Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemasaran produk pada abad 21 memiliki tantangan tersendiri, pasalnya
persaingan pemasaran produk tidak terbatas pada skala nasional melainkan skala
internasioal. Kehadiran internet berpengaruh besar terhadap teknik pemasaran
karena semua dapat mempromosikan produknya dengan tujuan memperbesar
keputusan pembelian konsumen. Dewasa ini, konsumen lebih selektif dalam
memilih produk, mereka cenderung melakukan lebih detail dalam memilih hal
teresebut menyebabkan penurunan keputusan pembelian. Hal tersebut sesuai
dengan data yang peneliti peroleh di lapangan.
Tabel 1.1 Keputusan pembelian konsumen di Kab. Pandeglang
Tahun 2021 2020 2019 2018
Persentase Pembelian 78,24 % 83, 25% 85,18% 88,34%
Berdasarkan Tabel 1.1 keputusan pembelian konsumen di Kabupaten
Pandeglang mengalami penurunan dari tahun ke tahun sehingga dibutuhkan cara
untuk meningkatkan penjualan dan mempengaruhi keputusan pembelian.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah pengguna
internet di Kabupaten Pandenglang pada tahun 2011 sebanyak 12,28% sedangkan
pada tahun 2018 meningkat menjadi 22,71%. Sebagian besar pengguna internet di
Kabupaten Pandeglang digunakan untuk sosial media. Adanya fenomena ini dapat
dijadikan peluang bagi pelaku usaha untuk melakukan pemasaran melalui sosial
media/internet.
Salah satu faktor yang mendasari keberhasilan pemasaran melaui sosial media
adalah dengan menggunakan jasa influencer marketing secara definisi influencer
marketing adalah proses mengidentifikasi dan mengasktifkan individu yang
memiliki pengaruh terhadap target audiens tertentu untuk menjadi bagian dari
kampanye produk dengan tujuan peningkatan jangkauan, penjualan, hubungan
dengan konsumen (Shuda & Sheena, 2017). Lebih spesifik lagi influencer adalah
2

seseorang yang dapat memberikan perngaruh di kehidupan masyarakat, misalnya


YouTouber, Blogger, Selebgram, artis maupun sorang public figure. Penggunaan
metode ini akan membuat sang influencer memerankan sebagai pembeli atau
pengguna suatu brand yang mampu mempresentasikan tentang hal-hal positif
yang dimiliki brand sehingga dapat meningkatkan tingkat penjualan dari brand
produk tersebut.
Influencer memberikan pengaruh terhadap minat beli konsumen hal tersebut
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jelita (2021) daya tarik,
kepercayaan influencer, dan keahlian influencer berpengaruh positif terhadap
minat beli konsumen. lebih menekuni bidang tertentu seperti beauty, fashion,
food, atau parenting.
Salah satu produk dalam bidang bauty yang biasanya di promosikan oleh
influencer adalah skin care dan kosmetik. MS Glow merupakan brand kosmetik
yang cukup menarik perhatian konsumen dibutikan dengan jumlah followers di
instagram sebanyak 1,4 juta followers. Brand kosmetik yang didirikan oleh
Maharani Kemala dan Shandy Purnamasari pada tahun 2013 ini memiliki visi
memudahkan semua orang untuk melakukan perawatan baik wajah maupun kulit.
Produk MS Glow Pertama kali berproduksi di Kota Malang sebelum akhirnya
mencapai pasar besar di Jakarta. Baru-baru ini, MS Glow mendapatkan
penghargaan Best Brand Award tahun 2020, berdasarkan data dari IBBA dari sisi
Brand Awerness MS Glow telah manjadi Top of Mind atau merek yang paling
diingat oleh konsumen (Shandy, 2020). Hal tersebut membuat MS Glow menarik
konsumen di semua kalangan termasuk remaja.
Menurut WHO yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap
transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO
adalah 12-24 tahun. Sedangkan, Menurut BKKBN (2021) rentang usia remaja
adalah 10 sampai 24 tahun serta belum menikah. Masa remaja merupakan masa-
masa pergolakan yang penuh dnegan konflik dan buaian suasana hati dimana
pikiran, perasaan, dan tindakan bergerak pada kisaran antara kesombongan dan
3

kerendahan hati, kebaikan dan godaan, serta kegembiraan dan kesedihan.


Pergolakan yang terjadi pada remaja menentukan keputusan pembelian. Remaja
memiliki pandangan yang berbeda ketika hendak memutuskan sesuatu.
Menurut Kotler dan Keller dalam Katrin (2016) keputusan pembelian
merupakan proses dimana konseumen melewati lima tahap, yaitu:
1. pengenalan masalah,
2. pencarian informasi, evaluasi alternative,
3. keputusan pembelian, dan
4. perilaku pasca pembelian,
Sedangkan menurut Limbong (1999) faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen remaja dalam keputusan pembelian kosmetika antara lain adalah;
budaya, keluarga, iklan, promosi, situasi, pengeluaran, sikap/alasan, pengetahuan,
keterlibatan dan teman.
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Astiti (2017) tahapan pengambilan
keputusan pembelian oleh remaja berawal dari penggunaan media sosial yang
tinggi, kemudian pencarian informasi tentang belanja online, dan tahap terakhir
adalah evaluasi alternative. Terdapat tujuh komponen keputusan pembelian
menurut Dharmmesta dan Handoko (2012) yaitu:
1. Keputusan tetang jenis produk
2. Keputusan tentang bentuk produk
3. Keputusan tentang merek
4. Keputusan yang akan beli
5. Keputusan tentang jumlah produk
6. Keputusan tentang waktu pembelian
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Berdasarkan penjelasan diatas, pemasaran produk MS Glow dapat dilakukan
dengan memanfaatkan jasa beauty influencer dengan target pasarnya adalah
remaja yang sering menggunakan sosial media. Dengan demikian, judul
penelitian yang diambil adalah “Pengaruh Beauty Influencer Terhadap
4

Keputusan Pembelian Produk MS Glow oleh Remaja Di Kabupaten


Pandeglang”.

B. Identifikasi Masalah
1. Keputusan pembelian konsumen di Kabupaten Pandeglang semakin
menurun dari tahun ke tahun.
2. Persaingan antar merk kosmetik semakin ketat.
3. Influencer di Kabupaten Pandeglang belum begitu banyak.
4. Belum banyak seller kosmetik yang memanfaatkan sosial media sebagai
sarana pemsaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dari
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Beauty Influencer yang ada di kabupaten Pandeglang?
2. Bagaimana tingkat beli MS Glow oleh konsumen remaja di Kabupaten
Pandeglang?
3. Seberapa besar pengaruh Beauty Influecer terhadap keputusan beli oleh
remaja di Kabupaten pandeglang?
D. Pembatasan Masalah
Penulisan masalah hanya pada pengaruh Beauty Influencer terhadap
keputusan beli remaja di Kabupaten Pandeglang.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana beauty influencer di Kabupaten
Pandeglang.
b. Untuk mengetahui peningkatan pembelian MS Glow oleh konsumen
remaja di Kabupaten Pandeglang.
5

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beauty influencer terhadap


keputusan beli remaja di Kabupten Pandeglang.
2. Kegunaan
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian ini bahwa penelitian ini dapat
digunakan untuk mengembagkan pengetahuan tentang ilmu teknik
pemasaran khususnya pada bidang pemasaran digital (digital marketing)
karena di era revolusi industry 4.0 di butuhkan teknik pemasaran yang
efektif untuk dapat bersaing dengan brand lain baik dalam skala nasional
maupun internasional.
b. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu:
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang
meniliti pada bidang yang sama
2) Bagi pedagang, atau pelaku UMKM hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk mulai menggunakan internet
sebagai media pemasaran produk yang dijual.
3) Bagi Penulis, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan serta
menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama
perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai