Anda di halaman 1dari 40

Universitas Borobudur

Psikologi Konsumen & Kewirausahaan


Uts
Dosen: Ika Wahyu Pratiwi, MA
Nama : Ilham Aziz
Nim: 11180008
Fakultas : psikologi
Judul PENGARUH PERILAKU KONSUMEN, BRAND IMAGE DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE
PADA SITUS BELANJA ONLINE (Studi Kasus pada Situs Belanja
Online XYZ)
Metode penelitian penelitian kuantitatif dan menggunakan olah data SPSS Versi 24.00
Penulis • Adhi Bawono
• Isanawikrama
• Kusumah Arif
• Yohanes Jhony Kurniawan

Tahun 2018
Latar Belakang • Di era globalisasi saat ini dimana semuanya sudah serba canggih
dan sudah masuk era digital.Perkembangan yang begitu signifikan
terjadi bahkan dalam dunia pemsaran yang berbasis sitem online.
Banyak perusahaanperusahaan besar yang sudah mempunyai
nama bahkan perusahaan kecil dan usaha kelas menengah pun
sudah banyak yang menggunakan online untuk memasarkan
produknya. Dalam perdagangan pun merupakan kegiatan yang
dilakukan manusia sejak pertama kali adanya dan sejak awal dari
peradabannya.Awalnya, proses perdagangan itu dilakukan secara
konvensional atau melakukan tatap muka secara langsung dan
pembayarannyapun dilakukan secara langsung.
• Hampir semua orang mengenal dengan kata online shopping
(belanja secara online), yang saat ini muncul sebagai aplikasi
popular dalam e-commerce.
• Perilaku konsumen (Consumer Behavior) yang menerangkan
bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi
oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh bauran
pemasaran yang mencakup produk, harga, distribusi, dan
promosi. Variabel-variabel tersebut di atas saling mempengaruhi
proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan
pembelian yang didasarkan pada pilihan produk, pilihan merk,
pilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian (Kotler,
2005).
• Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan
keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan
sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia
untuk membeli sebuah barang atau jasa dalam memenuhi
keiginan dan kebutuhannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam keputusan pembelian akan dipengaruhi
oleh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor
psikologis (Kotler,Amstrong, 2006).

Hasil • (1) Secara parsial, dimensi perilaku konsumen berpengaruh


signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian pada situs
Ecommerce XYZ ada di terima dengan nilai signifikansi sebesar
0.618,
• (2) Secara parsial, dimensi Brand image berpengaruh signifikan
dan positif terhadap keputusan pembelian pada situs e-commerce
XYZ diterima dengan nilai signifikansi sebesar 0.323,
• (3) Secara parsial, dimensi promosi berpengaruh signifikan dan
positif terhadap Keputusan Pembelian pada situs e-commerce
diterima dengan nilai signifikansi sebesar 0.765.

Diskusi • Ruang lingkup consumer behavior mencakup banyak hal


karena consumer behavior adalah sebuah studi dari proses
yang berkembang ketika individu atau sekelompok orang
memilih, menggunakan, atau membuang sebuah produk,
pelayanan, ide, atau pengalaman untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan.

• tipe-tipe perilaku pembelian berdasarkan tingkat keterlibatan


pembeli dan tingkat perbedaan diantara berbagai merek adalah
sebagai berikut:

Perilaku Pembelian Kompleks (Complex Buying Behavior)

Perilaku pembelian mengurangi ketidakcocokan (Dissonance-


Reducing Buying Behavior)

Perilaku pembelian karena kebiasaan (Habitual-Buying Behavior).

Perilaku pembelian mencari variasi (Variety-Seeking Buying


Behavior)

• Faktor yang Mempengaruhi Citra Merek Aker 2007: 139)


berpendapat citra merek terdiridari tiga komponen yaitu:

1. Product Attributes (Atribut Produk) : hal-hal yang berkaitan


dengan merek tersebut sendiri seperti, kemasan, isi produk,
harga, rasa, dll.

2. Consumer Benefits (Keuntungan Konsumen): kegunaan produk


dari merek tersebut.

3. Brand Personality (Kepribadian Merek) : merupakan asosiasi


(presepsi) yang membayangkan mengenai kepribadian sebuah
merek apabila merek tersebut seorang manusia.

komentar • Kelebihan pada penelitian ini terletak pada penyajian data yang
sangat detail.

• Kekurangan dari penelitian ini hanya di lakukan di daerah jakarta


saja, responden hanya 97 orang saja.

Judul ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MELAKUKAN


ONLINE SHOPPING DI KOTA MAKASSAR
Metode penelitian Penelitian kuantitatif korelasional
Penulis • OKTA NOFRI
• ANDI HAFIFAH

Tahun 2018
Latar Belakang • Berdasarkan survey yang dilakukan Asosiasi Pengguna
Jaringan Internet Indonesia (APJII, 2017), melaporkan bahwa
dari 262 juta orang penduduk Indonesia, 143,26 juta jiwa
diantaranya adalah pengguna internet (54,68%). Sementara
itu, hasil survey yang dilakukan Globalwebindex (2018)
menunjukan bahwa 60% dari pengguna internet di Indonesia
pernah berkunjung di online shop Tokopedia dan 61% nya
pernah berkunjung ke Lazada, dua online shop yang ternama
di Indonesia. Sementara pada survey satu tahun sebelumnya
didapatkan informasi bahwa rata-rata waktu yang dihabiskan
responden Indonesia untuk mengakses internet dalam satu
hari adalah 8 jam 51 menit mengalahkan saluran pemasaran
yang lain. Dan masih menurut laporan yang sama, Indonesia
menempati urutan ke-4 yang paling gemar online. Hal ini
meyakinkan peneliti bahwa penelitian perilaku membeli
online menjadi sangat penting dan akan semakin penting di
masa-masa yang akan datang.
• untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi
pemasaran yang tepat, kita harus memahami apa yang
mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (afeksi), apa
yang mereka lakukan (perilaku), dan serta dimana (kejadian
disekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan konsumen
tersebut.

Hasil • Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa faktor kebudayaan,


sosial, kepribadian dan psikologis berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian online baik secara
simultan maupun secara parsial. Adapun variabel yang paling
dominan mempengaruhi keputusan pembelian online adalah
faktor sosial.

Diskusi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu


sebagai berikut :

• Faktor-faktor Kebudayaan

• Faktor-faktor Sosial

• Faktor Pribadi

• Faktor-faktor Psikologis

proses keputusan pembelian diawali saat pembeli


menyadari adanya masalah kebutuhan (problem
recognition), dimana pembeli menyadari terdapat
perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi yang
diinginkannya.

kesimpulan • Merujuk pada tujuan penelitian dan hasil pembahasan di atas,


maka dapat disimpulkan hal-hal berikut : 1. Faktor kebudayaan,
sosial, kepribadian dan psikologis berpengaruh positif dan
signifikan dalam online shopping di kota Makassar, baik secara
simultan maupun parsial. 2. Faktor sosial adalah faktor yang
paling dominan mempengaruhi dalam online shopping di kota
Makassar.
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN, BRAND IMAGE DAN


PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE PADA
SITUS BELANJA ONLINE
(Studi Kasus pada Situs Belanja Online XYZ)
Adhi Bawono1, Isanawikrama2, Kusumah Arif 3 , Yohanes Jhony Kurniawan4*
1Binus Entrepreneurship Center, Binus University
2Binus Entrepreneurship Center, Binus University
3Binus Entrepreneurship Center, Binus University
4Sekolah Tinggi Ilmu komunikasi dan Sekretari Tarakanita

ABSTRACT
E-Commerce is electronic commerce related to the activity of buying, selling, marketing of goods or services by
utilizing internet communication network as a form of future trading.. The purpose of this research is (1) To
know the influence of consumer behavior toward online purchasing decision on E Commerce Site, (2) to know
the influence of brand image to online purchasing decision on E Commerce Site, (3) to know the influence of
promotion to online purchasing decision at E-Commerce Sites XYZ. The method used in this study is a
quantitative research method and use if the data SPSS Version 24.00. Populations and samples (questionnaires)
in this study were 97 valid questionnaires. Questionnaire materials include: Functional Image (image seen from
product function), Affective Image (image seen from attitudes toward brand), and Reputation (image seen from
reputation of brand) disseminated to E Commerce Site XYZ user in Jakarta. this is: Based on the results of
research and discussion, it can be concluded as follows: (1) Partially, the dimensions of Consumer Behavior
have a significant and positive effect on Purchase Decision at E-Commerce Sites XYZ received with a
significance value of 0.618, (2) Partially, image has a significant and positive effect on Purchasing Decision at
E Commerce Site XYZ received with a significance value of 0.323, (3) Partially, the promotion dimension has a
significant and positive effect on Purchase Decision at E Commerce Sites received with a significance value of
0.765.

Keywords: Consumer Behaviour, Brand Image, Promotion and Online Purchasing Decision.

ABSTRAK

E-Commerce adalah perdagangan elektronik yang berkaitan dengan aktivitas pembelian, penjualan, pemasaran
barang ataupun jasa dengan memanfaatkan jaringan komunikasi internet sebagai bentuk perdagangan masa
depan.. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap
Keputusan Pembelian online pada situs belanja online XYZ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif dan menggunakan olah data SPSS Versi 24.00. Populasi dan sampel (kuisioner)
dalam penelitian ini sebanyak 97 kuisioner yang valid. Materi kuisioner meliputi : Functional Image (citra
dilihat dari fungsi produk), Affective Image (citra dilihat dari sikap terhadap merek), dan Reputation (citra
dilihat dari reputasi merek) yang disebarkan kepada pegguna situs belanja online di Jakarta. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Secara parsial, dimensi Perilaku Konsumen
berpengaruh signifikan dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian di situs belanja online XYZ yang diterima
dengan nilai signifikansi 0,618, (2) Secara parsial, Citra berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian di situs belanja online XYZ yang diterima dengan nilai signifikansi 0,323, (3) Secara parsial, dimensi
promosi berpengaruh signifikan dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian di situs belanja online XYZ yang
diterima dengan nilai signifikansi 0,765

Kata Kunci: Perilaku Konsumen, Brand Image, Promosi dan Keputusan Pembelian Online

*email: dosnirohaku_9@yahoo.com

131
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

PENDAHULUAN informasi dan komunikasi (TIK) digunakan


Latar Belakang untuk perdagangan secara elektronik atau
Di era globalisasi saat ini dimana semuanya dikenal dengan E-Commerce. E-Commerce
sudah serba canggih dan sudah masuk era adalah perdagangan elektronik yang berkaitan
digital.Perkembangan yang begitu signifikan dengan aktivitas pembelian, penjualan,
terjadi bahkan dalam dunia pemsaran yang pemasaran barang ataupun jasa dengan
berbasis sitem online. Banyak perusahaan- memanfaatkan jaringan komunikasi internet
perusahaan besar yang sudah mempunyai sebagai bentuk perdagangan masa depan.
nama bahkan perusahaan kecil dan usaha Hampir semua orang mengenal
kelas menengah pun sudah banyak yang dengan kata online shopping (belanja secara
menggunakan online untuk memasarkan online), yang saat ini muncul sebagai aplikasi
produknya. popular dalam e-commerce. Aplikasi ini
Dalam perdagangan pun merupakan banyak digunakan dalam beberapa jenis
kegiatan yang dilakukan manusia sejak bisnis dengan tujuan yang berbeda dan
pertama kali adanya dan sejak awal dari sebagai alat pertukaran informasi. Dengan
peradabannya.Awalnya, proses perdagangan menggunakan aplikasi online shopping
itu dilakukan secara konvensional atau transaksi pembelian menjadi lebih mudah
melakukan tatap muka secara langsung dan tanpa harus bertatap muka dengan penjual
pembayarannyapun dilakukan secara karena dapat dilakukan tidak terbatas oleh
langsung. Memasuki era yang serba digital jarak dan waktu. Salah satu situs internet di
saat ini semuanya berubah.Dalam era yang Indonesia yang menerapkan konsep e-
serba teknologi inipun mulai melakukan commerce dan online shopping adalah situs
pergeseran, perdaganganpun mulai XYZ.
melakukan pergeseran.Dari yang sifatnya Kemudian menurut survei website e-
langsung dan terbatas oleh ruang dan waktu, commerce paling populer di Indonesia yang
maka kini sudah tidak lagi. dilakukan oleh (Wijaya, Survei website e-
Komunikasi pemasaran dalam commerce paling populer di Indonesia, 2014)
beberapa tahun terakhir menjadi sebuah diperoleh bahwa situs XYZ menempati urutan
kebutuhan bagi perusahaan-perusahaan untuk teratas atau pertama dari kategori website e-
mengembangkan segala produk yang akan commerce paling populer, paling dikenal,
diproduksi oleh perusahaan tersebut. persentase pengunjung, dan persentase
Berkembangnya komunikasi pemasaran tidak pengunjung kembali.
terlepas dari perkembangan jaman pada saat Situs XYZ merupakan online retailer
ini. Pemasaran menurut AMA (The American di Indonesia yang memberikan konsumernya
Marketing Association) yang anggotanya kesempatan untuk membeli segala produk
terdiri atas sejumlah besar professional yang berkaitan dengan elektronik, dekorasi
pemasaran di Amerika Serikat dan Kanada rumah tangga hingga produk kesehatan dan
menyatakan demikian : “pemasaran ialah kecantikan. Produk pesanan akan diantar ke
proses perencanaan dan pelaksanaan rumah dengan pelayanan kurir yang cepat
konsepsi, harga, promosi, distribusi ide, dengan kualitas produk yang terbaru dan
barang dan jasa untuk menciptakan terbaik. Pembayaran juga dapat dilakukan
pertukaran yang memuaskan individu serta dengan uang tunai bila tidak memiliki kartu
tujuan organisasi”. Hal yang diungkap AMA kredit, namun anda akan dikenakan biaya
memang berlaku di era seperti sekarang sebesar Rp. 10.000 yang dibayarkan kepada
ini.(Jefkins, Frank. 1997). agen pengeriman yang mengantar barang
Dalam dunia bisnis, penggunaan pesanan anda.
internet memang sangatlah penting Perilaku konsumen (Consumer
adanya.Dengan berkembangnya teknologi Behavior) yang menerangkan bahwa
informasi yang pesat menjadikan internet keputusan konsumen dalam pembelian selain
sebagai pertukaran informasi.Internet dipengaruhi oleh karakteristik konsumen,
mempengaruhi bisnis, internet hadir dengan dapat dipengaruhi oleh bauran pemasaran
tantangan baru dan tantangan yang sudah ada yang mencakup produk, harga, distribusi, dan
bagi yang sudah menggunakannya. promosi. Variabel-variabel tersebut di atas
Seperti kita ketahui bahwa dalam saling mempengaruhi proses keputusan
dunia peluang usaha dan bisnis, teknologi pembelian sehingga menghasilkan keputusan
pembelian yang didasarkan pada pilihan
132
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

produk, pilihan merk, pilihan penyalur, waktu masukan bagi produsen atas respon
pembelian, jumlah pembelian (Kotler, 2005). konsumen tersebut relevansinya dengan
Perilaku konsumen akan menentukan strategi pemasaran (Assael, 2001). Oleh
proses pengambilan keputusan dalam karena itu produsen dalam menawarkan
pembelian mereka. Proses tersebut produk hendaknya menekankan pada aspek
merupakan sebuah pendekatan penyelesaian kepuasaan konsumen, mengingat semakin
masalah pada kegiatan manusia untuk beraneka ragamnya penawaran produk disatu
membeli sebuah barang atau jasa dalam sisi dan pada sisi lain konsumen menjadi
memenuhi keiginan dan kebutuhannya. selektif dalam memilih produsennya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Menjaga hubungan baik antara
konsumen dalam keputusan pembelian akan konsumen dengan pelanggan ini ditunjukkan
dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, dengan keinginan konsumen untuk
faktor pribadi dan faktor psikologis melakukan pembelian secara berulang
(Kotler,Amstrong, 2006). terhadap produk bersangkutan, hal ini
Menurut penelitian Kunto (2014) menunjukkan adanya kepercayaan dari
Image atau citra sebagai “seperangkat konsumen terhadap produk tersebut.
keyakinan, ide dan kesan yang dimiiliki Keinginan konsumen untuk melakukan
seseorang terhadap suatu objek di mana sikap pembelian ulang ini dipengaruhi oleh
dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap beberapa faktor yaitu selain harga yang relatif
suatu objek sangat dikondisikan oleh citra murah, juga dipengaruhi oleh kualitas produk
objek tersebut”. Hal ini berarti bahwa yang bagus dan ada kesesuian antara harga
kepercayaan, ide serta impresi seseorang dengan kualitas yang didapat sehingga pada
sangat besar ngaruhnya terhadap dan perilaku akhirnya timbul kepuasan pada konsumen
serta respon yang mungkin akan selama menggunakan produk tersebut.
dilakukannya. Terkait dengan hal tersebut maka
Menurut (Tjiptono, 2015:387) sebuah perencanaan bisa sukses harus
promosi merupakan bauran pemasaran yang didasarkan pada suatu rerangka koseptual
berfokus pada upaya menginformasikan, yang memberikan suatu dasar analisis,
membujuk dan mengingatkan kembali pelaksanaan, eksekusi dan evaluasi. Suatu
konsumen akan merek dan produk pemahaman yang mendalam mengenai
perusahaannya. Konsep pemasaran pemasaran dan perencanaan harus diusulkan
terintegrasi (Integrated Marketing dengan konsep dan ide kreatif yangbaik. Hal
Communication/IMC) dikembangkan sebagai ini dilakukan agar dalam prakteknya,
pengembanganya, komunikasi ini lebih pemasaran yang dilakukan dapat menarik
menekankan pada komunikasi dua arah yang khalayak sebanyak mungkin
menunjukan keselaran dan keterpaduan dalam Dengan masih besarnya potensi pasar
hal tujuan, fokus, dan arah strategik e-commerce di Indonesia, penulis melihat hal
antarelemen bauran pemasaran yaitu pada ini dapat dijadikan sebuah penelitian yang
periklanan, promosi penjualan, personal menarik dan dapat bermanfaat bagi semua
selling, public relation, direct dan online kalangan terutama untuk kalangan
marketing serta antar unsur bauran pemasaran enterpreanur dan pelaku usaha lainnya untuk
yaitu produk, distribusi, harga dan ikut memanfaatkan perkembangan teknologi
komunikasi pemasaran. Keputusan informasi dan komunikasi, dan memberikan
perusahaan melakukan tindakan perbaikan gambaran bahwa masa depan dunia
pelayanan yang sistematis merupakan payung perdagangan adalah perdagangan online
yang menentukan dalam menindaklanjuti khususnya pada XYZ
komplain konsumen dari suatu kegagalan Berdasarkan hal-hal yang kemukakan
sehingga pada akhirnya mampu mengikat di atas maka penelitian ini mengambil judul
loyalitasi konsumen yaitu “Pengaruh Perilaku Konsumen, Brand
Disamping itu berdasarkan keputusan Image dan Promosi terhadap Keputusan
pembelian yang kompleks, keputusan Pembelian Online pada Situs Belanja Online
pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh XYZ tahun 2017”.
faktor individual, lingkungan, dan stimuli
pemasaran yang pada akhirnya menimbulkan Rumusan Masalah Penelitian
tanggapan konsumen pasca pembelian atas Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,
yang dikonsumsinya dan juga memberikan rumusan masalah dalam penelitian iniyaitu:1)
133
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

bagaimanakah pengaruh perilaku konsumen Faktor-faktor yang Mempengaruhi


terhadap keputusan pembelian online pada Perilaku Konsumen(Consumer Behavior)
situs XYZ?, (2) Pengaruh brand image Menurut Kotler dan Amstrong (2012: 135-
terhadap keputusan pembelian online pada 150), faktor-faktor yangmempengaruhi
situs XYZ tahun 2017, (3) Pengaruh promosi Perilaku Konsumen (Consumer Behavior)
terhadap keputusan pembelian online pada adalah:
situs XYZ tahun 2017? a) Budaya, sub-budaya dan kelas sosial
sangat penting bagi perilaku
Tujuan Penelitian pembelian. Budaya merupakan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian kumpulan dari nilai dasar, persepsi,
ini adalah (1) Untuk mengetahui Pengaruh keinginan, dan perilaku yang
Perilaku Konsumen terhadap Keputusan dipelajari dari anggota sosial seperti
Pembelian online pada Situs Belanja Online keluargadan institusi penting lainnya.
XYZ, (2) Untuk mengetahui Pengaruh brand Sub-budaya adalah sekelompok orang
image terhadap Keputusan Pembelian online yangberbagi nilai sistem berdasarkan
pada situs belanja Online XYZ, (3) Untuk pengalaman hidup dan situasi
mengetahui pengaruh promosi terhadap (nasionalisme, agama, dan ras). Kelas
keputusan pembelian online pada situs sosial relatif permanen dimana
belanja online XYZ. anggotanya berbagi nilai, ketertarikan,
dan perilaku yang mirip.
KAJIAN TEORI b) Sosial, perilaku konsumen
Definisi Perilaku Konsumen (Consumer dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
Behavior) seperti kelompok acuan, keluarga,
Pengertian consumer behavior adalah studi serta peran dan status sosial.
dari individu, kelompok, atau organisasi dan c) Pribadi, keputusan pembelian juga
proses yang mereka gunakan untuk memilih, dipengaruhi oleh karakteristik pribadi,
mengamankan, menggunakan, menempatkan meliputi usia, tahap dalam siklus
produk, pelayanan, pengalaman, atau ide kehidupan, pekerjaan, dan keadaan
untuk memuaskan kemauan dan dampak dari ekonomi.
proses ini kepada konsumen dan masyarakat d) Psikologis, satu perangkat proses
(Hawkins et al., 2007:6). psikologis berkombinasi dengan
Ruang lingkup consumer behavior karakteristik konsumen tertentu untuk
mencakup banyak hal karena consumer menghasilkan proses keputusan dan
behavior adalah sebuah studi dari proses yang keputusan konsumen.
berkembang ketika individu atau sekelompok
orang memilih, menggunakan, atau Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
membuang sebuah produk, pelayanan, ide, (Consumer Behavior)
atau pengalaman untuk memuaskan Menurut Kotler & Amstrong (2012:150-
kebutuhan dan keinginan (Solomon, 2007:7). 152), tipe-tipe perilaku pembelian
Sehingga consumer behavior bisa berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan
disimpulkan sebagai studi mengenai pribadi tingkat perbedaan diantara berbagai merek
seseorang atau kelompok dalam menentukan adalah sebagai berikut:
hak mereka dalam memilih, membeli, a) Perilaku Pembelian Kompleks (Complex
menggunakan, dan mengganti suatu produk Buying Behavior)
atau layanan agar tercapainya apa yang Konsumen melakukan pembelian
mereka inginkan dari suatu produk atau kompleks ketika mereka sangat terlibat
layanan tersebut. dalam pembelian dan merasakan
Sedangkan menurut Kotler (2007) perbedaan yang signifikan antara merek.
bahwa, “perilaku konsumen merupakan studi Konsumen mungkin sangat terlibat bila
tentang cara individu, kelompok, dan produk mahal, beresiko, jarang dibeli,
organisasi menyeleksi, membeli, dan sangat menonjolkan ekspresi diri.
menggunakan, dan memposisikan barang, Konsumen biasanya banyak mempelajari
jasa, gagasan, atau pengalaman untuk mengenai kategori produk.
memuaskan kebutuhan dan keinginan b) Perilaku pembelian mengurangi
mereka” ketidakcocokan (Dissonance-Reducing
Buying Behavior)
134
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

