Panjat tebing merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini mulai
digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang
berjiwa muda. Hal ini terlihat dari bertambah banyaknya perkumpulan olahraga
panjat tebing baik di kota mupun didaerah, yang tergabung dalam suatu
perkumpulan Federasi Panjat Tebing Indonesia yang biasa disingkat dengan
FPTI, komunitas pencinta alam, klub panjat tebing, dan lain-lain. Sejalan dengan
perkembangan olahraga di indonesia salah satunya adalah olahraga panjat.
Olahraga panjat terbagi menjadi dua macam yakni panjat tebing yang
dilaksanakan di tebing yang sesungguhnya dan panjat dinding yang di
laksanakan di dinding buatan. Sebagai mana di ketahui olahraga panjat dinding
termasuk jenis kategori olahraga populer di kalangan remaja pada akhir-akhir ini,
hal ini terbukti dengan seringnya di laksanakan kejuaraan-kejuaraan panjat
dinding dari sekala daerah, nasional, bahkan sampai tingkat nasional. Olahraga
panjat dinding tersebut telah di gemari dan di jadikan olahraga tantangan bagi
para generasi muda, di samping itu olahraga yang penuh tantangan dan harus di
lakukan dengan keberanian dan keterampilan ini merupakan salah satu olahraga
kompetitif (prestasi) sehingga pembinaannya harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya agar tujuan akhir mencapai prestasi maksimal dapat terwujud.
Pembahasan
Olahraga panjat tebing atau yang lebih dikenal dengan climbing
merupakan kegiatan yang memiliki nilai-nilai olahraga sekaligus nilai
petualangan di alam bebas yang memiliki daya tarik tersendiri, seperti kesulitan
yang beraneka ragam yang terdapat pada lekukan-lekukan yang dibuat sesuai
dengan keinginan serta tingkat kesulitannya. Olahraga panjat tebing pertama
dikenal di kawasan Eropa tepatnta di pegunungan Alpen dan pada tahun 1910.
Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) didirikan 21 April 1988 yang
sebelumnya Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia (FPTGI). Di
Indonesia sendiri olahraga panjat tebing telah cukup memasyarakat dan
berkembang pesat. Hal ini terbukti dengan adanya banyak agenda kegiatan
ekspedisi panjat tebing maupun kompetisi panjat tebing buatan yang dilakukan
oleh organisasi pencinta alam atau perkumpulan pemanjat baik tingkat daerah
maupun nasional. Olahraga panjat tebing buatan telah menjadi salah satu cabang
olahraga yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON), Sea
games serta pada kejuaran dunia korea pada tanggal 19-21 Oktober 2012.
Ada dua sistem yang biasa digunakan dalam olahraga panjat tebing yaitu
sistem alpine(alpine push) dan Himalayan(Himalayan style)
1. alpine(alpine push)
Dalam sistem ini pemanjat melakukan pemanjatan sampai puncak tanpa
turun kecamp, jadi pemanjat selalu ada ditebing saat tidur sekalipun (hanging
bivoac) segala aktivitas diluar pemanjatan dilakukan ditebing untuk ini segala
peralatan dan perbekalan harus benar benar diperhitungkan . penggunaan sistem
ini juga harus memperhitungkan personil yang bertugas mengangkat barang-
barang tersebut dengan sistem load carry.jadi dibutuhkan mimimal 3 personil (1
orang leader, 1orang belayer, 1orang load carry) setelah pemanjat terakir(person
load carry) sampai dipitch atasnya , tali(fixe rope) yang digunakan naik dengan
sistem jumaring langsung digulung untuk dibawa keatas . jadi tidak ada tali
menggantung untuk turun sebelum sampai puncak.
Keuntungan
1. Pemanjat tidak usah turun kedasar (base camp) untuk istirahat (malam)
dan naik lagi ke pitch terakhir untuk melakukan pemanjatan.
2. Jumlah tali yang dibutuhkan relative sedikit (min 3roll)
3. Waktu pemanjatan lebih singkat.
Kelemahan
1. Segala sesuatu mulai dari membuka jalur dan yang mengevakuasi barang-
barang keperluan diatas harus dilakukan sendiri oleh leade atau bellayer
tersebut (termasuk pemasangan lintasan untuk load carry).
2. Waktu istirahat malam hari kurang karena tidur menggantung.
2. Himalayan style
pemanjatan dilakukan sampai sore, kemudian pemanjat turun ke camp dasar dan
pemanjatan diteruskan besok pagi. Tali sampai pitch terakhir ditinggal untuk
melanjutkan pemanjatan besok, jadi sebelum leader dan bellayer melakukan
pemanjatan mereka akan melakukan jumaring sampai pitch terakhir kemudian
baru leader melakukan pemanjatan.
Kelebihan
1. Cukup dibutuhkan dua orang personil untuk membuka jalur ( leader dan
bellayer ).
2. Pemanjat dapat beristirahat dengan nyaman di base camp.
3. Satu orang yang sudah mencapai sudah dianggap berhasil
Kekurangan
1. Butuh banyak peralatan terutama tali, panjang tali disesuaikan dengan
panjang lintasan yang akan dilakukan dalam pemanjatan.
2. Waktu pemanjatan lebih lama.