Anda di halaman 1dari 32

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF TERHADAP
KEJADIAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA)
PADA BAYI USIA 0-6 BULAN
DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KOTA MANNA
TAHUN 2019

Presented by:
dr. Khairatul Ummah

Pembimbing: dr. H. Ari Prastyawan


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


Adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus
atau bakteri dan berlangsung < 14 hari, menimbulkan gejala
ringan (batuk, pilek), gejala sedang (sesak, mengi) bahkan
sampai gejala berat (sianosis, pernapasan cuping hidung.
LATAR BELAKANG

Di dunia, secara umum anak-anak


lebih sering mengalami ISPA.
Kejadian di negara berkembang > negara maju

Di Indonesia, ISPA masih menjadi masalah kesehatan


utama. Riskesdas 2013 mencatat prevalensi ISPA
sebesar 25%.

ISPA mengakibatkan sekitar 20-30% kematian pada balita.

Di Puskesmas Kota Manna, ISPA menempati urutan


pertama dalam daftar penyakit terbanyak yang diobati
pada tahun 2018.
LATAR BELAKANG

Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif


mempunyai peranan penting untuk menunjang
pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, dan
pemenuhan nutrisi pada bayi.

ASI eksklusif diberikan


kepada bayi sejak lahir
hingga usia 6 bulan
tanpa diberikan
makanan tambahan
apapun.
LATAR BELAKANG


Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya ISPA pada bayi.

Di negara-negara berkembang, bayi yang mendapat ASI
eksklusif mempunyai angka kesakitan dan kematian yang lebih
rendah dibandingkan dengan yang diberikan susu formula.
RUMUSAN MASALAH

Apakah ada hubungan


antara pemberian ASI
eksklusif terhadap kejadian
ISPA pada bayi usia 0-6
bulan di wilayah kerja
Puskesmas Kota Manna?
TUJUAN PENELITIAN

Diketahui adanya hubungan pemberian


TUJUAN ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA
UMUM pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Kota Manna Tahun 2019

TUJUAN
KHUSUS
MANFAAT PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
ISPA

Suatu penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau
lebih dari saluran napas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk
jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah, dan
pleura yang berlangsung < 14 hari.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

Pemberian ASI Eksklusif


adalah memberikan hanya ASI saja pada bayi dan tidak memberikan makanan
atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat-obatan dan vitamin atau
mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan, yang dilakukan sampai bayi
berumur 6 bulan
TINJAUAN PUSTAKA

ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan yang akan


melindungi bayi dari serangan virus, bakteri, parasit, dan jamur.

Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari ASI
matur. Zat kekebalan tersebut akan melindungi bayi dari penyakit diare.

ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena


penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi.

Bayi yang diberi ASI secara eksklusif akan lebih sehat dan jarang
sakit dibandingkan bayi yang tidak mendapat ASI secara eksklusif.
KERANGKA KONSEP
DAN
DEFINISI OPERASIONAL
KERANGKA KONSEP

ASI Eksklusif Kejadian ISPA

Hipotesis

Ada hubungan pemberian ASI eksklusif


dengan kejadian ISPA
DEFINISI OPERASIONAL
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian analitik dengan desain penelitian


Penelitian cross-sectional

Waktu: Januari 2019


Tempat: Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Manna,
Waktu dan Tempat
Kecamatan Kota Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan,
Penelitian
Provinsi Bengkulu

Seluruh bayi yang dibawa oleh ibunya yang datang


Populasi berobat ke Wilayah Kerja Puskesmas Kota Manna

Populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi


Sampel serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi
Sampel
METODE PENELITIAN

Teknik Metode wawancara terpimpin


Pengumpulan Data menggunakan kuesioner

Teknik Pengambilan Teknik non-probability sampling dengan cara


Data consecutive sampling
Pengolahan Data Analisis Data
HASIL PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia Ibu

< 20 Tahun 3 10 %
20 - 30 Tahun 14 46,7 %
> 30 Tahun 13 43,3 %

Pendidikan Ibu

PT 7 23,3 %
SD 5 16,7 %
SMA 14 46,7 %
SMP 4 13,3 %
Karakteristik Pekerjaan Ibu

Responden IRT 24 80 %
PNS 2 6,7 %
SWASTA 4 13,3 %

Usia Bayi

1 Bulan 2 6,7 %
2 Bulan 3 10 %
3 Bulan 8 26,7 %
4 Bulan 5 16,7 %
5 Bulan 6 20 %
6 Bulan 6 20 %

Jenis Kelamin Bayi


ASI Eksklusif Frekuensi (n) Persentase (%)

Ya 21 70 %
ASI Eksklusif
Tidak 9 30 %

Total 30 100 %

Kejadian ISPA Frekuensi (n) Persentase (%)

Ya 11 36,7 %
ISPA
Tidak 19 63,3 %

Total 30 100 %
Analisis Bivariat

Kejadian ISPA
RP
Ya Tidak Total
P (95%
CI)
N % N % N %

ASI Tidak 7 23,3 % 2 6,7 % 9 30 %


0,002 4,083
Eksklusif Ya 4 13,3 % 17 56,7 % 21 70 %

Total 11 36,6 % 19 63,4 % 30 100 %


Pembahasan

Hasil analisis uji statistik Chi Square menunjukkan p value < α ,


yaitu p value = 0,002 dan α = 0,050 (95% CI). Oleh karena itu, dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI
eksklusif terhadap kejadian ISPA pada bayi usia 0-6 bulan.

Nilai RP = 4,083>1 dapat diartikan bahwa bayi usia 0-6 bulan yang
tidak mendapat pemberian ASI eksklusif memiliki kemungkinan
sebesar 4,083 kali berisiko mengalami ISPA dibandingkan dengan
bayi yang mendapat ASI Eksklusif
Penelitian Ijana (2017) : balita yang tidak diberi ASI eksklusif semasa
bayi mempunyai risiko 8,54 kali untuk mengalami ISPA dibandingkan
balita dengan riwayat pemberian ASI eksklusif.

Kemenkes (2016) : pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan


insidensi ISPA pada balita
sebesar 15-23% dan menurunkan risiko kematian pada balita
sebesar 13%.

Valentina (2011) : anak yang tidak diberi ASI eksklusif mempunyai


risiko mengalami ISPA 2,7 kali lebih tinggi dibandingkan anak yang
diberi ASI eksklusif.

Dewi (2017) : angka kejadian ISPA lebih rendah dialami


balita yang diberi ASI eksklusif daripada balita yang diberi
ASI eksklusif .
Saran

Diharapkan tenaga kesehatan dapat mengedukasi ibu untuk


mempersiapkan proses menyusui dengan baik sehingga ibu dapat
memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan tetap
mempertahankan pemberian ASI sampai bayi berusia 2 tahun
untuk mengurangi risiko terkena infeksi saluran pernapasan akut.

Anda mungkin juga menyukai