PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
AMITELLA SINAGA
NIM: 16.61.001
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Pakam.
MEDISTRA LubukPakam.
3. Kuat Sitepu, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan
7. Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas penulis sampaikan kepada
Peneliti
Amitella Sinaga
NIM: 16.61.001
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Lansia............................................................................ 5
2.1.1 Defenisi Lansia................................................................... 5
2.1.2 Batasan Lansia.................................................................... 6
2.1.3 Klasifikasi Lansia............................................................... 6
2.1.4 Tipe – tipe Lanjut Usia....................................................... 6
2.2 Keseimbangan............................................................................ 7
2.2.1 Definisi Keseimbangan...................................................... 7
2.2.2 Fisiologi............................................................................. 7
2.2.3 Komponen Keseimbangan.................................................. 8
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan...................... 10
2.2.5 Pemeriksaan Keseimbangan................................................ 13
2.3 Core Stability Exercise............................................................... 14
2.3.1 Definisi............................................................................... 14
2.3.2 Anatomi ............................................................................. 15
2.3.3 Mekanisme Core Stability Terhadap Keseimbangan......... 18
2.3.4 Manfaat Core Stability Exercise........................................ 18
2.3.5 Indikasi Core Stability Exercise......................................... 18
2.3.6 Kontraindikasi Core Stability Exercise.............................. 19
2.4 Pilates Exercise.......................................................................... 19
2.4.1 Definisi............................................................................... 19
2.4.2 Manfaat Pilates .................................................................. 20
2.4.3 Pengaruh Pilates Exercise.................................................. 20
2.4.4 Indikasi dan Kontraindikasi Pilates Exercise .................... 21
2.4.5 Program Pilates Exercise ................................................... 21
2.4.6 Bentuk-bentuk Gerakan Pilates.......................................... 22
2.5 Kerangka Teori.......................................................................... 26
2.6 Kerangka Konsep....................................................................... 27
2.7 Hipotesis Penelitian.................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian................................................. 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 29
3.2.1 Tempat............................................................................... 29
3.2.2 Sampel............................................................................... 30
3.3 Populasi Dan Sampel................................................................. 32
3.3.1 Populasi............................................................................. 32
3.3.2 Sampel............................................................................... 32
3.4 Tehnik Pengambilan Sampel...................................................... 34
3.4.1 Krietria Inklusi.................................................................. 34
3.4.2 Kreteria Eksklusi............................................................... 34
3.5 Metode Pengumpulan Data........................................................ 35
3.5.1 Data Primer....................................................................... 35
3.5.2 Data Sekunder................................................................... 36
3.6 Variabel Dan DefenisiOperasional........................................... 36
3.6.1 Variabel Penelitian............................................................ 36
3.6.2 Definisi Operasional.......................................................... 37
3.7 Metode Pengukuran Data........................................................... 38
3.8 Pengolah Data dan Analisis data................................................ 41
3.9 Analisa Data............................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 43
DAFTAR LAMPIRAN
berpengaruh pada Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia. Pada tahun 2000-
2005 Usia Harapan Hidup (UHH) adalah 66,4 tahun, angka ini akan meningkat
pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun. Begitu pula
denga laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun
2000 UHH di Indonesia adalah 64,5tahun. Angka akan meningkat menjadi 69,43
tahun pada tahun 2010 danpadatahun 2011 menjadi 69,65 tahun (Kemenkes,
2013).
dari berbagai system tubuh, seperti segifisik, psikologi, social dan spiritual.
Perubahan yang paling terlihat adalah kemunduran dan penurunan aktifitas fisik,
mengalami masalah, salah satunya adalah resiko jatuh. Resiko jatuh merupakan
Pada lansia risiko jatuh sering sekali terjadi, dikarenakan pada lansia
1
2
sensomotorik.
tubuh. Kontrol postural berfungsi menjaga keseimbangan tubuh agar tidak jatuh
Menurut World Health Organization (WHO) lanjut usia (lansia) adalah kelompok
penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013
proporsi dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari
total populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat
Data WHO menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hiup orang di dunia
adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada tahun 2013
tahunnya. Data WHO pada tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49% dari
total populasi, tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2013 di dapatkan
dengan penstabilan dari core, antara lain Pilates exercise. Menurut Mazzarino,
dkk (2015) Pilates exercise adalah bentuk latihan gerak tubuh (olahraga) yang
dikembangkan oleh Joseph Pilates. Secara umum pilates sebagai bentuk latihan
utama untuk meningkatkan kesehatan fisik (kekuatan otot, daya tahan, stabilitas,
3
Dikutip oleh Moore (2005) Beberapa latihan yang dapat diberikan untuk
dengan penstabilan dari core, antara lain adalah pilates exercise. Pilates exercise
tubuh dengan bentuk latihan core strength, adalah program menstabilkan core
untuk melatih komponen sensorik dan motorik yang terkait dengan system tulang
belakang agar dapat bekerja secara optimal dalam pencapaian nilai stabilitasnya.
penelitian ini yaitu : Apakah terdapat pengaruh core stability exercise dengan
Tujuan Umum
Pakam.