konsumen melakukan pembelian yang dibentuk dari informasi dan pengalaman masa
mengurangi ketidakcocokan terjadi lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek
ketika konsumen sangat terlibat dalam berhubungan dengan sikap yang berupa
pembelian yang mahal, beresiko, tetapi keyakinan dan preferensi terhadap suatu
hanya melihat sedikit perbedaan antara merek. Konsumen yang memiliki citra yang
merek. positif terhadap suatu merek, akan lebih
c) Perilaku pembelian karena kebiasaan memungkinkan untuk melakukan pembelian
(Habitual-Buying Behavior). Perilaku (Setiadi, 2003).
pembelian karena kebiasaan terjadi Dari beberapa pendapat para ahli
dibawah kondisi keterlibatan konsumen diatasdapat disimpulkan bahwa citra merek
yang rendah dan melihat sedikit adalah persepsi konsumen dan preferensi
perbedaan antara merek yang terhadap merek, sebagaimana yang
signifikan.Tidak memiliki komitmen direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi
yang kuat dengan merek apapun. (presepsi)merek yang ada dalam ingatan
d) Perilaku pembelian mencari variasi konsumen.
(Variety-Seeking Buying Behavior).
Perilaku pembelian yang mencari variasi Faktor yang Mempengaruhi Citra Merek
terjadi ketika tingkat keterlibatan Aker 2007: 139) berpendapat citra merek
konsumen rendah tetapi perbedaan merek terdiridari tiga komponenyaitu:
yang dirasakan signifikan.Dalam hal ini, 1. Product Attributes (Atribut Produk) :
konsumen sering berganti merek. hal-hal yang berkaitan dengan merek
Contohnya seperti membeli kue, tersebut sendiri seperti, kemasan, isi
konsumen mungkin memegang beberapa produk, harga, rasa, dll.
keyakinan, memilih kue tanpa banyak 2. Consumer Benefits (Keuntungan
evaluasi, kemudian mengevaluasi kue Konsumen): kegunaan produk dari
tersebut ketika dikonsumsi.Tetapi lain merek tersebut.
kali, konsumen akan mengganti dengan 3. Brand Personality (Kepribadian Merek)
merek lain karena bosan atau hanya ingin : merupakan asosiasi (presepsi) yang
mencoba sesuatu yang berbeda membayangkan mengenai kepribadian
sebuah merek apabila merek tersebut
Brand image seorang manusia.
Pengertian Brand Image
Citra merek merupakan serangkaian Dimensi Brand Image
asosiasi(persepsi) yang ada dalam benak Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
konsumen terhadap suatu merek, biasanya tiga dimensi brand image (dalam jurnal
terorganisasi menjadi suatu makna. Mahsa Hariri dan Hossein Vazifehdust, 2011)
Hubungan terhadap suatu merek akan yang terdiri dari functional image (citra
semakin kuat jika didasarkan pada dilihat dari fungsi produk), affective image
pengalaman dan mendapat banyak informasi. (citra dilihat dari sikap terhadap merek), dan
Citra atau asosiasi merepresentasikan persepsi reputation (citra dilihat dari reputasi merek).
yang bisa merefleksikan kenyataan yang
objektif ataupun tidak. Promosi
Menurut (Kotler 2012), “ A brand is Pengertian Promosi
name, term, sign, symbol, or design, or Promosi merupakan salah satu faktor penentu
acombination of them, intended to identify the keberhasilan program pemasaran.
goods or service of one seller or group of Bagaimanapun kualitas suatu produk apabila
sellers and to differentiate them from those of konsumen tidak tahu dan tidak yakin bahwa
competitor.” Maksudnya, merek adalah nama, produk tersebut memiliki kualitas dan
istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi berguna bagi mereka, maka konsumen pun
dari semuanya itu yang dimaksudkan untuk tidak akan tertarik untuk membelinya.
mengidentifikasi barang atau jasa dari Menurut (Tjiptono, 2015:387), promosi
seseorang atau sekelompok penjual untuk merupakan bauran pemsaran yang berfokus
membedakannya dari produk atau barang pada upaya menginformasikan, membujuk
pesaing. dan mengingatkan kembali konsumen akan
Brand Image adalah representasi dari merek dan produk perusahaannya.
keseluruhan persepsi terhadap merek dan
135
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

Konsep pemasaran terintegrasi pelanggan terhadap produk sehingga mereka


(Integrated Marketing Communication/IMC) kemudian akan mencoba membelinya.
dikembangkan sebagai pengembanganya,
komunikasi ini lebih menekankan pada 4. Hubungan Masyarakat (Public
komunikasi dua arah yang menunjukan relation)
keselaran dan keterpaduan dalam hal tujuan, Sedangkan menurut Tjiptono (2008), public
fokus, dan arah strategik antar elemen bauran relations merupakan upaya komunikasi
pemasaran yaitu pada periklanan, promosi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk
penjualan, personal selling, public relation, mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan,
direct dan online marketing serta antar unsur dan sikap terhadap berbagai macam
bauran pemasaran yaitu produk, distribusi, kelompok terhadap perusahaan tersebut
hargadan komunikasi pemasaran.
Tujuan akhir dari pemasar adalah Indikator promosi
menaikan penjualan dan keuntungan bagi Promosi adalah pemilihan bauran
perusahaan.Promosi dan periklanan adalah promosi yang sangat penting untuk
usaha-usaha perusahaan untuk meyakinkan dilaksanakan oleh perusahaan untuk
konsumen untuk membeli produknya. memasarkan jasa dalam kegiatan pembelian /
Bentuk-bentuk utama dari penggunaan jasa.
komunikasi penjualan adalah penjualan Metode tersebut terdiri atas aktivitas
pribadi (personal selling), periklanan periklanan (advertising), personal selling,
(advertaising), promosi penjualan (sales promosi penjualan, public relations,
promotion), iklan dari mulut ke mulut (mouth informasi dari mulut kemulut (word of
to mouth advertisement) mouth), dan pemasaran langsung (direct
marketing). (Kotler, 2009:24) Walaupun
Macam macam promosi secara umum bentuk-bentuk promosi
Menurut Kotler(2015:399), macam-macam memiliki fungsi yang sama, tapi bentuk-
bauran promosi penjualan terdiridarisales bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan
promotion, advertising, personal selling, dan tugas-tugas khususnya.
public relations.
Berikut ini mnerupakan pembahasan Definisi Keputusan Pembelian
darimacam-macam bauran promosi Kotler, (2011:206), mengungkapkan
penjualanadalah sebagai berikut. keputusan untuk membeli yang diambil oleh
1. Promosi Penjualan (Sales Promotion) konsumen itu merupakan kumpulan dari
Menurut Kotler (2006), sales promotion is a sejumlah keputusan.
short- term incentives to encourage the Setiap keputusan membeli
purchase or sale of a product or service. mempunyai suatu struktur yang terdiri dari
Pengertiannya adalah, promosi merupakan beberapa komponen, antara lain. 1)
insentif jangka pendek untuk mendorong Keputusan tentang jenis produk, 2)
pembelian/penjualan suatu produk atau jasa. Keputusan tentang bentuk produk, 3)
Keputusan tentang merek, merek mana yang
2. Periklanan (Advertising) akan dipilih konsumen untuk dibeli, 4)
Menurut Kotler (2006), advertising is a any Keputusan tentang penjualnya, produk
paid form of nonpersonal presentation and tersebut dibeli dimana dan pada toko apa, 5)
promotion of ideas, goods, or services by an Keputusan tentang jumlah produk, banyaknya
identified sponsor. Pengertiannya adalah, produk yang akan dibeli, 6) Keputusan
iklan adalah sebagai semua bentuk bayaran tentang waktu pembelian. 7) Keputusan
untuk mempresentasikam dan tentang cara pembayaran.
mempromosikan ide, barang, atau jasa
secaranon personal oleh sponsor yang jelas. Faktor faktor yang Memengaruhi
Keputusan Pembelian
3. Personal Selling Selanjutnya menurut Kotler, (2011:206)
Menurut Tjiptono (2015), personal selling mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor
adalah komunikasi langsung (tatap muka) yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan
antara penjual dan calon pelanggan untuk pembelian, pertama, sikap orang lain. Sejauh
memperkenalkan suatu produk kepada calon mana sikap orang lain mengurangi alternatif
pelanggan dan membentuk pemahaman yang disukai seseorang, pengurangan
136
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

alternatif tersebut akan bergantung kepada 1) Sumber pribadi meliputi keluarga,


dua hal yaitu; 1) Intensitas sikap negatif teman, tetangga.
orang lain terhadap alternatif yang disukai 2) Sumber komersil meliputi iklan,
konsumen. 2) Motivasi konsumen untuk tenaga penjual, pameran.
menuruti keinginan orang lain. 3) Sumber publik meliputi media massa,
Kedua, Situasi yang tidak organisasi konsumen, pencarian
terantisipasi.Situasi yang tidak terantisipasi minternet.
yang dapat muncul dan mengubah niat 4) Sumber pengalaman meliputi
pembelian, keputusan konsumen untuk penanganan, pemeriksaan,
memodifikasi, menunda atau menghindari penggunaanproduk.
suatu keputusan pembelian sangat c) Evaluasi Alternatif (Alternative
dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Evaluation), yaitu: evaluasi alternatif
Bersama resiko yang dirasakan yaitu cara konsumen dalam memproses
berbeda-beda menurut besarnya uang yang informasi untukmengevaluasi merek
dipertaruhkan besarnya ketidakpastian atribut alternatif yang menghasilkan pilihan
dan besarnya kepercayaan diri konsumen. berbagai merek.
Keputusan membeli melalui secara d) Keputusan Pembelian (Purchase
online yang didahului oleh pengenalan Decision) adalah tahap dimana konsumen
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi akan membeli atau tidak. Ada dua faktor
alternatif dipengaruhi oleh banyak faktor. yang muncul diantara kecenderungan
Faktor ini dapat dikelompokkan pembelian dan keputusan pembelian.
menjadi faktor internal, yaitu psikologi Faktor pertama adalah sikap orang lain
konsumen, dan faktor eksternal, yang terdiri dan faktor kedua adalah situasi tidak
dari lingkungan sosial budaya masyarakat, terduga. Konsumen mungkin membentuk
stimuli pemasaran, dan sistem kontrol vendor kecenderungan pada pendapat yang
yang meliputi (1) Efisiensi untuk pencarian diharapkan, harga, dan manfaat produk
(waktu cepat, mudah dalam penggunaan, dan yang diharapkan.
usaha pencarian mudah); (2) Value (harga e) Perilaku Setelah Pembelian (Post-
bersaing dan kualitas baik); dan (3) interaksi purchase Behavior). Setelah pembelian
(informasi, keamanan, load time, dan navigasi terjadi, konsumen akan mengalami suatu
(Suhari, Yohanes. 2008). tingkat kepuasanatau ketidakpuasan.
Kepuasan atau ketidakpuasan akan
Dimensi Keputusan Pembelian mempengaruhitingkah laku berikutnya.
Ada beberapa dimensi atau tahap yang Konsumen yang merasa puas akan
dilakukan oleh konsumen dalam proses cenderung mengatakan hal yang baik
pembelian (Kotler & Keller. 2009 : 234-245), tentang produk yang bersangkutan
yaitu: kepada oranglain.
a) Pengenalan Masalah (Need Recognition, Apabila konsumen merasa tidak
yaitu: proses pembelian dimulai dengan puas maka ada dua kemungkinan
pengenalan terhadap masalah atau yangakan dilakukan oleh
kebutuhan. Konsumen merasakan adanya konsumen.Pertama, meninggalkan atau
perbedaan antara keadaan sebenarnya konsumen tidakakan melakukan
dengan keadaan yang diinginkan.Dipicu pembelian yang kedua kalinya. Kedua,
oleh rangsangan internal yaitu ketika konsumen akanmencari informasi
salah satu kebutuhan normal yang timbul tambahan mengenai produk yang telah
sudah cukup tinggi sehingga menciptakan dibelinya untuk menguatkan pendiriannya
sebuah dorongan. Dan rangsangan mengapa ia memilih produk itu sehingga
eksternal yaitu karena dorongan dari ketidakpuasannya dapat dikurangi
pihak lain yang membuat konsumen
menjadi terdorong untuk memenuhi Hipotesis
kebutuhannya Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat
b) Pencarian Informasi (Search of sementara terhadap permasalahan penelitian,
Information),yaitu: konsumen dapat sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
memperoleh informasi dari berbagai (Suharsimi, 2010:71).
sumber, meliputi : Dari uraian kerangka pemikiran
diatas, dirumuskan sebagai berikut:
137
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

