Bab I, Ii, Iii, Iv (Distosia Bahu)
Bab I, Ii, Iii, Iv (Distosia Bahu)
TINJAUAN PUSTAKA
Distosia bahu adalah kondisi persalinan di mana bahu bayi gagal dilahirkan secara spontan
setelah kepala lahir. Penyebab utama distosia bahu adalah ukuran bayi yang lebih besar daripada ukuran
panggul ibu atau yang sering disebut cephalopelvic disproportion (CPD), ukuran diameter panggul ibu yang
kecil, dan malpresentasi janin. (Akbar,H,2017).
Distosia bahu merupakan salah satu bentuk distosia (persalinan macet), yang termasuk dalam
kegawatdaruratan obstetri sehingga dibutuhkan keterampilan dan kemampuan teknik persalinan yang tepat
untuk menghindari komplikasi yang terjadi. Diagnosis distosia bahu berdasarkan tubuh bayi yang tidak
kunjung lahir setelah kepala lahir, meskipun kontraksi uterus baik. Selain itu, ada turtle sign atau kepala
bayi tertarik masuk kembali ke perineum setelah keluar dari vagina, disertai pipi bayi yang menonjol keluar.
(Miarnasari,2022).
Distosia bahu sangat jarang terjadi dan merupakan kondisi gawat darurat medis. Kondisi ini
juga sulit diprediksi, karena dapat terjadi meski bayi memiliki berat badan yang normal dan ibu tidak
memiliki faktor risiko. (Kim, T., Vogel, R., & Das, K. (2018).
2. PENYEBAB DISTOSIA BAHU
Meski dapat terjadi pada kelahiran mana pun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya distosia bahu, yaitu:
Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun
Ukuran janin besar (makrosomia)
Bentuk tulang panggul ibu tidak normal akibat kelainan bawaan atau riwayat patah tulang pinggul
Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
Ibu hamil menderita obesitas atau diabetes
Riwayat distosia bahu pada persalinan sebelumnya
Kehamilan post-term, yaitu kehamilan lebih dari 42 minggu
Persalinan induksi
Kehamilan kembar
Distosia bahu tidak menimbulkan gejala apa pun sebelum persalinan. Namun, pada saat
persalinan, distosia bahu dapat menimbulkan kondisi berikut:
Kepala bayi keluar, tetapi tubuhnya tidak dapat keluar melalui jalan lahir
Kepala bayi keluar, tetapi kemudian masuk kembali ke jalan lahir (turtle sign)
Kedua kondisi di atas menyebabkan persalinan menjadi terhambat atau macet sehingga
membutuhkan waktu yang lama. (Menticoglou, Savas. 2018)
Seperti yang telah dijelaskan, distosia bahu merupakan kondisi gawat darurat. Saat persalinan,
dokter dapat langsung mendiagnosis distosia bahu jika bayi mengalami kondisi di bawah ini:
Kepala bayi keluar, tetapi tubuh bayi tidak dapat keluar
Tubuh bayi tidak keluar setelah lebih dari 1 menit
Selain itu, dokter dapat memprediksi distosia bahu jika terdapat kondisi yang berisiko pada ibu
dan janin, seperti ukuran janin yang terlalu besar atau panggul ibu yang sempit. Kondisi tersebut dapat
dideteksi melalui pemeriksaan USG ketika melakukan kontrol rutin. (National Institutes of Health,2022).
Distosia bahu adalah kondisi yang cukup sulit dicegah. Akan tetapi, ada beberapa upaya yang
dapat dilakukan oleh ibu untuk menurunkan risiko terjadinya distosia bahu, yaitu:
Mengontrol kadar gula darah jika menderita diabetes
Menjaga berat badan agar tetap ideal sebelum hamil
Menjaga kenaikan berat badan yang normal ketika hamil
Menjalani pemeriksaan ke dokter dengan segera jika belum melahirkan setelah lewat tanggal
perkiraan persalinan
Melakukan kontrol kehamilan secara ruti . (Cleveland Clinic ,2022).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Distosia bahu merupakan salah satu bentuk distosia (persalinan macet), yang termasuk dalam
kegawatdaruratan obstetri sehingga dibutuhkan keterampilan dan kemampuan teknik persalinan yang tepat
untuk menghindari komplikasi yang terjadi. Diagnosis distosia bahu berdasarkan tubuh bayi yang tidak
kunjung lahir setelah kepala lahir, meskipun kontraksi uterus baik. Selain itu, ada turtle sign atau kepala
bayi tertarik masuk kembali ke perineum setelah keluar dari vagina, disertai pipi bayi yang menonjol keluar.
(Miarnasari,2022).
Distosia bahu adalah kondisi yang cukup sulit dicegah. Akan tetapi, ada beberapa upaya yang
dapat dilakukan oleh ibu untuk menurunkan risiko terjadinya distosia bahu, yaitu:
Mengontrol kadar gula darah jika menderita diabetes
Menjaga berat badan agar tetap ideal sebelum hamil
Menjaga kenaikan berat badan yang normal ketika hamil
Menjalani pemeriksaan ke dokter dengan segera jika belum melahirkan setelah lewat tanggal
perkiraan persalinan
Melakukan kontrol kehamilan secara ruti . (Cleveland Clinic ,2022).
Dokter dapat melakukan beberapa teknik untuk mengatasi distosia bahu, antara lain:
Teknik McRobert
Teknik suprapubik
Teknik Woods
Teknik Gaski
Teknik Zavanelli
2. SARAN
Mengingat tingginya AKI dan AKB di Indonesia saat ini metode yang akurat untuk meramalkan secara
pasti tentang adanya distosia bahu baik secara klinis maupun menggunakan alat radiologis, oleh sebab itu tenaga
kesehatan sangat perlu mengetahui bagaimanamendeteksi secara dini penyulit-penyulit yang akan terjadi pada ibu
bersalin dan janin. Terutama kasus distosia bahu ,agar tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dapat melakukan
penangana yang tepat.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H. Prabowo, AY. Rodiani. Kehamilan Aterm dengan Distosia Bahu. Medula. 2017; 7(4): 1-7
Miarnasari, E. Prijatna, A. Shoulder Dystocia. CME FK UMS. 2022: 252-264
Kim, T., Vogel, R., & Das, K. (2018). Simulation in Shoulder Dystocia: Does it Change Outcomes
Menticoglou, Savas. (2018). Shoulder Dystocia: Incidence, Mechanisms, and Management
Strategies. International Journal of Women's Health, 10, pp. 723–32.
National Institutes of Health (2022). National Library of Medicine. Shoulder Dystocia.
Cleveland Clinic (2022). Disease & Conditions. Shoulder Dystocia.
Medscape (2022). Shoulder Dystocia.
Verywell Health (2021). Shoulder Dystocia During Birth.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Distosia bahu adalah kondisi persalinan di mana bahu bayi gagal dilahirkan secara spontan
setelah kepala lahir. Penyebab utama distosia bahu adalah ukuran bayi yang lebih besar daripada ukuran
panggul ibu atau yang sering disebut cephalopelvic disproportion (CPD), ukuran diameter panggul ibu yang
kecil, dan malpresentasi janin. (Akbar,H,2017).
Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh berbagai factor. Antara
lain dengan adanya kelainan presentasi,posisi,dan perkembangan janin intra uterin. Diagnose distosia
akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin dengan ukuran yang besar. Janin dengan ukuran normal
namun dengan kelainan persentasi intra uterin juga tidak jarang menyebabkan gangguan proses
persalinan. (Verywell Health ,2021)
Saat ini metode yang akurat untuk meramalkan secara pasti tentang adanya distosia bahu baik secara
klinis maupun menggunakan alat radiologis, oleh sebab itu tenaga kesehatan sangat perlu mengetahui
bagaimanamendeteksi secara dini penyulit-penyulit yang akan terjadi pada ibu bersalin dan janin. Terutama kasus
distosia bahu ,agar tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dapat melakukan penangana yang tepat.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
C.TUJUAN
A. TUJUAN UMUM