Anda di halaman 1dari 32

Analisis Gerak Lompat Jauh dan

Hubungannya dengan Biomekanika Olahraga

Oleh:
Alfina Wahyu Fernanda
22060464008
2022 A
Pendidikan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iii
ABSTRAK.................................................................................................................................4
A. Olahraga dan Biomekanika.........................................................................................4
B. Lompat Jauh................................................................................................................5
C. Tahapan Lompat Jauh..................................................................................................6
D. Teknik Gerakan dan Analisis Biomekanik..................................................................8
i. Faktor Internal.............................................................................................................8
ii. Faktor Eksternal.........................................................................................................14
E. Kesimpulan dan Saran...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

iii
DAFTAR GAMBAR

gambar 1 rangkaian tahapan lompat jauh..................................................................................6


gambar 2 awalan lompat jauh...................................................................................................6
gambar 3 tolakan lompat jauh...................................................................................................7
gambar 4 melayang lompat jauh...............................................................................................7
gambar 5 sendi pergelangan kaki..............................................................................................8
gambar 6 sendi pada lutut.........................................................................................................9
gambar 7 sendi paha..................................................................................................................9
gambar 8 sendi siku...................................................................................................................9
gambar 9 sendi bahu................................................................................................................10
gambar 10 pergelangan kaki saat menumpu...........................................................................10
gambar 11 anatomi otot...........................................................................................................11
gambar 12 tuas pada tangan saat berlari awalan.....................................................................12
gambar 13 tuas pada kaki saat berlari awalan.........................................................................12
gambar 14 tuas pada kaki saat menumpu................................................................................13
gambar 15 percepatan awalan.................................................................................................14
gambar 16 lompat jauh gaya jongkok.....................................................................................14
gambar 17 gaya gesek pada penggunaan sepatu spike............................................................15
gambar 18 grafik parabola......................................................................................................15
gambar 19 parabola dalam lompat jauh..................................................................................15

gambar 20 rumus gerak parabola ....................................................................................16

iv
ABSTRAK

Biomekanika ialah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan daya-daya dari luar
maupun dalam tubuh yang beraksi pada tubuh manusia dan pengaruh yang dihasilkan oleh
daya tersebut. Olahraga dan Biomekanika sangatlah berhubungan, terdapat beberapa aspek
penting dalam biomekanika yang sangat berguna dalam analisis gerakan olahraga, contohnya
pada permainan bolavoli. Dalam permainan bolavoli, pukulan servis float memerlukan sifat
gerakan, sifat gaya-gaya (sudut gerakan), serta prinsip mekanika yang diterapkan, misalnya
kestabilan dan keseimbangan, gaya otot, kelanjutan aplikasi gaya, dan prinsip-prinsip
gerakan. Sehingga untuk dapat melakukan pukulan servis atas float dengan benar perlu
diperhatikan kestabilan dan keseimbangan otot, kelentukan dan besarnya sudut gerakan
lengan terhadap tubuh, dan ketepatan melakukan ayunan lengan terhadap perkenaan bola.
Kata Kunci : Olahraga, Biomekanika, Bolavoli
A. Olahraga dan Biomekanika
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani. Olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena
dapat meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Olahraga dapat dimulai sejak usia dini
hingga usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari. Menurut Janpurba (2011), jika seseorang
melakukan olahraga secara rutin maka akan dapat meningkatkan massa ototnya, karena
latihan tersebut dapat merangsang sel otot untuk tumbuh menjadi lebih besar dan sel-sel otot
yang semula istirahat akan kembali menjadi aktif lagi.
Olahraga merupakan aktivitas fisik yang baik bagi kesehatan tubuh, membantu
merangsang otot-otot dan bagian tubuh lainnya untuk bergerak terutama jika dilakukan secara
rutin karena dengan berolahraga tubuh kita menjadi sehat dan bugar. Menurut Kemdikbud
(2017) berolahraga artinya melakukan gerak badan. Seperti mesin yang jika tidak digunakan
atau digerakkan dalam jangka waktu lama perlahan-lahan bagiannya akan rusak karena tidak
terlatih untuk terus bergerak dan bekerja, tubuh pun akan bermasalah dan tidak sehat jika
kurang gerak. Dengan berolahraga, metabolisme tubuh akan optimal dan otak sebagai pusat
saraf akan bekerja menjadi lebih baik, melatih otot-otot sehingga tidak kaku dan peredaran
darah juga sirkulasi oksigen dalam tubuh menjadi lancar. Selain itu olahraga juga merupakan
salah satu komponen utama gaya hidup sehat bersamaan dengan pola makan sehat dan
penghindaran zat lain yang berbahaya bagi kesehatan.
Biomekanika adalah salah satu disiplin ilmu yang mempelajari berbagai macam dan
bentuk gerakan atas dasar prinsip dan aturan-aturan mekanika untuk menganalisis suatu
gerakan. Biomekanik Olahraga dapat diartikan sebagai ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip
mekanika terhadap struktur tubuh manusia pada saat melakukan aktivitas olahraga.
Biomekanik merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang pergerakan tubuh
manusia yang di pengaruhi oleh sistem anatomi tubuh, fisiologis dan psikologi yang dilihat
dari segi mekanika. Biomekanik membahas bagaimana tulang, otot, jaringan lunak, tendon,
dan ligamen bekerja sehingga menghasilkan gerakan yang halus dan terkontrol dengan baik
gerakan ini tentunya didapat dengan latihan. Khususnya dalam dunia olahraga biomekanik

4
telah banyak di gunakan oleh para pelatih dan beberapa peneliti dalam riset yang dilakukan di
berbagai cabang olahraga dengan tujuan sebagai alat ukur evaluasi baik untuk pelatih atau
atlet itu sendiri.
Dalam biomekanika olahraga, sasarannya jelas terfokus pada atlet. Namun demikian,
Biomekanik Olahraga juga membahas tentang gerak-gerak dan sifat benda mati yang
digunakan dalam berolahraga. Khususnya yang berkaitan dengan gaya-gaya yang bekerja,
serta efek-efek yang ditimbulkannya (Dr. bambang kridasuwarso, 2020).

B. Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang dimainkan
oleh 2 regu dan masing-masing regu terdiri 6 orang. Permainan ini adalah kontak tidak
langsung, sebab masing-masing regu bermain dalam lapangannya sendiri dan dibatasi oleh
jarring atau net. Prinsip bermain bolavoli adalah memantul- mantulkan bola agar jangan
sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga sentuhan dalam
lapangan sendiri dan mengusahakan bola hasil sentuhan itu diseberangkan ke lapangan
lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin. Olahraga ini mempunyai lapangan berbentuk
empat persegi panjang dengan ukuran panjang 18 meter dan lebar 9 meter, tinggi net 2,24
meter atau 2,43 meter. rotasi pemain ketika terjadi perpindahan servis yaitu sesuai dengan
arah jarum jam. Permainan dinyatakan menang apabila tim memenangkan 3 set. Masing-
masing set tim harus memenangkan poin 25 dengan selisih 2 poin (Ashok Kumar, 2006:1).

C. Keterampilan servis float Dalam Permainan Bolavoli

a). Definisi servis float


Nuril Ahmadi (2007:20) mengemukakan bahwa servis adalah pukulan bola yang

dilakukan dari belakang garis akhir lapangan pemain hingga bola melampaui net ke daerah

lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan.

Karena pukulan servis berperan besar untuk memperoleh poin, maka pukulan servis harus

meyakinkan, terarah, keras, dan menyulitkan lawan.

Barbara L. Viera dan Bonnie Jill Ferguson (2004:27) menyebut servis mengambang

karena bola yang dipukul akan menghasilkan gerakan ke kiri-ke kanan dan ke atas-ke bawah

pada saat bergerak melintasi net, hal ini terjadi karena bola dipukul tanpa berputar. Nuril

5
Ahmadi (2007:21), servis mengambang karena bola hasil pukulan servis tidak mengandung

putaran (bola berjalan mengapung atau mengambang). Kelebihan servis mengambang adalah

bola sulit diterima oleh pemain lawan karena bola tidak bergerak dalam satu lintasan dan

kecepatan bola tidak teratur. Kelemahan servis float adalah tidak bertenaga, terkadang bola

bergerak terlalu keatas hingga keluar lapangan.

Pukulan harus dilakukan tepat di depan bahu lengan pemukul pada ketinggian yang

memberikan waktu untuk mengayunkan lengan dengan memukul bola dengan jangkauan

terjauh. Pukulan harus dilakukan tanpa atau sedikit spin pada bola, berdiri dengan posisi

melangkah pendek, bahu sejajar dengan net, serta berat badan harus seimbang. Pada saat

mengayunkan lengan ke arah bola, pusatkan perhatian ke arah bola. Kunci keberhasilan

servis ini adalah dengan menghilangkan segala gerakan yang tidak perlu dilakukan,

seperti langkah tambahan dalarn bola tenis.

b). Teknik gerakan servis atas float


Gerakan yang dilakukan dalam servis mengambang (float) menurut Barbara Viera,
Ms dan Bonnie Jill Ferguson (2004:31) yaitu:
1) Persiapan

a) Kaki dalam posisi melangkah dengan santai,

b) Berat badan terbagi dengan seimbang,

c) Bahu sejajar dengan net,

d) Kaki dari tangan yang tidak memukul berada di depan,

e) Gunakan telapak tangan terbuka

f) Pandangan mata ke arah bola.

6
2) Pelaksanaan

a) Pukul bola di depan bahu lengan yang memukul.

b) Pukul bola tanpa atau dengan sedikit spin, Jika bola

mendapat pukulan tepat pada pusat gaya beratnya maka

bola tidak bergerak berputar tapi cenderung berguncang

atau bergoyang (Chalid Marzuki, 2009:66).

c) Pukul bola dengan satu tangan,

d) Pukul bola dekat dengan tubuh,

e) Ayunkan lengan ke belakang dengan sikut ke atas,

f) Letakkan tangan di dekat telinga,

g) Pukul bola dengan tumit telapak tangan terbuka,

h) Pertahankan lengan pada posisi menjangkau sejauh mungkin.

i) Awasi bola pada saat hendak memukul, dan

j) Pindahkan berat badan ke depan.

3) Gerakan lanjutan

1. Teruskan berat badan ke depan.

2. Jatuhkan lengan dengan perlahan sebagai lanjutan.

3. Bergerak ke lapangan.

7
Gambar 2. 1 Teknik servis atas float
(Sumber : Barbara L. Viera, Ms dan Bonnie Jill Ferguson,
2004:31)
Sally Kus (2004:91-93) juga menerangkan tentang cara melakukan servis floating
serve yaitu: tangan kanan peservis ditarik kebelakang dengan kaki kanan berada dibelakang
(tidak kidal). Dan berat tubuh berada dikaki kanan (belakang). Tangan kiri memegang bola
secara ekstensi dan berada didepan sebelah kanan peservis. Pundak kiri berada didepan dan
pundak kanan berada dibelakang dengan siku sebelah kanan ditarik kebelakang. Peservis
melemparkan bola didepan sebelah kanan. Jika bola tidak dipukul, maka bola tersebut akan
jatuh ke lantai didepan sebelah kanan. Lemparan merupakan sebuah elemen yang sangat
penting dalam hasil pukulan. Saat bola dilempar keatas peservis melangkah dengan kaki kiri
menuju bola tersebut dan memindahkan berat tubuh ke kaki kiri. Pundak dan siku kanan
bersiap untuk memukul bola dengan cepat. Saat kontak dengan bola, tangan kanan kaku dan
pergelangan tangan harus kuat dan telapak tangan kokoh dan jari- jari meregang dengan kuat.
Kontak bola dengan telapak tangan yaitu berada di belakang sebelah tengah sehingga
menghasilkan bola tanpa putaran. Perbedaan servis atas floating dan topspin adalah posisi
tubuh terhadap bola, kontak tangan terhadap bola dan followthrough. Servis atas float
berkontak dengan bola di belakang bagian tengah, sedangkan topspin serve berada di bagian
belakang atas dari bola. Followthrough pada gerakan topspin serve sangan penting dalam
keberhasilan yaitu tangan menggertak kedepan. Sedangkan follow throw pada servis float
yaitu normal.

8
Gambar 2. 2 Perkenaan bola dengan tangan pada

servis atas float. (Sumber : Gerry Carr, 2006:69)

D. Analisis Biomekanika Servis Atas Float


Kreighbaum dan Barthels dalam Chalid Marzuki (2009:3), menjelaskan tentang

biomekanika merupakan kombinasi ilmu pengetahuan dari biologi dan hal yang

berhubungan dengan system dari kerangka, persendian dan saraf otot, dan dari hukum-

hukum dan prinsip-prinsip yang terdapat didalam aspek fisika. Secara definisi dapat

dikatakan bahwa biomekanika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan daya-

daya dari luar maupun dalam tubuh yang bereaksi pada tubuh manusia dan pengaruh yang

dihasilkan oleh daya tersebut (Hay dalam Chalid Marzuki, 2009:4). Analisis biomekanika

gerak dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif (McGinnis dalam Iskandar,

2013:153). Analisa secara gerak secara kuantitatif penampilan atau aspek diukur

berdasarkan bilangan atau angka, sedangkan kualitatif penampilan gerak dievaluasi hanya

berdasarkan penglihatan dari pengamat.

Analisis biomekanika bertujuan untuk mengevaluasi penampilan gerak siswa atau atlit,

sehingga guru atau pelatih dapat membedakan apa yang penting dan tidak penting, apakah

9
itu benar atau salah, apakah itu mungkin atau tidak, apakah itu efektif atau tidak, apakah itu

aman atau tidak dan seterusnya (McGinnis dalam Iskandar, 2013:153). Secara mekanis

gerakan bisa diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu gerakan translator dan gerakan

rotatori (Sugiyanto dalam Aditya Bayu Perdananto, 2011:31). Gerakan translator adalah

gerakan dimana benda bergerak secara keseluruhan dari suatu tempat ke tempat lain.

Sedangkan rotatori adalah gerakan yang berpusat pada poros tertentuseperti pada gerakan

lengan tangan terhadap bahu.

E. Prinsip mekanika yang diterapkan

Dalam melakukan gerakan tehnik servis atas float dengan benar ada beberapa hal yang

harus dilakukan dengan baik,

1. Persiapan

a. Keseimbangan

Keseimbangan seseorang dalam kondisi yang tidak bergerak, yang ditopang oleh

anggota tubuh untuk kerja (sikap tubuh) tertentu (statis). Keseimbangan tubuh dalam

kerja (sikap tubuh) untuk kondisi tertentu, dimana tubuh dalam kondisi yang bergerak

(labil/dinamis). Dalam tahap persiapan, kedua kaki dibuka selebar bahu untuk menopang

berat badan, kemudian central of grafity lebih rendah dan sudut yang dibentuk oleh kaki

kurang lebih 450. Adapun factor yang mempengaruhi kesetimbangan yaitu:

1). Kesetimbangan berbanding langsung dengan daerah tumpuan.

2). Kesetimbangan tak berbanding langsung dengan jarak titik berat tubuh diatas tumpuan.

3). Kesetimbangan akan muncul jika titik berat tubuh jatuh diantara bidang tumpuan.

4). Kesetimbangan pada arah yang dicenderungi berbanding langsung dengan jarak lurus

titik berat tubuh dari sisi tumpuannya kearah yang dimaksudkan oleh gerakan tubuh (Bunn

dalam Chalid Marzuki, 2009:17)

5). Kesetimbangan akan lebih besar jika gesekan antara tempat tumpuan dan bagian tubuh

10
yang berkontak dengan permukaan tumpuan mantap (Jensen dan Schultz dalam Chalid

Marzuki, 2007:18).

b. Pelaksanaan

1). Momentum

Didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut

arah momentum sama dengan arah kecepatan. Imam Hidayat dalam Iskandar (2013:160),

menyatakan bahwah momentum yaitu besarnya gaya dorong dari suatu benda. Dalam hal

ini ialah saat perkenaan bola dengan tangan. Yang membedakan servis float dan topspin

ialah perkenaan tangan dengan bola. Jika bola mendapat pukulan tepat pada pusat gaya

beratnya maka bola tidak bergerak berputar tapi cenderung berguncang atau bergoyang

(Chalid Marzuki, 2009:66).

2). Hukum Newton II (Hukum percepatan)

Hukum Newton II berbunyi :“percepatan suatu benda karena suatu gaya berbanding

lurus dengan gaya penyebabnya”. Dalam hal ini, tangan pada saat memukul bola,

memindahkan titik berat tubuh dengan melangkah kedepan juga digunakan dalam

menambah power dari tangan ketika saat impact dengan bola.

3). Gaya (Force)

Gaya dapat dikatakan sebagai suatu dorongan atau tarikan. Pada saat perkenaan dengan bola

maka gaya yang ada di tangan dipindahkan ke bola sehingga menimbulkan tekanan pada

bola. Jika kecepatan menyudut pada putaran konstan, kecepatan suatu tuas bergerak secara

prporsional langsung kepada panjangnya. Prinsip ini didasarkan pada sistim dari tuas, yang

berarti jika suatu tuas tubuh diperpanjang dalam hal ini impact bola dengan tangan saat di

dipukul berada di jangkauan tertinggi lengan, maka maka dapat meningkatkan daya.

11
F. Anatomi gerakan servis atas float bolavoli

Gerakan servis atas float merupakan koordinasi bagian anggota gerak atas yang terdiri

dari tulang belakang, gelang panggul, gelang bahu, lengan atas dan lengan bawah.

Sedangkan anggota gerak bawah yang terlibat terdiri dari tulang paha, tulang tempurung

lutut, tulang kering, tulang betis, dan tulang kaki. Sehingga kedua bagian anggota gerak

tersebut memerlukan koordinasi yang baik untuk bias melakukan gerakan servis atas float

dengan benar.

G. Kerangka yang berperan dalam gerak servis atas float

Susunan kerangka manusia terdiri dari berbagai macam tulang-tulang yang banyaknya

206 buah tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan. Namun didalam gerakan servis

atas float bola voli tulang yang berperan ialah sebagai berikut.

a). Kerangka anggota gerak atas

Kerangka anggota gerak atas dikaitkan dengan kerangka badan dengan perantara gelang

bahu yang terdiri dari scapula dan klavikula. Tulang-tulang yang membentu kerangka

lengan antara lain:

1) Gelang bahu (scapula dan klavikula),

2) Humerus, otot yang berhubungan dengan bahu. Bagian yang berhubungan dengan

bahu berbentuk bundar yang disebut kaput humeri. Yang memungkinkan adanya

gerakan kesegala arah.

3) Ulna, yaitu tulang bawah yang lengkungnya sejajar dengan tulang jari kelingking.

4) Radius, yaitu tulang yang letaknya bagian lateral dan sejajar dengan ibu jari.

Dibagian yang berhubungan dengan humerus dataran sendinya berbentuk bundar

yang memungkinkan lengan bawah dapat memutar/telungkup.

12
5) Karpal/tulang pergelangan tangan terdiri dari delapan tulang tersusun

dalam dua baris.

a. Bagian proksimal : os. Navikular, os. Lunatum, os. Triquetrum, os.

Fisiformis.

b. Bagian distal : os. Multangulum Mavus, os. Kapitatum, os. Hamatum.

6) Metacarpal, terdiri dari tulang pipa p[endek, banyaknya 5 buah.

7) Falangus, terdiri dari pipa pendek yang banyaknya 14 buah dibentuk dalam 5

bagian tulang yang berhubungan dengan tulang metacarpal perantaraan persendian.

b. Kerangka anggota gerak bawah

Tulang ekstremitas bawah dikaitkan pada batang tubuh dengan perantara gelang panggul,

terdiri dari:

1) Os. Koksa atau tulang pangkal paha, terdiri dari 3 buah tulang os. Ilium, os. Pubis

dan os. Iski.

2) Os. Femur, merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar yang berhubungan

dengan tulang panggul yang berbentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris.

Bentuk ini memungkinkan adanya gerak keseluruh arah.

3) Os. Tibialis/tulang kering, merupakan tulang pipa terbesar setelah tulang femur

yang .

4) Os. Fibularis, tulang yang sejajar dengan tulang tibia yang berada di bagian lateral.

5) Os. Tarsalia,(tulang pangkal kaki) dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi

pergelangan kaki. Terdiri dari 5 buah tulang keci yaitu: os. Talus, os. Kalkaneus, os.

Navikular, os. Kuboideum, os. Kunaifirmi (lateralis, intermedialis dan medialis).

6) Matatarsalia (tulang telapak kaki) terdiri dari tulang-tulang pendek yang banyaknya

5 buah.