H1 = di duga terdapat Pengaruh hipotesis, turun ke lapangan, analisa data dan


Perilaku Konsumen terhadap kesimpulan data sampai dengan penulisannya
Keputusan Pembelian online menggunakan aspek pengukuran,
pada Situs Belanja Online XYZ perhitungan, rumus dan kepastian data
tahun 2017 numerik. Penelitian ini merupakan penelitian
H2 = di duga terdapat Pengaruh deskriptif karena bertujuan membuat
brand image terhadap pencanderaan/ lukisan/ deskripsi mengenai
Keputusan Pembelian online fakta-fakta dan sifat -sifat suatu populasi atau
pada Situs Belanja Online XYZ daerah tertentu secara sistematik, faktual dan
tahun 2017 teliti (Ginting dan Situmorang, 2008:55).
H3 = di duga terdapat Pengaruh Selanjutnya dikatakan sebagai
promosi terhadap Keputusan penelitian asosiatif karena penelitian ini
Pembelian online pada Situs menghubungkan dua variabel atau lebih
Belanja online XYZ tahun 2017 (Ginting, 2008:57). Dengan penelitian ini
maka akan dapat dibangun suatu teori yang
Kerangka Pemikiran dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Perilaku
Konsumen(X Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
Brand1)Image Keputusan
Pembelian(Y)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
(X)
ini adalah data kuantitatif yang merupakan
Promosi (X) data yang diperoleh dari dalam perusahaan
baik lisan maupun tulisan yang kemudian
Gambar 1. Kerangka pemikiran dikuantitatifkan berupa angka-angka atau
bilangan baik utuh (diskrit) maupun tidak
METODE PENELITIAN utuh (continue) (Kountur, 2008:30) atau skor
Waktu dan Tempat Penelitian jawaban reponden yang diperoleh dari hasil
Waktu penelitian pengukuran melalui koesioner. Penelitian ini
Proses penelitian ini diawali dengan menggunakan skala pengukuran berupa skala
kegiatan mengidentifikasi permasalahan di likert dengan 4 kategori.
tempat yang akan di gunakan sebagai lokasi Tabel 2 ukuran skala likert
penelitian, perumusan masalah yang Jawaban Skor
teridentifikasi, pengumpulan dasar teori Sangat Setuju 4
yang memperkuat landasan dalam variable, Setuju 3
penyusunan metode dalam pengumpulan Tidak Setuju 2
data, hingga penentuan teknik pengujian
statistic yang di pergunakan. Pada proses ini Sangat Tidak Setuju 1
dibutuhkan waktu penelitian sejak Agustus Sumber: Hasil kajian penulis, 2017
–September 2017
Skala pengukuran penelitian ini
Tempat penelitian menggunakan empat kategori pilihan
Untuk memperoleh data guna penyusunan bertujuan untuk menghilangkan jawaban
karya tulis penulis mengambil tempat ragu-ragu dari reponden.Penelitian ini
penelitian pada pengguna situs belanja menggunakan kuesioner yang berupa
online XYZ di Jakarta pernyataan-pernyataan yang pilihan
jawabannya telah tersedia.Yang diberi pola
Desain Riset atau dipersempit dengan kerangka susunan
Menurut Arikunto (2010:90), desain terlebih dahulu, sehingga mendorong
penelitian adalah rencana atau rancangan reponden untuk menentukan pilihan jawaban
yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar ke suatu arah dan memiliki keuntungan yang
kegiatan yang akan dilaksanakan. Penelitian cepat dan mudah dianalisa.
ini menggunakan pendekatan kuantitatif,
berjenis deskriptif dan asosiatif. Dikatakan Sumber Data
pendekatan kuantitatif sebab pendekatan yang
digunakan di dalam usulan penelitian, proses,
138
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

Sumber data bersumber dari data primer dan September 2017 sebanyak 3186 konsumen.
data sekunder Indriantoro dan Supomo Dari jumlah tersebut yang dijadikan sampel
(2002:146-147), yaitu : dalam penelitian ini adalah sebanyak 3186
1. Data Primer (Primary Data) merupakan konsumen. Penentuan jumlah sampel
sumber data penelitian yang diperoleh sebanyak 186 konsumen untuk memudahkan
secara langsung dari sumber langsung dalam pengolahan data konsumen dan
(tidak melalui media perantara). Data diperoleh berdasarkan rumus Slovin
primer secara khusus dikumpulkan (Arikunto :2006:102) sebagai berikut:
peneliti untuk menjawab pertanyaan Perhitungan sampel dilakukan
penelitian. Data primer dapat berupa dengan menggunakan rumus Slovin dengan
opini, hasil observasi dan hasil pengujian. asumsi bahwa populasi tersebut berdistribusi
Metode yang digunakan untuk normal, maka perhitungannya adalah sebagai
mendapatkan data primer adalah dengan berikut: (Umar, 2011).
wawancara atau jawaban kuisioner.
2. Data sekunder (Secondary Data)
merupakan sumber data penelitian yang Dimana :
diperoleh peneliti secara tidak langsung n = Ukuran Sampel
melalui media perantara (dari pihak lain). N = Ukuran Populasi
Data sekunder umumnya berupa bukti, e = Batas kesalahan yang
catatan, atau laporan historis yang telah diperbolehkan, sebanyak 10%
tersusun dalam arsip yang dipublikasikan Berdasarkan rumus tersebut, maka
maupun tidak dipublikasikan. jumlah sampel yang diambil dalam penelitian
ini adalah:
Metoda Analisis Data
Penelitian ini menggunakan uji validitas dan
reliabilitas sebelum melakukan uji hipotesis.
Uji validitas dan reliabilitas bertujuan untuk
mengetahui ketepatan dan keandalan data N = 96.95
sehingga data tersebut memenuhi kriteria Dengan demikian, jumlah sampel
untuk diuji dengan menggunakan berbagai dalam penelitian ini sebanyak 96.95 di
jenis metode statistik yang ada. bulatkan menjadi 97 sampel.

Populasi dan Sample


HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi.
Pengertian populasi menurut Sugiyono Hasil Analisis Deskriptif
Di dalam penelitian ini, penulis menyebar
(2012:90) adalah wilayah generalisasi yang
kuesioner kepada konsumen situs belanja
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
online XYZ melalui internet. Kuesioner yang
kualitas dan karakteristik tertentu yang
disebarkan pada seluruh konsumen yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
berjumlah 97 responden mengenai tanggapan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
tentang perilaku konsumen terhadap
yang diteliti adalah seluruh konsumen
keputusan pembelian situs XYZ. .Untuk
prioritas bulan April 2017 pada situs belanja
mendapatkan gambaran mengenai
online XYZ yaitu sebanyak 3186 konsumen.
karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin, usia. Untuk lebih jelasnya dibawah
Sample
ini dikemukakan secara satu persatu
Teknik sampling yang digunakan dalam
gambaran umum responden penelitian.
pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah simple random sampling yaitu
menurut Sugiyono (2012:118) adalah teknik Karakteristik Responden Berdasarkan
pengambilan anggota sampel dari populasi Jenis Kelamin
yang dilakukan secara acak tanpa
Berdasarkan jenis kelamin peneliti membagi 2
memperhatikan strata yang ada dalam
(dua) kategori, yaitu laki-laki dan perempuan.
populasi itu. Dalam pengembilan sampel pada
Dengan melihat Tabel 1 dibawah ini dapat
penelitian ini mengacu pada teori Slovin.
dilihat responden laki-laki dan perempuan.
Banyaknya sample di situs belanja
online XYZ pada bulan agustus sampai
139
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

Tabel 1. Jenis Kelamin


Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki laki 41 42,3 42,3 42,3


perempuan 56 57,7 57,7 100,0
Total 97 100,0 100,0

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa Karakteristik Responden Berdasarkan


jenis kelamin dari total 97 responden yang Usia
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 41 orang Berdasarkan usia responden peneliti membagi
(42,3%) dan sisanya perempuan 56 orang menjadi 4 kategori, yaitu < 20 tahun, 20 - 25
(57,7%). Dengan ini diketahui sebagian besar tahun, 25> tahun.Dengan melihat Tabel 2
responden yang jenis kelamin Konsumen dibawah ini dapat dilihat presentase usia
situs XYZ bermayoritas berjenis kelamin responden.
perempuan.
Tabel 2.Usia Responden
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 tahun 29 29,9 29,9 29,9
20-25 tahun 59 60,8 60,8 90,7
>25 tahun 9 9,3 9,3 100,0
Total 97 100,0 100,0
hitung (tabel corrected item – total
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui correlation) dengan r tabel (tabel product
bahwa usia dari total 97 responden pada moment dengan signifikan 0.05)untuk
sebanyak 29orang (29.9%) yang berusia degreee of fredom (df) = n-2 di mana ”n”
<20tahun ,59orang (60.8%) yang berusia 20- adalah jumlah smapel penelitian sebanyak 97
25 tahun, 9orang (9,3%) yang berusia responden sehingga di peroleh nilai (df) 97-2
>25tahun. Dengan ini diketahui usia atau nilai df dari 95 adalah 0.196. Suatu
responden yang bermayoritas berusia 20-25 kuisioner di yatakan valid apabila r hitung > r
tahun untuk konsumen situs XYZ. tabel (ghazali, 2011:69).
Pengujian validitas dalam penelitian
Hasil Uji Teknik Analisa data ini menggunakan teknik korelasi pearson
Hasil Uji Validitas product moment dengan menggunakan
Uji validitas di gunakan mengetahui apakah program SPSS versi 24.0 for windows.
item item yang ada di dalam kusioner mampu Kriteria validitas setiap item atau butir
mengukur peubah yang di dapatkan dalam pernyataan adalah apabila nilai korelasi tiap
penelitian ini. (Ghozali 2011:69). Maksudnya item tersebut bernilai positif dan besarnya 0,3
untuk mengukur valid atau tidaknya suatu keatas, berarti item atau butir pernyataan
kuisioner di lihat jika pertanyaan dalam tersebut valid (Sugiyono, 2013).
kuisioner tersebut mampu Hasil pengujian validitas terhadap
mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur variabel Perilaku konsumen (X1), brand
oleh kuisioner tersebut. image (X2), Promosi (X3) terhadap
Uji validitas ini dapat di lakukan keputusan pembelian (Y) bahwa nilai korelasi
dengan menggunakan korelasi antara skor dari masing-masing variabel lebih besar dari
butir pertanyaan dengan skor konstruk atau 0,196, sehingga tidak ada yang perlu
variable. Setelah itu tentukan hipotesis Ho : dikeluarkan dan tidak perlu dilakukan
skor butir pertanyaan positif dengan skor pengujian ulang.
konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak
berkorelasi positif dengan total skor kunstruk. Hasil Uji Reliabilitas
Setelah menentukan hipotesis Ho dan Hasil perhitungan koefisien korelasi dan
Ha kemudian uji dengan membandingkan r reliabilitas untuk setiap variabel penelitian
140
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

dengan metode Cronbach’s Alpha disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Hasil Uji Realiabilitas


No Variabel Cronbach's Alpha r kritis Keterangan
1 Perilaku konsumen (X1) 0,931 0,6 Reliabel
2 Brand image (X2) 0,883 0,6 Reliabel

3 Promosi (X3) 0,925 0,6 Reliabel

4 Keputusan pembelian (Y) 0,810 0,6 Reliabel

Dari data Table 3 menunjukkan Hasil Uji Asumsi Klasik


bahwa nilai Cronbach`s Alpha untuk masing- Uji Normalitas
masing variabel diatas ketentuan nilai yang Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
disyaratkan (>0,6). Maka dikatakan bahwa apakah masing-masing variabel berdistribusi
konstruk pernyataan yang merupakan variabel normal atau tidak.uji normalitas data dalam
Perilaku konsumen (X1), brand image (X2), penelitian ini adalah menggunakan uji
promosi (X3) dan Keputusan Kolmogorov-Smirnov.Jika nilai sig > 0,05
pembeliankonsumen E Commerce Sites maka data berdistribusi normal sebaliknya
(Y)dinyatakan reliable jika nilai sig <0,05 maka data tidak
berdistribusi normal. Adapun hasil uji
normalitas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted
Value
N 97
Normal Parametersa,b Mean 42,7319588
Std. Deviation 2,89391864
Most Extreme Differences Absolute ,105
Positive ,073
Negative -,105
Kolmogorov-Smirnov Z 1,037
Asymp. Sig. (2-tailed) ,233
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai Koefisian Determinasi (R2) pada intinya
sig > 0,05 yaitu 0,233 sehingga dapat mengukur seberapa jauh kemampuan model
disimpulkan residual data berdistribusi dalam menerangkan variabel dependen. Nilai
normal dan model regresi telah memenuhi koefisian determinasi adalah
asumsi normalitas. antara nol sampai dan satu.Nilai determinasi
ditentukan dengan nilai Adjusted R Square.
Hasil uji hipotesis Hasil pengujian koefisian determinasi
Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 R2 dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Hasil Uji Koefisian Determinasi R2

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .143a .021 -.011 3.923 1.550

a. Predictors: (Constant), Promosi, Brand image, Perilaku Konsumen


b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
141
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

Dari output di atas, terlihat nilai R Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengaruh
square atau pengaruh simultan variabel perilaku konsumen juga turut mempengaruhi
Keputusan pembeliansebesar 0.414. Keputusan pembelianadalah sebesar 0.143
Selanjutnya, untuk mengukur besaran faktor (14.3%).
luar pada Keputusan pembelian, digunakan
rumus sebagai berikut: Hasil Uji F
Uji statistik F adalah menunjukkan
apakah variabel independen yang dimaksud
dalam model mempunyai pengaruh secara
0.143 bersama-sama terhadap variabel
dependennya.Hasil pengujian statistik F dapat
dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Hasil Uji Statistik F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 29.977 3 9.992 .649 .585b
Residual 1430.931 93 15.386
Total 1460.907 96
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Promosi, Brand image, Perilaku Konsumen
variabel dependen. Pada uji t, nilai t hitungan
Berdasarkan Tabel 6 Terlihat nilai F hitung dibandingkan dengan nilai t tabel. Berikut
0.649 dengan probabilitas 0,585, itu berarti hasil perhitungan uji statistik t yang disajikan
nilai probabilitas < 0,05, sedangkan hasil pada Tabel 7 sebagai berikut:
yang diperoleh dari F tabel adalah sebesar
0.649 yang berarti F hitung > F tabel
(0.649.>0,287 ), sehingga model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi Keputusan
pembeliankonsumen situs belanja online
XYZ atau dapat disimpulkan bahwa Perilaku
konsumen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Keputusan pembelian konsumen
situs XYZ, atau model sudah tepat.

