutuhan pemrograman. Melihat ke depan

untuk 2006 visi perusahaan adalah untuk memiliki saat itu mencapai peringkat

nomor satu untuk kualitas berita dan pengiriman serta tingkat yang sangat tinggi

loyalitas dari kedua penonton dan pengiklan.

Perusahaan juga mengambil tanggung jawab perusahaan ke arah

pemegang saham dan karyawan serius. Meskipun konsisten dalam mendorong

maju untuk mencapai tingkat signifikan pertumbuhan dan keuntungan dan untuk

meningkatkan aset, kesejahteraan dan kualitas hidup karyawan Metrotvnews.com

tetap sangat penting.

C. Struktur RedaksiMetrotvnews.com

Tabel 1

Struktur Redaksi Metrotvnews.com

No Jabatan Nama

1. Pemimpin Redaksi Putra Nababan

Wakil Pemimpin Redaksi Nurfajri Budi Nugroho


2.

3 Redaktur Pelaksana Khudori, Luhur Hertanto, Fitra


Iskandar
45

4 Redaktur Ade Hapsari Lestarini, Rizky


Yanuardi, Ahmad Garuda, Imam
Suwandi, Insaf Albert Tarigan, Rosa
Anggreati
5 Editor Rita Ayuningtyas, K. Yudha
Wirakusuma, Krisiandi, Tri
Kurniawan, Fauzan Hilal
6 Koordinator Lapangan Sjaichul Anwar

7 Koordinator Daerah Laela Badriyah

8 Reporter Ahmad Zulfikar Fazli, Al Abrar, Desi


Angriani, Deni Irwanto, Dheri Agriesta
Martias, Githa Farahdina, Hardiat
Dani Satria, Lukman Diahsari, M.
Rodhi Aulia, Meilikhah, Mufti Sholih,
Renatha Swasty Mbui, Surya Perkasa,
Timi Trieska Dara, Torrie Natalova,
Wanda Indana, Yogi Bayu Aji, Aedy
Azeza Ulfi, Arga Sumantri, Damar
Iradat,
9 Videografer & Rizky Saputra Sormin, Denny Fauzan,
Photo Editor Heru Nazar, M. Reza Maharddhika
10 Staf Produksi & Abdul Salam, Budi Haryanto, Bagus
Uploader Rachmanto, Charles Silaban, Fazri AF,
Ricky Julian
11 Tim IT Ronald Sinaga (Manager), Ayu
Purnamasari, Chrisna Samuel Meliala,
Deny Tresnawan Budiman, Dwinoto
Hanggriyono, Ikhsan Kurnia Indra R.,
M. Ali Arafat.
12 Digital Strategist & Glenn Jolodoro (Manager),Dewanto,
Marcomm
46

Gurit Sukmo Aji Prasetyo, I Putu Reza


N. F, Ismet (planner)
13 Marketing Komunikasi
Findo Gading
14 Sales & Media Services Kris Wijayanto (Manager), Rio
Dasanof, Rachmi Utami R, Hendra
Wicaksono, Esther Maggie Patricia,
Hardani Putra (Digital Executive), Nila
Kurnia Reza (SAS).

D. PemberitaanKasus Pembunuhan Engeline

1. Jenazah Angeline Diangkat, Ratusan Warga Menangis (10 Juni 2015)

“Metrotvnews.com, Denpasar: Peristiwa malang terjadi pada


Angeline, 8. Setelah dilaporkan hilang, ternyata Angeline
ditemukan tak bernyawa di belakang rumahnya. Kejadian itu pun
membuat warga di sekitar rumahnya menangis.

Sekira pukul 12.30 Wita, Rabu 10 Juni, polisi mendapati gundukan


tanah tak beraturan di belakang rumah yang ditempati Angeline
bersama keluarga angkatnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar,
Bali. Tumpukan sampah menutupi gundukan tersebut. Posisi
gundukan berada di lahan pisang yang dekat dengan kandang-
kandang ayam

Polisi yang curiga lantas menggali gundukan sampah itu.


Ternyata, di sanalah Angeline 'berbaring'. Angeline berada dalam
kantong jenazah. Sejam kemudian, polisi membawa jenazah bocah
berambut panjang itu ke Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar.

"Dengan upaya maksimal, kami akhirnya menemukan bahwa


Angeline dalam keadaan sudah meninggal dunia," kata Kepala
Kepolisian Daerah Bali, Inspektur Jenderal Ronny Sompie ditemui
di kediaman korban di Denpasar.

Ratusan warga yang mengikuti proses pemindahan jenazah


merasa sedih. Banyak di antara mereka yang menangis kala
melihat bocah malang itu 'keluar' dari pintu samping rumah.

Sementara saat penggalian lubang, tak satupun anggota keluarga


47

angkatnya yang menyaksikan. Ibu angkatnya, Margaret, yang


melaporkan Angeline hilang sejak 16 Mei 2015 itu pun tak tampak
di lokasi.

Peristiwa itu pun menarik perhatian banyak kalangan. Tak hanya


polisi, ratusan relawan pun turut mencari Angeline. Mereka
menyebar foto Angeline di sudut-sudut kota. “3

2. Bunuh Angeline, Margaret Janji Bayar Agus Rp2 Miliar(13 Juni


2015)

“ Metrotvnews.com, Denpasar: Anggota Komisi III DPR RI Akbar


Faisal menemui tersangka pembunuhan Angeline, Agustinus Tai,
26. Akbar mengatakan Agus mengaku bukan sebagai eksekutor
tunggal terhadap bocah 8 tahun itu. Agus mengaku akan dibayar
ibu angkat Angeline, Margaret sebesar Rp2 miliar setelah
membunuh Angeline.

"Dia mengaku kepada saya bahwa tersangka ini membunuh


korban atas perintah ibu angkat korban (Margaret)," kata Akbar
Faisal usai bertemu Agus di markas Polresta Denpasar, Bali,
Sabtu (13/6/2015).

Menurut Agus, uang itu akan dibayar Margaret pada 27 Juli 2015
apabila pembunuhan berjalan lancar. Saat bertemu Akbar dan
anggota DPR lainnya, Agus dalam kondisi baik dan lancar
menjawab pertanyaan.

"Dia (Agus) kondisinya baik. Dia pandai menata emosi. Karena


saat ditanya sepertinya gugup tapi bisa menyesuaikan," ujar
Akbar.

Hingga berita ini disusun, Agus masih ditetapkan sebagai


tersangka tunggal dalam kasus pembunuhan Angeline. Sementara,
Margaret masih sebagai saksi usai diperiksa penyidik. Terkait
penemuan bercak darah, pihak Polresta Denpasar menyerahkan
pemeriksaan kepada Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor)
Polri, Jakarta. Sampel darah itu akan dicocokkan dengan sampel
darah Angeline.

Angeline, bocah berusia 8 tahun kelas dua SD itu dilaporkan


hilang 16 Mei lalu. Pada 10 Juni lalu, jenazah Angeline ditemukan
terkubur di belakang rumah Margaret di dekat kandang ayam.
Polisi telah menetapkan Agus, pembantu di rumah Margaret,

3
http://news.metrotvnews.com/read/2015/06/10/403413/jenazah-angeline-diangkat-
ratusan-warga-menangisartikelinidiaksespadatanggal 29 Juni 2015 pukul 15.34
48

sebagaitersangka.Agus mengaku membunuh dan menguburkan


Margaret. Namun, saat prarekonstruksi kemarin Agus tidak
melakukan adegan menjerat leher Angeline. Menurut hasil autopsi
Rumah Sakit Sanglah, pada leher Angeline ditemukan bekas
jeratan. “4

3. Setelah Angeline Hilang, Ibu Angkat Gelar Pesta di Vila Mewah (16
Juni 2015)

“Metrotvnews.com, Denpasar: Margaret C Megawe menggelar


pesta pora di vila mewahnya di kawasan Banjar Babakan,
Canggu, Kuta Baru, Bali. Pesta berlangsung beberapa hari setelah
Margaret melapor ke polisi soal anak angkatnya, Angeline, hilang
saat bermain di depan rumah mereka.

"Ya pernah (menggelar pesta)," kata Kelian (pejabat desa) Banjar


Babakan, Putu Suwirta di Denpasar, Selasa (16/6/2015).

Menurut Suwirta, pesta digelar dua pekan lalu atau sekitar awal
Juni 2015. Sementara Angeline dilaporkan hilang pada 16 Mei
2015. Kemudian pada 10 Juni 2015, polisi menemukan Angeline
dalam kondisi tak bernyawa dan terkubur di belakang rumah
Margaret.

Polisi masih memeriksa keterangan tersebut. Hingga berita ini


dimuat, polisi sudah menetapkan dua tersangka terkait kematian
Angeline.

Tersangka pertama bernama Agustinus Tai Hambai dalam kasus


pembunuhan Angeline. Agus merupakan karyawan yang baru
bekerja di rumah Margaret. Agus mengaku dirinya menguburkan
Angeline.

Tersangka kedua yaitu Margaret. Namun kasusnya berbeda


dengan Agustinus. Margaret menjadi tersangka kasus
penelantaran yang berujuung kematian anak angkatnya.

Sejumah orang pun diperiksa. Beberapa di antaranya orangtua


kandung Angeline, yaitu Rosidi dan Hamida.”5

4
http://news.metrotvnews.com/read/2015/06/13/404231/bunuh-angeline-margaret-
janji-bayar-agus-rp2-miliarartikelinidiaksespadatanggal 29 Juni 2015 pukul 15.37
5
http://news.metrotvnews.com/read/2015/06/16/404966/setelah-angeline-hilang-ibu-
angkat-gelar-pesta-di-vila-mewahartikelinidiaksespadatanggal 29 Juni 2015 pukul 15.40
BAB IV

TEMUAN DATA DAN ANALISIS

A. Analisis Framing Pemberitaan Kasus Pembunuhan Anak di Bawah

Umur (Studi Kasus: Pembunuhan Engeline Margriet Megawe di Bali)

Peristiwa kasus pembunuhan anak di bawah umur yang terjadi pada

Engeline di Bali pertama kali mengemuka pada awal bulan Juni 2015 . Berita ini

tentunya menarik perhatian dari media massa. Lalu bagaimana Pembingkaian dari

media massa terhadap berita kasus pembunuhan tersebut dilihat dari analisis

framing Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki di media online Metrotvnews.com

tanggal 10 Juni, 13 Juni, dan 16 Juni 2015. Berikut ini akan diuraikan dalam

bentuk pembingkaian media online tersebut,

1.FrameMetrotvnews.com : Jenazah Angeline Diangkat, Ratusan Warga

Menangis

Setelah dikabarkan menghilang hampir tiga pekan lamanya, Engeline

akhirnya ditemukan tidak beryawa pada tanggal 10 Juni 2015 di belakang rumah

orang tua angkatnya sendiri. Keadaan jenazah Engeline hampir mengenaskan.

Ditubuhnya banyak ditemui luka lebam, bekas sundutan rokok, dan juka bekas

jeratan tali. Kondisi miris ini semakin diperkuat dengan ketidakhadiran

seorangpun anggota keluarga angkatdari Engeline, pada saat proses penggalian

lubang yang dipakai untuk mengubur Engeline. Mirisnya, warga di sekitar rumah

Engeline lah yang mengikuti proses pemindahan jenazah Engeline hingga di

keluarkan dari lubang di belakang rumahnya. Tentunya kejadian ini mengambil

49
50

banyak simpatik masyarakat yang turut larut dalam kasus ini, termasuk para

warga sekitar rumah Engeline yang menangis haru ketika ikut mengantarkan

pemindahan jenazah Engeline. Hal ini memperlihatkan bagaimana

Metrotvnews.com melakukan strategi wacana dalam berita untuk mengarahkan

pembaca dengan menampilkan sisi ironis dimana keluarga angkat yang selama ini

melaporkan Engeline tengah hilang justru tidak menyaksikan penemuan jenazah

Engeline yang berada di kediamannya sendiri. Para warga sekitarlah yang malah

turut hadir mengiringi kepergian jenazah Engeline dari proses penemuan hingga

proses penggalian sampai akhirnya jenazah dibawa ke Rumah sakit.

a. Struktur Sintaksis

Dari analisis sintaksis, headline judul yang ditampilkan oleh

Metrotvnews.com menunjukkan bahwa persitiwa ini sudah banyak menyita

perhatian masyarakat karena memiliki sisi human interest yang tinggi. Dilihat dari

penggunaan headline yang dipakai, terlihat bahwa Metrotvnews.com ingin

menunjukkan sisi ironis penemuan jenazah Engeline, dimana pada saat jenazah

Engeline ditemukan, bukan pihak keluarga angkat lah yang berduka atas

meninggalnya Engeline namun para warga sekitar yang justru merasa kehilangan

setelah terkuaknya misteri hilangnya Engeline yang dilaporkan pihak keluarga

angkatnya sendiri. Hal ini juga dapat dilihat dari lead yang dibuat oleh

Metrotvnews.com, sebagai berikut :

“Peristiwa malang terjadi pada Angeline, 8.Setelah dilaporkan

hilang, ternyata Angeline ditemukan tak bernyawa di belakang


51

rumahnya. Kejadian itu pun membuat warga di sekitar rumahnya

menangis .”

Dengan lead ini, Metrotvnews.commemperlihatkan bahwa kasus

kehilangan yang dilaporkan oleh Margriet selaku ibu angkat Engeline beberapa

pekan lalu, akhirngya terungkap. Engeline ternyata ditemukan tidak bernyawa di

rumah ibu angkatnya sendiri. Pada saat yang sama, terlihat para warga juga turut

mengikuti proses penemuan jenazah Engeline sampai akhirnya berita duka ini

menyeruak dan para warga pun ikut merasa sedih atas terungkapnya kasus

kehilangan yang berujung menjadi kasus pembunuhan.

Tidak hanya sampai disitu, Metrotvnews.com juga menjelaskan bagaimana

proses penemuan jenazah Engeline hingga akhirnya ditemukan dalam keadaan

meninggal dunia. Saat ditemukan pada tanggal 10 Juni 2015, Polisi sebelumnya

sudah mulai curiga dengan mendapati gundukan tanah yang tak beraturan di

belakang rumah, yang ditempati Engeline bersama keluarga angkatnya di Jalan

Sedap Malam, Denpasar, Bali. Tumpukan sampah menutupi gundukan tersebut

dan posisi gundukan berada di lahan pisang yang dekat dengan kandang-kandang

ayam. Merasa curiga dengan gundukan sampah yang tidak beraturan tersebut,

polisi akhirnya memutuskan untuk menggalinya. Ternyata di sanalah Engeline

yang selama ini dikabarkan menghilang, telah ditemukan dalam keadaan sudah

meninggal. Hal ini semakin diperkuat dengan kutipan narasumber dari Kepala

Kepolisian Daerah Bali, Inspektur Jenderal Ronny Sompie. Adapun kutipannya

sebagai berikut:
52

“"Dengan upaya maksimal, kami akhirnya menemukan bahwa

Angeline dalam keadaan sudah meninggal dunia."

Diakhir berita, Metrotvnews.com ingin memberitahukan bahwa kemana

arah berita ini seharusnya dikonstruk. Dengan pemilihan lead seperti diatas,

Metrotvnews.com ingin mencoba menjelaksan pada pembaca betapa mirisnya

proses penemuan jenazah Engeline yang tidak dihadiri oleh seorangpun pihak

keluarga angkat yang selama ini telah melaporkan bahwa Engeline tengah hilang

beberapa pekan lalu. Proses penemuan jenazah ini justru ramai diiringi oleh para

warga sekitar yang menyaksikan di tempat kejadian. Hal ini semakin didukung

dengan pemberitaan diakhir paragraph sebagai berikut :

“Ratusan warga yang mengikuti proses pemindahan jenazah

merasa sedih. Banyak di antara mereka yang menangis kala

melihat bocah malang itu 'keluar' dari pintu samping rumah.

Sementara saat penggalian lubang, tak satupun anggota keluarga

angkatnya yang menyaksikan. Ibu angkatnya, Margaret, yang

melaporkan Angeline hilang sejak 16 Mei 2015 itu pun tak tampak

di lokasi “

b. Struktur Skrip

Sementara dari segi skrip, cara wartawan mengisahkan peristiwa tersebut

sudah cukup lengkap. Unsur 5W + 1H di Metrotvnews.com sangat penting karna

hal tersebut merupakan komponen penting dalam suatu berita, benar tidaknya

suatu fakta yang diberitakan. Akan tetapi unsur 5W + 1H di media online tidak

selengkap media cetak, karena di media online kecepatan yang lebih diutamakan.
53

Namun demi meminimalisir kesalahan dalam berita, Metrotvnews.com tidak

pernah lupa untuk menyelipkan berita sebelumnya dari kasus yang sama, agar

pembaca yang tidak mengikuti pemberitaan dari awal bisa memahami

perkembangan berita yang dibacanya. 1

Hal tersebut bisa dilihat dari kelengkapan narasumber. What adalah

Jenazah Engeline yang ditemukan dan diangkat dari penggalian lubang membuat

ratusan warga yang mengikuti proses penemuan jenazah merasa haru dan

menangis. Who, yaitu Kepala Kepolisian Daerah Bali, Inspektur Jenderal Ronny

Sompie . Why warga menangis karena kasus kehilangan anak yang dilaporkan

oleh ibu angkatnya sendiri ternyata berujung kasus pembunuhan, dimana jenazah

Engeline justru ditemukan di kediaman ibu angkatnya sendiri. When, kepastian

mengenai ditemukannya jenazah Engeline ini pada tanggal 10 Juni 2015.Where,

penemuan jenazah Engeline didapati di kediaman ibu angkat Engeline sendiri,

Margriet yaitu di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali.How, Keterangan dari

Kepala Kepolisian Daerah Bali, Inspektur Jenderal Ronny Sompie semakin

diperjelas dengan, ditemukannya jenazah Engeline di gundukan tanah tak

beraturan di belakang rumah yang ditempati Engeline bersama keluarga

angkatnya di tumpukan sampah menutupi gundukan tersebut dan posisi gundukan

berada di lahan pisang yang dekat dengan kandang-kandang ayam. Disitulah

jenazah Engeline akhirnya ditemukan dan diikuti dengan tangis ratusan warga

yang mengiringi proses penemuan tersebut .

Dengan cara seperti itu, Metrotvnews.com ingin menekankan nilai-nilai

yang dapat menyentuh hati publik dengan rasa kemanusiaan yang tinggi mengulik

1
Wawancara langsung dengan Khudori, Metrotvnews.com, 25 Juni 2015
54

dari penekanan penjelasan tempat ditemukannya jenazah Engeline yang sungguh

tidak layak, dan ketidakhadiran keluarga angkat korban yang tidak ada ketika

proses penemuan jenazah, sampai akhirnya para warga lah yang menemani

Engeline dengan tangisan duka hingga jenazahnya dibawa ke rumah sakit .

c. Struktur Tematik

Dari struktur tematik, berita tersebut membawa dua tema besar yang ingin

disampaikan kepada khalayak. Tema pertama, Metrotvnews.com ingin

menunjukkan betapa mirisnya tempat ditemukannya jenazah Engeline yangberada

di dekat lahan pisang sekitar kandang ayam, begitu juga digunakannya tumpukan

sampah untuk menutupi gundukan tanah tempat Engeline dikubur .

Tema kedua, Selama proses penemuan jenazah berlangsung hingga akhir,

tidak ditemukan satupun anggota keluarga angkat Engeline yang hadir .Padahal

kasus ini bermula dari laporan ibu angkat Engeline sendiri, Margriet yang

mengaku kehilangan anaknya yang bernama Engeline bebrapa pekan lalu.

Mirisnya, kasus kehilangan ini terjawab dengan ditemukannya Engeline dalam

keadaan sudah meninggal. Karna memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi, kasus

ini mengundang warga sekitar untuk mengikuti proses penemuan jenazah hingga

akhir diiringi dengan tangis duka.

Tema-tema diatas disusun dengan jelas, elemen wacana terpenuhi dalam

teks . Detail tema terletak pada penjelasan ditemukannya jenazah Engeline, yang

ditemukan di kediaman ibu angkatnya sendiri yang mana selama ini diketahui, ibu

angkatnya sendiri lah yang melaporkan kasus kehilangan Engeline. Dalam proses
55

penemuan jenazah Engeline pun tidak tampak satu pun anggota keluarga angkat

yang hadir termasuk ibu angkatnya, Margriet.

Dengan cara penulisan seperti itu, khalayak diajak berpikir bahwa ada

keterlibatan ibu angkat Engeline yakni, Margriet terkait kasus pembunuhan yang

menimpa anak angkatnya sendiri. Hal ini semakin diperkuat dengan keterangan

dari media metrotvnews.com yang menjelaskan bahwa tidak adanya pihak

keluarga angkat yang ikut menyaksikan proses penemuan jenazah. Perangkat

framing yang digunakan dalam tema-tema tersebut adalah kata sambung

“Sementara”. Dengan penulisan tersebut, Metrotvnews.com ingin menjelasakan

bahwa terdapat hal yang ironis dari terungkapnya kasus tersebut .

d. Struktur Retoris

Frame Metrotvnews.com yang menyatakan secara kasat bahwa ada

keterlibatan Margriet, selaku ibu angkat Engeline dalam kasus pembunuhan anak

angkatnya sendiri, hal ini semakin didukung dengan penekanan aspek-aspek

retoris pada pemberitaan. Retorika yang dipakai ialah sebuah penekanan

mengenai rincian tempat ditemukannya jenazah Engeline yang dianggap tidak

layak dan bertempat di rumah ibu angkatnya sendiri, serta sebuah perbandingan

dimana, para warga yang bukan berasal dari pihak keluarga Engeline justru malah

turut menyaksikan dengan duka dan mengikuti proses penemuan jenazah berbeda

dengan pihak keluarga angkat yang tidak hadir hingga proses pengangkatan

jenazah berakhir .

