Anda di halaman 1dari 13

New Normal dalam Bisnis : Hal Apa

Saja yang harus Diperhatikan?


Keadaan Bisnis Pasca Pandemi
Penyebaran COVID-19 telah mengubah cara kita hidup dan bekerja dengan cara yang
kita pikir tidak mungkin terjadi selama ini. New normal untuk bisnis saat ini mencakup
kegiatan  work from home atau bekerja dari rumah, banyak pekerja yang sakit secara
bersamaan, gangguan rantai pasokan, krisis keuangan, pembayaran kredit yang tidak
pasti, dan mekanisme penerapan program pemerintah baru.

Sebagian besar bisnis dan organisasi telah membuat rencana penanggulangan krisis
mereka dan menyesuaikannya dengan keadaan pada saat pandami berlangsung. Tapi
apa yang terjadi selanjutnya jika pandemi belum selesai, namun keadaan memaksa kita
untuk melanjutkan bisnis dalam keadaan new normal?

Dalam survei PwC 14 April terhadap otoritas keuangan global, 71 persen responden


mengatakan ketakutan terbesar mereka adalah resesi global, naik dari 67 persen pada
30 Maret; 77 persen mengatakan mereka melihat langkah-langkah pengendalian biaya,
dan 65 persen berpikir tentang menunda atau membatalkan investasi. Dalam
lingkungan ini, CEO harus membuat keputusan sulit. Tindakan yang mereka ambil
sekarang harus cepat dan tepat, tetapi harus juga selaras dengan tujuan perusahaan.

Baca juga : Accurate Online sebagai Alat yang Tepat bagi Bisnis di Masa WFH

Kunci keberhasilan untuk melewati fase new normal pada bisnis adalah persiapan,
ketangkasan, data yang akurat, dan kesediaan untuk menghasilkan ide-ide bagus dari
setiap lapisan dan divisi perusahaan.

Banyak bisnis menghabiskan beberapa minggu pertama krisis untuk meninjau rencana
kesinambungan, mendirikan pusat komando krisis, dan memastikan keselamatan dan
keamanan pekerja mereka.

Dengan demikian, kita berharap semua bisnis memasuki gelombang “stabil” dari model
krisis tiga gelombang (lihat “Tiga gelombang respons krisis COVID-19 pada gambar
dibawah”), di mana perusahaan belajar untuk beroperasi dalam fase “new normal”.
Sebagian besar fokus dalam gelombang stabilisasi adalah pada penerapan langkah-
langkah taktis untuk mempertahankan nilai bisnis, termasuk analisis likuiditas,
perencanaan skenario operasional, dan penilaian berbagai program stimulus
pemerintah.

Sumber : PwC

Untuk membantu mengelola situasi saat ini dan mempersiapkan apa yang terjadi dalam
minggu-minggu mendatang saat terjadi kondisi new normal, kami telah membantu
memecah beberapa poin penting yang harus diperhatikan untuk menghadapi fase new
normal pada bisnis menjadi enam bidang utama.

Membuat rencana dan jalur tanggung jawab yang terpisah untuk masing-masing, dan
memberdayakan para pembuat keputusan untuk bertindak. Enam bidang utama
tersebut adalah :

 Manajemen krisis
 Tenaga kerja
 Rantai pasokan
 Pajak dan perdagangan
 Keuangan dan likuiditas
 Strategi dan merek

Banyak tindakan yang dilakukan selama tiga gelombang tumpang tindih dan
berkembang seiring waktu. Misalnya, tim manajemen krisis yang dibentuk dalam
gelombang mobilisasi akan terus berfungsi ketika kondisi stabil, karena kemungkinan
akan ada situasi krisis baru.

Bisnis Anda pun perlu fokus pada masalah keuangan, pajak, dan operasi rantai pasokan
di ketiga gelombang. Bisnis dengan operasi di wilayah yang berbeda akan menemukan
bahwa operasi mereka akan berubah tergantung pada tindakan yang diambil
pemerintah untuk mengatasi krisis.

Beberapa daerah mungkin mulai memberlakukan peraturan yang lebih ketat tentang
mobilisasi untuk meminimalisir penyebaran atau gelombang ke dua seperti yang terjadi
di Jakarta saat ini.

Baca juga : 4 Tips untuk Memastikan Bisnis Anda tidak Melambat Saat Pandemi

6 Hal yang harus Diperhatikan Bisnis


pada saat New Normal
1. Manajemen krisis
Peran manajemen krisis akan selalu di butuhkan dalam keadaan apapun, terlebih pada
masa new normal dalam bisnis Anda. Memiliki tim manajemen krisis yang berdedikasi
membebaskan para pekerja  lainnya untuk fokus pada lima hal utama yang tersisa.
Bayangkan, jika para pekerja hanya berfokus pada pemadaman api, maka kebakaran
akan menjadi preseden, dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan.

Itulah sebabnya penting untuk mendirikan pusat komando krisis untuk mengelola
tantangan logistik dan strategis dan memberikan informasi terkini yang berdasarkan
fakta kepada para pemimpin dan semua karyawan. Setiap anggota tim, mulai dari
pimpinan eksekutif, harus tahu siapa melakukan apa.

Ini akan menjadi peran tim  untuk memastikan semua stakeholder, pelanggan dan
pemasok hingga manajemen internal, mendapat informasi hingga keputusan pada
bisnis. Jika sebuah pusat komando sudah ada, sekarang adalah waktu yang tepat untuk
menilai titik-titik pada risiko dan melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam bisnis

Baca juga : 10 Cara Mengetahui Masalah Bisnis dan Pemecahannya dalam dengan
Cepat

2. Tenaga kerja
Karyawan adalah aset terbesar perusahaan dan pada saat pandemi terjadi, banyak
karyawan Anda akan khawatir tentang pekerjaan dan masa depan mereka. Pemimpin
perlu berkomunikasi dengan jelas terhadap langkah-langkah apa yang mereka ambil
untuk mengamankan karyawan mereka.
Langkah pertama bagi banyak perusahaan adalah menentukan kelompok kegiatan
produksi yang masih dapat beroperasi, dan menetapkan karyawan mana yang
melakukan pekerjaan tersebut dan karyawan mana pada keseluruhan organisasi yang
memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mendukungnya.

Dengan langkah ini, Anda juga dapat melihat kesenjangan dalam keterampilan tenaga
kerja dan menjadi saat yang tepat untuk mempercepat upskilling untuk menutupi celah-
celah bisnis agar terus beroperasi atau bisnis Anda akan memauki masa kritis ketika
pandemi mereda secara keseluruhan.

Baca juga : 5 Tips Meminimalkan Kerugian Restoran Anda Dimasa Pandemi

Bagi perusahaan yang tiba-tiba harus mengembangkan kebijakan kerja dari rumah,
sekaranglah saatnya untuk memastikan bahwa karyawan Anda tetap produktif dan
aman saat bekerja dari rumah.

Apakah mereka memiliki alat yang tepat? Apakah teknologi yang mereka punya sudah
sesuai dan aman? Semua orang sekarang tahu bahwa orang-orang bekerja dari rumah
dan kemungkinan karyawan Anda memiliki akses ke materi atau konten sensitif, mereka
tidak lagi dilindungi oleh keamanan kantor. Dapatkah bisnis Anda bertahan melawan
serangan fisik dan cyber?

Kekhawatiran likuiditas keuangan menyebabkan banyak perusahaan untuk


mempertimbangkan merumahkan karyawan, atau pemutusan hubungan kerja.
Tantangan ekonomi sangat nyata, dan tindakan ini tidak dapat dihindari untuk beberapa
bisnis.

Bagi banyak bisnis, cara terbaik kita dapat membantu perekonomian adalah menjaga
orang-orang kita tetap bekerja. Memotong pengeluaran  untuk mempertahankan
keuntungan hanya dapat membuat kita semakin terjerumus ke dalam resesi.

Sebagian besar perusahaan akan menghadapi pilihan sulit yang sama. Target laba yang
direncanakan akan tidak sesuai karena adanya pandemi ini yang tidak seorang pun
dapat mengantisipasinya dan dapat dipahami bahwa bisnis akan kehilangan target ini.

Efisiensi tenaga kerja dapat membantu bisnis Anda untuk melewati masa new normal,
termasuk dampak dari program pemerintah dan keringanan pajak, dan memungkinkan
bisnis untuk menggunakan pemutusan hubungan kerja sebagai upaya terakhir.

Baca juga : Accurate Online X Paybill : Solusi Kemudahan Kelola Tagihan pada Bisnis
3. Rantai pasok
Dalam dunia manufaktur global, banyak bisnis yang terperangkap dan merugi karena
COVID-19 akibat mengganggu rantai pasokan bisnis. Mereka harus bertindak cepat
agar dapat memastikan bahwa proses produksi dan pengelolaan stok tidak terpengaruh
oleh zona karantina dan tidak dapat dikirim.

Terutama jika bisnis tersebut melakukan ekspor ke negara yang menerapkan


aturan  lockdown total,  masalah seperti ini tidak akan segera hilang pada waktu dekat
ini.

Bisnis perlu memeriksa ketersediaan di seluruh rantai pasokan dan secara realistis
menilai permintaan mengingat ekonomi dunia melambat akibat pandemi ini, tetapi
mereka juga perlu membuat rencana untuk mengaktifkan kembali pesanan setelah
pembatasan dicabut dan permintaan mulai tumbuh pada masa new normal.

Kami akan menyarankan bisnis untuk menggunakan semua teknologi yang tersedia
untuk secara proaktif memodelkan operasi rantai suplai dan mencari untuk
mengumpulkan data terbaru, contohnya adalah dengan menggunakan software
pembukuan yang memiliki fitur pengelolaan stok, bahan baku, dan multi gudang.

Baca juga : Scuto Indonesia : Pengelolaan Banyak Cabang lebih Mudah dengan
Accurate Online

4. Pajak dan perdagangan


Pemerintah mengubah peraturan pemungutan pajak sebagai stimulus terhadap COVID-
19. Pemerintah memberikan insentif pajak kepada wajib pajak, akhirnya pemerintah
melalui menteri keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23 Tahun
2020 (PMK 23 Tahun 2020) Tentang Instentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak
Wabah Virus Covid-19. Pemberian insentif ini sebagai respon dari pemerintah atas
menurunnya produktivitas para pelaku usaha

Selain itu, perusahaan harus mempertimbangkan opsi likuiditas finansial mereka: Bank
Indonesi memberi kebijakan penundaan angsuran pokok dan pemberian subsidi bunga
untuk kredit usaha menengah (kredit Rp500 juta s.d. Rp10 miliar) melalui BPR,
perbankan dan perusahaan pembiayaan sebesar 3% selama 3 bulan pertama, dan 2%
selama 3 bulan kedua.
Ada juga, penundaan cicilan pokok dan pemberian subsidi bunga untuk Ultra Mikro
(UMi), Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), dan Pegadaian selama 6 bulan
sebesar 6%.

Gunakanlah paket stimulus pemerintah dan opsi utang atau ekuitas lainnya, sebagai
tambahan dana ketika perusahaan ingin mengembangkan strategi mereka untuk
menghidupkan kembali operasi bisnis mereka pada masa new normal.

Baca juga : Belum Lapor Pajak Badan Usaha? Tenang, di Accurate Online Bisa!

5. Keuangan dan likuiditas


Mengelola likuiditas adalah prioritas utama untuk menjaga agar perusahaan tetap
beroperasi dan perencanaan likuiditas akan membantu manajemen. Ini dapat
mencakup perkiraan arus kas jangka pendek  dengan jangka wakru 13 minggu yang
dapat diuji terhadap skenario terbaik dan terburuk. Bisnis harus meninjau dan
memantau arus kas saat ini dan berkelanjutan pada masa new normal, yang mungkin
termasuk strategi perlindungan nilai

Perusahaan harus menyiapkan daftar pemasok utama dan pembayaran mendesak yang
harus dilakukan untuk memastikan kelangsungan operasional; pada saat yang sama,
mereka harus mencari tahu di mana mereka dapat menghemat uang dan menekan
pengeluaran. Jika memungkinkan, Anda harus mengidentifikasi ketersediaan modal
kerja dan dengan cepat mengubahnya menjadi uang tunai.

Langkah kedua setelah menganalisis likuiditas adalah fokus pada pengamanan kas
dengan menggunkan stimulus yang telah diberikan oleh Negara. Kemungkinannya
berkisar dari paket retensi pekerjaan – di mana pemerintah setuju untuk menunda
pemberian THR pada saat lebaran hingga pinjaman berbunga rendah.

Pembukuan juga merupakan hal penting yang harus Anda lakukan pada masa new
normal dalam bisnis. Dengan pembukuan yang sesuai standar, Anda bisa mendapatkan
laporan keuangan dan data finansial yang bisa menjadi pertimbangan penting bagi
Anda yang ingin melakukan perencanaan bisnis Anda.

Gunakanlah software akuntansi berbasis cloud yang akan memudahkan proses


pembukuan bisnis Anda kapanpun dan dimanapun Anda mau. Salah satu software
akuntansi cloud terbaik buatan Indonesia adalah Accurate Online yang bisa Anda coba
secara gratis selama 30 hari melalui tautan ini.

Baca juga : Pantau Keuangan Bisnis saat #dirumahaja dengan Accurate Online
6. Strategi dan merek
Bagaimana pelanggan Anda melihat prospek dan tindakan Anda? Sekarang adalah
waktu untuk melindungi pertumbuhan dan profitabilitas Anda dengan memahami apa
yang dilakukan pasar dan mempelajari trennya.

Anda akan memerlukan latihan pemodelan keuangan yang lebih sering karena situasi
terus tidak stabil selama masa new normal. Anda dapat mempertimbangkan untuk
memasukkan cara-cara baru yang sukses dan berhasil selama masa pandemi
sebelumnya, misalnya menjual produk Anda secara online atau menerapkan pengiriman
pesanan gratis.

Ingat, tindakan yang Anda ambil sekarang akan mencerminkan merek Anda
kedepannya. Ada perusahaan yang melangkah untuk mencapai tujuan mereka: Tidak
ada perusahaan yang dapat berjanji untuk melindungi semua masalah finasial pekerja
mereka, tetapi beberapa bisnis menjelaskan bahwa mereka berusaha membantu
karyawan mereka.

Baca juga : Kembali Menjadi yang Terbaik, Accurate Meraih Top Brand Award Tahun
ini

Banyak bisnis di Indonesia yang melakuakan PHK. Tercatat sudah 1,9 juta orang di
rumahkan atau di PHK akibat pandemi ini. Tentu ini sangat berpengaruh terhadap
ekonomi di Indonesia. Atas dasar ini pula wacana new normal untuk bisnis sangat
gencar akhir-akhir ini untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia.

Dalam gelombang new normal nanti, di mana perusahaan mulai menghadapi perubahan
yang harus mereka buat untuk bertahan hidup, harus selalu ada perencanaan untuk
masa depan. Optimalkanlah segala sumber daya yang ada termasuk menggunakan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi pada bisnis Anda, contohnya adalah
menggunakan sofware akuntansi untuk memudahkan proses pembukuan bisnis Anda.

By sugi priharto|May 27th, 2020|Categories: Bisnis & UKM, Featured|Tags: 6 hal saat new normal, accurate, accurate
online, hal yang harus diperhatikan saat new normal, new normal, new normal dalam bisnis, tips new normal

Pelaku usaha diimbau untuk segera melakukan adaptasi dalam menjalankan bisnis ke depan
di tengah pandemi Covid-19. Pemimpin Panasonic Gobel Group , Rachmad Gobel
mengatakan, dari kacamata sebagai pengusaha, maka opsi shifting business strategy, harus
dilakukan. Di mana pelaku bisnis, harus cepat melakukan adaptasi. 
 
"Terutama, terkait dengan berubahnya perilaku konsumen dan pola bisnis, karena adanya
batasan-batasan sosial ekonomi," kata Rachmad dalam acara live seminar yang membahas
Strategi pemanfaatan kebijakan pajak dan akuntansi dalam ketidakpastian bisnis di era New
Normal, Jakarta, Sabtu (13/6/2020).
 

The Whales of Hermanus!


00:00
Pre vio us Play N ext

00:00 / 01:16
U nm ut e

F ull scree n

Copy video url

Play / Pause

Mute / Unmute

Report a problem

Language

Mox Player

Baca Juga
New Normal, MPMRent Siap Terapkan Protokol Kesehatan Secara Ketat
Malam Minggu Plus Pekan Gajian, Begini Penampakan Mal pada Masa Covid-19
Nasib Mantu Jokowi Bobby Nasution, Kata PDIP....
Tito Karnavian: Daripada Bunuh Orang, Tembak Orang, Lebih Baik...
Kegiatan ini diselenggarakan InCore-Tax dan Magister Akuntansi Universitas Trisakti, serta
didukung oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan majalah Top Business. 
 
Baca Juga: Apa yang Perlu Diperhatikan Bisnis Kala Masuk New Normal?
 
Dalam kesempatan itu, Ketua Program Studi Magister Akuntansi, FEB Universitas
Trisakti,  Sekar Mayangsari menegaskan tentang pentingnya integrasi sistem akuntansi dan
kebijakan perpajakan dalam suatu perusahaan, untuk menghadapi ketidakpastian bisnis di
masa pandemi Covid-19. 
 
Seperti kita ketahui bersama, dampak Pandemi COVID-19 terhadap bisnis dan ekonomi
begitu hebatnya. Ketidakpastian bisnis dan ekonomi tentu menjadi momok yang sangat
menakutkan bagi para pelaku usaha. Imbasnya jelas, terhambatnya bisnis di hampir seluruh
sektor usaha, termasuk ada sebagian yang mulai berhenti beroperasi dan ‘gulung tikar’,
mengakibatkan turunnya pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan. 
 
 
Dengan mulai terkendalinya Pandemi COVID-19, kita sudah mulai mempersiapkan diri
masuk ke era New Normal (Normal Baru). Namun, ketidakpastian bisnis masih membayangi
kita semua. “Harus ada strategi untuk menghadapinya,” ujar Aris R. Faisal, Praktisi
Perpajakan, yang menjadi Moderator Live Seminar tersebut.
 
Baca Juga: Kekurangan Penerimaan Pajak Hingga Akhir Tahun Hampir Rp388
Triliun
 
Sementara, Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo mengatakan, ada tiga kebijakan
perpajakan yang penting untuk dimanfaatkan oleh masyarakat pada kondisi saat ini.  
 
Pertama, penyesuaian tarif pajak penghasilan wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap. Kedua, perlakuan perpajakan dalam kegiatan Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PMSE). 
 
"Dan yang ketiga, adalah perpanjangan waktu pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
perpajakan," paparnya.
Tag: The New Normal , COVID-19, Pajak
Penulis/Editor: Annisa Nurfitriyani
Foto: Freepik

Stimulus dan Strategi Bagi UMKM Untuk Bangkit di Era New Normal “Dengan menyusun
strategi digital, bisa membantu para pelaku UMKM untuk dapat bertahan dan juga tetap
berkembang dalam kondisi saat ini”. UMKM adalah sektor yang paling terdampak akibat
pandemi Covid-19. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM)
per Juni 2020 setidaknya ada 163.713 UMKM terkena dampak Covid-19. Selain
stimulus yang telah ada, dibutuhkan stimulus lainnya untuk mendongkrak kebangkitan
UMKM terutama di era new normal ini.  Disamping itu, para pelaku UMKM juga harus
bisa beradaptasi dengan situasi new normal. Yang mana banyak masyarakat
mengalihkan transaksinya dari offline menjadi online. Lantas stimulus dan strategi apa
yang dibutuhkan UMKM menyambut new normal ini? Menanggapi hal tersebut, Anggota
Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menyampaikan dua usulan kepada
pemerintah agar pelaku UMKM bisa bangkit di era new normal. Adapun usulan tersebut
sebagai berikut: Pertama, memutihkan sisa hutang para nasabah ultra mikro.  “Yang
outstanding pinjamannya itu tinggal 20 sampai 30 persen, itu supaya digeser sebagai
bantuan stimulus kepada nasabah ultra mikro. Kami juga mengusulkan ke pemerintah
untuk outstanding ultra mikro. Kredit ultra mikro hanya sekitar Rp 5 juta. Kalau tinggal
20 sampai 30 persen paling sisa dua jutaan, kenapa pemerintah masih mau menagih?
Lebih baik digeser jadi bantuan stimulus untuk ultra mikro. Kami telah menyampaikan
usulan itu kepada pemerintah. Namun, pihak eksekutif masih menimbang-nimbang
akan usulannya tersebut,” ” katanya kepada wartawan, Minggu (14/6) lalu. Kedua,
pemerintah harus melakukan variasi stimulus bagi UMKM. Ia menerangkan, hal ini
didasarkan karena pelaku UMKM menjadi pihak yang paling tertekan akibat pandemi
Covid-19.  “Misalnya, para pelaku UMKM seperti pedagang kaki lima, pemilik kios
pasar, bengkel kecil, maupun usaha di ruko-ruko, diberi stimulus berupa listrik gratis.
Jika perlu,  negara yang membayar tagihan listrik bagi pelaku UMKM. Bayar saja enam
bulan. Saya mengusulkan karena apa, itu banyak terjadi di banyak negara. Banyak
negara membebaskan, tetapi negara kepada PLN-nya bayar. Ini kan kantong kanan
kantong kirinya pemerintah,” ucapnya. Misbakhun menuturkan, dengan pembebasan
tagihan listrik, Ia berharap uang yang tadinya dipakai untuk bayar listrik ini oleh
pengusaha kecil, bisa dipakai untuk melangsungkan kehidupan dan usahanya.
“Sehingga penurunan usaha yang dialami bisa lebih ditekan, dengan pembebasan biaya
listrik,” tutupnya. Di sisi lain, founder The Local Enablers, Dwi Purnomo, menilai era
new normal sebagai era paradigma baru dimana seluruhnya bisa menjadi peluang
untuk dimanfaatkan. Menurut Dwi, yang terpenting adalah pelaku UMKM harus bisa
mengubah cara pandangnya dari fixed mindset menjadi growth mindset, yakni cara
pandang melihat segala sesuatu sebagai peluang dan bukan sebagai sebuah kesulitan.
“Pada era pandemic, UMKM yang berhasil adalah UMKM yang mengubah cara berpikir,
bisnis, dan yang terpenting adalah tujuannya,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta,
Minggu (14/6) lalu. Dwi menuturkan, dari riset sederhana yang Ia lakukan, sekitar 20
persen-30 persen UMKM yang bertahan pada era ini dan mereka adalah pelaku usaha
yang melakukan perubahan tersebut. “Misalnya, salah satu merek tas lokal berhasil
bertahan karena mengubah line produksi menjadi membuat APD dan sukses.
Perubahan line produksi tersebut dilakukan karena pelaku usaha bermaksud hendak
menyelamatkan kehidupan para karyawannya. Keinginan tersebut kemudian
mendorong dialog, memunculkan ide, sehingga proses inovasi pun berjalan,” bebernya.
Ia menjelaskan, secara umum seluruh bidang berpotensi untuk berkembang dan
tumbuh pada era pandemi Covid-19 sekarang ini. “Dengan catatan tetap didukung
dengan riset dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Akibat Covid-19 bisnis
akan turun. Tapi, meski profit turun sebetulnya intangible asset yang dimiliki justru
meningkat karena ekosistem, jejaring, pengetahuan, dan teman-teman bertambah
serta menjadi modal untuk melompat,” tutupnya. Di tempat terpisah, founder dan
sekaligus CEO Dusdusan.com, Christian Kustedi mengatakan, para pelaku UMKM harus
bisa menyusun strategi digital sebagai bagian dari adaptasi untuk situasi new normal.
“Dengan menyusun strategi digital, bisa membantu para pelaku UMKM untuk dapat
bertahan dan juga tetap berkembang dalam kondisi saat ini,” ujarnya di Jakarta,
Minggu (14/6) lalu. Menurut Christian, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam
merancang strategi digital untuk para UMKM. Adapun sebagai berikut: Pertama,
konten. Ia menuturkan, para UMKM harus mampu membuat konten. Katanya, konten
yang disajikan pun harus dibungkus dengan menarik dan sesuai dengan target market.
“Memanfaatkan hal yang sedang populer juga dapat meningkatkan engagement atau
perhatian audience terhadap konten kita,” katanya. Kedua, mengumpulkan dan
menganalisa database. “Karena berfungsi untuk memaksimalkan promosi kepada
audience yang tepat,” ucapnya. Ketiga, adsense atau iklan.  Christian menjelaskan,
dengan membuat iklan dapat memperluas capaian konten yang dibuat melalui digital
kepada user baru di luar database yang masih sesuai dengan target market. Tak hanya
itu, Christian menambahkan, pelaku UMKM juga perlu melakukan taktik atau strategi
dalam digital marketing. “Tujuannya agar bisa mempromosikan sebuah produk atau
jasa untuk meningkatkan brand awareness yang pada akhirnya bisa meningkatkan
jumlah pembelian,” ungkapnya. Ia menyebutkan, salah satu cara yang bisa dilakukan
UMKM dalam digital marketing yaitu dengan cara merilis teaser produk, lalu membuat
trailer yang berisi product knowledge, harga, hingga tanggal launching produk tersebut.
Setelahnya, para pelaku UMKM bisa membuat timeline seperti pre-order dan
sejenisnya. Christian juga mengatakan, di masa seperti yang sekarang ini, penting
sekali bagi para UMKM untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk dapat
bergerak lebih cepat dan efektif.  “Namun dalam melakukan kolaborasi perlu diingat
harus mencari partner yang tepat dan sesuai dengan visi yang sama. Saya optimistis
dengan keadaan new normal ini saya anggap ini permanen. Yang harus dipersiapkan
UMKM untuk menghadapi new normal ini adalah mereka harus punya speed yang jauh
lebih cepat,” pungkasnya.

Sumber: Stimulus dan Strategi Bagi UMKM Untuk Bangkit di Era New Normal | KlikLegal

Kali ini saya hendak mengajak bertukar-pikiran sedikit berkaitan  dengan topik 'New Normal'
yang hangat yang hadir dalam keseharian kita, baik di media TV, Radio, Sosial Media, dan
Media cetak.

Hampir setiap hari kita disibukan dengan informasi tentang Covid-19, hampir setiap
pembicaraan sosial kita pun ada kaitannya dengan Covid-19 dan membuat kita berpikir,
merenung dan bertukar-pikiran, kira-kira kapan kondisi berat ini akan berakhir, kita akan
bagaimana, kedepan kita harus berbuat apa. 

Ditambah lagi dengan istilah baru New Normal yang seakan menjadi bayang-bayang yang
diterka matang-matang agar tidak salah menentukan sikap, menentukan strategi, menentukan
partner yang bisa menguatkan kita, yang ujung-ujungnya adalah bisnis saya tetap berjalan dan
menghasilkan, setuju kah anda?

Ibarat permainan Ular tangga, ada 4 kemungkinan yang muncul saat kita mengocok dadu.
Pertama, apakah kondisi baru ini akan menjadi 'Tangga' baru untuk saya dan menjadi peluang
baru yang baik, atau kemungkinan Kedua, apakah akan menjadi ancaman kemunduran atas
bisnis kita yang diibaratkan 'Ular', atau kemungkinan Ketiga, maju dengan langkah aman-aman
saja secara normatif atas angka dadu 1-6, atau kemungkinan Keempat,  diam ditempat atau dadu
kita berangka 'Nol'.

Perubahan-perubahan pasti memang belum ada, tapi pentingnya kita memahami gejala-gejalan
pasar akibat adanya keharusan 'social distancing', protokol kesehatan dari pemerintah, regulasi
wilayah, ditambah kesadaran baru untuk tetap ingin sehat, terhindar dari kemungkinan terkena
virus ini atau menyebarkan kepada orang lain (bila ternyata diri kita adalah carrier). 

Di DKI Jakarta saja, per hari ini (30/5) yang positif terkena covid-19 sudah menembus angka
7.000 orang, sungguh suatu bayang-bayang ketakutan yang tidak memandang level kaya-miskin,
level edukasi & intelektualitas, serta usia seseorang. 

Memikirkan kita dan keluarga bisa tetap sehat dan terhindar dari virus corona adalah nomor satu
tentunya, namun Perimbangan upaya antara:  Sehat vs Roda Ekonomi pun berbeda-beda untuk
setiap orang. 

Bagi orang yang sudah mempunyai pondasi financial baik tentunya akan berbeda dengan cara
berpikir rasionil dengan orang yang harus berjuang keras untuk roda ekonomi keluarga terus
berjalan.

Kuncinya apa? ada 6 paradigma baru pelaku bisnis yang mau tidak mau dipertimbangkan untuk
direspons secara cepat, dalam rangka merebut pangsa pasar.

Pertama, Paradigma baru memandang kebutuhan dan cara calon pembeli, pelanggan, client,
untuk membeli/mendapatkan produk/jasa yang kita tawarkan.  

Teori Ekonomi Maslow, seakan tergradasi turun, kembali kepada level dibawahkan dengan
mementingkan kualitas basic needs yang benar-benar menjamin kesehatan & kelangsungan
hidup. Kesadaran orang akan kualitas hidup sehat, pola hidup sehat akan menjadi prioritas, dan
ini akan menjadi market yang sangat besar. 

Kedua, Cara memasarkan baru yang terjadi, berupa 'shifting with new mindset', dimana
konsumen akan berpikir praktis, konsumen akan lebih selektif, konsumen akan lebih skala
prioritas pengambilan keputusan,  konsumen akan melibatkan empathy, pertimbangan nilai
dampak-sosial, salah satunya menyadari bahwa dengan membeli suatu barang ternyata
berdampak ekonomi positif secara kontribusi ekonomi penjualnya. 

Kekuatan hubungan manusia menjadi pertimbangan kuat, disinilah berkembangkan kepentingan


kekuatan untuk mempengaruhi orang lain atau dikenal sebagai 'influencer'.

Ketiga, Pemikiran atas media promosi digital dan Digitalisasi teknologi Pemasaran serta
transaksi baru yang lebih sederhana, cepat, dan efisien, seiring dengan teknologi smartphone,
perangkat/gadget, teknologi internet dan konektifitas kepada perangkat-lain seperti TV, layar
monitor sentuh, link pembayaran, dompet digital, aplikasi pemesaran, pengiriman dan
pembayaran yang aman, serta poin atas loyalitas. 

Disinilah pentingnya lingkup Digital marketing, mulai pembuatan content marketing, pembuatan


website yang terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi, Pengembangan, pengelolaan dan
penganalisan database, AR/VR teknologi, Chatbot untuk relationship program, serta social media
aktif untuk 'engagement'.

Keempat, Mindset baru atas Kekuatan pemilihan  Team dan partner kerja, kekuatan siapa dan
bekerja apa dengan KPI yang jelas serta monitoring program yang terarah sesuai dengan
program/kebijakan dan target hasil. Kekuatan Kemitraan dalam kebijakan imternal organisasi
menjadi kekuatan yang saling mendukung dan efek bola salju positif.

Kelima, adalah kekuatan permodalan, sebagai tulang punggung operasional dan kebijakan dalam
cashflow. Target dan evaluasi jangka pendek menjadi dominan, termasuk pinjaman yang flexible
jangka pendek, karena respons pasar yang akan dinamis, dan berdampak kepada hitung-hitungan
ekonomis atas tiap langkah yang bisa diukur, sebagai 'Activity Based Costing'.

Keenam, adalah mindset baru atas kebijakan CEO dalam membuata kebijakan yang responsif
dan flexible mengantisipasi Kebijakan/regulasi/ perpajakan baru, atau kebijakan lain yang
ditetapkan secara nasional maupun  wilayah, yang dimana tentunya akan berbeda di tiap daerah.

 Bagaimana, seberapa siap kita beradaptasi dengan gelombang baru ekonomi ini?

Anda mungkin juga menyukai