Proposal Skripsi
oleh
Muhammad Arya Darmaputra
6301419027
DAFTAR ISI........................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................................3
1.4. Batasan Peneitian....................................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian..................................................................................................3
1.6. Keaslian Penelitian..................................................................................................4
i
3.6.2 Tahap Pelaksanaan................................................................................................17
3.6.3 Tahap Penyelesaian...............................................................................................17
3.7 Teknik Keabsahan Data.........................................................................................17
3.8 Teknik Analisis Data.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................19
LAMPIRAN......................................................................................................................22
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era modern semakin terlihat bahwa banyak elemen masyarakat mulai dari anak
muda hingga dewasa sangat antusias dalam meningkatkan bakat dan minatnya dalam
bidang olahraga. Olahraga dan masyarakat merupakan sesuatu yang tidak dapat
terpisahkan, selain berperan untuk meningkatkan kondisi fisik, olahraga juga berperan
penting bagi tubuh manusia karena olahraga adalah kegiatan yang sangat positif bagi
setiap individu agar tetap sehat dan bugar. Olahraga memiliki manfaat untuk peningkatan
daya tahan manusia, memperbaiki kemampuan otak, mengurangi lemak dan stress,
mengatasi penuaan dini, serta dapat menambah energi dalam tubuh. Rismayanthi
(2018:7). Untuk menciptakan tubuh yang sehat salah satunya yaitu dengan melakukan
aktivitas olahraga. Olahraga dan kesehatan adalah sesuatu yang saling berkaitan dan
berkesinambungan. Agar tubuh manusia tetap sehat, salah satunya adalah dengan
melakukan olahraga (Pane, 2015). Setiap orang yang rutin menjalankan aktivitas olahraga
maka akan banyak bergerak sehingga kesehatan tubuh akan terjaga dengan baik. Ini
berbanding terbaik, ketika seseorang jarang melakukan olahraga maka akan
mempengaruhi kondisi tubuh, sehingga tubuh terasa kurang bugar.
Olahraga sendiri juga merupakan aktivitas menusia yang berfungsi memelihara
kebugaran jasmani yang baik. Dalam melakukan aktivitas olahraga harus memiliki
kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik yang baik dapat berperan penting dalam upaya
peningkatan Sumber Daya Manusia, melakukan olahraga dapat meningkatkan kondisi
fisik yang baik sehingga individu memiliki raga serta jiwa yang sehat, seseorang dapat
melakukan aktivitas secara maksimal dalam menjalankan aktivitas. Bafirman (2018:1).
Dengan adanya kondisi fisik yang baik dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia
terutama dalam hal bekerja dengan waktu yang lama.
Kondisi fisik adalah suatu hal yang penting, dikarenakan seiring perkembangan
teknologi mengakibatkan ketatnya persaingan kondisi fisik atlet, kondisi fisik ini menjadi
pondasi dari olahraga prestasi karena teknik, mental, dan taktik yang baik akan terbentuk
jika diimbangi fisik yang baik pula (Taruna, 2021). Kondisi fisik adalah syarat yang wajib
dimiliki oleh atlet untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi olahraga yang
maksimal, kondisi fisik harus ditingkatkan sesuai dengan karakteristik, ciri, serta
kebutuhan masing – masing cabang olahraga (Ridwan, 2020). Dalam upaya
meningkatkan kondisi fisik harus sesuai dengan kebutuhan setiap cabang olahraganya.
Terdapat 10 komponen kondisi fisik yang dikemukakan menurut (Sajoto, 1988) yaitu
kekuatan atau strength, daya tahan atau endurance, daya ledak atau power, kecepatan
atau speed, kelentukan atau flexibility, keseimbangan balance, koordinasi coordination,
kelincahan atau agility, ketepatan atau accuracy, reaksi atau reaction. Faktor kondisi fisik
merupakan penentu prestasi dalam olahraga.
