Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG ARBITRASE


A. PENGERTIAN ARBITRASE
Jika dilihat dari beberapa pendapat ahli hukum, Arbitrase adalah:

1. Menurut Subekti4 : Arbitrase adalah penyelesaian suatu perselisihan (perkara) oleh seorang atau beberapa

orang wasit (arbiter) yang bersama-sama ditunjuk oleh para pihak yang berperkara dengan tidak

diselesaikan lewat pengadilan.

2. Menurut Willian H. Gill,5 “An arbitration is the reference of a dispute or difference


between not less than two persons for determination after hearing both sides in judicial
manner by another persons, other than court of competent jurisdiction”.
3. Black’s Law Dictionary, Arbitration is the reference of dispute to an impartial (third)

person chosen by the parties to the dispute who agree in advance to abide by the arbitrator’s award issued

after hearing at which both parties have an opportunity to be heard. An arrangement for taking and

abiding by the judgment of selected persons in some disputed matter. Instead of carrying it to establish

tribunals of justice, and is intended to avoid the formalities, the delay, the expense and vexation of

ordinary litigation.

4. Menurut UU Nomor 30 tahun 1999, Arbitrase adalah suatu cara penyelesaian sengketa perdata di luar

lembaga peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh kedua

belah pihak. Perjanjian arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausul arbitrase yang tecantum dalam

perjanjian tertulis yang dibuat

4 Priyatno Abdur Rasyid, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Makalah Seminar Nasional
tentang
Arbitrase dan E-Commerce, 2000, hlm.8.
5 Ibid, hlm 7
para pihak sebelum timbul sengketa atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat
oleh para pihak setelah timbul sengketa.

Arbitrase biasa dilakukan oleh para pengusaha (nasional maupun internasional) sebagai suatu cara

perdamaian memecahkan ketidaksepahaman pihak-pihak di bidang komersial. Seperti yang dicantumkan

dalam “The United Nastions Commision on International Trade Law (UNCITRAL) tanggal 28 April 1976

(UNCITRAL ARBITRATION RULES), bidang komersial itu meliputi: transaksi untuk ekspor impor

makanan, perjanjian distribusi, perbankan, asuransi, konsensi, perusahaan joint venture, pengangkutan

penumpang pesawat udara, laut, kereta api, maupun jalan raya.6 Dalam perkembangan selanjutnya ternyata tata

cara penyelesaian cara damai seperti arbitrase banyak dimanfaatkan dalam bidang-bidang sengketa tentang

franchising, penerbangan, telekomunikasi internasional, dan penggunaan ruang angkasa komersial, bahkan ada

yang menghendaki agar juga ditetapkan dalam kartu kredit perbankan, dan pelanggaran terhadap keamanan

lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai