Anda di halaman 1dari 14

PENATALAKSANAAN MASALAH KHUSUS

PADA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SEBELUMNYA

Dosen Pengampu : Ibu Bdn. Busyra Hanim,


S.ST.,M.Keb

Disusun Oleh Kelompok III

ANA MIPTHAKHUL ZANAH ( 23611070 )


DESI FITRI HANDAYANI ( 23611016 )
DWI RISKA MAISAROH ( 23611009 )
JEMMY NIRMA VIRDIANA ( 23611016 )
LINDA YANI ( 23611021 )
SISKA MULYANTI ( 23611038 )
DIANA RAHMAWATI ( 23611007 )
WIWIK ERNAWATI (23611047 )
YULI YANI EKA SUSANTI ( 23611050 )
YULI FRANSISKA ( 23611049 )
SITI AISYAH ( 23611039 )
UMI RAHMAWATI ( 23611045 )
DEFINISI KELUARGA BERENCANA
Menurut World Health Organization (2016),
Keluarga Berencana (Family Planning) adalah suatu
usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
dan jarak kehamilan dengan menggunakan alat
kontrasepsi yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia sejahtera.
Tujuannya:

untuk menurunkan angka kelahiran, menyelamatkan ibu dan


bayi akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang
terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua (Hartanto, 2015).
Manfaat bagi ibu
Manfaat bagi anak
peningkatan kesehatan
mental dan sosial karena Anak dapat tumbuh
mempunyai waktu yang dengan baik
cukup untuk mengasuh terpenuhi kebutuhan
anak, beristirahat,waktu dasar asah, asih, asuh
luang.

Manfaat Manfaat bagi seluruh


Manfaat bagi suami program keluarga
keluarga
Memperbaiki kesehatan berencana Setiap anggota keluarga
fisik, mental, dan sosial akan mempunyai
karena kecemasan kesempatan yang lebih
berkurang serta memiliki besar untuk memperoleh
lebih banyak waktu untuk pendidikan (Marmi,
keluarganya 2016).
Definisi kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan upaya pencegahan
kehamilan yang tidak direncanakan (Nugroho,
2014).

Efektivitas (daya guna) kontrasepsi


kemampuan kontrasepsi dalam pemakaian sehari-hari dipengaruhi oleh sikap
tidak hati-hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian.

Keberhasilan dalam menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang


dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan.

Akseptor KB pil yang tidak patuh tetapi pada saat akseptor tersebut tidak
mengkonsumsi KB pil dan tidak memasuki masa subur sehingga tidak terjadi
kehamilan (Ermawati, 2013).
Persyaratan metode kontrasepsi
Secara umum, persyaratan metode kontrasepsi menurut Affandi dkk (2014) sebagai
berikut:
a. Aman, berarti metode kontrasepsi tidak memberikan dampak komplikasi berat jika
digunakan dalam jangka waktu tertentu
b. Berdaya guna
c. Dapat diterima, penerimaan awal tergantung pada motivasi yang diberikan oleh
petugas kesehatan. Penerimaan lanjut dipengaruhi oleh umur, motivasi, budaya, sosial
ekonomi, agama.
d. Harga mudah dijangkau oleh masyarakat
e. Pengembalian kesuburan cepat kecuali kontrasepsi mantap.
Macam-macam metode kontrasepsi
a. Metode kontrasepsi sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari dua yaitu metode kontrasepsi sederhana
tanpa alat (Metode Amenore Laktasi (MAL), senggama terputus (coitus interuptus),
metode kalender, metode lendir serviks, metode suhu basal badan dan simptotermal) dan
metode kontrasepsi dengan alat seperti kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida
(Handayani, 2010).
Metode kontrasepsi modern
Kontrasepsi modern terdiri dari pil, suntik, Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK),
Alat Kontraepsi Bawah Rahim (AKDR), Metode Operatif Wanita (MOW) dan
Metode Operatif Pria / MOP.
Cara kerja Kontrasepsi Secara Umum

Kontrasepsi Hormonal

a) Mencegah ovulasi
b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma
c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

Nor hormonal: Mencegah Sperma masuk kedalam


vagina
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi
1. Umur
2. Tingkat pengetahuan
3. Pendidikan
4. Pengambilan keputusan
5. Pengalaman
6. Paritas
7. Sumber informasi
8. Jaminanan ketersediaan kontrasepsi
9. Dukungan Suami
Efek Samping dan Penatalaksanaanya

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari pengguna kontrasepsi, mengalami efek samping
pemakaian alat kontrasepsi sebesar 71,4%. Penggunaan kontrasepsi kebanyakan dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau
meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea. Wanita yang meggunakan kontrasepsi
lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan.

Menurut Sri Handayani (2010), berikut adalah efek samping


1) Amenorrhea
2) Perdarahan hebat/tidak teratur
3) Keputihan
4) Penurunan libido
5) Spotting
Penatalaksanaan dari masalah kontrasepsi
1) Amenorrhea

a) Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid
tidak terkumpul dalam rahim.
b) Bila terjadi kehamilan, hentikan penyuntikan.
c) Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
d) Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak
akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga rujuk
ke klinik.

2) Perdarahan hebat atau tidak teratur


Informasikan bahwa perdarahan ringan sering terjadi, tetapi hal ini bukanlah masalah
yang serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.
Bila klien tidak mau menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan,
maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan: 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi,
ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hr untuk 5 hari) atau obat sejenis lain untuk mencegah
inflamasi. Jelaskan bahwa setelah pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi
perdarahan. Dan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi /hari
selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau 1,25 mg
esterogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
3) Keputihan
Informasikan penyebab keputihan karena efek progesterone yang mempermudah
pertumbuhan jamur di dalam vagina dan menimbulkan keputihan, tetaplah menjaga
kebersihan daerah kemaluan. Jika disertai rasa gatal , cairan berwarna kuning kehijauan
atau berbau tidak sedap dapat diberikan pengobatan antis-nikotik per-vaginam selama 14
hari. Jika pemberian antis-nikotik tidak menolong dan keputihan terus berlangsung maka
pemakaian suntikan dihentikan sementara.

4) Perubahan libido
Penurunan libido terjadi karena keadaan vagina yang kering yang disebabkan oleh efek
progesterone itu sendiri. Jika penurunan libido ini mengganggu keharmonisan rumah
tangga dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal. Bagi yang mengalami
peningkatan libido beri motivasi serta berusaha melakukan control diri supaya
keharmonisan keluarga tetap terjaga.
5) Pertambahan atau kehilangan BB
Infomasikan bahwa kenaikan atau penurunan BB sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi.
Perhatikan perubahan berat badan apakah terlalu mencolok, bila berat badan berlebihan,
hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.

6) Spotting
Penyebab terjadinya spotting dikaitkan dengan kontrasepsi 3 bulan adalah adanya
ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan histologi.
(Irianto, 2012). Akibat dari ketidakseimbangan hormon-hormon didalam tubuh terjadilah
pelebaran pembuluh vena kecil di endometrium sehingga keluarnya bercak darah selama
penggunaan kontrasepsi hormonal merupakan efek samping yang sering terjadi jika ringan
atau tidak terlalu mengganggu tidak perlu diberi obat. (Irianto, 2014).

Anda mungkin juga menyukai