Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin dan karunia-Nya
akhirnya kegiatan penyusunan Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani
Peserta Didik melalui Upaya Kesehatan Sekolah dapat diselesaikan
dengan baik.
iii
SAMBUTAN
Harapan kami, buku ini dapat menjadi pedoman bagi penanggung jawab
UKS, Upaya kesehatan olahraga dan upaya kesehatan lain di puskesmas, tim
pelaksana UKS dan pendidik di sekolah, guru pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan serta peserta didik dan warga sekolah.
Jakarta,
rta, Februari
Februari 2013
201
ktur Jenderal Bina Gizi
Direktur Jenderal Bina Gizi dan
dan KIA
KIA
v
DAFTAR ISI
vii
BAB IV UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA MELALUI UKS...... 39
A. Pendidikan Kesehatan Olahraga................................... 40
B. Pelayanan Kesehatan Olahraga..................................... 41
C. Pembinaan Lingkungan Sekolah .................................. 41
BAB VI PENUTUP............................................................................... 47
KEPUSTAKAAN .................................................................................. 48
LAMPIRAN ....................................................................................... 49
TIM PENYUSUN ................................................................................. 60
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi seluruh lapisan
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Kebijakan
pembangunan kesehatan lebih diarahkan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas.
Keberhasilan pembangunan kesehatan mempunyai peranan penting
dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi dan misi melalui strategi
tersebut adalah melalui upaya kesehatan olahraga yang tertuang
dalam Undang-Undang RI nomor 36 tahun 2009 pasal 80 dan 81 yang
menyatakan bahwa:
1. Upaya kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan
kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat.
2. Peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat
merupakan upaya dasar dalam meningkatkan prestasi belajar,
prestasi kerja, dan prestasi olahraga.
3. Upaya kesehatan olahraga dilaksanakan melalui aktivitas fisik,
latihan fisik, dan atau olahraga.
4. Upaya kesehatan olahraga lebih mengutamakan pendekatan
preventif dan promotif, tanpa mengabaikan pendekatan kuratif
dan rehabilitatif.
1
5. Penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
2
Rendahnya tingkat kebugaran jasmani dan berbagai masalah kesehatan
pada peserta didik sebagai akibat kurangnya menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), termasuk kurang melakukan aktivitas fisik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Terwujudnya peserta didik yang sehat, bugar, berprestasi melalui
pendidikan dan pembudayaan aktivitas fisik, latihan fisik serta
olahraga yang baik, benar, terukur, teratur di sekolah.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya pengetahuan, psikomotor, sikap, dan perilaku
peserta didik dalam meningkatkan kebugaran jasmani
b. Meningkatnya pengetahuan, psikomotor, sikap, dan perilaku
peserta didik untuk melakukan kegiatan aktivitas fisik, latihan
fisik dan olahraga sehingga menjadi budaya hidup sehari-hari.
c. Meningkatnya kemandirian peserta didik berperilaku hidup
bersih dan sehat dalam melakukan aktivitas fisik, latihan fisik
serta olahraga yang baik, benar, terukur dan teratur
3
C. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam menerapkan Pedoman Pembinaan
Kebugaran bagi Anak Sekolah melalui UKS adalah :
1. Penanggung jawab upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan
olahraga dan upaya kesehatan lain di Puskesmas
2. Tim pelaksana UKS dan pendidik di sekolah
3. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes)
4. Peserta didik dan warga sekolah
D. RUANG LINGKUP
1. Kebugaran Jasmani
2. Peningkatan Kebugaran Jasmani
3. Upaya Kesehatan Olahraga melalui UKS
4. Indikator Keberhasilan
5. Pemantauan dan Evaluasi
6. Pencatatan dan Pelaporan
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009, Pasal 79 tentang
Kesehatan Sekolah
3. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009, Bab IX, Pasal 80dan 81
tentang Kesehatan Olahraga
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008,
Pasal 3 tentang Pembinaan Kesiswaan melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler dan Intrakurikuler
5. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri
RI Nomor 1/U/SKB/2003, 1067/Men.Kes/SKB/VII/2003,
MA/230A/2003, Nomor 26 Tahun 2003, tanggal 23 Juli 2003
tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429/Menkes/SK XII/2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
Sekolah
4
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk
melakukan kegiatan sehari-hari secara efektif dan efisien dalam
jangka waktu relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang
berlebihan.
2. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dapat
meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi.
3. Latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan
secara terstruktur, terencana, dan berkesinambungan dengan
tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
4. Olahraga adalah salah satu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan
secara terstruktur, terencana, dan berkesinambungan dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu dan bertujuan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani dan prestasi.
5. Kesehatan sekolah dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan pasal 79 menyatakan bahwa Kesehatan
Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga didik
belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-
tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
6. Peserta didik adalah semua anak yang mengikuti pendidikan di
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB),
Madrasah Aliyah (MA), termasuk Satuan Pendidikan Keagamaan
yang sederajat dan setara.
7. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah segala usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan kesehata peserta didik pada jalur,
jenis, dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMA/
SMK/MA.
8. Pedoman Pembinaan adalah acuan bagi Tim UKS untuk
melaksanakan dan mengembangkan UKS di wilayahnya.
5
BAB II
KEBUGARAN JASMANI
7
baik di rumah, selama perjalanan, di sekolah, di tempat kerja, maupun di
tempat-tempat umum.
Dampak positif latihan fisik atau olahraga terhadap peserta didik dapat
meningkatkan kebugaran jasmani, meningkatkan kapasitas belajar
anak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit menular, serta
menurunkan angka tidak masuk sekolah.
8
Komponen daya tahan jantung paru merupakan komponen dasar
dan utama dari kebugaran jasmani, sehingga tes daya tahan jantung
paru merupakan tes minimal harus dilakukan dalam melakukan tes
kebugaran jasmani.
Bagi anak-anak selain manfaat tersebut, aktivitas fisik yang teratur juga
sangat bermanfaat bagi proses tumbuh kembangnya antara lain:
a. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sistem
muskuloskeletal
b. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sistem
kardiorespirasi
9
c. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan neuromuskuler
(koordinasi dan kontrol gerak)
d. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan tubuh
e. Meningkatkan proses pemadatan tulang pada anak
f. Mempertahankan dan mengkontrol berat badan
g. Membantu dalam perkembangan kehidupan sosial anak-anak seperti
meningkatkan kepercayaan diri, interaksi sosial dan integrasi
h. Menjauhkan anak dari tingkah laku yang tidak baik bagi kesehatan
seperti merokok, alkohol dan penggunaan obat terlarang
i. Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan
j. Meningkatkan kreativitas, produktivitas dan prestasi akademik
Latihan fisik dan olahraga yang dilakukan dengan baik, benar, terukur,
dan teratur dapat meningkatkan suplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh
sehingga berdampak pada:
1. Peningkatan kontraksi otot termasuk otot jantung yang akan
meningkatkan jumlah darah ke seluruh tubuh (curah jantung per
menit) dengan jumlah nadi yang cukup (kerja otot jantung lebih
efisien). Hal ini akan meningkatkan pemanfaatan oksigen ke seluruh
tubuh oleh organ-organ tubuh sehingga kapasitas fisik (kebugaran
jasmani) akan meningkat dan peserta didik tidak mudah lelah bila
harus belajar lebih lama.
2. Metabolisme sistem hormon tubuh lebih efisien sehingga fungsi
organ-organ tubuh menjadi lebih optimal.
Kombinasi dari ke 2 hal tersebut menyebabkan kemampuan semua
sistem organ-organ tubuh termasuk persarafan menjadi lebih optimal
khususnya dalam daya serap seorang anak pada pelajaran. Jika kondisi ini
10
berlangsung dalam jangka waktu lama diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar anak.
Pengukurankebugaranjasmanipesertadidikmenggunakaninstrumen
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) yang telah disepakati dan
ditetapkan menjadi suatu instrumen yang sesuai dengan kondisi anak
Indonesia dan berlaku di Indonesia.
11
Tabel 1
Rangkaian TKJI Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin
6-9 tahun 10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun
Butir Tes
Puter Puteri Puter Puteri Putera Puteri Puter Puter
a a a i
1. Lari cepat 30 m 30 m 40 m 40 m 50 m 50 m 60 m 60 m
2a. Gantung siku tekuk v v v v v - v -
2b. Gantung angkat tubuh - - - - - v - v
3. Baring duduk 30” 30” 30” 30” 60” 60” 60” 60”
4. Loncat tegak v v v v v v v v
5. Lari jarak sedang 600m 600 m 600m 600m 800 m 1000 1000 1200
m m m
Uraian setiap butir tes dalam rangkaian TKJI beserta alat dan fasilitas
yang diperlukan untuk pelaksanaan termasuk cara melaksanakan tes
secara umum adalah sebagai berikut:
A. BATEREI TEST
Kebugaran jasmani merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia
yang berhubungan dengan kemampuan dan kesanggupan tubuh
untuk berfungsi dalam pekerjaan dan bergerak secara optimal dan
efisien. Kebugaran jasmani bersifat individual yang berbeda antara
anak dengan orang dewasa. Pengukuran kebugaran jasmani
dilakukan dengan instrumen tes kebugaran jasmani.
12
jenis kelamin berbeda pada tiap kelompok umur, sehingga perlu
memperhatikan butir tes per kelompok umur dan jenis kelamin.
Puteri:
a. Lari cepat 50 meter
b. Gantung siku tekuk
c. Baring duduk 60 detik
d. Loncat tegak
e. Lari jarak sedang 800meter
13
d. Loncat tegak
e. Lari jarak sedang 1200 meter
Puteri:
a. Lari cepat 60 meter
b. Gantung siku tekuk
c. Baring duduk 60 detik
d. Loncat tegak
e. Lari jarak sedang 1000 meter
Petunjuk Umum
1. Peserta didik
a. Tes ini mengeluarkan banyak energi, sehingga peserta didik harus
dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.
b. Sudah makan minimal 2 jam sebelum melaksanakan tes.
c. Memakai pakaian dan sepatu olahraga.
d. Mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes.
e. Melakukan latihan pemanasan (warming up) dipimpin petugas
pelaksana sebelum melaksanakan tes.
f. Bila tidak melaksanakan 1 butir tes dinyatakan gagal.
2. Petugas Pelaksana
a. Menjelaskan cara pelaksanaan tes.
b. Memimpin latihan pemanasan (warming up).
c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba
gerakan tes.
d. Memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir
tes berikutnya secepat mungkin.
e. Memberi nomor dada yang jelas dan mudah dilihat oleh petugas
pelaksana.
f. Peserta didik yang tidak mampu melakukan gerakan tes diberi
nilai 0(nol).
g. Mencatat hasil tes dengan menggunakan formulir perorangan
atau gabungan.
