CAKUPAN PENGGUNAAN
KB AKTIF
DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BINONG
oleh:
Disusun
dr. Eltanin Vanriri
dr. Eva Aprilia
dr. Sitti Hazrina
dr. Zafira Pringgoutami
Dokter Pendamping:
dr. Ade Wawan & dr. Yatno Arifianto
Table of Contents
01 02 03
Tinjauan Metode
Pendahuluan
Pustaka Evaluasi
04 05 06 07
Puskesmas Identifikasi Pemecaha Kesimpulan
Binong Masalah n & Saran
Masalah
01
PENDAHUL
UAN
Latar Belakang
Tujuan khusus
• Mengetahui permasalahan dari cakupan peserta KB aktif pada Program KIA-KB
di Puskesmas Rawat Inap Binong.
• Mengetahui kemungkinan penyebab masalah dari cakupan peserta KB aktif pada
Program KIA-KB di Puskesmas Rawat Inap Binong.
• Merumuskan alternatif pemecahan masalah cakupan peserta KB aktif pada
Program KIA-KB di Puskesmas Rawat Inap Binong.
02
TINJAUAN
PUSTAKA
PUSKESMAS
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi- tingginya di wilayah kerja
tertentu
4 5 6
Program
Kesehatan Ibu dan Perbaikan Gizi
Anak pengobatan
masyarakat (kuratif dan
rehabilitatif)
Keluarga
Berencana
(KB)
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan,
dan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan
keluarga berkualitas.
Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/UnmetNeed 8,6 persen pada tahun 2020 dan
ditargetkan menjadi 7,4 persen pada 2024. Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19
tahun/Age Speciic FertilityRatio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 25 per-1.000 kelahiran pada tahun 2020
dan ditagetkan menjadi 18 per1.000 kelahiran pada 2024.
Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) sebesar 53,57 pada tahun 2020 serta ditargetkan
menjadi 61,00 pada tahun 2024. Meningkatnya Median Usia Kawin Pertama (MUKP) dari 21,9 tahun pada
2020 dan menjadi 22,1 tahun pada 2024
Pasangan Usia
Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)
adalah pasangan suami-istri
yang terikat dalam perkawinan
yang sah, yang istrinya
berumur antara 15 -49 tahun.
Gambar 1. Cakupan Pasangan Usia Subur Berdasarkan Gambar 2. Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2017
Kepesertaan Ber-KB Tahun 2017
Akseptor KB
proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan
jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran
●
para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau
●
akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi abortus.
untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
Akseptor langsung
Akseptor aktif kembali
●
para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau
abortus.
●
pasangan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu
kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah
berhenti/istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.
Akseptor dropout
Akseptor KB baru ●
akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan.
●
akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat/obat kontrasepsi atau pasangan usia
subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.
BKKBN 2016
Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk
mencegah kehamilan.
●
Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah usia antara 20-30
tahun. Kriteria kontrasepsi yang perlukan yaitu: efektifitas tinggi,
Fase Mengatur/ reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak
Menjarangkan lagi, dapat dipakai 3–4 tahun sesuai jarak kelahiran yang
direncanakan, serta tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
Kehamilan Kontrasepsi yang cocok dan disarankan menurut kondisi ibu yaitu:
AKDR, suntik KB, Pil KB, implan, dan metode sederhana
Kontrasepsi dalam Mochamad Anwar (Editor Ketua): Ilmu Kandungan, Edisi Ketiga.
Metode
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
03
METODE
EVALUASI
KERANGKA KONSEP EVALUASI
Proses
-Kordinasi dengan PLKB BKKBN
dalam pelaksanaan program KB
Input -Pelaksanaan pelayanan kontrasepsi Output
-Pengetahuan dan tingkat -Pendataan peserta KB aktif
pendidikan masyarakat Terselenggaranya kegiatan
pendataan KB aktif setiap
-Jumlah tenaga kesehatan bulan
-Sarana dan prasarana
-Dana yang tersedia Pasangan Usia Subur (PUS)
-Lokasi, tempat tinggal dan yang menggunakan KB aktif
transportasi mencapai target sebesar 70%
-Kerjasama dengan BKKBN
INPUT
Penurunan jumlah
pasangan usia
subur dengan anak
lebih dari dua
Cara Pengumpulan Data
Sumber
Sumber
Data
Data Primer
Sekunder
Wawancara dengan
koordinator pelaksana Laporan tahunan program
Program KIA-KB dan Bidan KIA-KB UPTD Puskesmas
desa di UPTD Puskesmas Binong pada bulan Januari
Binong. hingga Desember 2019.
Cara Penilaian dan Evaluasi
Menetapkan Menganalisis
Menetapkan
indikator dan Situasi Program Menetapkan
Prioritas
tolak ukur dari yang akan Masalah
Masalah
unsur keluaran dievaluasi
Menentukan Membuat
Identifikasi
Prioritas Cara Alternatif
penyebab
Pemecahan Pemecahan
masalah
Masalah Masalah
• secara manual dengan memasukkan data ke
dalam tabel-tabel yang tersedia, kemudian
Pengolahan dilanjutkan dengan perhitungan secara
Data komputerisasi.
• Semakin layak teknologi yang tersedia dan dapat digunakan untuk mengatasi masalah, semakin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan
teknologi yang dimaksud adalah merujuk pada penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai.
•Semakin tersedia sumber daya yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah maka akan semakin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya
yang dimaksud adalah tenaga (man), dana (money), dan sarana (material).
Beri nilai satu (tidak penting) sampai dengan lima (sangat penting) untuk setiap kriteria yang sesuai. Perhitungan prioritas masalah
dilakukan dengan rumus “I x T x R”. Masalah yang dipilih sebagai prioritas adalah yang memiliki nilai tertinggi.
MATRIKS PENENTUAN PRIORITAS
No PENYEBAB
Daftar Masalah
P S RI
I
DU SB PB PC
T R Jumlah
IxTxR
1 Man
Tingkat pengetahuan 3 2 3 2 3 2 2 4 4 272
yang rendah
2. Method
Media promosi 3 3 2 2 1 1 2 2 2 108
kesehatan kurang
dipromosikan
Pendataan KB aktif 3 4 3 3 4 3 2 5 5 550
oleh Pos KB, PL KB,
dan Bidan desa yang
belum sistematis
3. Material
Media promosi 2 2 3 2 2 1 2 3 3 126
kesehatan yang kurang
No Daftar Masalah I T R Jumlah
P S RI DU SB PB PC IxTxR
4. Money
Alokasi dana hanya 2 2 1 2 2 2 2 3 3 117
untuk pengadaan KB
IUD dan implant
5. Machine
Kurangnya peran 2 2 1 1 2 2 2 2 3 72
tokoh masyarakat
dalam sosialisasi
penggunaan KB
06
PEMECAH
AN
MASALAH
Alternatif pemecahan masalah
Masalah Penyebab Alternatif
Cakupan peserta Pendataan jumlah Melakukan pendataan peserta KB
KB aktif Puskesmas peserta KB aktif aktif secara online
Binong tahun 2019 oleh Pos KB, PL Memberikan tugas khusus bagi
hanya sebesar KB, dan Bidan desa kader-kader tiap desa untuk
53.04% dari target belum sistematis melakukan pendataan rutin dan
70% komunikasi interpersonal secara
door to door
Penjadwalan rutin penyuluhan
tentang KB dan pendataan peserta
KB aktif yang baru di setiap
kegiatan Posyandu
Pemilihan Prioritas Pemecahan
No
Masalah
Daftar Alternatif
Pemecahan Masalah M
Efektivitas
I V
Efisiensi
C
Jumlah
(MIV/C)
Keterangan:
● P: Prioritas alternatif
pemecahan masalah
1 Melakukan 4 4 5 2 40
(MIV/C).
pendataan peserta KB
● M: Magnitude, yaitu
aktif secara online
besarnya masalah yang
dilihat dari morbiditas dan
mortalitas.
● I: Importance, yang
2 Memberikan tugas khusus 3 4 4 3 16
ditentukan oleh jenis
bagi kader komunikasi
kelompok penduduk yang
intrapersonal dengan para ibu
terkena masalah/penyakit.
secara door to door
● V: Vulnerability, yaitu
ada/tersedianya cara–cara
pencegahan dan
3 Penjadwalan rutin 3 4 3 2 18 pemberantasan masalah
penyuluhan tentang KB dan yang bersangkutan.
pendataan peserta KB aktif ● C: Cost, yaitu biaya yang
yang baru di setiap kegiatan
diperlukan untuk
Posyandu
menanggulangi masalah
tersebut.
BISKUIT KB
● Alternatif pemecahan masalah adalah dengan melakukan pendataan peserta KB aktif
secara online.
● Program ini diberi nama BISKUIT KB “Binong Sekeluarga Ikut KB”.
● Program ini dimasudkan agar terjadinya kesinambungan antara data peserta KB aktif dari
Pos KB, PL KB, dan bidan desa dengan Puskesmas Binong.
● Kegiatan ini juga secara tidak langsung akan meningkatkan interaksi antara petugas
puskesmas, kader, bidan desa, dan masyarakat setempat sehingga diharapkan dapat
diperoleh data peserta KB aktif yang lebih lengkap, sehingga diharapkan cakupan peserta
KB aktif meningkat pada tahun selanjutnya.
Contoh google form pendataan
online
Media promosi leaflet
Media
promosi
poster
Media
promosi
poster
07
KESIMPUL
AN
&
SARAN
Kesimpulan
• Angka capaian cakupan peserta KB aktif tahun
2019 sebesar 53,04%.
• Penyebab utama rendahnya angka capaian
cakupan peserta KB aktif adalah pendataan jumlah
peserta KB aktif oleh Pos KB, PL KB, dan bidan
desa belum sistematis.
• Prioritas pemecahan masalah adalah dengan
melakukan pendataan peserta KB aktif secara
online melalui program “BISKUIT KB”.
Saran
• Melaksanakan pendataan peserta KB aktif secara
online melalui program “BISKUIT KB”.
• Mengoptimalkan tugas dan fungsi kader dalam
pendataan aktif.
• Melakukan penyuluhan KB secara rutin di setiap
kegiatan Posyandu.
• Mengkoordinasikan dengan RT setempat untuk
mengedukasi warganya tentang pentingnya KB.
#
LAMPIRAN
Wawancara
Bidan Desa
1. Bagaimana cara pendataan KB aktif oleh bidan
desa sejauh ini dan apakah ada masalah?
● Bidan 1: ‘pendataan mulai dari kader lalu
ke bidan dan PL KB lalu ke puskesmas,
pendataan dilaporkan secara manual.
Terkadang suka salah pelaporan’