Anda di halaman 1dari 56

MINI PROJECT

CAKUPAN PENGGUNAAN
KB AKTIF
DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BINONG
  oleh:
Disusun
dr. Eltanin Vanriri
dr. Eva Aprilia
dr. Sitti Hazrina
dr. Zafira Pringgoutami

Dokter Pendamping:
dr. Ade Wawan & dr. Yatno Arifianto
Table of Contents
01 02 03
Tinjauan Metode
Pendahuluan
Pustaka Evaluasi

04 05 06 07
Puskesmas Identifikasi Pemecaha Kesimpulan
Binong Masalah n & Saran
Masalah
01
PENDAHUL
UAN
Latar Belakang

• Indonesia merupakan • Masalah pertumbuhan • Mengatasi berbagai masalah


negara dengan jumlah penduduk dapat menimbulkan kependudukan diperlukan
penduduk terbanyak masalah yang lain, seperti langkah nyata, Badan
ke-4 di dunia dan kemiskinan dan pengangguran. Kependudukan dan Keluarga
pertama di Asia • BPS (2020) menunjukkan Berencana Nasional
Tenggara. bahwa jumlah penduduk miskin (BKKBN) menyatakan
• Pada tahun 2019, di Indonesia mencapai 24,78 bahwa peningkatan jumlah
jumlah penduduk juta orang atau 9,22% dari total penduduk yang relatif tinggi
mencapai sekitar 268 penduduk Indonesia, sedangkan dapat diatasi dengan
juta jiwa dengan LPP jumlah pengangguran terbuka program Keluarga
1,31% per tahun, sebanyak 7.045.761 orang. Berencana (KB).
artinya setiap tahun
jumlah penduduk di
Indonesia dapat
Latar Belakang
● Program KB saat ini sudah diterima di Target cakupan peserta
kalangan masyarakat luas, sehingga alat KB aktif 70%
kontrasepsi dinilai sebagai suatu
kebutuhan.

● Namun, beberapa tahun terakhir


program KB ini mengalami stagnansi.
Berdasarkan data BPS tahun 2020,
mencatat persentase wanita usia 15-49
tahun yang berstatus kawin dan
menggunakan KB pada tahun 2016
jumlahnya sebanyak 59,39%, tahun
2017 menurun menjadi 58,70%, tahun Capaian Puskesmas
2018 sedikit meningkat menjadi 58, Binong 53,04%
73%, dan tahun 2019 kembali menurun
menjadi 55,96%.
Rumusan Masalah

1. Mengapa cakupan 2. Bagaimana solusi


peserta KB aktif untuk mencapai
pada program KIA- target cakupan
KB di Puskesmas peserta KB aktif
Rawat Inap Binong di Puskesmas
tahun 2019 masih Rawat Inap
belum mencapai Binong pada
target? tahun berikutnya?
Tujuan Penulisan
Tujuan umum
• Mengevaluasi cakupan peserta KB aktif pada program KIA-KB di Puskesmas
Rawat Inap Binong tahun 2019.

Tujuan khusus
• Mengetahui permasalahan dari cakupan peserta KB aktif pada Program KIA-KB
di Puskesmas Rawat Inap Binong.
• Mengetahui kemungkinan penyebab masalah dari cakupan peserta KB aktif pada
Program KIA-KB di Puskesmas Rawat Inap Binong.
• Merumuskan alternatif pemecahan masalah cakupan peserta KB aktif pada
Program KIA-KB di Puskesmas Rawat Inap Binong.
02
TINJAUAN
PUSTAKA
PUSKESMAS
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi- tingginya di wilayah kerja
tertentu

Permenkes RI No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas


BASIC SIX PROGRAMS
1 2 3
Promosi Kesehatan
Pencegahan
kesehatan lingkungan
Pemberantasan
Penyakit Menular

4 5 6
Program
Kesehatan Ibu dan Perbaikan Gizi
Anak pengobatan
masyarakat (kuratif dan
rehabilitatif)
Keluarga
Berencana
(KB)
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan,
dan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan
keluarga berkualitas.

Program KB adalah bagian yang terpadu (integral)


dalam program pembangunan nasional dan bertujuan
untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual
dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat
dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan
produksi nasional

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Pelayanan Manajemen Keluarga Berencana


Sasaran Program KB
unmet need ibu pasca bersalin
Jika diteruskan, kehamilan akan berjarak
sangat dekat dengan kehamilan sebelumnya,
yang merupakan salah satu komponen “4 01
Terlalu” (terlalu muda, terlalu tua, terlalu
banyak dan terlalu dekat)  kehamilan
berisiko

Jika diakhiri (aborsi, terutama jika


dilakukan dengan tidak aman)  02
komplikasi  kematian ibu
Kehamilan tidak diinginkan pada
ibu pasca bersalin
Sasaran strategis Renstra BKKBN 2020-
2024
Menurunnya Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR) dapat mencapai 2,26 pada tahun 2020 dan
ditargetkan menjadi 2,1 pada 2024

Meningkatnya Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Modern/Modern Contraceptive Prevalence Rate


(mCPR) 61,78 persen pada tahun 2020 dan ditargetkan menjadi 63,41 persen pada tahun 2024.

Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/UnmetNeed 8,6 persen pada tahun 2020 dan
ditargetkan menjadi 7,4 persen pada 2024. Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19
tahun/Age Speciic FertilityRatio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 25 per-1.000 kelahiran pada tahun 2020
dan ditagetkan menjadi 18 per1.000 kelahiran pada 2024.

Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) sebesar 53,57 pada tahun 2020 serta ditargetkan
menjadi 61,00 pada tahun 2024. Meningkatnya Median Usia Kawin Pertama (MUKP) dari 21,9 tahun pada
2020 dan menjadi 22,1 tahun pada 2024
Pasangan Usia
Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)
adalah pasangan suami-istri
yang terikat dalam perkawinan
yang sah, yang istrinya
berumur antara 15 -49 tahun.
Gambar 1. Cakupan Pasangan Usia Subur Berdasarkan Gambar 2. Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2017
Kepesertaan Ber-KB Tahun 2017
Akseptor KB
proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan
jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran

Akseptor aktif Akseptor KB dini


para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau

akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi abortus.
untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.

Akseptor langsung
Akseptor aktif kembali

para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau
abortus.

pasangan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu
kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah
berhenti/istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.
Akseptor dropout

Akseptor KB baru ●
akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan.


akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat/obat kontrasepsi atau pasangan usia
subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.
BKKBN 2016
Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk
mencegah kehamilan.

Kontrasepsi merupakan metode yang


dapat digunakan untuk menyelamatkan
ibu dan anak akibat melahirkan pada
usia muda (fase menunda atau
mencegah kehamilan), jarak kelahiran
yang terlalu dekat (fase menjarangkan
kehamilan) dan melahirkan pada usia
tua (fase menghentikan atau
mengakhiri kehamilan).
Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan
Fase Akseptor Kontrasepsi
Fase Sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang

istrinya usia <20 tahun. Kriteria kontrasepsi



Sebaiknya keluarga setelah
Fase mempunyai 2 anak dan umur istri
Menunda yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan
pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya Mengakhiri lebih dari 30 tahun tidak hamil lagi.
kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Kesuburan/ Kontrasepsi yang cocok dan
Kehamil Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan
adalah pil KB, AKDR, cara sederhana,
Tidak Hamil disarankan adalah metode kontap,
AKDR, implan, Suntik KB, metode
Lagi
an suntikan, dan implan sederhana, dan Pil KB


Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah usia antara 20-30
tahun. Kriteria kontrasepsi yang perlukan yaitu: efektifitas tinggi,
Fase Mengatur/ reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak
Menjarangkan lagi, dapat dipakai 3–4 tahun sesuai jarak kelahiran yang
direncanakan, serta tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
Kehamilan Kontrasepsi yang cocok dan disarankan menurut kondisi ibu yaitu:
AKDR, suntik KB, Pil KB, implan, dan metode sederhana

Kontrasepsi dalam Mochamad Anwar (Editor Ketua): Ilmu Kandungan, Edisi Ketiga.
Metode

Non hormonal Hormonal Mantap

Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
03
METODE
EVALUASI
KERANGKA KONSEP EVALUASI
Proses
-Kordinasi dengan PLKB BKKBN
dalam pelaksanaan program KB
Input -Pelaksanaan pelayanan kontrasepsi Output
-Pengetahuan dan tingkat -Pendataan peserta KB aktif
pendidikan masyarakat Terselenggaranya kegiatan
pendataan KB aktif setiap
-Jumlah tenaga kesehatan bulan
-Sarana dan prasarana
-Dana yang tersedia Pasangan Usia Subur (PUS)
-Lokasi, tempat tinggal dan yang menggunakan KB aktif
transportasi mencapai target sebesar 70%
-Kerjasama dengan BKKBN

INPUT
Penurunan jumlah
pasangan usia
subur dengan anak
lebih dari dua
Cara Pengumpulan Data
Sumber
Sumber
Data
Data Primer
Sekunder
Wawancara dengan
koordinator pelaksana Laporan tahunan program
Program KIA-KB dan Bidan KIA-KB UPTD Puskesmas
desa di UPTD Puskesmas Binong pada bulan Januari
Binong. hingga Desember 2019.
Cara Penilaian dan Evaluasi
Menetapkan Menganalisis
Menetapkan
indikator dan Situasi Program Menetapkan
Prioritas
tolak ukur dari yang akan Masalah
Masalah
unsur keluaran dievaluasi

Menentukan Membuat
Identifikasi
Prioritas Cara Alternatif
penyebab
Pemecahan Pemecahan
masalah
Masalah Masalah
• secara manual dengan memasukkan data ke
dalam tabel-tabel yang tersedia, kemudian
Pengolahan dilanjutkan dengan perhitungan secara
Data komputerisasi.

• Data yang diambil mulai dari Januari –


Waktu dan Desember 2019 di Puskesmas Binong.
Lokasi
04
PUSKESMA
S BINONG
Gambaran Wilayah Kerja Puskesmas
Binong
Puskesmas Binong terletak di Wilayah Kecamatan Binong,
dengan luas wilayah kerja 42,28 km2 / 4.228,17 Ha dan
terdiri dari 9 desa

9 Desa di wilayah kerja Puskesmas Binong :


- Naggerang - Cicadas - Kediri
- Kihiyang - Karangsari
- Mulyasari - karangwangi
- Kihiyang - Binong

Visi Puskesmas Binong : “ Terwujudnya Masyarakat Binong Sehat Tahun 2022”

Motto Puskesmas Binong : “BINONG SEHAT”


Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di
Wilayah Kerja
Puskesmas Binong Tahun Tamat
2019
Tidak/Blm Tidak Tamat
Desa Jml
Sekolah SD/Sederajat SD SLTP SLTA Akademi Universitas

Nanggerang 270 532 1.555 722 117 17 17 3.231

Cicadas 273 538 1.572 730 118 18 18 3.267

Kihiyang 310 610 1.783 828 134 20 20 3.705

Karangsari 207 224 781 662 99 29 39 2.041

Citrajaya 100 101 215 363 81 48 40 948

Binong 751 169 200 1.049 700 21 26 2.916

Kediri 217 417 304 414 104 17 61 1.534

Mulyasari 112 757 536 512 264 19 58 2.258

Karangwangi 212 417 419 293 102 54 11 1.508

Jumlah 2.453 3.765 7.365 5.573 1.719 243 290 21.408


Distribusi Pegawai Puskesmas Binong Berdasarkan Fungsional
N Fungsional Jumlah
o
Dokter
1 Umum 2
Perawat
2 Umum 27
Perawat
3 Gigi 2
Bidan
4 Puskesmas 4
5 Desa
Bidan 9
Farmasi
6 1
Bidan
7 PONED 17
8 Pelaksana Gizi
Tenaga 1
Sanitarian
9 (AKL) 1
1
Laboran
0 & Analis 2
1
Tenaga
1 Administrasi 4
1
Sopir
2 1
1
3
Kebersihan 3
Jumlah
  77
05
IDENTIFIK
ASI
MASALAH
IDENTIFIKASI MASALAH
Hasil Pencapaian program KIA-KB di Puskesmas Rawat
Inap Binong Periode Januari – Desember 2019
Target
No. Program Capaian Masalah
(%)

1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 100 95.57 (+)


Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (+)
2 100 91.30

3 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100 95.26 (+)


4 Cakupan pelayanan nifas lengkap 100 91.11 (+)
Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan (+)
5 100 91.30

6 Cakupan kunjungan neonatus 100 95.63 (+)


7 Cakupan kunjungan neonatus lengkap 100 95.73 (+)
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani (+)
8 100 98.68

9 Cakupan kunjungan bayi 100 93.44 (+)


(+)
10 100 99.90
Cakupan pelayanan anak balita

11 Cakupan peserta KB Aktif 70 53.04 (+)


Persentase KB Aktif pada Tiap Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Binong Tahun 2019
Prioritas masalah dengan metode
usg Nilai Kriteria
Hasil
No. Masalah Keterangan:
U S G Akhir
U (Urgency),
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 3 3 3 9
S (Seriousness),
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2 3 4 3 10 G (Growth)
● Skoring 1:
3 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 4 4 3 11
Rendah
4 Cakupan pelayanan nifas lengkap 3 3 2 8 ● Skoring 2:
Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan
5 3 3 3 9 Sedang
● Skoring 3:
6 Cakupan kunjungan neonatus 3 3 2 8
Cukup
7 Cakupan kunjungan neonatus lengkap 3 3 2 8 ● Skoring 4:
8 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
3 3 3 9 Tinggi
● Skoring 5:
9 Cakupan kunjungan bayi 2 3 2 7 Sangat tinggi
10 Cakupan pelayanan anak balita 2 3 2 7
11 Cakupan peserta KB Aktif 4 3 5 12
Identifikasi Faktor Penyebab Masalah / diagram
fishbone
MATRIKS PENENTUAN PRIORITAS
PENYEBAB
Pentingnya masalah (Importancy/I)
• Besarnya masalah (Prevalence/P)
•Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (Severity/S)
•Kenaikan besarnya masalah (Rate of Increase /RI)
•Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (Degree of Unmeet Need/DU)
•Keuntungan sosial karena selesainya masalah (Social Benefit/SB)
•Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (Public concern/PB)
•Siasana politik (Political Climate/PC)

Kelayakan teknologi (Technical feasibility/T)

• Semakin layak teknologi yang tersedia dan dapat digunakan untuk mengatasi masalah, semakin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan
teknologi yang dimaksud adalah merujuk pada penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai.

Sumber daya yang tersedia (Resources availability/R)

•Semakin tersedia sumber daya yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah maka akan semakin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya
yang dimaksud adalah tenaga (man), dana (money), dan sarana (material).

Beri nilai satu (tidak penting) sampai dengan lima (sangat penting) untuk setiap kriteria yang sesuai. Perhitungan prioritas masalah
dilakukan dengan rumus “I x T x R”. Masalah yang dipilih sebagai prioritas adalah yang memiliki nilai tertinggi.
MATRIKS PENENTUAN PRIORITAS
No PENYEBAB
Daftar Masalah
P S RI
I
DU SB PB PC
T R Jumlah
IxTxR

1 Man                    
  Tingkat pengetahuan 3 2 3 2 3 2 2 4 4 272
yang rendah

  Stigmas PUS dan 2 2 2 2 3 2 2 3 3 135


keluarga yang kurang
baik terhadap
penggunaan KB
 

2. Method                    
  Media promosi 3 3 2 2 1 1 2 2 2 108
kesehatan kurang
dipromosikan
  Pendataan KB aktif 3 4 3 3 4 3 2 5 5 550
oleh Pos KB, PL KB,
dan Bidan desa yang
belum sistematis
 

3. Material                    
  Media promosi 2 2 3 2 2 1 2 3 3 126
kesehatan yang kurang
 
No Daftar Masalah I T R Jumlah
P S RI DU SB PB PC IxTxR

4. Money                    
  Alokasi dana hanya 2 2 1 2 2 2 2 3 3 117
untuk pengadaan KB
IUD dan implant
 

5. Machine                    
  Kurangnya peran 2 2 1 1 2 2 2 2 3 72
tokoh masyarakat
dalam sosialisasi
penggunaan KB
06
PEMECAH
AN
MASALAH
Alternatif pemecahan masalah
Masalah Penyebab Alternatif
Cakupan peserta Pendataan jumlah  Melakukan pendataan peserta KB
KB aktif Puskesmas peserta KB aktif aktif secara online
Binong tahun 2019 oleh Pos KB, PL  Memberikan tugas khusus bagi
hanya sebesar KB, dan Bidan desa kader-kader tiap desa untuk
53.04% dari target belum sistematis melakukan pendataan rutin dan
70% komunikasi interpersonal secara
door to door
 Penjadwalan rutin penyuluhan
tentang KB dan pendataan peserta
KB aktif yang baru di setiap
kegiatan Posyandu
Pemilihan Prioritas Pemecahan
No
Masalah
Daftar Alternatif
Pemecahan Masalah M
Efektivitas
I V
Efisiensi
C
Jumlah
(MIV/C)
Keterangan:
● P: Prioritas alternatif
pemecahan masalah
1 Melakukan 4 4 5 2 40
(MIV/C).
pendataan peserta KB
● M: Magnitude, yaitu
aktif secara online
besarnya masalah yang
 
dilihat dari morbiditas dan
mortalitas.
● I: Importance, yang
2 Memberikan tugas khusus 3 4 4 3 16
ditentukan oleh jenis
bagi kader komunikasi
kelompok penduduk yang
intrapersonal dengan para ibu
terkena masalah/penyakit.
secara door to door
● V: Vulnerability, yaitu
ada/tersedianya cara–cara
pencegahan dan
3 Penjadwalan rutin 3 4 3 2 18 pemberantasan masalah
penyuluhan tentang KB dan yang bersangkutan.
pendataan peserta KB aktif ● C: Cost, yaitu biaya yang
yang baru di setiap kegiatan
diperlukan untuk
Posyandu
menanggulangi masalah
tersebut.
BISKUIT KB
● Alternatif pemecahan masalah adalah dengan melakukan pendataan peserta KB aktif
secara online.
● Program ini diberi nama BISKUIT KB “Binong Sekeluarga Ikut KB”.
● Program ini dimasudkan agar terjadinya kesinambungan antara data peserta KB aktif dari
Pos KB, PL KB, dan bidan desa dengan Puskesmas Binong.
● Kegiatan ini juga secara tidak langsung akan meningkatkan interaksi antara petugas
puskesmas, kader, bidan desa, dan masyarakat setempat sehingga diharapkan dapat
diperoleh data peserta KB aktif yang lebih lengkap, sehingga diharapkan cakupan peserta
KB aktif meningkat pada tahun selanjutnya.
Contoh google form pendataan
online
Media promosi leaflet
Media
promosi
poster
Media
promosi
poster
07
KESIMPUL
AN
&
SARAN
Kesimpulan
• Angka capaian cakupan peserta KB aktif tahun
2019 sebesar 53,04%.
• Penyebab utama rendahnya angka capaian
cakupan peserta KB aktif adalah pendataan jumlah
peserta KB aktif oleh Pos KB, PL KB, dan bidan
desa belum sistematis.
• Prioritas pemecahan masalah adalah dengan
melakukan pendataan peserta KB aktif secara
online melalui program “BISKUIT KB”.
Saran
• Melaksanakan pendataan peserta KB aktif secara
online melalui program “BISKUIT KB”.
• Mengoptimalkan tugas dan fungsi kader dalam
pendataan aktif.
• Melakukan penyuluhan KB secara rutin di setiap
kegiatan Posyandu.
• Mengkoordinasikan dengan RT setempat untuk
mengedukasi warganya tentang pentingnya KB.
#
LAMPIRAN
Wawancara
Bidan Desa
1. Bagaimana cara pendataan KB aktif oleh bidan
desa sejauh ini dan apakah ada masalah?
● Bidan 1: ‘pendataan mulai dari kader lalu
ke bidan dan PL KB lalu ke puskesmas,
pendataan dilaporkan secara manual.
Terkadang suka salah pelaporan’

● Bidan 2: ‘pendataan dilakukan dari kader-


pos kb – PL KB lalu ke puskesmas. tetapi
kadang juga masih ada yang terselip jadi
tidak terdata’

● Bidan 3: ‘pendataan dilakukan secara


manual, berbarengan dengan pos KB desa.

1. Bagaimana cara pendataan KB aktif oleh bidan
desa sejauh ini dan apakah ada masalah?
● Bidan 4: ‘biasanya pelaporan dari kader
– pos KB – ke PL KB baru nanti di
laporkan ke puskesmas, atau terkadang
puskesmas menanyakan ke PL KB’

● Bidan 5: ‘pendataan awal ke PL KB


biasanya dari awal. Sedangkan biasanya
di puskesmas yang didata adalah peserta
KB baru. Sehingga terdapat perbedaan
data antara yang di lapangan dan yang
masuk ke laporan puskesmas’
2. Apakah ada laporan bulanan mengenai laporan
jumlah KB Aktif ke puskesmas ?
● Bidan 1 : ‘ada setiap bulan laporan ke
puskesmas mengenai peserta baru KB aktif’

● Bidan 2: ‘ada setiap bulan kita ada laporan


mengenai KB di setiap desa’

● Bidan 3 : ‘ada laporan setiap bulan ke petugas


laporan’

● Bidan 4: ‘iya, kita selalu laporan setiap bulan


dari setiap desa’

● Bidan 5: ‘oh iya pasti dok, kita harus laporan


setiap bulan dari setiap desa’
video

Anda mungkin juga menyukai