Anda di halaman 1dari 6

Makalah: Metode Berfikir Ilmiah (Filsafat

Ilmu)
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Pada dasarnya setiap objek yang ada di dunia, pastilah menuntut metode tertentu. Seperti halnya
dalam memperoleh pengetahuan. Suatu ilmu, mungkin membutuhkan lebih dari satu metode
ataupun dapat diselesaikan menurut berbagai metode. Akhirnya suatu pendapat mengatakan,
bahwa suatu memiliki berbagai segi yang menuntut penggunaan berbagai metode.
Untuk memperoleh pengetahuan, maka digunakanlah metode berfikir ilmiah. Namun tidak
semua pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah. Tetapi agar ilmu berkembang dan tetap
eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi, maka digunakanlah metode
ilmiah ini.
Agar lebih jelas lagi, didalam makalah ini akan dibahas mengenai metode berfikir ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode berpikir ilmiah ?
2. Apa nilai guna metode berpikir ilmiah ?
3. Bagaimana prosedur berpikir ilmiah ?
4. Bagaimana sikap dan aktivitas ilmiah ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan dalam makalah
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian metode berpikir ilmiah
2. Untuk mengetahui nilai guna metode berpikir ilmiah
3. Untuk mengetahui prosedur berpikir ilmiah
4. Untuk mengetahui sikap dan aktivitras ilmiah
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan makalah yang digunakan adalah dengan cara study pustaka, yaitu
mempelajari buku-buku yang kami jadikan referensi dalam pengumpulan informasi dan data
yang ada kaitannya dengan masalah yang akan kami bahas serta pencarian informasi dengan
melalui jalur internet.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Metode Berpikir Ilmiah
2. Nilai Guna Metode Berpikir Ilmiah
3. Prosedur Berpikir Ilmiah
4. Sikap dan Aktivitas Ilmiah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Berpikir Ilmiah
Secara etimologis, metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Meta yang artinya sesudah atau
dibalik sesuatu, dan Hodos yang artinya jalan yang harus ditempuh. Jadi metode berarti
langkah-langkah (cara dan tekhnis) yang diambil menurut urutan tertentu untuk mencapai
pengetahuan tertentu.
Jadi metode berfikir ilmiah adalah prosedur, cara dan tekhnik memperoleh pengetahuan, serta
untuk membuktikan benar salahnya suatu hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.
Metode ilmiah ini adalah sebuah prosedur yang digunakan para ilmuan dalam pencarian
kebenaran baru. Dilakukannya dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru, dan
melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah ada.
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah ini yaitu agar ilmu berkembang dan tetap eksis dan
mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi. Kebenaran dan kecocokan kajian ilmiah,
akan terbatas pada ruang, waktu, tempat dan kondisi tertentu.
Metode ilmiah dipengaruhi oleh unsur alam yang berubah dan bergerak secara dinamik dan
teratur. Kondisi alam yang diduga para filosof karena adanya asas tunggal dari alam (natural
law). Filosof yakin, bahwa natural law telah menjadi salah satu sebab adanya ketertiban alam.
Ketertiban akan diangkat dan harus diletakkan sebagai objek ukuran dalam menentukan
kebenaran. Corak-corak metodis yang sandarannya pada kondisi alam, yang dinamik dan teratur,
harus diakui telah meneyebabkan lahirnya ilmu pengetahuan dengan sifat dan kecendrungan
yang positivistic. Ilmu selalu berkembang dalam ukuran-ukuran yang konkrit dengan model dan
pendekatan serta eksperimen dan observasi.
Dalam perkembangan selanjutnya model dan cara berfikir demikian telah memperoleh gugatan.
Karena, tidak semua ilmu dapat didekati dengan model yang sama.
Dengan ditemukannya metode berfikir ilmiah, secara langsung telah menyebabkan terdinya
kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Manusia bukan saja hidup dalam ritmis modernisasi yang
serba mudah dan menjanjkan. Lebih dari itu semua, manusia dapat menggapai sesuatu yang
sebelumnya seolah tidak mungkin. Manusia tidak lagi berpangku tangan, terhadap apa yang
menjadi kehendak alam.

B. Nilai Guna Metode Berpikir Ilmiah


Metode berpikir ilmiah memiliki peranan penting dalam membantu manusia untuk memperoleh
pengetahuan cakrawala baru dalam menjamin eksistensi kehidupan manusia. Dengan
menggunakan metode berfikir ilmiah, manusia terus mengembangkan pengetahuannya.
Ada 4 cara manusia memperoleh pengetahuan:
1. Berpegang pada sesuartu yang telah ada (metode keteguhan)
2. Merujuk kepada pendapat ahli
3. Berpegang pada intuisi (metode intuisi)
4. Menggunakan metode ilmiah
Dari ke empat itulah, manusia memperoleh pengetahuannya sebagai pelekat dasar kemajuan
manusia. Namun cara yang ke empat ini, sering disebut sebagai cara ilmuan dalam memperoleh
ilmu. Dalam praktiknya, metode ilmiah digunakan untuk mengungkap dan mengembangkan
ilmu, melalui cara kerja penelitian.
Cara kerja ilmuan dengan penelitian ilmiah, muncul sebagai reaksi dari tantangan yang dihadapi
manusia. Pemecahan masalah melalui metode ilmiah tidak akan pernah berpaling. Penelitian
ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, memegang peranan penting dalam membantu
manusia untuk memecahkan setiap masalah yang di hadapinya.
Ilmuan biasanya bekerja dengan cara kerja sistematis, berlogika dan menghindari diri dari
pertimbangan subjektif. Rasa tidak puas terhadap pengetahuan yang berasal dari paham orang
awam, mendorong kelahiran filsafat. Filsafat menyelidik ulang semua pengetahuan manusia
untuk mendapat pengetahuan yang hakiki.
Ilmuan mempunyai falsafah yang sama, yaitu dalam penggunaan cara menyelesaikan masalah
dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah selalu digunakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya. Penggunaan metode ilmiah tertentu dalam kajian tertentu, dapat
memudahkan ilmuan dan pengguna hasil keilmuannya dapat memudahkan melakukan
penelusuran.
Dalam ilmu pengetahuan ilmiah, tidak ada kebenaran yang sekedar berada di awang-awang
meskipun atas nama logika. Setiap kebenaran ilmiah, senantiasa diperkuat bukti-bukti empirik
dan indrawi, bahkan sesuatu kebenaran tersebut telah teruji.
Kebenaran ilmiah yang meskipun dikuasai oleh relativitasnya, selalu berpatokan kepada
beberapa hal mendasar, yaitu:
1. Adanya teori yang dijadikan dalil utama dalam mengukur fakta-fakta aktual.
2. Adanya data-data yang berupa fakta atau realitas senyatanya dan realitas dalam dokumen
tertentu.
3. Adanya pengelompokkan fakta dan data yang signifikan.
4. Adanya uji validitas.
5. Adanya penarikan kesimpulan yang operasional
6. Adanya fungsi timbal balik antara teori dan realitas.
7. Adanya pengembangan dialektika terhadap teori yang sudah teruji.
8. Adanya pembatasan wilayah penelitian yang proporsional.
Ciri-ciri tersebut merupakan citra ilmu pengetahuan dan metode ilmah. Oleh karena itu,
menurut Juhaya S. Pradja (1997), metode ilmiah dimulai dengan pengamatan-pengamatan,
kemudian memperkuat diri dengan pengalaman dan menarik kesimpulan atas dasar pembuktian
yang akurat.

Langkah metode ilmiah berpijak pada pertanyaan di seputar pada 3 hal, yaitu:
a. Kemana arah yang hendak dituju ?
b. Bagaimana dan kapan mulai bergerak ?
c. Mampukah melakukan langkah dan gerakan yang sesuai dengan maksud yang ditargetkan;
benarkah telah mulai bergerak ?
Metode ilmiah dimulai dengan usaha untuk konsisten dalam berfikir ilmiah. Dalam kerangka
berfikir ilmiah, logika merupakan metode meluruskan pemikiran, baik dalam pendekatan
deduktif maupun induktif. Metode ilmiah pun harus berpedoman pada paradigma tentang
kebenaran indrawi yang positif, karena hal itu akan lebih membuktikan relevansi antara teori dan
realitas secara apa adanya.
C. Prosedur Berpikir Ilmiah
Prosedur berfikir ilimiah modern, masih selalu teatp menggunakan kaidah keilmuan barat yang
hanya melandaskan fikirannya pada penalaran rasional dan empiris. Metode ilmiah adalah
ekspresi tentang cara berfikir menurut kaidah ilmiah. Melalui metode ini, diharapakan dapat
menghasilkan karakteristik tertentu yang diminta pengetahuan ilmiah. Karakteristik yang
dimaksud bersifat rasional (deduktif) dan teruji secara empiris. Metode ilmiah dengan demikian
adalah pengggabungan antara cara berfikir deduktif dalam membangun tubuh pengetahuan.
Prosedur ilmiah mencakup 7 langkah, yaitu:
1. Mengenal adanya suatu situasi yang tidak menentu. Situasi yang bertantangan atau kabur
yang menghasilkan penyelidikan.
2. Menyatakan masalah-masalah dalam istilah spesifik
3. Merumuskan suatu hipotesis
4. Merancang suatu metode penyelidikan yang terkendali dengan jalan pengamatan atau
percobaan
5. Mengumpulkan dan mencatat data kasar, agar mempunyai suatu pernyataan yang
mempunyai makna dan kepentingan
6. Melakukan penegasan yang dapat dipertanggung jawabkan
7. Melakukan penegasan terhadap apa yang disebut dengan metode ilmiah.
Permasalahan akan menentukan ada atau tidaknya ilmu. Tanpa ada masalah, maka tidak akan ada
ilmu. Langkah pertama suatu penelitian adalah mengajukan sesuatu yang dianggap sebagai
masalah. Sesuatu yang dianggap sebagai masalah apabila terdapat pertentangan antara harapan
akan sesuatu yang seharusnya, dengan kenyataan yang sebenarnya ada.
Permasalahan dalam ilmu pengetahuan, memiliki 3 ciri:
1. Dapat di komunikasikan dan dapat menjadi wacana publik
2. Dapat diganti dengan sikap ilmiah
3. Dapat ditangani dengan metode ilmiah
D. Sikap dan Aktivitas Ilmiah
1. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan bagian penting dari prosedur berfikir ilmiah. Sikap ilmiah memiliki 6
karakteristik, yaitu:
1. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu yang menjadi pemicu munculnya pertanyaan serta dilakukannya penyelidikan,
pemeriksaan, penjelajahan dan percobaaan dalam rangka mencapai pemahaman.
2. Spekulatif

Spekulatif ini adalah sikap ilmiah yang diperlakukan untuk mengajukan hipotesis-hipotesis
(tentu bersifat dedukatif) untuk mencari solusi terhadap permasalahan.
3. Objektifitif
Objektifitif ini dimaknai dengan sikap yang selalu sedia untuk mengakui subjektivitas terhadap
apa yang dianggapnya benar.
4. Keterbukaan
Sikap terbuka adalah kesediaan untuk mempertimbangkan semua masukan yang relevan.
5. Kesediaan untuk menunda penilaian.
Kesediaan untuk menunda penilaian, artinya tidak memaksakan diri untuk memperoleh
jawaban, jika peneyelidikan belum memperoleh bukti yang diperlukan.
6. Tentatif
Bersikap tentatif artinya tidak bersikap dogmatis terhadap hipotesis maupun simpulan.
2. Aktivitas Ilmiah
Aktivitas ilmiah merupakan sebuah pekerjaan yang terus-menerus melakukan research ilmiah
untuk mencapai kebenaran.
Para ilmuan sering melakukan aktivitas ilmiah ini, secara terus menerus untuk mencapai pada
apa yang disebutnya benar.
Menurut Walter R Borg and Meredith D Gall, menyebutkan ada 7 langkah yang ditempuh
seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya. 7 langkah tersebut diantaranya:
1. Menyusun sesuatu yang disebut masalah
2. Melakukan perumusan masalah atau mendefinisikan masalah kedalam bentuk yang
operasional
3. Menyusun hipotesis/dugaan sementara
4. Menetapkan tekhnik dan menyusun instrumen penelitian
5. Mengumpulkan data yang diperlukan
6. Melakukan analisis terhadap data yang terkumpul
7. Menggambarkan kesimpulan yang berhasil dipecahkan
Dalam melakukan reserch, para ilmuan mempunyai dua aspek, yaitu aspek invidual yang
mengacu pada ilmuan sebagai aktifitas ilmuan dan aspek sosial yang mengacu kepada ilmu
sebagai suatu komunitas ilmiah dan kumpulan para ilmuan. Komunitas ini berinteraksi dengan
intuisi-intuisi lain dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode berpikir ilmiah adalah prosedur, cara dan tekhnik memperoleh pengetahuan, serta untuk
membuktikan benar salahnya suatu hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.
Metode ilmiah digunakan untuk mengungkap dan mengembangkan ilmu, melalui cara kerja
penelitian. Penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, memegang peranan penting
dalam membantu manusia untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapinya.
Prosedur ilmiah mencakup 7 langkah, yaitu:
1. Mengenal adanya suatu situasi yang tidak menentu. Situasi yang bertentangan atau kabur
yang menghasilkan penyelidikan.

2. Menyatakan masalah-masalah dalam istilah spesifik


3. Merumuskan suatu hipotesis
4. Merancang suatau metode penyelidikan yang terkendali dengan jalan pengamatan atau
percobaan
5. Mengumpulkan dan mencatat data kasar, agar mempunyai suatu pernyataan yang
mempunyai makna dan kepentingan
6. Melakukan penegasan yang dapat dipertanggung jawabkan
7. Melakukan penegasan terhadap apa yang disebut dengan metode ilmiah.
Aktivitas ilmiah merupakan sebuah pekerjaan yan terus-menerus melakukan research ilmiah
untuk mencapai kebenaran.
B. Saran
Dalam melakukan sebuah penelitian, sebaiknya digunakan metode yang tepat. Salah satu metode
yang sering digunakan adalah metode ilmiah. Dengan metode ini dapat mengungkapkan dan
mengembangkan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Suriasumantri, Jujun. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Sumadi. 2010. Filsafat Ilmu Pengantar Konsep dan Analisis. Ciamis: Institut Agama Islam
Darussalam.
A. Mirawihardja, Sutardjo. 2006. Pengantar Filsafat. Bandung: PT Refika Aditama.
Ahmad Saebani, Beni. 2009. Filsafat Ilmu. Bandung: CV Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai