NIM : 2010713018
Sumber: Damayanti, D, Materi Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jurusan Gizi, 2016
Gambar 1.1
Siklus atau daur kehidupan
Siklus hidup kadang disebut juga siklus hidup dan berkaitan erat dengan gizi
manusia. Siklus hidup manusia terbagi dalam beberapa tahapan: pembuahan telur-
janin-bayi di bawah 6 bulan-balita-anak-remaja-dewasa-lansia. Sebagai ilustrasi dapat
dilihat Gambar 1.2 sebagai berikut. Anak laki-laki dan perempuan memiliki kebutuhan
gizi yang berbeda karena perkembangan fisik mereka yang berbeda. Pada masa remaja,
masalah gizi biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup dan kebiasaan makan, dan gaya
hidup serta kebiasaan makan juga erat kaitannya dengan perubahan fisik dan kebutuhan
energi pada masa remaja (Rachmi et al., 2019).
Sumber: Mencintai & Menikmati Tiga Siklus Kehidupan dengan Sempurna, Kompasiana, Agustus 2017
https://www.kompasiana.com/jepretpotret/59869c4263a8e6112f165114/dari-terbaik-di-dua-dunia-
mencintai-menikmati-tiga-siklus-kehidupan-dengan-sempurna
Gambar 1.2
Proses pertumbuhan dan penuaan
1. Makro
a. Energi
Secara teori, Kebutuhan energi meningkat 500 sampai 600 kcal perhari selama
1 tahun pertama menyusui. Rekomendasi ini berdasarkan kebutuhan total
wanita dewas dan proses penyusuan. Penambahan kalori diperlukan untuk
cadangan lemak, pertumbuhan payudara, pertumbuhan bayi yang disusui, dan
peningkatan BMR.
b. Protein
Tambahan protein diperlukan untuk mendukung pertumbuhan payudara dalam
pembentukan ASI. Kebutuhan protein selama 1 tahun pertama menyusui
bertambah 17 sampai 20 g per hari dari kebutuhan wanita dewasa, jadi sekitar
67 sampai 70 g protein per hari.
c. Lemak
Asam lemak sangat esensial untuk pertumbuhan payudara dan sintesis
prostaglandin. Kebutuhan asam lemak esensial meningkat menjadi 4,5% dari
total kalori. Kebutuhan lemak dapat dipenuhi 25-30% dari total kalori sesuai
dengan keadaan ibu.
d. Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat dapat ditentukan dengan menghitung sisa kebutuhan
kalori setelah dikurangi lemak dan protein. Bentuk karbohidrat perlu
diperhatikan apabila ibu mengalami gangguan metabolisme karbohidrat,seperti
diabetes .Untuk kasus ini, perlu digunakan karbohidrat yang rendah glikemik
load.
2. Mikro
a. Asam folat
Folat berperan dalam sintesis DNA, membuat vitamin ini sangat esensial untuk
proses penyusuan. Defisiensi folat menyebabkan penurunan laju sintesis DNA
dan aktifitas mitosis dalam sel individual.Akibat defisiensi folat yang banyak
dikenal ialah anemia megaloblastik yang merupakan stase tertinggi defisiensi
folat. Folat sebaiknya diberikan pada masa konsepsi. Pemberian asam folat
pada masa konsepsi dapat menurunkan risiko kejadian NTD, dan menurunkan
risiko 72% kejadian bayi lahir dengan NTD pada ibu yang sebelumnya
melahirkan bayi NTD. Ibu yang sebelumnya melahirkan bayi NTD mempunyai
risiko 2-10% untuk melahirkan bayi NTD lagi.
b. Asam Askorbat
Direkomendasikan tambahan 10 mg/hari dari kebutuhan asam askorbat untuk
wanita menyusui.Defisiensi asam askorbat tidak berhubungan dengan outcome
penyusuan. Namun beberapa penelitian menunjukkan hubungan kadar asam
askorbat plasma yang rendah dengan volume ASI. Asam askorbat juga
bermanfaat untuk meningkatkan absorbsi besi di usus.
Setelah melahirkan, bukan berarti ibu tidak perlu lagi mengonsumsi makanan
bergizi. Ibu menyusui masih perlu memenuhi kebutuhan nutrisi harian agar bisa
menghasilkan ASI yang berkualitas untuk Si Kecil. Ingat, makanan yang ibu makan
memengaruhi kesehatan Si Kecil. Jadi, dianjurkan tetap menjaga pola makan
sehat selama menyusui.
Sebenarnya, secara alami ASI sudah mengandung seluruh nutrisi yang
diperlukan bayi. Tapi, kuantitas dan kepekatan ASI dipengaruhi oleh pola makan ibu.
Ibu dapat mengonsumsi makanan sehat secara tepat, untuk itu ketahui nutrisi apa saja
yang dibutuhkan selama menyusui.
1. Kalori
Dilansir dari American Pregnancy, ibu menyusui membutuhkan 500 kalori
lebih banyak dari yang tidak. Tapi ibu tidak perlu pusing menghitung jumlah
kalori dari makanan yang ibu konsumsi setiap harinya, karena
kebutuhan kalori setiap ibu juga berbeda. Ibu hanya perlu makan setiap rasa lapar
muncul.
Dilansir dari Baby Center, ibu yang menyusui sebaiknya penuhi kebutuhan
saat perut merasa lapar. Rasa lapar yang dirasakan berhubungan langsung dengan
proses tubuh yang sedang memproduksi ASI untuk bayi. Ibu juga sebaiknya
mengonsumsi camilan sehat agar tubuh tetap berenergi.
2. Protein
Ibu yang menyusui juga perlu mengonsumsi makanan yang tinggi akan protein
karena zat gizi ini penting untuk membangun dan memperbaiki berbagai jaringan
dalam tubuh. Protein berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Si
Kecil di awal-awal masa kehidupannya.
Selain itu, protein juga bermanfaat untuk membantu pemulihan tubuh ibu
setelah menjalani kehamilan dan persalinan. Kebutuhan protein yang diperlukan
ibu menyusui adalah sebanyak 76-77 gram per hari. Ibu bisa mendapatkan nutrisi
ini dari mengonsumsi bahan makanan hewani maupun nabati, seperti daging sapi,
daging ayam, telur, tempe, tahu, edamame, seafood, dan sebagainya.
Dilansir dari Baby Center, saat mengonsumsi ikan sebaiknya pilihlah ikan
yang baik untuk kesehatan ibu dan anak. Beberapa jenis ikan dapat memenuhi
kebutuhan DHA dan EPA, serta omega 3 yang baik untuk perkembangan otak dan
mata bayi di tahun pertama usianya. Namun sebaiknya saat ibu menyusui atau
menjalani kehamilan, hindari mengonsumsi ikan seperti mackerel yang memiliki
kandungan merkuri yang cukup tinggi.
3. Asam Lemak
Sumber utama kalori bayi berasal dari lemak. Selain sebagai sumber energi,
lemak juga bermanfaat untuk membangun jaringan otak Si Kecil. Tubuh ibu juga
membutuhkan lemak. Tapi, ibu sebaiknya mengonsumsi makanan yang
mengandung lemak tidak jenuh, dan batasi konsumsi makanan yang mengandung
lemak jenuh atau lemak trans. Selama menyusui, ibu wajib mengonsumsi
makanan tinggi asam lemak seperti ikan salmon, ikan kembung, kacang-kacangan,
daging sapi, dan lain-lain.