Anda di halaman 1dari 41

A.

   PENGERTIAN WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN


1.    Wirausaha
Istilah wirausaha berasal dari dua suku kata, yaitu wira dan usaha. Wira adalah pahlawan,
laki-laki; berani. atau perwira. Sedangkan usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga,
pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya
upaya) untuk mencapai sesuatu. Wirausaha dalam bahasa Inggris adalah entrepreneur. Secara
”etimologi kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, yaitu entreprende yang berarti
petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan
tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya

MENGAMATI
Sebagai tambahan atas pembelajaran ini, lakukan wawancara dengan pengusaha reparasi perangkat keras
komputer yang ada didaerahmu. Buatlah wawancara mengenai sejarah berdirinya usaha tersebut dan halangan
apa saja ketika membangun dan menjalankan usaha tersebut!

Beberapa pengertian wirausaha adalah sebagai berikut.


 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). pengertian wirausaha sama dengan
wiraswasta, yaitu orang yang panda? atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta
mengatur permodalan operasinya.
 Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya untuk
melakukan inovasi atau kombinasikombinasi yang baru untuk sebuah inovasi.
 Wirausaha, yaitu melakukan sebuah proses yang disebut creative destruction (pengrusakan
yang kreatif) untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai
yang lebih tinggi, sehingga the core of entrepreneurial skill is creativity (inti dari
keterampilan wirausaha adalah kreativitas).
 Wirausaha adalah orang yang berani mengusahakan suatu pekerjaan baik untuk diri sendiri
ataupun untuk orang lain.
     Menurut Richard Cantillon ( 1755), entrepreneurial is an innovator and individual
developing something unique and new (wirausaha adalah seorang penemu dan individu yang
membangun sesuatu yang unik dan baru).
 Menurut J.B Say (1803), wirausaha adalah pengusaha yang mampu mengelola sumber-
sumber daya yang dimiliki secara ekonomis (efektif dan efesien) dan tingkat produktivitas
yang rendah menjadi lebih tinggi.

    Menurut Dan Stein dan John F. Burgess (1993 : 35), wirausaha adalah orang yang
mengelola, mengorganisasikan, dan berani menanggung segala risiko untuk menciptakan
peluang usaha dan usaha baru.

 Menurut Schumpeter (dalarn Bygrave, 1996), wirausaha adalah seorang yang memperoleh
peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejar peluang tersebut.

   Menurut Mas'ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz (2004), wirausaha adalah seorang
inovator yang mampu mengubah kesempatan menjadi sebuah ide yang bisa di jual, dapat
memberikan nilai tambah melalui upaya, waktu. biaya, serta . kecakapan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang yang berani
berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya upaya meliputi
kepandaian  mengenali produk baru, menentukan cara produksi dan produksi baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur pemodalan operasinya
untuk  yang bernilai lebih tinggi.

2.    Kewirausahaan
Kewirausahaan dalam bahas inggris adalah enterpreneurship, dalam bahas Jerman
adalah unternehmer, dalam bahasa Belanda adalah ondernemen. Kewirausahaan merupakan
sebuah ilmu yang menggabungkan ilmu pengetahuan, kepribadian/sikap, filosofi, keterampilan,
seni, profesi, naluri, impian (cita-cita), dan pilihan hidup, yang digabungkan dalam satu
kemampuan untuk dioptimalkan dan diberdayakan dalam mencapai keuntungan yang lebih
besar.

Simak makna kewirausahaan berikut.


 Kewirausahaan merupakan sebuah ilmu pengetahuan (khowledge)
Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba lapangan,
dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang lain yang
membutuhkannya. Dengan demikian kewirausahaan dapat dimasukkan ke dalam sebuah disiplin
ilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang bersifat empiris (hasil uji lapangan).
 Kewirausahaan merupakan kepribadian atau sikap      
Unsur yang terkandung dalam kerakteristik kewirausahaan adalah sikap positif, kepribadian
yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain, dan tidak mudah puas diri. Jadi,
kewirausahaan merupakan kepribadian atau sikap seseorang atau sebuah pilih kepribadian.
 Kewirausahaan adalah sebuah filosofi
Pondasi kesuksesan untuk menjadi wirausaha yang cerdas adalah filosofi hidup dan bekerja.
Oleh karena itu, kewirausahaan dapat digolongkan dalam sebuah filosofi hidup atau landasan
hidup dalam meniti guna meraih kesuksesan.
 Kewirausahaan merupakan keterampilan (skill)
Kewirausahaan merupakan penggabungan dua konsep penting, yaitu pengetahuan dan
pengalaman yang dirasakan dan dilakukan melalui proses jatuh bangun untuk menjadi terampil
dan akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan roda bisnis. Keduanya tidak dapat
terpisahkan antara pengetahuan dan latihan yang terus menerus diperbaiki sehingga mencapai
sebuah kesempurnaan hingga menjadi ahli dan terampil. Untuk iitu, kewirausahaan juga
merupakan sebuah keterampilan.
 Kewirausahaan juga merupakan sebuah seni (art)
Kewirausahaan juga merupakan seni (art) karena dalam menemukan ide, inspirasi, dan
peluang bisnis dibutuhkan imijanasi, visualisasi, dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan
dengan logika. Berpikir berbeda untuk menentukan ide-ide brilian (comerlang). Semua itu
membutuhkan kreativitas, inovasi yang bener-bener baru sehingga unsur dan kekuatan seni
sangat diperlukan untuk menemukan ide dalam cara mengatasi kesulitan, mngendalikan sumber
daya manusi (SDM) juga pelanggan.
 Kewirausahaan adalah sebuah profesi
Pilihan, baik itu menjadi pekerja (employer) atau berwirausaha haruslah bersikap
profesional. Untuk itu, menjadi wirausaha juga merupakan sebuah profesi sebagai pilihan hiduo
yang harus dilakukan secara profesional dalam arti jujur, terbuka, komitmen, konsisten, tepat
janji, tanggung jawab, tahu batas hak-haknya, mengerti etika profesi, dan berdisiplin.
 Kewirausahaan adalan naluri
Kewirausahaan itu membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan ide bisnis
yang akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa
wirausaha yang suskes pasti mempunyai naluri yang kuat tentang kewirausahaan.
 Kewirausahaan dalam mimpi (cita-cita) seseorang
Kewirausahaan juga merupakan cita-cita yang terpendam sejak Anda masih kecil, remaja
atau dewasa. Contohnya adalah Bill Gates yang bermimpi ingin mendapatkan uang atua
pengahsilan 1 juta $ di usia 25 tahun. Dan mimpi itu benar-benar terwujud sebelum usia 25 tahun
setelah ia memilih menjadi wirausaha sebagai pilihan hidup.
 Kewirausahaan adalan pilihan hidup seseorang
Kewirausahaan adalah salah satu jalan hidup untuk sukses, walaupun harus memulai jalan
yang terjal, jatuh bangun, dan keringat bercucuran tetapi pada akhirnya bisa meraih kesuksesan.

Pengertian kewirausahaan menurut beberapa ahli ekonomi adalah sebagai berikut.


1. Menurut Robert D.Hisrich, kewirausahaan adalah proses kreatif untuk menciptakan
sesuatu yang bernilai lebih tinggi dengan mengoptimalkan segala daya upaya, seperti
mencurahkan waktu, dana, psikologis, dan penerimaan penghargaan atas kepuasan
seseorang.
2. Menurut Peter F. Drucker (1996), kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
3. Menurut Stephen Robins (1996), kewirausahaan adalah proses mengejar bebagai
peluang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi.
4. Menurut Salim Siagian, kewirausahaan adalah semangat, prilaku, dan kemampuan
memberikan respon posotif kepada peluang untuk mendapatkan keuntungan diri
sendiri dan pelayanan yang lebih baik kepda pelanggan/masyarakat, serta
menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dengan menerapkan
cara kerja yang lebih efesian dan efektif, melaui keberanian mengambil resiko,
kreativitas, inovasi, dan kemampuan manajemen.
5. Richard Cantillon  (1775)  mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri
(self-employment).  Seorang  wirausahawan membeli  barang  saat
ini  pada  harga  tertentu  dan  menjualnya  pada  masa  yang  akan datang
dengan  harga  tidak  menentu.  Jadi  definisi  ini  lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian
6. Penrose  (1963) menyatakan  bahwa  kegiatan  kewirausahaan  mencakup identifikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.
7. Harvey Leibenstein (1968-1979) kewiraushaan  mencakup kegiatan yang dibutuhkan
untuk  menciptakan  atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya
belum diketahui sepenuhnya.
8. Peter Drucker, kewirausahaan  adalah  kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang 
baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut
wirausahawan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah


kemampuan seorang manajer risiko (risk manager) dalam mengoptimalkan segala sumber daya
yang ada, baik itu materil, intelektual, waktu, dan kemampuan kreativitasnya untuk
menghasilkan suatu produk atau usaha yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain.
3.    Tujuan Kewirausahaan

Tujauan kewirausahaan bagi Anda dan dunia pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Mempersiapkan bekal masa depan Anda agar menjadi terampil. Pendidikan saja tidak
cukup menjadi bekal untuk masa depan, dibutuhkan keterampilan dan keahlian sebagai
konstribusi bagi perusahaan ataupun suatu usaha.
2. Mempersiapkan Anda agar memiliki kecakapan untuk berkarir di bidang apapun.
Kewirausahaan dapat diterapkan di semua bidang pekerjaan dan kehidupan.
3. Memberikan ilmu untuk bertahan hidup dan mencari nafkah bila Anda terkena PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja).
4. Mewujudkan kesuksesan di dunia kerja atau usaha mandiri melalui kewirausahaan.
5. Memajukan perekonomian Indonesia dan menjadi lokomotif serta kemakmuran  bangsa
Indonesia.
6. Meningkatkan pendapat keluarga dan daerah.
7. Membuat Anda berprestasi di sekolah.
8.  Membudayakan sikap unggul, berprilaku posotif, dan kreatif.
4.    Ruang Lingkup Kewirausahaan

Ruang Lingkup Kewirausahaan, yaitu sebagai berikut.


a.         Ruang lingkup internal
1. Dalam kehidupan sehari-hari: untuk keluar dari kesulitan, untuk tetap bertahan
hidup, mendapatkan penghasilan, dan mengatasi keterbatasan.
2. Dalam bekerja: untuk meraih kesuksesan dalam karir.
3. Dalam keluarga: untuk menjadi lokomotif ekonomi keluarga.
b.         Ruang lingkup eksternal
1. Dalam dunia usaha: untuk menjadi wirausaha yang sukses.
2. Dalam dunia masyarakat: untuk menjadi contoh orang yang sukses dan menjadi
teladan bagi lingkungan, RT (Rukun tetangga), RW (rukun warga) dan juga
membantu orang lain mendapatkan nafkah bagi keluarganya.
3. Dalam kenegaraan: untuk membantu program pemerintah dalam mengurangi
tingkat pengangguran yang tinggi dan membantu mengatasi pengentasan
kemiskinan, serta menjadi lokomotif kemajuan ekonomi suatu negara.
5.    Tipe-Tipe Kewirausahaan

Menurut Ir. Ciputra ada 3 tipe wirausahawan dalam berwirausaha yaitu:


1. Neccesity entrepreneur yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan karena desakan
kebutuhan hidup. Wirausaha seperti ini biasanya karena mereka tidak memiliki pekerjaan
yang tetap akhirnya mereka memilih untuk berwirausaha.
2. Replicative entreprenuer yaitu wirausaha yang cenderung meniru-niru bisnis yang sedang
ngetren, sehingga rawan terhadap persaingan dan kejatuhan. Contoh ketika usaha bisnis
warnet sedang menjamur kemudian meniru mendirikan usaha warnet.
3. Inovatif entreprenuer yaitu wirausaha inovatif yang terus berfikir kreatif dalam melihat
peluang. Wirausaha tipe ini merupakan tipe wirausaha yang didambakan semua orang,
tapi untuk menjadi wirausahawan seperti ini harus dibekali kemampuan pengetahuan
yang luas. Contoh Bill gates pendiri Microsoft, Mark Zuckerberg pencipta facebook
adalah wirausahawan yang selalu berinovasi dalam menjalankan usahanya.
6.  Wawasan Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship) atau wirausaha adalah


proses mengidentifikasi,  mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam  menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atauketidakpastian.Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempuny
ai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, presepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai,sikap dan
perilaku sebagai manusia unggul
.Istilah  wirausaha  muncul  kemudian setelah  dan  sebagai  padanan  wiraswasta  yang  sejak
awal sebagian orang masih  kurang  berkenanan  dengan  kata  swasta. Presepsi tentang
wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur.   Perbedaannya adalah  pada  
penekanan  pada  kemandirian  (swasta)  pada  wiraswasta  dan pada usaha (bisnis) pada wirausa
ha. Istilah wirausaha  kini makin
banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan   pada   segi bisnisnya. Walaupun
demikian mengingatkan tantangan yang  dihadapi
oleh generasi  muda  pada   saat  ini  banyak  pada  bidang  lapangan  kerja,  maka pendidikan wi
raswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan
Sedikit perbedaan presepsi wirausaha dan wiraswasta harus  dipahami, terutama oleh para pengaj
ar  agar  arah   dan tujuan pendidikan   yang diberikan tidak salah. Jika
yang  diharapkan  dari  pendidikan  yang  diberikan adalah  sosok  atau  individu  yang  lebih  ber
mental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan adversity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan
kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan
pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang,
atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan
wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang
lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini
mencakup baik aspek finansial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 :
48). 

6.    Kewirausahaan Dalam Bidang Komputer

Di zaman teknologi seperti sekarang ini, komputer bukanlah benda yang asing bagi kita
masyarakat Indonesia. Selain itu, perkembangan komputer juga sangat pesat, karena tiap tahun
atau bahkan tiap bulan selalu saja ada perangkat komputer baru, baik dari perangkat keras
(hardware) ataupun perangkat lunak (software).
Komputer tampaknya sudah menjadi kebutuhan. Kita bisa melihat di sekeliling kita. Setiap
kegiatan membutuhkan komputer, seperti urusan administrasi, pengiriman data, dokumentasi
file, analisa data, multimedia dan lain sebagainya. Hal ini bisa kita jadikan pendorong agar kita
mau membukan usaha dibidang komputer. Usaha di bidang komputer bisa dibilang tidak pernah
mati karena selalu pelanggannya, bahkan pelanggannya akan semakin meningkat seiring dengan
perkembangan teknologi.

a.      Kendala dalam Membangun Usaha komputer  

Meski menjanjikan keuntungan dan stabilitas usaha yang besar, membangun usaha dalam
bidang komputer bukanlah perkara mudah. Sekarang ini, banyak usaha komputer, khususnya
yang bergerak di bidang  hardware mengalami penurunan yang signifikan. Namun, meskipun
mengalami penurunan, usaha komputer tetap tidak akan mati. Memang, terdapat beberapa kasus
tentang kerugian besar yang dialami perusahaan komputer. Sebagai contoh, CrunchPad Project
yang memproduksi table touchscreen seharga 3 jutaan tiba-tiba gulung tikar, bahkan sebelum
mereka dapat meluncurkan sebuah produk. Michael Arrington, penanggung jawab CrunchPad
project menyalakan Fusion Garage, perusahaan mitra CrunchPad. Meskipun gulung tikar, proyek
CrunchPad masih akan dilanjutkan oleh Fusion Garage.
Contoh diatas memang bukti yang nyata mengenai turunya stabilitas usaha komputer.
Namun, jangan khawatir. Usaha komputer masih aman untuk dijalankan. Terdapat banyak
contoh kesuksesan dalam kaitannya dengan usaha komputer, yakni kesuksesan yang terdapat
pada produk Flip, The Chumby, dan lain-lain.
Lalu, apa saja yang menjadi kendala dalam membangun usaha komputer yang bergerak di
bidang perangkat keras? Berikut adalah penjelasannya.     
1). Kerasnya Bisnis Perangkat keras Komputer
Beberapa permasalahan dalam bisnis perangkat keras komputer salah satunya adalah
masalah perwilayahan. Perusahaan perangkat keras membangun produk dalam bentuk fisik,
bukan sekedar rumus atau logaritma, seperti pada usaha perangkat lunak komputer.
Salah satu masalah yang tidak diperhitungkan oleh wirausahawan perangkat keras komputer
adalah bahwa mereka yang harus berusaha dengan fakta bahwa bagian bagian di dalam
perangkat keras di buat negara lain. Akibatnya, proses iterasi yang dilakukan oleh perusahaan
perusahan perangkat keras komputer memakan waktu yang sangat lama. Waktu iterasi yang
lama  otomatis akan membuat biaya semakin membengkak. Mengapa demikian? Karena dalam
usaha perangkat keras komputer, memperbaiki masalah yang ada dalam perangkat keras sama
dengan megulangi pekerjaan dari awal, sehingga akan membengkakkan biaya dan mengulur ulur
waktu.
2).Melawan Perusahaan yang Lebih Besar

Selain adanya halangan dari segi waktu dan biaya, perusahaan perusahaan hardwere harus
juga menghadapi fakta bahwa mereka harus menghadapi perusahaan perusahaan hardwere yang
lebih besar dan tak terkalahkan.
Sangat sulit untuk bersain dengan perusahaan perusaahan hardwere yang lebih besar dan
memiliki sumber daya yang hampir tak terbatas. Perusahaan besar mampu bangun dari
kegagalan lebih cepat dari pada perusahaan hardwere kecil. Pada perusahaan kecil, mereka harus
mencari pinjaman dana untuk menghasilkan produk lain yang lebih baik dari produk lalu yang
dianggap gagal.
Namun, tidak semua perusahaan besar tidak dapat dikalahkan. Satu fakta yang dapat
menjadi motivasi bagi para wirausahawan perangkat keras komputer adalah bahwa perusahaan
besar tidak memiliki inovasi sebaik perusahaan kecil dan rintisan. Jadi, alih-alih bersaing,
perusahaan perangkat keras berskala kecil harus mampu berinovasi agar dapat dibeli oleh
perusahaan-perusahaan perangkat keras berskala besar.
3). Investor yang Tidak Sabaran

Dengan segala macam tantangan tang telah dikemukakan sebelumnya, merupakan hal yang
tak mengejutkan bahwa invertor akan mendanai perusahaan perangkat keras berskala kecil.
Tidak adanya investasi yang cukup menyebabkan perusahaan-perusahaan perangkat keras
berskala kecil tidak bisa bekerja dengan baik.
Hasil analisis dari perusahaan analisis, CB insights, 97 persen perusahaan perangkat keras
komputer manjadi perusahaan mati atau zombie karena memang kekurangan dana. Maka, tidak
mengherankan bahwa banyak perusahaan perangkar keras beralih ke
metode crowdfounding (sumbangan umum) dalam mencari sumber dana.
Para investor memiliki kriteria-kriteria tertentu tentang waktu bagi perusahaan-perusahaan
perangkat keras berskala kecil untuk dapat menghasilkan keuntungan. Jadi, merupakan sebuah
keberuntungan apabila ada sebuah perusahaan perangkat keras yang mampu memilih investor
yang mau mendengarkan kesulitan yang dialami oleh mereka.
b.                 Mengatasi Kendala dalam Membangun Usaha Komputer
Membangun usaha perangkat keras komputer memiliki banyak kendala, mulai dari
mengembangkan produk, menyusun proses produksi sampai memasarkan produk.
Berikut adalah hal–hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan- hambatan yang
muncul ketika membangun usaha perangkat keras :

1). Mengembangkan Produk


Mengembangkan produk dalam bentuk prototype adalah hal yang menantang. Kita harus
mempekerjakan pegawai-pegawai yang berpengalaman dalam rekayasa perangkat keras. Tentu
mempekerjakan seseorang yang ahli membutuhkan biaya yang sangat besar. Selain itu, biaya
pembuatan prototype harus juga kita  perhitungkan.
Salah satu contoh yang dapat menginspirasi adalah kisah James Dyson. James Dyson
berkata bahwa dia membutuhkan 15 tahun dan 5.127 prototype untuk bisa membuat perangkat
keras yang siap untuk dipasarkan.
Lalu bagaimana cara kita untuk mendapatkan biaya yang dapat menutup beban-beban yang
telah disebutkan di atas? Kita bisa mencari perusahaan manufaktur yang memiliki produksi yang
sama dengan kita. Kita bisa menukarkan hak atas kekayaan intelektual kita, yakni rancangan
perangkat keras kita dengan uang investasi dari perusahaan manufaktur tersebut.
2). Menetapkan Proses Produksi
Kebanyakan produk perangkat keras terdiri dari 2 bagian, yakni bagian elektronik dan
bagian bungkus (bisa plastic atau metal). Dalam proses manufaktur, pembuatan bungkus adalah
proses yang memerlukan biaya yang lebih besar dibanding dengan  aspek elektronik.
Dalam proses manufaktur, produksi bungkus berupa plastik atau metal harus dilakukan
dengan injeksi molding. Molding injeksi adalah proses produksi yang sangat mahal. Lalu,
bagaimana para wirausahawan perangkat  keras  membiayai  produksi  dengan  injeksi  molding?
Berikut adalah jawabannya: Carilah perusahaan manufaktur yang
mau  menembus  biaya  injeksi  molding  yang  kita lakukan.
3). Mengatur Persediaan
Dalam kaitannya dengan persediaan bahan, pihak perusahaan manufaktur biasanya meminta
kita agar membayar biaya produksi sebelum proses produksi dilakukan, sedangkan toko ritel
tempat kita memasarkan barang akan membayar kita dalam jangka waktu 30-90 hari setelah
menerima barang. Jadi, terdapat permasalahan dalam uang    keluar dan masuk.
Berikut  adalah  cara-cara  untuk  mengatasi  hal tersebut:
1)        Carilah Perusahaan Manufaktur yang Mau Memberikan Kelonggaran
Ada banyak perusahaan manufaktur yang mau menalangi biaya   proses produksi, sehingga
wirausahawan akan mendapatkan uang dari pelanggan (toko ritel), yang nantinya uang yang
didapat  tersebut  digunakan  untuk  membayar  biaya  produksi.
2)        Carilah Pelanggan yang Mau Membantu dalam Hal Pembayaran
Kebanyakan pelanggan hanya mau membayar setelah menerima barang. Jadi, kita harus
mencari pelanggan yang mau berbelas kasih  untuk  melakukan  pembayaran  terlebih  dahulu.
B. KARAKTERISTIK WIRAUSAHA

1.         Karakteristik Wirausaha yang Mandiri

Karakteristik Wirausaha yang baik akan membawa Anda ke arah kebenaran, keselamatan,
serta meningkatkan derajat dan martabat. Seorang wirausaha harus dapat bekerja sama dengan
lingkungan, keluarga, teman, atasan, bawahan, guru, sehingga akan terbentuk kebiasaan-
kebiasaan yang positif yang akan menjadi sebuah karakter.
Karakteristik wirausaha mandiri yang perlu dimiliki dan perlu dikembangkan adalah sebagai
berikut.
a.         Kerja keras dan kerja cerdas.
b.        Disiplin dan percaya diri.
c.         Berwatak baik dan luhur.
d.        Mandiri dan realistik.
e.         Berpikiran prestatif dan tidak mau menjadi orang yang biasa saja.
f.         Komitmen yang tinggi dan konsisten.
g.        Dapat mengendalikan emosi (strong emotional attachment).
h.        Tidak ingkar janji dan tepat waktu.
i.          Berpikiran positif dan bertanggung jawab.
j.          Memperhitungkan risiko yang akan terjadi dan tidak gegabah.
k.        Tahu kebutuhan orang lain, peka serta intuitif.
l.          Bisa bekerja sama dengan orang lain dan disukai.
m.      Bisa membangun timdan bekerja dalam tim.
n.        Seorang motivator yang hebat untuk diri sendiri dan orang sekitarnya.
o.        Selalu berpikir ada jalan keluar (problem solver).
p.        Mempunyai keinginan berprestasi tinggi (high achiever) serta tidak cepat merasa puas diri.
q.        Bisa merencanakan, bisa bertindak, dan mengerjakannya.
r.          Visioner atau berpandangan jauh kedepan.
s.         Punya determisi (keteguhan hati) yang tinggi dan kuat dalam prinsip.
t.          Punya integritas yang tinggi (tidak plin-plan).
u.        Total dalam bekerja dan tidak mau setengah-setengah atau seenaknya saja.

Agar lebih jelas lagi, simak uraian berikut ini tentang karakteristik wirausaha menurut
Bygrave seorang pakar kewirausahaan yang terkenal dengan 10 D.

a.        Dream (mimpi)
Tidak ada wirausaha yang tidak punya mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila mempunyai
visi dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkannya.

b.        Decisiveness (ketegasan)
Seorang wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat, dan
tidak bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan. Kecepatan dan
ketepatan merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.

c.         Doing (bertindak)
Wirausaha tidak suka menunda pekerjaan dan selalu menindaklanjuti keputusan yang telah
dibuat, mempunyai kecepatan dan tenaga ekstra dalam bertindak dibanding yang lain.

d.        Determination (ketetapan hati/kebulatan tekad)


Seorang wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi
sehingga tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan.

e.         Dedication (pengabdian)
Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya,
karena dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya.

f.          Devotion (kecintaan/kesetiaan)
Bisnis akan menyita banyak waktu, pikiran, tenaga, energi, fokus, dan semangat seorang
wirausaha, sehingga ia harus mencintai pekerjaannya dan pandai membagi waktu.

g.        Details (terperinci)
Untuk mencapai kesuksesan, wirausaha harus berpikir detail (terperinci) karena ketika
menjalankan usaha, aspek keuangan dan perencanaan strategi memerlukan pemikiran secara
detail.

h.        Destiny (nasib)
Wirausaha membutuhkan keberuntungan dan ia harus mulai berusaha untuk memprediksi
kapan keberuntungan itu datang menghampirinya. TIME (     time, intuition, momentum, effort)
adalah waktu keberuntungan membutuhkan tuning (waktu yang tepat), intiution (intuisi/gerak
hati yang telah dialih), momentum (saat yang tepat), dan effort (usaha agar tuning, intution,
momentum, dan effort dapat terjadi bersamaan).

i.          Dollars (Materi/Uang)
Seorang wirausaha sangat memperhitungkan nilai waktu, tenaga, pikiran, strategi, dan usaha
ditinjau dari nilai mata uang , tetapi hindari menjadi seorang wirausaha yang materialis karena
itu berbahaya.

j.          Ditribute (menyalurkan/mendistribusikan)
Wirausaha yang baik selalu berorientasi untuk memberi dan mendistribusikan
kesuksesannya filosofinya, kepemilikannya, ilmunya, uang yang dimilikinya untuk kesejahteraan
para karyawan dan tentunya mendistribusikan kemampuan, ide, saran dan inspirasi kreatifnya
untuk membantu mengembangkan bisnis, agar pelanggannya senantiasa setia dan selalu membeli
barang dan jasa.

2.         Karakteristik Wirausaha dalam Kehidupan Sehari-Hari


Banyak orang membiarkan dirinya hanyut dalam situasi, kondisi, pola pikir, paradigma, dan
tingkah laku sehari-hari dari lingkungan ia berada, sehingga tidak terasa pikirannya telah
terkontraminasi oleh hal-hal yang dilihat, didengar, diketahui, dan dikenalnya dari lingkungan
tersebut.
Sebagai contoh, Andi adalah seorang sarjana teknologi lulusan dari universitas ternama dan
Doni adalah lulusan SMA/SMK dari sekolah biasa saja. Doni mempunyai karakteristik ulet,
tekun, orientasi kerja dan hasil yang tinggi, berpikiran maju, tidak mau santai-santai, berani
menerima tantangan, jujur dan terbuka.
Suatu ketika ada seorang penumpang yang menghampiri mereka berdua. Karena
berpenampilan seadanya maka Andi berpikir negatif, yaitu pasti tidak ada uang sehingga
penumpang itu diberikan kepada Doni untuk mengantarnya karena meminta upah rendah. Dalam
perjalanan Doni mengajaknya bicara dan menawarkan diri untuk membantu mendistribusikan
dan mengembangkan pasar penjualan telur yang sedang dikelola penumpangnya. Karena Doni
mau dan terus belajar maka semakin luas pengetahuan, keterampilan, dan wawasan hingga Doni
tidak lagi bekerja sebagai tukang ojek. Dalam pekerjaan barunya itu, Doni menganalisa risiko
dan yakin ada kelebihan uang untuk menutupi biaya hidup dan transportasi, sehingga Doni
meminta sedikit upah untuk menutupi biaya operasional dan kehidupannya. Akhirnya
kesepakatan terjadi dan Doni telah menjadi individu entrepreneur yang mulai menapaki karir
kehidupan yang baru, yaitu wirausaha. Selang beberapa tahun, ia berjumpa lagi dengan Andi
yang ternyata masih menjadi tukang ojek.
Sebuah perbedaan cara pandang, sikap, perilaku, dan karakteristik kewirausahaan dari Doni
yang tidak dimiliki oleh Andi membuat jalan hidup, karir, kehidupan dan masa depan mereka
jadi berbeda jauh. Dengan demikian, gagasan hanyalah bibit untuk dituai, untuk memperoleh
hasilnya membutuhkan kerja keras, ketekunan, serta strategi.

Kegagalan dan keberhasilan seseorang tidak ditentukan dari pengetahuan saja, tetapi juga
ditentukan dari:
a.         karakter (sikap, perilaku, dan mental) yang lebih maju,
b.        cara menyikapi kegagalan,
c.         pemikiran yang jauh kedepan,
d.        lingkungan sehari-hari,
e.         bagaimana Anda bertindak, dan
f.         kreativitas

Ada beberapa jenis kemampuan yang diperlukan dalam kewirausahaan, yaitu sebagai
berikut.
a.    Kemampuan mengatasi masalah mental diri Anda (emotional attachment) dan kecerdasan
spiritual (piritual quotient).
b.        Kemampuan menarik posisi positif dan hikmahnya.
c.         Kemampuan mencari modal dan rekan (partner)
d.        Kemampuan merumuskan visi dan misi serta tujuan usaha.
e.         Kemampuan memotivasi diri.
f.         Kemampuan berinovasi.
g.        Kemampuan untuk mengatur waktu kerja.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik kewirausahaan sangat penting dan mempunyai


dampak positif bagi perkembangan karir Anda dan terbukti Merupakan salah satu jalan untuk
sukses.                                                                          
3.    Karakteristik Wirausaha di Lingkungan Sekolah

Di sekolah dan dalam proses belajar, Anda juga memerlukan karakteristik kewirausahaan
untuk meraih prestasi akademis. Bila mata pelajaran dijadikan jenis pekerjaandan belajar adalah
proses bekerja, maka ujian atau ulangan atau tes adalah tantangan yang harus dihadapi untuk
segera dilewati. Untuk itu, karakteristik kewirausahaan dibutuhkan dalam proses belajar untuk
mearih prestasi, karena prestasi adalah kesuksesan Anda dalam menuntut ilmu disekolah dan
guru adalah mentor (pembimbing) Anda. Jadi, Anda harus berusaha keras meraih prestasi atau
seumur hidup Anda akan sulit mengejar impian Anda.
             4.    Karaktersitik Dasar Seorang Wirausahawan

Seorang wirausahawan adalah seorang innovator. Mereka menemukan ide mengenai


peluang usaha dan mewujudkannya dalam bentuk badan usaha. Kemampuan manajerial dan
membangun merupakan karaktersitik yang wajib dimiliki oleh seorang wirausahawan. Ahli
ekonomi politik Robert Reich mengungkapkan bahwa kepemimpinan, kemampuan manajerial,
dan membangun tim merupakan karaktersitik dasar bagi seorang wirausahawan. Lalu, bagaimana
cara seseorang mampu mengasah ketiga aspek yang dikemukakan oleh Robert Reich tersebut ?
berikut adalah cara-caranya:

a.         Memiliki persepsi terhadap ketidakpastian dan mampu menanggung risiko yang dihadapi.
Frank Knight dan Peter Drucker mendefinisikan kewirausahaan sebagai kegiatan
menghindari risiko untuk mendapatkan keuntungan. Seorang wirausahawan berani
mempertaruhkan karir serta kemapanan keuangannya agar dia bisa mewujudkan ide usahanya,
sekalipun usahanya masih dalam ketidakpastian. Namun, sering kali wirausahawan tidak sadar
bahwa mereka telah mengambil risiko yang cukup besar karena mereka mengira risiko tersebut
tidak berarti jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu, Knight
mendefinisikan risiko menjadi beberapa bagian, yaitu :
1)        Risiko Biasa
Risiko biasa adalah risiko yang dapat dihitung secara matematis.
2)        Risiko yang Ambigu
Risiko yang ambigu adalah risiko yang tak dapat diukur secara matematis.
3)        Ketidakpastian Murni atau Ketidakpastian ala Knight
Kepastian murni adalah ketidakpastian yang tidak bisa diukur dengan cara apapun.
Ketidakpastian murni merupakan jenis risiko yang paling sering dihadapi oleh seorang
pengusaha, terutama jika badan usaha yang dimilikinya mengeluarkan produk baru yang
sebelumnya belum ada dipasaran. Sebuah studi yang dilakukan oleh ETH Zurich pada tahum
2014 menemukan bahwa dibandingkan dengan menajer biasa, para wirausahawan, memiliki
tingkat efisiensi lebih tinggi dalam pengambilan keputusan.

b.        Merancang dan Menerapkan Strategi


Memulai usaha sendiri membutuhkan kerja keras dan jangka waktu yang tidak sebentar.
Selain itu, perlu strategi yang jitu agar upaya wirausaha anda tersebut berhasil, juga
meminimalisir kegagalan. Berikut adalah strategi-strategi dari para pengusha-pengusaha
wirausaha yang berhasil. Strategi-strategi apakah yang bisa digunakan oleh seorang
wirausahawan ? berikut adalah penjelasannya :
1)        Mencari Pasar Khusus yang Belum Tergerap
Strategi awal dalam mencari wirausaha adalah mencari pangsa pasar khusus (niche market)
yang kebutuhan utamanya belum terpenuhi oleh kompetitor. Bagaimana caranya ? caranya
adalah dengan mengetahiu kemampuan khusus pada usaha yang dimiliki. Tidak ada perusahaan
yang mampu menampung kebutuhan semua konsumen. Maka, celah-celah tersebut harus
dimanfaatkan sebaik mungkin oleh wirausahawan.
2)        Peka terhadap Tren Terbaru dan Berani Memulainya
Carilah kebutuhan dan keinginan terbaru dari para konsumen yang tumbuh dari perubahan
tren di segi kultural, ekonomi, teknologi yang menjadi sinyal kesempatan pasar baru.
Bertindaklah dengan cepat, jangan menunda terlalu lama.
3)        Segera Mengimplementasi Ide Menjadi Sebuah Tindakan
Kita tidak pernah memprediksi kapan waktu yang paling tepat dalam mewujudukan ide
usaha. Tentu saja, perwujudan tersebut harus disertai dengan perhitungan yang matang.
4)        Hindari Kata-kata yang Mematahkan Semangat
Agar usaha yang kita bangun bisa menjadi maju, kita harus mengabaikan ungkapan
ketidakpercayaan yang dilontarkan oleh orang lain. Orang lain tetap mencari kesalahan-
kesalahan yang ada di dalam diri kita. Pada satu sisi, hal tersebut bisa menjadi bahan introspeksi
bagi kita. Namun, apabila orang lain sudah memberikan kritik yang tidak masuk akal, maka kita
bisa membiarkan orang tersebut berbicara sesuka hati mereka tanpa harus kita hiraukan.
5)        Eksplorasikan Kelemahan Kompetitor
Ambil pandangan kritis terhadap kompetitor. Dengarkan baik-baik akan kebutuhan dan
komplain dari konsumen prospektif saat melakukan penjajakan jasa/produk. Hal ini akan
membantu mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan kompetitor.
5.      Tips Membangun Karakteristik  Kewirausahaan dalam Kaitannya dengan Usaha Komputer    
Kegiatan rekayasa, pembuatan prototype, logistic, pemasaran, pendanaan adalah aspek-
aspek yang dibutuhkan oleh wirausahawan yang bergerak dibidang hardware komputer. Lalu,
apa maksud dari aspek-aspek tersebut, berikut penjelasannya :        

1.        Buatlah  Usahamu Sesederhana Mungkin

Usaha yang sederhana sesalu akan menjadi usaha yang unggulan. Usaha yang rumit akan
cepat menhgalamai keruntuhan. Sejarah menunjukkan bahwa usaha hardware yang bangun
dengan prinsip kesederhanaan akan mengalahkan usaha yang dibangun dengan cara yang rumit.
2.        Jangan Takut Memulai

Jangan ragu untuk memulai usaha perangkat keras komputer. Usaha perangkat keras adalah
usaha yang stabil dan mampu menghadirkan keuntungan yang sangat besar.
3.        Meminimalkan Resiko

Salah satu cara untuk meminimalkan resiko adalah membatasi biaya pengembangan. Selain
itu, sewalah lebih satu ahli rekayasa perangkat keras. Dengan jalan tersebut, ulasan atas desain
produk kita akan dilakukan secara berlapis-lapis sebelum masuk ke fase prototype. Dengan
adanya ulasan yang berlapis-lapis dari ahli rekayasa perangkat lunak, mka kemungkinan
kesalahan desain  akan dapat dihindari.
4.        Buatlah Jalinan Kerjasama dengan Perusahaan Perangkat Keras Lain

Jika kita mampu mejalin kerja sama dengan wirausahawan perangkat keras lain, maka kita
akan mampu meminimalkan modal dalam membangun perusahaan perangkat keras komputer
  
C.   SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHA

Sikap dan perilaku seorang wirausaha tentu berbeda dengan sikap dan perilaku yang bukan
wirausaha (pekerja dan pengangguran). Simak uraian berikut tentang sikap dan perilaku
wirausaha.

1.         Sikap Wirausaha
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sikap adalah perbuatan dan sebagainya
yang berdasarkan pada pendirian atau keyakinan. Pengertian lainnya sikap adalah respon
individu terhadap informasi, kejadian, kritikan, cercaan, tekanan, tantangan, cobaan, dan
kesulitan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sikap wirausaha adalah respon, cara
pandang, dan pola pikir (mind set) individu terhadap hal yang dihadapinya, seperti rasa takut,
kesulitan, cobaan, kritikan, saran, tekanan, dan hambatan dalam menjalankan usaha.

Sikap wirausaha, antara lain sebagai berikut.


a.         Selalu berpikir positif dalam menghadapi segala hal (positive thinking).
b.        Berorientasi jauh kedepan, berpikiran maju, dan tidak mudah terlena oleh hal-hal yang sudah
berlalu (think of the future, not the past).
c.    Tidak gentar saat melihat pesaing (competitor), namun justru bersyukur mempunyai pesaing,
karena dengan adanya pesaing, Anda dapat terus berkembang dan berusaha untuk tetap bertahan
(survive). Pesaing ikut membantu membesarkan usaha Anda, tanpa pesaing bisnis Anda akan
stagnan (mandek) atau tidak mengalami perubahan.
d.        Selalu ingin tahu, membuat Anda selalu mencari jalan keluar untuk maju.
e.         Ingin memberi yang terbaik untuk orang lain.
f.     Penuh semangat dan berjuang keras hingga menimbulkan pengaruh yang baik untuk
sekelilingnya.
Kesuksesan itu menular kelingkungan karena ada motivasi di dalamnya. Kemiskinan
pikaran juga berdampak buruk bagi lingkungan karena dapat membuat demotivasi (turun
motivasinya). Dengan demikian, Anda harus berteman dengan orang sukses Agar anda bisa
bersikap yang sama.

Seorang entrepreneur, entah itu nursepreneur atau entrepreneur dibidang lain harus memiliki
sifat-sifat positif yang dapat menunjang keberlangsungan usahanya. Sifat-sifat apakah itu ?
Berikut adalah sifat sifat yang wajib dimiliki oleh seorang wirausahawan:
a.        Selalu berani mengambil resiko

Seorang yang berpikir dan bertindak menjadi wirausahawan sudah tentu memiliki
konsekuensi untuk menghadapi resiko dalam perjalanan wirausanya. Sebagian orang
beranggapan menjadi wirausaha adalah sebuah langkah riskan karena ia akan merintis ide baru
yang dianggap tidak lazim ataupun mengagunkan hartanya untuk modal usaha. Seorang
wirausaha yang tangguh tentunya akan berani menghadapi resiko dipermulaan usahanya
dibanding tetap berada dalam zona nyaman atau malah berada dalam kondisi yang kurang
menguntungkan.
Sebuah pemikiran yang perlu dicermati dalam langkah wirausaha ke depan adalah selalu dan
tetap mengambil resiko. Beberapa pengusaha yang sudah berhasil dan merasa nyaman dengan
wirausahanya terkadang merasa usahanya sudah cukup setelah terkondisi dengan kenyamanan
dan biasanya wirausaha tersebut akan nyaman dalam kondisi status quo. Kenyataan tersebut
berdasarkan Donal R. Keough (mantan Direktur Coca-Cola Company), ternyata bisa
menghambat perkembangan usaha karena ketika seorang wirausaha sudah berhenti mengambil
tindakan-tindakan baru maka hal ini akan menjadi sesuatu yang berbahaya.Seseorang yang
berhenti mengambil peluang-peluang baru akan mengalami kondisi masa depan yang terancam.
Kesimpulannya adalah jika seseorang selalu berani mengambil risiko dan tidak cepat puas
akan usahanya maka risiko yang ditempuh akan menciptakan peluang-peluang baru yang
mungkin akan menguntungkan pengusaha dalam konteks jangka waktu yang lebih
panjang. Intinya seorang wirausaha tangguh harus selalu berani mengambil risiko!
b.        Bersikap fleksibel

Sikap yang fleksibel erat kaitannya dengan sikap sebelumnya yaitu berani mengambil
risiko. Sebetulnya sikap fleksibel bisa diartikan pula sebagai sikap adaptif. Sikap fleksibel amat
diperlukan di dunia usaha karena dari waktu kewaktu iklim usaha akan mengalami perubahan
dan sifatnya sangat situasional sesuai dengan perkembangan terkini. Seseorang yang fleksibel
tentunya akan tanggap terhadap keadaan sehingga apapun yang terjadi, wirausaha akan tetap
bertahan dengan mencari solusi yang terbaik untuk mempertahankan usahanya.
c.         Berusaha mengenal bisnis anda

Seseorang wira usaha yang tangguh tentunya akan berupaya sebaik mungkin untuk
mengenal apa yang terjadi dengan bisnisnya. Sikap yang bertolak belakang adalah sikap
mengucilkan diri dan menganggap bisnis atau usaha yang dilakukan sedah berjalan dengan
baik. Sebetulnya kita bisa memelihara sikap positif dengan melakukan banyak hal antara lain
dengan melihat kondisi disekitar bisnis kita, mengenal lebih jauh orang-orang yang terlibat
dalam bisnis yang kita jalankan. Intinya membuka diri terhadap informasi yang berkembang dan
menghargai apapun yang bisa membantu perkembangan bisnis yang kita jalankan.
d.        Mengakui jika memiliki kesalahan

Elemen penting dalam mentalitas seorang wirauasaha tangguh adalah mengakui jika
memiliki kesalahan. Terkadang manusia tidak menyadari bahwa ia tidak sempurna dan bisa saja
memiliki kesalahan. Dalam dunia wirausaha, lebih baik mengakui kesalahan langkah dan
memperbaikinya dibanding terus menjalankan usaha dalam konsep yang salah. Untuk
mempertimbangkan salah atau benar langkah yang dilakukan, kita bisa melakukan komunikasi
dengan orang yang terlibat dalam usaha maupun melakukan pengamatan dan observasi secara
periodik terhadap usaha yang dilakukan.
e.         Bersikap jujur

Dalam sebuah usaha, nilai etika yang harus dipegang adalah kejujuran. Kejujuran dapat
menimbulkan respek dari kustomer atau konsumen. Dengan memegang prinsip
kejujuran, seorang wirausaha dapat bertahan dalam usaha. Bayangkan jika kita sebagai
wirausaha mencoba menipu konsumen dengan misalnya memberikan informasi yang
menyesatkan tentang produknya, mungkin usaha tersebut tidak akan bertahan lama. Oleh karena
itu jika kita ingin menjadi wirausahawan tangguh, mungkin prinsip kejujuran amat berharga
sebagai modal awal.
f.          Optimis dengan masa depan

Pada umumnya masyarakat menghormati seseorang yang berhati-hati serta bijaksana dengan
masa depan. Sikap kehati-hatian barangkali tidak bermasalah namun akan menjadi pokok
permasalahan bila kehati-hatian itu menyebabkan hilangnya peluang bisnis yang lewat di depan
mata. Prinsip dalam menjalankan usaha tentunya harus berani gagal namun sekaligus optimis
bahwa dibalik usaha akan ada keberhasilan.       
Berlawan dengan sifat optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis sebenarnya erat kaitan
dengan fokus seseorang akan kegagalan oleh karena itu memelihara sifat ini pasti akan
membuyarkan rencana serta tindakan seorang wirausaha. Minimal seorang wirausaha akan
berfikir maju mundur karena diliputi ketakutan dan kekhawatiran.
g.    Memiliki Gairah dalam Wirasusaha
Wirausaha yang tangguh menjalankan usaha sepenuh hati. Bila kita bekerja sesuai dengan
hobi tentunya proses untuk mencapai keberhasilan tidak akan terasa berat. Semua terasa
menyenangkan dan bayangkan bila kita terjun dalam sebuah usaha, katakanlah membuat sebuah
produk yang kita sendiri tidak menyukainya. Walaupun gairah akan kecintaan terhadap bidang
usaha yang kita geluti belum ada, kita sebernanya bisa berusaha memupuknya antara lain dengan
menciptakan hubungan emosional anatara kita dengan produk kita. Langkah selanjutnya adalah
menciptakan hubunganemosional dengan pelanggan kita, tangkap apa yang mereka rasakan
tentang produk kita dan koversikan menjadi sesuatu hal yang produktif bagi usaha.
2.         Perilaku Wirausaha
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perilaku adalah tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa, perilaku wirausaha adalah langkah dan tindakan yang dilakukan untuk menghadapi dan
menyiasati pekerjaan sehari-hari. Perilaku wirausaha dibagi menjadi lima kelompok, yaitu
sebagai berikut.

a.         Perilaku wirausaha secara individu


1)        Teguh pendiriannya.
2)        Selalu yakin dengan apa yang dikerjakan dan dilakukan, sehingga kadang cendrung keras
kepala tetapi sebenarnya hanya mempunyai konsep dan alasan yang kuat dalam melakukan
sesuatu.
3)   Berprilaku profesional dalam arti memiliki tanggung jawab, komitmen tinggi, disiplin, berusaha
tetap konsisten pada pendiriannya, jujur, dan terbuka.
4)       Optimis dalam segala perilaku yang dilakukan.
5)     Berpikir positif ketika mendengar serta menganggapi cemoohan pihak lain. Angap hal itu
sebagai tantangan yang memotivasi diri untuk mewujudkan semua cita-cita.
6)      Tidak gegabah dan penuh dengan rencana dalam setiap tindakan (visioner).
7)      Selalu berorientasi mencari jalan keluar, sehingga berpikir kreatif dan inovatif untuk
menemukan solusinya. Serta yakin bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

b.        Perilaku wirausaha serta sosial dan lingkungan


1)        Berpenampilan rapi dan disukai oleh setiap orang.
2)        Berperilaku baik sehingga banyak orang yang menyukainya.
3)        Senang memotivasi orang lain untuk tujuan yang  baik.
4)        Menjadi teladan bagi teman bisnisnya, karyawan, dan pelanggannya.
5)      Pandai bergaul dan cakap dalam berkomunikasi sehingga banyak orang yang senang
dengannya.

c.         Perilaku wirausaha dalam pekerjaan


1)        Orentasi pada tujuan dan tetap berkeinginan kuat pada hasil yang sempurna.
2)      Gila kerja (workaholic) dan bekerja dengan baik sehingga segala sesuatunya ingin sempura
(perfectionist).
3)    Tidak suka menunda pekerjaan dan selalu ingin cepat menyelesaikan pekerjaan.
4)    Haus akan prestasi sempurna (excellence).
5)    Tuntas dalam mengerjakan tugas.
6)    Energik atau penuh semangat dalam bekerja dan mengerjakan tugas.
7)    Sangat menyukai pekerjaan yang baru dan menantang.

d.    Perilaku wirausaha dalam menghadapi resiko


1)    Mengevaluasi resiko dan dampaknya terlebih dahulu.
2)    Mencari keputusan yang tepat dan optimal.
3)    Tidak takut terhadap resiko karena mempunyai intuisi yang kuat.
4)    Waspada dan antisipatif/tanggap sehingga selalu berperilaku proaktif.

e.    Perilaku wirausaha dalam kepemimpinan (leadership)


1)    Seorang pemimpin yang berani mengambil keputusan.
2)    Perilakunya hati-hati karena menjadi contoh bagi yang lain.
3)    Membuat karyawan tenang dalam menjalankan pekerjaan dan tugasnya.
4)    Mempunyai kharisma dan jiwa besar.
3.    Keterampilan Wirausaha
Untuk sukses di dunia usaha, seorang wirausaha itu harus cerdas dan terampil, tidak hanya
tahu ilmu kewirausahaan saja tetapi juga harus terampil menggunakannya serta kreatif dalam
setiap usahanya. Keterampilan yang perlu dimiliki wirausaha, antara lain sebagai berikut.
a.         Keterampilan manajerial (manajerialskill)
Keterampilan manajerial digunakan untuk merencanakan, melaksanakan, dan
mengorganisasi suatu pekerjaan agar dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
b.        Keterampilan konseptual (conceptualskill)
Keterampilan dalam merancang suatu rencana, menyusun konsep dan misi serta visi agar
memiliki arah yang jelas.
c.         Keterampilan mengelola Sumber Daya Manusia (human skill)
Keterampilan memahami orang lain, berempati, berkomunikasi, memotivasi, memberi
contoh dan menjadi teladan bagi orang lain serta berhubungan dengan baik dengan pelanggan
merupakan perwujudan dari keterampilan mengelola sumber daya manusia.
d.    Keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan (decision making skill)
Proses menuju kesuksesan tidak pernah luput dari masalah. Oleh karena itu, salah
satuketerampilan yang harus dimiliki adalahketerampilan mengambil keputusan yang tepat.
e.    Keterampilan mengelola waktu (time management skill)
Pada umumnya, jam kerja Anda terbatas sampai 12 jam dan sisanya digunakan untuk
kepentingan lain. Untuk mewujudkan rencana kerja yang padat, Anda harus pandai mengelola
waktu secara efektif dan efisien agar memperoleh hasil yang optimal.
f.     Keterampilan teknis (technical skill)
Setiap jenis usaha pasti memiliki keterampilan teknisyang diperlukan sebagai keterampilan
intinya (specialist skill), contoh:
a.         Usaha restoran perlu keterampilan memasak.
b.        Usaha konveksi perlu keterampilan mendesain dan menjahit.
c.         Usaha distribusi perlu keterampilan menjual dan memasarkan.
d.        Usaha servis komputer perlu keterampilan mengenai komputer.
D.   FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN  WIRAUSAHA
Sebuah inspirasi yang bermanfaat bagi Anda tentang konsep dan strategi dalam menjalankan
usaha sangat tergantung pada bagaimana menyikapi, menarik sisi positifnya, serta mewaspadai
dan melakukan tindakan proaktif dan antisipatif atas faktor-faktor keberhasilan usaha. Simak
uraian berikut tentang faktor-faktor kegagalan dan keberhasilan usaha.
1.         Faktor keberhasilan usaha
Faktor keberhasilan usaha seorang wirausaha bukan hanya dilihat dari beberapa keras Anda
bekerja, tetapi seberapa cerdas Anda melakukan dan merencanakan strategi serta
mewujudkannya. Jadi, Anda harus menjadi wirausahayang cerdas (smart entrepreneur). Tetapi
ada makna tersendiri tentang smartentrepreneur (wirausahawan yang cerdas), yaitu SMART
(Strategic thinker, Motivator, Ambitious, Riskmanager, dan Totalitas). Simak uraian berikut.
a.        Strategic thinker
Seorang wirausaha merupakan strategic planner (pembuat rencana strategis) yang handal,
yang bekerja tidak hanya dengan orang otot saja tetapi juga dengan menggunakan otak. Jadi,
hindari bermodal nekat saja.
b.    Motivator
Wirausaha merupakan Motivator bagi dirinya. Bila mengenai kegagalan ia akan selalu
bangkit dari kegagalan (pantang menyerah) serta menjadi motivator yang handal bagi tim dan
karyawannya.
c.    Ambitious
Seorang wirausaha juga harus punya ambisi yang baik. Sedangkan ambisi yang buruk adalah
target waktu yang kurang realistisdan ingin cepat (instan) sehingga cenderung menghalalkan
segala cara, yang perting mencapai target dan cepat sukses. Dengan ambisi yang tepat maka
Anda mempunyai semangat dan keinginan yang kuat untuk mewujudkannya.
d.    Riskmanager
Wirausaha bukan hanya risk taker (pengelambil risiko) bagi dirinya dan usahanya.
Manager risiko berarti tidak boleh gegabah dan terburu-buru. Manager risiko harus cermas,
taktis, cerdas, dan jeli membaca risiko dan peluang sehingga ia akan sehingga ia memiliki risiko
yang optimal (paling menguntungkan) bagi perusahaannya.
e.    Totalitas
Seorang wirausaha harus total dalam mengerjakan sesuatu dan total membangun usahanya
serta pantang mundur ke belakang. Bekerja secara total dengan full commitment(berkomitmen
tinggi) pada usahanya, benar-benar mencintai usahanya. Untuk itu ia berusaha agar usahanya
tidak jatuh dan gagal.

Secara singkat telah diterangkan bahwa wirausaha yang sukses pasti cerdas (smart) .
Simak uraian berikut tentang faktor-faktor keberhasilan wirausaha.

a.        Faktor peluang
Banyak peluang emas tetapi belum tentu tepat untuk Anda, karena peluang emas itu harus
ada keselarasan, keserasian, keharmonisan antara Anda, bisnis, pasar, kondisi, situasi, dan
perilaku pasar sehingga Anda dapat menemukan peluang emas yang tepat untuk Anda.

b.        Faktor manusia (SDM)


Ada lima faktor kesuksesan operasional usaha, yaitu sebagai berikut.
1)        Strategicplanner (pembuat rencana)
Untuk membuat rencana yang matang membutuhkan SDM yang berkualitas. Dengan
demikian pembuat rencana (strategicplanner) merupakan faktor sumber daya manusia (SDM)
yang perlu disiapkan pertama kali.
2)    Great manager (manajer yang hebat)
Untuk melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan
perencanaan serta kreatif dalam mengatasi masalah membutuhkan sumberdaya
manusia (SDM) yang andal, yaitu manajer yang hebat
3)    Controller (pengatur/pengawas)
Quality control (pengawas kualitas),financial control (pengawas keuangan)
serta supervisor (pengawas) sangat diperlukan untuk mengawasi suatu
pekerjaan agar sesuai dengan perencanaan Pada saat prose dan target yang
telah ditetapkan
4)        Marketer (pemasaran) dan seller (penjual) tetap terjaga.
Untuk mengembangkan suatu usaha dibutuhkan orang yang hebat dalam
memasarkan dan menjual, yaitu marketer (pemasar) dan seller (penjual). Faktor
sumber daya manusia (SDM) merupakan lokomotif sebuah usaha atau bisnis.
Dengan demikian, Anda adalah faktor keberhasilan sebuah usaha.
5)        Leadership (kepemimpinan)
Tidak akan ada kesuksesan bila tidak mempunyai pemimpin yang hebat.
Dengan demikian, faktor utama keberhasilan usaha adalah sumber daya
manusia (SDM).

c.    Faktor keuangan
Hindari berpikir bahwa bisnis tanpa keuangan/arus kas (cash flow) yang lancar
itu bisa berhasil. Arus kas itu bagaikan aliran darah dalam tubuh Anda. Bila arus
kas tidak mengalir maka bisnis pasti akan berhenti dan mati. Jadi faktor keuangan
juga sangat penting bagi kelangsungan usaha. Contohnya:
1)    Pengendalian biaya dan anggaran (budget).
2)    Pencairan dana modal kerja, dana investasi, dan dana lainnya.
3)    Perencanaan dan penetapan harga produk, perincian biaya, dan laba rugi.
4)    Perhitungan rasio keuangan sehingga risiko keuangan bisa dikendalikan
dengan baik, seperti rasio kecukupan modal, rasio likuiditas, dan rasio hutang
vs modal.
5)    Struktur biaya seperti margin (batas) kontribusi, laba berbanding penjualan,
dan biaya berbanding penjualan.

Untuk kelancaran usaha perlu dibuat dan diterapkan hal berikut ini, antara lain:
1)    Semua data transaksi dicatat dalam pembukuan.
2)    Pisahkan antara harta pribadi dan keuangan usaha.
3)    Catat semua uang masuk dan uang keluar.
4)    Periksa keabsahan semua bukti-bukti pengeluaran dan pemasukan uang.
5)    Buat perincian gaji yang baik (termasuk gaji pemilik usaha)_
6)    Buatlah anggaran dari semua aspek keuangan dan bandingkan dengan
realisasinya, lalu lakukan analisa.
d.   Faktor organisasi
Organisasi usaha sebaiknya tidak statis tetapi dinamis, kreatif, dan berwawasan
ke depan. Organisasi sangat penting untuk karyawan dan Anda. Adapun hal-hal
yang perlu diketahui dan dilaksanakan oleh karyawan adalah sebagai berikut.
1)        Jenis pekerjaan yang harus dilakukan.
2)        Batasan, uraian tugas, wewenang, hak, dan tanggung jawab.
3)        Hubungan pekerjaan dengan rekan kerja.
4)        Batasan yang jelas antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain.
5)        Terjalingya hubungan yang berkesinambungan dan kedekatan antara
karyawan yang satu dengan yang lain.
Organisasi akan menguntungkan dan menjadi faktor kesuksesan sebuah usaha
apabila:
1)        Ada jalur komunikasi yang jelas antara karyawan dan atasan.
2)        Sistem pertanggungjawabannya jelas.
3)        Deskripsi pekerjaannya (job description) jelas.
4)        Hubungan yang tegas antarkaryawan.
5)        Karyawan mengetahui tugasnya masing-masing.
6)        Ada keteraturan dalam bekerja.

E.   Faktor perencanaan


Bekerja tanpa rencana berani berjalan tanpa tujuan yang jelas. Jadi sudah pasti
rencana adalah faktor penting dalam sebuah usaha. Contohnya:
1)    Perencanaan visi, misi, strategi jangka pendek, dan strategi jangka panjang.
2)    Perencanaan operasional dan program-program pemasaran.
3)    Perencanaan produk.
4)    Perencanaan informasi teknologi.
5)    Perencanaan pendistribusian produk.
6)    Perencanaan jumlah produk yang akan dijual.

F.   Faktor pengelolaan usaha


Semua faktor diatas adalah soft plan successfactors (faktorfaktor keberhasilan
wirausaha), tetapi Anda juga membutuhkan action your plan as well as your dream
(tindak lanjut dari rencana. Anda sebaik mimpi Anda). Itulah pentingnya
pengelolaan usaha, yaitu sebagai berikut.
1)    Menyusun organisasi.
2)    Mengelola sumber daya alam (SDM).
3)    Mengelola aset.
4)    Membuat jadwal usaha dan kegiatan.
5)    Menetapkan jumlah tenaga kerja.
6)    Mengatur distribusi barang.
7)    Mengendalikan persediaan barang.
8)    Mengendalikan mutu produk.
 
Dalam mengelola usaha, ada 3 faktor penting operasional yang dibutuhkan oleh
wirausaha cerdas, yaitu sebagai berikut.
1)    Quality (kualitas): mutu produk, mutu operasional, dan mutu pelayanan harus
baik.
2)    Time (waktu): waktu penyelesaian produk, waktu pekerjaan, waktu perbaikan
juga penting dan menunjang mutu produk
3)    Cost (biaya): mutu yang baik memerlukan biaya, tetapi biaya yang tinggi juga
belum tentu menghasilkan mutu yang baik.

Ketiga faktor operasional tersebut, yaitu quality, cost, dan time (QCT) harus
harmonis, seimbang, sesuai tujuan dan target, serta bersinergi. Tanpa itu maka tidak
akan menghasilkan produk yang baik.

g.    Faktor pemasaran dan penjualan


Pemasaran dan penjualan adalah lokomotif bagi divisi/bagian lainnya seperti
keuangan, personalia, produksi, distribusi, logistik, dan pembelian. Faktor
pemasaran dan penjualan sangat penting bagi kelancaran usaha. Banyak usaha yang
gagal karena hanya mementingkan bagiannya saja dan lupa bahwa pemasarannya
belum berjalan dengan baik.

h.    Faktor administrasi
Tanpa pencatatan, dokumentasi, pengumpulan data dan pengelompokan data
administrasi yang baik, strategi, taktik. perencanaan, pengembangan, program-
program. dan arah perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. karena akan
dilakukan henlasnrkanfeding (perasaan) Anda saja. Ini akan berbahaya dan menjadi
penghalang kesuksesan wirausaha. Dengan demikian. faktor administrasi penting
untuk diperhatikan.

i.          Faktor peraturan pemerintah, politik, ekonomi, sosial, dan hudan (poleksosbud)

Faktor peraturan pemerintah dan poleksosbud besar perkuaruhnya karena


wirausaha juga berhubungan dengan hal-hal berikut ini.
1)    Peraturan pemerintah dan peraturan daerah seperti pajak, retribusi, dan
pendapatan daerah.
2)    Legalitas dan perijinan.
3)    Situasi ekonomi dan politik.
4)    Perkembangan budaya lokal yang harus diikuti.
5)    Lingkungan sosial yang berbeda di setiap daerah.

J.    Catatan bisnis


Banyak usaha yang sulit dan tidak berkembang hanya karena Anda tidak tahu
sudah sejauh mana bisnis Anda berjalan. Catatan usaha atau bisnis akan membuat
Anda tahu sudah sejauh mana Anda menjalankan usaha, sampai dimana, mengapa
sampai di sini, Apa yang menyebabkan Anda mengalami ini. Contoh catatan bisnis,
yaitu sebagai berikut.
1)        Keuangan: neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahan modal.
2)        SDM dan personalia: jenis posisi dan bagian, jumlah karyawan, golongan
profil, dan tingkat produktivitas.
3)        Pemasaran: omzet, kontribusi produk, pasar, area, wilayah, konsumen,
lokasi, pembelian, dan penjualan.
4)        Produksi: stok, jumlah produksi, posisi produksi, dan kualitas.
 
2.         Faktor Kegagalan Wirausaha.
Tidak ada wirausaha yang tidak pernah mengalami kegagalan dan wirausaha yang
sukses selalu bangkit dari setiap kegagalan yang dialaminya. Apabila wirausaha itu
berhenti mencoba lagi makil wirausaha tersebut telah gagal dalam usaha.
Faktor kegagalan wirausaha, yaitu sebagai berikut.
a.        Tidak pernah/jarang membuat perencanaan usaha secara tertulis

Apapun usaha Anda, rencanakan dengan baik. Banyak usaha yang tiba-tiba
tutup dikarenakan tidak mempunyai perencanaan yang jelas. Keuntungan membuat
rencana usaha, antara lain:
1)        Sebuah rencana usaha akan membuat energi Anda terpusat pada satu tekad
untuk mewujudkannya dengan segala upaya”
2)        Dapat mengukur kinerja usaha Anda.
3)        Menjadi pedoman dalam langkah-langkah usaha. ”
4)        Dengan rencana usaha, Anda bisa mencari rekan bisnis dan investor karena
punya perencanaan ke depan.
b.        Usaha yang dijalankan bertentangan dengan pendidikan, latar belakang,
pengalaman, atau kesukaan wirausaha
Usaha itu seperti pasangan jiwa, sehingga bila hati dan diri Anda tidak cocok
dengan jenis usahanya, sudah pasti terjadi penolakan dari dalam hati dan pikiran
Anda.
Semakin cocok diri Anda dengan usaha Anda, maka rasa senang itu akan
muncul dan akan melakukannya dengan senang hati. Kreativitas bisa muncul
dengan sendirinya bila Anda mencintai pekerjaan Anda.

c.         Lokasi yang tidak tepat untuk usaha


Usaha membutuhkan lokasi dengan tingkat lalu lintas (trafic) yang tinggi
sehingga nama usaha Anda cepat dikenal, diketahui pelanggan, dan akan semakin
populer.
Lokasi adalah salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan usaha.
Pemilihan lokasi yang baik adalah sebagai berikut.
1)    Dengan tingkat lalu lintas yang tinggi. Semakin ramai lalu lintasnya, maka
potensi berkembangnya semakin tinggi.
2)    Di tempat kerumunan (crowded place) karena peluang tumbuh akan muncul
disaat keramaian itu ada seperti mall atau pasar.
3)    Memiliki lahan parkir yang luas.
4)    Daerah yang terkenal.
5)    Kecenderungan ramai dan bagus.
6)    Mudah dilihat dan diakses orang.

d.        Tidak memiliki specialist person (karyawan yang ahli)


Setiap usaha itu pasti mengandung unsur specialist person (karyawan yang
memiliki keahlian tertentu) yang menjadi faktor penentu kualitas dan
perkembangan perusahaan.
Contoh :
1)        Restoran                              :           Koki sebagai spesialis
2)        Sekolah                               :           Guru sebagai spesialis
3)        Bimbingan belajar               :           Guru sebagai spesialis
4)        Bengkel                               :           Montir sebagai spesialis
5)        Rumah Sakit                       :           Dokter sebagai spesialis         

e.    Perencanaan usaha tidak berorientasi ke depan


Usaha memerlukan perencanaan usaha yang berorientasi ke depan, baik perencanaan jangka
panjang atau jangka pendek. V153 dan misi ke depan akan menentukan arah gerak pertumbuhan
perusahaan. Itulah pentingnya sebuah tujuan (goal) yang akan membentuk seperti apa usaha
Anda ke depan.

f.     Tidak melakukan riset dan analisa pasar


Setiap usaha membutuhkan riset/penelitian dan analisa pasar. Usaha yang tidak melakukan
riset berarti usaha yang asalasalan atau cenderung nekat sehingga mudah sekali jatuh karena
tidak ada link (hubungan) dengan pasarnya, dan ini tentu sulit berkembang.

g.    Masalah legalitas dan perijinan


Usaha juga memerlukan ijin dan legalitas, baik itu ijin usaha, ijin domisili, SIUP (Surat Ijin
Usaha Perusahaan), atau HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) seperti merek dan nama
perusahaan. Bila tidak ada legalitas dan perijinan, usaha Anda suatu saat dapat disegel dan
dilarang beroperasi, hal ini tentu membahayakan.

h.    Tidak kreatif dan inovatif


Innovative or die (mencari sesuatu yang baru atau usaha Anda akan mati) pasti akan
ditawarkan oleh pasar kepada usaha Anda. Kesulitan, hambatan, cobaan, tantangan dan
kegagalan akan Anda hadapi setiap saat. Jadi, bila Anda ingin tetap bertahan maka Anda harus
kreatif dalam mengatasi masalah yang ada menjadi sebuah manfaat dan harus inovatif agar usaha
Anda memiliki ciri khas, keunikan, nilai tambah, perbedaan (differentiation) yang jelas dari
pesaing dan juga akan membuat bisnis Anda mudah diingat oleh pelanggan. Dengan demikian,
kreativitas dan inovasi merupakan cara jitu untuk keluar dari tekanan persaingan.

i.          Cepat puas diri


Hindari rasa cepat berpuas diri karena menurut kata-kata bijak ”pesaing itu tidak pernah
tidur”.

j.     One man show or the boss (dominan)


Banyak wirausaha yang bermental bossy (seorang bos) yang cenderung one man show (saya
adalah segala-galanya). Dalam proses pengambilan keputusan, tidak ada yang berani
mengganggu gugat. Karyawan harus menuruti perintah, bukan diajak bekerja sama. Tipe ini
biasanya otoriter, merasa tidak pernah salah, dan bila ada masalah biasanya seperti kebingungan
atau panik sehingga dalam mengatasi masalah tidak mencari inti permasalahannya dan mencari
jalan keluarnya. Sehingga banyak karyawan yang demotivasi, semangat kerja keras
menurun,  bekerja hanya jika ada atasan dan santai jika atasan tidak ada, dan bila ada masalah
tidak ada yang bersedia bertanggung jawab. Usaha yang ditangani oleh pemimpin tipe ini akan
mengalami banyak kendala sehingga tingkat kegagalannya cenderung tinggi.

k.    Anggota keluarga ikut masuk ke dalamnya


Perusahaan keluarga memang memiliki kelemahan terutama bila istri/suami masuk kedalam
proses operasional dan ikut dalam pengambilan keputusan. Jadi tampak tidak jelas lagi dan
kegagalan sering menghinggapi usaha yang mempunyai masalah ini.

l.     Kesulitan keuangan
Ini yang sebagian besar menghinggapi dan menjadi faktor kegagalan wirausaha, karena
adanya masalah keuangan berarti energi sebuah bisnis juga bermasalah sehingga berdampak
pada moral karyawan. Contoh masalah keuangan:
1)   Masalah piutang macet yang terlalu besar sehingga aliran kas uang masuk mengalami masalah.
2)      Masalah pendapatan (omzet) yang tidak tumbuh, sedangkan biaya terus bertambah sehingga
menyebabkan masalah pada arus kas (cashflow) perusahaan.
3)        Masalah biaya usaha yang terlalu besar dan tidak efisien.
4)        Pendapatan (omzet) yang menurun drastis.
5)     Terlalu banyak investasi pada gedung, kendaraan, rumah, dan lain-lain yang sulit dijual kembali
bila dibutuhkan.
6)       Masalah korupsi, manipulasi dan sistem pengendalian keuangan yang tidak rapi dan sistematis.
7)        Uang pribadi yang dijadikan satu dengan uang perusahaan.

m.   Terjadi bencana (force majure)


Kegagalan usaha disebabkan karena bencana, baik itu bencana alam seperti gempa bumi
yang dapat merobohkan tempat usaha Anda, banjir, dan tanah longsor, ataupun bencana yang
disebabkan oleh kelalaian manusia seperti kebakaran yang menghanguskan sebuah pabrik mebel.
Menurut Karakaya dan Kobu (I994), identitikasi penyebab kegagalan wirausaha dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
1).   Berkaitan dengan pasar
a)          Waktu peluncuran produk kurang tepat.
b)         Desain produk yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
c)          Tidak mengikuti selera pasar.
d)         Strategi distribusi yang tidak tepat.
e)          Kemasan produk dan kualitasnya tidak sesuai dengan target pasarnya.
2).   Berkaitan dengan aspek keuangan
             a)          Harga terlalu mahal dan tidak terjangkau oleh pasar
             b)         Aliran dana (cash flow) tidak lancar.
             c)          Piutang macet terlalu besar.
 d)     Hutang perusahaan terlalu besar dan tidak bisa mengembalikan kredit atau membayar beban
bunga.
3).   Berkaitan dengan manajemen
a)          Manajemen kualitas yang buruk.
b)         Lemah dalam manajemen.
c)          Konsep tim tidak dibangun dengan baik.
d)         Lemah dalam proses produksi.

E.   MITOS YANG SALAH TENTANG KEWIRAUSAHAAN


Tidak ada hambatan yang bersifat genetik (keturunan) bagi seseorang untuk menjadi
wirausaha. Mc. Clelland (1966) mengatakan bahwa sifat wirausaha bukanlah terbentuk dari
keturunan namun karena lingkungan. Mc. Clelland juga mengatakan terdapat faktor-faktor
khusus dalam pembentukan sifat seorang wirausaha. Faktor tersebut adalah nilai-nilai yang
ditanamkan oleh keluarga kepada anaknya,  yaitu dorongan untuk maju dan berprestasi tanpa ada
tekanan yang dapat membentuk sifat kewirausahaannya. Hal inilah yang menjelaskan bahwa
keluarga memiliki peranan yang sangat besar bagi pembentukan sifat kewirausahaan seseorang.
Banyak pola pikir yang keliru dan telah tertanam puluhan tahun bahkan sudah turun-
temurun hingga menjadi sebuah mitos yang keliru. Mitos inilah yang sering ditanamkan oleh
keluarga, orang tua, dan lingkungan agar menjauhi profesi wirausaha. Mitos yang salah tersebut
itu adalah sebagai berikut.

1.         Menjadi wirausaha yang sukses itu adalah bakat


Pendapat ini ada karena pada zaman dahulu hanya orang yang berani dan tidak takut saja
yang mau menjadi wirausaha. Namun, pendapat tersebut keliru karena menjadi wirausaha yang
sukses itu tergantung pada kemampuan mengatasi dan mengelola risiko. Jadi tidak benar bahwa
menjadi wirausaha itu harus karena bakat. Anda juga bisa, ada dua cara yang bisa dilakukan bila
Anda tidak punya keberanian yang besar untuk memulai menjadi wirausaha, antara lain:
a.    Belajar untuk mengurangi risiko kegagalan, melalui uji coba (trial), dan ikut orang lain yang
telah sukses terlebih dahulu. Setelah Anda berani baru memulai usaha mandiri.
b.    Membentuk the bussiness team skill (tim keterampilan usaha) agar menjadi bagian dari bisnis
yang baru dibentuk. Jadi, bagi Anda yang memiliki rasa takut, bisa menjadi anggota tim, dan
teman tim Anda yang ahli dibidangnya bisa menjadi pimpinan dan motor penggeraknya.

2.    Menjadi Wirausaha itu faktor keturunan


Belum tentu seorang pedagang mempunyai anak yang menjadi pedagang juga,  namun yang
pasti orang tua pedagang tersebut cenderung menginginkan anaknya menjadi pedagang.

3. Menjadi wirausaha membutuhkan modal uang yang banyak


Ini merupakan mitos yang keliru karena modal bisa diperoleh dari mana saja, salah satunya
bekerja sama dengan pemilik modal atau meminjam uang ke bank.

4.    Menjadi wirausaha itu harus punya peluang emas dulu


Padahal peluang itu didapat setelah Anda meneliti, terjun ke lapangan, dan sering mengamati
pasar atau industri terlebih dahulu baru dihubungkan dengan personality (kepribadian) Anda.
Untuk itu, putuskan mencari wirausaha lalu cari dan temukan peluang emasnya.

5. Menjadi wirausaha itu harus nekat


Dikarenakan modal uang dan waktu itu terbatas, jadi kenekatan itu terkadang diperlukan,
tetapi nekat juga perlu alasan yang kuat. Selain Anda punya keberanian, Anda juga harus
membuat dahulu perencanaan, strategi, taktik, percobaan (trial), penelitian (survey), dan konsep
wirausaha.

F.    ALASAN SESEORANG TIDAK BERMINAT MENJADI WIRAUSAHA

Mitos yang keliru sering menjadi penghalang dan menghalangi seseorang untuk mengambil
keputusan menjadi wirausaha. Banyak alasan cenderung dilontarkan hanya karena ingin
menutupi rasa takutnya yang berlebihan. Alasan-alasan ini sering dikeluarkan untuk menghibur
diri agar ia dibenarkan oleh alasan tersebut.

Hampir sebagian besar orang ingin menjadi sukses dikemudian hari. Namun, ketika diminta
memilih, sebagian besar lebih memilih untuk menjadi pekerja yang sukses/top eksekutif
(manajer atau direktur) daripada menjadi wirausaha yang sukses. Namun, untuk menjadi menajer
atau direktur juga tidak hanya berbekal pengetahuan umum saja, tetapi juga memerlukan
keterampilan yang mendukung untuk membuat pengetahuan Anda lebih baik (soft skill). Salah
satu soft skilll (kemampuan mengelola diri) yang dibutuhkan adalah corporate
entrepreneurship (kewirausahaan perusahaan) atau intrapreneurship (kewirausahaan organisasi).

Soft  skill  (kemampuan mengelola diri) merupakan pengetahuan dan keterampilan yang


bukan bersifat menggunakan otot tetapi lebih menitikberatkan pada otak, hati, dan watak, untuk
menunjang pekerjaan, sehingga keempat aspek tersebut, yaitu otot, otak, hati, dan watak
menyatu menjadi sebuah sinergi yang utuh. Contoh Soft  skill  (kemampuan mengelola dini),
antara lain :
1.    Kemampuan berkomunikasi
2.    Emotional Iatelligence (kecerdasan emosional), percaya diri, h sofi skill pengelolaan emosi, dan
bersikap positif.
3.    Kedisiplinan
4.    Keterampilan presentasi depan banyak orang.
5.    Pantang menyerah

Intrapreneurship adalah kewirausahaan yang dibangun dalam diri karyawan suatu


perusahaan untuk menghasilkan, mengembangkan produk, melaksanakan dan menemukan
strategi baru dengan kreativitasnya yang sesuai dengan keinginan pasar sehingga akan
memberikan kontribusi bagi tim, kelompok, departemen, dan perusahaan.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang tidak berminat untuk berwirausaha, yaitu sebagai
berikut :

1.         Tidak tahu bagaimana caranya


Anda harus memelajari dahulu, bisa dari membaca buku, tahu pengetahuannya, tahu trik dan
tipsnya, tahu prosesnya, kemudian belajar strategi kewirausahaan dan akhimya mengenal. Bisa
dengan mencoba dulu, atau ikut teman. Akhirnya Anda mengerti dan termotivasi untuk menjadi
wirausaha. Lihat kembali bagaimara proses dan tahapan untuk menjadi wirausaha yang cerdas
(SMART) di materi sebelumnya

2.         Tidak mempunyai pengalaman


Bagaimana Anda memiliki pengalaman kalau tidak pernah Mencoba untuk masuk dalamnya
dan mengetahui lebih luas lagi. Anda akan mengerti dan akhirmya akan jatuh cinta pada
kewirausahaan jika Anda mengenalnya dengan baik sebagai ilmu untuk mencari nafkah.
Sekarang Anda harus mempunyai ilmu itu.

3.         Tidak punya modal (uang)


Modal untuk menjadi wirausaha tidak hanya berupa uang, ada modal selain uang yang bisa
digunakan sebagai modal awal dalam memulai usaha. Modal tersebut antara lain pengetahuan,
keterampilan, keahlian, latar belakang pendidikan. jaringan pertemanan, infomasi dan peluang.
Alasan perlu modal uang banyak untuk menjadi wirausaha itu tidaklah tepat, karena uang hanya
sebagian kecil dari modal yang Anda perlukan untuk menjadi wirausaha.

4.         Tidak punya keberanian


Ada pendapat, guru atau mentor yang paling baik adalah pengalaman Anda sendiri. Ambil
sisi positif dari setiap pengalaman atau setiap hal yang terjadi dalam hidup Anda. Keberanian itu
tidak akan pernah datang dan muncul tiba-tiba pada diri Anda, tetapi dibentuk, diciptakan dan
dimunculkan secara perlahan-lahan hingga Anda menguasainya sehingga timbul keberanian pada
diri Anda.

5.         Tidak ada yang menuntun


Ketika Anda belajar tentu membutuhkan penuntun (mentor) agar tidak jatuh terlalu dalam.
Dituntun pun tidak selamanya. perlu uji coba dan masa-masa belajar untuk mencoba (incubation
stage). Penuntun dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:
a.        Dari mencoba dahulu (trial and error).
b.   Minta bimbingan dari orang yang telah sukses menjadi wirausaha agar bersedia memberikan
ilmurya atau sebagai mentor (pelatih).
c.       Belajar dari buku, banyak buku-buku yang ditulis oleh orang yang telah sukses menjadi
wirausaha bahkan para pakar wirausaha. Hal ini bisa menjadi sumber (media) lain selain mencari
mentor.

6.         Takut untuk keluar zona nyaman (comfort zone)


Rasa nyaman (comfort zone) membuat Anda terjebak dan tidak mau berubah serta tidak mau
bergerak demi kemajuan diri Anda. Zona nyaman dapat menyebabkan kemunduran dan kerugian
bagi diri Anda serta dijadikan alasan untuk tidak mau menjadi wirausaha. Sebetulnya wirausaha
adalah hal yang menantang. menarik, menggiurkan, yang dapat membuat hidup Anda santai 24
jam karena uang yang akan bekerja untuk Anda.
Menjadi pekerja atau pun wirausaha itu sebenarnya memiliki tujuan yang  sama, yaitu hidup
sukses, kaya, dan makmur.
Perbedaannya ada pada hasrat atas zona nyaman dan keinginan untuk sukses. Pekerja itu
santai, nyaman, dan aman pada masa awal nya saja. Bila Anda tidak ingin kerja keras awal justru
akan membuat tidak nyaman di tengah usia dan di akhir purna bakti kerjanya, bisa saja PHK,
merasa bosan kerja terus, atau warisan habis hingga hidup dimasa tuanya menjadi tidak nyaman
dan justru harus kerja keras lagi untuk anaknya. 
Sedangkan wirausaha itu kerja keras di awal dan setelah sukses maka hidupnya akan terus
nyaman  dengan terus mengelola usaha hingga bisnis menjadi mesin uang . Bahkan ketika Anda
tidur pun bisnis tetap menghasilkan, sehingga di masa tuanya, bisnis bisa diwariskan kepada
anak cucu karena masih tetap menghasilkan.
Dari uraian di atas,jelas sekali banyak alasan dan faktor penghalang untuk menjadi
wirausaha yang sukses. Faktor-faktor penghalang itu, antara lain:
1.    Rasa takut yang berlebihan, di mana rasa takut Anda telah menghilangkan kemampuan Anda
yang hebat.
 2.   Tidak ada rasa percaya diri dan keyakinan diri bahwa kelak Anda bisa sukses
3.    Bingung
4.    Malas.
5.    Mencari-cari alasan yang tidak tepat untuk menghindari profesi wirausaha.
6.    Suka menunggu dan menunda.

G.   TINGKAT KEMAMPUAN WIRAUSAHA

Kemampuan wirausaha dapat dibagi berdasarkan tingkatan dalam seberapa besar ia mampu
mengatasi rasa takut akan kegagalan atau kesulitan yang dihadapi. Tingkatan kemampuan
wirausaha dibagi menjadi lima tingkat, yaitu sebagai berikut.
1.         Tingkat kemampuan dalam menghadapi rasa takut: kecil sekali
Pada tingkat ini seseorang cenderung menghindari risiko ( avoid a risk )  , sering disebut risk
avoider or averter (penghindar risiko).
Ciri-ciri risk avoider or averter (penghindar risiko):
a.         Senang mempertahankan rasa nyamannya (comfort zone)
Selalu ingin menikmati keadaan saat ini yang menghanyutkan diri. Biasanya orang seperti
ini senang dengan kedamaian dan kenyaman sesaat, menghibur diri sendiri dan senang mencari
alasan apapun untuk di lontarkan agar bisa terhndar dari kerja keras.
b.        Selalu melihat kesulitan di depan mata bukan kemampuannya.
c.         Merupakan orang yang pesimis, bukan optimis
d.        Melihat dengan rasa takut akan resiko ( risk phobia).
e.         Pemalas dan enggan bekerja keras.
f.         Banyak alasan untuk menghindari kerja keras.
g.        Berusaha menutupi rasa takutnya.
h.        Senang menganggur, tidak ada kerjaan yang berat.
i.          Senang bekerja dengan hasil yang instan.
j.      Tidak mau menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk meraih hasil yang lebih baik.

Semua hal di atas disebut mental block bagi kesuksesan Anda. Pada tingkat ini tidak ada
jiwa kewirausahaan (zero entrepreneurial skill) sehingga tidak pernah sukses. Kondisi yang
sering terjadi adalah tidak mempunyai pekerjaan tetap (unemployement atau job less ). Hindari
berada pada level ini, karena sudah pasti Anda tidak akan sukses.

2.         Tingkat kemampuan dalam menghadapi rasa takut: sedang


Pada tingkat ini seseorang selalu menggunakan pengetahuannya untuk bekerja lebih baik
lagi. Tingkat ini disebut comfort risk calculation taker (orang yang selalu menghitung risiko yang
ditanggung harus lebih kecil dari keuntungan yang diperoleh), sehingga orang yang berada pada
tingkatan ini berorientasi hanya mencari pekerjaan yang nyaman, aman dari PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja) atau yang biasa-biasa saja.
Ciri-cirinya comfort risk calculation taker (orang yang selalu menghitung risiko yang
ditanggung harus lebih kecil dari keuntungan yang ia peroleh), antara lain:
a.         Senang bekerja tetapi yang nyaman dan aman.
b.        Mengedepankan keuntungan daripada kerugian.
c.     Tidak berpandangan jauh dan melihat masa lalu (past oriented) sebagai acuan untuk berpikir saat
ini.
d.        Berpikir selalu realistis (kenyataan).
e.         Berpikir lebih aman bekerja daripada berwirausaha.
f.    Mencari kerja sebagai pegawai yang ada tunjangan pensiunnya, walaupun di masa mendatang
nilainya sudah tidak berarti lagi untuk kehidupannya.
g.    Berpikir cukup (menerima apa adanya) tetapi tidak ada kemampuan berpikir untuk mencari
sesuatu yang lebih baik.

Untuk level kewirausahaan ini disebut level intrapreneurship atau employee entrepreneurial


skill. Tingkatan ini bisa sukses menjadi top eksekutif apabila menghilangkan hambatan-
hambatan pikiran dan mental (mental block) yang ingin santai, nyaman, tidak ada semangat, dan
pikiran negatif lainnya. Dapat sukses bila lebih giat dari meningkatkan kemampuan
kewirausahaannya dengan cara belajar untuk meningkatkan kemampuannya.

3.         Tingkat kemampuan dalam menghadapi rasa takut: tinggi


Pada tingkat ini seseorang berani menanggung atau mengatasi risiko kegagalan dan berani
menghadapi rasa takutnya karena ia merasa mampu, mempunyai pengetahuan, dan pengalaman
kerjanya sesuai dengan apa yang ia kerjakan dalam bisnisnya. Tingkatan ini disebut risk
calculation taker atau berani mengambil risiko usaha dengan perhitungan risiko yang paling
optimal.
Ciri-ciri risk calculation taker (berani mengambil risiko usaha), antara lain:
a.      Berani mengambil keputusan untuk berwirausaha bila ia mampu melakukannya karena
berdasarkan keahlian, pengalaman, dan pengetahuan (latar belakang pendidikan).
b.        Selalu bekerja secara individu dalam mengelola usahanya dan mengambil keputusan.
c.         Bisnis dan usahanya tidak atau belum dikelola dalam organisasi yang baik.
d.        Usahanya sangat dipengaruhi oleh waktunya sendiri.
e.         Punya pandangan jauh ke depan
f.         Bosan bekerja terus-menerus.
g.        Ingin menjadi bos bagi dirinya sendiri.
h.        Berpikir realistis.
Untuk itu, tingkatan kewirausahaan ini sering disebut wirausaha mandiri (individual
entrepreneur) atau sering disebut sebagai self bussinessman. Tingkatan ini bisa sukses secara
mandiri tetapi ada kelemahannya, yaitu sebagai berikut.
a.    Bisnis atau usahanya sangat tergantung pada popularitas dirinya atau image dirinya sendiri.
b.        Usia usahanya biasanya tergantung usia pemiliknya, yaitu sang wirausaha itu sendiri.
c.    Membutuhkan bussiness team skill (tim keterampilan usaha) untuk lebih sukses dan besar.
Misalnya: leader (pemimpin bisnis), financial and quality control ( pengawas keuangan dan
kualitas ), marketer (pemasar atau penjual), dan organisator (manajer).
d.    Biasanya menjadi spesialis dalam bisnis tersebut. Contoh: dokter yang membuka praktek, lulusan
tata boga membuka restoran, dan lulusan STM mesin membuka bengkel.

Hampir sebagian besar orang yang sukses menjadi pengusaha besar berawal dari tingkatan
ini. Para lulusan SMA/SMK lebih memiliki peluang untuk memulai dari tingkatan ini dan
ternyata bisa lebih cepat sukses. Contoh: pendiri Microsoft, yaitu Bill Gates memulai dari
keahlian dari membuat perangkat lunak/software; pendiri DELL Computer, yaitu Michael Dell
yang mengawali sebagai tenaga penjual computer; dan pendiri google. yaitu Sergey Brin dan
Larry Page yang diawali dari penelitian dan riset.

4.         Tingkat kemampuan dalam menghadapi rasa takut: kompleks


Pada tingkat ini kemampuan memperhitungkan. mengendalikan, mengatasi. dan
menanggung risiko kegagalan usahanya lebih besar dibanding dengan ketiga tingkatan di atas. ia
berani mengalahkan dan mengatasi rasa takutnya bukan hanya karena pengetahuan,
keterampilan. dan pengalamannya saja, tetapi lebih kompleks dari itu. Biasanya jenis usaha yang
diambil dan dimulainya lebih berskala industri atau tidak mengarah ke individual
entrepreneur (bisnis yang dikelola secara individu). Tingkatan ini disebut manajer risiko bagi
dirinya (risk manager).
Ciri-ciri risk manager (manajer risiko), yaitu sebagai berikut.
a.        Mengambil keputusan dari berbagai sisi, risiko. informasi, dan kondisi untuk suatu nilai
(value) yang lebih optimal dan tepat.
b.    Ada unsur visioner (wawasan ke depan), yang sering terlihat dari keputusan yang ia ambil,
sehingga cenderung berkesan itu keputusan nekat (sebenarnya tidak).
c.         Punya mimpi dan orientasi bisnis berskala besar atau skala industri (well organized).
d.    Naluri (Instinct) bisnisnya kuat dan didukung oleh kekuatan intuisi yang diambil berdasarkan
pengalaman yang ia miliki, informasi, kejadian sebelumnya, pengetahuan yang ia punyai,
visualisasi dan imajinasinya yang begitu kuat.
e.         Kesempurnaan adalah target utamanya.
f.         Tidak suka menyerah dan cepat berpuas diri.
g.        Punya keyakinan kuat terhadap apa yang ia pikirkan.
h.    Seorang pemimpin (leader) yang kuat dan merupakan (pimpinan yang cenderung menggunakan
perencanaan yang kuat atau well plan.
i.          Kreativitas dan inovasi tinggi.
j.          Keteguhan hati yang kuat.
k.        Seorang pimpinan yang disegani.
l.          Seorang analisator (kuat dalam analisa dan strategi) yang baik.

5.         Tingkat kemampuan dalam menghadapi rasa takut: sangat tinggi


Pada tingkat ini kemampuan seseorang dalam hal mengatasi rasa takut akan kegagalan
cukup besar sehingga cenderung mengambil keputusan menggunakan intuisinya yang kuat
sekali, bahkan bisa cenderung sedikit mengadu keberuntungan. Tingkatan ini di sebut risk
taker atau pengambil risiko. Tingkatan ini bisa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sebagai
berikut.
a.        Tingkat risk taker (pengambil risiko) yang lebih realistis dan analitis.
Tingkat ini sering disebut juga  “ investor “ atau penanam modal yang memang menjadi
wirausaha dengan tujuan untuk memiliki saham ( kepemilikan perusahaan) atau sebuah
perusahaan dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan keuntungan baik berupa dividen
( pembagian laba kepada pemegang saham sesuai proporsinya ) atau kenaikan nilai saham
apabila saham tersebut dijual kembali pada orang lain.
b.        Tingkat risk taker ( pengambilan risiko) yang bersifat intuisi dan menggunakan perasaannya
( feeling ) semata.
Tingkat ini tidak bersifat bisnis, tetapi lebih mengarah pada hobi saja.

Anda mungkin juga menyukai