Anda di halaman 1dari 16

EKONOMI ORANGE, KOPERASI DAN UMKN

(EKI203) B2 EP

“USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)”

DOSEN PENGAMPU:
Drs. I Ketut Sutrisna, M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7

Dewa Ayu Putri Wiadnyani (2007511176)


I Made Bagus Arimanu Dwipayana (2007511178)
I Putu Gede Rama Dwipa Paramartha (2007511183)
I Gusti Made Krisna Arimbawa (2007511187)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas kuasa dan
Rahmat-Nya lah kami selaku kelompok penyusun dapat menyusun makalah ini. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Ekonomi
Orange,Koperasi, dan UMKM dengan judul “Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Kami selaku tim penyusun menyadari bahwa makalah ini sangat amat jauh dari kata sempurna.
Masih banyak terdapat kekurangan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Hal tersebut
dikarenakan keterbatasan pengalaman, wawasan dan kemampuan kami dalam menyusun makalah.
Maka dari itu kami selaku tim peyusun akan berterimakasih sebesar besarnya jika pembaca sudi
kiranya memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penulisan makalah ini guna sebagai
bahan pembelajaran untuk membuat makalah dimasa yang akan datang. Akhir kata kami selaku tim
penyusun mengucapkan terimakasih banyak.

Denpasar, 9 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. ii

BAB I.......................................................................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................ 3

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3

1.3. Tujuan ......................................................................................................................................... 3

BAB II ........................................................................................................................................................ 4

2.1. Pengertian UMKM ...................................................................................................................... 4

2.2. UMKM dalam Piramida Struktur Usaha di Indonesia ................................................................. 6

2.3. Peran UMKM dalam penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi ................................10

2.4. Produktivitas UMKM di Indonesia ............................................................................................11

BAB III ......................................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan salah satu praktik usaha populer
di kalangan masyarakat. Banyaknya pegiat UMKM menjadikan sektor bisnis ini sebagai
salah satu roda penggerak perekonomian negara. UMKM adalah kegiatan usaha atau bisnis
yang dijalankan oleh individu, rumah tangga, maupun badan usaha kecil. Penggolongannya
berdasarkan besaran omzet per tahun, jumlah kekayaan atau aset, dan jumlah karyawan
yang dipekerjakan. Tidak semua usaha bisa dikategorikan sebagai UMKM, beberapa usaha
digolongkan sebagai usaha besar sebab jumlah kekayaan bersih atau omzet per tahunnya
lebih besar dari usaha menengah. Usaha-usaha besar tersebut meliputi usaha patungan,
nasional milik negara atau swasta, serta asing yang beroperasi di wilayah Indonesia.
Di Tanah Air, arti UMKM memiliki peranan sangat penting dalam perekonomian negara.
Ini karena sektor UMKM adalah penyumbang PDB terbesar, paling banyak menyerap
lapangan kerja, serta relatif tahan terhadap krisis keuangan.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana pengertian UMKM?

1.2.2. Bagaimana UMKM dalam Piramida Struktur Usaha di Indonesia?

1.2.3. Bagaimana peran UMKM dalam penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan?

1.2.4. Bagaimana produktivitas UMKM di indonesia?

1.3. Tujuan

1.3.1. Mengetahui pengertian UMKM

1.3.2. Mengetahui UMKM dalam Piramida Struktur Usaha di Indonesia

1.3.3. Mengetahui peran UMKM dalam penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan

1.3.4. Mengetahui produktivitas UMKM di indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian UMKM


Definisi dan konsep UMKM berbeda menurut setiap negara. Oleh karena itu, memang sulit
membandingkan pentingnya atau peran UMKM antar negara. Tidak ada kesepakatan umum
dalam membedakan sebuah usaha mikro dan usaha kecil atau sebuah usaha kecil dari sebuah
usaha menengah, dan yang terakhir ini dari sebuah usaha besar. Bahkan dibanyak negara,
definisi UMKM berbeda.
Singapura mendefinisikan UMKM sebagai usaha yang memiliki minimal 30% pemegang saham
lokal serta aset produktif tetap di bawah SG$ 15 Juta (sebanding dengan US$ 8,7 juta). Untuk
perusahaan jasa, jumlah karyawannya minimal 200 orang. Malaysia menetapkan definisi
UMKM sebagai usaha yang memiliki jumlah karyawan yang bekerja penuh (full time worker)
kurang dari 75 orang atau modal pemegang sahamnya kurang dari 2,5 juta ringit malaysia.
Jepang, membagi UMKM sebagai berikut :
a. Mining and manufacturing, dengan kriteria jumah karyawan maksimal 300 orang atau
jumlah modal saham sampai sejumlah US$ 2,5 juta.
b. Wholesale, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau jumlah modal
saham sampai US$ 840 ribu
c. Retail, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 54 orang atau jumlah modal saham
sampai US$ 820 ribu
d. Service, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau jumlah modal
saham sampai US$ 420 ribu
Selanjutnya, di Indonesia definisi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) diatur dalam
Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang USAHA MIKRO, KECIL,
DAN MENENGAH. Pada BAB 1 ketentuan umum pasal 1 disebutkan bahwa :
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
4
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.
• Kriteria Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM)
Kriteria UMKM diatur dalam UU Republik Indonesia no 20 tahun 2008 pada BAB VI pasal 6
Undang Undang tersebut.
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
4. Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2) huruf a, huruf b,
serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan
perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden.
• Ciri-Ciri Usaha Mikro Kecil dan Menengah
1. Bahan baku mudah diperoleh.
2. Menggunakan teknologi sederhana sehingga mudah dilakukan.
5
3. Keterampilan dasar umumnya sudah dimiliki secara turun temurun.
4. Bersifat padat karya atau menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
5. Peluang pasar cukup luas, sebagian besar produknya terserap di pasar lokal/ domestik dan
tidak tertutup sebagian lainnya berpotensi untuk diekspor.
6. Beberapa komoditi tertentu memiliki ciri khas terkait dengan karya seni budaya daerah
setempat.
7. Melibatkan masyarakat ekonomi lemah setempat secara ekonomis menguntungkan.

2.2. UMKM dalam Piramida Struktur Usaha di Indonesia

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah salah satu penopang perekonomian
Indonesia. Hal ini terbukti ketika Indonesia mampu menghadapi krisis ekonomi tahun
1997/1998. Perusahaan-perusahaan besar yang diharapkan mampu bertahan ketika itu, ternyata
banyak yang gagal. UMKM-lah sebagai sektor ekonomi masyarakat kecil dengan skala lokal,
sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah
mampu membuat UMKM mampu tetap bergerak di tengah terpaan krisis. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa UMKM memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap krisis, yang
dimungkinkan karena UMKM memiliki ciri antara lain struktur organisasi dan tenaga kerja
UMKM yang lebih fleksibel dalam menyesuaikan dengan perubahan pasar.

6
• Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) menunjukkan ada 26,71 juta
usaha/perusahaan non pertanian yang dikelompokkan dalam 15 kategori lapangan usaha
sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2015. Jumlah itu
meningkat 17,51 persen dibandingkan dengan hasil Sensus Ekonomi 2006 (SE06) yang
berjumlah 22,73 juta usaha/perusahaan. Bila dibedakan menurut skala usaha, 26,26 juta
usaha/perusahaan (98,33 persen) berskala Usaha Mikro Kecil (UMK) dan 0,45 juta
usaha/perusahaan (1,67 persen) berskala Usaha Menengah Besar (UMB).
• Jumlah usaha/perusahaan menurut lapangan usaha, didominasi oleh lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran sebanyak 12,33 juta usaha/perusahaan atau 46,17 persen dari
seluruh usaha/perusahaan yang ada di Indonesia.
• Jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha, sejalan dengan jumlah usaha/perusahaan yaitu
didominasi oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebanyak 22,37 juta tenaga
kerja atau 31,81 persen dari tenaga kerja yang ada di Indonesia.
• Sebaran jumlah usaha/perusahaan antar kawasan dan antar pulau secara umum menunjukkan
bahwa sebanyak 16,2 juta usaha/perusahaan berada di Pulau Jawa atau 60,74 persen terhadap
jumlah usaha/perusahaan di Indonesia.

Jumlah Usaha/Perusahaan menurut Kategori Lapangan Usaha dan Skala


Usaha Tahun 2016

Distrib
Lapangan UMK UMB Jumlah
usi
Usaha
(%)
(1) (2 (3 (4 (5
) ) ) )
B. Pertambangan dan penggalian 6.418 89 6.507 1,10
C. Industri Pengolahan 87.165 228 87.393 14,74
D. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air 662 102 764 0,13
Panas dan Udara Dingin
E. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air 1.017 82 1.099 0,19
Limbah, Pengelolaan
dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas 5.462 404 5.866 0,99
7
Remediasi
G. Perdagangan Besar Dan Eceran; 265.645 4.136 269.781 45,49
Reparasi Dan Perawatan Mobil
Dan Sepeda Motor
H. Pengangkutan dan pergudangan 25.519 486 26.005 4,38
I. Penyediaan Akomodasi Dan 114.366 254 114.62 19,33
Penyediaan Makan Minum
J. Informasi Dan Komunikasi 13.46 302 13.762 2,32
K. Aktivitas Keuangan Dan Asuransi 2.907 1.272 4.179 0,70
L. Real Estat 12.252 103 12.355 2,08
M,N. Jasa Perusahaan 8.906 493 9.399 1,58
P. Pendidikan 15.625 207 15.832 2,67
Q. Aktivitas Kesehatan Manusia Dan 7.605 76 7.681 1,30
Aktivitas Sosial
R,S,U. Jasa Lainnya 17.772 66 17.838 3,01

Jumlah 584.781 8.300 593.081 100,00

Pada skala usaha UMK, kategori G, I dan C di Sumatera Barat memiliki jumlah usaha yang jauh
lebih besar dibandingkan kategori lainnya. Struktur tersebut sama dengan struktur total jumlah
usaha. Namun pada skala usaha UMB distribusi per kategori relatif berbeda. Meskipun kategori
G tetap menjadi yang paling besar jumlahnya, posisi kedua dan ketiga ada pada ketegori aktivitas
keuangan. (J) dan asuransi serta jasa perusahaan (M dan N). Kategori C dan I walaupun besar
jumlah usahanya, sebagian besar merupakan UMK sehingga jumlah UMB pada kedua kategori
ini hanya 228 dan 254 usaha/perusahaan.

Di seluruh Indonesia, sebaran usaha/perusahaan antar pulau secara umum menunjukkan 79,35
persen terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia (Pulau Sumatera dan Jawa). Sebanyak 16,2 juta
usaha/perusahaan berlokasi di Pulau Jawa atau 60,74 persen terhadap seluruh perusahaan di
Indonesia dan di Pulau Sumatera terdapat 4.971.733 usaha/perusahaan. Selebihnya berada di
Kawasan Timur Indonesia (Pulau Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan
Papua). Pulau Sumatera memiliki jumlah usaha terbesar kedua setelah Pulau Jawa. Hampir 5 juta

8
usaha/perusahaan ada di Sumatera atau 18,61 persen dari total usaha/perusahaan di Indonesia, dan
Sumatera Barat berada pada posisi keempat sebagai provinsi dengan jumlah usaha terbanyak di
Sumatera. Provinsi 3 terbesar menurut jumlah usaha di Sumatera adalah Sumatera Utara,
Lampung, dan Sumatera Selatan.

Sensus Ekonomi 2006

Pelaksanaan SE2006 dilakukan dalam beberapa tahapan, mulai dari persiapan,


listing/pendaftaran unit usaha/perusahaan, pencacahan lengkap unit perusahaan besar (UMB), dan
pencacahan sampel unit usaha/perusahaan mikro, kecil dan menengah (UMKM), sampai dengan
diseminasi hasil. Dasar hukum SE2006 yaitu - Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang
Statistik. - Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. -
Keputusan Presiden RI Nomor 6 Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja BPS.

Secara umum tujuan SE2006 adalah mengumpulkan dan menyajikan data dasar yang lengkap,
rinci dan up to date tentang kegiatan ekonomi di wilayah Indonesia yang mencakup jumlah,
karakteristik usaha dan kegiatan dari semua skala perusahaan/usaha yang bergerak di berbagai
lapangan usaha di luar usaha pertanian. Secara khusus, tujuan Sensus Ekonomi 2006 adalah
sebagai berikut :

• Statistik dasar kegiatan ekonomi di luar lapangan usaha pertanian pada wilayah administrasi
kecil (small area statistics);
• Menyusun peta dan direktori terpadu perusahaan yang lengkap dan rinci di setiap
kabupaten/kota;
• Mendapatkan populasi perusahaan/usaha menurut lapangan usaha, skala usaha (UMKM dan
Besar), dan wilayah;
• Menyusun kerangka sampel (sampling frame) yang lengkap untuk keperluan survei bidang
ekonomi;
• Mendapatkan informasi dasar tentang berbagai permasalahan usaha di Indonesia menurut
lapangan usaha, skala usaha, dan wilayah

9
Kegiatan usaha yang dicakup dalam Sensus Ekonomi 2006 ini tidak termasuk kategori lapangan
usaha pertanian (kategori A dan B) dan administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial
wajib (kategori L), yang terdiri dari kategori lapangan usaha:

- Pertambangan dan penggalian (C);


- Industri pengolahan (D);
- Listrik, gas dan air (E);
- Konstruksi (F);
- Perdagangan besar dan eceran (G);
- Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum (H);
- Transportasi, pergudangan, dan komunikasi (I);
- Perantara keuangan (J)
- Real estat, usaha persewaan, dan jasa perusahaan (K)
- Jasa pendidikan (M); - Jasa kesehatan dan kegiatan sosial (N)
- Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya (kecuali untuk :
organisasi buruh, organisasi keagamaan, dan organisasi politik tidak dicakup dalam
pelaksanaan SE06 ini) (O);
- Jasa perorangan yang melayani rumah tangga (P).

2.3. Peran UMKM dalam penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dan strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam mendistribusikan hasilhasil pembangunan (Suci,
2017). UMKM terbukti telah berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 60,34%
menempatkan sektor usaha ini pantas disebut sebagai pilar membangun ekonomi bangsa
(Gunartin, 2017). Berdasarkan data perkembangan UMKM tahun 2018 sampai 2019 yang
dirilis kementrian koperasi dan UMKM pada tahun 2019 UMKM di Indonesia telah menyerap
sebanyak 119.562.843 (96,92)% tenaga kerja dengan rincian : Usaha mikro menyerap
109.842.384 orang tenaga kerja. Usaha kecil menyerap 5.930.317 orang tenaga kerja Usaha
menengah menyerap 3.790.142 orang tenaga kerja. Sedangkan usaha besar hanya dapat
menyerap 3.805.829 orang tenaga kerja yaitu 3,08 % dari tenaga kerja di indonesia pada tahun
2019.

10
UMKM sebagai usaha berbasis kerakyatan telah membuktikan diri sebagai usaha yang
tahan terhadap berbagai goncangan ekonomi bahkan mampu tumbuh saat terjadinya krisis
ekonomi (Sarfiah et al., 2019). Beberapa faktor pendukung dalam pemberdayaan dan
peningkatan eksistensi UMKM adalah terdapatnya sumber daya manusia yang melimpah,
bahan baku yang selalu tersedia dengan harga murah, modal usaha yang ringan, mendapat
dukungan pemerintah, dan adanya kesepakatan harga jual produksi antara pelaku UMKM
(Kurniawan & Fauziah, 2014). UMKM terbukti mampu memberikan kontribusi positif
terhadap penyerapan tenaga kerja dan pengurangan tingkat kemiskinan di Indonesia (Bustam,
2016; Kurniawan & Fauziah, 2014; Setiawan, 2015). Penyerapan tenaga kerja oleh sektor
UMKM disebabkan oleh tingkat upah yang dianggap sesuai dengan kapasitas tenaga kerja
(Budiawan, 2013). Semakin banyak tenaga kerja yang mampu diserap UMKM, akan mampu
meningkatkan pendapatan per individu yang berdampak pada peningkatan kesejahteraaan
masyarakat (Ahmadun, 2019; Sholikha, 2018).

Pertumbuhan UMKM di Indonesia tidak terlepas dari beberapa kendala dan tantangan
yang dihadapi, seperti rendahnya kompetensi sumber daya manusia, kesulitan modal dan alur
pemasaran (Gunartin, 2017). Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan oleh pemerintah dalam
rangka meningkatkan kapasistas UMKM menghadapi berbagai kendala dan tantangan yang
semakin kompleks sehingga mampu bersaing dengan usaha sejenis dari dalam maupun luar
negeri (Sedyastuti, 2018; Susilo, 2010; Tyas & Safitri, 2014). Pemerintah dapat berperan
sebagai fasilitator dalam penyediaan modal, sarana pendukung maupun jaringan pemasaran,
serta berperan sebagai katalisator dalam rangka percepatan pengembangan usaha (Putra,
2015). Dikutip dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia (2001) karya Tulus
Tambunan, UMKM mempunyai peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi, diantaranya :

• Peran UMKM tidak hanya dirasakan di negara-negara sedang berkembang melainkan juga di
negara-negara maju.

• Di negara maju maupun berkembang, UMKM sangat penting, sebab menyerap paling
banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar.

• Kontribusi UMKM terhadap pembentukan atau pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.

11
2.4. Produktivitas UMKM di indonesia
Peningkatan Produktivitas UMKM tetap menjadi agenda utama pemerintah sebagai
salah satu upaya meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia. Perlu identifikasi
mengenai determinan pembentuk tingkat produktivitas UMKM, sehingga langkah-langkah
intervensi yang dilakukan benar-benar terfokus dan memberikan hasil yang optimal.
Walaupun tingkat produktivitas merupak masalah internal pengusaha (pelaku usaha), tetapi
bila hanya pelaku UKM saja yang berkomitmen untuk meningkatkan performa,
produktivitas UKM akan berjalan lambat dan tidak memberikan hasil yang optimal.
Akibat pandemi Covid-19, sejak Maret 2020 beberapa sektor berdampak seperti
kesehatan, pendidikan, sosial budaya termasuk pada sektor perekonomian. Berbagai
dampak ekonomi yang dirasakan akibat pandemi ini, antara lain terganggunya stabilitas
ekonomi nasional dan daerah, yaitu melambatnya roda perputaran ekonomi masyarakat,
menurunnya pendapatan dan daya beli masyarakat. Selain itu, meningkatnya harga barang
kebutuhan pokok, banyaknya pekerja UKM atau karyawan swasta yang dirumahkan atau
mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan rendahnya transaksi jual beli di berbagai
sektor. Menyikapi berbagai dampak tersebut, pemerintah pun mengambil beberapa langkah
luar biasa dan kebijakan strategis yang diharapkan dapat menanggulangi dampak kelesuan
ekonomi melalui program pemulihan ekonomi nasionalatau PEN.
PEN yang bertujuan memberikan produktivitas masyarakat dan membuat kondisi
perekonomian bangsa kembali bergairah seperti sektor industri dan perdagangan yang
mengalami kelesuan untuk kembali beroperasi sebagaimana mestinya. Selain itu, PEN juga
menjadi salah satu upaya untuk mendorong seluruh pelaku usaha utamanya kelangsungan
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk dapat meningkatkan produktivitasnya
yang pada gilirannya diharapkan dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi nasional dan
daerah.
• Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan Produktivitas
a. Kualitas tenaga kerja, berkaitan dengan tingkat pendidikan, dan etos kerja
b. Kemampuan manajerial UMKM, berkaitan dengan upaya perusahaan untuk
melakukan inovasi, capital deepening (pendalaman kapital), peningkatan kemampuan
teknologi, sistem renumerasi, dan jenjang karir
c. Lingkungan kebijakan, berkaitan demgam kebijakan pemerintah, baik yang langsung
ditujukan di bidang ketenagakerjaan ataupun penyediaan insetif untuk memfasilitasi
12
peningkatan produktivitas.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
UMKM adalah kegiatan usaha atau bisnis yang dijalankan oleh individu, rumah tangga,
maupun badan usaha kecil. Penggolongannya berdasarkan besaran omzet per tahun, jumlah
kekayaan atau aset, dan jumlah karyawan yang dipekerjakan. Tidak semua usaha bisa
dikategorikan sebagai UMKM, beberapa usaha digolongkan sebagai usaha besar sebab jumlah
kekayaan bersih atau omzet per tahunnya lebih besar dari usaha menengah. Di seluruh
Indonesia, sebaran usaha/perusahaan antar pulau secara umum menunjukkan 79,35 persen
terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia (Pulau Sumatera dan Jawa). Sebanyak 16,2 juta
usaha/perusahaan berlokasi di Pulau Jawa atau 60,74 persen terhadap seluruh perusahaan di
Indonesia dan di Pulau Sumatera terdapat 4.971.733 usaha/perusahaan. Selebihnya berada di
Kawasan Timur Indonesia (Pulau Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan
Papua). Pulau Sumatera memiliki jumlah usaha terbesar kedua setelah Pulau Jawa. Hampir 5
juta usaha/perusahaan ada di Sumatera atau 18,61 persen dari total usaha/perusahaan di
Indonesia, dan Sumatera Barat berada pada posisi keempat sebagai provinsi dengan jumlah
usaha terbanyak di Sumatera. Provinsi 3 terbesar menurut jumlah usaha di Sumatera adalah
Sumatera Utara, Lampung, dan Sumatera Selatan.
Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga
berperan dalam mendistribusikan hasilhasil pembangunan (Suci, 2017). UMKM terbukti telah
berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 60,34% menempatkan sektor usaha ini
pantas disebut sebagai pilar membangun ekonomi bangsa (Gunartin, 2017). Peningkatan
Produktivitas UMKM tetap menjadi agenda utama pemerintah sebagai salah satu upaya
meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia. Perlu identifikasi mengenai determinan
pembentuk tingkat produktivitas UMKM, sehingga langkah-langkah intervensi yang dilakukan
benar-benar terfokus dan memberikan hasil yang optimal. Walaupun tingkat produktivitas
merupak masalah internal pengusaha (pelaku usaha), tetapi bila hanya pelaku UKM saja yang
berkomitmen untuk meningkatkan performa, produktivitas UKM akan berjalan lambat dan tidak
memberikan hasil yang optimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kader, M. A. (2018). “Peran UKM Dan Koperasi Dalam Mewujudkan Ekonomi Kerakyatan Di
Indonesia”.
Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang “USAHA MIKRO, KECIL,
MENENGAH”
Hafni, R., & Rozali, A. (2015). analisis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap
penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Harianto, M. (2011). “Mendorong Produktivitas UMKM Demi Bangkitkan Ekonomi”
https://www.antaranews.com/berita/2008141/mendorong-produktivitas-umkm-demi-
bangkitkan-ekonomi
https://www.kemenkopukm.go.id/uploads/laporan/1617162002_SANDINGAN_DATA_UMK
M_2018-2019.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai