No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal :
Halaman : 1/2
Klinik Edelweis Seputih dr. WAYAN WIDYANA
SIP.503/0062/050/D.b.VI.18/VI/
Banyak 2019
1. Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen
1. Pengertian lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, kesehatan serta kelangsuangan hidup manusia dan mahluk hidup lain.
2. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
3. Limbah medis padat adalah hasil kegiatan pelayanan kesehatan berbentuk
padat yang mempunyai salah satu karakteristik limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3) dan berpotensi lebih besar untuk menimbulkan bahaya
kesehatan terhadap individu maupun masyarakat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, benda tajam, farmasi, limbah genotoksik, limbah
bahan kimia, limbah logam berat, limbah container bertekanan dan limbhan
radioaktif
4. Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan,
dan/atau penimbunan.
5. Tempat penampungan sampah sementara (TPSS B3) adalah tempat khusus
yang disediakan untuk menyimpan limbah B3 sebelum diangkut/ diambil
oleh perusahaan transporter limbah B3.
6. Logbook adalah bukti pencatatan hasil limbah B3 yang akan di simpan di
TPSS B3
7. Neraca B3 adalah data kuantitas limbah B3 dari usaha dan/atau kegiatan
yang menunjukkan kinerja pengelolaan limbah B3 pada satuan waktu.
8. Manifest adalah bukti timbulan limbah B3 yang dihasilkan oleh puskesmas
yang dikirim ke perusahaan transporter untuk kemudian dimusnahkan oleh
perusahaan pemusnah limbah B3.
9. Pihak ke 3 adalah perusahaan transporteryang ditunjuk atau bekerja sama
untuk mengangkut limbah B3 dari puskesmas dan dibuktikan adanya MOU.
2. Tujuan Dikelolanya limbah B3 di puskesmas sebagai upaya untuk memenuhi
persyaratan kesehatan sehingga para karyawan/staf puskesmas, pasien dan
pengunjung di puskesmas serta masyarakat disekitar puskesmas terbebas dari
dampak negatif yang ditimbulkan oleh limbah B3 seperti mencegah terjadinya
kecelakaan akibat kerja, melindungi dari bahaya infeksi nasokomial dan
mencegah pencemaran lingkungan
9. Unit terkait Ruang poli umum, poli KIA, poli gigi, laboratorium
Diberlakukan
No Yang dirubah Perubahan
Tanggal
PENGELOLAAN LIMBAH DOSMETIK
No. Dokumen :
SO No. Revisi : 00
P Tanggal :
Halaman : 1/2
Klinik Edelweis Seputih dr. WAYAN WIDYANA
Banyak SIP.503/0062/050/D.b.VI.18/VI/
2019
1.Pengertian Upaya untuk mengamankan limbah domestikagar tidak menjadi sumber
penularan penyakit mulai dari sumber penghasil limbah medis, tempat
penampungan limbah domestik sementara sampai dengan TPA.
2.Tujuan Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit karena limbah
domestik
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Seputih Raman No:
4.Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023
tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomer 66 Tahun
2014 tentang Kesehatan Lingkungan
5.Alat 1. Sarung tangan, masker, sepatu boot
2. Tempat sampah kedap air yang ada tutupnya
3. Plastik/ kresek warna hitam
6.Prosedur/Langkah-langkah 1. Persiapan
Siapkan alat dan bahan
2. Pelaksanaan
a. Petugas kebersihan menyediakan tempat sampah diruang
pelayanan dibedakan sesuai jenis sampah, sampah domestik
dimasukkan kedalam tempat sampah domestik (kresek warna
hitam)
b. Petugas kebersihan menggunakan APD
c. Petugas mengumpulkan sampah domestik dari ruangan-ruangan
pelayanan setelah selesai pelayanan dan dilakukan pemilahan
sampah yang bisa didaur ulang untuk dikumpulkan tersendiri
dan untuk limbah domestik yang tidak bisa didaur ulang
dikumpulkan dalam plastik hitam ukuran besar
d. Petugas mengumpulkan sampah domestik untuk di buang ke
TPS
e. Petugas melakukan CTPS
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal :
Halaman : 1/2
Klinik Edelweis Seputih dr. WAYAN WIDYANA
Banyak SIP.503/0062/050/D.b.VI.18/VI/
2019
1.Pengertian Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah suatu kegiatan
mengelola termaksud menyimpan,menggunakan dan atau membuang
bahan yang karena sifat atau konsistensinya dan atau jumlahnya ,baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup,kesehatan ,kelangsungan hidup manusia
serta mahluk hidup lainnya
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkahuntuk mengelola bahan
berbahaya dan beracun(B3) berupa proses penyimpanan,penggunaan
penanganan ,dan pembuangan limbah B3 untuk mencegah dan
mengendalikan dampak lingkungan yang akan munculsebagai
konsekuensi atas penggunaan bahan tersebut.
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Seputih Raman No:
4.Referensi 1 Permenkes RI No 37 tahun 2912tentang penyelenggaraan
laboratorium pusat kesehatan masyarakat
2 Peraturan pemerintah RI Nomor 101 2014 tentang pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun .
5.Alat 1. Handscone
2. Masker
3. Seaptu boot
4. Kantong asoy berwarna coklat
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Halaman :
Klinik Edelweis dr. WAYAN WIDYANA
SIP.503/0062/050/D.b.VI.18/VI/2019
Seputih Banyak
A. Pengertian Pencucian line infeksi adalah linen yang berasal dari kegiatan medis UGD,
VK, perawatan
C. Kebijakan
E. Alat dan Bahan 1. APD untuk petugas ( masker, handscoon, celemek, sepatu boot
2. Deterjen
3. clorin
F. Langkah – 1. Gunakan APD (masker, handscoon, celemek dan sepatu boot) sebelum
Langkah melakukan kegiatan pencucian linen infeksius
2. Siapkan air panas dan clorin di wadah mesin cuci
3. Rendam linen infeksius ke dalam air panas tersebut yang sudah dicampur
dengan clorin sekitar 10 menit
4. Masukkan deterjen ke dalam rendaman tersebut sesuai dengan takaran
5. Lakukan proses pencucian linen ke dalam mesin cuci samapi linen di
keringkan dan di jemur
6. Bersihkan mesin cuci dan lantai ruangan pencucian linen.
7. Petugas mencuci tangan dengan sabun CTPS setelah selesai kegiatan
pencucian linen infeksius
G. Bagan Alir
H. Hal-Hal Yang -
Perlu
Diperhatikan
I. Unit Terkait
J. DokumenTerkait -