Anda di halaman 1dari 9

PENGELOLAAN HUBUNGAN DAN MEMBANGUN LOYALITAS JASA SALON

KECANTIKAN
(MALANG - STUDI KASUS PADA EDELWEISS SALON BEAUTY AND SPA KHUSUS
WANITA)

Devira fardilla sari 202010160311456


(devirafardilla@umm.id)
Camelita patricia nusa 202010160311455

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
JANUARI
2023
ABSTRAK
Salah satu jasa dari bidang kecantikan yang sekarang ini banyak diminati oleh
masyarakat khususnya para perempuan, usaha dibidang jasa salon kecantikan
merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang layanan jasa kecantikan,
kecantikan merupakan pelayanan jasa yang sangat berkembang sangat cukup pesat
untuk saat ini, yang dapat dilihat semakin banyak usaha salon yang didirikan,
Menghadapi situasi yang seperti itu maka seorang pengusaha salon kecantikan
harus dapat mengelola untuk tetap menggunakan jasanya kegiatan pemasarannya
dengan baik secara terus menerus dan berusaha meningkatkan keuntungan yang
optimal. Untuk dapat mencapai hal tersebut bukan hal yang mudah bagi usaha ini,
sebab dibutuhkan perhatian dan pengetahuan khusus untuk mengetahui faktor –
factor yang mendukung dan berpengaruh dalam kegiatan pemasaran, sebagai
pengusaha jasa untuk dapat menciptakan nilai lebih dari pelanggan maka perlu
diperhatikan faktor – faktor yang berpengaruh pada pelayanan,Penelitian paling
mutakhir yang dilakukan oleh Fullerton and Taylor (2000) mencoba membuktikan
hubungan antara kualitas jasa, komitmen dan loyalitas konsumen. Hasil
penelitiannya membuktikan bahwa hubungan antara kualitas jasa dan komitmen
konsumen akan lebih baik bila melalui loyalitas, membedakan konsep komitmen
kedalam tiga kategori yaitu pertama:komitmen afeksi yaitu komitmen yang
merujuk pada pembagian nilai (shared values) dan kemurahan hati
(benevolence), kedua:komitmen kontinum yaitu komitmen yang merujuk
kepada pengorbanan dan ketergantungan, ketiga:komitmen normative yaitu
komitmen yang merujuk kepada konstruk menyeluruh yang menjadi penyebab
tumbuhnya rasa berbagi tanggung jawab, Dalam metode ini menggunakan
penelitian deskripriptif,dan studi literatur yang dilakukan dengan menelusuri berbagai
kajian Pustaka dari beberapa sumber seperti internet,buku dan jurnal, edelweist
salon beauty and spa terus melakukan pengelolaan hubungan yang membuat
pelanggan terus loyal datang ke edelweist salon beauty and spa mengingat salon
edelweist beauty and spa rata rata pelanggan berasal dari kalangan mahasiswi jadi
harga treatment yang ditawarkan cukup terjangkau di kalangan mahasiswi dengan
kualitas pelayanan yang sepadan membuat pelanggan terus datang ke edelweist
salon beauty and spa ini, juga mengingat treatment yang ditawarkan cukup lengkap
dari kepala hingga kaki ada didalam paket salon, Jadi dapat disimpulkan faktor yang
mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan,
harga, kualitas produk, iklan,promosi.

Kata kunci: loyalitas,hubungan,pelanggan,pelayanan,dan salon.

1. PENDAHULUAN
Semakin meningkatnya tingkat gaya hidup masyarakat, maka kebutuhan
masyarakat terhadap barang atau jasa semakin meningkat, salah satu jasa dari
bidang kecantikan yang sekarang ini banyak diminati oleh masyarakat khususnya
para perempuan, usaha dibidang jasa salon kecantikan merupakan salah satu
usaha yang bergerak dibidang layanan jasa kecantikan, kecantikan merupakan
pelayanan jasa yang sangat berkembang sangat cukup pesat untuk saat ini, yang
dapat dilihat semakin banyak usaha salon yang didirikan.Pengusaha dibidang salon
kecantikan juga tidak dapat menghindari pesaing dalam menjaga minat pelanggan
Menghadapi situasi yang seperti itu maka seorang pengusaha salon kecantikan
harus dapat mengelola untuk tetap menggunakan jasanya kegiatan pemasarannya
dengan baik secara terus menerus dan berusaha meningkatkan keuntungan yang
optimal. Untuk dapat mencapai hal tersebut bukan hal yang mudah bagi usaha ini,
sebab dibutuhkan perhatian dan pengetahuan khusus untuk mengetahui faktor –
factor yang mendukung dan berpengaruh dalam kegiatan pemasaran, sebagai
pengusaha jasa untuk dapat menciptakan nilai lebih dari pelanggan maka perlu
diperhatikan faktor – faktor yang berpengaruh pada pelayanan..
Pemasaran jasa telah menjadi kajian dalam penelitian pemasaran yang
cukup menantang dan semakin menarik untuk diteliti lebih mendalam. Salah satu
yang paling intensif yang selalu dilakukan para peneliti adalah pengujian
kualitas jasa dari segi kontruk (Iaccobucci, 1998). Demikian pula halnya dengan
studi tentang hubungan yang positif antara kualitas jasa dengan komitmen dan
loyalitas konsumen.Meskipun merupakan konsep lama dalam pemasaran,
namun untuk ukuran pada tingkat empirik, konsep atau konstruk loyalitas
konsumencukup beragam penggunaannya. Misalnya penelitian yang dilakukan
oleh Cronin & Taylor (1992), Rust, et al., (1995), Zeithaml, et al., (1996); dan
Gabarino & Johnson (1999), menemukan adanya hubungan antara kualitas jasa
dengan loyalitas konsumen dilihat dari segi kecenderungan berperilaku (behavioral
intentions). Sementara Fullerton and Taylor (2000) melihat loyalitas dalam
hubungannya dengan kualitas jasa yang tergambar dalam sikap konsumen,
seperti: membeli kembali (repurchase behavior) dan sensitifitas terhadap harga
(price sensitivity). Pada sisi lain komitmen sebagai variabel hasil (outcome)
atau sebagai variabel mediator yang menentukan dalam berbagai rujukan
pemasaran relasional (relationship marketing) telah diakui dan tidak dapat
diabaikan untuk keberhasilan suatu pemasaran jasa (Gundlach, et al (1995);
Morgan & Hunt, 1994).
Penelitian paling mutakhir yang dilakukan oleh Fullerton and Taylor (2000)
mencoba membuktikan hubungan antara kualitas jasa, komitmen dan loyalitas
konsumen. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa hubungan antara kualitas jasa
dan komitmen konsumen akan lebih baik bila melalui loyalitas. Mereka
membedakan konsep komitmen kedalam tiga kategori yaitu pertama:komitmen
afeksi yaitu komitmen yang merujuk pada pembagian nilai (shared values)
dan kemurahan hati (benevolence), kedua:komitmen kontinum yaitu komitmen
yang merujuk kepada pengorbanan dan ketergantungan, ketiga:komitmen
normative yaitu komitmen yang merujuk kepada konstruk menyeluruh yang
menjadi penyebab tumbuhnya rasa berbagi tanggung jawab. Fullerton dan
Taylor (2000) selanjutnya membedakan loyalitas atas tiga kategori pula yaitu
pertama: repurchase intentions yaitu keinginan yang kuat dari konsumen untuk
membeli kembali jasa tertentu, kedua:advocacy intentions, dan ketiga: paymore
yaitukesediaan untuk membayar lebih
Berbagai penelitian yang telah kami lakukan mengenai konsep komitmen,
loyalitas dalam hubungannya dengan kualitas jasa pun secara empirik
menunjukkan hasil yang beragam (Jasfar, 1998; 1999, 2000). Untuk itu peneliti
tertarik pula untuk melakukan pengujian ulang dari segi pengukuran instrumen
kualitas jasa, komitmen dan loyalitas konsumen pada industri jasa lainnya yaitu
salon kecantikan. Pengujian pada tingkat pengukuran ini perlu dilakukan, karena
adanya perbedaan dari segi karakteristik konsumen yang berbeda untuk
masing-masing negara, termasuk pula perbedaan jasa yang ditawarkan.Selain
itu pula, perbedaan latar belakang budaya, sosial. dan tingkat ekonomi konsumen
akan memberikan kecenderungan perilaku yang berbeda. Bukanlah hal yang terlalu
aneh bila indikator kualitas jasa, komitmen dan loyalitas antara satu kelompok
konsumen dengan kelompok konsumen lainnya akan bisa memberikan hasil yang
berbeda,
Berdasarkan paparan tersebut, maka penelliti akan lebih memfokuskan
pengeloaan hubungan dan loyalitas jasa salon, pada salon Edelweisst salon beauty
and spa yang merupakan salon yang dikhususkan untuk Wanita yang berlokasi di Jl.
Tirto Utomo No.10, Dusun Rambaan, Landungsari, Kec. Dau, Malang, Jawa Timur
65151, Indonesia, Kota Malang. Jasa yang ditawarkan adalah berbagai perawatan
mulai dari gunting rambut,pelurusan, hair spa,hair therapy, lulur dan refleksi.

2. PEMBAHASAN
Customer Relationship Management (CRM)
a. Pengertian CRM
Menurut Lupiyoadi (2009:6) CRM menekankan pada usaha menarik dan
mempertahankan pelanggan melalui peningkatan hubungan perusahaan dengan
pelanggannya. Definisi lain menurut Mishra and Liy dalam Alrubaiee dan AlNazer
(2010: 157) mengungkapkan bahwa Customer Relationship Management (CRM)
mengarah pada seluruh kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan tujuan untuk
menstabilkan, mengembangkan, dan memelihara pertukaran hubungan yang
sukses.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi CRM


Menurut Robinette dalam Febrianingtyas (2013:20) menjelaskan bahwa ada empat
factor yang mempengaruhi CRM, antara lain keuntungan bersama, komitmen,
kebenaran, dan komunikasi. Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian
ini menurut Sorce dan Kotler dalam Lupiyoadi berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi CRM adalah komitmen, komunikasi, dan kualitas pelayanan. Berikut
penjelasan mengenai komitmen, komunikasi, dan kualitas pelayanan:
1. Komitmen. Merupakan orientasi jangka Panjang konsumen terhadap hubungan
yang didasarkan pada ikatan emosional dan itikad untuk tetap menjaga hubungan
baik agar dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Menurut Sheth dan
Mittal dalam Tjiptono (2005:387) loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan
terhadap suatu merek, toko, atau pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif
dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.
2. Komunikasi. Merupakan salah satu karakteristik fundamental dari sebuah
hubungan yang berjalan dengan baik. Tsai et al., dalam Lombard dan Plessis
(2012:156) mengemukakan bahwa pengumpulan informasi dari pelanggan dapat
dilakukan saat terjadi percakapan atau tanya jawab secara langsung, berfokus pada
kelompok pelanggan tertentu, dan mengobservasi atau mencari tahu mengenai
pembelian yang dilakukan oleh pelanggan.
3. Kualitas Pelayanan. Kotler dan Keller (2009:144) menjelaskan bahwa kualitas
merupakan kunci untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. Kualitas
pelayanan jasa angkutan terdiri dari 5 faktor, yaitu frekuensi, pelayanan baku,
kenyamanan, ketepatan, keamanan, dan keselamatan (Nasution,2004:51).

Didalam CRM, terdapat beberapa fase – fase dan kegiatan utamanya. Fase – fase
tersebut antara lain Accquitition, fase ini berupa penawaran produk yang beragam
yang sudah disesuaikan terhadap kebutuhan pelanggan, kegiatan menawarkan
produk berdasarkan pengalaman pelanggan, dan memberikan pelayanan untuk
mendapatkan kepuasan.Enhancement, fase ini merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan penjualan produk dan meningkatkan penjualan terhadap setiap
pelanggan.Retention, fase ini merupakan kegiatan yang membangun pengetahuan
terhadap pelanggan dan memberikan penawaran produk kepada pelanggan sesuai
dengan pelanggan.

Loyalitas Pelanggan
Hermawan (2012:58) menjelaskan respons terhadap merek merupakan ukuran
kesetiaan seorang pelanggan pada sebuah merek. Menurut Oliver dalam Kotler dan
Keller (2009:138) mendefinisikan loyalitas sebagai komitmen yang dipegang secara
mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di
masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi
menyebabkan pelanggan beralih.
Menurut Reichheld dan Sasser (1990), loyalitas pelanggan memiliki korelasi yang
positif dengan performa bisnis (Beerli dkk., 2004). Menurut Castro dan Armario
(1999), loyalitas pelang-gan tidak hanya meningkatkan nilai dalam bisnis, tetapi juga
dapat menarik pelanggan baru (Beerli dkk., 2004). Pada jangka pendek,
memperbaiki loyalitas pelanggan akan membawa profit pada penjualan. Profit
merupakan motif utama konsistensi bisnis, karena dengan keuntungan maka roda
perputaran bisnis dari variasi produk dan jasa yang ditawarkan maupun perluasan
pasar yang dilayani (Soeling, 2007). Dalam jangka panjang, memperbaiki loyalitas
umumnya akan lebih profitabel, yakni pelanggan bersedia membayar harga lebih
tinggi, penyediaan layanan yang lebih murah dan bersedia merekomendasikan ke
pelanggan yang baru (“Managing Customer”, 1995).
Kepuasan pelanggan merupakan kunci dalam menciptakan loyalitas pelanggan.
Banyak manfaat yangditerima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat
kepuasan pelanggan yang tinggi, yakni selain dapat meningkatkan loyalitas
pelanggan tapi juga dapat mencegah terjadinya perputaran pelanggan, mengurangi
sensitivitas pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya kegagalan pemasaran,
mengurangi biaya operasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan,
meningkatkan efektivitas iklan, dan meningkatkan reputasi bisnis (Fornell, 1992)
Pelayanan yang memuaskan sejalan dengan harapan pengguna serta ditunjang
oleh lokasi yang strategis, kebersihan tempat penyedia jasa serta lahan parkir yang
luas akan membuat konsumen merasa nyaman, jika konsumen merasa nyaman,
maka konsumen itu akan menjadi loyal dan terus memakai jasa dari perusahaan
pemberi layanan tersebut. Konsumen akan menarik kesimpulan tentang kualitas
suatu layanan berdasarkan pengalaman pengguna terhadap lokasi, personal,
perlengkapan, instrumen koneksi, serta nilai yang dilihat oleh konsumen konsumen
sebelum menetapkan dan melakukan pembelian ulang diwaktu selanjutnya (Kotler,
2003). Sejalan dengan riset yang dilaksanakan oleh Wasiman (2020) kualitas
pelayanan dan lokasi berdampak signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan
penelitian yang dilakukan oleh Muhlisin, dan kawan-kawan (2020) kualitas
pelayanan, kepuasan pelanggan serta lokasi berpengaruh secara simultan terhadap
loyalitas. H1: Ada pengaruh kualitas pelayanan dan lokasi terhadap loyalitas
pelanggan di Edelwesit salon and beauty spa .
Pelayanan yang baik dan sesuai dengan harapan konsumen akan
membuatkonsumen loyal, hal ini dikarenakan adanya rasa puas di benak konsumen
mengenai pelayanan yang diterimanya. Menurut Ismail dan Yunan (2016), kualitas
layanan yang baik membuat konsumen yakin memakai kembali penyedia layanan
tersebut. Sejalan dengan riset yang dilaksanakan Subawa dan Sulistyawati (2020)
kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan
sejalan dengan riset yang dilaksanakan
Pramana bersama Rastini (2016) kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
Metode Penelitan
Dalam metode ini menggunakan penelitian deskripriptif,dan studi literatur yang
dilakukan dengan menelusuri berbagai kajian Pustaka dari beberapa sumber seperti
internet,buku dan jurnal. terdapat beberapa proses yang dilakukan dalam identfikasi
hubungan pada Edelweist salon Wanita diantaranya melakukan sesi wawanacara
kepada pemilik salon dan karywan serta para pelanggan yang sering berkunjung ke
Edelweist salon Wanita,lalu pada tahap selanjutnya melakukan penacaraian
referensi yang berkaiatan dengan proses penelitan serta menganalisis proses bisnis
yang sedang berjalan pada Edelweist salon Wanita, lalu kemudian mengidentifikasi
yang memebuat terjadinya hubungan dan membangun loyalitas, dan selanjutnya
mengidentifikasi proses berjalan nya pengelolaan yang membangun loyalitas.
Hasil dan pembahasan
Dari hasil yang didapat pelanggan edelweiss salon memiliki pelanggan yang loyal
terhadap salon, bisa dibuktikan dari pelanggan yang memilih treatmen khusus untuk
merawat dirinya mengingat edelweiss salon yang merupakan salon yang sangat
dekat dengan kampus Universitas Muhammadiyah Malang, terletak pada Jl. Tirto
Utomo yang dimana salah satu jalan yang sering di kunjungi juga cukup ramai
dengan hiruk pikuk mahasiwa,dikarenakan jalan ini merupakan akses yang tepat
untuk mahasiwa, juga di temukan pada salon edelsweist beauty and spa pelanggan
yang datang bisa loyal karena treatment yang diberikan oleh para karyawan handal
dan melakukan pelayanan dengan sangat baik, harga yang ditawarkan pada salon
juga murah dengan kualitas pelayanan yang baik.
Kotler dan Keller (2008), jasa adalah produk yang tidak terwujud, tidak terputus,
beraneka ragam, dan bisa lenyap. Pelayanan di salon tidak hanya perawatan rambut
saja, sekarang salon sudah memberikan perawatan wajah dan fisik lainnya.
Perkembangan salon di kota Malang sangatlah pesat. melayani perawatan rambut,
cathing rambut,dan pewarnaan rambut. Edelwsit salon beauty and spa memiliki
karyawan sejumlah delapan orang. Walaupun ditunjang oleh lokasi beroperasi yang
strategis serta pelayanan yang baik, tidak selalu membuat konsumen akan terus
memakai jasa dari Edelweist salon and spa . Permasalahan itu bisa dilihat pada lima
bulan terakhir, terjadi fluktuasi kunjungan pada Edelwesit salon beauty and spa .
Jumlah kunjungan konsumen di Edelweist salon and beauty spa bulon lan Juni
sebesar 156 orang, bulan Juli sebesar 120 orang, bulan Agustus sebesar 188 orang,
bulan September sebesar 155 dan di bulan Oktober sebesar 180 orang. Adanya
fluktuasi kunjungan konsumen di Salon Edelweist beauty and spa maka diperlukan
pemasaran yang efektif agar membuat pelanggan tetap setia dan loyal pada
Edelweist salon and beauty and spa. Fleming (2016:34) loyalitas pelanggan adalah
perilaku, keputusan konsumen untuk tetap setia memakai satu jasa tertentu. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan, Menurut Swastha dan
Irawan (2002:122) aspek-aspek yang mengkontrol loyalitas adalah biaya,
pengkategorian produk serta diversitas produk, perancangan tempat usaha,
pelayanan, iklan serta promosi toko.
Akbar dan Parvez (dalam Wendha, dkk 2013) menyatakan faktor-faktor pembentuk
loyalitas pelanggan adalah kualitas pelayanan, serta kepuasan pelanggan. Selain
kualitas pelayanan, kualitas produk juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan (Darma 2019). Menurut Taufik
(2017) menyimpulkan bahwa atribut toko seperti lokasi, suasana toko, pelayanan
dan harga dapat menentukan tingkat kepuasan serta loyalitas pelanggan
Jadi dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah
kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, harga, kualitas produk, iklan,promosi.
Penelitian ini memfokuskan pada elemen kualitas pelayanan dan lokasi,dikarenakan
kualitas pelayanan berdampak akurat serta relevan mengenai loyalitas pelanggan.
Pada riset yang dilaksanakan oleh Subawa dan Sulistyawati (2020), variable kualitas
pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Anggraini (2020) lokasi berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
Konsumen akan menggunakan kembali penyedia jasa jika konsumen menganggap
puas terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh penyedia jasa tersebut. Menurut
Hasan (2014), loyalitas adalah perilaku pengulangan pembelian, kesangkutan serta
peran yang besar sebelumnya, yang dimulai serta analisis data eksternal produk
serta telaah mengenai pengganti produk sejak pabrikasi. Kotler (2003),
mengemukakan loyalitas pelanggan adalah konsumen yang setia tidak bisa ukur
dari bagaima konsumen berbelanja, tapi dimulai dari beberapa kali pengguna
melakukan pembelian berulang, termasuk didalamnya menyarankan teman agar
berbelanja. Tjiptono (2007), kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai usaha
memenuhi kebutuhan, keinginan konsumen serta penyampaiannya dalam
menandingi ekspektasi konsumen. Kualitas pelayanan menurut Tjiptono (2015)
mengemukakan kualitas pelayanan adalah perbandingan kualitas layanan yang
disuguhkan dengan harapan konsumen. Lopiyoadi (2013) kualitas pelayanan adalah
perbandingan antara layanan yang dirasakan terhadap kualitas pelayanan yang
diharapkan konsumen.
Pelayanan yang baik adalah pelayan yang sesuai dengan keinginan konsumen,
Edelwesit salon and beauty spa berusaha memberikan pelayanan yang baik dilihat
dari kehandalan karyawannya dalam memotong rambut konsumen, ramahnya
karyawan kepada konsumen, serta membuat suasana yang indah dan bersih di
tokonya. Setelah konsumen menerima pelayanan yang baik, serta suasana yang
mendukung, maka konsumen akan melakukan pemakaian ulang jasa salon tersebut.
Riset yang dilaksanakan oleh Subawa bersama Sulistyawati (2020) menemukan
kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan,
sejalan dengan riset yang dilaksanakan pada Wasiman dkk (2020) kualitas
pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, namun
berbeda dengan penelitian yang dilaksanakan Falendra dan Realize (2020) kualitas
pelayanan berpengaruh tidak signfikan terhadap loyalitas pelanggan sejalan dengan
riset yang dilaksanakan Irnandha (2016) kualitas pelayanan tidak signifikan terhadap
loyalitas pelanggan

PENUTUP
Berdasarkan yang telah dipaparkan dari pembahasan di atas bahwa edelweist salon
and spa memliki pelayanan dan service terbaik dibidangnya dibuktikan dengan
lonjakan pengunjung yang datang untuk treatement yang diinginkan, tapi tidak
dengan itu pula edelwesit salon beauty and spa, Walaupun ditunjang oleh lokasi
beroperasi yang strategis serta pelayanan yang baik, tidak selalu membuat
konsumen akan terus memakai jasa dari Edelweist salon and spa . Permasalahan
itu bisa dilihat pada lima bulan terakhir, terjadi fluktuasi kunjungan pada Edelwesit
salon beauty and spa . Jumlah kunjungan konsumen di Edelweist salon and beauty
spa bulon lan Juni sebesar 156 orang, bulan Juli sebesar 120 orang, bulan Agustus
sebesar 188 orang, bulan September sebesar 155 dan di bulan Oktober sebesar
180 orang. Adanya fluktuasi kunjungan konsumen di Salon Edelweist beauty and
spa maka diperlukan pemasaran yang efektif agar membuat edelwesit salon terus
memiliki pelanggan yang royal yang berupaya untuk menjaga hubungan, tidak itu
juga edelweist salon beauty and spa terus melakukan pengelolaan Berdasarkan
yang telah dipaparkan dari pembahasan di atas bahwa edelweist salon and spa
memliki pelayanan dan service terbaik dibidangnya dibuktikan dengan lonjakan
pengunjung yang datang untuk treatement yang diinginkan, tapi tidak dengan itu
pula edelwesit salon beauty and spa, Walaupun ditunjang oleh lokasi beroperasi
yang strategis serta pelayanan yang baik, tidak selalu membuat konsumen akan
terus memakai jasa dari Edelweist salon and spa . Permasalahan itu bisa dilihat
pada lima bulan terakhir, terjadi fluktuasi kunjungan pada Edelwesit salon beauty
and spa . Jumlah kunjungan konsumen di Edelweist salon and beauty spa, bulan
Juni sebesar 156 orang, bulan Juli sebesar 120 orang, bulan Agustus sebesar 188
orang, bulan September sebesar 155 dan di bulan Oktober sebesar 180 orang.
Adanya fluktuasi kunjungan konsumen di Salon Edelweist beauty and spa maka
diperlukan pemasaran yang efektif agar membuat edelwesit salon terus memiliki
pelanggan yang royal yang berupaya untuk menjaga hubungan, . tidak itu juga
edelweist salon beauty and spa terus melakukan pengelolaan hubungan yang
membuat pelanggan terus loyal datang ke edelweist salon beauty and spa
mengingat salon edelweist beauty and spa rata rata pelanggan berasal dari
kalangan mahasiswi jadi harga treatment yang ditawarkan cukup terjangkau di
kalangan mahasiswi dengan kualitas pelayanan yang sepadan membuat pelanggan
terus datang ke edelweist salon beauty and spa ini, juga mengingat treatmen yang
ditawarkan cukup lengkap dari kepala hingga kaki ada didalam paket salon, Jadi
dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah kualitas
pelayanan, kepuasan pelanggan, harga, kualitas produk, iklan,promosi. Penelitian ini
memfokuskan pada elemen kualitas pelayanan dan lokasi,dikarenakan kualitas
pelayanan berdampak akurat serta relevan mengenai loyalitas pelanggan. Pada riset
yang dilaksanakan oleh Subawa dan Sulistyawati (2020), variable kualitas
pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Anggraini (2020) lokasi berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai