Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR (SOP)
PENGELOLAAN LIMBAH B3
PUSKESMAS

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal
Terbit : 02-01-2016

Halaman :
1/2
PUSKESMAS
RAWAT INAP H. Supriatna, SKM
CIPANAS NIP. 196504031986031028

1. Pengertian 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
2. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah
B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
3. Limbah medis padat adalah hasil kegiatan pelayanan kesehatan berbentuk
padat yang mempunyai salah satu karakteristik limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3) dan berpotensi lebih besar untuk menimbulkan bahaya
kesehatan terhadap individu maupun masyarakat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologik, benda tajam, limbah farmasi, limbah
genotoksik, limbah bahan kimia, limbah logam berat, limbah container
bertekanan dan limbah radioaktif.
4. Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan,
dan/atau penimbunan.
5. Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS B3) adalah tempat
khusus yang disediakan untuk menyimpan limbah B3 sebelum di angkut/
diambil oleh perusahaan transporter limbah B3.
6. Logbook adalah bukti pencataan hasil limbah B3 yang akan di simpan di
TPSS B3.
7. Neraca B3 adalah data kuantitas limbah B3 dari usaha dan/atau kegiatan
yang menunjukan kinerja pengelolaan limbah B3 pada satuan waktu.
8. Manifest adalah bukti timbulan limbah B3 yang dihasilkan oleh Puskesmas
yang dikirim ke perusahan transporter untuk kemudian dimusnahkan oleh
perusahan pemusnah limbah B3.
9. Pihak ke-3 adalah perusahaan transporter yang ditunjuk atau bekerja sama
untuk mengangkut limbah B3 dari puskesmas dan dibuktikan dengan
adanya MOU.

2. Tujuan Dikelolanya limbah B3 di puskesmas sebagai upaya untuk memenuhi


persyaratan kesehatan sehingga para karyawan, pasien dan pengunjung di
puskesmas serta masyarakat di sekitar puskesmas terbebas dari dampak
negatif yang ditimbulkan oleh limbah B3 seperti mencegah terjadinya
kecelakaan akibat kerja, melindungi dari bahaya infeksi nosokomial dan
mencegah pencemaran lingkungan.
3. Kebijakan 1. TerselenggaranyaupayapengelolaanlimbahB3sesuaidengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Setiap ruangan penghasil limbah B3 berkewajiban untuk ikut serta melaksanakan SOP Pengel
Penanggung Jawab Pengelolaan Limbah B3 adalah Petugas Kesehatan
3. Lingkungan dan Petugas Kebersihan Puskesmas.
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN LIMBAH B3
PUSKESMAS

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit
: 02-01-2016

Halaman : 1/2

PUSKESMAS
RAWAT INAP CIPANAS H. Supriatna, SKM
NIP. 196504031986031028

1. Prosedur 1. Tahap Pemilahan


a. Setiap ruangan penghasil limbah B3 menyediakan tempat sampah yang
sesuai dengan peruntukannya (Jarum suntik, Medis infeksius, dan B3
lainnya).
b. Pemilahan limbah B3 dilakukan mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan.
c. Limbah benda tajam termasuk jarum suntik dikumpulkan dalam satu
wadah kotak berwarna kuning (safety box) yang berlabel “Limbah
Benda Tajam”.
d. Limbah medis termasuk pot sputum, cairan darah, kapas, perban,
sarung tangan, dsb, ditempatkan ke tempat sampah berlabel “Limbah
Medis” dengan plastik warna kuning.
e. Limbah B3 lainnya termasuk lambu bekas, oli bekas, dsb ditempatkan
di tempat sampah yang berlabel “Limbah B3 Lainnya” dengan plastik
berwarna kuning.
2. Tahap Pengumpulan dan Penyimpanan
a. Pada tahap ini semua limbah B3 dikumpulkan dari tiap ruangan
penghasil limbah seperti ruang tindakan, gigi, laboratorium dsb, setiap
hari kerja setelah selesai pelayanan di Puskesmas.
b. Bila tempat sampah telah penuh atau 2/3 tempat sampah telah terisi,
maka limbah B3 tersebut di angkut ke TPSS.
c. Kegiatan pengumpulan dilakukan dengan terlebih dahulu mengikat
plastik yang berisi limbah B3 kemudian diletakkan di wadah untuk
kemudian disimpan di dalam TPSS.
d. Petugas pengumpul limbah medis dilengkapi dengan Alat Pelindung
Diri (APD).
e. Limbah B3 yang telah dikumpulkan dari tiap ruangan, kemudian
diangkut dan disimpan di TPPS sebelum diserahkan kepada pihak ke-3.
f. Petugas mengisi logbook harian sebagai catatan limbah B3 yang
dihasilkan PKM.
3. Tahap pengangkutan
Pengangkutan limbah B3 disesuaikan dengan jadwal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Lebak Kasie Kesling & Kesjaor dan diserahkan kepada pihak
ke-3 sesuai dengan MOU yang telah di sepakati dengan menyertakan
bukti manifest berwarna hijau, kuning dan merah.
4. Tahap Pelaporan
a. Petugas kesling membuat rekapan logbook harian dalam satuan bulan
sebagai laporan.

Unit Terkait Seluruh ruangan penghasil limbah B3 dan Perusahaan transporter (pihak-3)
Referensi 1. Peraturan Pemerintah RI No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
B3
2. Permenkes RI No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas PermenLH No. 02 tahun 2008 tentang Pemanfaa
3.
4.
Kepmenkes RI No. 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Pnyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS
Jl. Raya Gajrug - Muncang Km. 01 Telp. (0252)204424 Kode Pos 42372

STRUKTUR ORGANISASI
PENGELOLA LIMBAH B3 PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS

Kepala Puskesmas Rawat Inap Cipanas

H. Supriatna, SKM

Penanggung Jawab

Rika Prastiwi Metalia, AMKL


Petugas Kesling PKM

Pelaksana

Pendi
Petugas Kebersihan PKM

Cipanas, ......................................
Menyetujui,
Kepala Puskesmas Rawat Inap
Cipanas

H. Supriatna, SKM
NIP...19650403 198603 1 028

Anda mungkin juga menyukai