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2022 yang mengatur tentang sistem
keolahragaan menyebutkan bahwa olahraga adalah kegiatan yang melibatkan pikiran,
jiwa, dan raga dengan sistematis agar mendorong, membina, dan mengembangkan
potensi jasmani, sosial, budaya, dan rohani sedangkan keolahragaan merupakan suatu
aspek yang berkesinambungan dengan olahraga yang membutuhkan pendidikan,
pengaturan, pembinaan, pelatihan, peningkatan pengembangan, evaluasi, dan
pengawasan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan keolahragaan nasional
1
2
yaitu dengan mengadakan suatu event olahraga, salah satunya yaitu event PORPROV
atau Pekan Olahraga Provinsi, PORPROV merupakan ajang olahraga tingkat daerah yang
berfungsi memajukan prestasi olahraga. PORPROV merupakan event yang digelar empat
tahunan, bertujuan untuk mempererat elemen masyarakat Indonesia. Selain itu digunakan
sebagai arena unjuk keterampilan atlet dari masing masing kota / kabupaten dalam satu
provinsi untuk menjadi yang terbaik (Zulhendri, 2021). PORPROV tergolong sebagai
upaya untuk meningkatkan olahraga prestasi nasional, melihat dari hal ini maka olahraga
tidak hanya sekedar sebagai sarana rekreasi dan meningkatkan kesehatan saja namun
olahraga berfungsi untuk meningkatkan performa atlet, serta menjadi sarana untuk
berprestasi.
Banyak cabang olahraga yang diselenggarakan pada PORPROV 2023, salah
satunya adalah olahraga renang. Olahraga renang berkembang pesat saat ini berkat
kemajuan teknologi dan kemampuan Sumber Daya Manusia yang terus meningkat.
Olahraga ini banyak diminati oleh kalangan pemula yang awalnya hanya ingin belajar
dan sekedar dapat berenang, hingga terus meningkat menjadi olahraga prestasi. Badan
organisasi yang menaungi olahraga renang nasional adalah PRSI (Persatuan Renang
Seluruh Indonesia). Renang adalah olahraga yang mengharuskan atletnya memiliki
kondisi fisik yang baik, pada olahraga renang terdapat beberapa nomor seperti gaya
bebas, gaya dada, gaya kupu – kupu, serta gaya punggung (Maidarman, 2019). Secara
umum kondisi fisik yang dominan pada olahraga renang adalah kekuatan otot, daya
tahan, kelincahan, kelentukan. Sedangkan pada renang gaya bebas kekuatan otot perut,
kekuatan otot lengan, daya ledak otot tungkai, dan kelentukan merupakan kondisi fisik
yang dominan (Malik dan Marsudi, 2021). Penyusunan program latihan fisik masih
sering diabaikan baik dalam pembinaan olahraga prestasi di tingkat provinsi, nasional,
maupun internasional (Hermawan dkk., 2022). Padahal latihan fisik harus diperhatikan
dalam olahraga renang untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Dari hasil observasi yang dilaksanakan di tempat latihan olahraga renang
Kabupaten Jepara dalam rangka mempersiapkan event PORPROV XVI Jawa Tengah
latihan dilakukan sebanyak 6 kali dalam seminggu, satu hari diantaranya adalah latihan
fisik, namun tingkat kondisi fisik atlet renang PORPROV XVI Kabupaten Jepara masih
belum diketahui karena tidak adanya tes kondisi fisik yang rutin dilakukan. Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tes kondisi fisik merupakan aspek yang sangat
penting dalam olahraga prestasi, karena dengan adanya tes kondisi fisik pelatih dapat
mengetahui tingkat kondisi fisik atletnya dan dapat memberikan program latihan fisik
sesuai dengan kebutuhan. Kondisi fisik adalah faktor utama dala atlet untuk menciptakan
prestasi yang tinggi, setiap atlet memiliki kondisi fisik yang berbeda – beda satu sama
lain sehingga atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik maka performanya akan baik
pula, sebaliknya jika atlet yang memiliki kondisi fisik yang kurang baik maka atlet
tersebut akan terlihat kesulitan pada saat melalukan aktivitas pertandingan. Tes kondisi
fisik ini juga memiliki tujuan untuk menciptakan prestasi yang optimal dalam kejuaraan
PORPROV XVI Jawa Tengah yang akan digelar bulan Agustus 2023.
Olahraga prestasi khususnya pada cabang olahaga renang saat ini sudah mulai
berkembang menjadi kegiatan terlembaga dengan organisasi formal. Hal ini mendorong
pembina ataupun pelatih olahraga bekerja lebih extra dalam hal membina serta mencari
bibit calon – calon atlet yang berbakat. Olahraga renang di Kabupaten Jepara dibentuk
oleh PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) Kabupaten Jepara pada tahun 2005
3
guna sebagai wadah olahraga prestasi. Untuk menghadapi PORPROV XVI tim
PORPROV Jepara terdapat total 9 atlet yang terbagi menjadi 5 atlet putra dan 4 atlet
putri, seluruh atlet mempersiapkan dengan baik dan penuh semangat pada saat latihan
berlangsung, hal ini karena motivasi serta program latihan yang baik diberikan oleh
pelatih.
Dengan melakukan tes kondisi fisik pelatih dapat mengetahui kekurangan pada
berbagai kompinen kondisi fisik yang perlu ditingkatkan. Akan tetapi, persiapan tes
kondisi fisik yang sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga renang selama ini belum
pernah dilakukan pada tim PORPROV XVI Kabupaten Jepara. Dengan berpedoman pada
uraian – uraian sebelumnya. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Status Tingkat Kondisi Fisik Atlet Renang Kabupaten Jepara Dalam Event
PORPROV XVI Jawa Tengah Tahun 2023” berfokus pada komponen kondisi fisik yang
domian pada cabang olahraga renang sehingga setelah dilakukannya pengukuran dapan
dijadikan bahan acuan serta evaluasi, dapat juga digunakan menjadi suatu sumber data
yang dapat digunakan untuk penyusunan program latihan yang terstruktur, agar
kedepanya olahraga renang di Kabupaten Jepara ini semakin baik lagi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Belum adaya tes kondisi fisik yang dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan
kebutuhan cabang olahraga renang pada atlet renang Kabupaten Jepara dalam
persiapan menghadapi event PORPROV XVI Jawa Tengah Tahun 2023.
2. Tidak diketahuinya mengenai kondisi disik atlet renang Kabupaten Jepara dalam
persiapan menghadapi event PORPROV XVI Jawa Tengan 2023,
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, penelitian ini bertujuam untuk mengetahui tingkat
kondisi fisik atlet renang Kabupaten Jepara dalam event PORPROV XVI Jawa Tengah
Tahun 2023.
1.4. Batasan Peneitian
Agar terhindar dari penafsiran yang salah terkait topik yang akan diteliti, maka
penelitian ini akan fokus pada masalahnya. Dimana batasan dalam penelitian ini adalah
“Kondisi fisik atlet PORPROV renang Kabupaten Jepara Dalam Event PORPROV XVI
Jawa Tengah Tahun 2023”
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapan memberikan manfaat, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Memberikan suatu kontribusi terkait tes kondisi fisik dengan menggunakan ilmu
pengetahuan khususnya dalam cabang olahraga renang.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis kepada pelatih yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
para pelatih dalam mengembangkan program latihan fisik agar kondisi fisik atlet renang
dapat meningkat kedepannya.
1.6. Keaslian Penelitian
Pada penelitian ini melihat reverensi penelitian terdahulu dengan karakteristik serta
tema yang hampir saama meskipun terdapat beberapa pernedaan seperti subyek
penelitian, variabel penelitian, populasi, serta jumlah sampelnya. Penelitian terdahulu
yang relevan berjudul “Profil Kondisi Fisik Atlet Renang PUSLADA Jawa Timur (Lapis
Kedua) PNN 2021” (Malik, A., & Marsudi, I. 2021).
4
Terdapat sedikit persamaan dari skripsi terdahulu karya (Malik, A., & Marsudi, I.
2021) yaitu kesamaan tentang tema, tema tersebut adalah kondisi fisik olahraga renang.
Namun terdapat juga beberapa hal yang membedakan dari penelitian terdahulu, yaitu :
a) Lokasi dan waktu penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya
b) Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya
c) Jumlah sampel dan populasi yang digunakan berbeda
d) Subyek penelitian yang berbeda
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang relevan dalam penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk baris sebagai
berikut:
1. (Maidarman, 2019). “Tinjauan Kondisi Fisik Pada Mahasiswa Mata Kuliah Renang
Pendalaman FIK UNP”. Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian
deskriptif kuantitatif. Populasi atlet renang mahasiswa mata kuliah renang
pendalaman Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang yang berjumlah
22 orang. Instrumen kondisi fisik yang digunakan pada penelitian ini adalah
kekuatan, daya ledak, dan kelentukan. Hasil penelitian kemampuan daya tahan
kekuakan otot lengan berada pada tingkat sedang, tingkat kemampuan daya ledak otot
tungkai berada pada tingkat kurang, dan tingkat kemampuan kelentukan pinggang
berada pada tingkat sedang.
2. (Kurniasari, 2015). “Profil Kondisi Fisik Atlet Pelatda Softball Putri Daerah Istimewa
Yogyakarta” Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 6,67% atlet memiliki
kondisi fisik yang kurang, 86,66% mempunyai profil kondisi fisik sedang, 6,67%
mempunyai profil kondisi fisik baik. Simpulan dari penelitian ini atlet pelatda
softball putri DIY sebagian besar memiliki profil kondisi fisik sedang.
3. (Mirfen, 2018). “Tinjauan Tingkat Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat”. Jenis penelitian
kuantitatif dengan jumlah populasi 44 orang dan 30 sebagai sampel. Intrumen yang
digunakan adalah daya ledak otot tungkai, kelincahan, daya ledak otot lengan, dan
daya tahan aerobik. Hasil yang diperoleh daya ledak otot tungkai putra masuk
kedalam kategori sedang dengan presentase (53,33%), sedangkan putri (66,7%), tes
kelincahan atlet putra masuk kedalam kategori sedang dengan presentase (67%)
sedangkan atlet putri (60%) masuk kedalam kategori baik, tes daya ledak otot lengan
atlet putra masuk kedalam kategori sedang dengan presentase (73,3%) sedangkan
atlet putri (53,3%) kedalam kategori sedang, tes daya tahan aerobik putra dengan
presentase (73,3%) masuk kedalam kategori cukup, sedangkan (26,7%) masuk
kedalam kategori tinggi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Olahraga Renang
Olahraga renang sudah dikenal sejak lama, dikarenakan olahraga renang
memberikan manfaat baik secara fisik maupun emosional. Olahraga renang dapat
berfungsi untuk meningkatkan rehabilitasi, keselamatan diri, kebugaran jasmani, hingga
meningkatkan prestasi. Selain itu, olahraga renang memperlombakan kecepatan atlet
dalam berenang (Prasetyo & Yunus, 2017). Olahraga renang adalah suatu olahraga yang
menyenangkan dan sangat cocok untuk siapa saja tidak memandang umur baik orang tua,
dewasa, maupun anak – anak (Wardhani, 2022). Renang merupakan cabang olahraga di
air dimana seseorang berusaha untuk mengangkat atau mengapungkan badan ke atas
permukaan air, olahraga renang juga cabang olahraga yang menggunakan seluruh anggota
tubuh dengan bagian tubuh yang dominan adalah tangan dan kaki untuk bergerak di
dalam air (Malik & Marsudi, 2021). Renang tergolong olahraga yang bertujuan untuk
prestasi karena olahraga renang dilakukan di air, faktor gravitasi bumi terpengaruh oleh
tekanan air sehingga berbagai macam teknik dan gaya dapat dilakukan pada olahraga
renang ini. Olahraga renang ini dilakukan di dalam air dengan menggerakan bagian-
5
6
bagian tubuh lalu akan menimbulkan suatu gerakan maju, gerakan ini ditetapkan dan
diatur sebagai aturan yang baku sehingga dapat menjadi suatu olahraga di dalam air yang
berkembang. Dengan memahami olahraga renang ini pemahaman tentang olahraga
renang akan meningkat. Olahraga renang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan
seperti obesitas, asma, nyeri otot persendian, olahraga renang juga dapat membantu
menangani masalah psikis seperti depresi, stress, dan dapat meningkatkan kemampuan
otak atau intelegential (Susanto, 2010).
Dalam olahraga renang terdapat berbagai macam gaya yang sudah dibakukan, yaitu :
1. Gaya Crawl
Gaya ini adalah gaya yang hampir mirip seperti gaya binatang. Pada renang gaya ini
posisi badan telungkup. Gaya crawl ini juga disebut dengan renang anjing atau harimau
telungkup (Subagyo, 2018:27). Pada renang gaya bebas kedua lengan digerakan jauh ke
depan secara bergantian dengan gerakan mengayuh, kedua belah kaki dicambukkan naik
turun ke atas dan ke bawah. (Harmoko & Sovensi, 2021). Disaat melakukan renang gaya
bebas posisi wajah menghadap pada permukaan air, teknik pernafasan dilakukan disaat
lengan digerakan keluar air, tubuh sedikit dimiringkan dan kepala dipalingkan ke samping
disaat mengambil nafas, perenang ini dapat memilih menoleh ke kanan maupun ke kiri
(Tahapary & Syaranamual, 2020).
Sumber : Codepen.io
4. Gaya Kupu-Kupu
Gaya kupu-kupu ini hampir mirip dengan gaya crawl, lengan dan kaki bekerja
dengan sempurna. Ada ciri khas pada renang gaya kupu-kupu ini yaitu gerakan lengan
bersamaan dengan gerakan kakinya. Gaya kupu-kupu ini awalnya diperkenalkan sebagai
bentuk lain dari gaya dada (Subagyo, 2018). Gaya kupu-kupu ini adalah gaya yang paling
melelahkan dan paling berat diantara gaya bebas, gaya dada, gaya punggung karena
melawan resistance yang sangat berat, kedua tangan harus diayuhkan agar terangkat dan
terdorong ke depan, hal ini bertujuan untuk dapat mengambil nafas dan melakukan
luncuran. Renang gaya kupu-kupu ini harus membutuhkan kondisi fisik yang baik seperti
8
stamina, daya tahan, kekuatan, flexibilitas, koordinasi, power, kecepatan (Narlan dkk.,
2020).
Sumber : vectorstock.com
Kelengkapan lain pada perlombaan renang yaitu start block, start blok ini berfungsi
sebagai tempat start perenang. Memiliki tinggi antara 0.5-0.75 meter dengan lebar
penampang minimum 0.5x0.5 meter serta memiliki kemiringan maksimal 10 derajat.
Terdapat juga bendera sebagai tanda tempat pembalikan untuk perlombaan renang gaya
punggung Subagyo (2018:10).
Sumber : hssport.co.uk
4. Starter
5. Ketua Pengawas Pembalikan
6. Pengawas Pembalikan
7. Ketua Pencatat Waktu
8. Pengatur Peserta
9. Pembawa Acara Perlombaan
Terdapat aturan pakaian renang / swimwear yang diakui spesifikasinya oleh FINA,
yaitu menggunakan bahan atau kain yang tidak menyerap air dan harus mengikuti bentuk
tubuh, memiliki ketebalan maksimal 0.8 mm, pakaian tidak boleh memiliki daya apung
dari 0.5 newton serta maksimum kurang lebih 0.1 newton Subagyo (2018:11).
Gambar 2. 8 : Swimwer
Meluncur merupakan teknik menggerakan badan secara horizontal pada permukaan air
(Wihandi, 2020). Saat meluncur pandangan diusahakan menghadap depan dengan
patokan supaya pandangan diarahkan pada kedua ujung jari. Pada teknik meluncur
membutuhkan keseimbangan, yang perlu dilakukan adalah sikap harus benar – benar
rileks dan tidak tegang, sikap rileks ini akan menciptakan keseimbangan dan sikap tegang
akan membuat badan tidak seimbang (Armen, 2020:11)
2.2.4. Kondisi Fisik
Kondisi fisik merupakan komponen yang sangat penting dalam peningkatan
olahraga prestasi. Kondisi fisik ini terdiri dari dua jenis yaitu kondisi fisik umum dan
khusus. (Maliki et al., 2017). Kondisi fisik umum merupakan kondisi fisik yang wajib
dimiliki oleh atlet, sedangkan kondisi fisik khusus merupakan kondisi fisik yang sudah
dikhususkan sesuai dengan cabang olahraga tertentu. Kondisi fisik ini sangat menentukan
berhasil atau tidaknya atlet dalam suatu cabang olahraga.
Atlet yang mempunyai kualitas fisik yang baik maka keterampilan motoriknya
akan baik pula. (Swadesi, 2016). Kualitas gerakan atlet sangat dipengaruhi kondisi fisik
yang baik. Dalam menghadapi suatu pertandingan kondisi fisik yang optimal sangat
mempengaruhi atlet, berawal dari mempersiapkan fisik yang maksimal mampu menjadi
indikator atas keberhasilan prestasi yang optimal. (I. Hermawan et al., 2022). Kondisi
fisik menjadi salah satu indikator tercapainya performa atlet yang baik dalam suatu
pertandingan.
Menurut (Subarjah, 2013) jika atlet memiliki kondisi fisik baik maka :
1. Sistem kinerja sirkulasi dan jantung kemampuannya akan meningkat dengan baik.
2. Kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan komponen kondisi fisik yang lain akan
meningkat.
3. Seseorang akan memiliki tingkat efisien dan efektif gerak lebih baik.
4. Lebih cepat memulihkan kondisi tubuh.
5. Dapat bergerak lebih cepat karena memiliki respon yang baik.
Kondisi fisik harus dilatih dengan baik dengan cara tersistematis, tepat, serta
berkesinambungan.
2.2.5. Komponen Kondisi Fisik Olahraga Renang
Terdapat 10 komponen kondisi fisik yang dikemukakan menurut (Sajoto, 1988)
yaitu kekuatan atau strength, daya tahan atau endurance, daya ledak atau power,
kecepatan atau speed, kelentukan atau flexibility, keseimbangan atau balance, koordinasi
atau coordination, kelincahan atau agility, ketepatan atau accuracy, reaksi atau reaction.
Renang merupakan olahraga yang sangat memerlukan kemampuan fisik yang baik, dalam
olahraga renang terdapat berbagai macam gaya yang diperlombakan seperti renang gaya
bebas, gaya dada, gaya kupu – kupu, dan gaya punggung. Pada olahraga ini kondisi fisik
yang dominan adalah kekuatan otot perut dan otot lengan, daya ledak otot tungkai, serta
kelentukan. (Malik & Marsudi, 2021). Pada aktivitas renang sangat memerlukan daya
tahan yang baik, seperti daya tahan jantung dan paru – paru. Hal ini menjadi faktor
penting karena disetiap gerakan membutuhkan kekuatan yang maksimal (Yulinar &
Kurniawan, 2018).
2.2.5.1 Kekuatan
Kekuatan dapat adalah dasar dari komponen kondisi fisik yang memiliki cedera.
Untuk mengembangkan Latihan kekuatan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan Latihan tahanan. Latihan tahanan dibagi menjadi Latihan kontraksi isometris,
12
banyak faktornya, selain itu program latihan yang salah juga akan menghambat
perkembangan kondisi fisik dari atlet tersebut.
2.3. Kerangka Berpikir
OLAHRAGA PRESTASI
ANALISIS DATA
Dari beberapa uraian yang ada pada latar belakang serta tinjauan pustaka.
Kerangka berfikir dalam penelitian ini telah timbul yaitu belum adanya profil tentang
tingkat kondisi fisik atlet renang Kabupaten Jepara. Dengan demikian, peneliti tertarik
untuk menganalisis tingkat kondisi fisik atlet renang Kabupaten Jepara dalam
mempersiapkan PORPROV XVI Jawa Tengah Tahun 2023.
Kondisi fisik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal, faktor tersebut sangat mempengaruhi prestasi atlet. Kondisi ini merupakan
14
salah satu syarat penting atlet sebagai pengembangan prestasi yang optimal, komponen
kondisi fisik ini harus diperhatikan dan dikembangkan.
Pelatih dan atlet seharusnya mengetahui seberapa jauh tingkat kondisi fisik atlet. Sebagai
pelatih harus merancang berbagai macam program. Bagi atlet mengetahui seberapa
tingkat kondisi dalam dirinya akan mempengaruhi performa, apabila kondisi fisiknya
masih tergolong rendah maka atlet tersebut perlu meningkatkan kondisi fisiknya secara
mandiri ataupun menjalankan program yang telah diberikan pelatih.
2.4. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2018:98) adalah suatu jawaban sementara dari
rumusan masalah, rumusan masalah yang sudah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta - fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Secara umum hipotesis adalah jawaban sementara seorang peneliti
terhadap penelitian yang dilakukan dan jawaban kebenarannya setelah penelitian
dilakukan. Berdasarkan asumsi penelitian sebagaimana penulis uraikan di atas, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah seluruh atlet renang Kabupaten Jepara yang mengikuti
PORPROV XVI Jawa Tengah Tahun 2023 mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang
cukup.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
17
penelitian, bila peneliti membuat laporan data yang tidak sesuai maka data
tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
F
P= N x 100%
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Sampel
Dalam penelitian ini penggunaan analisis statistik karena data berupa angka-
angka. Analisis statistik dapat memberikan efetivitas kerja karena membuat data
semakin ringkas dan mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Aras, D., Arsyad, A., & Hasbiah, N. (2017). Hubungan Antara Fleksibilitas Dan Kekuatan
Otot Lengan Dengan Kecepatan Renang. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia,
13(4), 380.
Can, F. S., Irawadi, H., Argantos, A., & Mardela, R. (2021). Analisis Keterampilan Teknik
Renang Gaya Dada. Jurnal Patriot, 3(4), 351–362.
https://doi.org/10.24036/patriot.v3i4.747
Erison, D., & M. Ridwan. (2020). Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Dan
Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kecepatan Renang 100 Meter Gaya
kupu-kupu. Jurnal Patriot, Universitas Negeri Padang, 2(1), 233–243.
Gusdi, W., & Yendrizal. (2019). Tinjauan Kondisi Fisik Renang. Jurnal Patriot, 1179–
1190.
Harmoko, H., & Sovensi, E. (2021). Analisis Teknik Renang Gaya Bebas pada Atlet
Renang. Gelanggang Olahraga: Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga (JPJO),
5(1), 22–28. https://doi.org/10.31539/jpjo.v5i1.2859
Hermawan, H. A., & Nurmasari, K. (2020). Identifikasi Kesulitan Belajar Renang Gaya
Dada Mahasiswa PJKR S1 Angkatan 2018. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia,
16(1), 18–27.
Hermawan, I., Maslikah, U., Masyhur, M., & Jariono, G. (2022a). Pelatihan Kondisi
Fisik Pelatih Cabang Olahraga Kota Depok Jawa Barat Dalam Menghadapi
Persiapan PORPROV 2022. 2020, 371–380.
Hermawan, I., Maslikah, U., Masyhur, M., & Jariono, G. (2022b). Pelatihan Kondisi
Pelaih Cabang Olahraga Kota Depok Jawa Barat Dalam Menghadapi Persiapan
PORPROV 2022. 2020, 371–380.
Ishak, M., Hasmarita, S., & Afandi Harja, A. (2020). Hubungan Motor Ability Dengan
Hasil Keterampilan Renang Gaya Punggung. Jurnal Master Penjas & Olahraga,
1(1), 39–46. https://doi.org/10.37742/jmpo.v1i1.6
Kurniasari, D. (2015). Profil Kondisi Fisik Atlet Pelatda Softball Putri Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Student Uny, 13(3), 1576–1580.
Maidarman, dan B. S. A. (2019). Tinjauan Kondisi Fisik Pada Mahasiswa Mata Kuliah
Renang Pendalaman FIK UNP. Jurnal Pendidikan Dan Olahraga, 2(1), 203–208.
Malik, A., & Marsudi, I. (2021). Profil Kondisi Fisik Atlet Renang Pustlada Jawa Timur
(Lapis Kedua) PNN 2021. Jurnal Prestasi Olahraga, 04(9), 80–88.
19
20
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-prestasi-olahraga/article/view/42075
Maliki, O., Hadi, H., & Royana, I. F. (2017). ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN
SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016. 1–8.
Mintarsih, N., & Rienaldy, R. (2019). Pengaruh Fasilitas Olahraga Terhadap Prestasi Tim
Sepak Bola PORDA Kota Cirebon. Jurnal.Cic.Ac.Id, 01(02), 87–90.
https://jurnal.cic.ac.id/index.php/ebi/article/view/22
Mirfen, R. Y. (2018). Tinjauan Tingkat Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat. Jurnal Patriot,
10(9), 278–284.
Narlan, A., Priana, A., & Damayanti, Y. S. (2020). Permainan Tradisional Elengan
Meningkatkan Kecepatan Underwater Renang Gaya Kupu-Kupu. Riyadhoh : Jurnal
Pendidikan Olahraga, 3(1), 43. https://doi.org/10.31602/rjpo.v3i1.3125
Prasetyo, E., & Yunus, M. (2017). Hubungan antara Frekuensi Gerakan Kaki Dengan
Prestasi Renang Gaya Crawl 50 Meter. Indonesia Performance Journal, 1(2), 82–
90.
Ridwan, M. (2020). Kondisi Fisik Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Kota Padang. Jurnal
Performa Olahraga, 5(1), 65–72. https://doi.org/10.24036/jpo142019
Rihatno, T. (2016). Hubungan Panjang Lengan Terhadap Hasil Lemparan Pada Siswa
Ekstrakurikuler Softball Sma Negeri 3 Jakarta . Prosiding Seminar Nasional
Program Studi Ilmu Keolahragaan.
Sunandarti, H., Sugiyanto, S., & Insanistyo, B. (2017). Mekanika Gaya Apung Pada
Olahraga Renang. Kinestetik, 1(1), 14–19. https://doi.org/10.33369/jk.v1i1.3370
Surahman, F. (2018). Analisis Gerak Teknik Renang Gaya Punggung Pada Mahasiswa
Jurusan Kepelatihan Olahraga FIK UNP. Journal Sport Area.
Tahapary, J. M., & Syaranamual, J. (2020). Latihan Teknik Dasar Dapat Meningkatkan
21
Hasil Renang Gaya Bebas. JARGARIA SPRINT: Journal Science of Sport and
Health, 1(1), 30–38. https://doi.org/10.30598/jargariasprintvol1issue1page30-38
Taruna, D. (2021). Tingkat Kondisi Fisik Atlet Sepak Takraw Pusat Pembinaan Dan
Latihan Pelajar (PPLP) Dispora Riau. January.
Wardhani, R. (2022). Pengaruh Kekuatan Otot Terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas
Club Renang Bintang Khatulistiwa Pontianak. Sport Pedagogy Journal, 1(1), 103–
109.
Yulinar, Y., & Kurniawan, E. (2018). Pengaruh Latihan Renang Terhadap Peningkatan
Daya Tahan Kardiovaskuler Pada Atlet Klub Sepak Bola. Jurnal Serambi Ilmu,
30(2), 88. https://doi.org/10.32672/si.v30i2.754
22
23
1. SK Pembimbing
24
2. Instrumen
a. Instrumen Kekuatan Otot Lengan
Menurut Sepdanius et al., (2019:56). Untuk menguji kekuatan otot lengan
maka perlu dilakukan test pull up, push up dan sit up. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan tes push up. Test push up membutuhkan peralatan berupa lantai
dengan permukaan datar, matras, stopwatch, tester. Dengan cara pelaksanaan:
1) Atlet berbaring pada area yang datar dengan posisi tangan dan bahu lurus.
2) Turunkan badan hingga siku membentuk sudut 90 derajat.
3) Atlet kembali pada posisi awal dengan meluruskan lengan,
4) Posisi kaki tidak boleh menekuk.
5) Gerakan push up ini dilakukan berulang-ulang dan sebanyak mungkin,
6) Catat hasil yang diraih.
Trunk and neck menurut Sepdanius et al., (2019:85) memiliki tujuan untuk
mengukur kelentukan leher dan badan. Dengan menggunakan alat pengukur
panjang satu meter. Dengan cara pelaksanaan:
1) Berbaring terlungkup pada lantai dan tangan berada pada kepala dengan tangan
diletakkan di samping telinga.
2) Angkat tubuh semaksimal mungkin sementara badan tetap berada pada
permukaan lantai.
3) Tester memegang kaki agar tetap menempel pada lantai.
4) Catat raihan mulai dari lantai hingga hidung atlet.
5) Lakukan miminal 3 detik.
6) Tes dilakukan sebanyak 3 kali dan diambil raihan terbaik.
27
d. Daya Tahan
Menurut Sepdanius et al (2019:45) tes daya tahan ini berfungsi untuk
mengukur tingkat keefektifan fungsi dari organ jantung serta paru-paru dengan
cara mengukur oksigen secara maksimum. Pada tes ini menggunakan tes jenis
bleep test. Instrumen yang dipakai dalam test daya ledak ini yaitu lapangan yang
datar, meteran, speaker, cone, stopwatch. Test daya tahan ini juga membutuhkan
seorang tester sebagai pengukur jarak, petugas start, pencatat skor, serta
pengawas atlet. Dengan cara pelaksanaan:
1) Tester berada dalam posisi siap atau posisi start.
2) Disaat aba-aba “start level one”, tanda atlet memulai tes.
3) Pada saat balikan atlet tidak boleh terlambat dari bunyi beeb.
4) Jika atlet sudah terlambat sebanyak dua kali berturut-turut maka peserta tidak
dapat mengikuti lagi.
5) Pada setiap balikan merupakan hasil yang dicapai.
Tes daya tahan aerobik menggunakan MFT (Multistage Fitness Test) memiliki
tingkat validitas sebesar 0,915 dan reliabilitas 0,868 (Jatmiko Septa, 2022).
28
KELOMPOK UMUR
No KLASIFIKASI
20 – 29 30 – 39 50 – 59
1 49 ke atas 45 ke atas 38 ke atas Sangat Baik
2 38 – 48 31 – 44 28 – 37 Baik
3 31 – 37 28 – 33 21 – 27 Cukup
4 24 – 330 20 – 27 15 – 20 Kurang
5 23 ke bawah 19 ke bawah 14 ke bawah Kurang Sekali
Sumber : Sepdanius, dkk (2019:51)