Dengan kata-kata tersebut, berita ini ingin menyampaikan bahwa pihak

keluarga angkat yang selama ini sibuk menyebarkan dan melaporkan mengenai
56

hilangnya anak yang bernama Engeline, justru malah terlihat bersifat acuh dengan

ditemukannya jenazah Engeline. Terlebih jenazah Engeline ditemukan di

belakang halaman rumah milik ibu angkatnya sendiri . Dengan adanya foto

dimana para keluarga angkat Engeline sedang berkampanye sambil memegang

sebuah selebaran bergambar foto Engeline yang bertuliskan “anak hilang” pada

berita, merupakan salah satu bukti bahwa keluarga angkat menyadari dengan

benar bahwa Engeline tengah hilang namun ironisnya sangat berbalik dengan

fakta telah ditemukannya jenazah Engeline justru di kediaman keluarga angkatnya

sendiri.

Tabel 2

Frame Metrotvnews.com:Jenazah Angeline Diangkat, Ratusan Warga

Menangis

Elemen Strategi penulisan

Sintaksis Dalam teks berita tersebut, Metrotvnews.com memilih


headline dengan nilai human interest yang tinggi. Selain itu,
lead yang digunakan dalan awal paragraph juga mengarah
pada kondisi penemuan jenazah Engeline yang ditemukan di
kediaman ibu angkatnya sendiri. Hal ini semakin diperjelas
pada alinea berikutnya betapa tidak layaknya kondisi tempat
penemuan jenazah dan dibenarkannya Engeline yang
ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa oleh wawancara
dengan Kepala Kepolisian Daerah Bali, Inspektur Jenderal
Ronny Sompie. Kondisi yang memprihatinkan ini, juga
didukung pada akhir alinea yang menerangkan bahwa tidak
ada satupun pihak keluarga angkat yang hadir ikut
menyaksikan pengangkatan jenazah Engeline, melainkan para
warga sekitar lah yang berada di tempat kejadian dengan
diikuti tangis duka mengiringi pengangkatan jenazah
Engeline.
Skrip What adalah Jenazah Engeline yang ditemukan dan diangkat
dari penggalian lubang membuat ratusan warga yang
mengikuti proses penemuan jenazah merasa haru dan
menangis .Who, yaitu Kepala Kepolisian Daerah Bali,
57

Inspektur Jenderal Ronny Sompie .Why warga menangis


karena kasus kehilangan anak yang dilaporkan oleh ibu
angkatnya sendiri ternyata berujung kasus pembunuhan,
dimana jenazah Engeline justru ditemukan di kediaman ibu
angkatnya sendiri .When, kepastian mengenai ditemukannya
jenazah Engeline ini pada tanggal 10 Juni 2015. Where,
penemuan jenazah Engeline didapati di kediaman ibu angkat
Engeline sendiri, Margriet yaitu di Jalan Sedap Malam,
Denpasar, Bali.How, Keterangan dari Kepala Kepolisian
Daerah Bali, Inspektur Jenderal Ronny Sompie semakin
diperjelas dengan, ditemukannya jenazah Engeline di
gundukan tanah tak beraturan di belakang rumah yang
ditempati Angeline bersama keluarga angkatnya di Tumpukan
sampah menutupi gundukan tersebut dan posisi gundukan
berada di lahan pisang yang dekat dengan kandang-kandang
ayam. Disitulah jenazah Engeline akhirnya ditemukan dan
diikuti dengan tangis ratusan warga yang mengiringi proses
penemuan tersebut .
Tematik (1) Metrotvnews.com ingin menunjukkan betapa mirisnya
tempat ditemukannya jenazah Engeline yang berada di dekat
lahan pisang sekitar kandang ayam, begitu juga digunakannya
tumpukan sampah untuk menutupi gundukan tanah tempat
Engeline dikubur. (2) Selama proses penemuan jenazah
berlangsung hingga akhir, tidak ditemukan satupun anggota
keluarga angkat Engeline yang hadir .Padahal kasus ini
bermula dari laporan kehilangan yang diajukan ibu angkat
Engeline sendiri.
Retoris Retorika yang dipakai ialah sebuah penekanan mengenai
rincian tempat ditemukannya jenazah Engeline yang dianggap
tidak layak dan bertempat di rumah ibu angkatnya sendiri,
serta sebuah perbandingan dimana, para warga yang bukan
berasal dari pihak keluarga Engeline justru malah turut
menyaksikan dengan duka dan mengikuti proses penemuan
jenazah berbeda dengan pihak keluarga angkat yang tidak
hadir hingga proses pengangkatan jenazah berakhir. Dengan
adanya foto dimana para keluarga angkat Engeline sedang
berkampanye sambil memegang sebuah selebaran bergambar
foto Engeline yang bertuliskan “anak hilang” pada berita,
merupakan salah satu bukti bahwa keluarga angkat menyadari
dengan benar bahwa Engeline tengah hilang namun ironisnya
sangat berbalik dengan fakta telah ditemukannya jenazah
Engeline justru di kediaman keluarga angkatnya sendiri.

2. Frame Metrotvnews.com :Bunuh Angeline, Margaret Janji Bayar Agus

Rp2 Miliar
58

Tidak lama berselang setelah penemuan jenazah Engeline, polisi akhirnya

sudah mengantongi nama yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan

tersebut. Pria yang mengaku membunuh gadis berusia 8 tahun itu bernama,

Agus.Agus sendiri adalah pembantu yang baru bekerja beberapa minggu di rumah

ibu angkat Engeline.Setelah disahkannya Agus sebagai tersangka,

Metrotvnews.com membuat berita mengenai adanya kejanggalan dalam penetapan

Agus sebagai tersangka utama dengan judul “Bunuh Angeline, Margaret Janji

Bayar Agus Rp2 Miliar.”Dalam pandangan Metrotvnews.com, tentu pada kasus

pembunuhan ini tidak mungkin hanya didalangi oleh satu tersangka. Terlihat

bahwa, Metrotvnews.com ingin menunjukkan pada publik bahwa ibu angkat

Engeline, yakni Margriet juga turut terlibat dalam kasus kematian anak angkatnya

. Hal ini memperlihatkan bagaimana Metrotvnews.com melakukan strategi

wacana tertentu dalam berita untuk mengarahkan pembaca dengan aspek dampak

yang ingin ditonjolkan melalui konten berita yang dimuat .

a. Struktur Sintaksis

Dari analisis sintaksis,headline judul yang ditampilkan oleh

Metrotvnews.com menunjukkan bahwa Margriet selaku ibu angkat Engeline turut

mempunyai andil terhadap kematian anaknya .Sementara Agus, bukanlah satu-

satunya pelaku tunggal dibalik kematian Engeline. Hal ini juga dapat dilihat dari

lead yang dibuat oleh Metrotvnews.com, sebagai berikut :

“Anggota Komisi III DPR RI Akbar Faisal menemui tersangka


pembunuhan Angeline, Agustinus Tai, 26.Akbar mengatakan Agus
mengaku bukan sebagai eksekutor tunggal terhadap bocah 8 tahun
itu. Agus mengaku akan dibayar ibu angkat Angeline, Margaret
sebesar Rp2 miliar setelah membunuh Angeline .”
59

Dengan lead ini, Metrotvnews.com memperlihatkan bahwa tidak hanya

satu orang saja yang berada dibalik kematian Engeline, tapi orang-orang terdekat

Engeline juga mengetahui mengenai kasus pembunuhan ini. Adanya berita

mengenai hal ini berlatar belakang dari mengapa Margriet melaporkan kasus anak

hilang yang terjadi pada Engeline sementara Engeline sendiri telah ditemukan

tidak bernyawa di rumah Margriet. Keterangan ini semakin diperjelas dengan

kesaksisan Agus yang mengaku bahwa dia hanya disuruh oleh ibu angkat

Engeline, Margriet dan dijanjikan imbalan uang apabila berhasil melakukan apa

yang diperintahkan.

