Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

ASPEK PERJANJIAN KERJASAMA DAN RESIKO KEUANGAN PADA USAHA


BENGKEL KEMILING JAYA MOTOR
Dosen pengampu : Rissa Afni Martinouva ,S.H.,M.H.

Disusun Oleh kelompok 5 :

1. MUHAMMAD AL FATIH 21220029


2. SHOLAHUDDIN ROBANI 21220042
3. RIDHO NURDIANSYAH 21220010
4. WILLY AMANDA 21220033
5. M RAIHAN PUTRA FIRDAN 21220027
6. MUTTY RAIHAN ZULIAN 21220030
7. RENDI FEBRIANSYAH 21220009
8. FERRY WIJAYA 21220003
9. M AFRIJAL BAHRI 21220045

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2022
i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT Tuhan yang Maha esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “ Penelitian usaha umkm Bengkel Kemiling Jayya Motor “ ini
dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari banyak pihak yang Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai
tugas dalam mata kuliah aspek Hukum Dalam Ekonomi.Selain itu , pembuatan makalah ini
juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca .berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya .
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini .Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini .Akhir kata , semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca .

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Bandar lampung, 5 juli 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................7
2.1 Pengertian UMKM..................................................................................................................7
2.2 Sejarah berdirinya kemiling jaya motor..................................................................................8
2.3 Definisi usaha bengkel............................................................................................................8
2.4 Definisi konsumen..................................................................................................................8
2.5 Hak konsumen........................................................................................................................9
2.6 Kewajiban konsumen..............................................................................................................9
2.7 Hak dan kewajian pelaku usaha............................................................................................10
2.8 Tinjauan Hasil Penelitian Terhadap Usaha Bengkel Kemiling Jaya Motor...........................10
2.9 Pendapatan Bengkel Kemiling Jaya Motor...........................................................................11
2.10 Tinjauan Terhadap pelayanan konsumen berdasarkan Aspek hukum di bengkel kemiling
jaya motor.........................................................................................................................................11
2.11 Tinjauan Terhadap kondisi ekonomi bengkel jaya motor......................................................11
BAB III.................................................................................................................................................12
PENUTUP............................................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha mikro kecil menengah adalah istilah umum dalam dunia ekonomi yang merujuk
kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang No. 20 tahun 2008. UMKM dapat berarti bisnis
yang dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil. Penggolongan
UMKM didasarkan batasan omset pendapatan per tahun, jumlah kekayaan aset, serta jumlah
pegawai. Sedangkan yang tidak masuk kategori UMKM atau masuk dalam hitungan usaha
besar, yaitu usaha ekonomi produktif yang dijalankan oleh badan usaha dengan total kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah.
UMKM diatur dan dikelompokkan dengan PP Nomor 7 tahun 2021.Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro. usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau rnenjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha menengah.
Berdasarkan modal usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah yang memiliki
modal usaha sampai dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha Kecil memiliki modal usaha lebih dari
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha menengah
merniliki modal usaha lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.

4
Berdasarkan hasil penjualan tahunan kriteria usaha mikro ialah yang memiliki hasil
penjualan tahunan sampai dengan paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
usaha kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah). Usaha
menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp15.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
Berdasarkan yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2008 tentang usaha mikro,
kecil dan menengah, pengertian UMKM adalah sebuah bisnis yang dioperasikan oleh pelaku
usaha secara individu, rumah tangga, ataupun badan usaha berskala kecil. Sementara itu, jika
melihat definisi UMKM yang dituturkan para ahli, penjelasannya sebagai berikut:
M. Kwartono
Berdasarkan yang disampaikan M. Kwartono, pengertian UMKM adalah sebuah
kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki harta kekayaan bersih maksimal sebesar Rp200 juta,
dimana tanah serta bangunan tempat usaha tidak termasuk dalam hitungan.
Dari sudut pandang lain, pengertian UMKM adalah usaha yang memiliki omzet
penjualan per tahun maksimal sebesar Rp1 miliar dan dimiliki oleh WNI atau Warga Negara
Indonesia.
Ina Primiana
Berdasarkan yang diterangkan Ina Primiana, pengertian UMKM adalah sebuah
pengembangan empat kategori kegiatan ekonomi utama yang tengah menjadi motor
penggerak untuk proses pembangunan Indonesia. Motor penggerak tersebut, antara lain,
Industri manufaktur, Bisnis kelautan, Sumber daya manusia, Agribisnis. Di samping itu, Ina
juga menjelaskan bahwa pengertian UMKM dapat diartikan sebagai sebuah pengembangan
kawasan andalan untuk mempercepat pemulihan perekonomian. Usaha ini juga mewadahi
program prioritas serta pengembangan untuk berbagai sektor di Indonesia.
Rudjito
Berdasarkan yang disampaikan Rudjito, pengertian UMKM adalah usaha yang
memiliki peran signifikan dalam sistem perekonomian negara Indonesia, baik dari segi
penciptaan lapangan kerja maupun segi jumlah usahanya. Sehingga, dari pengertian UMKM
di atas, secara umum, definisi UMKM adalah usaha yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu
mikro, kecil, dan menengah, dilakukan oleh individu ataupun sebuah badan usaha,

5
menyimpan aset dan omzet tertentu, serta berperan penting dalam perkembangan
perekonomian Indonesia.
Berdasarkan paparan dan penjelasan diatas kami ingin menyampaikan bahwa
Kemiling jaya motor adalah salah satu UMKM yang akan di telaah oleh kami yang dimana
kemiling bengkel jaya motor merupakan usaha UMKM yang bergerak di bidang perbaikan
kendaraan dan penjualan spare part motor , yang di dirikan pada tahun 2004 pada bulan
Agustus tanggal 5 yang beralamat di jalan Imam Bonjol nomor 105 Sumberejo Kecamatan
Kemiling Bandar Lampung yang bergerak di bidang memperbaiki motor atau melakukan
servis pada kendaraan.
Dengan diadakannya Penelitian terhadap usaha bengkel Kemiling jaya motor ,
Diharapkan dengan penelitian ini kami lebih dapat memahami dan menguasai materi atas
materi yang disampaikan, Semoga pembuatan makalah ini memberikan sumbangsih dan
kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan bidang aspek hukum dalam ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan UMKM ?
2. Apa saja tinjauan dari penelitian terhadap bengkel kemiling jaya motor baik dari
segi aspek ekonomi dan hukum ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Penjelasan tentang UMKM
2. Untuk mengetahui kondisi usaha UMKM Bengkel Kemiling Jaya Motor

1.4 Manfaat penelitian


1. Untuk memperdalam pemahaman dan pengetahuan seputar aspek hukum dalam
ekonomi
2. Untuk memberikan manfaat kepada para pembaca secara umum

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian UMKM


Usaha mikro kecil menengah adalah istilah umum dalam dunia ekonomi yang merujuk
kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang No. 20 tahun 2008. UMKM dapat berarti bisnis
yang dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil. Penggolongan
UMKM didasarkan batasan omzet pendapatan per tahun, jumlah kekayaan aset, serta jumlah
pegawai. Sedangkan yang tidak masuk kategori UMKM atau masuk dalam hitungan usaha
besar, yaitu usaha ekonomi produktif yang dijalankan oleh badan usaha dengan total kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah.
UMKM diatur dan dikelompokkan dengan PP Nomor 7 tahun 2021.Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau rnenjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha menengah.
Berdasarkan modal usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah yang memiliki
modal usaha sampai dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha kecil memiliki modal usaha lebih dari
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha menengah
merniliki modal usaha lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.

7
Berdasarkan hasil penjualan tahunan kriteria Usaha Mikro ialah yang memiliki hasil
penjualan tahunan sampai dengan paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah). Usaha
Menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp15.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

2.2 Sejarah berdirinya kemiling jaya motor


Bengkel kemiling jaya motor didirikan pada bulan Agustus tanggal 5 2004 dengan
tujuan untuk memberikan pelayanan berupa menjual jasa service kendaraan motor dan
sparepart motor,yang pada akhirnya terus berdiri hingga saat ini .

2.3 Definisi usaha bengkel


Menurut yoga (2013) bengkel merupakan suatu usaha jenis wirausaha kecil dan
menengah yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan perbaikan, baik itu sepeda motor atau
mobil

2.4 Definisi konsumen


Kosumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentinga diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk di perdagangkan. Kegiatan prilaku konsumen ini disebut dengan
konsumsi. Kepentingan konsumen adalah memenuhi kebutuhannya dengan memperhitungkan
keterjaungkauan daya belinya.

8
2.5 Hak konsumen
Menurut undang-undang republik Indonesia nomor 8 tahun 1999 tentang perlndungan
konsumen pasal 4 ayat 1-9 adalah sebagai berikut:
1) hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau
jasa
2) hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3) hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa
4) hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
5) hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut
6) hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7) hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8) hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;
9) hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

2.6 Kewajiban konsumen


Menurut undang-undang republik Indonesia nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen pasal 5 ayat A - D yang berbunyi sebagai berikut:
A. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan
B. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
C. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
D. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut

9
2.7 Hak dan kewajian pelaku usaha
Hak dan kewajian pelaku usaha menurut undang-undang republik Indonesia nomor 8
tahun 1999 tentang perilndungan konsumen pasal 7 ayat A-G adalah sebagai berikut :
A. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
B. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
C. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
D. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan /atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
E. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat
dan/atau yang diperdagangkan;
F. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;, ganti rugi
dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang dterima atau dimanfaatkan tidak
sesuai dengan perjanjian.
G. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

2.8 Tinjauan Hasil Penelitian Terhadap Usaha Bengkel Kemiling Jaya Motor
Berikut adalah data yang diperoleh seputar usaha bengkel kemiling jaya motor
berdasarkan informasi dan wawancara langsung kepada pemilik usaha bengkel kemiling jaya
motor .
1. Siapa sajakah konsumen / pelanggan bengkel jaya motor
Konsumen bengkel jaya motor terdiri dari berbagai usai dan sebagian besar adalah
pemilik dan pengguna kendaraan motor baik yang bertipe transmisi manual , dan transimi
otomatis . yang biasanya memiliki masalah pada kendaraan motornya. Atau hanya sekedar
membeli spare part motor di bengkel kemiling jaya motor
2. Resiko oprasional serta penanggulangan Bengkel Kemiling Jaya Motor
 Costumer yang melakukan servis/perbaikan kalau ada yang kurang memuaskan, costumer
akan complain.

10
 Penanggulangannya akan melakukan servis ulang dan perbaikan ulang sampai sudah oke
atau sesuai kemauan costumer
3. Total biaya bulanan yang di keluarkan dalam usaha Bengkel Kemiling Jaya Motor
Berdasarkan wawancara Bengkel Kemiling Jaya Motor total biaya untuk kebutuhan
usaha seperti iklan, listrik, dan lain-lain adalah 1 jutaan per bulan.

2.9 Pendapatan Bengkel Kemiling Jaya Motor


Berdasarkan wawancara Bengkel Kemiling Jaya Motor miliki pendapatan 3-5 juta
perbulan. Sistem gaji karyawan Bengkel Kemiling Jaya Motor memiliki sistem bagi hasil
untuk gaji karyawan

2.10 Tinjauan Terhadap pelayanan konsumen berdasarkan Aspek hukum di bengkel


kemiling jaya motor
Berdasarkan penelitian dan pengolahan data yang terjadi dilapangan dapat di
simpulkan bahwa usaha bengkel jaya motor berusaha memberikan pelayanan dan
melaksanakan kewajiban selaku pemberi jasa sesuai ketentuan perundang-undangan yang
tercantum dalam nomor 8 pasal 5 tahun 1999 . yang dimana bengkel jaya motor bersedia
memberikan jaminan resiko atas jasa atau barang yang di beli oleh konsumen .

2.11 Tinjauan Terhadap kondisi ekonomi bengkel jaya motor


Berdasarkan data yang di peroleh melalui wawancara terhadap pemilik bengkel dapat
disimpulkan bahwa kondisi keuangan dan pendapatan cenderung stabil yang dapat dibuktikan
dengan eksistensi usaha yang telah berdiri dan bertahan selama 18 tahun sejak awal berdiri .

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasakan pembahasan di bab kedua dapat di ambil kesimpulan bahwa Bengkel jaya
motor merupakan salah satu umkm yang bergerak di bidang perbaikan motor atau penjualan
spare part motor yang termasuk sukses di bidangnya , dibuktikan dengan usaha yang terus eksis
sampai saat ini , pendapatan yang terus bertumbuh setiap tahunnya , kondisi keuangan yang
cenderung stabil dan bengkel kemiling jaya motor selaku pemberi jasa berusaha semaksimalkan
mungkin melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi keinginan keinginan konsumen dan
ketentuan perundang-undangan tentang perlindungan konsumen serta hak dan kewajiban sebagai
pelaku usaha.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Usaha_mikro_kecil_menengah#:~:text=Usaha
%20mikro%20k ecil%20menengah%20adalah,undang%20No.%2020%20tahun%202008
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/04/07/pengertian-umkm

13

Anda mungkin juga menyukai