13
7) Falangus (ruas jari kaki), merupakan tulang-tulang pipa pendek yang asing-

masing terdiri dari 3 ruas kecuali ibu jari banyaknya 2 ruas.

c). Sendi dan gerak yang terjadi

a. Sendi bahu humeroskapular, sendi putar kepala humrus membentuk

sepertiga bola, pembatasan gerak ditentukan oleh otot yang mengelilinginya,

bebas bergerak ke seluruh arah (abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, eksorotasi,

endorotasi)

b. Sendi siku atau sendi engsel, membentuk sendi humeroradialis dan empat

permukaan persendian yang berada dalam kapsul sendi, gerakan yang terjadi

adalah fleksi dan ekstensi.

c. Sendi koxae (sendi panggul), persendian ini merupakan enarthrosis sphirodea

karena separuh caput femoris masuk dalam mangkuk sendi, sendi berbentuk

sphiroidea (sendi peluru).

d. Sendi lutut, sendi engsel yang dibentuk oleh kondilus femoralis yang bersendi

dengan permukaan dari kondilus tibia. Patella terletak diatas permukaan yang

halus pada femur tetapi tidak termasuk dalam sendi lutut.

e. Sendi panggul, sendi ini merupakan sendi synovial dari varietas sendi putar.

Kepala sendi femur kedalam asetabulum tulang koksa. Sendi ini tebal dan kuat,

membatasi gerakan sendi keseluruh arah dan membentuk sikap tegak tubuh

dalam keadaan berdiri, gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, endorotasi dan

eksorotasi.

f. Sendi pergelangan kaki (art. talo tibia fibularis), adalah bentuk sendi engsel

gerakan sendi ini dapat dilakukan dorsal flexio dan plantar flexio (extension).

14
g. Sendi sternoklavikular, sendi ini dalah hubungan antara gelang bahu batang

badan, antaara pars sternalis klavikula manubrium sterni rawan iga 1, sebelah

atas berhubungan dengan klavikula dan sebelah bawah sternum

h. Sendi akromioklavikular, dibentuk oleh ujung luar klavikula yang bersendi

dengan proseus acromion dan scapula.

d). Otot yang berperan dalam gerakan servis atas float

a. Otot bahu

Otot bahu yang meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal

lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar.

a) Otot bahu meliputi :

1. M. deltoid, otot ini membentuk lengkung bahu, balung tulang belikat dan

berpangkal dibagian sisi tulan selangka ujung bahu, blung tulang belikat dan

diafise tlang pangkal lengan. Diantara otot ini dan taju besar tulang pangkal

lengan terdapat kandung lender. Fungsinya untuk mengangkat lenggan

sampai mendatar.

2. M. subskapularis, otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menuju

taju kecil tulang pangkal lengan, dibawah uratnya terdapat lender.

Fungsinya menengahkan dan memutartulang humerus kedalam.

3. M. supraspinatus, otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke taju

besar tulang pangkal lengan, fungsinya mengangkat lengan.

4. M. infraspinatus, otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah tulang belikat

dan menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan

keluar.

15
5. M. teres mayor, otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan menuju

ke taju kecil tulang pangkal lengan. Diantara otot lengan bulat kecil dan otot

lengan bulat besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus tricep brakii.

Fungsinya bias memutar lengan ke dalam.

6. M. teres minor, otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat dan

menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Funginya memutar lengan ke

luar.

b) Otot dada meliputi :

1. M. pektoralis mayor, pangkalnya terdapat diujung tengah tulang selangka,

tulang dada dan rawan iga. Fungsinya dapat memutar lengan kedalam dan

menengahkan lengan, menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan

kedalam.

2. M. pektoralis minor, terdapat dibawah otot dada besar, berpangkal di iga

III, IV, dan V menuju ke proseus korakoid. Fungsinya menaikkan tulang

belikat dan menekan bahu.

3. M. subklavikula, terdapat diantara tulang selangka dan iga I, bagian dada

atas sebelah bawah tulang klavikula. Fungsinya menetapkan tulang

selangka di sendi sebelah tulang dada dan menekan sendi bahu kebawah

dan kedepan.

4. M. seratus anterior, berpangkal di iga I sampai IX dan menuju kesisi

tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.

c) Otot pangkal lengan atas meliputi :

1. M. bicep brachii, otot ini meliputi dua buah sendi dan mempunyai dua

buah kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat didalam sendi

bahu, kepala yang pendek melekat disebelah luar dan yang kedua

16
sebelah dalam. Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil. Dibawah

uratnya terdapat kandung lender. Fungsinya membengkokkan lengan

bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.

2. M. brachii, otot ini berpangkal dibawah otot bicep brachii di tulang

pangkal lengan dan menuju taju di pangkal tulang hasta. Fungsinya

membengkokkan lengan bawah siku.

3. M. korakobrakialis, otot ini berpangkal di proseus korakoid dan menuju

ke tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.

4. M. tricep brachii, kepala luar berpangkal disebelah belakang tulang

pangkal lengan dan menuju kebawah kemudian bersatu dengan yang lain.

Kepala dalam dimulai disebelah dalam tulang pangkal lengan. Kepala

panjang dimulai pada tulang dibawah sendi dan ketiganya bmempunyai

sebuah urat yang melekart di olekrani.

d) Otot lengan bawah

1. M. ekstensor carpiradialis longus.

2. M. ekstensor carpiradialis brevis.

3. M. ekstensor carpiulnaris, ketiganya berfungsi sebagai ekstensi lengan.

4. M. digitorum carpiradialis, fungsinya sebagai ekstensi

jari tangan kecuali ibu jari.

5. M. ekstensor policis longus, fungsinya sebagai ekstensi ibu jari.

6. M. pronator teres, fungsinya dapat menggerakkan silang hasta

dan membengkokkan lengan bawah siku

7. Otot-otot fleksor tangan M. palmaris longus, M. fleksor cari radialis,

M. fleksor digitor sublimis, fungsinya untuk fleksi jari kedua dan

kelingking. M. digitorum profundus, M. fleksor policis longus

17
fungsinya fleksi ibu jari.

e) Otot tungkai atas

1. Otot abductor femoris, terdiri dari tiga otot, yaitu M. abductor

maldanus (sebelah dalam), M. abductor brevis (sebelah tengah) dan

M. abductor longus (sebelah luar). Ketiga otot tersebut berfungsi

menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur.

2. Muskulus ekstensor (quadriceps femoris) otot berkepala empat, otot

ini terdiri dari muskulus rektus femoris, muskulus fastus lateralis

eksternal, muskulus vastus medialis internal, muskulus vastus

intermedial.

3. Muskulus fleksor femoris, yang terdapa di bagian belakang paha


terdiri dari:

a. Biceps femoris, otot berkepala dua fungsinya membengkokkan paha

dan meluruskan tungkai bawah.

b. Muskulus semi membranosus, otot seperti selaput berfungsi

membengkokkan tungkai bawah.

c. Muskulus semi tendinosus, otot seperti urat fungsinya

membengkokkan urat bawah serta memutarkan ke dalam.

d. Muskulus Sartorius, otot penjahit. Bentuknya panjang seperti pita,

terdapat dibagian paha. Fungsinya eksorotasi femur memutar keluar

pada waktu lutut mengentul, serta membantu fleksi femur dan

membengkokkan keluar.

4. Muskulus gluteus maksimus, otot ini berkontraksi ketika salah satu

kaki melangkah kedepan.

18
f) Otot tungkai bawah

a. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsinya

mengangkat pinggir kaiki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.

b. Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari

telunjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki.

c. Muskulus gastrocnemius, fungsinya sebagai felksi pada sendi lutut dan

fleksi plantar pada pergelangan kaki.

d. Muskulus soleus, berkontraksi ketika menelapakkan kaki ke lantai.

g) Otot plantar pada telapak kaki

a. Muskulus fibularis longus

b. Muskulus fibularis brevis

a. Teknik Gerakan dan Analisis Biomekanik


Dalam analisis biomekanik, akan terbagi menjadi 2 faktor yang mempengaruhi teknik
gerakan dalam lompat jauh. Yang pertama merupakan faktor internal dan yang kedua
merupakan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam, dimana suatu
keefektifan gerakan ditentukan dari pengaruh internal tubuh seperti, sendi apa saja yang
digunakan dalam melakukan suatu gerakan, dan otot apa saja yang yang bekerja.

19
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar tubuh yang turut serta
mempengaruhi suatu gerakan yang kita lakukan. Dapat diketahui bahwa Biomekanik
Olahraga juga membahas tentang gerak-gerak dan sifat benda mati yang digunakan dalam
berolahraga. Khususnya yang berkaitan dengan gaya-gaya yang bekerja, serta efek-efek yang
ditimbulkan. Maka akan dibahas lebih lanjut apa saja faktor eksternal yang berpengaruh
dalam suatu gerakan dalam lingkup teknik gerakan lompat jauh.
i. Faktor Internal
Pada saat melakukan awalan dalam lompat jauh, atlet harus berlari sejauh 30-40 meter
sebelum menumpu di papan tolakan. Terdapat sendi dan otot yang digunakan untuk
gerakan tersebut, seperti:

1. Sendi pada pergelangan kaki

gambar 1 sendi pergelangan kaki

 Art. Talocruralis merupakan sendi loncat atas yang terbentuk dari


ujung distal Os. Tibia dan Os. Fibula serta bagian atas Talus.
 Art. Subtalaris merupakan sendi loncat bagian bawah yang terbentuk
oleh Talus dan Calcaneus
 Art. Tibiofibularis Distal[4]

2. Sendi pada lutut

gambar 2 sendi pada lutut

 Knee Joint terbentuk dari beberapa tulang yaitu: Os. Femur, Os. Tibia,
Os. Fibula, Os. Patella

20
3. Sendi pada pangkal paha

gambar 3 sendi paha

 Art. Coxae yang terbentuk dari Os. Femur pada bagian caput femur
dan Os. Pelvis pada acetabulum

4. Sendi pada siku

gambar 4 sendi siku

 Art. cubiti/Elbow Joint yang terbentuk oleh 3 tulang yaitu: Os.


Humerus, Os. Radius, dan Os. Ulna

5. Sendi pada bahu

gambar 5 sendi bahu

 Art. Humeri

21
Pada saat melakukan tolakan/take off, persendian yang digunakan tidak jauh
berbeda dengan pada saat melakukan awalan. Tapi terdapat persendian utama saat
melakukan take off, yaitu:
1. Sendi pada pergelangan kaki

gambar 6 pergelangan kaki saat menumpu

 Art. Talocruralis merupakan sendi loncat atas yang terbentuk dari


ujung distal Os. Tibia dan Os. Fibula serta bagian atas Talus.
 Art. Subtalaris merupakan sendi loncat bagian bawah yang terbentuk
oleh Talus dan Calcaneus
 Art. Tibiofibularis Distal
2. Sendi pada lutut
 Knee Joint terbentuk dari beberapa tulang yaitu: Os. Femur, Os. Tibia,
Os. Fibula, Os. Patella

22
Otot yang digunakan pada saat lompat jauh:

gambar 7 anatomi otot

M. Gastrocnemius, M. Biceps Femoris, M. Quadricepes (M. Rectus Femoris, M.


Vastus Intermedius, M. Vastus Lateralis, M. Vastus Medialis), M. Gluteus Maximus,
M. Biceps Brachii, M. Triceps Brachii.

23
Tuas
Awalan Cara melakukan gerakan: Menggunakan tuas jenis
Berlari secepat mungkin ke-1, dimana titik tumpu
dari jarak 30-40 meter berada diantara titik kuasa
dari sebelum papan dan titik beban
tumpuan. 1. Titik kuasa berada
pada lengan atas
dengan
menggunakan
kontraksi dari M.
Biceps Brachii
2. Titik tumpu berada
pada persendian
siku
3. Titik beban pada
tangan bagian
bawah

gambar 8 tuas pada tangan saat berlari


awalan
Menggunakan tuas jenis
ke-3, dimana titik kuasa
berada diantara titik beban
dan titik tumpu
1. Titik beban
berpusat pada
tubuh atas
2. Titik kuasa berada
pada paha dan
pantat,
menggunakan
kontraksi dari M.
Quadriceps
femoris, M. Biceps
femoris, dan M.
Gluteus maximus
Titik tumpu berada pada
kaki bagian bawah

gambar 9 tuas pada kaki saat berlari


awalan

24
Menumpu 1) Ayunkan paha kaki- Menggunakan tuas jenis
(Take off) bebas cepat ke posisi ke-3 dimana titik kuasa
horizontal dan berada diantara titik beban
dipertahankan. dan titik tumpu
2) Luruskan sendi mata 1. Titik beban
kaki, lutut dan pinggang berpusat pada
pada waktu melakukan tubuh atas
tolakan. 2. Titik kuasa berada
3) Bertolaklah ke depan pada betis,
dan ke atas (sudut menggunakan
tolakan 45°)[5]. kontraksi dari M.
Gastrocnemius
3. Titik tumpu berada
pada kaki bagian
bawah

gambar 10 tuas pada kaki saat


menumpu

ii. Faktor Eksternal


Terdapat beberapa faktor dari luar tubuh saat kita melakukan lompat jauh yaitu:
1. Gaya yang bekerja
 Hukum I Newton

”Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang
garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol”.
Ketika kita menolak, tubuh akan melayang dan kemudian akan jatuh kembali ke tanah,
dilanjutkan sedikit gerakan ke depan setelah tubuh menyentuh tanah, kemudian berhenti. Hal
ini disebabkan karena:
1. Adanya gaya gravitasi bumi.
Setiap benda yang ada dibumi akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi meski seringan
apapun benda tersebut. Inilah yang menjadi penyebab mengapa setiap benda yang bergerak
dia akan berhenti karena adanya gaya gravitasi tersebut.

2. Adanya gaya gesek.


25
Gaya gesek ini terjadi antara tubuh dengan pasir, yang terjadi ketika tubuh tepat setelah
mendarat. Gaya gesek yang terjadi cukup besar, sehingga gerakan tubuh ke depan setelah
menyentuh tanah hampir tidak terlihat.
 Hukum III Newton
Hukum III Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya memengaruhi gerak.
“Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan
gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama”. Terjadi ketika
melakukan tolakan. Tolakan sebaiknya dilakukan sekuat-kuatnya untuk mendapat hasil
tolakan yang maksimal.
 Hukum Percepatan

gambar 11 percepatan awalan

“Percepatan suatu benda karena suatu gaya berbanding lurus dengan gaya penyebabnya”.
Semakin besar power kita dalam dalam melakukan awalan maka akan semakin besar pula
kecepatan lari kita. Awalan yang maksimal akan menghasilkan lompatan yang maksimal.
 Moment Gaya

gambar 12 lompat jauh gaya jongkok

“Semakin besar moment gaya, akan semakin besar pula gaya yang di hasilkan”. Moment
gaya harus diperkecil untuk mengangkat benda agar lebih ringan maka moment gaya
diperkecil. Jadi untuk mengangkat benda agar benda tersebut menjadi lebih ringan maka
jarak benda tersebut atau moment gayanya juga harus diperpendek. Dalam lompat jauh, hal
ini terlihat ketika melayang di udara pada lompat jauh gaya jongkok. Kaki diletakkan sedekat
mungkin dengan badan dengan tujuan untuk memperkecil moment gaya.
 Gaya Gesek
26
gambar 13 gaya gesek pada penggunaan sepatu spike

Gaya gesek adalah suatu gaya yang timbul karena persinggungan antara dua permukaan yang
merupakan hambatan terhadap gerak. Terjadi ketika berlari, menumpu, dan mendarat. Bahkan
saat melayang di udara pun terjadi gaya gesek antara tubuh dengan udara. Hal ini relatif kecil
pengaruhnya terhadap hasil lompatan. Namun demikian, angin yang berhembus berlawanan
arah lompatan, sedikit banyak mempengaruhi jauhnya hasil lompatan. Gaya gesek yang
terjadi ketika berlari, menumpu, dan mendarat memberi keuntungan kepada pelompat.
Beberapa pelompat menggunakan sepatu khusus (sepatu spike) yang
memiliki pull/paku untuk memperbesar gaya gesek, yaitu agar pelompat tidak jatuh ketika
melakukan awalan.

2. Gerak Parabola

gambar 15 parabola dalam lompat jauh


gambar 14 grafik parabola

Gerak parabola merupakan perpaduan antara gerak lurus beraturan (GLB) di arah sumbu-x
dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) di arah sumbu-y. Artinya, kecepatan benda pada
sumbu-x akan selalu tetap, baik besar maupun arahnya. Sementara itu, kecepatan benda pada
sumbu-y akan mengalami GLBB diperlambat akibat pengaruh percepatan gravitasi. Nah,
pengaruh gravitasi inilah yang menyebabkan gerak bendanya melengkung sehingga disebut
gerak parabola.

27
2 2 2
Vo .sin 2 ∝ Vo .sin 2 ∝ Vo .sin 2 ∝
Xmax : Xmax : Xmax :
g g g
2 2 2
20 . sin 2(30) 20 . sin 2(45) 20 . sin 2(60)
: : :
10 10 10
400. sin 60 400. sin 90 2
20 . sin 120
: 10
: 10 :
10
1 : 40 . 1 2
20 . cos 30
: 40 . √3 :
2 10
: 40 m
: 20√ 3 m 1
: 40 . √3
2
: 20√ 3 m
(+)
gambar 16 rumus gerak parabola sin 120 : sin (90+30)
Berikut ini merupakan analisis sudut terbaik untuk melakukan tolakan, dengan hasil lompatan
terjauh (Xmax). Misalkan:
Vo: 20 m/s
g : 10 m/ s2
α : a. 30o b. 45 o c. 60 o
Cari Xmax dari sudut elevasi (α)!
Jawab :

a. 30o b. 45 o c .60
o

Hasil dari ketiganya menunjukkan bahwa jarak X terjauh dapat dicapai dengan sudut elevasi
o
45

28
b. Kesimpulan dan Saran

Untuk menentukan gerakan yang optimal dalam lompat jauh, perlu diperhatikan beberapa
faktor penting yang menjadi tolok ukur keberhasilan. Beberapa diantaranya merupakan faktor
internal atau berasal dari dalam tubuh, seperti faktor penggunaan sendi, otot, dan disini
ditambahkan tuas yang bekerja jika diaplikasikan dengan penggunaan otot. Faktor kedua
merupakan faktor eksternal atau faktor dari luar tubuh seperti adanya gaya dari luar yang
mempengaruhi dan gerak parabola.
Dalam praktek lompat jauh, biasanya seorang atlet hanya fokus terhadap faktor internal
atau faktor dari dalam tubuh mereka saja, mereka hanya fokus untuk melatih kekuatan fisik.
Seharusnya faktor eksternal atau faktor dari luar tubuh perlu diperhatikan dan diaplikasikan
untuk memperoleh gerakan yang optimal dan hasil yang maksimal.

29
DAFTAR PUSTAKA

Dr. bambang kridasuwarso, M.Pd dan Dr. abdul aziz hakim, S.Or, M.Or. 2020.
Biomekanika (bagi guru dan pelatih olahraga). pemahaman dasar tentang biomekanika
aplikasinya dalam bidang olahraga. Surabaya : CV. Jakad Media Publishing, 2020, hal. 103.
masyarakat, Kementrian kesehatan direktorat promosi kesehatan dan pemberdayaan.
2022. 5 Manfaat olahraga bagi tubuh. [Online] 2022. [Dikutip: 20 Mei 2023.]
https://promkes.kemkes.go.id/5-manfaat-olahraga-bagi-tubuh#:~:text=Manfaat
%20Berolahraga&text=Membakar%20kalori%20di%20dalam%20tubuh,Mengurangi
%20stres.

[1] TAHUN, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 tahun


2005, “No Title ‫طرق وسترتيغى تعليم‬,” Pandu. KONSELING Behav. DENGAN Tek. SELF
Manag. UNTUK Meningkat. KERJA KERAS SISWA Pengantar, no. 2, pp. 1–7, 2005.
[2] Lesmana, H. S., M. Ridwan, and D. Donie, “lompat jauh Kabupaten Solok. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil kelentukkan dan Daya Ledak Otot tungkai yang berpengaruh
terhadap kemampuan lompatan atlet,” vol. 2, no. 2018, pp. 848–859, 2020.
[3] B. A. B. Ii, A. K. Teoritis, L. Jauh, and G. Jongkok, “Perbedaan/Peningkatan antara
Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok, Sebelum dan Sesudah Melakukan
Permainan Sudamanda Kapal,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699,
2019.
[4] M. A. Nurohman, S. Moerjono, and R. Basuki, “Hubungan Tinggi Lompatan dan
Bentuk Arcus Pedis dengan Kejadian Sprain Pergelangan Kaki pada Atlet Bulutangkis
yang Melakukan Jumping Smash Correlation Between Vertical Jump and the Form of
an Arcus Pedis with the Incident of Ankle Sprain in Badminton Ath,” pp. 6–29, 2017,
[Online]. Available: http://repository.unimus.ac.id/317/
[5] R. A. Hanneman, “Daftar Isi Daftar Isi :,” pp. 2–5, 2009.

30
31

Anda mungkin juga menyukai