Tujuan Khusus
4
1. Bagi Teoritis
2. Bagi Praktis
lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami
suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaaan. Menua adalah
suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan
proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua
(Nugroho, 2015).
Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Proses menjadi tua
akan dialami oleh setiap orang. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik,
mental dan social secara bertahap sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan
kapasitas fungsional.
kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh
5
6
Klasifikasi lansia dibagi menjadi lima yaitu pralansia, lansia, lansia resiko
yang berusia antara 45−59 tahun. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih untuk Lansia Resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau
mengalami kelemahan dan lain-lain, lansia potensial yaitu lansia yang masih
mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang
atau jasa. Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
Tipe kepribadian lanjut usia menurut Kunjoro 2010 sebagai berikut :
a. Tipe bijaksana
7
b. Tipe mandiri
d. Tipe bingung
2.2 Keseimbangan
setiap perubahan posisi tubuh, sehingga tubuh tetap stabil dan terkendali.
Keseimbangan ini terdiri atas keseimbangan statis (tubuh dalam posisi diam) dan
diperlukan saat duduk atau berdiri diam. Keseimbagan dinamis diperlukan saat
jalan, lari atau gerakan berpindah dari satu titik ke titik yang lainnya dalam suatu
2.2.2 Fisiologi
merasakan posisi bagian sendi atau tubuh dalam gerak (Brown dkk,2006).
postural yang sinergis, kekuatan otot, sistem adaptif, dan lingkup gerak sendi
(Munawwarah, 2015).
mengenai posisi tubuh melalui sendi, tendon, otot, ligament, dan kulit, mengalami
kekuatan otot akibat proses penuaan, bahkan pada lansia yang sehat dan aktif
(Munawwarah, 2015).
Keseimbangan yang baik didapat dengan adanya integrasi yang baik antara
1. Visual
2012).
2. Vestibular
vestibular. Apparatus vestibular ini terdiri dari utricle, saccule, dan tiga
gravitasi.
vestibular dikedua sisi kepala berfungsi baik, maka impuls yang terkirim
keotak bersifat simetris. Namun, apabila salah satu dari kedua organ
tidak konsisten dengan impuls sisi kiri maka impuls yang terkirim ke otak
et al, 2016)
3. Somatosensori
input berupa proprioseptif, suhu, sentuhan, serta rasa nyeri. Apabila input
ini sudah diproses, otak akan memberikan sinyal kepada otot melalui
10
keseimbangan tubuh.
berikut
stabilitas yang berfungsi untuk mendeteksi perubahan gerak dan bidang gerakan
Pusat Gravitasi ialah titik gravitasi yang terdapat pada makhluk hidup
maupun benda mati. Titik pusat ini terdapat pada titik tengah benda
ditopang oleh titik ini sehingga tubuh dapat berada pada keadaan yang
bagian luardari tengah tubuh maka tubuh akan dalam keadaan tidak
pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat
2. Faktor Fisik ialah faktor-faktor yang terkait dengan umur, berat badan,
1. Usia
2. Berat Badan
acuan bahwa terdapat lemak berlebih dalam tubuh. Lemak ini akan
3. Jenis Kelamin
belia hingga pubertas kebugaran pada anak laki –laki hampir sama dengan
4. Genetik
Genetik merupakan sifat –sifat spesifik seseorang yang dibawa sejak lahir.
5. Aktivitas Fisik
kehidupan sehari –hari. Aktivitas fisik yang bersifat sedang hingga berat
keseimbangan menggunakan :
awal pasien pada tes ini ialah duduk bersandar pada kursi dengan lengan
kursi kemudian pasien diberikan aba – aba untuk “mulai”. Pasien kemudian
berdiri dari kursi dan berjalan dalam jarak 3 meter menuju ke dinding.
kursi.
14
Waktu dihitung sejak aba –aba “mulai” hingga pasien duduk bersandar
untuk melakukan tes ini. Bila kurang dari 10 detik, maka subjek dikatakan
normal, bila kurang dari 20 detik, maka subjek dikatakan sedang. Subjek
dapat berjalan sendiri tanpa membutuhkan bantuan. Namun bila lebih dari
Nilai normal pada lansia sehat umur 75 tahun, rata – rata waktu tempuh
2.3.1 Definisi
Menurut Kibler (2006 dalam Yuliana, 2014) Core stability atau Core
Exercise secara definisi adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerakan
batang badan melalui panggul dan kaki untuk memungkinkan produksi optimal,
transfer dan kontrol kekuatan dan gerakan ke segmen terminal dalam aktifitas
Core adalah kumpulan otot pada perut yang terlihat seperti berbentuk
kubus dengan otot abdomen sebagai bagian depannya, otot paraspinal dan gluteus
pada bagian belakang, diafragma bagian atasnya dan bagian bawahnya adalah otot
pelvic floor dan otot-otot penyangga Hip. Core sendiri tersusun dari 29 otot yang
kinetic chain dalam membantu pergerakan. Jika sistem core bekerja secara efisien,
akan menghasilkan distribusi tenaga yang tepat, Kontrol yang optimal dan
secara efisien. Aktifitas otot-otot core merupakan kerja integrasi sebelum adanya
suatu gerakan single joint maupun multiple joint untuk mempertahankan stabilitas
2.3.2 Anatomi
Core Exercise dalam berbagai media, core paling sering dikaitkan dengan
hanya sebatas grup otot, terutama otot-otot abdomen. Namun jaringan pasif
lainnya seperti tulang, kartilago, dan ligament juga ikut terkait dengan core
Otot-otot pada core memberikan torsi atau tenaga yang diperlukan untuk
Selain otot perut beberapa otot lain dianggap sebagai otot-otot core dan
memberikan kestabilan pada kekakuan dan fungsi gerak yang dinamis. Intinya
adalah bahwa tidak ada otot pada core yang paling penting yang memenuhi fungsi
pada postur saat tidak bergerak dan saat ada gerakan, tetapi semua otot core
Berikut adalah anatomi global muscle dan deep muscle serta fungsi-
e) Pada beban tinggi, bertindak secara bilateral untuk menstabilkan trunk dengan
splinting.
e) Musculus Iliopsoas
17
a) Terletak dalam, dekat dengan pusat rotasi, yaitu ideal untuk mengendalikan
gerak intersegmental
c) Peningkatan gerak zona netral menyimpang dapat diatasi oleh aktivitas sistem
otot lokal/deep.
4) Otot yang terkait pada lumbal spine hingga lokal muscle adalah:
a) Transversus Abdominus
b) Lumbar Multifidus
c) Diaphragm
d) Pelvic Floor
Target utama dari core exercise adalah otot yang letaknya lebih dalam
(deep muscle) pada abdomen, yang terkoneksi dengan tulang belakang (spine),
Menurut Lee dan Vleeming (2015), Core Stability dibagi menjadi dua
jenis yaitu global stability dan local stability. Sistem stability global mengacu
pada otot-otot besar sekitar daerah abdominal dan lumbal, seperti rectus
kepada otot-otot yang terletak pada abdominal seperti otot transverse abdominus
otot Core Stability akan memiliki efek pada tugas-tugas yang mencakup gerakan
Menurut Akuthota dkk (2014), Manfaat dari core stability exercise yaitu:
bawah
a. Kelemahan otot
b. Stabilisasi
c. Perbaikan pos
4. Spinal fraktur
5. Abdominal aneurysm
2.4.1 Definisi
fisik dan mental. Teknik ini berfokus pada "kekuatan tubuh " sebagai inti. Pada
Pilates intinya terletak pada perut, gluteal, dan otot-otot paraspinal pada
kekuatan inti, postur, dan koordinasi bernafas dengan gerakan (Neil et all, 2015).
melakukan gerakan tubuh menjadi lebih baik dan ringan. Selain dapat
ditimbulkannya Jika tulang belakang dalam posisi yang normal maka dapat
menahan beban dengan baik sehingga tubuh bisa bergerak dengan efisien dan
bebas.
1. Meningkatkan Keseimbangan
Latihan pilates berfokus pada kekuatan otot perut. Otot perut yang kuat
2. Meningkatkan Energi
3. Meningkatkan Kekuatan
massa otot, namun latihan ini adalah latihan yang baik untuk
1. Indikasi
a. Meningkatkan keseimbangan
c. Penguatan core
2. Kontraindikasi
a. Stroke
b. Sesak nafas
(3) Pendinginan
22
1. Lumbar stretch
Tujuan :
Posisi :
Posisi awal tidur terlentang, kedua tungkai dan kaki rapat, lutut
ditekuk. Pelaksanaannya :
Lutut digerakkan ke samping kanan dan kiri sampai sendi panggul dan
Dosis :
a. Intensitas : 5 detik
2. Spine twist
Tujuan :
obliqus externus.
Posisi :
Pelaksanaannya :
Tarik napas, lalu hembuskan napas, badan diputar kearah kiri, sendi
Dosis :
a. Intensitas : 5 detik
24
25
3. Half curl
Tujuan :
Posisi :
Posisi awal terlentang di atas matras, lutut ditekuk dan lengan lurus di
samping tubuh. Kedua kaki dirapatkan dan permukaan kaki rata pada
lantai.
Pelaksanaannya :
menggunakan otot perut atas, kedua lengan sejajar dengan lantai dan
Dosis :
a. Intensitas : 5 detik
Lansia
Proses Penuaan
Meningkatkan
Keseimbangan
TUGT
27
Variabel Independen
Keterangan :
: Area di teliti
: Pengaruh
2.7 Hipotesis
28
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah : Ada pengaruh core stability
METODE PENELITIAN
dibahas metode penelitian yang digunakan sesuai dengan variabel yang berjudul
Tahun 2020”
melakukan pre and post test group design terhadap responden, kemudian
S X₁ T X₂
28
29
Keterangan :
S : Subjek penelitian
exercise
exercise
peneliti mengambil lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian adalah karena belum
pada lansia dan berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada lokasi
dalam proses birokrasi untuk izin penelitian dan pengumpulan data penelitian dan
Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2020 sampai dengan
Mei 2020.
Bulan
o Kegiatan S
2020 2020 2020 2020 2020
20
19
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengajua
n Judul
2 Bimbinga
Proposal
BAB
1,2&3
3 Persentas
i &
seminar
proposal
4 Revisi
31
proposal
5 Pengump
ulan data
6 Analisa
data
Bimbinga
n bab IV,
V, dan VI
7 Penulisan
laporan
8 Sidang
skripsi
9 Pengump
ulan
skripsi
3.3.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
berjalan 3 meter atau tanpa alat bantu dan bukan bantuan dari orang lain, mampu
melihat dan membedakan dua benda pada jarak 3 meter, tidak menderita penyakit
keseimbangan dalam penelitian ini adalah TUGT. Yang dikembangkan oleh Cook
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh popul
asi tersebut, populasi yang besar tidak mungkin keseluruhan dapat diteliti. Karena
keterbatasan waktu, tenaga dan dana maka peneliti menggunakan sampel yang
2013). Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien lansia yang memenuhi
Keterangan :
adalah :
n=23.8774090
n=24
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 orang. Dari
dalam penilaian dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel akan mewakili
(notoatmodjo, 2012).
subjek agar dapat diikut sertakan kedalam penelitian ( Harun dan Etal, dalam
1. Usia 60 – 75 tahun
mengikuti program
inklusi dari studi karena sebagai penyebab. Penyebab ekslusi dalam penelitian
ini adalah :
35
1. Sesak nafas
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber yang pertama, baik
dari individu atau perseorangan seperti wawancara atau hasil pengisian lembar
(lampiran 1 dan 2) yang berisi dengan data karakteristik responden (umur, jenis
adalah:
a. Tahap persiapan
b. Pemilihan responden
Pilates Exercise.
3.6.1 Variabel
Variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu
variabel dependen atau variabel terikat dan menjadi variabel bebas atau variabel
independen (Hidayat,2012).
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
Tabel 3.2 Variabel, Definisi Operasional Alat ukur, Hasil ukur dan skala data
Alat
Ukur
Variabel Independen
untuk meningkatkan
keseimbangan
Variabel Dependen
gangguan keseimbangan
>40
yang diukur sebelum dan
detik =
sesudah diberikan
Buruk
intervensi.
pengumpulan data. instrumen penelitian ini dapat berupa: formulir observasi dan
disusunlah satu instrumen penelitian yang dipilih dalam penelitian ini dengan
menggunakan Time Up and Go Test, dan pasien diminta untuk menjelaskan angka
pada pasien.
Peralatan :
Pelaksanaan :
b. Pada saat aba-aba “GO” pasien akan berdiri, berjalan ke arah tanda yang
c. Waktu dihitung mulai saat aba-aba “GO”, dan berhenti saat pasien duduk
kembali dikursi.
Tujuan :
metode Timed Up and Go Test (TUGT) antara lansia sebelum dan sesudah
Prosedur :
Mempersiapkan Alat:
3. Fisioterapis menyiapkan satu buah kursi yang tidak terlalu ringan ataupun
mudah bergeser.
5. Fisioterapis menandai jarak / lintasan tes sejauh 3 meter dari kursi dengan
40
midline.
Mempersiapkan Pasien :
Pelaksanaan:
1. Fisioterapis mengatur posisi pasien dengan duduk santai di kursi, kedua tangan
lagi.
pemeriksaan.
Test (TUGT)
pengumpulan data. Data yang masih mentah (raw data) perlu diolah sehingga
a. Editing (Pengeditan)
b. Coding
peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Peneliti memberi tanda pada masing-masing
jawaban dengan angka kemudian dimasukkan dalam tabel kerja agar pembaca
lebih mudah.
komputerisasi.
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
kesalahan kode, dan ketidak lengkapan data, maka harus dilakukan pembetulan
atau koreksi.
Analisa data adalah data hasil penelitian diolah dengan komputerisasi uji
Paired Sampel T-test Pada penelitian ini analisa data dilakukan secara bertahap
(Budianto, 2008).
a. Univariat
sederhana yang meliputi jenis kelamin, umur, dan rerata keseimbangan sebelum
dan setelah intervensi pada masing-masing kelompok yang disajikan bentuk tabel
distribusikan frekuensi.
b. Bivariat
pada penelitian ini menggunakan uji Paired Sampel T-test dengan tingkat
kepercayaan = 95%. Apabila nilai p ≤ 0,05 maka hipotesa pada penelitian ini
diterima yaitu ada Pengaruh Pemberian Core Stability Exercise Dengan Metode
Dan, K., & Fungsional, A. (n.d.). Alat Ukur Sederhana Untuk Evaluasi
Takarini,(2015)
Investigation.”185-89.
43
Karen, C. (2016).” Core stability mampu mengontrol posisi dan gerak”,
Paterson, J., 2009, Teaching Pilates for Postural Faults, Illness &Injury: a
Phrompaet, S., Paungmali, A., Pirunsan, U., Sitilertpisan, P., 2010, Effects of
Jakarta, 2015.
Utomo, B., & Takarini, N. (2009). Uji Validitas Kriteria Time Up and Go
exercise: A systematic
44
Lampiran 1
Nim : 16.61.001
Lubuk Pakam
Pakam.
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah saya buat. Atas dan kerja samanya,
Peneliti,
Amitella Sinaga
Lampiran 2
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Lubuk Pakam Tahun 2020”. Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi
Peneliti,
( Responden )
Lampiran 3
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Lampiran 4
PILATES EXERCISE
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Prosedur
a. Persiapan Alat
2. Matras
D. Persiapan Fisioterapi
tangan)
C. Persiapan pasien
2. Lumbar stretch
Tujuan :
Gerakan ini adalah untuk penguluran otot lumborum, obliqus
Posisi :
Posisi awal tidur terlentang, kedua tungkai dan kaki rapat, lutut
ditekuk. Pelaksanaannya :
Lutut digerakkan ke samping kanan dan kiri sampai sendi panggul dan
Dosis :
c. Intensitas : 5 detik
3. Spine twist
Tujuan :
obliqus externus.
Posisi :
Pelaksanaannya :
Tarik napas, lalu hembuskan napas, badan diputar kearah kiri, sendi
Dosis :
c. Intensitas : 5 detik
4. Half curl
Tujuan :
Posisi :
Posisi awal terlentang di atas matras, lutut ditekuk dan lengan lurus di
samping tubuh. Kedua kaki dirapatkan dan permukaan kaki rata pada
lantai.
Pelaksanaannya :
Membungkukkan punggung atas dan bahu terangkat dari lantai dengan
menggunakan otot perut atas, kedua lengan sejajar dengan lantai dan
Dosis :
c. Intensitas : 5 detik
PENATALAKSANAAN PENGUKURAN
A. Pengertian
B. Tujuan
dengan metode Timed Up and Go Test (TUGT) antara lansia sebelum dan sesudah
C. Prosedur
Mempersiapkan Alat:
3. Fisioterapis menyiapkan satu buah kursi yang tidak terlalu ringan ataupun
mudah bergeser.
4. Fisioterapis menyiapkan stopwatch.
5. Fisioterapis menandai jarak / lintasan tes sejauh 3 meter dari kursi dengan
midline.
Mempersiapkan Pasien :
D. Pelaksanaan Intervensi
1. Fisioterapis mengatur posisi pasien dengan duduk santai di kursi, kedua tangan
lagi.
pemeriksaan.