Anda di halaman 1dari 6

UAS Manajemen Penyakit Akibat Kerja (Magister)

Jawaban :

1. - Contoh PAK Akibat Faktor Bahaya Fisik : Kebisingan (Penurunan Pendengaran Sampai
Ketulian), Sinar Infra Merah (Katarak), Ultra Violet (Conjungtivitis), Suhu Tinggi (Hyperpireksi,
Heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke), Suhu Rendah (Fros Bite), Tekanan Udara Yang
Tinggi (Caisson's Disease), Getaran/Vibrasi (Reynaud's Disease).

- Contoh PAK Akibat Faktor Bahan Kimia Berbahaya : Gas CO, HCN, SO2 (Intoksikasi),
Asbes (Asbestosis, Mesothelioma, Cancer Saluran Nafas), Benzene (Leukemia, Hepatitis), Pb
(Anemia, Infertil, Gangguan Ginjal), Silica (Silikosis), Vinyl Chloride Monomer, Arsenic
(Hemangiosarkoma Liver), Chlorphenols (Cancer Nasopharing), Radium, Chromate, Nickel,
Chlorphenols (Cancer Rongga Hidung).

- Contoh PAK Akibat Faktor Biologi : Viral Diseases (Rabies, Hepatitis), Bakterial Diseases
(Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC, Tetanus), Fungal Diseases (Dermatophytoses,
Histoplasmosis), Parasitic Diseases (Ancylostomiasis, Schistosomiasis).

2. Penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi atau parasit, meliputi:

1. brucellosis.

2. virus hepatitis.

3. virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia (human immunodeficiency virus);

4. tetanus.

5. tuberkulosis.

6. sindrom toksik atau inflamasi yang berkaitan dengan kontaminasi bakteri atau jamur.

7. anthrax.

8. leptospira.

9. penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi lain di tempat kerja yang tidak disebutkan di
atas, di mana ada hubungan langsung antara paparan faktor biologi yang muncul akibat aktivitas
pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan
menggunakan metode yang tepat.
3. Penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika, meliputi:

1. kerusakan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan;

2. penyakit yang disebabkan oleh getaran atau kelainan pada otot, tendon, tulang, sendi,
pembuluh darah tepi atau saraf tepi;

3. penyakit yang disebabkan oleh udara bertekanan atau udara yang didekompresi;

4. penyakit yang disebabkan oleh radiasi ion;

5. penyakit yang disebabkan oleh radiasioptik, meliputi ultraviolet, radiasi elektromagnetik


(visible light), infra merah, termasuk laser;

6. penyakit yang disebabkan oleh pajanan temperatur ekstrim; dan

7. penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika lain yang tidak disebutkan di atas, di mana ada
hubungan langsung antara paparan faktor fisika yang muncul akibat aktivitas pekerjaan dengan
penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode
yang tepat;

4. Gangguan otot dan kerangka, meliputi:

1. tenosynovitis kronis pada tangan dan pergelangan tangan karena gerak repetitif, penggunaan
tenaga yang kuat dan posisi ekstrim pada pergelangan tangan;

2. olecranon bursitis karena tekanan yang berkepanjangan pada daerah siku;

3. epicondylitis karena pekerjaan repetitif yang mengerahkan tenaga;

4. meniscus lesions karena periode kerja yang panjang dalam posisi berlutut atau jongkok;

5. carpal tunnel syndrome karena periode berkepanjangan dengan gerak repetitif yang
mengerahkan tenaga, pekerjaan yang melibatkan getaran, posisi ekstrim pada pergelangan
tangan, atau 3 (tiga) kombinasi diatas; dan

6. penyakit otot dan kerangka lain yang tidak disebutkan diatas, dimana ada hubungan langsung
antara paparan faktor yang muncul akibat aktivitas pekerjaan dan penyakit otot dan kerangka
yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang
tepat.
5. -Gangguan mental dan perilaku, meliputi:

-Gangguan stres pasca trauma; dan

-Gangguan mental dan perilaku lain yang tidak disebutkan diatas, dimana ada hubungan
langsung antara paparan terhadap faktor risiko yang muncul akibat aktivitas pekerjaan dengan
gangguan mental dan perilaku yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan
menggunakan metode yang tepat.
UAS Penilaian Desain Ergonomi (Magister)

Jawaban :

1. Pekerjaan dengan resiko Ergonomi yang tinggi yaitu :

1.Pekerja di Pabrik Industri

2.Pekerja di Rumah Sakit seperti Dokter,Perawat,dan Tenaga Kesehtan Lainnya

3.Pekerja di Bagian Perkantoran

Jika pekerjaan, peralatan, dan lingkungan kerja tidak didesain dengan baik, maka dapat timbul
berbagai akibat terhadap para pekerja yangsedang bekerja, seperti iritasi dan kelelahan mata
(astenophia)serta ketegangan otot leher (tension headache, frozon shoulder).

Faktor pekerjaan di depan komputer yang seringkali menjadi risiko adalah frekuensi mengetik,
gerakan kepala dari keyboard ke monitor yang berulang-ulang dimana lebih dari 10 kali dalam 1
(satu) menit sehingga termasuk dalam pekerjaan repetitif. Terlebih hal tersebut dilakukan dalam
durasi yang lama, maka dapat mengakibatkan dampak gangguan otot dan tulang rangka
(musculoskeletal disorder) karena postur duduk yang statis di depan komputer. Jika kegiatan
seperti ini dilakukan secara terus menerus maka dapat menyebabkan kelelahan dan cidera.

Dampak yang buruk atau Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari :
mesin, peralatan, bahan dan lain-lain; lingkungan kerja; proses kerja; sifat pekerjaan dan cara
kerja. Sedangkan perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia
yang dapat terjadi antara lain karena : Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana, cacat
tubuh (bodily defect), keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh dan sikap dan perilaku kerja
yang tidak baik.

Bahaya yang akan dihadapi oleh pekerja dalam laboratorium jika kecelakaan terjadi antara lain:
bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak, bahan beracun,
bahan corrosive, bahaya radiasi, luka bakar, syok akibat aliran listrik, luka sayat akibat alat gelas
yang pecah dan benda tajam, bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.

2. Setiap pekerjaan pasti membutuhkan Penerapan ergonomi di tempat kerja,hal tersebut dapat
dilakukan dengan melakukan identifikasi proses bekerja dan tempat bekerja. Manfaat ergonomi
dapat memberikan manfaat bagi kesehatan dan keselamatan pekerja serta dapat memberikan
manfaat lain termasuk :
1. Meminimalkan usaha dalam bekerja

2. Mengurangi terjadinya kerusakan pada peralatan bekerja

3. Meningkatkan produktivitas kerja

Di tempat kerja yang telah dirancang dengan baik, tentunya pekerja dapat meningkatkan
produksi lebih banyak dengan usaha yang minimal dan penekanan risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan pekerja.

Manfaat ergonomi dapat dicapai melalui :

1. Pekerja lokal yang telah beradaptasi dengan lingkungan kerja

2. Analisa proses kerja perorangan

3. Penilaian kapasitas dan kemampuan pekerja

4. Menyeimbangkan tugas yang menunut fisik dan mental pekerja dengan merancang tempat
kerja yang baik

5. Meningkatkan manajemen organisasi secara keseluruhan

3. Tujuan penerapan ergonomi:

1. Memberikan kenyamanan bekerja; sehat, efisiensi fisik; mental dan produktivitas

2. untuk mencapai kemudahan dan efisiensi di tempat kerja

3. Membina keserasian antara kesanggupan tenaga kerja dengan sarana kerjanya, tata kerja dan
lingkungan kerjanya sehingga diperoleh efisiensi dan produktivitas kerja yang tinggi yang pada
akhirnya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja

4. membuat pekerjaan aman melalui peningkatan efisiensi manusia dengan tujuan menciptakan
kesejahteraan manusia

4. Pengorganisasian memiliki peran untuk meningkatkan keterampilan manajerial agar sesuai


dengan kebutuhan sistem manajemen yang sedang berjalan.

Pengorganisasian dapat mendorong dan menciptakan iklim organisasi yang lebih kondusif dalam
sistem manajemen baik secara keseluruhan maupun parsial.

2 Contoh Pengorganisasian Kerja :


1.Desain organisasi kerja di stasiun blanket basah pada P1 dilakukan dengan cara intervensi
ergonomi total, sehingga permasalahan-permasalahan pada organisasi kerja P0 dapat diperbaiki.
Intervensi berbasis ergonomi yang dilakukan adalah; memberikan istirahat resmi yang diatur
secara terencana/ sangat baik, sehingga mampu menunda kelelahan dan mengurangi keluhan
muskuloskeletal (Pulat, 1992)

2.Desain Organisasi Kerja seperti Atlet Sepak Bola restasi atlet dapat diraih dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu latihan, kondisi fisik, psikologi, dan
dukungan gizi. Salah satu faktor yang perlu dikaji dalam pembinaan atlet adalah kondisi fisik
atlet. Kondisi fisik atlet meliputi ukuran antropometri dan karakteristik tubuh. Penentuan
karakteristik tubuh atlet dapat dilakukan dengan penilaian tipe tubuh (somatotype) yang
merupakan kuantifikasi terhadap bentuk dan komposisi tubuh.Analisis ukuran antropometri dan
somatotype memiliki peranan penting dalam seleksi atlet karena akan berpengaruh terhadap
tingkat performa

Anda mungkin juga menyukai