Anda di halaman 1dari 5

Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Tri Raharjo

menyebut bahwa banyak pelaku bisnis waralaba, lisensi dan kemitraan di


Indonesia telah merasakan dampak dari Covid-19 ini. Omzet bisnis mereka turun
signifikan. Bahkan sebagian di antaranya sudah menutup outletnya.

"Untuk menyikapi keamanan karyawan dan pelanggan guna menerapkan social


distancing," kata Tri dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Selasa, (31/3).

Dalam kondisi wabah virus corona, pengusaha waralaba dituntut berpikir kreatif
untuk mencari solusi terbaik. Ini perlu dilakukan agar usaha yang dijalankan tetap
bertahan dan berjalan dengan baik.

Setidaknya pelaku usaha harus menyusun strategi rencana jangka pendek.


Misalnya mulai per tiga bulan hingga akhir tahun 2020.

"Tujuannya tentu supaya bisnis waralaba dapat bertahan baik franchisor maupun
jaringan bisnisnya yang dimiliki franchise atau mitra," kata Tri.

Tri pun memberikan beberapa tips sederhana yang bisa diaplikasikan para pelaku
waralaba dalam menghadapi pandemi Covid-19.

1 dari 3 halaman

Aspek Keuangan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari sisi keuangan. Pertama, pastikan
posisi saldo saat ini dan dana cadangan operasional yang dimiliki aman selama
tiga bulan mendatang.
Misalnya dana tersebut harus cukup hingga bulan Mei jika dihitung sejak bulan
Maret. Sebab, pemerintah lewat Gugus Tugas Covid-19 telah menetapkan masa
tanggap darurat sampai 29 Mei 2020.

Kedua, buat perhitungan anggaran total pengeluaran operasional baik yang rutin
atau sifatnya tetap. Sebagai catatan pada bulan Mei nanti akan ada dana keluar
untuk THR karyawan.

Ketiga, buat perhitungan proyeksi pendapatan dari berbagai sumber. Misalnya


franchise fee, royalty fee, bahan baku dan lain-lain.

Penghitungan harus dilakukan dengan cermat dan melihat tren penurunan omset.
Baik itu yang terjadi dari jaringan outlet mitra dan own outlet.

"Adakah potensi pendapatan lainnya yang bisa didapat, semisal penjualan online
dan lainnya," kata Tri.

Keempat, lakukan pengeluaran dengan bija. Biaya-biaya yang penting didahulukan.


Sementara biasa yang sifatnya tidak mendesak sementara ditangguhkan jika
dimungkinkan.

Kelima, hal yang tidak kalah penting mengontrol biaya bahan baku. Sebab saat
terjadi krisis, harga bahan baku cenderung mengalami kenaikan yang signifikan.

"Maka perlu diperhatikan pasokan bahan baku aman dikirim ke jaringan bisnis
anda," kata Tri.

2 dari 3 halaman

Aspek Pelanggan dan Marketing


Pada aspek ini, keselamatan jadi hal pertama yang perlu diperhatikan. Pastikan
keselamatan pelanggan dengan standar gerai yang bersih dan aman.

Contohnya dengan pengecekan suhu terhadap pelanggan yang akan masuk,


menyiapkan hand sanitizer di seluruh jaringan waralaba. Jika ada area cuci tangan,
pastikan bersih dan berfungsi.

Bila perlu buat SOP khusus dalam menghadapi pandemik ini sebagai petunjuk
untuk seluruh jaringan waralaba. Ini penting dilakukan untuk keamanan karyawan
dan pelanggan.

Kedua, buat program 'Marketing In Crisis. Program penjualan yang menarik agar
dapat meningkatkan penjualan dan cash flow. Walaupun profitnya tipis dengan
pembatasan waktu tertentu.

Ketiga, sampaikan program marketing yang simpatik akan bencana wabah Covid-
19. Misalnya dengan mengeluarkan program khusus delivery yang memudahkan
pelanggan yang bekerja, sekolah dan beribadah di rumah dapat terlayani dengan
baik.

Kemudian sampaikan aktivitas program 'Marketing In Crisis' melalui sarana digital


seperti website, sosial media, media digital, aplikasi chatting, poster dan spanduk di
masing-masing gerai dengan konten yang menarik.

Keempat, kontrol dan meeting penjualan secara harian baik langsung atau melalui
sarana komunikasi lainnya. Ini untuk memastikan pendapatan perusahaan sesuai
dengan rencana.

"Lakukan perbaikan program marketing secara cepat jika diperlukan, kata Tri.

3 dari 3 halaman
Aspek SDM

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan edukasi terhadap


karyawan. Edukasi tentang pencegahan penularan virus Covid-19.

Memunculkan rasa tanggung jawab dan empati akan krisis yang sedang terjadi.
Sampaikan pula langkah-langkah penyelamatan bisnis menghadapi krisis yang
diakibatkan dari bencana tersebut.

Kedua, lakukan tindakan secara baik dan bijak. Jangan timbulkan kecemasan
terhadap karyawan.

Jika situasi tidak memungkinkan lakukan opsi bekerja dari rumah. Gunakan sarana
teknologi untuk memberikan laporan kerja, meeting online dan report lainnya.

Hal ini untuk mempermudah komunikasi antar karyawan dan manajemen. Jika
memang terpaksa harus bekerja dari rumah, buatlah petunjuk teknis secara rinci
supaya kinerja karyawan tetap terjaga

"Sehingga Key Performance Indicators (KPI) tercapai, jelasnya.


Ketiga, selalu berdoa meminta perlindungan dari Tuhan, sebelum aktivitas. Dimulai
secara harian dengan tujuan jalannya usaha akan dimudahkan dan mendapatkan
solusi keluar dari krisis.

"Semoga langkah strategis dan tips bisnis yang saya sampaikan ini dapat
bermanfaat bagi para pelaku usaha waralaba, lisensi dan kemitraan di seluruh
wilayah Indonesia. Saya doakan semoga kita semua mampu melewati krisis ini
secara baik," kata Tri mengakhiri. (mdk/idr)

Anda mungkin juga menyukai