Hasil Uji Hipotesis (Uji Statistik t)


Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara
individual dalam menerangkan variasi

Tabel 7. Uji Statistik t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 48.549 5.417 8.963 .000
Perilaku
-.058 .116 -.067 -.501 .618 .593 1.687
Konsumen
Brand image -.167 .168 -.121 -.994 .323 .710 1.408
Promosi .043 .145 .040 .300 .765 .588 1.701
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

142
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

Berdasarkan hasil Uji t, maka situs e-commerce diterima dengan nilai


pengambilan keputusannya berdasarkan signifikansi sebesar 0.765.
Pengujian terhadap variable Keputusan
Pembelianpada situs Belanja OnlineXYZ Saran
.Hipotesis pertama yang menyebutkan bahwa 1. Variabel yang mempengaruhi keputusan
dimensi Perilaku Konsumen berpengaruh pembelian konsumen dalam pembelian
signifikan dan positif terhadap Keputusan online pada situs e-commerce XYZ dalam
Pembelian pada XYZ di terima. Berdasarkan penelitian ini terbatas pada empat
hasil perhitungan data menggunakan variabel yaitu perilaku konsumen, brand
program pengolahan data SPSS versi 24.0 image, promosi dan keputusan
diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi pembelian. Untuk penelitian selanjutnya
sebesar 0.618 dengan arah hubungan dapat menggunakan variabel independen
positif. Ini berarti pengambilan keputusan lain selain faktor-faktor tersebut.
terhadap hipotesis pertama adalah tolak H0 2. Wilayah penelitian ini terbatas pada
dan terima H1. konsumen yang berada di wilayah
Hipotesis kedua yang menyebutkan Jakarta. Bagi peneliti lain dapat
bahwa dimensi Brand image berpengaruh mengambil lokasi penelitian selain di
signifikan dan positif terhadap keputusan Kota Jakarta.
pembelian pada situs belanja online XYZ 3. Jumlah sampel yang digunakan dalam
diterima. Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian ini dibatasi hanya 97
menggunakan program pengolahan data responden. Bagi peneliti lain dapat
SPSS versi 24.0 diperoleh hasil bahwa nilai menggunakan sampel lebih banyak lagi
signifikansi sebesar 0.323. Ini berarti sehingga diperoleh hasil penelitian yang
pengambilan keputusan terhadap hipotesis lebih akurat.
kedua adalah terima H2 dan tolak H0 4. Perilaku konsumen mempunyai pengaruh
karena nilai signifikansi lebih besar dari paling besar terhadap keputusan
0,05. pembelian konsumen situs e-commerce.
Hipotesis ketiga yang menyebutkan Untuk itu jaminan kualitas hendaknya
bahwa dimensi promosi berpengaruh menjadi prioritas utama bagi perusahaan
signifikan dan positif terhadap Keputusan dan dijadikan komponen
Pembelian pada situs belanja online XYZ keunggulan/daya saing yang dimiliki
diterima. Berdasarkan hasil perhitungan data perusahaan.
menggunakan program pengolahan data
SPSS versi 24.0 diperoleh hasil bahwa nilai
signifikansi sebesar 0.765. Ini berarti DAFTAR PUSTAKA
pengambilan keputusan terhadap hipotesis
kedua adalah terima H2 dan tolak H0 karena Aaker, D. A. (2007). “Managing Brand
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Equity”. New York: Free Press
Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi
Situmorang, 2008. Filasafat Ilmu
SIMPULAN DAN SARAN dan metode Riset, Usu Press,
Kesimpulan Medan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Dewanti, Retno.2008.Kewirausahaan.
maka dapat diambil kesimpulan sebagai Jakarta: Mitra Wacana Media
berikut : (1) Secara parsial, dimensi perilaku Fandy Tjiptono, (2008). Brand Management
konsumen berpengaruh signifikan dan positif And Strategy. Edisi Pertama. Andi,
terhadap keputusan pembelian pada situs E- Yogyakarta
commerce XYZ ada di terima dengan nilai Fandy Tjiptono (2015). Pemasaran Strategik.
signifikansi sebesar 0.618, (2) Secara parsial, Edisi Kelima. Andi, Yogyakarta
dimensi Brand image berpengaruh signifikan Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
dan positif terhadap keputusan pembelian pada Multivariate Dengan Program IBM
situs e-commerce XYZ diterima dengan nilai SPSS 19. Edisi Kelima. Semarang:
signifikansi sebesar 0.323, (3) Secara parsial, Universitas Diponergoro
dimensi promosi berpengaruh signifikan dan Hariri, Mahsa and HosseinVazifehdust. 2011.
positif terhadap Keputusan Pembelian pada How Does Brand Extension Affect
143
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan
Hasil Penelitian Vol.2, No.2. 131-144. 2018
p-ISSN: 2581-2718
e-ISSN: 2620-3480

Brand Image?.International
Conference on Business and
Economics Research.Vol.1 . Kuala
Lumpur: IACSIT Press
Kunto, 2014, Analisa Pengaruh Brand Image
Dan Company Image Terhadap
Loyalitas Retailer Studi Kasus Pt
Asia Paramita Indah. Jurnal
Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2,
No. 1, (2014) 1-11.
Kotler, Philip. (2005). Marketing
Management.11th Edition. Pearson
Education Inc, NewJersey.
Kottler, Philip, Gary Amstrong. (2003)
Manajeman Pemasaran. Jilid
1.Jakarta : Ghalia Indonesia
Kotler, Philip dan Gary Armstrong.(2015).
Prinsip-prinsip Pemasaran.Jilid
2.Edisi 12. Erlangga, Jakarta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta
Suharismi Arikunto. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta : BPFE Yogyakarta,
2010.
Suhari, Yohanes 2008, “Keputusan Membeli
Secara Online dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya”, Jurnal
Teknologi Informasi DINAMIK
Volume XIII, No.2, Juli 2008 : 140-
146
https://id.wikipedia.org/wiki/LAZADA_Indo
nesia

144
Jurnal Manajemen, Ide, Inspirasi (MINDS)
Vol.5, No. 1, (Januari-Juni) 2018: 113-132

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MELAKUKAN


ONLINE SHOPPING DI KOTA MAKASSAR

OKTA NOFRI*, ANDI HAFIFAH


Jurusan Manajemen, FEBI UIN Alauddin Makassar

ABSTRAK : Penelitian ini menginvestigasi bagaimana pengaruh perilaku


konsumen terhadap keputusan pembelian produk secara online di kota
Makassar. Adapun faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian (variabel dependen) meliputi faktor kebudayaan, sosial, kepribadian
dan psikologis (variabel independen). Untuk itu, kuesioner diisi oleh tidak
kurang dari 100 sampel yang dipilih secara random. Responden menjawab
daftar pernyataan-pernyataan berskala likert yang berhubungan dengan
variabel yang diteliti. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa faktor
kebudayaan, sosial, kepribadian dan psikologis berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian online baik secara simultan maupun
secara parsial. Adapun variabel yang paling dominan mempengaruhi
keputusan pembelian online adalah faktor sosial.

Kata Kunci : Perilaku Konsumen, E-Commerce dan Keputusan Pembelian Online.

ABSTRACT: This study investigates factors influencing online purchase decision


making in city of Makassar. The factors suspected to have an effect on buying decision
(dependent variable) include cultural, social, personal and psychological factors
(independent variable). For that, the questionnaire was filled by no less than 100
randomly selected samples. Respondents replied with a likert scaled list of statements
associated with the variables studied. The results of quantitative analysis indicate that
cultural, social, personality and psychological factors have a positive and significant
influence on online purchasing decisions either simultaneously or partially. The most
dominant variables affecting online purchasing decisions are social factors.

Keywords: Consumer Behavior, E-Commerce and Online Purchase Decision

____________________________

Surel Korespondensi Penulis: oktanofriphd@gmail.com
ISSN-E: 2597-6990
PENDAHULUAN
ISSN-P: 2442-4951
PENDAHULUAN
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/minds

113
Okta Nofri, Andi Hafifah

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, baik dari sisi
kecepatan maupun kemudahan dalam mengakses internet, telah menginspirasi
dunia bisnis untuk memanfaatkanya sebagai media utama dalam pemasaran
produk dan jasa. Beberapa keunggulan yang dimiliki internet terutama dari
segi efisiensi mampu mengubah cara menjual dan membeli. Ini jualah yang
telah mempengaruhi perilaku membeli konsumen dari yang dulunya bersifat
offline menjadi online, tidak terkecuali di Indonesia. Peralihan perilaku membeli
ini pulalah yang menyebabkan fenomena destructive innovation di pusat-pusat
belanja di beberapa kota di Indonesia, terlihat dari sepinya pembeli dan
tutupnya toko-toko pasa pusat-pusat belanja tersebut.
Berdasarkan survey yang dilakukan Asosiasi Pengguna Jaringan Internet
Indonesia (APJII, 2017), melaporkan bahwa dari 262 juta orang penduduk
Indonesia, 143,26 juta jiwa diantaranya adalah pengguna internet (54,68%).
Sementara itu, hasil survey yang dilakukan Globalwebindex (2018)
menunjukan bahwa 60% dari pengguna internet di Indonesia pernah
berkunjung di online shop Tokopedia dan 61% nya pernah berkunjung ke
Lazada, dua online shop yang ternama di Indonesia. Sementara pada survey satu
tahun sebelumnya didapatkan informasi bahwa rata-rata waktu yang
dihabiskan responden Indonesia untuk mengakses internet dalam satu hari
adalah 8 jam 51 menit mengalahkan saluran pemasaran yang lain. Dan masih
menurut laporan yang sama, Indonesia menempati urutan ke-4 yang paling
gemar online. Hal ini meyakinkan peneliti bahwa penelitian perilaku membeli
online menjadi sangat penting dan akan semakin penting di masa-masa yang
akan datang.
Diantara keunggulan yang dimiliki bisnis online shopping adalah fitur
akses yang bisa dilakukan dimana saja, banyaknya pilihan produk, dapat
membandingkan harga dengan mudah, banyak pilihan cara bayar, banyak
diskon dan terbuka 24 jam, konsumen tidak harus terburu-buru karena internet
tidak tutup kecuali website sedang down. Sehingga konsumen masih tetap bisa
mendapatkan informasi dan tinjauan jenis barang yang akan dibelinya (Pasha,
2017).
Penelitian tentang perilaku konsumen dalam berbelanja online untuk
variabel yang sama dan segmen geografi yang sama (kota Makassar) belum
pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga topik dengan judul “Analisis Perilaku
Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Produk Online Shopping pada Kota
Makassar” menjadi menarik untuk dilakukan.
Berlandaskan hal-hal di atas, maka masalah pokok yang dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah faktor kebudayaan, sosial, kepribadian dan psikologis secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan dalam online shopping di kota
Makassar?
2. Apakah perilaku konsumen dengan faktor kebudayaan, sosial, kepribadian
dan psikologis secara parsial berpengaruh positif dan signifikan dalam online
shopping kota Makassar?