Dalam teks berita tersebut, Metrotvnews.com mewawancarai satu

narasumber, yaitu Anggota Komisi III DPR RI Akbar Faisal.Akbar Faisal

menyampaikan bahwa Agus mengaku bukan sebagai eksekutor tunggal terhadap

Engeline. Namun ia hanyaakan dibayar ibu angkat Engeline, Margriet sebesar

Rp2 miliar setelah membunuh Engeline. Dimana nantinya uang itu akan

dibayarkan pada tanggal 27 Juli 2015.

Metrotvnews.com juga memperlihatkan bagaimana menyusun kutipan

wawancara terhadap sumber di dalam teks.Dalam berita tersebut, terdapat satu

narasumber yaitu, Anggota Komisi III DPR RI Akbar Faisal.Pemilihan

narasumber tersebut dapat dimaknai bahwa Metrotvnews.com ingin menunjukkan

bahwa, Agus bukanlah satu-satunya pelaku yang terlibat pada kasus ini.

Melainkan Agus hanyalah kaki tangan dari sang pelaku utama pembunuhan.

Kalangan pemerintah yang diwakili oleh pendapat Akbar Faisal dalam hal ini

meyakini bila ada pelaku utama dibalik Agus selain itu, Akbar Faisal pun yakin
60

bahwa Agus mengungkapkan keterangannya dalam kondisi yang baik dan bisa

dipertanggung jawabkan. Adapun pernyataannya sebagai berikut :

“Dia mengaku kepada saya bahwa tersangka ini


membunuh korban atas perintah ibu angkat korban
(Margaret)."
“"Dia (Agus) kondisinya baik.Dia pandai menata
emosi.Karena saat ditanya sepertinya gugup tapi bisa
menyesuaikan.”
Diakhir berita, Metrotvnews.com memberitahukan bahwa penetapan Agus

sebagai tersangka berbanding terbalik dengan penetapan status, Margriet yang

hanya sebagai saksi usai penyidikan. Namun, kepastian stastus tersebut masih bisa

diubah lantaran masih menunggu hasil pemeriksaan bercak darah yang ditemukan

di kamar Margriet .

b. Struktur Skrip

Dari segi skrip, cara wartawan mengisahkan peristiwa tersebut sudah

cukup lengkap. Unsur 5W + 1H di Metrotvnews.com sangat penting karna hal

tersebut merupakan komponen penting dalam suatu berita, benar tidaknya suatu

fakta yang diberitakan. Akan tetapi unsur 5W + 1H di media online tidak

selengkap media cetak, karena di media online kecepatan yang lebih diutamakan.

Namun demi meminimalisir kesalahan dalam berita, Metrotvnews.com tidak

pernah lupa untuk menyelipkan berita sebelumnya dari kasus yang sama, agar

pembaca yang tidak mengikuti pemberitaan dari awal bisa memahami

perkembangan berita yang dibacanya.

What adalah pengakuan Agus selaku tersangka pembunuhan Engeline

bahwa dia bukanlah satu-satunya pelaku tunggal yang terlibat pada kasus
61

kematian Engeline. Hal tersebut dilakukan Agus karna ia dijanjikan akan

diberikan uang sebesar Rp 2 Miliar oleh ibu angkat Engeline, Margriet.Who, yaitu

Anggota Komisi III DPR RI Akbar Faisal.Why, setelah dijelaskan, ternyata Agus

menyetujui untuk membunuh Engeline karena, dijanjikan uang Rp 2 Miliar oleh

ibu angkat Engeline sendiri. When, wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 13

Juni 2016 .Where, wawancara berlangsung di markas Polresta Denpasar,

Bali.Anggota Komisi III DPR RI Akbar Faisal berpendapat secara detail (how)

bahwa Agus mengaku bahwa ia membunuh Engeline atas perintah Margriet.

Perintah tersebut disetujui Agus lantaran ia dijanjikan uang dengan jumlah yang

banyak oleh ibu angkat Engeline. Keterangan ini diyakini oleh Akbar Faisa

diberikan oleh Agus dalam kondisi yang baik dan tanpa adanya tekanan.

Dengan cara seperti itu, Metrotvnews.com ingin menekankan kepada

khalayak bahwa argumen Agus yang disampaikan oleh Akbar Faisal bisa

dipercaya . Sehingga khalayak dibuat yakin bila ibu angkat Engeline terlibat besar

dalam kasus yang menimpa anak angkatnya sendiri bahkan memiliki

kemungkinan sebagai tersangka utama .

c. Struktur Tematik

Dari struktur tematik, berita tersebut membawa dua tema besar yang ingin

disampaikan kepada khalayak. Tema pertama, Metrotvnews.com ingin

menunjukkan bahwa Agus bukanlah pelaku tunggal dari pembunuhan Engeline .

Dalam tema ini, Metrotvnews.com menguraikian bahwa pembunuhan yang Agus

lakukan di latarbelakangi perintah dari ibu angkat Engeline, Margriet yang

menjanjikan uang sebesar 2 Miliar akan diberikan kepada Agus. Namun


62

sayangnya, sampai Agus ditetapkan menjadi tersangka uang imbalan tersebut

tidak pernah diterima oleh Agus .

Tema kedua, setelah Agus mengeluarkan keterangan tersebut, masih

belum ada perubahan statusMargriet dari saksi menjadi tersangka.Dalam

pemberitaan juga dijelaskan, bahwa Agus memberikan keterangan dalam kondisi

yang baik dan tanpa tekanan. Namun, jika proses penyidikan terhadap bercak

darah yang ditemukan di kamar Margriet mengarah pada darah Engeline,

perubahan status saksi memungkinkan berbalik menjadi status tersangka.

Dengan cara penulisan seperti itu, khalayak diarahkan untuk berfikir

bahwa pengakuan Agus yang disampaikan Akbar Faisal mengarah pada Margriet

selaku ibu angkat Engeline yang seharusnya turut dijadikan tersangka lantaran

terlibat dengan kasus pebunuhan anak angkatnya sendiri. Perangkat framing yang

digunakan dalam tema-tema tersebut ialah kata penghubung “sementara” .

Dengan penulisan tersebut, Metrotvnews.com ingin menjelaskan bahwa setiap

paragraph saling terkait antara kalimat satu dengan kalimat lainnya .

d. Struktur Retoris

Frame Metrotvnews.com yang menyatakan bahwa Agus membunuh

Engeline atas perintah Margriet juga didukung oleh penekanan aspek-aspek

retoris. Retorika yang dipakai adalah penekanan alasan Agus menyetujui perintah

Margriet dilatar belakangi dengan janji bahwa Agus akan diberi uang dalam

jumlah yang besar oleh Margriet. Dengan adanya kata-kata tersebut, berita ini

ingin menyampaikan bahwa orang tua angkat Engeline, yakni Margriet memiliki
63

kemungkinan besar menjadi dalang dari kasus pembunuhan dan harus segera

ditetapkan statusnya sebagai tersangka .

Tabel 3

Frame Metrotvnews.com: Bunuh Angeline, Margaret Janji Bayar Agus Rp2

Miliar

Elemen Strategi Penulisan

Sintaksis Dalam teks berita tersebut, Metrotvnews.com mewawancarai


satu narasumber, yaitu Anggota Komisi III DPR RI Akbar
Faisal. Akbar Faisal menyampaikan bahwa Agus mengaku
bukan sebagai eksekutor tunggal terhadap Engeline. Namun ia
akan dibayar ibu angkat Engeline, Margriet sebesar Rp2
miliar apabilasudah membunuh Engeline. Dimana nantinya
uang itu akan dibayarkan pada tanggal 27 Juli 2015. Sehingga,
Pemilihan narasumber tersebut dapat dimaknai bahwa
Metrotvnews.com ingin menunjukkan bahwa, Agus bukanlah
satu-satunya pelaku yang terlibat pada kasus ini
Skrip What adalah pengakuan Agus selaku tersangka pembunuhan
Engeline bahwa dia bukanlah satu-satunya pelaku tunggal
yang terlibat pada kasus kematian Engeline. Hal tersebut
dilakukan Agus karna ia dijanjikan akan diberikan uang
sebesar Rp 2 Miliar oleh ibu angkat Engeline, Margriet. Who,
yaitu Anggota Komisi III DPR RI Akbar Faisal. Why, setelah
dijelaskan, ternyata Agus menyetujui untuk membunuh
Engeline karena, dijanjikan uang Rp 2 Miliar oleh ibu angkat
Engeline sendiri. When, wawancara tersebut dilakukan pada
tanggal 13 Juni 2016 .Where, wawancara berlangsung di
markas Polresta Denpasar, Bali. Anggota Komisi III DPR RI
Akbar Faisal berpendapat secara detail (how) bahwa Agus
mengaku bahwa ia membunuh Engeline atas perintah
Margriet. Perintah tersebut disetujui Agus lantaran ia
dijanjikan uang dengan jumlah yang banyak oleh ibu angkat
Engeline. Keterangan ini diyakini oleh Akbar Faisa diberikan
oleh Agus dalam kondisi yang baik dan tanpa adanya tekanan.
Tematik (1)Metrotvnews.com ingin menunjukkan bahwa Agus
bukanlah pelaku tunggal dari pembunuhan Engeline. (2)
setelah Agus mengeluarkan keterangan tersebut, masih belum
ada perubahan status Margriet dari saksi menjadi tersangka.
64

Retoris Retorika yang dipakai adalah penekanan alasan Agus


menyetujui perintah Margriet dilatar belakangi dengan janji
bahwa Agus akan diberi uang dalam jumlah yang besar oleh
Margriet. Dengan adanya kata-kata tersebut, berita ini ingin
menyampaikan bahwa orang tua angkat Engeline, yakni
Margriet memiliki kemungkinan besar menjadi dalang dari
kasus pembunuhan dan harus segera ditetapkan statusnya
sebagai tersangka .

3.Frame Metrotvnews.com: Setelah Angeline Hilang, Ibu Angkat Gelar Pesta

di Vila Mewah

Setelah diketahui, beberapa hari setelah Engeline dilaporkan hilang oleh

ibu angkatnya sendiri, ditemukan keterangan bahwa ibu angkatnya, Margriet

menggelar pesta di sebuah villa mewah yang terletak di Bali, pihak

metrotvnews.com pun membuat berita mengenai keterangan tersebut dengan judul

“Setelah Angeline Hilang, Ibu Angkat Gelar Pesta di Vila Mewah.” pada tanggal

16 Juni 2015 . Dalam pandangan Metrotvnews.com hal tersebut sungguh terlihat

sangat ironis.Terkesan bahwa ada yang tidak benar pada ibu angkat Engeline

sehingga dengan tega menggelar pesta yang diadakan beberapa hari setelah

Margriet sendiri melaporkan kasus hilangnya Engeline .Hal ini memperlihatkan,

bagaimana Metrotvnews.com melakukan strategi wacana tertentu dalam berita

untuk mengarahkan pembaca dengan konten berita yang dimuat .

a. Struktur Sintaksis

Dari analisis sintaksis,headline judul yang ditampilkan oleh

Metrotvnews.com menunjukkan sebuah penggambaran yang ironis terkait

digelarnya pesta mewah yang diadakan oleh ibu angkat Engeline setelah beberapa
65

hari ia melaporkan Engelne hilang. Hal ini juga dapat dilihat dari lead yang dibuat

oleh metrotvnews.com, sebagai berikut :

“Margaret C Megawe menggelar pesta pora di vila mewahnya di


kawasan Banjar Babakan, Canggu, Kuta Baru, Bali. Pesta
berlangsung beberapa hari setelah Margaret melapor ke polisi
soal anak angkatnya, Angeline, hilang saat bermain di depan
rumah mereka.”
Dengan lead ini, Metrotvnews.commemperlihatkan bahwa tidak ada

perasaan duka atau khawatir yang ditperlihatkan oleh Margriet sendiri setelah ia

melaporkan Engeline hilang. Adanya berita mengenai pesta ini berlatar belakang

dari kasus hilangnya Engeline yang dilaporkan oleh Margriet, namun berujung

dengan jenazah Engeline yang ditemukan di kediaman Margriet sendiri.

Dalam teks berita tersbut, Metrotvnews.com mewawancarai satu

narasumber yaitu, Putu Suwirta sebagai pejabat desa Banjar Babakan,

Denpasar,Bali. Putu Suwirta membenarkan tentang adanya pesta yang digelar

oleh keluarga Margriet .

Metrotvnews.com juga memperlihatkan bagaimana susunan kutipan

wawancara terhadao sumber di dalam teks. Dalam pemberitaan tersebut, terdapat

satu narasumber yaitu, Putu Suwirta . Pemilihan narasumber tersebut dapat

dimaknai bahwa Metrotvnews.com ingin menunjukan sikap berbalik Margriet

yang sama sekali tidak memperlihatkan kesedihan setelah melaporkan anaknya

hilang. Terlebih keterangan ini juga dibenarkan oleh pejabat desa yang bertugas di

dearah tempat pesta tersebut diadakan. Adapun kutipannya sebagi berikut:

"Ya pernah (menggelar pesta)."


66

Diakhir berita, Metrotvnews.com memberitahukan bahwa status Margriet

yang semula menjadi saksi sudah berubah menjadi status tersangka. Hanya saja,

penetapan status tersangka ini bukanlah untuk kasus pembunuhan Engeline,

melainkan dalam kasus penelantaran anak .

b. Struktur Skrip

Sementara dari segi skrip, cara wartawan mengisahkan peristiwa tersebut

belum cukup lengkap. Unsur 5W+1H di Metrotvnews.com sangat penting karna

hal tersebut merupakan komponen penting dalam suatu berita, benar tidaknya

suatu fakta yang diberitakan. Akan tetapi unsur 5W + 1H di media online tidak

selengkap media cetak, karena di media online kecepatan yang lebih diutamakan.

Namun demi meminimalisir kesalahan dalam berita, Metrotvnews.com tidak

pernah lupa untuk menyelipkan berita sebelumnya dari kasus yang sama, agar

pembaca yang tidak mengikuti pemberitaan dari awal bisa memahami

perkembangan berita yang dibacanya.

What adalah Margriet selaku ibu angkat Engeline dikabarkan tengah

mengadakan pesta di kawasan villa mewah Bali usai beberapa hari melaporkan

kasus Engeline yang tengah hilang. Who, yaitu Putu Suwirta selaku narasumber

.When,wawancara dilakukan pada tanggal 16 Juni 2015. Where, wawancara

berlangsung di kawasan Banjar Babakan, Canggu, Kuta Baru, Bali .How, Putu

suwirta membenarkan mengenai pesta yang diadakan ibu angkat Engeline

beberapa hari setelah Engeline dilaporkan hilang .


67

Dengan cara seperti itu, Metrotvnews.com ingin menekankan kepada

khalayak bahwa argument dari pejabat desa Banjar Babakan, Bali tersebut turut

menduga bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam kasus hilangnya Engeline .

Hal ini lantaran, dengan adanya pesta yang digelar ibu angkat Engeline

menimbulkan makna bahwa ibu angkat terlihat tidak terlalu memperdulikan kasus

kehilangan anaknya atau mungkin sudah mengetahui bahwa anaknya sudah

meninggal di kediamannya sendiri .

c. Struktur Tematik

Dari struktur tematik berita tersebut membawa dua tema besar yang ingin

disampaikan pada khalayak .Tema pertama, Margriet dikabarkan tengah

menggelar pesta mewah usai melaporkan kasus anak hilang Engeline kepada

polisi.Keterangan ini semakin diperkuat setelah pejabat desa yang bertugas di

tempat pesta diadakan membenarkan mengenai adanya pesta tersebut.Tema kedua

menjelaskan perubahan status Margriet dari saksi menjadi tersangka dalam kasus

penelantaran angkat, bukan kasus pembunuhan Engeline. Tema-tema diatas

disusun dengan jelas sehingga elemen wacana detail terpenuhi di dalam teks.

Detail tema terletak pada kabar ibu angkat Engeline, Margriet yang mengadakan

pesta usai melaporkan anak angkatnya hilang yang kemudian dilanjutkan dengan

berubahnya status Margriet dari saksi menjadi tersangka.. Dalam penjelasan

perubahan status Margriet, berita ini diletakkan dalam satu paragraph yang sama

dengan pemberitaan Agus sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Engeline.

Dari cara penulisan diatas, khalayak diajak berpikir bahwa Agus dan

Margriet saling bekerja sama untuk menghilangkan nyawa Engeline. Ditambah


68

dengan keterangan dari Putu Suwarta selaku pejabat desa di Bali yang

membenarkan bahwa Adanya pesta yang digelar Margriet usai melaporkan kasus

Engeline yang hilang ketika bermain di halaman rumah .Perangkat framing yang

digunakan dalam tema-tema tersebut adalah kata sambung “kemudian” dan

“sementara”. Dalam penulisan tersebut, Metrotvnews.com ingin menjelaskan

bahwa setiap kalimat dan paragraph saling berkaitan .

d. Struktur Retoris

Frame Metrotvnews.com yang menyatakan bahwa Margriet, ibu angkat

Engeline menggelar pesta dikawasan villa mewah daerah Bali didukung jyga oleh

penekanan aspek retoris. Retorika yang dipakai adalah penegasan bahwa, Pejabat

desa Banjar Babakan, Bali, membenarkan bahwa Margriet mengadakan pesta di

daerah tempat ia bertugas. Dengan adana berita tersebut, berita ini ingin

menunjukkan bahwa Margriet tidak menunjukkan keseriusan atau kesedihan

setelah melaporkan anak angkatnya yang hilang . Dengan adanya foto ilustrasi

orang tua kandung Engeline yang terduduk lemas setelah mendapati anak

kandung mereka meninggal, merupakan salah satu bukti bahwa keadaan tersebut

sangat berbanding terbalik dengan Margriet yang terlihat tidak begitu menyayangi

anak yang sudah 8 tahun diadopsinya .


69

Tabel 4

Frame Metrotvnews.com:Setelah Angeline Hilang, Ibu Angkat Gelar Pesta di

Vila Mewah

Elemen Strategi Penulisan

Sintaksis Dalam teks berita tersbut, Metrotvnews.com mewawancarai


satu narasumber yaitu, Putu Suwirta sebagai pejabat desa
Banjar Babakan, Denpasar,Bali. Putu Suwirta membenarkan
tentang adanya pesta yang digelar oleh keluarga Margriet .
Sehingga hal ini dapat dimaknai bahwa Metrotvnews.com
ingin menunjukan sikap berbalik Margriet yang sama sekali
tidak memperlihatkan kesedihan setelah melaporkan anaknya
hilang. Terlebih keterangan ini juga dibenarkan oleh pejabat
desa yang bertugas di dearah tempat pesta tersebut diadakan.

Skrip What adalah pengakuan Agus selaku tersangka pembunuhan


Engeline bahwa dia bukanlah satu-satunya pelaku tunggal
yang terlibat pada kasus kematian Engeline. Hal tersebut
dilakukan Agus karna ia dijanjikan akan diberikan uang
sebesar Rp 2 Miliar oleh ibu angkat Engeline, Margriet. Who,
yaitu Anggota Komisi III DPR RI Akbar Faisal. Why, setelah
dijelaskan, ternyata Agus menyetujui untuk membunuh
Engeline karena, dijanjikan uang Rp 2 Miliar oleh ibu angkat
Engeline sendiri. When, wawancara tersebut dilakukan pada
tanggal 13 Juni 2016 .Where, wawancara berlangsung di
markas Polresta Denpasar, Bali. Anggota Komisi III DPR RI
Akbar Faisal berpendapat secara detail (how) bahwa Agus
mengaku bahwa ia membunuh Engeline atas perintah
Margriet. Perintah tersebut disetujui Agus lantaran ia
dijanjikan uang dengan jumlah yang banyak oleh ibu angkat
Engeline. Keterangan ini diyakini oleh Akbar Faisa diberikan
oleh Agus dalam kondisi yang baik dan tanpa adanya
tekanan.
Tematik (1)Margriet dikabarkan tengah menggelar pesta mewah usai
melaporkan kasus anak hilang Engeline kepada polisi.
70

Keterangan ini semakin diperkuat setelah pejabat desa yang


bertugas di tempat pesta diadakan membenarkan mengenai
adanya pesta tersebut. (2) Menjelaskan perubahan status
Margriet dari saksi menjadi tersangka dalam kasus
penelantaran anak, namun bukan kasus pembunuhan
Engeline.
Retoris Retorika yang dipakai adalah penegasan bahwa, Pejabat desa
Banjar Babakan, Bali, membenarkan bahwa Margriet
mengadakan pesta di daerah tempat ia bertugas. Dengan
adana berita tersebut, berita ini ingin menunjukkan bahwa
Margriet tidak menunjukkan keseriusan atau kesedihan
setelah melaporkan anak angkatnya yang hilang namun dapat
dimaknai mungkin sesungguhnya Margriet sudah mengetahui
bahwa Engeline sudah dalam keadaan tak bernyawa . Dengan
adanya foto ilustrasi orang tua kandung Engeline yang
terduduk lemas setelah mendapati anak kandung mereka
meninggal, merupakan salah satu bukti bahwa keadaan
tersebut sangat berbanding terbalik dengan Margriet yang
terlihat tidak begitu menyayangi anak yang sudah 8 tahun
diadopsinya .
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis framing yang terdapat pada pemberitaan kasus pembunuhan

Engeline berdasarkan teori Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki mengarah pada

cara media online Metrotvnews.com menekankan aspek-aspek tertentu dalam

mengemas pemberitaan kasus pembunuhan tersebut. Dalam pemberitaan yang di

publikasikan, teks sangat mempengaruhi pendapat khalayak pembaca terhadap

siapa yang bersalah dalam peristiwa tersebut. Dari pembahasan bab sebelumnya,

maka penulisan bisa menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat beberapa perbedaan yang dapat dilihat dari tampilan ketiga berita

tersebut. Pada unsur Sintaksis, peristiwa penemuan jenazah Engeline pada

tanggal 10 Juni yang mengundang tangis warga sekitar namun malah tidak

dihadiri oleh keluarga angkatnya, dipahami sebagai bentuk sesuatu yang

ironis. Hal ini terlihat dari jenazah Engeline yang ditemukan di kediaman

ibu angkatnya sendiri. Tanggal 13 Juni, pelaku pembunuhan Engeline

terungkap. Namun pelaku pembunuhan tetap mengakui bahwa terdapat

campur tangan ibu angkat Engeline di balik kasus pembunuhan yang telah

dilakukan. Tanggal 16 Juni pemberitaan mengenai orang tua angkat

Engeline menggelar pesta usai melaporkan kasus kehilangan Engeline

dimaknai sebagai keadaan miris yang dilakukan seorang ibu setelah

mendapati anaknya yang dinyatakan pihak polisi tengah menghilang.

76
77

2. Unsur kedua adalah skrip, yakni bagaimana ketiga tanggal tersebut

menerangkan unsur 5W+1H yang terdapat pada pemberitaan. Unsur 5W

+1H tersebut dipakai sebagai sebuah penekanan untuk menunjang

headlinedan leadyang digunakan pada berita. Hanya saja, ketiga tanggal

tersebit memiliki kesamaan bahwa keterangan-keterangan dari narasumber

hampir seluruhnya memberikan penekanan bahwa ibu angkat Engeline

terlibat sebagai tersangka kasus pembunuhan Engeline bukan hanya

menjadi tersangka kasus penelantaran anak .

3. Dengan memperhatikan kemasan berita yang disodorkan insan media,

tampak bahwa unsur retoris yang dibingkai pada tanggal 10 Juni

memperlihatkan sisi ironis dari penemuan jenazah Engeline yang

ditemukan di rumah keluarga angkatnya sendiri yang mana baru saja

melaporkan kasus kehilangan Engeline beberapa pekan lalu. Tanggal 13

Juni pemberitaan dibingkai bahwa setelah ditemukan tersangka

pembunhan Engeline, orang tua angkat Engeline, Margriet juga turut

terlibat dalam meninggalnya Engeline meskipun ia masih berstatus sebagai

saksi. Sementara tanggal 16 Juni pemberitaan dibingkai dengan kabar

bahwa ibu angkat Engeline, Margriet mengadakan pesta di villa mewah,

Bali setelah usai melaporkan Engeline yang tengah hilang ke pihak

kepolisian.

4. Unsur yang terakhir adalah Tematik, yakni bagaimana ketiga berita

tersebut membawa beberapa tema besar yang akhirnya memberikan

penekanan yang dimaknai bahwa ibu angkat Engeline terlibat dalam kasus

pembunhan anak angkatnya sendiri. Pada tanggal 10 Juni memberikan


78

penekanan tidak layaknya tempat jenazah Engeline yang ditemukan

terkubur di dekat kandang ayam, dan berada dibawah tumpukan sampah

tempat tinggal ia dan ibu angkatnya sendiri. Namun selama penemuan,

tidak ada satupun keluarga angkat yang menyaksikan proses tersebut.

Tanggal 13 Juni memberikan penekanan ibu angkat Engeline turut

menjadi dalang dalam kasus pembunuhan anak angkatnya sendiri meski

pada saat itu statusnya masih sebagai saksi . Tanggal 16 Juni memberikan

penekanan bahwa Margriet mengadakan pesta usai melaporkan kasus

hilangnya Engeline kepada pihak kepolisian, hal ini memberikan kesan

bahwa Margriet seperti tidak simpatik terhadap anak angkatnya yang

hilang dan memiliki kemungkinan Margriet sendiri sudah mengetahui

bahwa Engeline sudah tidak bernyawa .

5. Saran-saran

Adapun saran yang akan penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

a. Peneliti berharap kepada Metrotvnews.com untuk terus meningkatkan

kualitas setiap pemberitaannya dalam menampilkan berita yang selalu

teraktual agar Metrotvnews.com selalu dekat di hati pembaca sehingga

pesan-pesan yang disampaikan akan dengan mudah disampaikan tepat

pada sasarannya dan juga dapat diaplikasi.

b. Media dalam menulis beritanya pasti mengusung kepentingan dan

pandangan media tersebut, namun yang menjadi harapan sekaligus saran

penulis agar Metrotvnews.com didalam menyajikan beritanya harus tetap

menjunjung tinggi kode etik jurnalistik sehingga berita tetap seimbang


79

atau setidaknya pembaca memberikan penilaian dan pandangan objektif,

arif dan bijaksana.

c. Hendaknya media massa mempunyai sikap independen dan objektif serta

mempunyai sikap arif dan bijak dalam mengkonstruksikan suatu peristiwa

atau fakta dan menjadikan berita mempunyai nilai moral. Diharapkan

metrotvnews.com bisa menajikan berita yang berimbang agar masyarakat

bisa mengetahui detail pemberitaan secara luas .


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
Bungin, Burhan. 2007. SosiologiKomunikasi: Teori,Paradigma, dan Diskursus
Teknologi,Komunikasi di Masyarakat.Jakarta: Kencana.

Eriyanto. 2007.Analisis Framing:Konstruksi,Ideologi,dan Politik Media.


Yogyakarta: LKIS

Eriyanto.2001.Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.Yogyakarta:


LKIS
Marshal Mc Luhan. 1998.Understanding Media: The Exstention Of Man.
Cambridge: THE MIT Pres

Hasan Alwi dkk.2000.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: BalaiPustaka

Ispum Loren.2007. Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi


Petugas Kesehatan Jakarta: Bhakti Husada.
Jumroni, Suhaemi.2006. Metode-metode Penelitian Komunikasi . Jakarta: UIN
Jakarta Press

Kriyantono Rachmat.2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi . Jakarta: Kencana


Prenada Media Group

Kurniawan.2001. Semiologi Roland Barthes.Magelang: Indonesiatera

Nugroho, Eriyanto, dkk.1999. Politik Media Mengemas Berita. Jakarta: Institut


Studi Arus Informasi

Stephen D.Rheese, Pamela J. Shoemeker 1996.Mediating the Message: Theories


of Influence on Mass Media Conten. New York: Longman Publishing
Group.
Shodia Muhammad, Imam Muttaqin. 2003.Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: PustakaBelajar.

Salim peter, Yeni Salim.2002.Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:


Modern English Pers

Sobur Alex. 2006. AnalisisTeks Media. Bandung: PT RemajaRosdaKarya

80
Siahaan, Hotman. 2001. “Pers Yang Gamang: Studi Pemberitaan Jajak Pendapat
Timor timur”Jakarta: Institut Studi Arus Informasi

Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki. Framing Analysis: An Approach to News


Discourse .Politicial Communication

Artikel Lain :
www.Metrotvnews.com

http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kronologi-lengkap-hilangnya-angeline-
hingga-ditemukan-tewas.ht

http://news.metrotvnews.com/read/2015/06/10/403413/jenazah-angeline-
diangkat-ratusan-warga-menangis

http://news.metrotvnews.com/read/2015/06/13/404231/bunuh-angeline-margaret-
janji-bayar-agus-rp2-miliarartikel

http://news.metrotvnews.com/read/2015/06/16/404966/setelah-angeline-hilang-
ibu-angkat-gelar-pesta-di-vila-mewah

81

Anda mungkin juga menyukai