14
berikut:
a. Lintasan lari yang lurus, datar dan tidaklicin sepanjang minimum
70 meter
b. Lintasan lari yang datar dan tidak licin untuk lari 1200 meter
(lintasan lari yang ideal adalah lintasan atletik yang kelilingnya
400 meter)
c. Tiang/palang tunggal untuk bergantung setinggi minimal 180 cm
d. Dinding/papan berskala untuk loncat tegak (vertical jump) dengan
landasan yang datar dan tidak licin
2. Tiang pancang untuk rambu lintasan lari
3. Papan skala loncat tegak
4. Bendera start (1 buah)
5. Nomor dada
6. Matras/alas untuk baring duduk
7. Format TKJI dalam Formulir Penjaringan Kesehatan Peserta Didik
(Lampiran 4/5)
8. Stopwatch
9. Peluit
10. Alat tulis (untuk setiap petugas pengambil data)
11. Papan jalan (untuk setiap petugas pengambil data)
12. Serbuk kapur/bedak bubuk/magnesium bikarbonat warna putih
13. Penghapus papan loncat tegak
Ketentuan Pelaksanaan
1. TKJI ini merupakan satu rangkaian tes (baterei test), oleh karena itu
semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan dan tidak
terputus-putus.
2. Urutan pelaksanaan sesuai dengan kelompok usia dan jenis kelamin
sebagai berikut:
a.Pertama : Lari cepat (30, 40, 50 atau 60meter)
b.Kedua : Gantung siku tekuk atau gantung angkat tubuh
c.Ketiga : Baring duduk 30 atau 60detik
d. Keempat : Loncattegak
e. Kelima : Lari jarak menengah 600, 800, 1000 atau 1200 meter
Pelaksanaan Tes
1. Lari cepat (30, 40, 50 atau 60 meter)
a. Tujuan: untuk mengukur kecepatan.
15
b. Sikap permulaan: peserta berdiri di belakang garis start.
c. Pelaksanaan gerakan:
1) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri,
siap untuk lari.
2) Pada aba-aba “ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis
finish, menempuh jarak 30, 40, 50 atau 60 meter sesuai
kelompok usia dan jenis kelamin.
Catatan:
Lari diulang bila ada:
a) pelari yang mencuri start
b) pelari tidak melewati garis finish
c) pelari terganggu dengan pelari lain
b. Pengukuran waktu:
Pengukuran waktu tempuh dilakukan dari saat bendera diangkat
sampai pelari tepat melintasi garis finish.
e. Pencatatan hasil:
1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak yang ditentukan.
2) Waktu tempuh dicatat dalam satuan waktu detik.
3) Waktu tempuh dicatat satu angka di belakang koma.
16
palang sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk. Dagu
berada di atas palang tunggal.
d. Pencatatan hasil:
Hasil yang dicatat adalah lamanya waktu yang dicapai oleh
peserta untuk mempertahankan sikap tersebut di atas. Waktu
yang dicapai dihitung dalam satuan detik.
Catatan:
Peserta yang tidak dapat melakukan gerakan di atas secara
sempurna, dinyatakan tidak mampu atau gagal, dan hasilnya
ditulis dengan angka 0 (nol).
17
d. Pencatatan hasil:
1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring
yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 atau 60
detik.
2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini,
hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol).
Catatan:
Gerakan tidak dihitung, bila:
a) Tangan terlepas dari telinga
b) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha
c) Saat kembali berbaring bahu tidak menyentuh lantai
d) Mempergunakan siku untuk membantu menolak tubuh
4. Loncat Tegak
a. Tujuan: untuk mengukur tenaga eksplosif.
b. Sikap permulaan;
1) Terlebih dahulu taburi/bubuhi ujung jari tangan kanan (tangan
kiri bagi yang kidal) dengan serbuk kapur atau bedak bubuk
atau magnesium bikabonat berwarna putih.
2) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, lengan kanan
(lengan kiri bagi yang kidal) merapat ke dinding, papan skala
berada di samping kanan atau kiri atasnya. Kemudian tangan
yang dekat dinding diangkat lurus keatas, telapak tangan
dengan jari-jari tegak lurus ditempelkan pada papan berskala,
sehingga meninggalkan bekas raihan ujung jari tangannya.
c. Pelaksanaan gerakan:
1) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut
dan kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta
meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan jari
tangan yang berkapur sehingga meninggalkan bekas raihan.
2) Ulangi loncatan ini sampai 3 kali dengan selang istirahat sekitar
18
5-10 detik.
d. Pencatatan hasil:
1) Catat jangkauan raihan tertinggi (sebelum meloncat) = X
2) Catat tinggi rata-rata ketiga raihan hasil loncatan = Y
3) Hasil loncatan = selisih hasil tinggi raihan loncatan dikurangi
hasil raihan sebelum meloncat (Y - X)
4) Ambil hasil selisih raihan yang tertinggi, catat dalam satuan
sentimeter tanpa angka di belakang koma.
19
Cara Penilaian
a. Hasil Kasar
Prestasi setiap butir tes yang dicapai oleh peserta yang telah mengikuti
tes tersebut “hasil kasar”. Tingkat kebugaran jasmani peserta tidak
dapat dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai,
karena satuan ukuran yang dipergunakan masing-masing butir tes
tidak sama, yaitu:
1) Untuk butir tes lari dan gantung siku tekuk mempergunakan
satuan ukuran waktu (menit dan detik).
2) Untuk butir tes baring duduk dan gantung angkat tubuh,
mempergunakan satuan ukuran jumlah ulangan gerak (beberapa
kali).
3) Untuk butir tes loncat tegak, mempergunakan satuan ukuran
tinggi (sentimeter).
b. Nilai Tes
1) Hasil kasar yang masih merupakan satuan ukuran yang berbeda-
beda tersebut, perlu diganti dengan satuan ukuran yang sama.
Satuan ukuran ini adalah “Nilai”.
2) Setelah hasil kasar tiap butir tes diubah menjadi nilai, langkah
berikutnya adalah menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir tes
tersebut untuk menentukan klasifikasi kebugaran jasmanipeserta.
3) Klasifikasi nilai tes dapat dilihat dalam Tabel Penilaian TKJI (lihat
Lampiran 1).
B. Single Test
Bila rangkaian TKJI tidak dapat dilakukan karena berbagai kendala
seperti fasilitas tidak ada atau kemampuan SDM terbatas, maka
dapat dipilih tes lari jarak menengah saja sesuai kelompok usia dan
jenis kelamin sebagai Single Test yaitu tes lari 1000 meter untuk 10-
12 tahun putera/puteri, 1600 meter untuk 13-19 tahun putera/
20
puteri untuk menilai kemampuan jantung-paru sebagai komponen
kebugaran jasmani yang paling dominan. Tes lari jarak menengah ini
dapat juga dilaksanakan sebagai bagian dari monitoring. Klasifikasi
nilai tes dapat dilihat dalam Tabel Penilaian Single Test (lihat Lampiran
2).
a. Tujuan: untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah,
dan paru-paru.
b. Sikap permulaan: peserta berdiri di belakang garis start.
c. Gerakan
1) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap berdiri, siap
untuk lari.
2) Pada aba-aba “ya” peserta lari dengan kesecepatan konstan
menuju garis finish, menempuh jarak 1000 atau 1600 meter
sesuai kelompok usia dan jenis kelamin.
Catatan:
Lari diulang bila:
a) ada pelari yang mencuri start
b) pelari tidak melewati garis finish
a. Pencatatan Hasil
1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat
sampai pelari tepat melintasi garis finish.
2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta
menempuh jarak yang telah ditentukan. Waktu dicatat dalam
satuan menit dan detik.
3) Klasifikasi nilai tes dapat dilihat dalam Tabel Penilaian Single
Test (lihat Lampiran 2).
21
BAB III
A. AKTIVITAS FISIK
23
Kementerian Pendidikan Nasionalmelaluiunitkerja Pusat Pengembangan
Kualitas Jasmani pernah meluncurkan suatu Program “Gerakan Hidup
Aktif Nasional (GERHANA)” yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional pada tanggal 27 Mei 2007 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Pelaksanaan program ini digulirkan sejak tahun 2008 sampai dengan
2010.
24
- mengadakan lomba kebersihan, permainan rekreatif, dan
olahraga
3. Penugasan di luar lingkungan sekolah: peserta didik diberi tugas
mencatat semua aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari sepulang
sekolah, ke dalam buku catatan aktivitas harian (lampiran).
4. Dialog interaktif dirancang agar peserta didik dapat memahami arti
dan makna pola hidup aktif terkait dengan peningkatan derajat
kesehatan.
5. Workshop di kalangan penentu kebijakan tingkat sekolah dalam
rangka menyusun plan of action program aktivitas fisik di sekolah.
6. Tes Kebugaran Jasmani, berupa tes lari 1000 meter untuk peserta didik
tingkat SD dan tes lari 1600 meter bagi peserta didik tingkat SMP dan
SMA.
B. KEMAMPUAN GERAKDASAR
Pengembangan dan penyempurnaan gerak dasar penting bagi
peserta didik di usia sekolah, sehingga peserta didik harus mendapat
kesempatan bergerak yang cukup agar terjamin pertumbuhan dan
perkembangan motorik melalui kemampuan gerak dasar optimal
yang didukung proses untuk mendapat kesenangan melalui gerak.
Gerak dasar merupakan pengulangan gerak yang dilakukan terus-
menerus dari kebiasaan dan dasar dari pengalaman dan lingkungan.
Kemampuan gerak yang baik dapat mempersiapkan anak untuk
mengeksploitasi dirinya untuk menghadapi gerak kehidupan
termasuk gerak untuk kepentingan akademik sehingga penanaman
motorik dasar yang benar dan pengembangan kemampuan motorik
yang optimal memerlukan diagnosis dini dan berkala agar
pengembangan kemampuan motorik anak dapat dilakukan sesuai
dengan kemampuan individu.
25
tertentu saja yang digerakkan tanpa berpindah tempat, seperti
mendorong, menarik, menekuk, memutar. Manipulasi adalah gerakan
dengan obyek yang digerakkan oleh segmen tubuh, seperti melempar,
menangkap, menendang, memukul.
Tabel 2
Perbedaan Kemampuan dan Keterampilan Motorik
menurut Schmidt (1991)
Kemampuan Motorik Keterampilan Motorik
- Sifat bawaan - Berkembang karena latihan
- Cenderung tetap dan - Berubah dengan latihan
bertahan lama - Jumlah tidak terhitung
- Jumlah sekitar 50 jenis - Tergantung beberapa
- Mendasari beberapa kemampuan
perbedaan keterampilan
26
b. menghaluskan gerakan dasar
c. mengalihkan bentuk-bentuk gerakan dasar dari suatu tempat ke
tempat lainnya
d. mengembangkan kemampuan untu bertindak di dalam melakukan
bentu gerakan secara lebih terampil
e. menerapkan berbagai bentuk gerakan dengan lebih mudah dan
efisien di dalam lingkungan
f. mempertahankan keseimbangan di dalam melakukan berbagai
bentuk gerakan
g. memperoleh bentuk-bentuk gerakan yang baru
h. dapat diterapkan dalam berbagai cabang olahraga
i. membina dan meningkatkan kesegaran jasmani
j. meningkatkan kesanggupan anak-anak dalam memfungsikan
dirinya, serta tindakannya di lingkungan sesuai dengan tingkat
pengembangan dan kemampuan jasmaninya.
