Anda di halaman 1dari 37

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti mencantumkan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi

untuk melakukan penelitian sebagai berikut :

1. M. Kholilurrohman (2016) dengan penelitian yang berjudul “Efektifitas

Tagline Aqua Dan Pengaruhnya Pada Brand Awareness Dan Keputusan

Pembelian Aqua Di Kota Mlang”. Metode pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan karakteristik

responden dari kalangan muda yang mengetahui iklan tagline Aqua

“#AdaAqua”. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala likert dan

metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Hasil
penelitian
menunjukan bahwa tagline Aqua “#AdaAqua” 92% efektif.

Kemudian secara hipotesis simutan, efektifitas tagline berpengaruh

signifikan terhadap brand awareness sebesar 41,9%. Sedangkan brand

awareness secara hipotesis simultan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian sebesar 46,6%.

Adapun model penelitian M Kholilurohman :

Tagline (X) Brand awareness Keputusan


(Y1) pembelian (Y2)
Gambar 2.1 : model penelitian M Kholilurohman
Sumber : Jurnal M Kholilurrohman 2016

2. Chindy Fairuz Talitha Harahap (2016) melakuakan penelitian menganai

“Pengaruh Kualitas Pesasn Iklan, Selebriti Pendukung, Dan Penggunaan

Tagline Iklan Di Televisi Terhadap Pembentukan Brand Awareness

Produk Le Minerale”. Tujuan penelitian ini adalan untuk mengetahui

pengaruh kualitas pesan iklan, selebriti pendukung dan tagline terhadap

brand awareness produk le minerale. Pada hasil penelitian ini menunjukan

bahwa pengaruh kualitas pesan iklan, selebriti pendukung dan tagline

berpengaruh secara serempak terhadap brand awareness produk le

minerale. Uji parsal menunjukkan bahwa kualitas pesan iklan, selebriti

pendukung, dan tagline masing-masing berpengaruh positif dan signifikan

terhadap brnad awareness produk le minerale.

Adapun model konsep penelitian Chindy Fairuz Talitha Harahap :

Pesan iklan
(X1)

Selebriti Brand
pendukung (X2) awareness (Y)
Gambar 2.2 : model penelitian Chindy Fairuz Talitha Harahap
Sumber : Jurnal chindy fairuz talitha harahap 2016

3. Umi Urtati (2015) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Iklan

Televisi dan Selebriti Pndukung Terhadap Kesadaran Merek Wardah Pada

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”

tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan

selebrtiti pendukung terhadap kesadaran merek wardah. Dari hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel iklan televisi dan selebriti

pendukung mempunyai pengaruh hubungan positif terhadap kesadaran

merek produk Wardah.

Adapun model penelitian Umi Hartati :


Iklan (X1)

Brand
awareness (Y)
Selebriti
Pendukung (X2)

Gambar 2.3 : model penelitian Umi Hartati


Sumber : jurnal Umi Hartati 2015

4. Puput Oktaviani dan Rahayu Lestari (2017) melakukan penelitian

mengenai “pengaruh celebrity endorser, tagline dan citra merek terhadap

kesadaran merek konsumen facial foam pond’s Di SMK AL-MAKMUR

DI CIGANJUR JAKARTA SELATAN”. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh celebrity endorser, tagline dan citra merek terhadap

kesadaran merek konsumen facial foam pond’s di SMK AL-MAKMUR

CIGANJUR JAKRATA SELATAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat

dsimpulkan bahwa celebrity endorser, tagline dan citra merek secara

parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran

merek konsumen facial foam pond’s di SMK AL-MAKMUR DI

CIGANJUR JAKARTA SELATAN.


Adapun model penelitian Puput Oktavini dan Rahayu Lestari :

Selebrity endorse (X1)


Brand
Tagline (X2) awareness
(Y)
Citra Merek (X3)
Gambar 2.4 : model penelitian Puput Oktavini dan Rahayu Lestari
Sumber : jurnal puput oktavini dan rahayu lestari 2017

5. M. Chaidir, Cathas Prakoso, Kheyene Molekandella Boer (2018)

melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Tagline Iklan Yamaha

“SEMAKIN DI DEPAN” Terhadap Kesadaran Merek Pada Masyarakat

Kecamatan Samarinda Ulu Di Kota Samarinda”. Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh tagline iklan yamaha “ SEMAKIN DI

DEPAN” terhadap kesadaran merek. Hasil penelitian ini menyimpulkan

bahwa Terdapat pengaruh antara Tagline Iklan Yamaha “Semakin Di

Depan” terhadap kesadaran merek masyarakat kecamatan Samarinda Ulu

kota samarinda. Setelah dilakukan uji hipotesis atau uji F maka dapat

disimpulkan bahwa Tagline Iklan memiliki pengaruh dengan kesadaran

merek masyarakat kecamatan Samarinda Ulu kota Samarinda sebesar

52,6% dan sisanya 47,4% dipengaruhi oleh factor lain diluar variable yang

tidak di teliti oleh peneliti. Hal ini membuktikan bahwa Tagline Iklan

Yamaha “Semakin Di Depan” memiliki pengaruh yang cukup kuat.

Adapun model penelitian M Chaidir :

Tagline (X) Brand


awareness (Y)
Gambar 2.5 : model penelitian M Chaidir
Sumber : Jurnal M chaidir2018

6. Sufiana dan Sasmita (2016) melakukan penelitian tetang “Jingle Iklan

Televisi Terhadap Brand Awareness Produk Mizone”. Dalam penelitian

ini akan lebih difokuskan pada jingle yang tidak menyebutkan nama

brand. Pendekatan teori yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif

dimana penelitian akan melakukan pengumpulan data dalam bentuk

kuesionerkepada sejumlah responden, penelitian ini bertujuan untuk

mengukur seberapa besar pengaruh jingle iklan televisi terhadap brand

awareness konsumen bila tidak disebutkan nama produk dan tagline, serta

tidak ada bantuan visualisasi dari bentuk fisik dari produk tersebut. Hasil

dari penelitian ini yaitu cocok. Dibuktikan dengan tingginy presentase

masyarakat usia 18-25 tahun di surabaya untuk mengingat dan menjawab

secara kognitif produk dari jingle iklan yang di perdengarkan.

Adapun model penelitian Sufiana dan Sasmita :

Jingle Iklan Brand


(X) Awareness (Y)

Gambar 2.6 : model penelitian Sufiana dan Sasmita


Sumber : Jurnal sufiana dan sasmita 2016

7. Aditya Helmi Elyardi (2014) melakukan penelitian tentang “ Analisis

Pengaruh Daya Tarik Iklan dan Promosi Penjualan Terhadap Kesadaran

Merek dan Dampaknya Terhadap Ekuitas Merek Mie Sedaap Di Kota


Semarang” penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana merek

(brand) ‘mie sedaap’ dapat bersaiang dengan indomie sebagai kompetitor

dengan melihat kesadaran masyarakat akan ‘mie sedaap’ yagn dipengaruhi

oleh variabel daya tarik iklan dan variabel promosi penjualan. Penelitian

ini menggunakan metode kuantitatif. Data dikumpulkan dengan teknik

kuesioner. Hasil temuan menunjukan bahwa daya tarik iklan dan promosi

penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadapa kesadaran merek,

dimana kesadaran merem tersebut berdampak positif dan signifikan pada

ekuitas merek.

Adapun model penelitian Aditya Helmi Elyardi :

Iklan (X1)
Brand
awareness Ekuitas
(Y1) Merek (Y2)
Promosi (X2)

Gambar 2.7 : model penelitian Aditya Helmi Elyardi


Sumber : Jurnal Aditya Helmi Elyardi 2014

8. Baskorohito Abiromo (2014) melakukan penelitian tentang “Pengaruh

Tagline dan Brand Ambassadro Terhadap Brand Awareness Produk Kartu

Perdana Simpati (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta)”. Penelitian ini untuk mengetahui

pengaruh tagline dan brand ambassador terhadap brand awareness

produk perdana simpati versi agnes monica. Instrumen penelitian ini

menunjukan bahwa tagline berpengaruh positif terhadap brand awareness


ditunjukan dengan koefisien regresi bernilai positif sebesar 0.251 dengan

sig sebesar 0.000 < 0.005. tagline dan brand ambassador berpengaruh

terhadap brand awareness berpengaruh positif, diperoleh nilai 6.291

dengan sig sebesar 0.000 <0.005. besar pengaruh tagline dan brand

ambassador terhadap brand awareness sebesar 23.8% dan sisanya sebesar

76.2% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel penelitian ini.

Adapun model penelitian Abiromo :

Tagline (X1)

Iklan (X1)
Brand
ammbasador
(X2)

Gambar 2.8 : model penelitian Abiromo


Sumber : Jurnal Baskoro Abiromo 2014

9. Fortuna Zain Hamid dan Tuti Hartati (2014) melakukan penelitian tentang

“Pengaruh Penggunaan Celebrity Endorser dan Jingle Dalam Iklan

Televisi Mentari (INDOSAT) Terhadap Brand Awareness Pada Karyawan

Dilingkungan Beji Depok”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

menjelaskan hubungan tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode sample random sampling dengan

jumlah sample 100 orang. Yang terdiri dari karyawan di lingkungan

kelurahan beji depok. Dari hasil kesimpulan penelitian disimpulkan bahwa


ada pengaruh yang positif dan signifikan anatara celebrity endorser dan

jingle pada iklan televisi mentari (indosat) terhadap brand awareness.

Celebrity
endorse (X1)
Brand
Awareness
Jingle Iklan (Y)
(X2)

Adapun model penelitian Fortuna Zain Hamid :

Gambar 2.9 : model penelitian Fortuna Zain Hamid


Sumber Jurnal Fortuna Zain Hamid 2014
10. Muhammad Rizky Nugroho (2018) melakukan penelitian tentang

“efektifitas tagline #Dijamin Ori terhadap brand awareness E-commerce

JD.ID”. penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efketifitas tagline

#Dijamin Ori terhadap brand awareness E-commerce JD.ID. dalam

menguji penelitian ini kuesioner digunakan dengan 10 item pertanyaan

dibagikan kepada 100 responden. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah orang-orang uang memiliki dan melihat tagline

#Dijamin Ori. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive

sampling dengan analisis regresi. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui

bahwa tagline memiliki pengaruh yang sangat signifikan dan efek ke arah

positif.

Adapun model penelitian Rizky Nugroho :

Tagline (X) Brand


Awareness (Y)

Gambar 2.10 : model penelitian Rizky Nugroho


Sumber : Jurnal RizkyNugroho 2018
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian terdahulu
No Nama Penulis Judul Analisis Hasil
1 M Efektifitas Tagline Aqua dan Menggunakan Tagline aqua 92% efektif. Hipotesisi simultan dan
Kholilurrohman pengaruhnya pada Brand purposive sampling tagline berpengeruh signifikan terhadap brand
Awareness dan keputusan dengan skala likert dan awareness sebesar 41.9%. sedangkan brand
pembelian Aqua di Kota Malang menggunakan analisis awareness secara simultan berpengaruh positif
path terhadap keputusan pembelian sebesar 46,6%.
2 Chindy Fairuz Pengaruh Kualitas Pesasn Iklan, Menggunakan analisi Kualitas pesan iklan ,selebriti pendukung dan tagline
Talita Harahap Selebriti Pendukung, Dan regresi dan uji parsal, iklan televisi berpengaruh secara serempak terhadap
Penggunaan Tagline Iklan Di uji koefisien brand awareness, masing-masing berpengaruh positif
Televisi Terhadap Pembentukan determinan terhadap brand awareness.
Brand Awareness Produk Le
Minerale
3 Umi Hartati Pengaruh iklan televisi dan selebriti Menggunakan analisis Dari hasil penelitian menunjukan bahwa iklan televisi
pendukung terhadap kesadaran regresi linier berganda dan selebriti pendukung berpengaruh positif terhadap
merek wardah pada mahasiswa kesadaran merek konsumen wardah.
fakultas ekonomi dan bisnis
universitas sumatera utara.
4 Puput Oktaviani Pengaruh celebrity endorser, Analisis regresi linier Secara parsial celebrity endorser, tagline dan citra
dan Rahayu tagline, dan citra merek terhadap berganda merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Lestari kesadaran merek konsumen facial kesadaran merek facial foam pond’s.
foam pond’s di SMK AL
MAKMUR
5 M. Chaidir, Pengaruh tagline iklan yamaha Analisis regeresi linier Dari hasil penelitian 52,6% dari hasil uji hipotesis
Chatas Prakoso “SEMAKIN DI DEPAN” terhadap berganda menunjukan bahwa tagline berpengaruh sangat kuat
dan Kheyene kesadaran merek pada masyarakat terhadap kesadaran merek yamaha “SEMAKIN DI
Molekandella kecamatan samarinda ulu kota DEPAN”.
Boer samarinda
6 Sufiana dan Jingle Iklan Televisi Terhadap Analisis regresi linier Hasil penelitian menunjukan bahwa jingle iklan
Sasmita Brand Awareness Produk Mizone berganda televisi berpengaruh positif dan signifikan trhadap
brand awareness produk mizone.
7 Aditya Helmi Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan Menggunakan analisis Menunjukan bahwa daya tarik iklan dan promosi
Elyardi dan Promosi Penjualan Terhadap regresi linier berganda penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kesadaran Merek dan Dampaknya kesadaran merek, dan kesadaran merek berpengaruh
Terhadap Ekuitas Merek Mie positif dan signifikan terhadap ekuitas merek mie
Sedaap Di Kota Semarang sedaap di kota semarang.
8 Baskorohito Pengaruh Tagline dan Brand Analisis regresi penelitian ini menunjukan bahwa tagline berpengaruh
Abiromo Ambassadro Terhadap Brand dengan purposive positif terhadap brand awareness
Awareness Produk Kartu Perdana sampling
Simpati (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta
9 Fortuna Zain Pengaruh Penggunaan Celebrity Analisis regresi linier penelitian disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
Hamid dan Tuti Endorser dan Jingle Dalam Iklan berganda, rumus alpha positif dan signifikan anatara celebrity endorser dan
Hartati Televisi Mentari (INDOSAT) combac dan random jingle pada iklan televisi mentari (indosat) terhadap
Terhadap Brand Awareness Pada sampling brand awareness
Karyawan Dilingkungan Beji
Depok
10 Muhammad Efektifitas Tagline #Dijamin Ori Menggunakan analisis Hasil dari penelitian ini yaitu tagline #Dijamin Ori
Rizky Nugroho terhadap Brand Awareness E- regresi dengan metode memiliki pengaruh yang sangat signifikan dan efek
commerce JD.ID purposive sampling dengan arah yang positif.
2.2 Kajian Teoritik

2.2.1 Komunikasi Pemasaran

Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan

manusia. Dengan adanya perkembangan zaman, kebutuhan berkembang menjadi

suatu keinginan mengkonsumsi suatu produk dengan ciri khas tertentu.

Munculnya keinginan akan permintaan spesifik terhadap suautu jenis produk.

Komunikasi pemasaran melalui kegiatan promosi periklanan merupakan salah

satu strategi dalam memperkenalkan atau menjelaskan suatu produk yang

dipasarkan. Komunikasi pemasaran adalah proses yang membentuk hubungan

antara komunikasi individu atau grup dalam menyampaikna dalam jenis-jenis

produk, baik barang atau jasa (Yuniarti 2015:183)

Menurut Prisgunanto (2006:23) dalam Yuniarti (2015:184) lingkup

komunikasi pemasaran terdiri dari dua bagian besar, yakni komunikasi pemasaran

internal dan eksternal. Komunikasi internal lebih memiliki kekuatan dan

berhubungan dengan komunikasi organisasi kedalam perusahaan. Setiap orang

dalam perusahaan adalah pelaku pemasaran (marketer) yang membawa simbol-

simbol komunikasi pemasaran perusahaan secara tidak langsung.

Dalam komunikasi pemasaran eksternal, pesan akan membuat gambaran

bisnis pemasarna yang ada. Tujuan utama komunikasi pemasaran adalah

menciptakan citra atau image perusahaan yang ada. Menurut Kotler dan Keller

(2016:580) Komunikasi pemasaran merupakan sarana atau cara perusahaan untuk

membujuk, mengingatkan dan mempengaruhi konsumennya baik secara langsung

atau tidak langsung mengenai produk atau jasa yang di atawarkan. Menurut Kotler

dan Keller (2016:580) ada delapan macam bauran komunikasi pemasaran, yaitu
iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan

publisitas, pemasaran langsung dan pemasaran interaktif, pemasran dari mulut ke

mulut, dan penjualan personal. Pada dasarnya komunikasi pemasaran berfungsi

untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang suatu barang atau jasa

dari suatu perusahaan. Melalui berbagai macam bauran komunikasi pemasaran

diharapkan memberikan citra yang berbeda-beda sesuai dengan kemapuan dan

keinginan konsumen dalam menerima informasi.

Dalam implementasi dan penerapan strategi komunikasi pemasaran, satu

hal yang harus diingat adalah pelakuharus slalu memonitoring efek-efek dari

komunikasi pemasaran. Ada dua hal yang harus diketahui pelaku pemasaran

(marketer) dalam melihat efek komunikasi pemasaran dari sisi efektifitasnya

Prisgunanto (2006:23) dalam Yuniarti (2015:184) :

1. Tingkat efektifitas komunikasi pemasaran harus dipahami pelaku pasar

hanya mampu meningkatkan efek-efek minimal attention (mengetahui dan

mengenal) khalayak. Dalam hal ini komunikasi pemasaran seharusnya

dapat digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide perusahaan kepada

pelanggan (tentu saja komunikasi pelanggan tidak harus menghasilkan

atau berorientasi pada sisi penjualan produk saja).

2. Tingkat aktualisai komunikasi pemasaran seharusnya mampu

menstimulasi penjualan. Tidak hanya tindakan penjualan, tetapi sikap yang

memperngaruhi sikap pelanggan. Maksudnya, efek komunikasi pemasaran

dapat menstimuli loyalitas pelanggan terhadap produk, bukan sikap beli

sesaat.
Komunikasi yang digunakan dalam proses pemasaran sangat menentukan

keberhasilan pemasaran tersebut. Hal ini disebabkan komunikasi berguna untuk :

1. Menginformasikan yaitu dalam tahap ini komunikator memperkenalkan

dan memberikan pemahaman mengenai produk yang akan dijual kepada

konsumen.

2. Mempengaruhi dna membujuk yaitu menumbuhkan persepsi konsumen

terhadap produk yang akan dijual. Sekaligus membujuk konsumen untuk

membeli produk. Dalam hal ini dapat dilakukan tahap penanaman citra

produk dan perusahaan dibenak konsumen. (Yuniarti 2015:185).

Tabel 2.2
Ringkasan pengertian Komunikasi Pemasaran
Penulis Tahun Penjelasan
Yuniarti 2015 Komunikasi pemasaran merupakan salah satu
strategi memperkenalkan atau menjelaskan
suatu produk yang dipasarkan
Prisgunanto 2015 Komunikasi internal dan eksternal dimana
internal setiap orang dalam perusahaan adalah
pelaku pemasaran kemudian eksternal adalah
membuat gambaran bisnis pemasaran yang ada
Kotler dan Keller 2016 Komunikasi pemasaran merupakan sarana atau
cara perusahaan untuk membujuk,
mengingatkan dan mempengaruhi
konsumennya baik secara langsung atau tidak
langsung mengenai produk maupun jasa yang
ditawarkan.
Sofianto 2019 Suatu kegiatan pemasaran dimana kegiatan
pemasaran tersebut merupakan cara untuk
menyampaikan atau menjelaskan sutau produk
yang dihasilkan terhadap konsumen
2.2.2 Iklan

Membahas tentang periklanan tentunya berkaitan dengan produk dan jasa

yang diiklankan. Tanpa adanya produk dan jasa, iklan tidak dapat berfungsi.

Hadirnya sebuah produk karena perusahaan menghasilkan sesuatu yang berguna

bagi masyarakat dan menginginkan masyarakat sadar dan tahu akan keberadaan

produk tersebut. Dari situlah periklanan hadir untuk menyampaikan informasi

mengenai produk atau jasa.

Dalam tata karma dan tata cara periklanan di indonesia dinyatakan iklan

adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disamapaikan lewat suatu

media yang dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta ditujukan kepada

sebagian atau seluruh masyarakat. Para pemrakarsa periklanan indonesia juga

menyatakan, bahwa periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi

penyiapan, perencaan, pelaksanaan, pengawasan penyampaian iklan.

Pengertian iklan secara umum menjelaskan bahwa iklan merupakan

bentuk penyampaian pesan sebagaimana kegiatan komunikasi yang mempunyai

kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual

barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu

(Widyatama 2011:28)

Belch dan Belch dalam Morissan (2010:17) mendefinisikan iklan sebagai

“any paid form of nonpersonal communication about an organization, produk,

service, or ide by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal

mengenai suatu oraganisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh suatu

sponsor yang di ketahui). Maksud ‘dibayar’ dalam definisi tersebut menunjukan


bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli.

Sedangkan maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media

massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada

sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan (Morissan 2010:17-18).

Menurut Moriarty et al (2011:6) periklanan adalah jenis komunikasi

pemasaran yang mengacu kepada semua bentuk teknik komunikasi yagn

digunakan pemasar untuk menjangkau konsumennya dan menyampaikan

pesannya. Sedangkan periklanan modern menurut Moriarty (2011:9) adalah

bentuk omunikasi berbayar yang menggunakan media massa dan media interaktif

untuk menjangkau audiens yang luas dalam rangka menghubungkan sponsor yang

jelas dengan pembeli (audiens sasaran) dan memberikan informasi tentang produk

(barang, jasa, atau gagasan).

Pengertian secara mendalam mengenai definisi iklan adalah sebuah dunia

magis yang dapat mengubah komoditas ke dalam gemerlapan yang memikat dan

mempesona menjadi sebuah sistem yang keluar dari imajinasi dan muncul

kedalam dunia yang nyata melalui media (Bungin 2011:107). Disisi lain iklan

adalah sebuah media untuk menjual barang atau jasa bukan menghibur dengan

alasan bahwa iklan hanya melaporkan suatu barang dan jasa tidak ada

hubungannya antara rasa suka kepada iklan-iklan yang ditayangkan (Bungin

2011:121).

Kekuatan utama dari iklan terletak pada fakta bahwa iklan dibayar untuk

publisitas artinya kita dapat memilih media yang tepat untuk mencapai audience

sasaran, melaksanakan kampanye dan menyampaikan pesan secara tepat

mengenai apa yang kita inginkan. Karena iklan merupakan komponen utama yang
digunakan dalam teknik marketing produsen dalam publikasi pemasaran

produknya. Iklan dirancang untuk menarik perhatian public dengan tujuan agar

merek melakukan sesuatu yang ditawarkan melalui berbagai media (Irma

Hardiman, 2006:52).

Strstegi kreatif merpakan kombinasi anatara proses logika dan seni.

Strategi harus secara kreatif dengan menggali segala sesuatu dibalik fakta dan

penyusunannya kearah gagasan kreatif yang mampu menciptakan penjualan

(Kertamukti 2015:7). Iklan kreatif adalah seni dalam dimensi kreatifnya sekaligus

sains dalam dimensi strategisnya. Iklan yang efektif tidak hanya harus fokus pada

media dan pesan tetapi juga produk dari logika dak kreatifitasnya. Iklan

menerjemahkan logika perencanaan keputusan dalam ide kreatif yang orisinil, dan

selalu dikenang. Perencanaan kreatif periklanan adalah proses membuat strategi

mencapai tujuan melalui iklan yang dibuat. Tujuan pokok perencanaan kreatif

periklanan adalah agar dapat membentuk iklan yang lebih kreatif sehingga

berhasil meraih tujuan yang diharapakan secara meksimal (Moriarty 2011:430).


Tabel 2.3
Ringkasan Pengertian Iklan
Penulis Tahun Pengertian
Widyatama 2011 Bentuk penyampaian pesan sebagaimana kegiatan
komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat
penting sebagai alat pemasaran yang membantu
menjual barang, memberikan layanan serta gagasan
atau ide-ide melalui saluran tertentu
Belch dan 2010 Setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu
Belch organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh
suatu sponsor yang diketahui.
Moriarty 2011 Jenis komunikasi pemasaran yang mengacu kepada
semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan
pemasar untuk menjangkau konsumennya dan
menyampaikan pesannya
Sofianto 2019 Suatu tata cara penyampaian atau pengenalan dimana
produsen, pemasar atau pihak pemerintahan
memperkenalkan dan atau menyampaikan barang, jasa
atau suatu layanan himbauan dan anjuran kepada
masyarakat dengan menggunakan media massa baik
media elektronik maupun media cetak.

Russel menyatakan dalam Suyanto (2015:60) adanya unsur-unsur yang

diperlukan iklan televisi agar memiliki daya tarik yang kuat yaitu :

1. Musik atau Jingle

Jingle adalah musik yang terdapat dalam iklan, bisa berupa lagu

atau musik ilustrasi sebagai background.

2. Storyboard

Storyboard adalah visusalisasi untuk iklan televisi yang merupakan

rangkian gambar yang menampilkan alur cerita.

3. Copy atau Script


Script adalah susunan kalimat yang membentuk headline atau

pesan utama dalam sebuah iklan.

4. Endorser

Endorser adalah pengguanaan tokoh pendukung yang dapat

digunakan sebagai pemeran iklan yang bertujuan untuk

memperkuat pesan ,iklan yang disampaikan.

5. Tagline

Tagline atau slogan atau abrisan penutup, (the pay of line) bisa

ditampilkan dalam bentuk suara (voice), tulisan atau gambar

(visual), atau tulisan/gambar dan suara (audio visual).

6. Logo

Logo digunakan agar halayak mudah mengetahuidan mengenali

produk/perusahaan atau siapa yang menampilkan iklan tersebut.

Pengaruh hubungan iklan terhadap brand awareness menurut Susy Raih

Nur Fatmayanti (2012), yaitu pengeluaran iklan memiliki efek dinamis dalam arti

bahwa meningkatkan kesadaran konsumen tentang produk, meningkatkan

penjualan sekarang dan masa depan. Pengaruh iklan pada kesadaran merek seara

eksplisit adalah dinamis dan nilainya sangat penting dalam menjelaskan evolusi

penjualan produk, selain itu menunjukan bahwa iklan dapat mempercepat dalam

proses kesadaran merek. Jadi ada heterogentas yang besar dalam proses kesadaran

merek di antara produk tergantung pada tigkat pengeluaran iklan dan dapat

berkisar dari satu sampai enam tahun.


2.2.2.1 Tagline

Tagline merupakan kalimat untuk brand potitioning yang menjadi ciri

khas, pembeda, dan "bahasa iklan" untuk menarik minat publik. Tagline

merupakan bagian dari iklan yang bertujuan agar iklan tersebut mudah diingat

oleh konsumen. Tagline dalam suatu iklan memegang peranan penting.

Menurut Rustan (2009) dalam Bayu (2017) adalah salah satu atribut

sistem identitas yang berupa satu kata tau lebih yang menggambarkan esensi,

personality maupu positioning brand. Yaitu tagline harus sedehana dimana dapat

ditandai gambar tanpa kata-kata atau gambar yang didukung oleh kata-kata

menarik. Kedua yaitu mudah diingat dimana dapat tersimpan dalam memori

konsumen sehingga penglihatan atau iklan yang mengutamakan suara dapat

diingat oleh konsumen. Ketiga yaitu memperkuat merek dimana bermanfaat

sebagai dasar perbedaan promosi iklan untuk produk yang sama agar saling

melengkapi sebagai perkembangan sebuah tagline yang sukses.

Menurut Knapp (2001) dalam Chaidir (2018) Tagline merupakan suatu

urutan kata-kata atau suku kata pendek yang ekspresif yang digunakan untuk

mengkomunikasikan dan mendramatisir manfaat-manfaat fungsional dan

emosional dari brand bagi para pelanggan dan pelanggan potensial dalam usaha

untuk memengaruhi perasaan konsumen terhadap brand tersebut. Tagline dapat

digunakan untuk membantu mengkomunikasikan tujuan brand dan menjadi

pembeda dari kompetitornya. Bagaimanapun, sebuah brand yang sukses harus

memfokuskan diri pada perbedaan yang diinginkan, hal tersebutlah yang

dikomunikasikan di dalam tagline.


Penggunaan Tagline adalah untuk memperkuat kemampuan iklan dalam

mengeksekusi atau mencapai sasarannya yakni dengan cara memengaruhi

konsumen untuk menggunakan produk yang diiklankan tersebut serta mengetahui

titik pembeda dari pesaing. Pengenalan Tagline biasanya dilakukan melalui Above

The Line (ATL) berupa penayangan iklan di berbagai media baik media massa,

cetak maupun elektronik (Susanto & Wijanarko, dalam Zulianto, 2004). Untuk

tujuan dari penggunaan tagline.

Tagline ini bisa berubah sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi,

maupun sebagai strategi agar konsumen tidak bosan. Definisi-definisi di atas

dapat ditarik simpulan bahwa Tagline adalah bagian dari iklan yang biasa

digunakan sebagai penutup pesan agar konsumen mudah mengingat isi pesan

iklan dan mempunyai daya pembeda dari iklan-iklan pesaingnya.

Bagehot (1993) dalam Yoginda (2017:33) mengemukakan bahwa

karakteristik tagline ada tiga, yaitu :

1. Kesederhanaan atau simple, dapat di tandai oleh gambar tanpa kata-kata

atau gambar yang didukung oleh kata-kata yang menarik. Pembuatan

tagline tidak harus logo merek produk melainkan elemen visual yang unik

terkait dengan produk yang berkaitan citra merek.

2. Mudah diingat/memorable, kesuksesan sebuah iklan salah satu yang

tersimpan dalam memori konsumen sehingga penglihatan atau iklan yang

mengutamakan suara dan iklan merek produk diingat oleh konsumen.

3. Memperkuat merek / strong, tagline yang bermanfaat sebagai dasar

perbedaan promosi iklan untuk produk sebuah. Sebuah tagline yang sukses
telah memiliki rasa membangun kembali pengakuan dan keakraban dengan

produk.

Eric Swart dalam harahap (2016) mengemukakan enam dimensi unuk

mengukur tagline sebuah merek yang dapat dijelaskan juga sebagai karakteristik

sebuah tagline, yaitu:

1. Original /asli yakni sebuah tagline harus orisinil atau asli dan ungkapan

yang disampaikan unik atau khusus atau merupakan kata-kata yang biasa

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Believable /dapat dipercaya yakni apa yang dijanjikan sebuah merek dalam

tagline sesuai dengan apa yang akan konsumen rasakan atau dapatkan.

3. Simple / sederhana yakni ekspresi atau makna dari sebuah tagline dapat di

pahami oleh konsumen.

4. Provocative / dapat mempengaruhi atau merangsang yakni konsumen dapat

terinspirasi dan tergerak ketika membaca atau mengetahui sebuah tagline.

5. Persuasive / meyakinkan yakni menjual sebuah ide, sehingga dapat

membuat konsumen bergerak dan membuat mereka berpikir tentang sebuah

merek.

6. Memorable / mudah diingat yakni membuat kesan atau pengaruh yang abadi

atau lama.

Darmo (2007) keberhasilan sebuah Tagline dalam menjalankan


fungsinya dapat diukur dengan 3 indikator, yaitu :
1. Familiarity
Tagline yang mudah diingat oleh onsumen dan mengetahui tagline iklan
yang ditayangkan ditelevisi serta perubahan iklan sesuai dengan yang
diharapkan konsumen.
2. Diferentition
Perbedaan yang menjadi ciri khas dari prouk-produk pesaing lainnya.
Tagline yagn dimiliki produk iklan sesuai denganyang ditawarkan
3. Massage Of Value
Sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik
perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi dan
menggerakkan sasarannya untuk memberikan tanggapan yang
dikehendaki.

Tabel 2.4
Ringkasan definisi tagline
Penulis Tahun Definisi
Rustan dikutip dari 2017 Tagline adalah salah satu atribut sistem
bayu identitas yang berupa satu kata tau lebih
yang menggambarkan esensi, personality
maupu positioning brand

Knapp dikutip dari 2018 Merupakan suatu urutan kata-kata atau


Chaidir suku kata-kata pendek yang ekspresif
yang digunakan untuk
mengkomunikasikan dan mendramatisir
manfaat-manfaat fungsional dalam usaha
untuk mempengaruhi perasaan knsumen
terhadap brand awareness
Sofianto 2019 Rangkaian kalimat pendek yang dipakai
untuk mengasosiasikan sebuah merek
atau perusahaan dibenak konsumen.

2.2.2.2 Jingle iklan

Menurut Wells, Moriarty dan Burnett (2003 :282) dalam yoginda (2017 )

Jingle adalah alat yang membantu orang terpesona oleh pesan penjualan dan

membentuk identitas dengan menyusunnya ke dalam nada yang menarik

perhatian, yang dapat dinyanyikan. Sebagai strategi dalam kampanye periklanan


jingle merupakan salah satu alat yang cukup efektif, maka dari itu banyak

pengiklan yang membuat jingle untuk produk atau mereknya karena jingle

menjadi aya tarik yang cukup kuat dalam menimbulkan tindakan yang

berhubungan dengan pembelian dari produk atau merek tersebut.

Menurut Keller (2003:210) dalam Yoginda (2017:34) musik adalah

jembatan penghubung yang membantu sebuah iklan tertanam dalam memori

jangka panjang. Jingle dari iklan dapat membentuk kesadaran akan merek dan

musik yang menjadi latar belakang dapat membentuk perasaan tertentu. Jingle

dapat digunakan untuk mempertinggi brand awareness, memfasilitasi asosiasi

merek atau menimbulkan perasaan dan penilaian posittif terhadap merek. Bahkan

jingle merupakan brand element yang paling baik untuk mempertingg brand

awareness.

Keller(2003:175) dan Soehadi(2005:31) menyatakan ada 6 kriteria

yang dapat digunakan untuk mengevaluasi jingle yaitu :

a. Memorability

Memorability adalah kemudahan jingle untuk diingat. Memorability

jingle ini merupakan faktor yang penting atas sebuah jingle. Konsumen

sering tidak banyak mempertimbangkan banyak informasi dalam

membuat keputusan atas produk, sehingga diperlukan sekali jingle yang

mudah diingat dan dikenal. Dengan sifat jingle yang menarik dan mudah

diingat ini, maka memudahkan konsumen menyanyikan jingle kembali

setelah mereka mendengarnya dari iklan.

Memorability terbagi atas :

1) Easily recalled yaitu kemudahan jingle untuk diingat.


2) Easily recognition yaitu kemudahan jingle untuk dikenali.

b. Meaningfulness

Jingle mempunyai arti karena sifat musikalnya, jingle dapat

mengkomunikasikan infprmasi tetang produk, tetapu jingle sering kali

menya,paikan arti dari sebuah merek dengan cara yang tidak langsung dan

ringkas.

Meaningfulness terbagi atas :

1. Descriptive yaitu jingle memaparkan informasi umum akan sifat dasar

produk.

2. Persuasive yaitu jingle mencakup informasi yang cukup mengenai sifat

dan manfaat khusus atas suatu produk.

c. Likabilitas

Jingle harus disukai. Sebuah jingle tidak harus selalu terkait dengan produk.

Dengan demikian unsur-unsur yang dipilih haruslah :

1. Fun and interesting yaitu jingle harus terdengan menyenangkan dan

menarik.

2. Rich in visual and verbal imagery yaitu jingle yang dipilih adalah yang

kaya secara visual dan herbal.

d. Transferability

Jingle mudah di ransfer ke produk kategori. Transferability terbagi atas :

1. Whitin and across produk category yaitu jingle dapat digunakan untuk

memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berbeda.


2. Across geographical boundaries and culture yaitu jingle dapat

digunakan untuk memperkenalkan produk melintas batas geografi dan

budaya.

e. Adaptability

Jingle iklan yang dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman jingle

yaitu mudah usang.

Adaptability terbagi atas :

1. Flexibel yaitu dapt digunakan dari masa ke masa semakin fleksibel

sebuah jingle maka semakin mudah jingle tersebut untuk diperbaharui.

2. Updatable yaitu jingle tidak ketinggalan jaman, karena danya perubahan

jaman yang terus menerus atas nilai dan opini konsumen atau hanya

karena kebutuhan agar jingle up to date dan sesuai dengan jaman

sekarang maka jingle harus terus diperbaharui setiap waktu.

f. Protectability

Jingle dapat dilindungi. Protectability terbagi atas :

1. Legally yaitu dilindungi menurut hukum

2. Competitive yaitu dapat dilindungi dari para pesaing. Apabila jingle

terlalu mudah untuk ditiru maka keunikan dari jingle akan hilang.

Jingle didefinisikan sebagai pesan iklan yang ditampilkan menggunakan

musik, nada dan suara. Indikator jingle iklan akan mengacu pada pendapat klepner

(1990), diantaranya :

1. Jingle harus dapat menampilkan nama produk dengan menyenangkan dan

mudah diingat.
2. Musik, nada atau suara yang digunakan harus simpel dan menarik

3. Lirik yang digunakan harus simpel, langsung dan spesifik dimana

penyebutan nama produk lebih dari satu kali.

4. Meodi yang digunakan harus menyenangkan dan berbeda dengan yang

lain

5. Jingle harus menampilkan produk dan apabila memungkinkan harus

dilakukan pengulanagan dalam penyebutan.

Tabel 2.5
Ringkasan definisi jingle iklan
Penulis Tahun Definisi
Wells, Moriarty dan Burnet 2017 Alat yang membuat orang terpesona
dalam yoginda oleh penjualan dan membentuk
identitas dengan menyusunnya
kedalam nada yang menarik
perhatian yang dapat di nyanyikan.
Keller dalam Yoginda 2017 Jembatan penghubung yang
membantu sebuah iklan tertanam
dalam memori jangka panjang
Sofianto 2019 Suatu background dari sebuah iklan
baik berupa musik, nada, suara
segala sesuatu yang dapat dilihat
dan diperdengarkan dengan tujuan
agar iklan atau perusahaan tersebut
mampu tertanam dalam benak
konsumen

2.3 Brand awareness (Kesadaran Merek)

Pada masa lalu, kebanyakan produk dipasarkan tanpa merek. Produsen

dan para perantara menjual barang-barnag mereka langsung saja dengan satuan

drum, peti dan kemasan tanpa tanda pengenal apapun dari produsennya. Pembeli
sepenuhnya tergantung pada integrasi penjual. Nama merek dapat menciptakan

identitas sebuah produk dan merupakan bagian dari merek yang dapat diucapkan.

Kesadaran merek adalah kesangupan seseorang calon pembeli untuk

mengenali atua mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari

kategori produk tertentu (Kertamukti 2015:95) dan Menurut Shimp (2003) dalam

panji permana (2015) Kesadaran merek (brand awareness ) merupakan

kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka

sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama

tersebut dimunculkan.

Brand awareness memiliki tingkatan sebagai berikut (Kertamukti

2015:95) :

1. Unaware of brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah

dalam piramida brand awareness, dimana konsumen tidak menyadari

adanya suatu merek.

2. Brand recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal brand

awareness, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan

pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall)

3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek) adlah pengingatan

kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided recall)

4. Top of mind (puncak) adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh

konsumen atau yang pertam kali ,uncul dalam benak konsumen. Dengan

kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang

ada dalam benak konsumen.


Gambar 2.11

Piramida Brand Awareness

Sumber : Markas.Desain.net 2018

Menurut Howard (1994) dalam Puspitasari (2009), pengenalan merek

adalah seberapa besar pengenalan pembeli akan ciri atau keistimewaan produk

dibandingkan produk-produk sejenis lainnya. Pengenalan merek disini adalan

pengenalan atribut merek secara fisik seperti warna, ukuran dan bentuk, sehingga

kemasan dan desain sangat penting.

Peran brand awareness dalam menciptakan nilai dijelaskan oleh Durianto,

dkk (2001:56) sebagai berikut :


1. Anchor to wihch other association can be attached yaitu suatu merek

dapat digambarkan seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai

menggambarkan asosiasi dari merek tersebut.

2. Familiarity-liking yaitu mengenal merek akan menimbulkan rasa terbiasa

trutama untuk produk-produk yang bersifat low involvement (keterlibatan

rendah). Suatu kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan kesukaan yang

kadang-kadang dapat menjadi suatu pendorong dalam membuat

keputusan.

3. Substance/Commitmen yaitu kesadaran akan nama dapat menandakan

keberadaan, komitmen dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan.

Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan. Munkin

program iklan, jaringan distribusi, ataupun eksistensi yang sudah lama

dalam industri. Jika kualitas dua merek sama, brand awareness akan

menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian konsumen.

4. Brand to consider yaitu suatu kelompok merek-merek yang dikenal untk

dipertimbangkan merek mana yang akan diputuskan dibeli. Jika suatu

merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak

dipertimbangkan dibenak konsumen. Biasanya merek-merek yang

disimpan dalam ingatan konumen adalah merek yang disukai atau merek

yang tidak disukai.

Menurut Durianto dkk (2001:57) pengenalan maupun pengingatan merek

akan melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke


kategori produk. Agar brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki dapat

ditempuh beberapa cara berikut :

1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil bda

dibandingkan denga lainnya serta harus ada hubungannya antara merek

dengan kategori produknya.

2. Memakai tagline atau slogan maunpun jingle lagu yang menarik

sehingga membantu konsumen untuk mengingat merek.

3. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat

dihubungkan dengan mereknya tersebut.

4. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat

pelanggan.

5. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang

sesuai kategori produk, merek, atau keduanya.

6. Memakai pengulanagan untuk meningkatkan pengingatan, kaena

membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.

Tabel 2.6
Ringkasan definisi brand awareness
Penulis Tahun Definisi
Kertamukti 2015 Kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali
atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori produk tertentu
Shimp 2015 Kesadaran merek (brand awareness ) merupakan
dalam kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak
Panji konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori
Permana produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut
dimunculkan.

Sofianto 2019 Kemampuan konsumen untuk mengingat merek dari


sebuah produk atau jasa yang muncul di kehidupan
nyata.
2.4 Hubungan antar Variabel

2.4.1 Pengaruh tagline terhadap Brand Awareness

Menurut Rustan (2009) dalam Bayu (2017) adalah salah satu atribut sistem

identitas yang berupa satu kata tau lebih yang menggambarkan esensi, personality

maupu positioning brand. Yaitu tagline harus sedehana dimana dapat ditandai

gambar tanpa kata-kata atau gambar yang didukung oleh kata-kata menarik.

Kedua yaitu mudah diingat dimana dapat tersimpan dalam memori konsumen

sehingga penglihatan atau iklan yang mengutamakan suara dapat diingat oleh

konsumen. Ketiga yaitu memperkuat merek dimana bermanfaat sebagai dasar

perbedaan promosi iklan untuk produk yang sama agar saling melengkapi sebagai

perkembangan sebuah tagline yang sukses. Tagline merupakan suatu urutan kata-

kata atau suku kata pendek yang ekspresif yang digunakan untuk

mengkomunikasikan dan mendramatisir manfaat-manfaat fungsional dan

emosional dari brand bagi para pelanggan dan pelanggan potensial dalam usaha

untuk memengaruhi perasaan konsumen terhadap brand tersebut.

Menurut Shimp (2003) dalam panji permana (2015) Kesadaran merek

(brand awareness ) merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam

benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan

seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan.

Hasil penelitian yang di lakukan oleh Baskorohito Abiromo (2014)

menunukkan bahwa tagline berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran

merek. Hal tersebut dikarenakan semakin bagus tagline suatu merek, maka
semakin mudah konsumen dalam mengerti dan memahami suatu merek sehingga

meningkatkan daya tarik dan kesadaran masyarakat terhadap merek tersebut.

H1 : Tagline berbengaruh secara parsial positif dan signifikan terhadap

kesadaran merek

2.4.2 Pengaruh jingle iklan terhadap Brand awareness

Menurut Wells, Moriarty dan Burnett (2003 :282) dalam yoginda (2017 )

Jingle adalah alat yang membantu orang terpesona oleh pesan penjualan dan

membentuk identitas dengan menyusunnya ke dalam nada yang menarik

perhatian, yang dapat dinyanyikan. Sebagai strategi dalam kampanye periklanan

jingle merupakan salah satu alat yang cukup efektif, maka dari itu banyak

pengiklan yang membuat jingle untuk produk atau mereknya karena jingle

menjadi aya tarik yang cukup kuat dalam menimbulkan tindakan yang

berhubungan dengan pembelian dari produk atau merek tersebut. Jingle adalah

alat yang membantu orang terpesona oleh pesan penjualan dan membentuk

identitas dengan menyusunnya ke dalam nada yang menarik perhatian, yang dapat

dinyanyikan.

Menurut Shimp (2003) dalam panji permana (2015) Kesadaran merek

(brand awareness ) merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam

benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan

seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fortuna Zain Hamid dan Tuti Hartati

(2014) menunjukkan bahwa jingle iklan berpengaruh positif dan signifikan


terhadap brand awareness. Hal ini ditunjukkan dengan semakin bagus jingle suatu

iklan maka semakin mudah masyarakat dalam mengingat merek tersebut.

H2 : Jingle iklan berpengaruh secara parsial positif dan signifikan terhadap

brand awareness

Tagline (X1) H1

Brand
awareness
(Y)
Jingle Iklan
(X2) H2 H3

Gambar 2.12 : model hipotesis penelitian

2.5 Hipotesis Penelitian


H1 : Diduga tagline “No BokiS” berpengaruh secara parsial signifikan

terhadap brand awareness pada konsumen minuman Sprite.

H2 : Diduga jingle iklan berpengaruh secara parsial signifikan terhadap

brand awareness pada konsumen minuman Sprite.

H3 : Diduga tagline dan jingle iklan berpengaruh secara simultan signifikan

terhadap brand awareness pada konsumen minuma sprite.

Anda mungkin juga menyukai