Disusun oleh :
1. Nyoman Tri Wahyu Arisudhana 06
2. Ida Ayu Kanya Devani 11
3. Ni Ketut Ajeng Ayu Pramita Sari 21
4. I Komang Obik Hendayana 24
Prodi S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati Denpasar Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,Karena berkat rahmat-
Nya lah Tugas ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Terima kasih Kami
ucapkan pada dosen pembimbing kami bapak Dr. Drs. I Nengah Sudja, MM seluruh
pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini
Tugas ini dibuat semata-mata untuk memiliki indikator penilaian pelajaran Koperasi
dan UMKM serta menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita mengenai “Definisi
UMKM oleh Lembaga Dunia dan Negara negara Asing” Sebagaimana pepatah
mengatakan “Taka da gading yang tak retak” Kamisangat menyadari dalam pembuatan
tugas ini masih terdapat banyak sekali kesalahan,untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi khalayak
yang membacanya.
Denpasar,21 Februari
2022
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
PENDAHULUAN iii
1. Latar Belakang 3
2. Rumusan Masalah 3
3. Tujuan Masalah 3
Bab II 4
PEMBAHASAN
Bab III 7
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 7
BAB 1
PENDAHULUAN
Definisi dan kriteria UMKM menurut Lembaga-lembaga dunia dan negara-negara asing
umumnya hampir sama dengan definisi dan kriteria yang dirumuskan di Indonesia. Definisi
tersebut didasarkan pada berbagai aspek, seperti jumlah tenaga kerja, omzet, dan jumlah asset.
Berikut adalah beberapa definisi yang dirumuskan oleh beberapa Lembaga internasional dan
negara asing.
Apa yang anda ketahui tentang Definisi UMKM oleh Lembaga dunia dan ciri karakteristiknya?
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan Definisi UMKM oleh Lembaga Dunia dan Negara-negara Asing
UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM.
Dalam UU tersebut disebutkan UMKM adalah sesuai dengan jenis usahanya yakni usaha mikro,
usaha kecil dan usaha menengah. Penggolongan UMKM dilakukan dengan batasan omset per tahun,
jumlah kekayaan atau aset, serta jumlah karyawan.
Definisi UMKM menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Bab 1 Pasal 1 yaitu Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha bukan
merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Usaha
menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha kecil
atau Usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan pengertian UMKM berdasarkan kuantitas
tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai
dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja
20 orang sampai dengan 99 orang.
Definisi UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UMKM dalam Aufar (2014: 8) Usaha Kecil
(UK), termasuk usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang mempunyai kekayaan bersih paling
banyak Rp.200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan
tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas
usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp.
200.000.000 s.d. Rp.10.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan.
Definisi UMKM menurut Bank Indonesia dalam Aufar (2014:9) : Usaha kecil adalah usaha
produktif milik warga negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang perorangan, badan
usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum seperti koperasi; bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar. Memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan paling
banyak Rp. 200.000.000 per tahun, sedangkan usaha menangah, merupakan usaha yang memiliki
kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industry manufaktur (Rp. 200.000.000
s.d. Rp. 500.000.000) dan non manufaktur (Rp. 200.000.000 s.d. Rp. 600.000.000).
Tatiek Koerniawati (2009) dalam beberapa kutipan merumuskan beberapa ciri UMKM. Usaha
mikro dicirikan oleh beberapa kriteria berikut:
1. Jenis barang atau komoditas usahanya tidak selalu tetap, sewaktu- waktu dapat berganti.
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat berpindah tempat.
3. Belum melakukan administrasi keuangan, yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan
keuangan keluarga dengan keuangan usaha
4. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai.
5. Tingkat Pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.
6. Umumnya, belum memiliki akses ke perbankan, tetapi Sebagian dari mereka sudah
memiliki akses ke Lembaga keuangan non-bank.
7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya, termasuk NPWP.
Dengan berbagai ciri yang terdapat pada UMKM, sejatinya pihak yang berwenang perlu
melakukan inventarisasi terhadap berbagai kelemahan yang dimiliki masing-masing UMKM
sehingga pemetaan UMKM menjadi lebih akurat untuk menciptakan suatu program pemberdayaan
UMKM yang sesuai dengan kondisi masing-masing UMKM.
Dengan menggunakan kriteria kewirausahaan, UMKM dapat dibagi menjadi empat bagian
(Tiktik, 2008), yaitu:
1. Livelihood Activities: UMKM yang termasuk ke dalam kategori ini pada umumnya
bertujuan mencari kesempatan kerja untuk mencari nafkah. Para pelaku usaha di kelompok
ini tidak memiliki jiwa kewirausahaan. Kelompok ini disebut sebagai sektor informal. Di
Indonesia, jumlah UMKM kategori ini adalah yang terbesar.
2. Micro Enterprises: UMKM ini biasanya berupa artisan (pengrajin) dan tidak memiliki sifat
kewirausahaan. Jumlah UMKM ini di Indonesia relatif besar.
3. Small Dynamic Enterprises: Pelaku UMKM jenis ini biasanya memiliki jiwa kewirausahaan.
Banyak pengusaha skala menengah dan besar yang tadinya berasal dari kategori ini. Jika
dibina dengan baik, sebagian UMKM kategori ini akan masuk ke kategori keempat. Jumlah
kelompok UMKM ini jauh lebih kecil dari jumlah UMKM pada kategori I dan 2. Kelompok
UKM ini sudah dapat menerima pekerjaan sub-kontak dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprises: Pelaku UMKM jenis ini memiliki jiwa kewirausahaan yang
sebenarnya. Dari kelompok ini, akan muncul usaha skala menengah dan besar.
3. Usaha Menengah
Usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan bukan merupakan cabang atau
anak usaha dari perusahaan pusat. Selain itu menjadi bagian secara langsung maupun tak
langsung terhadap usaha kecil atau usaha besar dengan total kekayan bersihnya sesuai yang
sudah diatur dengan peraturan perundang-undangan. Usaha menengah memiliki kriteria
kekayaan bersih dari usaha menengah sudah di atas Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar (tidak
termasuk bangunan dan tanah tempat usaha). Kemudian hasil penjualan per tahunnya
mencapai Rp 2,5 miliar sampai Rp 50 miliar.
Jenis dan bentuk dari Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak selalu sama di setiap negara,
pada umumnya selalu bervariasi tergantung pada konsep yang digunakan negara tersebut. Dalam
setiap definisi sedikitnya memiliki dua aspek yang sama, yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan
aspek pengelompokan perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Definisi dan kriteria UMKM menurut Lembaga-lembaga dunia dan negara-negara asing
umumnya hampir sama dungeon definisi dan kriteria yang dirumuskan di Indonesia. Definisi
tersebut didasarkan pada berbagai aspek, seperti jumlah tenaga kerja, omzet, dan jumlah asset.
kemudian ciri dan karakteristik UMKM tidak hanya berbeda aspek modal, omzet, dan jumlah
tenaga kerja. Perbedaan UMKM dengan usaha besar dapat pula dibedakan berdasarkan ciri dan
karakteristik yang terdapat dalam UMKM itu sendiri