27
ayunan dimulai dari sendi bahu dan sendi siku.
d. Kaki melangkah ke depan bergantian dengan tumit terkadang
terangkat, menolak pada pangkal jari.
e. Kaki ayun diangkat ke depan dengan lutut sedikit ditekuk,
menapak pada tumit, telapak dan ujung jari kaki yang mengarah
lurus ke depan (tidak serong ke luar atau serong ke dalam)
f. Kaki yang semula menjadi kaki tumpu, ganti menjadi kaki ayun.
g. Gerakan langkah kaki berlangsung susul-menyusul bergantian
disertai dengan ayunan lengan yang serasi dengan gerak kaki,
pandangan mata lurus ke depan.
28
Variasi gerak dasar lempar:
a. Melempar ke sasaran yang telah ditentukan
b. Melempar dari samping
c. Melempar jauh melalui atas kepala
d. Melempar dengan 2 tangan
e. Menggelinding di atas tanah
Latihan fisik atau olahraga dapat memberikan hasil yang optimal bagi
peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani anak sekolah,
maka perlu mengikuti kaidah-kaidah baik, benar, terukur, dan teratur.
Penjelasan kaidah tersebut sebagai berikut:
29
1. Olahraga yang baik
- Olahraga yang dimulai sejak usia dini dan tetap dilakukan
hingga usia lanjut.
- Olahraga yang dilakukan sesuai dengan kondisi fisik yang
secara medis mampu melakukannya, sehingga tidak
menimbulkan dampak yang merugikan.
Contoh: Penderita obesitas tidak dianjurkan jogging atau lari
karena dapat menimbulkan cedera pada sendi lutut dan
persendian penyangga tubuh lainnya
- Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi sesuai
dengan kesenangan dan kemampuan peserta didik.
30
4. Olahraga yang teratur
Menurut WHO aktivitas fisik dibagi 4 kategori:
- Hidup aktif: setiap hari melakukan aktivitas ringan sampai
sedang selama 10 menit atau lebih.
- Aktivitas untuk sehat: setiap hari melakukan aktivitas sedang
sampai berat selama 30menit atau lebih.
- Latihan fisik untuk bugar: seminggu 3-5 kali melakukan
aktivitas sedang sampai berat selama 20menit atau lebih.
- Latihan fisik untuk olahraga: durasi dan frekuensi tergantung
tingkat kebugaran jasmani seseorang dengan latihan
terprogram.
D. KEGIATAN DI SEKOLAH
1. Gerak Ringan Sebelum Mulai Jam Pelajaran (di dalam kelas dan
di luar kelas)
Latihan Senam Ringan Untuk Anak Sekolah
Nama senam : ”YOO GERAK”
Lagu : Aku Seorang Kapiten
Durasi : 2 menit 23detik
Lokasi : dalam kelas
Waktu pelaksanaan : sebelum mulai belajar dan pada waktu
istirahat
Hitungan : lambat
Intro : 8-8
8-8-8-8 / 8-8
8-8-8-8 / 8-8
8-8-8
Intro
2 x 8 Posisi berdiri di belakang meja belajar, kaki rapat tepuk meja
untuk melatih “Rhythm” (Kepekaan Irama) 6 x tepuk meja sesuai
irama cepat + 3 x tepuk meja cepat hitungan 7 & 8
Dilakukan sebanyak 4 set selama introduction
31
Latihan I
1 x 8 Masih di posisi berdiri, kaki rapat
Angkat tangan kanan ke atas dan turunkan
Ulangi angkat tangan kiri ke atas dan turunkan
Angkat kedua tangan dengan jari-jari tangan menyentuh bahu, angkat
lurus ke atas, buka lurus ke samping sejajar bahu dan turunkan ke
bawah di samping paha
Ulangi mulai tangan kiri.
Latihan II
Buka kaki kanan ke samping di posisi kuda-kuda dengan siap
memegang buku
1x8 Angkat buku di depan dengan posisi siku menekuk hitungan 1
Rotasi badan ke sisi kanan (2) kembali ke depan (3)
Rotasi badan ke sisi kiri (4) kembali ke depan (5)
Miringkan kepala ke kanan dan ke kiri (6-7) kembali ke meja (8)
1 x 8 Ulangi ke arah kiri
Latihan III
Posisi kaki terbuka (posisi kuda-kuda), masih memegang buku
1 x 8 Angkat kedua tangan ke atas (1), miringkan badan ke kanan (2)
kembali tegak (3), miringkan badan ke kiri (4), kembali tegak (5),
tekuk siku sampai buku berada di belakang kepala (6), luruskan ke
atas (7) dan kembali ke bawah (8).
1 x 8 Ulangi ke arah kiri, hitungan 8 terakhir sambil menutup kaki
kanan ke arah kaki kiri.
Latihan IV
Tanpa Buku
1 x 8marching di tempat 6 hitungan (1-6) + 3 marching pada hitungan
(7 & 8)
(seperti rhythm sebelumnya pada introduction)
1 x 8lakukan sebanyak 4set dengan tangan ayun natural.
Latihan V
1 x 8 Pindahkan berat badan ke arah kanan kembali ke tengah dan kiri
bergantian sebanyak 4 x, tangan diayun natural ke arah sebaliknya
jinjit dengan mengangkat kedua tangan dari depan lurus ke atas
32
dan kembali turunkan tumit sambil tangan turunkan lurus melalui
samping ke bawah.
1 x 8 ulangi pindahkan berat badan ke arah kiri-kanan-kiri dan kanan
saja (tanpa jinjit).
Hitungan 1-4 ambil penggaris sambil duduk di kursi hitungan 5-8.
Latihan VI
Duduk di kursi, memegang penggaris di posisi horizontal.
1 x 8 Luruskan kaki kanan ke depan dan kembali, kedua tangan
luruskan ke depan dan kembali ke depan dada dengan siku menekuk
ke samping.
Ulangi dengan kaki kiri
Ulangi gerakan kaki ke depan kanan dan kiri seperti di atas, dengan
kedua tangan luruskan ke atas dan kembali ke depan dada dengan
siku menekuk ke samping.
1x 8 Marching di tempat duduk 6 hitungan (1-6) + 3 marching pada
hitungan (7 & 8), seperti rhythm sebelumnya (tangan tetap di posisi
sebelumnya)
Berdiri tegap dengan kedua tangan ke atas memegang penggaris
hitungan (5-6) dan duduk kembali dengan tangan kembali di depan
dada hitungan (7-8).
2X 8 Ulangi latihan VII dimulai dengan kaki kiri, hanya pada hitungan
7, 8 terakhir tidak duduk kembali (tetap berdiri), turunkan tangan ke
bawah.
Penutup
Latihan VII
1 X 8 kaki kanan buka ke samping sambil tangan kanan membuat
bentuk ½ lingkaran dengan penggaris ke arah kiri, ulangi dengan
tangan kiri membuat ½ lingkaran ke arah kanan dan dilanjutkan
dengan kedua tangan bertemu di atas memegang penggaris dan
tutup kaki kanan ke arah kiri sambil menurunkan tangan ke depan
dada memegang penggaris.
SELESAI
33
2. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)
SKJ pada hari Jumat pagi tetap menggunakan Senam Kesegaran
Jasmani Usia Sekolah Dasar tahun 1995 yang diproduksi oleh
Direktorat Keolahragaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar
Sekolah Pemuda dan Olahraga, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 067/U/1995. Senam tersebut sudah
diperbarui tahun 2012 dalam 2 versi yaitu versi latihan ± 16 menit
(2 set) dan versi lomba ± 9 menit (1 set) serta sudah disosialisasikan
ke seluruh Indonesia sebagai kegiatan rutin sekolah maupun
lomba tingkat nasional.
34
dua sehingga menyerupai setengah bola, kemudian di tengahnya
diberi lubang untuk diberi tali agar pemakai dapar mengangkat
tempurung tersebut pada saat dimainkan.
b. PermainanTali
Pemainan ini menggunakan seutas tali sepanjang ± 2-3 meter
untuk perorangan dan 6 meter untuk 2 orang yang diputar oleh 2
orang pada kedua ujungnya. Pada saat tali diputar, satu atau dua
orang anak serentak masuk dan melompat mengikuti putaran
tali. Permainan ini dimulai dengan undian (som atau hompimpa)
untuk menentukan urutan pemain yang melompat lebih dulu,
dua pemain yang urutan terakhir bertugas memutar tali.
c. Permainan Tejek-tejekan/Demprak
Permainan ini mengandung unsur ketekunan, kesabaran dan
perasaan halus. Permainan ini banyak dilakukan oleh anak-anak
perempuan berumur 7-12 tahun di halaman dengan menggambar
10 petak di atas tanah. Jumlah pemain minimal 2 orang. Alat yang
digunakan adalah pecahan genteng (disebut kuju).
35
dengan cara melempar kuju ke petak kedua. Jika kuju mengenai
sasaran maka pemain boleh melakukan permainan dengan jalan
bertejek mengangkat kaki sebelah ke atas sambil melompat-
lompat ke petak kedua sampai petak terakhir. Pada waktu kembali
kuju diambil di petak ketiga selanjutnya bertejek lagi sampai
petak kesatu, tetapi petak kesatu kuju lawan tidak boleh terinjak.
Andaikata ini berhasil maka kuju dilempar lagi ke petak ketiga,
kemudian bertejek lagi seperti semula sampai ke petak yang
terakhir dan jika berhasil maka akan diberi penghargaan bintang
yang digambarkan di dalam petak tersebut sesuai keinginan
pemain. Pemilik bintang selanjutnya diberi hak untuk menginjak
bintang dan pemain lawan tidak boleh menginjak.
d. PermainanAdang-adangan/Galaksin
Permainan ini dapat dilakukan oleh anak laki-laki atau perempuan
berusia 10-16 tahun. Jumlah pemain minimal 6 orang. Tidak ada
alat khusus dalam permainan ini, hanya yang diperlukan tempat
yang luas dan terbuka. Tempat ini diberi petak-petak sejumlah 8
36
buah. Tiap petak berukuran ± 3 meter bujur sangkar.
Permainan diawali dengan sut oleh ketua kelompok. Kelompok
yang menang bertindak sebagai penerobos, sedangkan yang kalah
bertindak sebagai penjaga benteng.
Masing-masing anggota penjaga benteng menempati garis
melintang pada petak-petak tersebut, ketua kelompok menempati
garis paling depan. Ketua kelompok boleh berjalan atau berlari
sampai ke belakang melewati garis vertikal yang ada di tengah,
sedangkan penjaga lainnya hanya dibenarkan pada garis melintang
yang sudah ditentukan.
Penerobos benteng berusaha memasuki benteng dengan segala
taktik dan kelihaian untuk memasuki petak-petak tersebut. Jika
penerobos berhasil melewati petak benteng tanpa melanggar
aturan mendapatkan nilai satu.
37
BAB IV
39
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, keterampilan motorik, pengetahuan
dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-
sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang
bemata untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas
fisik dan psikis seimbang.
40
2) Pengembangan kemampuan daya gerak anak yang dilakukan
di tempat, seperti membungkuk, memutar, membalik
menekuk, merenggang, mengulur, memilin, mengelak (non
lokomosi).
3) Pengembangan kemampuan untuk bertindak melakukan
sesuatu bentuk gerakan dengan anggota badannya secara
lebih terampil, seperti melempar, menangkap, menendang,
menggiring, mengangkat, memukul, menarik, mendorong
(manipulasi).
4) Pengembangan kemampuan untuk mempertahankan dan
menyempurnakan bentuk- dan corak dari gerakan dasar yang
telah diperolehnya agar menjadi lebih mantap dan merupakan
bagian dari permulaan lagi untuk memperoleh bentuk gerakan
baru dari situasi yang baru (stabilisasi).
41
diri sebagai kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan sekolah (bagi
siswa SMP dan SMA) mulai dari pemanduan bakat (talent scouting)
sampai dengan pembinaan kesehatan fisiknya.
42
BAB V
INDIKATOR KEBERHASILAN,
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
SERTA PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan suatu petunjuk untuk membatasi
fokus perhatian penilaian program. Indikator keberhasilan
pelaksanaan aktivitas fisik dan latihan fisik bagi anak sekolah dinilai
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan dan target
indikator dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
penyelenggaraan kegiatan.
Indikator dibagi menjadi indikator input, proses, output dan outcome.
1. Indikator Input
a. Kebijakan sekolah dalam pelaksanaan pembinaan kebugaran
jasmani bagi peserta didik
b. Ketersediaan petugas UKS di Puskesmas
c. Ketersediaan petugas UKS di Sekolah
d. Ketersediaan Guru Pendidikan Jasmani di Sekolah
e. Ketersediaan sarana prasarana di Sekolah
f. Ketersediaan dana/anggaran
g. Komunitas olahraga di sekolah
2. Indikator Proses
a. Adanya kegiatan pembinaan kesehatan olahraga dari
Puskesmas
b. Adanya kegiatan gerak ringan sebelum masuk kelas
c. Adanya kegiatan peregangan di antara jam belajar
d. Adanya kegiatan senam kebugaran jasmani
e. Adanya kegiatan pengukuran kebugaran jasmani
43
3. Indikator Output
Cakupan/persentase anak sekolah yang diukur kebugaran
jasmani (perbandingan antara jumlah yang anak sekolah yang
diukur dengan jumlah anak sekolah pada kelas yang sesuai)
4. Indikator Outcome
a. Persentase peningkatan kebugaran jasmani anak sekolah
b. Menurunnya angka kesakitan atau ketidakhadiran peserta
didik
44
Evaluasi pembinaan kebugaran jasmani:
Evaluasi pelaksanaan pembinaan kebugaran jasmani bagi anak sekolah
meliputi kegiatan aktivitas fisik dan latihan fisik di sekolah dikaitkan
dengan kebugaran jasmani anak sekolah sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar.
Evaluasi dilakukan untuk melihat:
1. Partisipasi peserta didik melakukan aktivitas fisik dan latihan fisik
2. Menurunnya angka kesakitan atau ketidakhadiran peserta didik
1. BATEREI TEST
Penilaian Hasil Nilai
Lari Cepat … detik
Gantung Siku Tekuk (Perempuan) … detik
Gantung Angkat Tubuh (Laki-laki) … kali
Baring Duduk … kali
Loncat Tegak
Tinggi Rayan (a) … cm
Loncatan Tertinggi (b) … cm
Selisih (b - a) … cm
Lari Jarak Sedang
Total Nilai
45
Kesimpulan:
BaikSekali (BS)
Baik (B)
Sedang (S)
Kurang (K)
Kurang sekali (KS)
2. SINGLE TEST
Penilaian Hasil Nilai
Lari Jarak Menengah … detik
Kesimpulan:
BaikSekali (BS)
Baik (B)
Sedang (S)
Kurang (K)
Kurang sekali (KS)
46
BAB VI
PENUTUP
Peserta didik diharapkan tahu dan mau melakukan aktivitas fisik, latihan
fisik dan atau olahraga secara baik, benar, terukur, dan teratur melalui
pembudayaan peningkatan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani yang
optimal sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
47
KEPUSTAKAAN
1. Petunjuk Teknis Penjaringan Anak Sekolah Dasar, Direktorat Bina
Kesehatan Anak, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Kemenkes Tahun
2010
2. Petunjuk Teknis Penjaringan Anak Sekolah Lanjutan, Direktorat Bina
Kesehatan Anak, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Kemenkes Tahun
2010
3. Pedoman Senam Kebugaran Jasmani Anak SD, Direktorat
Keolahragaan, Ditjen Diklusepora, Depdikbud Tahun 1995
4. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak umur 6-9 tahun, Pusat
Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Departemen Pendidikan Nasional,
Tahun 2010
5. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak umur 10-12 tahun, Pusat
Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Departemen Pendidikan Nasional,
Tahun 1999
6. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Remaja umur 13-15 tahun,
Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Departemen Pendidikan
Nasional, Tahun 1999
7. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Remaja umur 16-19 tahun,
Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Departemen Pendidikan
Nasional, Tahun 1999
8. Buku Panduan Gerak Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah
Dasar, Direktorat Keolahragaan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Tahun 1999
9. Permainan Tradisional Indonesia, Direktorat Permuseuman,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Tahun 1998
10. Dynamic Physical Education for Elementary School Children, RP
Pangrazi & VP Dauer, 1995
48
LAMPIRAN 1.
PENILAIAN BATEREI TEST
49
3. Penilaian Tes Gantung Siku Tekuk (puteri) dan Tes Gantung
Angkat Tubuh (putera)
13 - 15 tahun 16 - 19 tahun
Nilai
Putera Puteri Putera Puteri
5 ≥ 16” ≥ 41” ≥ 19” ≥ 41”
4 11 -15” 22 - 40” 14 - 18” 22 - 40”
3 6 - 10” 10 -21” 9 - 13” 10 - 21”
2 2 -5” 3 - 9” 5 - 8” 3 - 9”
1 0 -1” 0 -2” 0 - 4” 0 - 2”
D. TES LONCATTEGAK
Penilaian Tes Loncat Tegak
6 - 9 tahun 10-12 tahun 13 - 15 tahun 16 - 19 tahun
Nilai Puter Pute Puter Pute Puter Pute Puter Pute
a ri a ri a ri a ri
(kali) (kali (kali) (kali (kali) (kali (kali) (kali
) ) ) )
5 ≥ 38 ≥ 38 ≥ 46 ≥ 42 ≥ 66 ≥ 50 ≥ 73 ≥ 50
4 30 -37 29 -37 38 - 45 34 - 41 53 - 65 39 - 49 60 - 72 39 - 49
3 22 - 29 22 - 28 31 - 37 28 - 33 42 - 52 30 - 38 50 - 59 31 - 38
2 13 - 21 13 - 21 24 - 30 21 - 27 31 - 41 21 - 29 39 - 49 23 - 30
1 ≤ 12 ≤ 12 ≤ 23 ≤ 20 ≤ 30 ≤ 20” ≤ 38 ≤ 22
50
E. LARI JARAK SEDANG
1. Tes Lari Jarak Sedang menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
Jarak Lari
Kelompok Umur
Putera Puteri
6 - 9 tahun 600 meter 600 meter
10 - 12 tahun 600 meter 600 meter
13 - 15 tahun 1000 meter 800 meter
16 - 19 tahun 1200 meter 1000 meter
2. Penilaian Tes Lari Jarak Sedang Kelompok Umur 6-9 tahun dan
10-12 tahun
6 - 9 tahun 10-12 tahun
Nilai Putera Puteri Putera Puteri
(menit- (menit- (menit- (menit-
detik) detik) detik) detik)
5 ≤ 2’39” ≤ 2’53” ≤ 2’09” ≤ 2’32”
4 2’40”- 3’00” 2’54”- 3’23” 2’10”- 2’30” 2’33”- 2’54”
3 3’01”- 3’45” 3’24”- 4’08” 2’31”- 2’45” 2’55”- 3’28”
2 3’46”- 4’48” 4’09”- 5’03” 2’46”- 3’44” 3’29”- 4’22”
1 ≥ 4’49” ≥ 5’04” ≥ 3’45” ≥ 4’23”
3. Penilaian Tes Lari Jarak Sedang Kelompok Umur 6-9 tahun dan
10-12 tahun
13 - 15 tahun 16 - 19 tahun
Nilai Putera Puteri Putera Puteri
(menit- (menit- (menit- (menit-
detik) detik) detik) detik)
5 ≤ 3’04” ≤ 3’06” ≤ 3’14” ≤ 3’52”
4 3’05”- 3’53” 3’07”- 3’55” 3’15”- 3’25” 3’53”- 4’56”
3 3’54”- 4’46” 3’56”- 4’58” 3’26”- 5’12” 4’57”- 5’58”
2 4’47”- 6’04” 4’59”- 6’40” 5’13”- 6’33” 5’59”- 7’23”
1 ≥ 6’05” ≥ 6’41” ≥ 6’34” ≥ 7’24”
51
LAMPIRAN 2.
PENILAIAN SINGLE TEST
52
LAMPIRAN 3.
2.
3.
4.
5.
6.
dst.
53
LAMPIRAN 4.
54
55
LAMPIRAN 5
56
57
8
5
LAMPIRAN 6.
HASIL PENILAIAN TES KEBUGARAN JASMANI
Puskesmas . . . . . . . . . . . . . . . . .
BatereiTest SingleTest
Nama
No Baik Kura Baik Kura
PesertaDidik Baik Sedang Kurang Baik Sedang Kurang
Sek ng Sek ng
ali Sekali ali Sekali
Jumlah
orang
59
TIM PENYUSUN
KONTRIBUTOR
1. Dr. Asjikin Iman H. Dachlan, MHA Dit. Bina Kesehatan Kerja & Olahraga
4. Drg. Wahyu Nugroho, MPH Dit. Bina Kesehatan Kerja & Olahraga
60
15. Dr. Sofyan Hanif, M.Pd Komnas Pendidikan Jasmani & Olahraga
SEKRETARIAT
61