114
Jurnal Manajemen, Ide dan Inspirasi Juni, Vol. 5 No.1, 2018 Hal. 113-132

3. Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh dalam online shopping


di kota Makassar?
Dari permasalahan yang dikaji terlihat jelas bahwa penelitian ini bertujuan
untuk menginvestigasi pengaruh dan signifikansi pengaruh faktor kebudayaan,
sosial, kepribadian dan psikologis dalam online shopping di kota Makassar, baik
secara simultan maupun parsial. Tujuan berikutnya adalah untuk meneliti
mana di antara faktor tersebut yang paling dominan mempengaruhi.
Secara akademis, penelitian diharapkan memberikan sumbangan
terhadap khasanah pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi perilaku
pembelian online, khususnya pada segmen geografis kota Makassar. Tidak
hanya kalangan akademis, kalangan praktisi juga dapat memanfaatkan
pengembangan dari hasil penelitian ini sesuai porsinya.

TINJAUAN TEORITIS
Teori Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku adalah suatu kegiatan dan aktifitas
organisme yang bersangkutan, baik aktifitas yang dapat diamati atau yang
tidak dapat diamati oleh orang lain. Manusia berperilaku atau beraktifitas
karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya
kebutuhan akan muncul motivasi ataupenggerak. Sehingga individu itu akan
beraktifitas untuk mencapai tujuan dan mengalami kepuasan.
Seorang ahli psikolog Skinner (1983) mengatakan bahwa perilaku adalah
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Teori Skinner disebut teori S-O-
R (stimulus-organism-response). Ada dua jenis respon menurut teori S-O-R yaitu
respondent respon dan operant respon. Yang pertama adalah Respondent respon
merupakan respons yang ditimbulkan oleh stimulus tertentu dan menimbulkan
respons yang relatif tetap. Sedangkan yang kedua yakni Operant respon, yang
merupakan respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli
yang lain.
Benjamin S. Bloom (1956) dalam Notoatmodjo (2003) berpendapat bahwa
ada 3 tingkat ranah perilaku yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan
tindakan atau praktik.
1. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia atau hasil
pengetahuan seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki.
2. Sikap (attitude) adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan.
3. Tindakan atau praktik, praktik terpimpin adalah melakukan sesuatu
tetapi masih menggunakan panduan. Sedangkan praktik secara
mekanisme adalah melakukan sesuatu hal secara otomatis.

Pengertian Perilaku Konsumen


Menurut Setiadi (2008), untuk memahami konsumen dan
mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita harus memahami apa
yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (afeksi), apa yang mereka
lakukan (perilaku), dan serta dimana (kejadian disekitar) yang mempengaruhi

115
Okta Nofri, Andi Hafifah

serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan


konsumen tersebut.
The American Marketing Associaton (1995) dalam Peter dan Olson (2010:5)
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “The dynamic interaction of affect and
cognition, behavior and environmental events by which human beings conduct the
exchange aspect of their lives”, artinya perilaku konsumen didefinisikan sebagai
interaksi dinamis antara afeksi, kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana
manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.
Sedangkan menurut Engel et al (2010:3) perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan
menyusul dari tindakan ini.
Menurut Kotler dan Keller (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen yaitu sebagai berikut :
a. Faktor-faktor Kebudayaan
Kebudayaan merupakan susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan,
dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan
institusi penting. Kelompok pertama yang penting atas faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen adalah faktor budaya.
Budaya merupakan susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku
yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting
lainnya (Lamb, 2001).
b. Faktor-faktor Sosial
Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator
lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Irawan dan Basu (1986)
membagi masyarakat kedalam tiga golongan kelas sosial, yaitu:
(1) Golongan atas (pengusaha-pengusaha kaya, pejabat tinggi),
(2) Golongan menengah (kelas pekerja/karyawan),
(3) Golongan bawah (pekerja buruh, pegawai rendah).
Pembagian kelas ini tentunya akan mempengaruhi perilaku yang berbeda
dalam tingkah laku pembelian. Secara khusus, konsumen berinteraksi sosial
dengan kelompok yang memberikan pengaruh, pemimpin, opini, dan anggota
keluarga untuk memperoleh informasi atas produk dan persetujuan keputusan
(Rafiz, 2016).
c. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi atau individu. Karakteristik tersebut meliputi:
1. Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup (Wells and Gubar, 1966)
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.
Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam
siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan
atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
2. Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja
yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

116
Jurnal Manajemen, Ide dan Inspirasi Juni, Vol. 5 No.1, 2018 Hal. 113-132

3. Keadaan Ekonomi
Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya)
tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang),
kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan
menabung.
4. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan
oleh kegiatan, minat, dan pendapatan seseorang. Gaya hidup menggambarkan
”seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya
hidup juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang.
5. Kepribadian dan Konsep Diri
Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang
berbeda dan setiap orang yang memandang responya terhadap lingkungan
yang relatif konsisten. Bila jenis-jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan
memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dan
berbagai pilihan produk atau merek.
d. Faktor-faktor Psikologis
Menurut teori, pilihan pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan
dan pendirian. Motivasi, konsumen memiliki banyak kebutuhan pada waktu
tertentu, beberapa kebutuhan bersifat biogenis. Persepsi seorang konsumen
yang termotivasi akan siap untuk bertindak, bagaimana seorang konsumen
yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu.
Sementara proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang
yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil
proses belajar. Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses dimana
pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap atau prilaku
(Setiadi, 2008).
Keputusan Pembelian
Schiffman dan Kanuk (2008) secara umum mengatakan bahwa keputusan
adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif, sebaliknya jika konsumen tidak
memiliki alternatif tidak dikategorikan sebagai pengambilan keputusan.
Menurut Kotler dan Keller (2016 : 99), proses keputusan pembelian
diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan (problem
recognition), dimana pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi
sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya. Setelah itu seorang konsumen
yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih
banyak sehingga mendapatkan koleksi merek dengan berbagai fiturnya
(information search). Sumber utama yang menjadi tempat konsumen untuk
mendapatkan informasi dapat digolongkan kedalam empat kelompok yaitu :
a. Sumber pribadi, keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
b. Sumber komersial, iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan
pameran.
c. Sumber publik, media massa dan organisasi konsumen.

117
Okta Nofri, Andi Hafifah

d. Sumber pengalaman, pernah menangani, menguji dan menggunakan


produk.
Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian informasi tentang
sebuah produk melalui sumber komersial yaitu sumber yang menjadi domain
pemasar. Akan tetapi hal ini masih harus diteliti lebih lanjut, karena
kemungkinan berbeda kasus per kasus.
Mengevaluasi alternatif merupakan langkah selanjutnya yang biasa
dilakukan konsumen sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli produk
dengan merek pilihan dengan fitur yang diinginkan. Pada tahap keputusan
pembelian, konsumen dipengaruhi oleh dua faktor utama yang terdapat
diantara niat pembelian dan keputusan pembelian yaitu (Herlambang, 2014) :
a. Sikap orang lain yaitu sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif
yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal. Pertama,
intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai calon
konsumen. Kedua, motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang
lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang
lain tersebut dengan konsumen, maka konsumen akan semakin
mengubah niat pembeliannya. Keadaan preferensi sebaliknya juga
berlaku, preferensi pembelian terhadap merek tertentu akan meningkat
jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama.
b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat mengurangi niat
pembelian konsumen. Keputusan konsumen untuk memodifikasi,
menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi
oleh resiko yang difikirkan.
Proses ini tidak berhenti sampai disini, seorang pemasar yang pintar harus
memahami dan mencari tahu apakah konsumenya puas atau tidak puas
dengan produk yang dijualnya. Karena kosumen yang tidak puas akan
melakukan aksi berbeda, bisa jadi mereka berhenti membeli, mengajukan
komplain atau melarang temanya untuk membeli produk yang sama di masa
depan.

METODE PENELITIAN
Secara desain, penelitian ini termasuk ke dalam kategori penelitian
korelasional dimana data dikumpulkan untuk menginvestigasi apakah ada
pengaruh dan seberapa kuat pengaruh variabel-variabel independen terhadap
variabel dependen (Paul.D. Leedy and Jeanne.E. Ormrod, 2005). Adapun lokasi
penelitian adalah di kota Makassar. Data diambil dari 100 sampel dari populasi
yang tidak diketahui, yang dihitung dengan tingkat kepercayaan 95% (Z =
1.96), standar deviasi 0.5 dan marjin error +/- 10% menggunakan rumus
berikut :

Dimana :

118
Jurnal Manajemen, Ide dan Inspirasi Juni, Vol. 5 No.1, 2018 Hal. 113-132

Maka :

Dengan demikian jumlah sampel yang akan disurvey adalah 100 sampel.
Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik convenience
sampling atau disebut juga accidental sampling. Accidental Sampling adalah tehnik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/accidental bertemu dengan peneliti, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai responden.
Sementara itu, instrument penelitian disajikan pada Tabel 1 yang
menyajikan variabel, sub variabel, indikator dan skala yang digunakan dalam
pengumpulan data.

Tabel 1. Instrumen Penelitian


Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Faktor 1. Budaya Likert
Kebudayaan 2. Sub Budaya
(X1) 3. Kelas Sosial

Faktor Sosial 1. Kelompok Referensi Likert


(X2) 2. Keluarga
3. Peran dan Status
Perilaku
Konsumen Faktor Pribadi 1. Usia dan Tahap Likert
(Variabel X) (X3) 2. Pekerjaan
3. Keadaan Ekonomi
4. Gaya Hidup
5. Konsep Diri

Faktor Psikologis 1. Motivasi Likert


(X4) 2. Persepsi
3. Proses Belajar

Pengenalan 1. Pengenalan Kebutuhan Likert


Masalah

Pencarian 1. Sumber Pribadi Likert


Keputusan Informasi 2. Publik
Pembelian 3. Pengalaman
(Variabel Y)
Evaluasi 1. Manfaat Likert
Alternatif 2. Pelayanan Jasa
3. Kebutuhan

119
Okta Nofri, Andi Hafifah

Keputusan 1. Merek Likert


Pembelian 2. Lokasi
3. Kuantitas waktu
4. Metode pembayaran

Perilaku Pasca 1. Tingkat Kepuasan Likert


Pembelian
Sumber: Disimpulkan dari Kerangka Teori, 2017
Untuk menguji sah atau tidaknya kuesioner yang dipakai telah digunakan
uji validitas dan realiabilitas dengan tingkat signifikansi 5%. Sedangkan untuk
mengetahui dan menguji kelayakan model regresi, uji asumsi klasik termasuk
uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas
dilakukan (Umar, 2008).
Untuk menjawab rumusan masalah, analisis regresi linear berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dalam
mempengaruhi variabel tidak bebas secara bersama-sama ataupun secara
parsial (Kuncoro, 2010 dan Basuki, 2004).
Adapun bentuk persamaan regresi linear berganda untuk dua variabel
bebas yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2+b3X3+b4X4 + e
Keterangan:
Y = Keputusan pembelian
a = Konstanta
b1, b2, b3,b4 = Koefisien regresi berganda
X1 = Kebudayaan
X2 = Sosial
X3 = Pribadi
X4 = Psikologi
e = Error
Koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur
kekuatan atau keeratan suatu hubungan antar variabel. Keeratan korelasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1) 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat
lemah.
2) 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
3) 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat.
4) 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.
Disamping itu, untuk mengetahui seberapa besar keberagaman variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen, dihitung koefisien
determinasi (R²). Nilai R square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R
square berkisar antara 0-1 (Sujarweni, 2015).
Adapun uji hipotesis yang digunakan yaitu uji statistik f-test dan uji
statistik t-test:
a. Uji f (Uji Simultan)
Uji statistic f dalam analisis regresi linear berganda digunakan untuk
mengukur pengaruh variabel bebas secara bersama-sama dalam menerangkan

120
Jurnal Manajemen, Ide dan Inspirasi Juni, Vol. 5 No.1, 2018 Hal. 113-132

variasi variabel terikat. Uji f dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikasi f
pada output uji ANOVA. Jika nilai singnifikasi f < 0,05 maka variabel bebas
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
b. Uji t (Uji Parsial)
Uji statistic t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel
bebas secara parsial dalam menerangkan variasi variabel terikat. Jika nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka dapat dinyatakan bahwa variabel
bebas secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Jika nilai
signifikansi t < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel bebas secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Tabel 2. Hasil Uji Validitas
Variabel Item r-hitung r-tabel Keterangan
X1.1 0.731 0,1966 Valid
Kebudayaan X1.2 0.802 0,1966 Valid
X1.3 0.760 0,1966 Valid
X2.1 0.737 0,1966 Valid
Sosial X2.2 0,829 0,1966 Valid
X2.3 0,796 0,1966 Valid
X3.1 0.702 0,1966 Valid
X3.2 0,744 0,1966 Valid
Pribadi X3.3 0,794 0,1966 Valid
X3.4 0,759 0,1966 Valid
X3.5 0,747 0,1966 Valid
X4.1 0.738 0,1966 Valid
Psikologi X4.2 0,827 0,1966 Valid
X4.3 0,703 0,1966 Valid
Y.1 0,679 0,1966 Valid
Y.2 0,642 0,1966 Valid
Keputusan Y.3 0,834 0,1966 Valid
pembelian Y.4 0,659 0,1966 Valid
Y.5 0,604 0,1966 Valid
Y.6 0,777 0,1966 Valid
Sumber: Hasil Perhitungan, 2017

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh item


pernyataan memiliki corrected item total correlation (r hitung) > r tabel yaitu pada
taraf signifikan 5% (α = 0,05) dan n = 100 (N = 100-2) sehingga angka yang
menjadi acuan adalah 98. Oleh karena itu, diperoleh r tabel = 0,1966. Hal ini
berarti seluruh item pernyataan dalam kuesioner penelitian ini dinyatakan
valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas, seluruh pernyataan yang disajikan dikatakan reliabilitas
apabila nilai cronbach’sAlpha > 0,60.

121
Okta Nofri, Andi Hafifah

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas


Variabel Cronbach’sAlpha N Of Items
Kebudayaan(X1) 0,637 3
Sosial (X2) 0,693 3
Pribadi (X3) 0,801 5
Psikologis (X4) 0,612 3
Keputusanpembelian
0,792 6
(Y)
Sumber: Hasil Perhitungan, 2017
Hasil output SPSS versi 21.0 pada Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
cronbach’s Alpha kebudayaan (X1) 0,637 > 0,60, variabel sosial (X2) 0,693 >
0,60, pribadi (X3) 0,801 > 0,60, psikologis (X4) 0,612 > 0,60, serta variabel
keputusan pembelian (Y) 0,792 > 0,60. Hal ini berarti seluruh pernyataan
dalam kuesioner penelitian ini dinyatakan reliabel karena telah melewati batas
koefisien realibilitas (0.60).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Grafik 1. Uji Normalitas Model Regresi

Sumber : Hasil Perhitungan, 2017


Model regresi yang digunakan adalah baik karena memiliki distribusi
data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal mengikuti
arah garis diagonal dari grafik distribusi normal, seperti terlihat pada grafik 1
di atas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolenearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), nilai tolerance yang besarnya diatas
122
Jurnal Manajemen, Ide dan Inspirasi Juni, Vol. 5 No.1, 2018 Hal. 113-132

0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas
diantara variable bebas. Hasil uji multikolinearitas dapat ditunjukkan dalam
Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
X1 ,791 1,265
X2 ,520 1,922
1
X3 ,642 1,558
X4 ,457 2,187
aDependent Variable: Y

Sumber : Hasil Perhitungan, 2017


Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa hasil uji multikolinearitas
menunjukkan nilai VIF semua variabel bebas lebih kecil dari 10, dan nilai
tolerance semua variabel bebas lebih dari 0.10. Hal ini berarti tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara
variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling memengaruhi. Hasil
pengujian autokorelasi dapat dilihat pada Tebel 4.11 berikut ini:
Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasia
Model Summary b

Mode R R Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson


l Square Square the Estimate
1 ,794a ,630 ,615 2,615 2,057
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Perhitungan, 2017
Tabel 5 diatas menunjukkan nilai DW sebesar 2,057 pada tingkat
signifikan 5%, jumlah sampel (n) 100 dan jumlah variabel independen 4 (n=4),
memberikan nilai dU (batas atas) 1.75818 dan nilai dL (batas bawah) 1.59216.
Deteksi autokorelasi positif dengan nilai d = 2,057 > dU (1.75818). Maka
tidak terdapat autokorelasi positif. Deteksi autokorelasi negatif dengan nilai :
d = 2,057 (4 - 2,057 = 1,943) > dU (1.75818), maka tidak terdapat autokorelasi
negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas pada penelitian ini, digunakan
metode grafik Scatterplot. Adapun hasil dari output program SPSS versi 21.0
dapat dilihat pada grafik 2 berikut :

123
Okta Nofri, Andi Hafifah

Grafik 2. Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Sumber: Hasil Perhitungan, 2017


Hasil pengujian heterokedastisitas di atas menunjukkan, titik-titik yang
menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, hal ini
berarti tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas pada
model regresi yang dibuat.
3. Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis tentang
pengaruh secara parsial dan secara simultan variabel bebas terhadap variabel
terikat. Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai
berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,788 1,926 ,409
X1 ,352 ,135 ,182 2,599
X2 ,496 ,166 ,258 2,982
X3 ,372 ,086 ,336 4,322
X4 ,453 ,176 ,237 2,568
aDependent Variable: Y

Sumber: Hasil Perhitungan, 2017

Berdasarkan output SPSS versi 21.0 statistic for windows Tabel 6 di atas,
maka persamaan regresi linear berganda dapat di dirumuskan sebagai berikut:
Y = 0,788+ 0,352X1 + 0,496X2 + 0,372X3 + 0,453X4
Hasil dari analisis tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
a. Nilai konstanta persamaan diatas sebesar 0,788 angka tersebut
menunjukkan bahwa jika X1 (kebudayaan), X2 (sosial), X3 (pribadi) dan

124
Jurnal Manajemen, Ide dan Inspirasi Juni, Vol. 5 No.1, 2018 Hal. 113-132

X4 (psikologis) konstan (tidak berubah), maka keputusan pembelian


adalah sebesar 0,788.
b. X1 (kebudayaan) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,352. Hal ini
berarti bahwa variabel kebudayaan mempengaruhi keputusan pembelian
sebesar 0,352 artinya, apabila setiap peningkatan kebudayaan sebesar satu
satuan, maka akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,352
dengan asumsi variabel lain tetap.
c. X2 (sosial) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,496. Hal ini berarti
bahwa variabel sosial mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0,496
artinya, apabila setiap peningkatan sosial sebesar satu satuan, maka akan
meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,496 dengan asumsi variabel
lain tetap.
d. X3 (pribadi) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,372. Hal ini berarti
bahwa variabel pribadi mempengaruhi keputusan pembelian sebesar
0,372 artinya, apabila setiap peningkatan pribadi sebesar satu satuan,
maka akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,372 dengan
asumsi variabel lain tetap.
e. X4 (psikologis) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,453. Hal ini berarti
bahwa variabel psikologis mempengaruhi keputusan pembelian sebesar
0,453 artinya, apabila setiap peningkatan psikologis sebesar satu satuan,
maka akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,453 dengan
asumsi variabel lain tetap.
3. Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan
antara variabel yang dianalisis. Adapun hasil korelasi dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Korelasi (r)a
Model Summaryb
Model R R Adjusted R Std. Error of
Square Square the Estimate
1 ,794a ,630 ,615 2,615
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Perhitungan, 2017
Berdasarkan Tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa sifat korelasi (r) yang
ditunjukkan adalah 0,794. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara
variabel bebas yaitu kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis dengan variabel
terikat yaitu keputusan pembelian sangat kuat karena berada di interval
korelasi antara 0,71-0,90.

4. Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel kebudayaan, sosial, pribadi
dan psikologis dalam keputusan pembelian produk online shopping. Nilai
koefisien determinasi ditentukan dengan melihat nilai R square sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini:

125
Okta Nofri, Andi Hafifah

Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)a


Model Summaryb
Mode R R Adjusted R Std. Error of
l Square Square the Estimate
1 ,794 a ,630 ,615 2,615
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Perhitungan, 2017
Berdasarkan Tabel 8 dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien determinasi
(R square) yaitu 0,630. Hal ini berarti bahwa 63% variabel keputusan pembelian
dapat dijelaskan oleh variabel kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis,
sedangkan sisanya yaitu 37% dijelaskan oleh faktor-faktor di luar model.
5. Uji Hipotesis
a. Uji Statistic f (Uji Simultan)
Untuk mengetahui bahwa kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian, maka dilakukan
Uji Statistic f. Adapun hasil Uji Statistic f dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini:
Tabel 9 Hasil Uji f (Simultan)a
ANOVA
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 1107,921 4 276,980 40,520 ,000b
Residual 649,389 95 6,836
Total 1757,310 99
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2
Sumber: Hasil Perhitungan, 2017
Dari hasil ANOVA atau uji f didapat nilai f hitung sebesar 40,520. Nilai ini
lebih besar dari f tabel yaitu sebesar 2.47 dengan probabilitas 0.000. Karena nilai
probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05 maka model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi keputusan pembelian atau dapat dikatakan bahwa variabel
kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis bersama-sama berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
b. Uji Statistic t (Uji Parsial)
Untuk mengetahui bahwa kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi
berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian, maka dilakukan uji
t. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel
pada taraf nyata  = 0.05. Apabila hasil perhitungan t hitung lebih besar dari t
tabel (t hitung > t tabel) atau probabilitas kesalahan lebih kecil dari 5% (sig <
0.05) maka dapat dinyatakan bahwa X1, X2, X3 dan X4 berpengaruh terhadap
Y. Adapun hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini:

126
Jurnal Manajemen, Ide dan Inspirasi Juni, Vol. 5 No.1, 2018 Hal. 113-132

Tabel 10. Hasil Uji t (Parsial)


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize T Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,788 1,926 ,409 ,683
X1 ,352 ,135 ,182 2,599 ,011
1 X2 ,496 ,166 ,258 2,982 ,004
X3 ,372 ,086 ,336 4,322 ,000
X4 ,453 ,176 ,237 2,568 ,012
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Perhitungan, 2017
Analisis uji t pada Tabel 10 untuk variabel kebudayaan, nilai t hitungnya
sebesar 2,599 dan nilai t tabel distribusi 5% sebesar 1,661. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa t hitung < t tabel. Adapun nilai signifikansinya yaitu 0,011
< 0,05 artinya variabel kebudayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Untuk variabel sosial menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,982 dan nilai
pada t tabel 5% sebesar 1,661 maka nilai t hitung < t tabel. Adapun nilai
signifikansi yaitu 0,004 < 0.05. Hal ini berarti variabel sosial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Untuk variabel pribadi menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,322 dan nilai
pada t tabel 5% sebesar 1,661 maka nilai t hitung > t tabel. Adapun nilai
signifikansi yaitu 0,000 < 0.05. Hal ini berarti variabel pribadi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Untuk variabel psikologi menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,568 dan
nilai pada t tabel 5% sebesar 1,661 maka nilai t hitung > t tabel. Adapun nilai
signifikansi yaitu 0,012 < 0.05. Hal ini berarti variabel pribadi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Pada awalnya, variabel yang diduga paling dominan yaitu variabel X1
(budaya) sesuai dengan teori Kotler dan Keller (2016:93), namun hasil uji t
menunjukkan bahwa nilai variabel X2 (sosial) yang justru lebih tinggi yaitu
sebesar 0,496. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial paling
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara
online di kota Makassar.

Deskripsi Variabel
Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa variabel independen
dalam penelitian ini yaitu kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis
sedangkan variabel dependennya adalah keputusan pembelian. Pengujian
hipotesis antar variabel independen dan variabel dependen dilakukan melalui
hasil analisis SPSS versi 21.0 (Sujarweni, 2015 dan Ghozali, 2013).

127
Okta Nofri, Andi Hafifah

Pembahasan
1. Kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh secara simultan
terhadap keputusan pembelian
Dari hasil pengujian diperoleh nilai f hitung sebesar 40,520 dan f tabel
sebesar 2,47 dengan signifikansi sebesar 0,000. Oleh karenaitu f hitung > f tabel
(40,520 > 2,47) dengan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
0,05), Kondisi menunjukkan bahwa naik turunnya keputusan konsumen dalam
online shopping ditentukan oleh seberapa baik tingkat kebudayaan, sosial,
pribadi maupun faktor psikologis konsumen.
Dapat diketahui bahwa keputusan pembelian konsumen diawali dengan
rangsangan yang kemudian dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial,
pribadi dan psikologis dan memengaruhi konsumen dalam pemilihan produk
dengan merek tertentu. Konsumen mungkin juga membentuk niat untuk
membeli produk yang paling disukai. Maka dapat disimpulkan bahwa “Faktor
kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh positif dan signifikan
terhadap proses keputusan pembelian produk online shopping pada kota
Makassar” dinyatakan diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Rahman dimana faktor kebudayaan, sosial,
pribadi dan psikologis berpengaruh positif terhadap perilaku mahasiswa secara
simultan (2016;2017).
2. Kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh secara parsial
terhadap keputusan pembelian
a. Kebudayaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
online shopping pada kota Makassar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kebudayaan berpengaruh
positif terhadap proses keputusan pembelian produk online shopping di kota
Makassar. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji tuntuk faktor
kebudayaan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,599 dan t tabel 1,661 dengan
tingkat signifikansi 0,011 < 0,05. Artinya variabel kebudayaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Semakin tinggi tingkat
kebudayaan sesorang atau masyarakat maka akan mendorong keputusan
mereka untuk menggunakan produk dalam berbelanja online. kebudayaan
konsumen merupakan perilaku konsumen atas kegiatan-kegiatan atau
tindakan-tindakan yang dilakukan konsumen baik perorangan, kelompok
maupun organisasi dalam usahanya untuk menilai, memperoleh dan
mendapatkan serta menggunakan barang atau jasa melalui proses pertukaran
yang diawali dengan proses pengambilan keputusan, sehingga menentukan
dan melakukan tindakan yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya,
sehingga terkadang dua elemen penting yaitu proses pengambilan keputusan
dan kegiatan fisik dalam usahanya memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Hipotesis yang menyatakan “kebudayaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian produk online shopping pada kota Makassar”
dinyatakan diterima. Hasil penelitian ini berkesesuaian dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Rafiz (2016) dengan hasil penelitian faktor
kebudayaan berpengaruh positif terhadap perilaku mahasiswa secara parsial.

128
Jurnal Manajemen, Ide dan Inspirasi Juni, Vol. 5 No.1, 2018 Hal. 113-132

b. Sosial berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk online


shopping pada kota Makassar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian produk online shopping di kota Makassar. Hal ini
dibuktikan dengan hasil statistik uji t untuk faktor sosial diperoleh nilai thitung
sebesar 2,982 dan t tabel 1,661 dengan tingkat signifikansi 0,004 < 0,05. Artinya
variabel sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian. Hasil ini mencerminkan semakin tinggi tingkat strata seseorang
akan semakin tinggi minat mereka untuk membeli produk online shopping.
Faktor sosial merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi lingkungan sekitar
masyarakat kota Makassar yang termasuk didalamnya kelompok acuan,
keluarga serta peran dan status sosial konsumen. Kelompok yang berpengaruh
langsung terhadap individu disebut kelompok keanggotaan. Kelompok
referensi, tampil sebagai pengacuan langsung atau tidak langsung dalam
membentuk sikap dan perilaku seseorang. Kelompok aspirasional di nama
mereka tidak termasuk anggota akan tetapi mempunyai keinginan untuk
berpartisipasi/mengikuti. Kelompok biasanya mempunyai pemimpin opini
yaitu orang dalam kelompok referensi yang karena keterampilan, pengetahuan,
kepribadian, atau karakteristik khusus lainnya mempunyai pengaruh terhadap
anggota yang lain. Contohnya jika suatu keluarga biasa makan di luar rumah
maka akan membentuk individu yang konsumtif, hal tersebut juga dipengaruhi
oleh kelompok acuan, peran dan status yang dimilikinya secara bersama-sama
mempengaruhi proses keputusan pembelian suatu produk untuk dikonsumsi.
Semakin besar pengaruh keluarga dan kelompok acuan terhadap individu
maka akan semakin tinggi proses keputusan pembelian produk dan sebaliknya.
Dengan memperhatikan produk yang dikonsumsi diterima dengan baik dan
sering dikonsumsi pula oleh keluarga maupun kelompok acuan tersebut.
Hipotesis yang menyatakan “sosial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian produk online shopping pada kota Makassar”
dinyatakan diterima. Hasil penelitian ini berkesesuaian dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Didin Kartikasari dkk (2013) serta hasil
penelitian dari Wahyu Mariaji (2014) dimana faktor sosial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap perilaku konsumen.
c. Pribadi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk online
shopping pada kota Makassar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian produk online shopping di kota Makassar. Hal ini
dibuktikan dengan hasil statistik uji t untuk faktor pribadi diperoleh nilai t
hitung sebesar 4,322 dan t tabel 1,661 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.
Artinya variabel pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Kondisi ini mencerminkan semakin tinggi tingkat
pribadi seseorang maka semakin besar minat orang tersebut untuk membeli
produk online. Sebagai konsumen, perilaku individu kerap dipengaruhi
lingkungan sekitar. Pribadi yang berbeda cenderung memilih produk atau jasa
yang berbeda pula misalnya konsumen ada yang menyukai produk yang
berteknologi tinggi seperti motor listrik karena sesuai dengan gaya hidupnya
sementara yang lain menyukai motor klasik. Hipotesis yang menyatakan
129
Okta Nofri, Andi Hafifah

“pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian


produk online shopping pada kota Makassar” dinyatakan diterima.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Primahua dengan Didin Kartikasari dkk (2013); Begitu juga pada kasus di
Makassar (Rahman, 2016;2017). Dengan hasil penelitian faktor pribadi
berpengaruh positif terhadap perilaku mahasiswa secara parsial.
d. Psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk online
shopping pada kota Makassar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian produk online shopping pada kota
Makassar. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji t untuk faktor psikologi
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,568 dan t tabel 1,661 dengan tingkat
signifikansi 0,012 < 0,05. Artinya variabel psikologis berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil ini mencerminkan semakin
baik psikologis tentang belanja produk online akan semakin tinggi minat
mereka untuk membeli produk online tersebut. Merujuk pembahasan Mariaji
(2014) bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian
besar tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat memahami motivasi
dirinya secara menyeluruh. Faktor psikologis seseorang juga membentuk
keyakinan dan sikap yang dapat membentuk citra produk atau jasa, dan
konsumen akan bertindak berdasarkan citra tersebut. Sehingga hipotesis yang
menyatakan “psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk online shopping pada kota Makassar” dinyatakan
diterima.
3. Sosial lebih dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan oleh peneliti
diperoleh nilai unstandardized coefficients beta pada tabel uji regresi berganda
yaitu faktor sosial sebesar 0,496. Responden yang merupakan masyarakat kota
Makassar lebih banyak melakukan interaksi dengan orang lain, sehingga dapat
mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini sesuai dengan teori pengambilan
keputusan Schiffman dan Kanuk (2008 : 324) yang menyatakan bahwa hampir
setiap orang secara tetap melakukan interaksi dengan orang lain yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi keputusan membeli mereka.
PENUTUP
Kesimpulan
Merujuk pada tujuan penelitian dan hasil pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan hal-hal berikut :
1. Faktor kebudayaan, sosial, kepribadian dan psikologis berpengaruh
positif dan signifikan dalam online shopping di kota Makassar, baik secara
simultan maupun parsial.
2. Faktor sosial adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi dalam
online shopping di kota Makassar,
Saran
Dari pengalaman dan hasil penelitian, peneliti dapat menyarankan hal-hal
sebagai berikut :

130
Jurnal Manajemen, Ide dan Inspirasi Juni, Vol. 5 No.1, 2018 Hal. 113-132

1. Penelitian serupa dapat dilakukan dengan sampel yang lebih besar


(missal standar error lebih kecil), tentu dengan skema anggaran
penelitian yang memadai dan skop lebih besar.
2. Penelitian pengembangan dapat dilakukan dengan meneliti apakah
perilaku konsumen berbeda untuk segmen demografis yang berbeda
seperti diantaranya dengan menerapkan teori daur hidup keluarga
(Wells dan Gubar, 1966). Hal ini akan lebih aplikatif kalau dihubungkan
dengan kegunaan penelitian dalam penyusunan strategi bauran
pemasaran.
3. Walaupun hasil dari penelitian sudah memuaskan, namun patut untuk
disarankan bahwa dengan menambahkan lebih banyak pernyataan akan
membuat hasil lebih solid lagi dan kesimpulan lebih robust.

DAFTAR PUSTAKA

APJII. 2017. Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Pengguna Internet Indonesia:
Survey. https://apjii.or.id. (diakses pada tgl 4 Juni 2018)
Basuki, Agus, Tri dan Nano Prawoto. 2004. Analisis Regresi dalam Penelitian
Ekonomi dan Bisnis, Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada
Bhuono, Agung Nugroho. 2005. Strategi Jitu: Memilih metode statistik penelitian
dengan SPSS, Jakarta: Erlangga
Didin, Kartikasari, dkk (2013). Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap
Keputusan Pembelian (Penelitian pada Mahasiswa Administrasi Bisnis
Angkatan 2012/2013 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
yang Mengkonsumsi Produk Mie Instan merek Indomie), Jurnal
Administrasi Bisnis Vol 3, No 2: JULI
Engel, F. James, Blackwell D. Roger, dan Miniard W. Paul. 2010. Perilaku
Konsumen. Alih Bahasa Budiyanto. Binarupa Aksara, Jilid 1, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,
Diponegoro
Globalwebindex. 2018. Trends 18, The Trends to Know for 2018. Tersedia pada
https://cdn2.hubspot.net/hubfs/304927/Downloads/Trends-18.pdf.
(Diakses pada 30 Mei 2018).
Herlambang, Susatyo. 2004. Basic Marketing (Dasar-Dasar Pemasaran) Cara Mudah
Memahami Ilmu Pemasaran. Cet; Gosyen Publishing
Irianto, Agus. 2003. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya.
Jakarta: Kencana
Kotler, Philip dan Keller, Lane Kevin. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1, Edisi
13, Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip dan Keller, Lane Kevin. 2016. A Framework for Marketing
Management. Global Edition. Pearson Education Limited, 6th Edition
Kuncoro, Agus. 2010. Analysis Multivariat, Bandung: Penerbit Alfabeta
Lamb, Hair. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek. Edisi Pertama.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Mariaji, Wahyu dan Yuniati, Tri. (2014). Pengaruh Perilaku Konsumen
Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No.
8
131
Okta Nofri, Andi Hafifah

Notoatmodjo, Seokidjo. 2003. Pendidikan & Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta
Pasha, Muhammad Reksa. 2017. Kemudahan yang Didapat dari Belanja Online,
https://blog.syarq.com (diakses pada tgl 21 Mei 2017)
Paul.D. Leedy and Jeanne.E. Ormrod. 2005. Practical Research: Planning and
Design Research Edisi 8. Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall
Peter, Paul J. and Olson, C. Jerry. (2010). Consumer Behavior and Marketing
Strategy. Mcgraw-Hill/Irwin Series in Marketing, 9th Edition
Rafiz, Fadhil Mohammad. 2016. Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen
terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Daihatsu: Studi pada
Konsumen Kendaraan Daihatsu di PT. Jolo Abadi Authorized Daihatsu
Dealer Malang, Jurnal Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang,
Vol. 39 No. 2.
Rahman, M. A. (2017). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Masyarakat Memilih
Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Fityan Kabupaten Gowa. Al-Mashrafiyah
(Jurnal Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Syariah), 1(1).
Rahman, Muh. Akil. (2016, June). Pengaruh Penggunaan Media Sosial
Terhadap Keputusan Pembelian Lewat Internet di Kalangan Mahasiswa.
In Assets (Vol. 6, No. 1, pp. 103-115).
Schiffman, G. Leon, Kanuk L. Lazar. 2008. Perilaku Konsumen. Alih Bahasa :
Zoelkifli Kasip. Jakarta : PT. INDEKS
Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi
dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke-13, Jakarta
Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS untuk Penelitian, Yogyakarta
Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi kedua,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Wells and Gubar. 1966. Life Cycle Concept in Marketing Research. Journal of
Marketing. November
Widaryono, Agus. (2013). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
Bisnis (Yokyakarta: Ekonosia, 2005), Hal. 177-182

132

Anda mungkin juga menyukai