Setelah mengikuti materi karakteristik usaha kecil
menengah, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami dan menjelaskan tentang Pengertian
UKM dan UMKM. 2. Memahami dan menjelaskan terkait Kriteria UMKM 3. Memahami dan menjelaskan tentang Ciri dan Karakteristik UMKM. 4. Memahami dan menjelaskan Pentingnya memberdayakan UMKM. 5. Memahami dan menjelaskan Berbagai Masalah dalam UMKM. 6. UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM.
B. Materi
1. Pengertian UKM dan UMKM
Tentunya anda sering mendengar kata
“UMKM” atau bahkan ada beberapa diantara anda yang sudah mengetahui apa itu UMKM dan atau
Koperasi Dan Usaha Kecil 196
menjadi salah satu pelaku UMKM? Dalam pertemuan ini akan membahas mengenai definisi atau pengertian dari usaha mikro kecil dan menengah serta karakteristiknya, beberapa pengertian usaha mikro kecil dan menengah juga dijabarkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2008 di bab 1 Pasal 1 yang memiliki pengertian:
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik
perorangan yang memenuhi kriteria tertentu.
b. Usaha kecil adalah usaha milik perorangan atau
badan usaha yang berdiri sendiri dan memiliki kriteria usaha tertentu.
c. Usaha menengah adalah usaha milik orang
perorangan atau badan usaha bukan merupakan anak cabang dan dia memiliki hasil penjualan tahunan.
Sedangkan pengertian UMKM menurut
Kementrian Koperasi dan UMKM dalam Aufar (2014:8), memiliki beberapa pengertian:
a. Usaha kecil termasuk usaha mikro mempunyai
kekayaan bersih paling banyak 200 Juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan hasil penjualannya tiap tahun itu bisa mencapai 1 Miliar.
b. Usaha menengah, yaitu usaha yang dimiliki WNI
serta memiliki kekayaan bersih lebih besar dari
Koperasi Dan Usaha Kecil 197
200 Juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Perlu anda ketahui, Aufar (2014:9)
menuliskan dalam bukunya, pengertian UMKM menurut Bank Indonesia, yaitu usaha milik warga negara Indonesia yang tidak berbadan hukum, berbentuk orang per orangan, seperti koperasi misalnya, bukan anak perusahaan dan memiliki kekayaan bersih yang dimiliki paling banyak Rp 200 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan penjualan paling banyak Rp 200 Juta setahun. Sedangkan usaha menengah itu memiliki aset tetap untuk yang industri Rp 200 Juta sampai 500 Juta. Non industri Rp 200 Juta sampai 600 Juta.
Pendapat lain mengemukakan bahwa UMKM
adalah usaha orang perorangan atau berbadan hukum, yang berdiri sendiri di semua sektor ekonomi. Pada umumnya, usaha kecil, usaha mikro, usaha menengah, usaha besar yang membedakannya adalah jumlah aset, jumlah tenaga kerja, hasil penjualan per tahun.
Kesimpulannya, bahwa pengertian UMKM
adalah usaha milik orang atau badan usaha bukan merupakan anak cabang dan dia memiliki kriteria tertentu dalam jumlah aset, hasil penjualan dan jumlah pekerja.
Koperasi Dan Usaha Kecil 198
2. Kriteria UMKM
Seperti yang sudah dijelaskan diatas
mengenai kriteria UMKM yang dibedakan menjadi beberapa kriteria dalam usaha, yaitu; Pertama, kriteria usaha mikro memiliki kekayaan bersih Rp 50 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan omzetnya rata-rata per tahun paling banyak Rp 300 Juta; Kedua, kriteria usaha kecil memiliki kekayaan bersih yaitu Rp 50 Juta sampai Rp 300 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan hasil penjualan tahunannya itu lebih dari Rp 300 Juta sampai paling banyak Rp 2,5 Miliar per tahun. Ketiga, kriteria usaha menengah memiliki kekayaan bersih Rp 500 Juta sampai Rp 10 Miliar diluar tanah dan bangunan tempat usaha. Sedangkan hasil penjualannya berkisar Rp 2,5 Miliar sampai Rp 50 Miliar per tahun.
No. URAIAN ASET OMZET
1 Usaha Mikro Maksimum Rp 50 Maksimum Rp 300
Juta Juta
2 Usaha Kecil >Rp 50 Juta – 500 >Rp 300 Juta – 2.5
Juta Milyar
3 Usaha >Rp 500 Juta - <1 >Rp 2.5 Milyar - 50
Menengah Milyar Milyar
Koperasi Dan Usaha Kecil 199
Sumber: UU No. 20 Tahun 2008
Sementara itu, BPS merumuskan kriteria
UMKM berdasarkan jumlah tenagakerja seperti pada tabel berikut:
No. KELOMPOK UMKM JUMLAH TENAGA
KERJA
1 Usaha Mikro Kurang dari 4 orang
2 Usaha Kecil 5 sampai dengan 19 orang
3 Usaha Menengah 20 sampai dengan 99
orang
Sumber: Biro Pusat Statistik (BPS)
Pandangan yang lain dari Musa Hubeis dalam
Azrul Tanjung (2017), bahwa pengelompokkan dan pemahaman mengenai UMKM yang dijelaskan, sebagai berikut:
a. Jenis kewirausahaan/ tahap pengembangan
usaha.
Ada tiga jenis kewirausahaan, diantaranya
adalah wirausaha perorangan, wirausaha kelompok, dan kegiatan industri rumah tangga.
b. Tingkat penggunaan teknologi.
Dengan mengikuti pembaharuan teknologi, maka
wirausaha juga mampu meningkatkan usahanya
Koperasi Dan Usaha Kecil 200
salah satunya dengan membuka toko online pada beberapa situs belanja.
Selanjutnya menurut Tambunan (2013),
UMKM dibedakan menjadi empat kelompok; Pertama, Livelihood Activities yang digunakan sebagai pencari nafkah, contoh yang biasa kita kenal dengan pedagang kaki lima; Kedua, Micro Enterprise, merupakan pengrajin tapi belum memiliki sifat kewirausahaan; Ketiga Small Dynamic Enterprise, UMKM yang sudah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu bekerjasama dengan perusahaan besar serta menerima ekspor; Keempat, Fast Moving Enterprise, UMKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan siap melakukan perubahan menjadi usaha besar.
3. Ciri dan Karakteristik UMKM
Usaha kecil di Indonesia
sebenarnyamempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan karena pasarnya luasselainitubahan baku yang mudah didapat serta sumber daya manusia yang besar yang merupakan variabel pendukung perkembangan dari usaha kecil tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam usaha kecil di Indonesia seiring perkembangan usaha kecil rumahan menuju keberhasilan antara lain seperti:
Koperasi Dan Usaha Kecil 201
a. Adanya pengelolaan manajemen yang baik. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya perencanaan yang telah dibuat, pengorganisasian, hingga tahap evaluasi terhadap usaha tersebut.
b. Mengelola sistem produksi yang efisien dan
efektif.
c. Berinovasi dalam produk dan atau jasa.
Panji Anoraga dalam bukunya menerangkan
bahwa sektor usaha memiliki karakteristik pembukuan yang masih manual lagi sederhana jadi sulit untuk menilai keberhasilan dan keuntungan yang didapat; keterbatasan modal; keuntungan tipis karena persaingan ketat; pengalaman mengelola suatu usaha masih terbatas; memasarkan barang dan melakukan negosiasi masih rendah; sulit mendapatkan sumber dana lain, karena kurangnya jaringan dan belum ada legalitas usaha.
Bedanya UMKM dengan usaha besar juga
dikemukakan oleh Abdullah dalam Azrul Tanjung, seperti belum adanya manajemen dalam usaha tersebut, pencatatan keuangan masih manual, pendidikan para pelaku bisnis masih relatif rendah, belum mengenal lebih dalam mengenai perbankan, belum adanya izin usaha, tenaga kerjanya hanya sedikit (kurang dari 4 orang), tekun dalam usaha.
Koperasi Dan Usaha Kecil 202
Sementara itu, ciri-ciri usaha kecil diantaranya memiliki karakteristik berikut; manajemen sudah berjalan walaupun belum sempurna; surat izin sudah ada; bekerja sama dengan perbankan; tenaga kerjanya kurang dari 20 orang.
Ciri-ciri berikutnya dari usaha menengah,
yaitu; pendidikan para pelaku usaha sudah lebih tinggi, adanya manajer yang berpendidikan sarjana; surat izin legalitas sudah lebih lengkap; sudah memanfaatkan perbankan dan bekerja sama lebih banyak; adanya pemeliharaan karyawan; sudah menggunakan sistem akuntansi dengan lebih baik.
Karakteristik utama UMKM lainnya dapat
diringkas melalui tabel berikut:
No. Aspek Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha
Menengah
1. Formali Beroperasi di Beberapa Semua
tas struktur informal beroperasi disektor disektor formal formal Usaha tidak terdaftar Beberapa tidak Terdaftar terdaftar dan Pajak jarang/ membayar tidak dibayarkan. Hanya sedikit pajak yang membayar pajak
Koperasi Dan Usaha Kecil 203
No Aspek Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
2. Organis Dijalankan oleh Dijalankan oleh Banyak
asi dan pemilik pemilik yang Manaje mempekerj Tidak Tidak ada ILD, men akan menerapkan MOF, ACS. manajer pembagian professional tenaga kerja dan internal (ILD) menerapka Manajemen dan n ILD, struktur MOF, ACS. organisasi formal (MOF)
Sistem pembukuan formal (ACS)
3. Sifat Kebanyakan Beberapa Semua
dan menggunakan memakai memakai kesemp anggota-anggota tenaga kerja tenaga atan keluarga yang yang digaji. kerja yang kerja tidak dibayar. digaji dan memiliki sistem perekrutan formal.
Koperasi Dan Usaha Kecil 204
4. Pola/ Derajat Beberapa Banyak Sifat mekanisme memakai yang dan sangat rendah/ mesin-mesin memiliki proses manual baru. derajat produk mekanisme Tingkat teknologi si yang tinggi rendah (memiliki akses terhadap teknologi tinggi).
5. Orienta Umumnya Banyak yang Semua
si pasar menjual ke pasar menjual ke menjual ke lokal untuk pasar domestic pasar kelompok dan ekspor. domestic berpendapatan dan banyak Melayani kelas rendah. yang menengah ke ekspor. bawah. Melayani kelas menengah ke atas.
6. Profil Pendidikan Banyak yang Sebagian
ekono rendah dan dari berpendidikan besar mi dan rumah tangga baik dan berpendidik sosial miskin. berasal dan an baik dan
Koperasi Dan Usaha Kecil 205
dari Motivasi utama rumah tangga dari rumah pemilik untuk bertahan non miskin. tangga usaha hidup. makmur. Banyak yang bermotivasi Motivasi bisnis. utama adalah mencari profit.
7. Sumber Kebanyakan Beberapa Banyak
bahan menggunakan memakai bahan yang baku bahan baku lokal baku impor dan memakai dan dan uang sendiri. memiliki akses bahan baku modal ke kredit formal. impor dan memiliki akses ke kredit formal.
8. Hubung Kebanyakan Banyak yang Sebagian
an tidak memiliki memiliki akses besar ekono akses ke ke program- memiliki mi program- program akses ke program pemerintah dan program- pemerintah dan memiliki program tidak memiliki hubungan pemerintah hubungan bisnis bisnis dengan dan banyak dengan usaha usaha besar yang
Koperasi Dan Usaha Kecil 206
besar. (termasuk memiliki penanaman hubungan modal asing bisnis (PMA)). dengan usaha besar, termasuk PMA.
9. Pengus Rasio wanita Rasio wanita Rasio
aha terhadap pria terhadap pria wanita Wanita yang berprofesi yang berprofesi terhadap sebagai sebagai pria yang pengusaha pengusaha berprofesi sangat tinggi. cukup tinggi. sebagai pengusaha sangat rendah.
Sumber: Tulus Tambunan (2009)
4. Pentingnya Memberdayakan UMKM
Koperasi dan UMKM turut berperan dalam
perekonomian Indonesia, namun dalam perkembangannya UMKM ini tidak berkembang secara signifikan. Yang dimaksud adalah adanya harapan bahwa UMKM mampu berkembang
Koperasi Dan Usaha Kecil 207
menjadi usaha kecil, usaha kecil berkembang menjadi usaha menengah, hingga ke usaha besar.
Lambatnya perkembangan bisnis UMKM ini
disebabkan oleh beberapa fakr. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
a. Rendahnya koordinasi antar instansi pemerintah.
b. Kurangnya kerjasama antar program pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
c. Dana pemberdayaan UMKM kurang tepat
sasaran.
d. Kurangnya data tentang UMKM.
e. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi.
f. Kepercayaan lembaga keuangan terhadap
UMKM masih sangat rendah.
g. Tidak dijadikannya koperasi sebagai wadah
gerakan ekonomi rakyat. Hal ini umumnya terjadi karena ketidaktahuan masyarakat terhadap pentingnya koperasi untuk menyatukan kekuatan ekonomi UMKM.
Jika hambatan ini masih terus terjadi, maka
harapan adanya peningkatan UMKM menuju ke usaha besar akan sulit dicapai. Butuh kerjasama semua pihak dalam hal ini, tidak hanya pelaku usaha itu sendiri, namun masyarakat sebagai
Koperasi Dan Usaha Kecil 208
konsumen, pemerintah sebagai pembuat kebijakan juga diharapkan dapat berperan secara maksimal.
5. Berbagai Masalah dalam UMKM
Pada umumnya permasalahan yang dihadapi
oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), diantaranya bersumber dari dalam usaha maupun dari luar usaha:
a. Faktor internal
Masalah yang muncul dari dalam usaha
UMKM itu sendiri biasanya dikarenakan oleh beberapa hal, yakni kurangnya modal, tentu hal ini akan mempengaruhi jalannya bisnis sehingga jika ini belum bisa diatasi akan menyebabkan banyak masalah seperti, kurangnya bersaing dengan kompetitor dalam hal sarana dan prasana usaha yang disediakan oleh pelaku usaha, minimnya teknologi dalam membuat produk dan atau memasarkan produk, hingga pada tahap kebangkrutan.
Hal selanjutnya yaitu masih rendahnya
pendidikan pelaku usaha, sehingga kurangnya wawasan dalam mengembangkan usaha tersebut, diikuti juga tidak mengikuti pembaharuan dalam usahanya.
Koperasi Dan Usaha Kecil 209
Kemudian masalah selanjutnya muncul karena kurangnya jaringan dalam mengembangkan usaha. UMKM ini biasanya terdiri dari usaha keluarga, jadi kesulitan untuk berkembang karena kurangnya jaringan pasar, seperti pemanfaatan sumber bahan baku yang terbatas, penjualan yang hanya ditempat tertentu saja (tidak berani melakukan penjualan ditempat lain), kurang melakukan kerjasama dengan pelaku usaha lain, dan lain sebagainya.
b. Faktor Eksternal
Masalah yang muncul dari luar usaha itu
sendiri dapat berupa: kebijaksanaan pemerintah, iklim usaha yang belum kondusif, adanya pasar bebas Asia (MEA) dimana pelaku usaha luar negeri dapat bebas masuk ke Indonesia, terbatasnya akses ke pasar, terbatasnya sarana dan prasarana usaha, sifat produk dengan usia waktu yang pendek dalam artian produk ini harus cepat habis, minimnya strategi pengembangan usaha.
Dengan memperhatikan masalah-masalah
yang ada, maka diharapkan ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan secara bersama, diantaranya:
1) Dukungan dari pemerintah atas iklim usaha
yang lebih kondusif
Koperasi Dan Usaha Kecil 210
2) Bantuan permodalan
3) Adanya perlindungan usaha terutama dari
pemerintah
4) Pengembangan kemitraan, misalnya
membawa UMKM dapat bekerja sama dengan pengusaha besar dalam dan luar negeri
5) Pelatihan bagi para pelaku UMKM.
Pendapat lain yang dikemukakan Azrul
Tanjung (2017), bahwa dalam upaya pengembangan UMKM memiliki banyak masalah. Masalah yang terjadi berupa masalah mengenai manajemen, pembiayaan, produksi dan pemasaran. Kesulitan UMKM dalam mengakses berbagai sumber-sumber ekonomi merupakan salah satu penyebab. Faktor lain yaitu, kurangnya dukungan dari masyarakat dalam upaya pengembangan UMKM, misalnya dengan mengkonsumsi produk lokal yang dihasilkan UMKM.
a. Manajemen
Masalah yang terjadi dalam ruang lingkup
manajemen, dimana manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta penilaian evaluasi. Namun dalam prakteknya, UMKM belum sepenuhnya
Koperasi Dan Usaha Kecil 211
menjalankan manajemen dalam usahanya dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dengan masih bercampurnya keperluan usaha dan keperluan pribadi. Dalam hal ini, modal yang terpakai, hingga keuntungan yang didapat sulit diketahui, karena sering tercampur-adukkan. Perlu adanya manajemen yang mampu memisahkan hal tersebut, dengan pelaksanaan manajemen yang tepat dan konsisten.
b. Produksi dan pemasaran
Selain dalam hal manajemen, ternyata
UMKM juga memiliki keterbatasan dalam produksi dan pemasarannya. Keterbatasan ini dapat terlihat ketika pelaku usaha melakukan sebuah produksi yang masih menggunakan alat yang sederhana, belum menggunakan teknologi terkini. Dalam hal ini tentu tingkat produksi menjadi lebih rendah.
Keterbatasan selanjutnya terjadi ketika
pelaku usaha ingin mendapatkan sumber bahan baku, kesulitan dalam melakukan promosi, kesulitan bersaing dipasar dengan perusahaan yang lebih besar, serta belum bisa menjaga loyalitas pelanggan.
Dengan beberapa keterbatasan tersebut,
hal ini akan membuat pelaku UMKM sulit meningkatkan produksi dan pemasarannya.
Koperasi Dan Usaha Kecil 212
Dibutuhkan wawasan dan pengalaman lebih banyak, agar pelaku UMKM dapat mengembangkan usahanya.
c. Keuangan
Masalah yang umum terjadi dalam bidang
keuangan ini ialah, pelaku usaha kurang memiliki jaringan, sehingga sulit mendapatkan sumber modal tambahan serta pencatatan keuangan usaha yang masih manual.
d. Hukum
Rata-rata dalam aspek hukum, pelaku
UMKM belum memiliki izin usaha, sehingga legalitas tersebut juga mempengaruhi pelaku UMKM dalam mendapatkan sumber modal dari pihak lain, seperti investor, perbankan, maupun lembaga lainnya.
Banyaknya permasalahan yang terjadi,
seharusnya membuat para pelaku UMKM menyadari, bahwa aspek-aspek yang disebutkan diatas merupakan hal penting dalam mengembangkan usahanya. Perlu adanya usaha yang lebih optimal, seperti menambah wawasan dan pengalaman pelaku usaha dengan lebih berani melakukan hal-hal yang belum pernah dicobanya, berani menambah jaringan lebih luas lagi, terus melakukan pembaharuan dalam
Koperasi Dan Usaha Kecil 213
usaha, dan masih banyak hal lainnya yang dapat dilakukan dari para pelaku UMKM.
6. UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Diungkapkan oleh Azrul Tanjung (2017),
bahwa Undang-Undang No 20. Tahun 2008 belum mampu menjawab persoalan UMKM yang ada di Indonesia. UMKM seperti menjadi identitas bisnis yang semu: ada tetapi tidak jelas keberadaannya. Hal itu terlihat dari Undang-Undang, penguatan kapitalisasi ekonomi diarahkan untuk UMKM, dimana hal tersebut dapat mengancam UMKM. Ada berbagai persoalan UMKM yang belum mampu dijawab oleh Undang Undang tersebut:
a. Rumusan definisi dan karakteristik UMKM kurang
memiliki ciri khas “Indonesia”. Rumusan tersebut seharusnya dapat diperluas, misalnya berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki, karakteristik SDM-nya, penggunaan sumber daya lokal, penggunaan teknologi, serta ciri-ciri lain yang memiliki khas Indonesia.
b. Terkait tata cara UMKM agar dapat memperoleh
pendanaan dari sumber pendanaan usaha, hal itu tidak menuntun UMKM kepada kemandirian.
c. Masalah lainnya yang belum terjawab adalah
ketidakjelasan bentuk dan besaran jaminan
Koperasi Dan Usaha Kecil 214
pemerintah terhadap UMKM terkait masalah agunan. Dalam Undang-Undang ini hanya disebutkan secara normatif bahwa pemerintah akan membantu pendanaan serta memperbanyak lembaga pembiayaan dan juga jaringannya, agar UMKM dapat mengaksesnya dengan lebih mudah.
d. Kurangnya dukungan yang signifikan terjadi di
Pasal 29 pada Undang-Undang ini. Dimana kesempatan waralaba bagi UMKM sangat kecil kemungkinannya, dikarenakan UMKM tidak memiliki banyak sumber dana/ modal, sehingga hal ini membuat UMKM kalah bersaing dengan perusahaan yang lebih besar.
e. Pasal 21 ayat 2 menyebutkan BUMN dapat
menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba tahunan yang dialokasikan kepada UMKM dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya. Seharusnya, pasal ini menyebutkan BUMN wajib menyisihkan beberapa persen keuntungannya untuk pembangunan UMKM, sebagai wujud kepedulian mereka terhadap UMKM dan juga sebagai bagian dari demokrasi ekonomi.
f. Dalam Undang-Undang ini, masalah penerapan
sanksi semata-mata ditujukan hanya dalam masalah kemitraan, terutama menyangkut
Koperasi Dan Usaha Kecil 215
larangan penguasaan usaha mikro/ oleh usaha menengah dan besar, seperti yang tercantum dalam Pasal 35. Seharusnya, sanksi juga diterapkan pada pasal-pasal lainnya, terutama pada pasal yang menyangkut pembiayaan dan jaminan.
g. Hal penting lainnya adalah pembedaan secara
khusus antara UMKM dari negara luar dengan UMKM dari dalam negeri. Hal ini dikhawatirkan UMKM asing akan mendapatkan perlakuan yang sama dengan UMKM lokal. Perlu adanya ketegasan pemerintah dalam hal ini.
C. Latihan
1. Apa yang anda fahami dari Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)? 2. Apa kriteria yang anda ketahui terkait Usaha Mikro kecil dan Menengah? 3. Jelaskan mengenai konsep dari UMKM itu sendiri! 4. Masalah apa saja yang timbul dari adanya kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)? 5. Menurut anda, mengapa kita perlu memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)? 6. Bagaimana penjelasan terkait UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM?
Koperasi Dan Usaha Kecil 216
D. Referensi
Aufar, Arizali. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM (Survei Pada Perusahaan Rekanan PT. PLN (Persero) di Kota Bandung).
Pandji, Anoraga. 2010. Ekonomi Islam Kajian Makro dan
Mikro. Yogyakarta: PT. Dwi Chandra Wacana.
Tambunan, M Rudi. 2013. Pedoman Penyusunan
Standard Operating Prosedur, Edisi 2013, Penerbit Maiesta.
Tanjung, M. Azrul. 2017. Koperasi dan UKM sebagai
Fondasi Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.