LATAR BELAKANG
Sumber insani sangat luas cakupannya. Pembinaan generasi muda adalah suatu upaya atau
usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, membimbing dan
mengembangkan dasar-dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras dengan bakat.
Mahasiswa sebagai merupakan generasi muda dan kader penerus perjuangan bangsa serta
merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur jenjang dan jenis tertentu.
Dalam pembinaan kemahasiswaan ini, diperlukan suatu wadah untuk memberikan bekal
kepada mahasiswa untuk selanjutnya atas prakarsanya sendiri meningkatkan dan
mengembangkan diri dan lingkungan sesuai minat dan bakat yang ada pada pribadi masing-
masing.
Saat ini, dunia aktifitas alam bebas dinilai merupakan salah satu ajang pembinaan jiwa
pioneering (kepoloporan) di kalangan generasi muda tersebut. Dengan semakin maraknya
penggemar aktiftas alam bebas ini, mulai dari organisasi-organisasi di tingkat sekolah menengah,
perguruan tinggi hingga tingkat umum, maka dapat disimpulkan bahwa olah raga alam bebas ini
sudah memasyarakat.
Kegiatan-kegiatan alam bebas ini cukup bervariasi, baik berupa kegiatan mountaineering,
caving, rock climbing, rafling, diving dan lain sebagainya. Salah satu kegiatan alam bebas yang
banyak diminati generasi muda saat ini adalah panjat tebing, baik itu panjat tebing yang
dilakukan di alam maupun di dinding buatan (wall climbing).
Sekarang ini, panjat tebing bukan lagi berpetualang semata akan tetapi sudah manjadi
olah raga yang berprestasi yang di pertandingkan di ajang Nasional maupun Internasional.
Kelebihan olah raga ini sehingga menarik minat penonton adalah keterampilan para pemanjat
dalam seni olah tubuh di kemiringan papan serta pula juga cukup identik dengan kebebasan,
keberanian dan sportifitas yang menuntut keterampilan teknik dan kondisi fisik yang prima.
Kalau kita melihat mereka merayap untuk meraih satu-persatu poin dan akan tampak perjuangan
mereka seolah mereka berada di tebing sebenarnya, ada keringat mengalir dan emosi yang
menyatu dengan tarikan nafas penonton.
Dalam hal ini Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Alam Universitas Sunan Giri
Surabaya (PASUNG) yang merupakan UKM tertua di Unsuri yang mana sudah berdiri sejak 16
tahun lalu atau lebih tepatnya 17 Mei 1999 adalah UKM dilingkungan Unsuri yang mewadahi
dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki mahasiswa baik dalam hal berorganisasi dan
juga prestasi, khususnya dalam olahraga panjat tebing. UKM PASUNG sebagai organisasi
mahasiswa selalu intens dalam melaksanakan program kerjanya dalam kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat untuk mengembangkan, membenahi dan meningkatkan prestasi. Universitas Sunan
Giri Surabaya sebagai salah satu media pengembangan dunia pendidikan serta meningkatkan
kemampuan dibidang pendidikan serta soft skill non pendidikan. Untuk mewujudkan
pengembangan minat bakat dan prestasi di bidang panjat tebing, maka diharapkan terealisasinya
pembangunan papan panjat (wall climbing) di kampus Universitas Sunan Giri Surabaya.
Wall climbing ini nantinya akan menjadi sarana pengembangan minat dan bakat
mahasiswa khususnya Pecinta Alam Universitas Sunan Giri Surabaya (PASUNG) serta meraih di
event-event regional maupun nasional. Minimnya sarana dan prasarana pengembangan minat dan
bakat di Universitas Sunan Giri Surabaya membuat keterbatasan mahasiswa dalam berprestasi.
Selama ini untuk menunjang kegiatan panjat agar tetap berjalan, mahasiswa menyewa di kampus-
kampus lain yang didukung adanya papan panjat atau wall climbing.
Tingkat urgensi yang cukup besar keberadaan wall climbing ini didukung dengan
kenyataan dalam beberapa event perlombaan panjat, atlet panjat Pencinta Alam Universitas
Sunan Giri Surabaya (PASUNG) hanya sekali menorehkan prestasi itupun masih dalam nomor
sepuluh besar.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk mendirikan sarana papan panjat
atau wall climbing sebagai penunjang pengembangan minat bakat dan prestasi di lingkup regional
maupun nasional. Demi kemajuan kampus dalam bidang non akademik, juga sebagai daya tarik
dari calon mahasiswa untuk memilih menempuh pendidikannya di Universitas Sunan Giri
Surabaya.
Selain itu, diharapkan dengan adanya papan panjat atau wall climbing tersebut dapat
meningkatkan elektabilitas Perguruan Tinggi swasta ini, serta menjadi media eksplorasi dan
pengenalan kampus terhadap calon mahasiswa dan perguruan tinggi lain. Dengan adanya papan
panjat tersebut, diharapkan juga dapat memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan potensi,
kreatifitas dan inovasinya untuk lebih berprestasi.
II. TUJUAN
5. Rapat Panitia
V. STRUKTURAL ORGANISASI
Terlampir I.
X. GAMBARAN UMUM
a. Pengertian
Pada dasarnya panjat Tebing adalah suatu olahraga yang mengutamakan kelenturan
dan kekuatan tubuh, kecerdikan serta keterampilan baik menggunakan peralatan maupun
tidak dalam menyiasati tebing itu sendiri dengan memanfaatkan cacat batuan.
1. On Belay
Yaitu aba-aba yang diucapkan oleh seorang pemanjat bahwa ia telah melakukan
pemanjatan.
2. Belay On
Yaitu aba-aba yang diucapkan oleh seorang belayer bahwa ia telah siap melakukan
pemanjatan.
3. Full
Yaitu aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada belayer untuk
mengencangkan tali pemanjatan.
4. Slag
Yaitu aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada seorang belayer untuk
mengendurkan tali pemanjatan.
f. Sistem Pemanjatan
1. Alpine Tactics
Yaitu sistem pemanjatan yang ditempuh dengan tujuan mencapai puncak dengan
membawa seluruh perlengkapan dan peralatan pemanjatan yang mana biasanya
pemanjat bermalam diatas tebing/flying camp, tanpa kembali lagi ke shelter induk.
Pada sistem ini seorang pemanjat harus mempunyai kemampuan khusus dalam
penguasaan teknik-teknik pemanjatan karena resiko pemanjatannya sangat tinggi.
2. Himalayan Tactics
Yaitu sistem pemanjatan yang dilakukan setahap demi setahap hingga mencapai
puncak tanpa membawa seluruh perlengkapannya dan pemanjat kembali ke shelter
induk.
g. Teknik Pemanjatan
1. Free Climbing
Yaitu teknik memanjat yang hanya menggunakan keterampilan tangan dan kaki,
sedangkan peralatan hanya digunakan untuk mengamankan diri pemanjat itu
sendiri bila jatuh dan tidak digunakan untuk menambah ketinggian. Biasanya
digunakan pada lomba memanjat.
2. Bouldering
Yaitu teknik pemanjatan yang dilakukan pada tebing-tebing pendek secara
rutinitas, biasanya dilakukan untuk melatih kemampuan seorang pemanjat.
3. Soloing
Yaitu teknik pemanjatan yang dilakukan baik tebing pendek ataupun tinggi dengan
sendiri tanpa menggunakan peralatan.
4. Artificial Climbing (Aid)
Yaitu biasanya pada teknik pemanjatan ini, pemanjat menggunakan secara
langsung peralatan untuk menambah ketinggian pemanjatannya. Biasanya
digunakan pada pembuatan jalur.
h. Gerakan Memanjat
7. Undercling
Yaitu dilakukan apabila menghadapi pegangan terbalik, dimana tangan
memegangnya secara terbalik dan menarik badan keluar, kemudian kaki naik
mendorong badan keluar. Antara dorongan kaki dan tangan saling berlawanan arah
sehingga dapat menimbulkan gerakan keatas.
8. Cheval
Yaitu dilakukan pada batu yang yang biasa disebut punggungan (arete), pemanjat
yang menggunakan cara ini mula-mula duduk seperti penunggang kuda pada arete,
lalu dengan kedua tangan menekan bidang batu dibawahnya, ia mengangkat atau
memindahkan tubuhnya keatas atau kedepan.
9. Slab Climbing
Yaitu pemanjatan yang dilakukan pada tebing licin yang kondisinya tidak terlalu
curam.
10. Mantleshelf
Yaitu dilakukan apabila menghadapi suatu tonjolan datar (flat) yang luas sehingga
dapat menjadi bidang untuk berdiri.
i. Jenis Pijakan
1. Friction Step
Yaitu cara menempatkan kaki pada permukaan tebing dengan menggunakan
bagian bawah sepatu (sol) dan mengandalkan gesekan karet sepatu.
2. Edging
Yaitu cara kerja kaki dengan menggunakan sisi luar kaki (sepatu). Normalnya
daerah penggunaan edging pada kaki sebelah kiri.
3. Smearing
Yaitu teknik berdiri pada seluruh pijakan di tebing.
4. Heel Hooking
Yaitu teknik yang digunakan untuk mengatasi pijakan-pijakan yang menggantung
ataupun sulit dijangkau oleh tangan, Dengan kata lain kaki dapat di gunakan
sebagai pengganti tangan.
j. Jenis Pegangan
1. Open Grip
Yaitu pegangan biasa yang mengandalkan tonjolan pada tebing, biasanya di
tonjolan tebing yang agak datar dan lebar.
2. Cling Grip (I)
Yaitu jenisnya sama dengan di atas namun pegangannya agak sedikit lebih kecil
dan mirip dengan mencubit.
3. Cling Grip (II)
Yaitu jenisnya sama dengan diatas tetapi ditambah dengan menggunakan ibu jari
untuk menahan kekuatan tangan.
4. Vertikal Grip
Yaitu pegangan veritkal yang menggunakan berat badan untuk menariknya
kebawah.
5. Pocket Grip
Yaitu pegangan yang biasa digunakan pada tebing batuan limestone (kapur) yang
sering banyak lubang.
6. Pinch Grip
Yaitu pegangan yang digunakan untuk memegang tonjolan pada tebing,
bentuknnya seperti mencubit.
XI. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat. Besar harapan kami proposal ini mendapatkan respon
yang positif sehingga kegiatan yang telah kami rancang ini dapat terlaksana dengan baik dan
memberikan manfaat bagi mahasiswa.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas perhatian dan partisipasinya.
LEMBAR PENGESAHAN
Hormat kami,
Mengetahui,
Rektor UNSURI Surabaya,
Hormat kami,
Mengetahui,
Rektor UNSURI Surabaya,
Ketua Umum
M. Faiz
Sekretaris Bendahara
Fadilla Hida Siti Mas’ula
Ketua I Ketua II
Takdir Mahtelu Ardho Fahmiar
Anggota
Lampiran II.
Anggaran Dana
SPESIFIKASI
1. Dinding
2. Kontruksi Connecting
3. Sistem Kontruksi
Permanen
Rencana Anggaran Biaya
1. Alat Panjat
Harga Total Biaya
No. Uraian Satuan Jumlah
(Rp.) (Rp.)
1. Harness Buah 5 550.000 2.750.000
2. Tali Karmantel 50 Meter 2 2.100.000 4.200.000
3. Carabiner Screw Pcs 20 185.000 3.700.000
4. Carabiner Snap Pcs 20 165.000 3.300.000
5. Sepatu Panjat Pasang 5 1.500.000 7.500.000
6. Chalk Bag Buah 5 100.000 500.000
7. Figure 8 Pcs 10 165.000 1.650.000
8. Helm Pcs 5 350.000 1.750.000
9. Ascender Pcs 5 1.350.000 6.750.000
10. Rockgrip/ pegangan poin 1 set (21 pcs) 5 450.000 2.250.000
Jumlah 34.350.000
3. Rekapitulasi
Total biaya
No. Uraian
(Rp.)
1. Alat Panjat 34.350.000,-
2. Wall Lead Konstruksi Fiber 3 x 15 meter 135.655.000,-
Jumlah 170.005.000,-